13
Job Safety Analysis (JSA) Hebbie Ilma Adzim | Minggu, Oktober 26, 2014 | Form dan Laporan K3 Job Safety Analysis (JSA) atau dikenal juga dengan Job Hazard Analysis merupakan upaya untuk mempelajari/menganalisa dan serta pencatatan tiap-tiap urutan langkah kerja suatu pekerjaan, dilanjutkan dengan identifikasi potensi-potensi bahaya di dalamnya kenudian diselesaikan dengan menentukan upaya terbaik untuk mengurangi ataupun menghilangkan/mengendalikan bahaya- bahaya pada pekerjaan yang dianalisa tersebut. Dengan menyusun/menerbitkan dan mensosialisasikan Job Safety Analysis pada tenaga kerja merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja . Langkah-langkah dalam menyusun JSA (Job Safety Analysis) antara lain : 1. Menentuan Jenis Pekerjaan Pekerjaan yang memiliki riwayat kecelakaan kerja paling parah ataupun sering merupakan prioritas utama untuk dianalisa keselamatannya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pekerjaan yang akan dianalisa ialah sebagai berikut : o Tingkat keseringan kecelakaan kerja. o Tingkat kecelakaan yang menyebabkan cacat. o Potensi keparahan kecelakaan kerja. o Pekerjaan yang bersifat baru. o Pekerjaan yang memiliki riwayat hampir celaka (nearmiss). 2. Merinci urutan-urutan / langkah-langkah pekerjaan dari awal dimulai pekerjaan sampai dengan selesainya pekerjaan. 3. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja terhadap tiap-tiap urutan kerja yang dilakukan. 4. Menentukan langkah pengendalian terhadap bahaya-bahaya tiap urutan kerja yang dilakukan.

Job Safetyy Analysis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdfghjkl

Citation preview

Page 1: Job Safetyy Analysis

Job Safety Analysis (JSA) Hebbie Ilma Adzim | Minggu, Oktober 26, 2014 | Form dan Laporan K3

Job Safety Analysis (JSA) atau dikenal juga dengan Job Hazard Analysis merupakan upaya untuk mempelajari/menganalisa dan serta pencatatan tiap-tiap urutan langkah kerja suatu pekerjaan, dilanjutkan dengan identifikasi potensi-potensi bahaya di dalamnya kenudian diselesaikan dengan menentukan upaya terbaik untuk mengurangi ataupun menghilangkan/mengendalikan bahaya-bahaya pada pekerjaan yang dianalisa tersebut.

Dengan menyusun/menerbitkan dan mensosialisasikan Job Safety Analysis pada tenaga kerja merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja.

Langkah-langkah dalam menyusun JSA (Job Safety Analysis) antara lain :

1. Menentuan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan yang memiliki riwayat kecelakaan kerja paling parah ataupun sering merupakan prioritas utama untuk dianalisa keselamatannya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pekerjaan yang akan dianalisa ialah sebagai berikut :

o Tingkat keseringan kecelakaan kerja.o Tingkat kecelakaan yang menyebabkan cacat.o Potensi keparahan kecelakaan kerja.o Pekerjaan yang bersifat baru.o Pekerjaan yang memiliki riwayat hampir celaka (nearmiss).

2. Merinci urutan-urutan / langkah-langkah pekerjaan dari awal dimulai pekerjaan sampai dengan selesainya pekerjaan.

3. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja terhadap tiap-tiap urutan kerja yang dilakukan.

4. Menentukan langkah pengendalian terhadap bahaya-bahaya tiap urutan kerja yang dilakukan.

JSA dibuat dengan beberapa langkah kerja, yaitu:

1. Identifikasi semua pekerjaan2. Identifikasi pekerjaan kritis (risiko tinggi)3. Bagi pekerjaan menjadi beberapa langkah kerja4. Identifikasi bahaya pada setiap langkah5. Menetapkan sistem kendali untuk setiap bahaya

Metode yang dapat digunakan dalam membuat JSA ada 2 cara, yaitu: metode observasi & diskusi, dan metode diskusi.

