19
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA “DARAH” Kelompok 2 : Ketua : Muhammad Fakhruddin (0661 12 097) Anggota : Faris Pramudya (0661 12 119) Danang Prayogo (0661 12 129) Nurhalimah (0661 12 105) Reni Kadarwati (0661 12 089) Dosen : Dra. Moerfiah., M.Si. E. Mulyati Effendi, MS., Ir Asisten : Nina Herlina Teguh Fajarullah Rian Agustian Doni Ardiansyah Anthoni Basit Erlangga LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURNAL anfisman darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal tentang anatomi fisiologi manusia

Citation preview

Page 1: JURNAL anfisman darah

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“DARAH”

Kelompok 2 :

Ketua : Muhammad Fakhruddin (0661 12 097)

Anggota : Faris Pramudya (0661 12 119)

Danang Prayogo (0661 12 129)

Nurhalimah (0661 12 105)

Reni Kadarwati (0661 12 089)

Dosen :

Dra. Moerfiah., M.Si.

E. Mulyati Effendi, MS., Ir

Asisten :

Nina Herlina

Teguh Fajarullah

Rian Agustian

Doni Ardiansyah

Anthoni Basit Erlangga

LABORATORIUM FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2013

Page 2: JURNAL anfisman darah

DARAH

Muhammad Fakhruddin (066112097); Faris Pramudya (066112119); Danang Prayogo P (066112129); Reni Kadarwati (066112089); Nurhalimah (066112105)

Laboratorium Farmasi, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Pakuan Bogor

Abstrak

Di dalam tubuh manusia terdapat cairan yang sangat penting yaitu

Darah,Darah adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk

mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga

menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan

mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan

tubuh dari berbagai penyakit.Komposisi darah di bagimenjadi dua bagian besar yaitu

korpuskula dan plasma darah,korpuskula meliputi Eritosit,Leukosit dan trombosit

sedangkan darah plasma darah meliputi Albumin,Bahan pembeku

darah,Hormon,Berbagai jenis protein,Berbagai jenis garam. Darah manusia berwarna

merah terang ketika terikat pada oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh

hemoglobin

Kata kunci : Darah,komposisi darah

Abstract

In the human body there is a very important fluid is blood, Blood is the fluid

in the body that serves to carry oxygen needed by cells throughout the body. Blood

also supply the body tissues with nutrients, transporting metabolic waste substances,

and containing various building blocks of the immune system that aims to defend the

body from various diseases. Bagimenjadi blood composition in two major parts

corpuscles and blood plasma, erythrocytes covering corpuscles, leukocytes and

platelets of blood while the blood plasma include albumin, clotting material,

Hormones, Different types of proteins, Different types of salt. Human blood is bright

red when bound to oxygen. The red color is caused by hemoglobin in the blood

Keywords: Blood, blood composition

Page 3: JURNAL anfisman darah

Bab I . PENDAHULUAN

I.1 . TUJUAN PERCOBAAN

Mengena l ben tuk se l

Menentukan waktu l i s i s

da rah

Menentukan l a ru tan

i so ton ik , h ipo ton ik , dan

h ipe r ton ik

Menghi tung jumlah

e r i t ros i t dan l eukos i t

Menghi tung kadar

hemoglob in

Menghi tung kadar

hematork i t

Menghi tung jumlah j en i s

l eukos i t

I .2 . TINJAUAN PUSTAKA

Darah merupakan salah satu dari

3 cairan tubuh yang utama , cairan yang

lain adalah interstitial dan cairan

intraseluler.Darah terdiri atas plasma

darah dan sel sel darah terdiri atas :

Eritrosit (sel darah merah)

Leukosit (sel darah putih) terdiri

dari 5 jenis yaitu :

Eosinofil,neutrofil,basofil,

monosit,dan limfosit.

Platelet (Trombosit)

Eritrosit di dalam aliran tubuh

mamalia merupakan sel yang tidak

berinti dan tidak bergerak . Bentukny

seperti cakram , bikonkav dan sirkulair

dengan ketebalan dan diameter yang

bervariasi. Jumlah eritrosit sangat

bervariasi diantara mamalia dan non

mamalia .Faktor yang memengaruhi

eritrosit adalah : umur,jenis kelamin,

status gizi , olahraga,pelepasan

ephineprin , kehamilan , volume darah,

fase siklus estrus, ketinggian tempat dan

lingkungan.

