21

Click here to load reader

JUDULPTK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JUDULPTK

JUDUL : PENERAPAN STRATEGI PAIKEM DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN ILMU TAJWID(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII G SMPN 1 Lembang Semester 2 Tahun Pelajaran 2008-2009)

1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi dalam era globalisasi membawa pengaruh perubahan yang signifikan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang, baik pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh yang positif tentu membawa manfaat bagi kemaslahatan umat, namun tidak semuanya membawa pengaruh positif akan tetapi akibat negatif sering kali muncul dan mempengaruhi akhaq generasi muda. Dunia pendidikan mempunyai tantangan yang sangat berat karena dituntut untuk dapat melahirkan manusia-manusia yang tidak hanya mampu menguasai tekhnologi dan informasi agar dapat bersaing di dunia internasional akan tetapi juga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, berbudi pekerti yang luhur sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003.“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu bagian dari materi pendidikan mempunyai tanggungjawab untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan Nasional tersebut. Sebagai bagian dari mata pelajaran di sekolah, pendidikan agama Islam seringkali mengalami kendala diantaranya keberadaan mata pelajaran agama Islam tidak mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu yang hanya 3 jam pelajaran perminggu bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang mempunyai alokasi waktu lebih banyak. Di sisi lain minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama diakui sangat minim mereka lebih suka dengan mata pelajaran berbasis tekhnologi dan informasi. Hal ini terjadi karena salah satu kelemahan pendidikan agama Islam adalah menerapkan metode atau strategi dalam proses pembelajaran, harus diakui bahwa pendidikan agama Islam pada saat ini diselimuti oleh awan mendung dan berbagai problematika yang belum terurai. Armai Arif (Jakarta, 2002) mengatakan bahwa persoalan-persoalan selalu menyelimuti dunia pendidikan sampai saat ini adalah seputar tujuan dan hasil yang tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat, metode pembelajaran yang statis dan kaku, sikap dan mental pendidik yang dirasa kurang mendukung proses, dan materi pembelajaran yang tidak progresif.

Towaf (1996) juga mengamati adanya kelemahan-kelemahan pendekatan yang digunakan. Ia mengatakan bahwa pendekatan yang digunakan masih cenderung normatif. Kurang kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang biasa dipakai untuk pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.

Amin Abdullah, seorang fakar keislaman menyoroti kegiatan pendidikan agama yang selama ini berlangsung di sekolah. Ia mengatakan bahwa pendidikan agama kurang consern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara ,media dan forum.

Page 2: JUDULPTK

Pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi tekstual yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan.

Dari berbagai pendapat tersebut, jelas bahwa metode atau strategi pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Bahkan Ismail (2008) mengatakan bahwa metode sebagai seni dalam mentrasfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dari materi itu sendiri. Sebuah adagium mengatakan bahwa “At-Thariqat Ahamm min al-Maddah” (metode jauh lebih penting dibanding materi). Ini adalah sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yng cukup menarik, karena disampaikan dengan cara yag kurang menarik maka materi itu kurang dapat dicerna oleh siswa.

Al-qur’an sebagai sumber hukum Islam telah memrintahkan untuk memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran, seperti yang terdapat dalam surh an-Nahl : 125.“Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

dalam surah Ali-Imran ayat 156 Allah berfirman :“Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini . Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertaqwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya”.

Selama ini, metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Seperti halnya pada materi ilmu tajwid dari masa kemasa selalu menggunakan cara-cara lama dengan ceramah dan membaca al-Qur’an sehingga cara-cara seperti itu diakui atau tidak, membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar agama.

Oleh karenanya secara umum seluruh praktisi pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam perlu melakukan inovasi, kreatifitas sehingga tujuan pendidikan Islam dapat tercapai. Strategi PAIKEM merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang bila diterapkan secara tepat berpeluang dalam meningkatkan tiga hal, pertama, maksimalisasi pengaruh fisik terhadap jiwa, kedua, maksimalisasi pengaruh jiwa terhadap proses psikofisik dan psikososial,dan ketiga, bimbingan ke arah pengalaman kehidupan spiritual.

Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan formula yang tepat untuk diterapkan sebagai metode atau strategi dalam proses pembelajaran,dalam hal ini penulis merumuskan judul : Penerapan Strategi PAIKEM untuk Meningkatkan Pembelajaran Ilmu Tajwid (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII G SMPN 1 Lembang Semester 2 Tahun Pelajaran 2008-2009).

2. PermasalahanBerdasarkan latar belakang di atas masalah penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VII I SMPN 1 Lembang dalam memahami dan menerapkan ilmu tajwid untuk dapat membaca al-

Page 3: JUDULPTK

qur’an dengan baik dan benar.

3. Cara Pemecahan MasalahMasalah tentang kemampuan siswa SMPN 1 Lembang dalam memahami ilmu tajwid akan dipecahkan dengan menggunakan strategi PAIKEM

4. Batasan MasalahIlmu Tajwid adalah merupakan cabang ilmu al-qur’an yang mempelajari tata cara membaca al-qur’an yang baik dan benar. Hal-hal yang dipelajari dalam ilmu tajwid diantaranya adalah makhorijul huruf, hukum nun mati dan tanwin, hukum alif lam,hukum ra, hukum mad dan lain-lain.

Karena keluasan ilmu yang dipelajari dalam ilmu tajwid maka penulis membatasi penelitian hanya pada hukum nun mati dan mim mati sesuai dengan kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam kelas VII semester 2.

5. Rumusan MasalahBerdasarkan batasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan berikut ini:1) Seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami hukum nun mati dan mim mati sebelum diberi tindakan pembelajaran strategi PAIKEM 2) Seberapa besar peningkatan pemahaman siswa dalam hukum nun mati dan mim mati setelah diberi tindakan pembelajaran melalui strategi PAIKEM

6. Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk :1) Mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami hukum nun mati dan mim mati sebelum diberi tindakan pembelajaran melalui metode atau strategi PAIKEM.2) Menemukan formula yang tepat dalam pembelajaran hukum nun mati dan mim mati sehingga siswa dapat lebih mudah memahaminya dengan kegiatan yang menyenangkan.3) Mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang hukum nun mati dan mim mati setelah diberi tindakan strategi PAIKEM

7. Manfaat Hasil PenelitianSelain memiliki tujuan, sebuah penelitian haruslah memiliki manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :1) Bagi PenulisPenulis dapat meningkatkan kualitas keilmuan serta mengimplementasikan strategi PAIKEM dalam pembelajaran ilmu tajwid.2) Bagi PengajarHasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan alternatif model pembelajaran kemampuan dalam memahami ilmu tajwid khususnya hukum nun mati dan mim mati3) Bagi SiswaDengan strategi PAIKEM yang memungkinkan terciptanya kondisi belajar yang menyenangkan, siswa diharapkan memiliki peningkatkan kemampuan dalam ilmu tajwid dan dapat membaca al-qur’an dengan baik dan benar.4) Bagi Pembelajaran Ilmu TajwidHasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan alternatif untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran ilmu tajwid di sekolah pada umumnya, dan khususnya pembelajaran ilmu tajwid melalui penerapan PAIKEM.

Page 4: JUDULPTK

8. Definisi OperasionalAgar tidak terdapat kesalahpahaman atau kekeliruan dalam penelitian ini maka penulis beranggapan perlu adanya penjabaran definisi, sebagai berikut :1) PAIKEM yang dimaksud adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.2) Ilmu Tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara membaca al-qur’an yang baik dan benar.

9. Sistematika PenulisanSistematika penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Bagian Pertama, pendahuluan yang berisi dasar pemikiran dan latar belakang, permasalahan, pemecahan masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. Bagian kedua, berisi landasan teori Strategi PAIKEM dan Pembelajaran Ilmu Tajwid . Bagian Ketiga, membahas seputar metodologi penelitian. Bagian Keempat merupakan gambaran pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bagian Kelima, Simpulan dan Saran.10. Kerangka TeoritisIstilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).8. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Menurut Sudjana (2000) strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa strategi adalah. Kemampuan untuk merencanakan berupa tindakan secara sengaja untuk mencapai apa yang menjadi tujuan atau sasaran.Strategi yang diterapkan dalam proses pembelajaran di sebut strategi pembelajaran. Pembelajaran merupakan perubahan istilah, sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) dan kegiatan belajar mengajar (KBM). Penting ditegaskan disini perbedaan antara belajar dan pembelajaran, menurut Ismail (2008) Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara pembelajaran itu melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta didik yang di dalamnya mengandung dua unsur sekaligus, yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning).Menurut M. Subana dan Sunarti (2000), kata belajar berarti suatu proses perubahan tingkah laku pada siswa akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman dan latihan.Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Max Darsono dkk. adalah dan perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis, Moriss menyatakan bahwa perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi tertentu.Sedangkan pembelajaran, seperti yang didefinisikan Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu tersebut.

