23
GANGGUAN KEPRIBADIAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Dosen Pengampu Ibu Rr.Sri Endang Pujiastuti,SKM, MKES Oleh Disusun Oleh 1. Ahmad Sholih P.17420108002 2. Pujiyanto P.17420108028 POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG

JiwaGangguan-Kepribadian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jiwa

Citation preview

Page 1: JiwaGangguan-Kepribadian

GANGGUAN KEPRIBADIANDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu Ibu Rr.Sri Endang Pujiastuti,SKM, MKES

Oleh

Disusun Oleh

1. Ahmad Sholih P.17420108002

2. Pujiyanto P.17420108028

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

2009

Page 2: JiwaGangguan-Kepribadian

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “GANGGUAN KEPRIBADIAN ” dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini

dengan baik.

2. Ibu Rr.Sri Endang Pujiastuti, SKM, MKES selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengajaran kepada kami.

3. Ibu Rr.Sri Endang Pujiastuti, SKM, MKES selaku koordinator mata kuliah

Keperawatan Jiwa

4. Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dorongan kepada kami baik

secara moral maupun material.

5. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, baik secara

langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam penyusunan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai terselesaikannya

makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang membangun demi kemajuan dan perbaikan untuk masa mendatang. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Semarang, November 2009

Penulis,

ii

Page 3: JiwaGangguan-Kepribadian

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………............ i

KATA PENGANTAR………………………………………………………….… ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………… 1

B. Tujuan…………………………………………………………………. 1

C. Rumusan masalah.…………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Gangguan Kepribadian……………………………………….. 2

B. Penyebab Munculnya Gangguan Kepribadian………………………..... 2

C. Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian……………………..... 3

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan................................................................................................ 11

B. Saran....................................................................... ................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

iii

Page 4: JiwaGangguan-Kepribadian

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada

topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara

umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan

kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara

umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan

tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada

situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat

evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai

“baik” atau “buruk” karena bersifat netral.

B. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu mendiskripsikan pengertian gangguan kepribadian

2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab gangguan kepribadian

3. Mahasiswa mengetahui macam-macam gangguan kepribadian dan pengobatannya

C. PERMASALAHAN

1. Apa itu pengertian gangguan kepribadian ?

2. Apa saja penyebab gangguan kepribadian?

3. Bagaimana klasifikasi gangguan kepribadian dan cara pemgobatannya ?

1

Page 5: JiwaGangguan-Kepribadian

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI GANGGUAN KEPRIBADIAN

Kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai

kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya; kepribadian

relatif stabil dan dapat diramalkan. Sedangkan gangguan kepribadian adalah suatu

varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian

besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat

menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subjektif maka

dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian (1997 : 242).

B. PENYEBAB MUNCULNYA GANGGUAN KEPRIBADIAN

1. Faktor Genetik

Saudara kembar satu telur dari penderita gangguan kepribadian jauh lebih

banyak yang menderita gangguan kepribadian dibanding dengan saudara kembar

dua telur. Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada

15.000 pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik,

angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi

dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu penelitian, tentang

penilaian multipel kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan waktu

luang, dan sikap sosial, kembar monozigotik yang dibesarkan terpisah adalah

kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.

2. Faktor Biologik

Faktor hormnal diduga mempunyai hubungan yang erat dengan gangguan

kepribadian, orang yang impulsif mempunyai kadar hormon testosteron yang

lebih tinggi.

3. Faktor Psikologik

Sigmund Freud menduga ciri kepribadian berhubungan erat dengan fiksasi pada

salah satu fase perkembangan sebelumnya. Misalnya, orang yang pasif dan

dependen mempunyai fiksasi pada fase oral. Selanjutnya, Wilhem Reich

mengemukakan bahwa gejala gangguan kepribadian sangat ditentukan oleh jenis

2

Page 6: JiwaGangguan-Kepribadian

mekanisme pembelaan ego yang dipergunakannya. Misalnya orang dengan

gangguan kepribadian paranoid menggunakan mekanisme pembelaan ego

proyeksi, orang dengan gangguan kepribadian kompulsif menggunakan

mekanisme pembelaan isolasi, dan orang dengan gangguan kepribadian historik

mengguanakan mekanisme pembelaan ego dissosiasi.

Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa 5 sampai 10% penduduk

dewasa menderita gangguan kepribadian. Jadi prevalensi gangguan kepribadian 5-

10 kali lebih tinggi dari prevalensi skizofrenia dan gangguan afektif berat, serta

hampir sama dengan prevalensi gangguan neurotik.

Prevalensi kejadian lebih sering terjadi pada masyarakat yang dipenjarakan

dan pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah. Biasanya gejala gangguan

kepribadian akan menetap, namun pada sebagian kecil kasus, akan mengalami

pengurangan gejala seiring bertambahnya usia. Orang dengan gangguan

kepribadian akan mudah mengalami beberapa kesulitan, seperti dalam hal

pekerjaan, penyesuaian diri dalam perkawinan, hubungan sosial, kecenderungan

penyalahgunaan obat/ zat, atau sering berurusan dengan petugas hukum.

4. Faktor temperamental

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin

berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Sebagai

contohnya, anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami

kepribadian menghindar.Disfungsi system saraf pusat pada masa anak-anak

berhubungan dengan tanda neurologist lunak dan paling sering ditemukan pada

gangguan kepribadian anti sosial dan ambang. Gangguan kepribadian tertentu

mungkin berasal dari kesesuaian parental yang buruk, yaitu ketidaksesuaian

antara temperamen dan cara membesarkan anak. Sebagai contohnya, seorang

anak yang pencemas dibesarkan oleh ibu yang tenang.

C. KLASIFIKASI DAN DISKRIPSI GANGGUAN KEPRIBADIAN

Menurut DSM-IV, gangguan kepribadian dikelompokkan menjadi :

A. Kelompok ATerdiri dari gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dan skizotipal. Orang dengan gangguan seperti ini seringkali tampak aneh dan eksentrik.

3

Page 7: JiwaGangguan-Kepribadian

1. Gangguan Kepribadian Paranoid

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan :

1. Kecurigaan yang bersifat pervasive bahwa dirinya sedang dicelakai,

dikhianati

2. Keraguan yang tidak berdasar terhadap kesetiaan teman-teman

3. Enggan mempercayai orang lain

4. Memberikan makna tersendiri terhadap berbagai tindakan orang lain yang

tidak mengandung maksud apapun

5. Mendendam atas berbagai hal yang dianggap sebagai kesalahan

6. Reaksi berupa kemarahan terhadap apa yang dianggapnya sebagai

serangan terhadap karakter atau reputasi.

Menurut teori psikodinamika, gangguan ini merupakan mekanisme

pertahanan ego proyeksi, orang tersebut melihat orang lain mempunyai motif

merusak dan negative. Ada kecenderungan untuk membanggakan dirinya sendiri

karena menganggap dirinya mampu berpikir secara rasional dan obyektif, padahal

sebenarnya tidak.

Menurut teori kognitif behavioral, orang dengan gangguan ini akan selalu

dalam keadaaan waspada, karena tidak mampu membedakan antara orang yang

membahayakan dan yang tidak.

1. Treatment

Psikoterapi – Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok,

karena itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasiendan

harus diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi

pasien.

Farmakoterapi–Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan

kecemasan. Pada sebagian besar kasus obat anti anxietas seperti diazepam

dapat digunakan.