Untuk mempertahankan

ukurannya tetap konstan , eritrosit harus

tetap berada di suatu lingkungan yang

osmolaritas nya sama apabila tekanan

osmotic turun dapat dikatakan bahwa

darah berada pada lingkungan yang

hipotonik terhadap isi sel.

Darah terdiri daripada beberapa

jenis korpuskula yang membentuk 45%

bagian dari darah, angka ini dinyatakan

dalam nilai hermatokrit atau volume sel

darah merah yang dipadatkan yang

berkisar antara 40 sampai 47. Bagian

55% yang lain berupa cairan kekuningan

yang membentuk medium cairan darah

yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

Page 4: JURNAL anfisman darah

Sel darah merah atau eritrosit

(sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel

ataupun organela, dan tidak dianggap

sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit

mengandung hemoglobin dan

mengedarkan oksigen. Sel darah merah

juga berperan dalam penentuan golongan

darah. Orang yang kekurangan eritrosit

akan menderita penyakit anemia.

Jumlah normal darah atau jumlah sel

setiap millimeter kubik darah adalah kira-

kira :

Sel darah merah 4.500.000

sampai 5.500.000 rata-rata

5.000.000

Sel darah putih 6.000 sampai

10.000 rata-rata 8.000

trombosit 250.000 sampai

500.000

fungsi darah dalam tubuh bekerja sebagai

system transport dari tubuh,

mengantarkan semua bahan kimia,

oksigen dan zat makanan yang

diperlukan untuk tubuh supaya fungsi

normalnya dapat dijalankan dan

menyingkirkan karbondioksida dan hasil

buangan yang lain.

Semua jaringan memerluka npersediaan

darah yang memadai, yang tergantung

pada tekanan darah arteri normal yang

dipertahankan. Dalam keadaaan duduk

atau berdiri, darah yang menuju ke otak

harus dipompa ke atas, namun dalam

keadaan rebahan tekanan darah adalah

normal. Bila otak tidak menerima darah

selama lebih dari 3 sampai 4 menit, maka

akan terjadi perubahan yang tidak dapat

pulih kembali dan beberapa sel otak akan

mati.

Keping-keping darah atau

trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab

dalam proses pembekuan darah.

Sel darah putih atau leukosit

(0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap

sistem imun tubuh dan bertugas untuk

memusnahkan benda-benda yang

dianggap asing dan berbahaya oleh

tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit

bersifat amuboid atau tidak memiliki

bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan

leukosit akan menderita penyakit

leukimia, sedangkan orang yang

kekurangan leukosit akan menderita

penyakit leukopenia.

Platelet atau Trombosit adalah sel

anuclear nulliploid (tidak mempunyai

nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk

Page 5: JURNAL anfisman darah

tak beraturan dengan ukuran diameter 2-

3 µm yang merupakan fragmentasi dari

megakariosit. Keping darah tersirkulasi

dalam darah dan terlibat dalam

mekanisme hemostasis tingkat sel dalam

proses pembekuan darah dengan

membentuk darah beku. Rasio plasma

keping darah normal berkisar antara

450.000 – 150.000 keping/mm³ darah ,

nilai dibawah rentang tersebut dapat

menyebabkan pendarahan, sedangkan

nilai di atas rentang yang sama dapat

meningkatkan risiko trombosis.

Trombosit memiliki bentuk yang tidak

teratur, tidak berwarna, tidak berinti,

berukuran lebih kecil dari eritrosit dan

leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh

benda kasar.

Hematokrit adalah proporsi

volume darah yang terdiri dari sel darah

merah. Tingkat hematokrit (HCT)

dinyatakan dalam persentase. Misalnya,

hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter

sel darah merah dalam 100 mililiter darah

menggunakan alat yaitu mikrohematokrit

reader.

Ini adalah metode utama untuk

mengetahui persentase hemoglobin yang

tersedia dalam tubuh. Tingkat hematokrit

normal bervariasi pada pria dan wanita,

anak-anak dan dewasa.

