Upload
oweyayu
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN MALARIA
DI KECAMATAN LANGSA KOTA KOTA LANGSA TAHUN 2013
A. Latar Belakang
Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang paling mematikan di
dunia yang disebabkan oleh plasmodium dimana penularannya diperantai oleh
vektor yaitu nyamuk anopheles betina. Infeksi oleh nyamuk anaopheles ini telah
dikenal manusia berabad yang lalu, seperti dituliskan di buku kedokteran Asiria,
Cina dan India. Pengetahuan terhadap malaria yang tergolong penting yaitu batas
penyebaran penyakit yang luas mencapai 64°LU (RuBia) dan 32°LS (Argentina)
dengan ketinggian wilayah 400 meter dibawah permukaan laut (Laut mati dan
Kenya) dan 2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia). Spesies nyamuk
anopheles yang mampu menularkan plasmodium penyebab penyakit malaria di
Indonesia berdasarkan survai unit kerja SPP (serangga penular penyakit)
diperkirakan mencapai 20 spesies yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari
46 species yang ada. Penderita malaria yang tinggal di daerah dengan angka
penularan malaria tinggi, dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium
(mixed infection) seperti campuran plasmodium falcifarum dengan plasmodium
vivax atau plasmodium malariae (Hiswani, 2004).
Infeksi malaria oleh plasmodium di seluruh dunia sampai dengan tahun
2006 menurut survey yang dilakukan Malaria Control Programmes (NMCPs)
diperkirakan mencapai 247 juta kasus dengan angka kematian hampir mencapai 1
juta setiap tahun terutama dialami anak usia di bawah lima tahun. Survey
melaporkan pula negara endemis malaria di seluruh dunia sampai dengan tahun
1
2
2008 diestimasi sekitar 109 negara dan sebagian besar atau 45 negara terdapat di
Afrika. Hal ini menyebabkan 80% atau 212 juta kasus malaria di dunia ditemukan
di benua tersebut sedangkan selebihnya terjadi di luar Afrika yang menyebar di
beberapa negara endemis malaria lainnya dengan bagian terbesar didapati di
negara India, Sudan, Myanmar, Bangladesh, Indonesia, Papua New Guinea dan
Pakistan (WHO, 2010).
Indonesia yang merupakan negara endemis seperti halnya Afrika
berdasarkan laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI),
kasus malaria sampai dengan tahun 2009 terjadi di hampir 80% atau 396
kabupaten di Indonesia yang tergolong wilayah endemis malaria. Tinggi
rendahnya kasus malaria dapat dilihat dari Annual Parasite Incidence (API) dan
Annual Malaria Incidence (AMI) yang dimiliki sebuah daerah. API merupakan
ukuran yang dipakai untuk kasus malaria di daerah Jawa dan Bali serta AMI untuk
untuk daerah di luar Jawa dan Bali. AMI tertinggi di Indonesia terdapat di Papua
Barat sebesar 346,04 per 100 penduduk, diikuti oleh Papua sebesar 176,84 per 100
penduduk dan Maluku sebesar 92,04 per 1000 penduduk. Sedangkan untuk API
tertinggi dimiliki oleh daerah Bali sebesar 0,42 per 1000 penduduk, Jawa Barat
sebesar 0,37 per 1000 penduduk dan Jawa Timur sebesar 0,18 per 1000 penduduk.
Secara keseluruhan API dan AMI di Indonesia telah menunjukkan penurunan dari
tahun 2000. API Indonesia tahun 2000 yaitu 0,81 per 1000 penduduk dan AMI
sebesar 31,09 per 1000 penduduk. Sedangkan API sampai dengan tahun 2007
sebesar 0,16 per 1000 penduduk dan AMI sebesar 19,67 per 1000 penduduk
(DepKes RI, 2011).