2. Gangguan Kepribadian Skizoid

Orang dengan gangguan kepribadian schizoid ditandai dengan :

1. Kurang berminat ataau kurang menyukai hubungan dekat

2. Hampir secaraa eksklusif lebih menyukai kesendirian

4

Page 8: JiwaGangguan-Kepribadian

3. Kurangnya minat untuk berhubungan seksual

4. Kurang memiliki teman

5. Bersikap masa bodoh terhadap pujian atau kritik dari orang lain

6. Afek datar, ketidaklekatan emosional

1. Treatment

Psikoterapi – Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan

kepribadiaan schizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama,

namun suatu waktu, mereka akan ikut terlibat. Pasien harus dilindungi dari

serangan agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka

akan ketenangan. Dengan berjalaannya waktu, anggota kelompok menjadi

penting bagi pasien schizoid dan dapaat memberikan kontak sosial.

Farmakoterapi - Dengan antipsikotik dosis kecil, anti depresan dan

psikostimulan dapat digunakan dan efektif pada beberapa pasien.

3. Gangguan Kepribadian Skizotipal

Orang dengan gangguan skizotipal ditandai dengan :

1. Ideas of Reference (keyakinan bahwa berbagai kejadian memiliki makna yang

khusus dan tidak biasa bagi orang yang bersangkutan)

2. Keyakinan yang aneh atau pemikiran magis

3. Persepsi yang tidak biasa

4. Pola bicara yang aneh

5. Kecurigaan yang ekstrem

6. Afek yang tidak sesuai

7. Perilaku atau penampilan yang aneh

8. Kurang memiliki teman akrab

9. Rasa tidak nyamaan yang ekstrem

1. Treatment

Psikoterapi – Pikiran yang aneh dan ganjil pada pasien gangguan

kepribadian skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa

pasien terlibat dalam pemujaan, praktek religius yang aneh. Ahli terapi

tidak boleh menertawakan aktivitas tersebut atau mengadili kepercayaan

atau aktivitas mereka.

5

Page 9: JiwaGangguan-Kepribadian

B. Kelompok B

Terdiri dari gangguan kepribadiaan antisosial, ambang, histrionic dan narsistik.

Orang dengan gaangguan ini sering tampak dramatic, emosional, dan tidak

menentu.

1. Gangguan Kepribadian Antisosial

Orang dengan gangguan kepribadian antisocial ditandai :

1. Berulang kali melaanggar hokum

2. Menipu, berbohong

3. Impulsivitas

4. Mudah tersingguang dan agresif

5. Tidak memperdulikaan keselamatan diri sendiri daan orang lain

6. Tidak bertangguang jawab terhadap pekerjaan

7. Kurang memiliki rasa penyesaalaan

1. Treatment

Psikoterapi – Jika pasien merasa berada diantara teman-teman

sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa

menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong

diri sendiri akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam

menghilangkan gangguan. Tetapi ahli terapi harus menemukan suatu

cara untuk menghadapi perilaku merusak pada pasien. Dan untuk

mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus

mengagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan

dengan orang lain.

2. Gangguan Kepribadian Ambang

Orang dengan gangguan kepribadian ambang ditandai :

1. Berupaya keras untuk mencegah agar tidak diabaikan

2. Ketidakstabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal

3. Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil

4. Perilaku impulsive, termasuk sangat boros, perilaku seksual yang tidak

pantas

5. Perilaku bunuh diri dan mutilasi diri yang berulang

6

Page 10: JiwaGangguan-Kepribadian

6. Kelabilaan emosional yang ekstrem

7. Perasaan kosong yang kronis

8. Sangat sulit mengendalikan kemarahan.

1. Treatment

Psikoterapi – Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif

dibandingkan interpretasi bawah sadar secaraa mendalam. Terapi

perilaku digunakan pada pasiem gangguan kepribadian ambang untuk

mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk menurunkan

kepekaan terhadaap kritik dan penolakan. Latihan keterampilan social,

khususnya dengan video tape, membantu pasien untuk melihat

bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain, hal ini untuk

meningkatkan perilaku interpersonal mereka.

Farmakoterapi – Antipsikotik dapat digunakan untuk mengendalikan

kemarahan, permusuhan dan episode psikotik yang singkat.

Antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang sering

ditemukan pada pasien.

3. Gangguan Kepribadian Histrionik

Orang dengan gangguan kepribadian histrionik ditandai :

1. Kebutuhan besar untuk menjadi pusat perhatian

2. Perilaku tidak senonoh, secara seksual yang tidak pantas

3. Perubahan ekspresi emosi secara cepat

4. Memanfaatkan penampilan fisik untuk menarik perhatian orang lain pada

dirinya

5. Bicaranya sangat tidak tepat

6. Ekspresi emosional yang berlebihan

7. Sangat mudah sugesti

8. Menyalahartikan hubungan sebagai lebih intim dari yang sebenarnya

1. Treatment

Psikoterapi – Pasien dengan gaangguan kepribadian histrionic

seringkali tidak menyadari perasaan mereeka yang sesungguhnya.

7

Page 11: JiwaGangguan-Kepribadian

Psikoterapi berorientasi psikoanaliasis, baik dalam kelompok atau

individual.

Farmakoterapi – Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah

menjadi sasarannya, seperti penggunaan antidepresan untuk depresi

dan keluhan somatic, obat anti anxietas untuk kecemasan dan

antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.

4. Gangguan Kepribadian Narsistik

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik ditandai :

1. Pandangan yang dibesar-besarkan mengenai pentingnya diri sendiri

2. Terfokus pada kebersihan, kecerdasan dan kecantikan diri

3. Kebutuhan ekstrem untuk dipuja

4. Perasaan kuat bahwa mereka berhak mendapatkan segala sesuatu

5. Kecenderungan memanfaatkan orang lain

6. Iri pada orang lain

1. Treatment

Psikoterapi – Mengobati gangguan kepribadiaan naarsistik sukaar

karena pasien harus meninggalkaan narsismenya jika ingin

mendapatkan kemajuan.

Farmakoterapi – Lithium (eskalith) digunakaan pada pasien yang

memiliki pergeseran mood sebagai bagian dari gambaran klinis. Dan

karena rentan terhadap depresi, maka antidepresan juga dapat

digunakan.

C. Kelompok C

Terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesif kompulsif.

Orang dengan gangguaan ini sering tampak cemas dan ketakutan

1. Gangguan Kepribadian Menghindar

Orang dengan gangguan kepribadian menghindar ditandai :

1. Menghindari kontak interpersonal karena takut pada kritikan

2. Keengganan untuk menjalin hubungan dengan orang lain kecuali dirinya

pasti akan disukai

3. Membatasi diri dalam hubungan intim

8

Page 12: JiwaGangguan-Kepribadian

4. Penuh kekhawatiran akan dikritik

5. Merasa tidak adekuat

6. Merasa rendah diri

7. Keengganan ekstrem untuk mencoba hal-hal baru

1. Treatment

Psikoterapi – Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia

untuk melakukan apa yang dirasakan, mereka memiliki resiko tinggi

penghinaan, penolakan dan kegagalan. Hal tersebut dapat dihindari

jika terapi pasien ini berkumpul dengan sebuah kelompok karena dapat

membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka terhadap penolakan

pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih ketegasan adalah

bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk

mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk

meningkatkan harga diri mereka.

2. Gangguan Kepribadian Dependen

Orang dengan gangguan kepribadian dependen ditandai :

1. Sulit mengambil keputusan tanpa saran dari orang lain

2. Membutuhkan orang lain untuk mengambil tujuan atas sebagian aspek

kehidupannya yang utama

3. Sulit tidak menyetujui orang lain karena takut kehilangan dukungan

mereka

4. Sulit melakukan segala sesuatu sendiri karena kurangnya percaya diri

5. Melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan sebagai suatu cara untuk

mendapatkan persetujuan dan dukungan orang lain.