Metode observasi & diskusi

Page 2: Job Safetyy Analysis

Metode ini dilakukan dengan mengambil karyawan yang mempunyai pengalaman untuk melakukan pekerjaan yang akan dibuat JSA, catat urutan langkah kerja dan identifikasi setiap potensi bahaya yang mungkin timbul pada pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Lakukan pekerjaan yang sama dengan karyawan yang berbeda, hal ini untuk mengidentifikasi apakah ada cara kerja yang berbeda dan potensi bahaya yang baru.Setelah kegiatan observasi telah dilakukan, maka lakukan diskusi dengan tim dan karyawan tersebut untuk membahas mengenai pengendalian yang akan diambil dari setiap bahaya yang ditemukan.

Metode diskusiMetode diskusi dilakukan jika metode observasi tidak dapat dilakukan, misalnya pekerjaan baru, peralatan baru, ataupun pekerjaan dilakukan pada area terpencil sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengamatan. Metode ini dilakukan dengan melakukan diskusi bersama karyawan yang mempunyai pengalaman ataupun orang yang ahli dalam pekerjaan tersebut seperti vendor unit atau peralatan.

Bagaimana format JSA yang benarBegitu banyak format JSA yang dikembangkan oleh masing-masing perusahaan, namun pada dasarnya format JSA hanya terdiri dari 3 (tiga) kolom yaitu kolom urutan langkah pekerjaan, kolom bahaya yang mungkin timbul, dan kolom pengendalian bahaya.

contoh form JSA

Dalam pekerjaan JSA akan digunakan oleh level pekerja (bukan pengawas), sehingga dalam pembuatan JSA diharapkan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dapat langsung diterapkan.

Setelah JSA dibuat, sosialisasi kepada pekerja sangat diharuskan agar semua pekerja memahami isi dari JSA dan tidak memiliki pemahaman ganda (ambigu). Selalu ingatkan kepada pekerja, apabila langkah-langkah dalam JSA tidak dapat dilakukan maka pekerja wajib melaporkan ke pengawas.

Page 3: Job Safetyy Analysis

adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3Pengendalian Teknis (Engineering Control)EliminasiSubstitusiIsolasiPerubahan ProsesVentilasiPengendalian AdministratifPengurangan waktu kerjaRotasi, MutasiAlat Pelindung Diri

METODE PENENTUAN APDMelalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakaiTelaah data-data kecelakaan dan penyakitBelajar dari pengalaman industri sejenis lainnyaBila ada perubahan proses, mesin, dan materialPeraturan perundangan

APA KRITERIA APD?Proses penggunaan APD harus memenuhi kriteria:Hazard telah diidentifikasi.APD yang dipakai sesuai dengan hazard yang dituju.Adanya bukti bahwa APD dipatuhi penggunaannya.

DASAR HUKUM1. Undang-undang No.1 tahun 1970.a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk memberikan APDb. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982

Page 4: Job Safetyy Analysis

Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja4. Permenakertrans  No.Per.03/Men/1986Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan

Jenis-jenis APD dan PenggunaannyaA.P. KepalaA.P. Muka dan MataA.P. TelingaA.P. PernafasanA.P. TanganA.P. KakiPakaian PelindungSafety Belt

APD untuk tugas khususAlat Pelindung KepalaTopi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet): Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.Tutup Kepala: Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas/dinginHats/cap: Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin berputar

TOPI PENGAMANUntuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik yang terbatas.Tahan terhadap tegangan listrik tinggi.Tanpa perlindungan terhadap tenaga listrik,biasanya terbuat dari logamYang digunakan untuk pemadam kebakaran.

PENGUJIAN MEKANIKDengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1m, topi tidak boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam dibagian puncak ; 4-5 cm.Tidak menyerap air dengan direndam dalam air selama 24 jam. Air yang diserap kurang 5% beratnyaTahan terhadap api

PENGUJIAN DAYA TAHAN TERHADAP APITopi dibakar selama 10 detik dengan pembakar Bunsen atau propan, dengan nyala api bergaris tengah 1 cm. Api harus padam setelah 5 detik.

Pengujian listrikTahan terhadap listrik tegangan tinggi diuji dengan mengalirkan arus bolak-balik 20.000 volt dengan frekuensi 60 Hz, selama 3 menit,kebocoran arus harus lebih kecil dari 9 mA.Tahan terhadap listrik tegangan rendah, diuji dengan mengalirkan arus bolak-balik 2200 volt dengan frekuensi 60 Hz selama 1 menit kebocoran arus harus kurang dari 9mA

Page 5: Job Safetyy Analysis

Manfaat Topi/TudungUntuk melindungi kepala:Dari zat-zat kimia berbahayaDari Iklim yang berubah-ubahDari bahaya api dll

APD RESPIRATOR dan KACAMATAMudah dikenakan.Cocok untuk kasus berisiko kecil dan menengah.