3
Pemerintah Aceh yang terdiri dari 23 kabupaten dan kota, termasuk dalam
5 besar sebagai provinsi dengan AMI tertinggi di Indonesia yaitu 12,57 per 1.000
penduduk (55.616 kasus pada tahun 2007). Kabupaten yang tergolong memiliki
kasus malaria tinggi terdiri atas 5 Kabupaten meliputi Pidie dengan malaria positif
sebanyak 1.401 kasus, Aceh Besar sebanyak 998 kasus, Aceh Barat sebanyak 659
kasus, Aceh Timur sebanyak 634 kasus dan Aceh Jaya sebanyak 465 kasus
(DinKes Aceh, 2011).
Penyebab tingginya kejadian suatu penyakit yang mengganggu kesehatan
seperti malaria, terdiri atas banyak aspek diantaranya yaitu rendahnya kesadaran
masyarakat untuk menerapkan perilaku pencegahan. Perilaku yang dapat
mengurangi insiden malaria di suatu daerah meliputi penggunaan kelambu tidur,
menggunakan baju tebal, menyemprotkan obat nyamuk spray di dalam rumah,
menghindari berada di luar rumah pada waktu puncak nyamuk mencari makan
seperti petang dan subuh atau mengoleskan obat nyamuk bila harus beraktifitas
pada waktu tersebut dan sebagainya (WHO, 2010).
Pencegahan terhadap peningkatan insiden malaria di wilayah Kota Langsa
telah dilakukan oleh petugas kesehatan setempat meliputi pemberian informasi
mengenai berbagai hal tentang penyakit malaria. Namun kemampuan masyarakat
untuk menerapkan tindakan yang dianjurkan dan hambatan yang menjadi
penghalang pelaksanaan tindakan tersebut belum mendapat intervensi yang sesuai
dimana merupakan bahagian penting dari promosi kesehatan yang tidak hanya
berupa pemberian pendidikan namun sejauhmana kemampuan masyarakat
menerapkan perilaku promosi kesehatan.
4
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan
Sungailiat Kabupaten Bangka terhadap 90 orang ibu rumah tangga yang menjadi
responden, dimana sebagian besar masayarakat belum menerapkan perilaku
promosi kesehatan yang benar untuk mencegah penyakit malaria. Keluarga yang
anggotanya mengalami malaria sebagian besar (60%) karena tidak membatasi
kontak dengan nyamuk yaitu melakukan aktifitas pada waktu puncak nyamuk
menghisap darah dan 52% memiliki sikap negatif terhadap pencegahan malaria
(Yahya dkk, 2005).
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku promosi kesehatan masyarakat terhadap pencegahan malaria di
Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa Tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu insiden malaria masih tinggi
setiap tahunnya di Langsa Kota Kecamatan Kota Langsa, akan tetapi tidak
diketahui secara pasti tindakan yang telah dilakukan masyarakat untuk mencegah
malaria sehingga perlu diteliti faktor apa yang berhubungan dengan perilaku
promosi kesehatan masyarakat terhadap pencegahan malaria di Kecamatan Langsa
Kota Kota Langsa Tahun 2013.
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku promosi kesehatan masyarakat terhadap pencegahan malaria di
Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana gambaran umur ibu di Kecamatan Langsa Kota Kota
Langsa.
b. Mengetahui bagaimana gambaran motivasi ibu di Kecamatan Langsa Kota
Kota Langsa.
c. Mengetahui bagaimana pendidikan ibu di Kecamatan Langsa Kota Kota
Langsa.
d. Mengetahui bagaimana sosial ekonomi keluarga di Kecamatan Langsa Kota
Kota Langsa.
e. Mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang pencegahan
malaria di Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa.
f. Mengetahui bagaimana hubungan umur ibu terhadap pencegahan malaria di
Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa.
g. Mengetahui bagaimana hubungan motivasi ibu terhadap pencegahan malaria
di Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa.
h. Mengetahui bagaimana hubungan pendidikan ibu terhadap pencegahan
malaria di Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa.
i. Mengetahui bagaimana hubungan sosial ekonomi keluarga terhadap
pencegahan malaria di Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa a.