Page 5: JUDULPTK

Dari beberapa pendapat di atas jelas terdapat perbedaan pengertian antara belajar dengan pembelajaran, belajar lebih di titikberatkan pada proses yang dilakukan oleh seseorang untuk dapat mempunyai kompetensi tertentu yang dilakukan secara sepihak. Sedangkan pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan melalui interaksi antara peserta didik dengan pendidik atau lingkungannya.Karena pembelajaran merupakan interaksi dua pihak, maka diperlukan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran atau sering dikenal istilah strategi belajar mengajar senantiasa mengalami dinamika dalam praktik dunia pendidikan. Tidak terkecuali di negara Indonesia, dinamika tersebut terjadi dari masa kemasa seiring dengan kebijakan pemberlakuan kurikulum pendidikan mulai kurikulum 1975, 1984, 1994, KBK 2004 dan KTSP 2006. Dalam catatan sejarah pendidikan nasional, telah dikenal beberapa pendekatan atau strategi pembelajaran SAS (Sintesis, Analisis, Sistematis), CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), CTL (Contekxtual Teaching and Learning), Life Skill Education, PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dan paling dikenal terakhir adalah istilah PAIKEM.Istilah PAIKEM adalah merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Pengertian secara bahasa dan istilah dijelaskan secara singkat sebagai berikut. Istilah Aktif menurut Ismail SM (2008) pembelajaran adalah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri.Dalam proses pembelajaran semestinya siswa tidak dijadikan layaknya bapak-bapak atau ibu-ibu pengajian yang hanya duduk manis dan siap mendengarkan tentang ilmu pengetahuan dan informasi dari sang guru. Lebih dari itu seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang memungkinkan siswa untuk aktif menemukan, memproses dan mengkontruksi ilmu pengetahuan dan keterampilan baru.Istilah Inovatif yang dimaksud selama proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang keluar dari peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Istilah Kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran harus dapat mengembangkan daya imajinasi peserta didik, karena pada dasarnya setiap orang mempunyai potensi imajinasi masing-masing sehingga melalui pembelajaran guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang mengundang daya kreatifitas anak didik. Istilah Efektif yaitu bahwa model pembelajaran apapun dengan waktu yang relatif singkat seyogyanya mampu mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal, hal ini dibuktikan dengan peserta didik memiliki kompetensi baru setelah proses pembelajaran. Istilah Menyenangkan, faktor inilah yang seringkali terabaikan, suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksima

Page 6: JUDULPTK

Membuat Proposal PTK

Menemukan masalah pembelajaran merupakan langkah awal dalam PTK. Masalah

pembelajaran sangat beragam, seperti masalah yang berkaitan strategi pembelajaran,

hasil belajar siswa, sarana dan fasilitas pembelajaran, atau kurangnya motivasi siswa

dalam belajar. Untuk menemukan masalah, perlu dilakukan identifikasi masalah.

1. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: melakukan

refleksi untuk mendiagnosis pembelajaran yang kita kelola, melihat hasil belajar

siswa, atau melakukan diskusi dengan teman sejawat, bahkan dengan kepala

sekolah atau dosen LPTK.

2. Masalah yang sudah diidentifikasi perlu dianalisis agar akar penyebab masalah

dapat kita temukan. Analisis masalah dapat dilakukan paling tidak dengan tiga

cara: yaitu: (1) merenungkan kembali masalah tersebut dengan melakukan

introspeksi/refleksi melalui pertanyaan yang ajukan pada diri sendiri, mengapa

masalah tersebut sampai terjadi: (2) bertanya kepada siswa baik melalui angket

maupun wawancara langsung tentang persepsinya terhadap pembelajaran; serta

(3) menelaah berbagai dokumen seperti pekerjaan rumah siswa, soal-soal

ulangan, serta hasil ulangan/latihan siswa. Analisis berakhir jika akar penyebab

masalah sudah ditemukan.