Metode yang digunakan untuk

mengukur tingkat hematokrit biasanya

adalah dengan pengambilan sampel darah

ke dalam tabung silinder dan kemudian

memutarnya pada centrifuge. Dengan

pemutaran ini, darah akan memisahkan

diri menjadi 3 bagian yaitu plasma atau

komponen cairan, sel-sel darah merah

dan sel-sel lainnya. Ketika pemisahan

selesai, teknisi medis akan mampu

mengidentifikasi proporsi sel darah

merah terhadap volume darah.

II. METODE KERJA

II.1 ALAT DAN BAHAN

II.1.1 ALAT

Alat yang digunakan dalam percobaan

antara lain objek dan cover glass,

hemositometer, hemometer (tabung

sahli), tabung hematokrit, tabung reaksi,

mokroskop, pipet eritrosit, dan pipet

leukosit, .

II.1.2 BAHAN

Darah manusia (Praktikan Danang

Prayogo Prasetyo NPM : 0661 12 129),

darah hewan, larutan hayem, larutan turk,

giemsa, HCL 0,1 N, Na sitrat, NaCl, dan

larutan sabun.

II.2. CARA KERJA

II.2.1 Mengenal bentuk sel

Page 6: JURNAL anfisman darah

Bersihkan objek glas dan

penutupnya menggunakan kapas

alkohol dan kertas saring.

Teteskan larutan fisiologis

sebanyak 1-2 tetes.

Bersihkan jari manis sukarelawan

praktikan dengan alkohol,

kemudian tusuk menggunakan

lanset.

Teteskan darah sebanyak 1 tetes

pada objek glas yang telah diberi

larutan fisiologis

Campurkan dengan pengaduk

glas, kemudian tutup dengan

cover glas dan lihat di mikroskop.

Perhatikan bentuk dan ukuran sel

darah merah dan sel darah putih,

granula, dan intu pada sel darah

putih

II.2.2. Menetapkan waktu lisis darah

Aturlah 8 buah tabung reaksi di

rak dan tandai sesuai larutan

yang akan dimasukkan ke

dalamnya. Masukkan masing –

masing 2 mL larutan NaCl 5%,

2%, 0,9%, 0,6%, 0,4%, 0,2%,

aquadest dan larutan sabun.

Tamabahkan 2 tetes darah (darah

mamalia yang telah diberi Na

sitrat) pada masing – masing

tabung reaksi dan campurlah

perlahan lahan dengan cara

menggoyang tabung, jalankan

stopwatch pada saat meneteskan

darah ke tabung.

Catat waktu lisis darah. Untuk

mengetahui akhir lisis, hentikan

stopwatch pada saat larutan

sudah menjadi bening.

II.2.3. Menetapkan larutan isotonik,

hipotonik, dan hipertonik

Teteskan 1 – 2 tetes larutan NaCl

5%, 0,9%, dan 0,4% secara

terpisah pada objek glas yang

bersih.

Tambahkan sel darah dengan cara

mengambil sedikit darah dengan

tusuk gigi.

Amati dibawah mikroskop,

bandingkan ukuran selnya.

Tentukan mana larutan yang

isotonik, hipertonik, atau

hipotonik.

II.2.4. menghitung jumlah eritrosit dan

leukosit

Usaplah bagian yang akan di

ambil darahnya (kelinci,tikus)