6
j. Mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan ibu terhadap pencegahan
malaria di Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
Masukan dalam memberikan asuhan keperawatan untuk masyarakat agar
berupaya seoptimal mungkin menerapkan perilaku promosi kesehatan guna
mencegah penyakit malaria.
2. Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dan masukan dalam
pengembangan pendidikan keperawatan di masa yang akan datang, khususnya
asuhan keperawatan komunitas dalam mengupayakan penerapan perilaku
promosi kesehatan pada masyarakat terhadap pencegahan malaria.
3. Dinas Kesehatan
Informasi tambahan bagi Dinas Kesehatan terkait untuk menyusun langkah-
langkah konkrit sebagai upaya meningkatkan penerapan perilaku promosi
kesehatan terhadap pencegahan malaria.
4. Keluarga / Masyarakat
Masukan bagi masyarakat guna melakukan upaya mencegah malaria.
5. Peneliti Keperawatan
Dasar untuk penelitian lanjutan terhadap penerapan perilaku promosi kesehatan
oleh masyarakat terhadap pencegahan malaria.
7
E. Kerangka Konsep
Variabel Indenpenden Variabel Dependen
Faktor-faktor personal :Biologi
Psikologi :
Sosiokultural :
Keadaan terdahulu terkait dengan perilaku:
Pengetahuan ibu
Pengalaman sebelumnya Ketrampilan dalam melaksanakan
tindakan promosi kesehatan
Pendidikan ibuSosial ekonomi keluarga
Etnik Ras Kemampuan menyesuaikan diri
Umur ibu
KekuatanKapasitas aerobikStatus menopauseStatus pubertasKeseimbangan
Motivasi ibu
Rasa percaya diri Kemampuan personal Kesadaran terhadap status kesehatan Definisi kesehatan
Pencegahan malaria
: Area penelitian
: Tidak diteliti
Keterangan :
8
F. Hipotesa Penelitian
Dari kerangka kerja yang penulis uraikan diatas maka rumusan hipotesa
yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Ha : Ada hubungan faktor umur ibu terhadap pencegahan malaria.
2. Ha : Ada hubungan faktor motivasi ibu terhadap pencegahan malaria.
3. Ha : Ada hubungan faktor pendidikan ibu terhadap pencegahan
malaria.
4. Ha : Ada hubungan faktor sosial ekonomi keluarga terhadap
pencegahan malaria.
5. Ha : Ada hubungan faktor pengetahuan ibu terhadap pencegahan
malaria.
A. Metodelogi Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif
yaitu untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku promosi kesehatan masyarakat terhadap pencegahan malaria di
Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa Tahun 2013.
2. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini seluruh penduduk di Kecamatan Langsa
Kota Kota Langsa Tahun 2013.
2. Sampel
9
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Dahlan (2008,
p.62). Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
consecutive sampling. Consecutive sampling adalah cara pengambilan
sampel nonprobability sampling yang mendekati probabilitas sampling,
dimana seluruh sampel yang dianggap mewakili kriteria yang telah
ditentukan diambil sebagai sampel (Dahlan, 2009, p.130).
10
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R & Tomey, A.M. (2002). Nursing Theorists and Their Work. Missouri : Mosby.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Penelitian, ed.revisi v, Jakarta : Rineka Cipta.
Dahlan, M.S. (2008). Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Sagung Seto.
--------------. (2009). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
DinKes Provinsi Aceh. (2011). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2010. Banda Aceh : DinKes Provinsi Aceh.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. (2004). Fundamentals of nursing:Concepts, process and practice. New Jersey : Pearson Education.
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
WHO (2006). Global malaria programme. Dikutip tanggal 23 April 2013, dari http://www.who.int/entity/en/
------. (2010). World malaria report 2008. Dikutip tanggal 24 April 2013, dari http://www.who.int/entity/en/