3. Berdasarkan akar penyebab masalah, kita dapat merumuskan masalah

pembelajaran dalam bentuk masalah/pertanyaan penelitian, yang akan dicari

jawabannya dalam PTK. Sehubungan dengan itu, rumusan masalah dibuat

dalam bentuk kalimat tanya, mengandung aspek yang akan diperbaik’ dan

upaya memperbaikinya.

4. Setelah masalah dirumuskan, hal berikut yang perlu dilakukan adalah

mengembangkan tindakan perbaikan, yang diperkirakan dapat mengatasi

masalah pembelajaran. Untuk mengembangkan tindakan perbaikan perlu

dilakukan hal-hal berikut. Pertama, kaji teori-teori yang relevan. Kemudian,

tetapkan teori mana yang kira-kira sesuai diterapkan untuk mengatasi masalah

tersebut. Kedua, berdiskusi dengan pakar pembelajaran/pakar bidang studi

untuk menemukan cara perbaikan atau memvalidasi teori yang sudah

ditetapkan. Ketiga, kita dapat mengingat pengalaman kita sendiri dalam

mengatasi masalah yang serupa.

Page 7: JUDULPTK

Bagaimana pendapat Anda tentang rangkuman tersebut? Apakah sudah

memuat butir-butir yang Anda anggap penting? Bagaimana pula dengan

rangkuman yang Anda buat sendiri? Jangan kecewa jika rangkuman itu tidak

sama. Sekarang bersiaplah mengerjakan Tes Formatif 2, untuk menguji tingkat

penguasaan Anda.

Perencanaan Kegiatan

1. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RP) dibuat dengan menggunakan format

yang hampir sama dengan format Rencana Pembelajaran (RP). Bedanya, dalam

RPP terdapat tujuan perbaikan, deskripsi kegiatan lebih rinci, pertanyaan, soal,

dan kunci jawaban dicantumkan secara lengkap, sedangkan dalam RP unsur-

unsur tersebut tidak selalu ditulis. Format dapat disesuaikan dengan format

yang berlaku di sekolah masing-masing.

2. Untuk membuat RPP yang akurat dan dapat diandalkan dalam pelaksanaan,

perlu dilakukan langkah-langkah: (1) membuat skenario pembelajaran, (2)

menyiapkan sarana dan fasilitas pembelajaran, (3) menyusun RPP secara

lengkap, (4) mensimulasikan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP

untuk melihat kelayakannya, serta (5) menyempurnakan RPP berdasarkan hasil

simulasi.

3. Prosedur dan alat pengumpul data dtentukan berdasarkan masalah dan tujuan

perbaikan. Jika guru meminta teman sejawat untuk mengobservasi pelaksanaan

perbaikan, lembar observasi harus disepakati terlebih dahulu. Karena data yang

dikumpulkan lebih cenderung kepada data kualitatif, maka prosedur dan alat

pengumpul data dapat berupa observasi dengan menggunakan lembar

observasi, wawancara berdasarkan panduan wawancara, catatan guru, dan

refleksi.

4. Proposal PTK diperlukan jika guru ingin ikut perlombaan PTK atau mendapat

dana untuk melaksanakan PTK yang diusulkan. Format proposal biasanya

ditentukan oleh sponsor/ penyelenggara. Dari segi administratif proposal dapat

bervariasi, namun dari segi substansi ke-PTK-an, pada umumnya sama.

Komponen kunci sebuah proposal PTK adalah sebagai berikut.

1. Judul.

Page 8: JUDULPTK

2. Bidang Kajian.

3. Pendahuluan, yang memuat latar belakang munculnya masalah serta

akar penyebab masalah.

4. Perumusan dan pemecahan masalah, yang terdiri dari: (1) perumusan

masalah, (2) pemecahan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat

penelitian.

5. Kajian Pustaka.

6. Rencana dan Prosedur Penelitian.

1. Di samping komponen kunci, juga terdapat komponen pendukung/komponen

administratif, seperti:jadwal penelitian, personalia penelitian, biaya penelitian,

dan lampiran.

Bagaimana dengan rangkuman yang Anda buat? Apakah sudah memuat konsep-

konsep esensial yang diperlukan dalam merencanakan dan membuat proposal PTK?