dengan kapas berakohol

Setelah darah keliuar tempelkan

ujung pipa eritrosit (dengan tanda

merah di darahnya) isaplah darah

sampai angka 0,5 kemudian

encerkan dengan Hayem sampai

Page 7: JURNAL anfisman darah

batas seratus satu, ikatlah pipa

karet pada pipetnya dan kocok

perlahan – lahan dengan

membentuk guyangan angka

delapan

Sebelum darah di isikan pada

bilik hitung, persiapkan terlebih

dahulu bilik hitung dibawah

mikroskop yang mempunyai

dambaran seperti dibawah ini

(gbr,5.1.3.b) untuk menghitung

jumlah eritrosit dengan kotak –

kotak kecil di tengah. Eritrosit di

hitung dalam 80 kotak kecil

Jumlah eritrosit/cc = Hasil yang

di peroleh di kalikan dengan 106

untuk menghitung jumlah

leukosit, tempelkan ujung pipet

leukosit (yang bertanda butiran

putih pada pipetnya) isaplah darah

sampai angka 0,5, kemudian

encerkan dengan larutan Turk

sampai angka 11. Ikatkan pipa

plastik pada pipetnya agar darah

tidak keluar dan kocok perlahan-

lahan dengan putaran membentuk

angka delapan sampai homogen

kotak yang di gunakan untuk

menghitung leukosit adalah kotak

besar yang ada pada kiri/kanan

atas dan ujung kiri/kanan bawah.

Hitunglah leukosit sebanyak 4 x

16 kotak = 64 kotak (gbr 5.1.3.b)

II.2.5. Menghitung kadar hemoglobin

darah

Hemometer merupakan alat untuk

mengukur kadar hemoglobin

darah dengan metode Sahli. Alat

ini di lengkapi dengan larutan

standard Hb, pengaduk gelas dan

tabung reaksi kecil, pipet

penghisap dan batasan angka 1

Istilah tabung Sahli dengan 0,1 N

HCl sampai batas angka 2

Isaplah darah yang sudah keluar

dengan pipet sahli sampai batas

angka 1 kemudian masukan ke

dalam tabung sahli

meniup/menghisap darahnya agar

darah yang ada di dalam pipet

bersih dan darah dapat masuk

semanya ke dalam tabung Sahli

Tunggu beberapa menit sampai

terbentuk asam hematin yaitu

terjadinya perubahan warna dari

merah darah menjadi coklat

Kemudian tambahkan aquadest

sedikit demi sedikit sampai

warnanya sesuai dengan larutan

standard. Bacalah angka pada

permukaan atas dari tabung sahli,

angka tersebut adalah kadar

hemoglobin darah

II.2.6. hematokrit/PCV

Page 8: JURNAL anfisman darah

Tabung mikro hematrokit di

tempelkan pada noda darah yang

keluar (karena mikro kapiler,

maka darah dengan sendirinya

dapat masuk ke dalam tabung)

Sumbat pada salah sau ujungnya

dengan crietosel, agar tidak bocor

pada saat disentrifus

Selanjutnya masukan ke dalam

sentrifus mikrohematrokit dalam

kondisi penempatan seimbang

dan arahkan bagian pipa yang

tersumbat oleh crietosel menjauhi

tiyik setral tutup, putarlah selama

15 menit dengan kecepatan

1500rpm

Kemudian keluarkan sentrifus dan

bacalah kadar dengan

mikrohematrokit reader. Kadar

hematrokit dinyatakan dalam vol

%

II.2.7. Differensiasi leukosit

Darah yang sudah keluar

diteteskan diatas objek glas,

tempelkan objek glas yang lain

diatas tetesan darah tadi sehingga

membentuk garis.

Dengan kemiringan 450 dorong

objek glas yang kedua sehingga

terbentuk lapisan darah yang tipis

diatas objek glas. Preparat darah

yang terbentuk disebut preparat

opus/lapisan tipis/smear.

Kemudian fiksasi dengan

methanol diatas preparat apus

selama 5 menit, kemudian buang

sisanya. Selajutnya warnailah

dengan larutan giemsa (rendam

selama 15 – 30 menit).

Kemudian cuci dengan air

mengalir agar sisa pewarnaan

yang tidak terserap dapat hilang.

Keringkan dan amati dibawah

mikroskop sebanyak 100 butir

leukosit dan amati termasuk

leukosit yang mana.

HASIL PERCOBAAN

Pada percobaan pertama yaitu

Mengenal Bentuk Sel. sel-sel darah

terdapat sel darah merah ( eritrosit ), sel

darah merah ini betuknya seperti cakram,

bikonkaf dan tidak mempunyai inti, tidak

dapat bergerak, warnanya kuning

kemerahan, karena didalamnya

mengandung suatu zat yang disebut

Hemoglobin, warna ini akan bertambah

merah jika didalamnya banyak

mengandung oksigen. Fungsi sel darah

merah adalah mengikat oksigen dari

paru-paru untuk diedarkan keseluruh

jaringan tubuh utuk dikeluarkan melalui

paru-paru.