6. Merasa tidak berdaya bila sendirian karena kurangnya rasa percaya pada

kemampuannya untuk menangani segala sesuatu tanpa intervensi dari

orang lain

7. Berupaya untuk sesegera mungkin menjalin hubungan baru bila hubungan

yang dimilikinya saat ini berakhir

8. Dipenuhi ketakutan bila harus mengurus diri sendiri

9

Page 13: JiwaGangguan-Kepribadian

1. Treatment

Psikoterapi – Terapi yang digunakan yaitu melalui proses kognitif

behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih

ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Hal tersebut dapat

tercipta dengan pasien kita ajak untuk ikut bergabung dalam suatu

komunitas/ kelompok tertentu karena dapat membantu pasien mengerti

pentingnya komunikasi dalam setiap memutuskan masalah maupun

untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk

meningkatkan harga diri mereka.

Farmakoterapi – Benzodiazepine dan obat serotonergik dapat berguna.

3. Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif ditandai :

1. Terfokus secara berlebihan pada aturan dan detail sehingga poin utama

suatu aktivitas terabaikan

2. Perfeksionis ekstrem hingga ke tingkat yang membuat berbagai proyek

jarang terselesaikan

3. Pengabdiaan berlebihan padaa pekerjaan hingga mengabaikaan

kesenangan dan persahabatan

4. Tidak fleksibel

5. Sulit membuang benda-benda yang tidak berarti

6. Kikir dan keras kepala

1. Treatment

Psikoterapi – Pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif

seringkali tahu bahwaa mereka sakit dan mencari pengobatan ataas

kemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu

mengarahkan, sangat dihargai oleh pasien gangguan ini.

10

Page 14: JiwaGangguan-Kepribadian

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka dapat dismpulkan bahwa siapa saja berpotensi untuk

mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja

disebabkan oleh faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh faktor

temperamental, faktor biologis (hormon, neurotransmitter dan elektrofisiologi), dan

faktor psikoanalitik (yaitu adanya fiksasi pada salah satu tahap di masa

perkembangan psikoseksual dan juga tergantung dari mekanisme pertahanan ego

orang yang bersangkutan).

Dalam DSM-IV, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok dan

masing-masing kelompok terdapat beberapa gangguan kepribadian dengan

karakteristik yang khas dan berbeda-beda satu sama lain. Hampir semua gangguan

kepribadian dapat disembuhkan baik melalui psikoterapi (terapi kejiwaan) maupun

farmakoterapi (terapi obat-obatan), dengan teknik penyembuhan yang berbeda-beda

untuk masing-masing gangguan kepribadian.

B. SARAN

1. Untuk mencegah menderita gangguan kepribadian, hal yang perlu diperhatikan

adalah dari segi tumbuh kembang seseorang. Sebaiknya setiap orang mampu

menjalani masa-masa tumbuh kembangnya dari sejak lahir sampai usia 6 tahun,

karena misalnya jika seorang anak terfiksasi atau mendapatkan larangan-larangan

dari orang tuanya semasa fase perkembangan sebelumnya, maka oaring tersebut

cenderung pasif, karena mempunyai fiksasi oral.

2. Faktor temperamental pada masa anak-anak, dapat berhubungan dengan

gangguan kepribadian pada masa dewasa. Misalnya seorang anak yang pencemas

dibesarkan oleh ibu yang tenang. Jadi, lebih baik dalam mendidik anak, peran

orang tua adalah dengan banyak komunikasi dengan anaknya sehingga terjalin

hubungan baik dari factor temperamental anak yang dapat disesuaikan sesuai

usianya dan perkembangan anak menurut fasenya dapat terpenuhi.

11

Page 15: JiwaGangguan-Kepribadian

DAFTAR PUSTAKA

Http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/gangguan-

kepribadian.Diakses pada tanggal 23 November 2009.

Http://wangmuba.com/2009/02/23/definisi-dan-penyebab-munculnya-gangguan-

kepribadian-personality-disorder/.Diakses pada tanggal 23 November 2009.

Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri

Klinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,

Yogyakarta.

12