ALAT PELINDUNG MUKA DAN MATA ( FACE SHIELD )Fungsi: Melindungi muka dan mata dari:Lemparan benda – benda kecil.Lemparan benda-benda panas.Pengaruh cahaya.Pengaruh radiasi tertentu.

BAHAN PEMBUAT ALAT PELINDUNG MUKA DAN MATAGelas/kaca biasa/Plastik.Gelas yang ditempa secara panas.Bila pecah tak menimbulkan bagian-bagian yang tajam.Gelas dengan laminasi aluminium dan lain-lain.Yang terbaik adalah jenis gelas yg ditempa secara panas karena bila pecah tak menimbulkan bagian-bagian yang tajam .Bila dipasang frame tak mudah lepas.Dari plastik ada beberapa jenis tergantung dari bahan dasarnya seperti: selulosa asetat, akrilik, poli karbonat dll

SYARAT OPTIS TERTENTULensa tidak boleh mempunyai efek distorsi/ efek prisma lebih dari 1/16 prisma dioptri; artinya perbedaan refraksi,harus lebih kecil dari 1/16 dioptri.Alat pelindung mata terhadap radiasi : Prinsipnya kacamata yang hanya tahan terhadap panjang gelombang tertentu;Standar Amerika, ada 16 jenis kaca dengan sifat-sifat tertentu

Integrasi APDAlat pelindung kepala ini dapat dilengkapi dengan alat pelindung diri lainnya seperti:Kacamata / goggles.Penutup muka.Penutup telinga.Respirator dan lain-lain.

Alat Pelindung TelingaSumbat telinga (ear plug): Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dBTutup telinga ( ear muff ): Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB

ALAT PELINDUNG TELINGA(ear protector)Sumbat TelingaSumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja,sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu.

Page 6: Job Safetyy Analysis

Kelemahan: tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai, kadang-kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiriBahan sumbat telingaKaret, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas.Yang disenangi adalah jenis karet dan plastic lunak,karena bisa menyusaikan bentuk dengan lobang telinga.Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dBAda kebocoran dapat mengurangi atenuasi + 15 dBDari lilin  :– bisa lilin murni– dilapisi kertas– kapasKelemahan:Kurang nyamanLekas kotor.Dari kapas: daya atenuasi paling kecil antara 2 – 12 dB.

Tutup TelingaAda beberapa jenisAtenuasinya:  pada frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB)Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

FUNGSI & JENIS alat pelindung pernafasanMemberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti:kekurangan oksigenpencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)pencemaran oleh gas atau uapAlat Pelindung TanganAlat Pelindung KakiPada industri ringan/ tempat kerja biasaCukup dengan sepatu yang baikSepatu pelindung ( safety shoes)Dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik atau plastikUntuk mencegah tergelincirDipakai sol anti slipUntuk mencegah tusukanDipakai sol dari logamTerhadap bahaya listrikSepatu seluruhnya harus di jahit atau  direkat tak boleh memakai paku.

Safety BeltBerguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada  pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.JenisPenggantung unifilarPenggantung berbentuk U

Page 7: Job Safetyy Analysis

Gabungan penggantung unifilar dan bentuk UPenunjang dada (chest harness)Penunjang dada dan punggung (chest waist harness)Penunjang seluruh tubuh (full body harness)

SETELAH APD DIPAKAI, APAKAH?APD yang dipakai sesuai standar?APD memberikan perlindungan?APD sesuai dengan tugas yang dikerjakan?APD nyaman dipakai terus menerus?

MANAJEMEN  APDAPD dibutuhkan untuk membatasi hazard lingkunganJangan membeli APD sekedar hanya memiliki jenis APDAdanya hazard awareness dan pelatihanAdanya SOP penggunaan APDAPD yang dibeli telah melalui seleksi kebutuhan jenis pekerjaanPERKEMBANGAN APDTeknologi APD berkembang pesat pada APD terhadap bahaya fisik dan kimia.Namun kurang berkembang pada APD terhadap bahaya biologi.Kelemahan penggunaan APDKemampuan perlindungan yang tak sempurna karena (memakai APD yang kurang tepat,cara pemakaian APD yang salah, APD tak memenuhi persyaratan standar)APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan penyerap (cartridge).APD dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.Mengapa APD sering tidak dipakaiRendahnya kesadaran pekerja terhadap Keselamatan kerjaDianggap mengurangi feminitasTerbatasnya faktor stimulan pimpinanKarena tidak enak /kurang nyaman.

Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan

saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui  Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :

         Safety Helmet

Page 8: Job Safetyy Analysis

Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

         Sabuk Keselamatan (safety belt)Sabuk Keselamatan (safety belt) berfungsi sebagai alat pengaman

ketika menggunakan alat  transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain).

         Sepatu Pelindung (safety shoes)Sepatu karet (sepatu boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat

bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya..

          Sarung TanganSarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat

bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

         Tali Pengaman (Safety Harness)Tali pengaman (safety harness) berfungsi sebagai pengaman saat

bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

         Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)Penutup telinga (ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung

telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

         Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)Kaca mata pengaman (safety glasses) berfungsi sebagai pelindung

mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

         Masker (Respirator)

Page 9: Job Safetyy Analysis

Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

         Pelindung wajah (Face Shield)Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah dari

percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)

         Jas Hujan (Rain Coat)Jas hujan (rain coat) berfungsi melindungi dari percikan air saat

bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan). APD harus digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai, memastikan APD yang dugunakan aman untuk keselamatan pekerja, selain itu APD juga harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

Job Safety Analysis ( JSA ) Job Safety Analysis (JSA) atau dalam bahasa Indonesianya kita artikan sebagai analisa keselamatan kerja, merupakan satu bentuk dokumentasi dari sebuah pekerjaan, dimana tujuan dari pembuatannya sendiri adalah sebagai tindakan preventive atau pencegahan dini terhadap terjadinya kecelakaan.Caranya?Caranya adalah dengan mengetahui, mengenali dan mencegah faktor-faktor yang bisa menjadi sumber terjadinya kecelakaan. selain itu, penggunaan JSA juga merupakan sebuah media komunikasi antara pihak perencana, pelaksana dan tentunya pengawas keselamatan.

Apa isi dari JSA?

Baiklah, dalam artikel ini saya menyertakan contoh JSA yang mungkin dapat membatu anda memahami apa itu JSA. tetapi sebagai catatan, di artikel ini anda tidak akan mendapatkan penjelasan mendetail tentang apa itu JSA? tetapi paling tidak anda bisa mengetahui apa point utama yang terdapat pada sebuah JSA. ingat, JSA tidak sama dengan Metode kerja ataupun IZIN KERJA.Kita mulai dari poin pertama. Sebuah JSA, berisi tentang langkah-langkah sebuah pekerjaan tetapi tidak mendetail. langkah-langkah yang dimaksud adalah garis besar dari langkah-langkah kerja.Kedua, dalam JSA terdapat analisa mengenai potensi bahaya yang mungkin timbul dari masing-masing item pekerjaan.

Page 10: Job Safetyy Analysis

Ketiga, dalam JSA terdapat analisa mengenai potensi resiko yang mungkin terjadi dari hasil analisa potensi bahaya yang ada.Keempat, dalam JSA terdapat sistim penilaian tingkat resiko dengan menggunakan angka ataupun levelisasi yang kemudian akan menentukan urgensitas dari pengendalian resiko yang akan dilakukan.Kelima, seperti yang tertera pada point empat, pada JSA terdapat pengendalian yang harus dilakukan sehubungan dengan resiko yang ditemukan. dan terakhir, dalam sebuah JSA harus memiliki persetujuan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab. misalnya site manager, safety manager dll.Pada dasarnya setiap pekerjaan harus memiliki JSA sebelum pelaksanaan dilakukan.sekian dulu pembahasan tentang Job Safety Analysis. semoga point point diatas dapat anda kembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan.sebagai catatan, yang terpenting JSA adalah bahwa semua prosedur yang telah dibuat dilaksanakan dengan tingkat toleransi seminimal mungkin. sehingga upaya keselamatan dan efisiensi kerja dapat terwujud sesuai dengan yang di inginkan. sekian

Salam Keselamatan

17. Sebutkan penggunaan JSA(minimal 3 ) ?

1. Sebagai bahan untuk orientasi karyawan baru / penugasan baru2. Sebagai bahan untuk membuat intruksi kerja 3. Sebagai bahan untuk observasi tugas yang terencana4. Sebagai bahan safety talk5. Sebagai bahan acuan dalam melakukan penyeludikan kecelakaan