Page 9: JURNAL anfisman darah

Gambar sel darah merah

Kemudian sel darah putih

(leukosit), bentuk dan sifat leukosit

apabila dilihat di mikroskop maka akan

terlihat bentuk yang dapat berubah-ubah

dan dapat bergerak, mempunyai macam-

macam inti sel sehingga ia dapat

dibedakan menurut inti selnya, warnanya

bening (tidak berwarna). Fungsinya

sebagai pertahanan tubuh yaitu

membunuh dan memakan bibit penyakit

atau bakteri yang masuk ke dalam

jaringan RES. Tempat pembiakannya

didalam limfa dn kelenjar limfe sebagai

pengakut yaitu mengangkut atau

membawa zat lemak dari dinding usus

melalui limfa terus ke pembuluh darah.

Sel leukosit disamping berada didalam

pembuluh darah juga terdapat diseluruh

jaringan tubuh manusia.

Gambar sel darah putih

Menghitung Jumlah Eritrosit dan

Leukosit

Eritrosit =

243.000.000 /cc+535.000 .000/cc2

∑eritrosit = 389.000.000/cc

Leukosit = (184 X 50)+(193 x 50)

2

= 9200/cc+9650 /cc

2

∑ leukosit = 9425/cc

Eritrosit dan leukosit pada

umumnya dimiliki oleh manusia dan

hewan dan memiliki nilai normal yang

berbeda-beda. Pada percobaan ini

menggunakan darah manusia yaitu darah

praktikan Danang Prayogo Prasetyo,

nilai normal darah merah (eritrosit)

biasanya 4.500.000 - 5.500.000/cc

dengan rata-rata 5 juta sedangkan pada

leukosit nilai normalnya adalah 6000-

10000 dengan rata-rata 8000/cc. Dari

hasil percobaan ini menunjukan bahwa

nilai eritrosit dan leukosit praktikan

Danang Prayogo Prasetyo adalah normal.

Page 10: JURNAL anfisman darah

Pada percobaan Menentukan

Larutan Hypotonik, Isotonik, dan

Hypertonik. Pada larutan Hypotonik

memiliki konsentrasi larutan yang rendah

yaitu 0,4% dibanding dengan larutan

yang lainnya. Suatu larutan memiliki

kadar garam yang lebih rendah dan yang

lainnya lebih banyak. Jika larutan

hypotonik yang dicampur dengan larutan

yang lainnya maka akan terjadi

perpindahan kompartemen larutan dari

yang hypotonis ke larutan yang lainnya

sampai mencapai keseimbangan

konsentrasi. Turunnya titik beku kecil

yaitu tekanan osmosenya lebih rendah

dari serum darah sehingga menyebabkan

air akan melintasi membran sel darah

merah yang semi permeabel

memperbesar volume sel darah merah

dan menyebabkan peningkatan tekanan

dalam sel.

Larutan Isotonik, pada larutan

isotonik memiliki konsentrasi 0,9% sama

besarnya dengan konsentrasi dalam sel

darah merah sehingga tidak terjadi

pertukaran cairan diantara keduanya,

maka larutan dikatakan isotonik. Larutan

ini mempunyai komposisi yang sama

dengan cairan tubuh dan mempunyai

tekanan osmotik yang sama.

Sedangkan pada larutan

Hypertonik memiliki konsentrasi larutan

yang lebih tinggi dari larutan yang

lainnya yaitu dengan konsentrasi 5%.

Suatu larutan mengandung kadar garam

yang lebih tinggi dibanding dengan

larutan yang lainnya. Jika larutan

hypertonik ini dicampur dengan larutan

lainnya maka akan terjadi perpindahan

cairan menuju larutan hipertonis sampai

terjadi kesimbangan konsentrasi larutan

sehingga semakin tekanan yang lebih

besar akan menyebabkan pecahnya sel

darah merah.