Jika belum, Anda dapat melengkapinya. Kini tiba saatnya Anda mengerjakan Tes

Formatif 2, untuk menguji tingkat penguasaan Anda.

Sumber Buku Penelitian Tindakan Kelas Karya I GAK Wardani

PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS( PTK )

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAHBAGI SISWA KELAS X SMA NASIONAL MALANG

Disusun oleh :DRS. RUSDI

Page 9: JUDULPTK

PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS

I. JUDULUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAHBAGI SISWA SISWA KELAS X SMA NASIONAL MALANGII. BIDANG KAJIANPembelajaran Matematika dan Pemberian Pekerjaan Rumah.

III. PENDAHULUANLatar BelakangPendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dengan nilai masing – masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang – orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :Apakah melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Samudra Kulon ?

Pemecahan MasalahSiswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok bahkan perlakuan individual sekaligus dengan diberikanya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam

Page 10: JUDULPTK

belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan kertramilan atau konsep terhadap mata pelajaran – mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan pemberian PR secara rutin dan terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motifasi ekstinsik bagi siswa itu sendiri.Moh. Uzer ( 1996:29) menjelaskan “Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama.”Demikian halnya dengan guru memberikan PR dengan harapan baik itu dirasa memaksa bagi siswa atau itu karena disuruh sebagai tugas dengan perasaan terpaksa, yang jelas mengkondisikan siswa harus belajar. Dengan pola demikian tentunya anak yang lebih banyak belajar dirumah akan lebih baik misalnya dalam mata pelajaran yang dikerjakan..a. HipotensisHipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :“ Melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN 1 Samudra Kulon”

V. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan UmumTujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.2. Tujuan KhususAdapaun tujuan khusus dari penelitian ini :“Untuk mengetahui apakah melalui pemberian pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN 1 Samudra Kulon.”

VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :a. SDN 1 Samudra KulonDengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 1 Samudra Kulon dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian pekerjaan rumah agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.b. GuruSebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.c. SiswaSebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan rumah dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.

VII. KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori1. MatematikaIstilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah – kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat

Page 11: JUDULPTK

dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas : 1994 )BelajarSkinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika.Prestasi Belajar.Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanyaTeknikDalam umum bahasa Indonesia teknik diartikakan cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (purwadarminta,: 1035). Sedangkan teknik yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.Pekerjaan rumahPekerjaan rumah atau yang lazim disebut PR dalam bahasa Inggris “Homework “ yang artinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam penilitian ini yang dimaksudkan dengan PR adalah sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah (terutama dirumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan sekaligus memberikan pengembangan.

VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

Rencana Penelitian1. Subjek penelitianSubyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Samudra Kulon kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas jumlah siswa 38 orang.Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas VI telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti PR, karena siswa kelas VI telah mampu membaca dan menulis serta berhitung yang cukup. Selain itu penulis pengajar di kelas VI.2. Tempat PenelitianDalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 1 Samudra Kulon, kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

Page 12: JUDULPTK

3. Waktu PenelitianDengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2007/2008.4. Lama TidakanWaktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Okteber, mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III.

Prosedur PenelitianProsedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :1. PerencanaanMeliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian.

2. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakupa. Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.b. Siklus II ( sama dengan I )c. Siklus III ( sama dengan I dan II )3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

IX. JADWAL PENELITIAN

NoKEGIATANMINGGU KE……..1234123412341Perencanaan

Page 13: JUDULPTK

2Proses pembelajaran

3Evaluasi

4Pengumpulan Data

5Analisis Data

Page 14: JUDULPTK

6Penyusunan Hasil

7Pelaporan Hasil

X. BIAYA PENELITIANAkibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah :1. Fotocopy Naskah : Rp 2. Kerta folio 1 pack : Rp 3. jilid buku : Rp 4. Rental Komputer : Rp 5. lain – lain : RpJUMLAH : RpXI. ROSITA PENELITIPenelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :1. Nama : DRS. RUSDINIM : 30302003075Pekerjaan : GuruTetap P2PUTN MalangTugas dalam penelitian : Pengumpulan dan Analisis Data sosial

Page 15: JUDULPTK

Diposkan ol