Laruta

n NaCl

(%)

Tekanan

OsmotikBentuk

Keada

an

0,2 % HipotonikKrenas

i

0,9 % IsotonikSeimb

ang

5 %Hypertoni

k

Lisis/

Pecah

Pada percobaan menentukan

kadar Hemoglobin (HB) dapat diketahui

yaitu 14,2%. Pada percobaan ini kami

menggunakan darah laki-laki . ini

merupakan hasil yang sesuai dengan

kadar hemoglobin , pada laki-laki yaitu

berkisar antara 12-16% menurut literatur.

Page 11: JURNAL anfisman darah

Hemoglobin adalah molekul yang

tersusun dari suatu protein globin.

Selanjutnya pada percobaan yang

terakhir yaitu menentukan waktu lisis

darah (waktu hancur darah), berdasarkan

dari hasil percobaan waktu hancur darah

yang lebih cepat hancur adalah dengan

menggunakan larutan sabun, ini karena

sabun adalah suatu zat pembersih yang

mengandung banyak zat kimia yang

dapat menghancurkan molekul-molekul

darah dalam waktu yang sangat cepat

sedangkan pada larutan Nacl dengan

kosentrasi yang berbeda yaitu : 0,2 , 0,4 ,

0,6 , 0,9 , 2 , dan 5 dapat disimpulkan

waktu lisis darahnya tergantung dari

perbedaan kosentrasinya semakin

kosentrasinya besar maka semakin waktu

lisis yang diperlukannya lama. Berbeda

dengan waktu lisis darah dengan

menggunakan larutan Aqua yaitu larutan

jernih dan tidak mengandung zat kimia,

maka waktu hancur darah yang

diperlukan darah sangat lama bebeda

dengan larutan Nacl dan larutan sabun .

karena Aqua merupakan air mineral yang

hanya mengandung logam.

Larutan

Waktu lisis

darah

(detik)

Bentuk

NaCl 0,2% 0,16

NaCl 0,4% 0,18

NaCl 0,6% 0,28

NaCl 0,9% 0,18

NaCl 2% 0,29

NaCl 5% 0,21

Larutan

sabun0,07

Aquadest 1 menit 34 detik

KESIMPULAN

Bentuk sel darah yang dimiliki

oleh praktikan Danang Prayogo

Prasetyo adalah normal

Jumlah sel darah merah yang

dimiliki praktikan Danang

Prayogo Prasetyo masih dalam

angka normal yaitu

389.000.000/cc dan jumlah sel

darah putih yang normal pula

yaitu 9425/cc

Kadar Hemoglobin darah

praktikan Danang Prayogo

Page 12: JURNAL anfisman darah

Prasetyo berada dalam angka

normal yaitu 14,2 %.

Pada penentuan waktu lisis darah

yang larutan yang paling cepat

melisiskan atau menghancurkan

darah adalah larutan sabun.

Pada penentuan larutan

hypotonik, isotonik dan

hypertonik, larutan NaCl yang

memiliki konsentrasi 0,2%

merupakan larutan hypotonik,

konsentrasi 0,9% merupakan

larutan isotonik, dan konsentrasi

5% merupakan larutan

Hypertonik.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F. 1975. Review of Medical Physiology . Los Altos: Lange Medical Publications

syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi

untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.

Jakarta : EGC

yokochi, Rohen. 1993. Anatomi Fisiologi

Manusia edisi 3. Jakarta : EGC

Pearce, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi

untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia

Grinsberg, L. 2005. Lecture Notes

Neurologi. Erlangga Medical Series:

Jakarta.

Duus, Peter. 1996. Diagnosis Topik

Neurologi: Anatomi, Fisiologi, Tanda,

GejalaEd. 2. Jakarta: EGC.

Harsono. 2009. Kapita Selekta Neurologi

Edisi Kedua. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Mardjono, M & Sidharta, P. 1999.

Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian

Rakyat.

Siregar H, Yusuf I, Gani A. 1995.

Fisiologi Sel dan Cairan Tubuh.

Makassar : UNHAS Press

Sloane, Ethel . 2003 . Anatomi dan

Fisiologi Untuk Pemula . Jakarta : EGC

Page 13: JURNAL anfisman darah