87
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TRIWULAN II 2015

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

www.bi.go.id/web/id/Publikasi/

Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA

Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari

No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax.(0401)3122718

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara i

Kata

Pengantar

Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) disusun

setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek

pertumbuhan ekonomi, keuangan pemerintah, inflasi, sistem keuangan dan pengembangan akses

keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan uang, ketenagakerjaan dan kesejahteraan

masyarakat, serta prospek perekonomian ke depan. Kajian ekonomi daerah ini disamping bertujuan

untuk memberikan masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan

modeter, makroprudensial maupun sistem pembayaran, juga diharapkan dapat menjadi salah satu

referensi bagi para stakeholders di daerah dalam membuat keputusan. Keberadaan Kantor Perwakilan

Bank Indonesia di daerah diharapkan dapat semakin berperan sebagai strategic partner bagi

stakeholder di wilayah kerjanya.

Kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 mulai menunjukkan peningkatan

didorong oleh perbaikan kinerja kategori pertambangan dan konstruksi. Sementara dari sisi

permintaan, peningkatan kinerja ekonomi Sultra tersebut didorong oleh perbaikan kinerja konsumsi

rumah tangga, investasi dan ekspor luar negeri. Selama triwulan II 2015, perekonomian Sulawesi

Tenggara tumbuh sebesar 7,4% (yoy), terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya

tumbuh 5,8% (yoy). Sementara itu, inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 mengalami

penurunan, dari 7,81% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 7,35% (yoy). Penurunan laju inflasi

tersebut sejalan dengan menurunnya laju inflasi yang terjadi baik di Kota Kendari maupun di Kota

Baubau terutama bersumber dari komponen volatile food akibat adanya panen raya komoditas beras

pada periode laporan.

Dalam penyusunan laporan ini, Bank Indonesia memanfaatkan data serta informasi dari berbagai

institusi baik secara langsung melalui survei dan liason maupun data yang sudah tersedia. Sehubungan

dengan hal tersebut, pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada

semua pihak yang telah berkontribusi, baik berupa pemikiran maupun penyediaan data/informasi

secara kontinyu, tepat waktu, dan reliable. Saran serta masukan dari para pengguna sangat kami

harapkan untuk menghasilkan laporan yang lebih baik ke depan.

Kendari, Agustus 2015 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Dian Nugraha

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara ii

VISI BANK INDONESIA Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional

melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

serta pencapaian inflasi yang rencah dan nilai tukar yang stabil

MISI BANK INDONESIA 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan

menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional

bekerja secara efektif dan efisien

serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal

untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan

dapat berkontribusi pada

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar

yang berkontribusi terhadap

perekonomian, stabilitas moneter, dan stabilitas sistem keuangan

dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia

yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja,

serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualiatas

dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan Undang-Undang

NILAI-NILAI STRATEGIS Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai

untuk bertindak dan atau berperilaku, yang terdiri atas:

Trust and Integity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and Teamwork

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara iii

Daftar

Isi

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

VISI MISI BANK INDONESIA ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v

DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... vi

TABEL INDIKATOR TERPILIH ...................................................................................... viii

RINGKASAN EKSEKUTIF ................. 1

BAB 1. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ............................. .............................. 5

1.1. Kondisi Umum .................................................................................. 6

1.2. Perkembangan Sisi Pengeluaran ......................................................... 7

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................... 7

1.2.2 Konsumsi Pemerintah ............................................................... 9

1.2.3 Investasi ................................................................................... 9

1.2.4 Ekspor dan Impor ..................................................................... 11

1.3. Perkembangan Sisi Penawaran: Kategori Ekonomi Utama ................... 12

1.3.1 Kategori Pertanian .................................................................... 13

1.3.2 Kategori Pertambangan ............................................................ 13

1.3.3 Kategori Industri Pengolahan .................................................... 15

1.3.4 Kategori Perdagangan Besar dan Eceran ................................... 15

1.3.5 Kategori Konstruksi .................................................................. 17

1.3.6 Kategori Transportasi dan Pergudangan .................................... 18

BOKS 1: KONDISI KELISTRIKAN SULAWESI TENGGARA ..................................................... 19

BAB 2. KEUANGAN PEMERINTAH ... ............................................... 21

2.1 Struktur Anggaran dan Realisasi Semester I 2015 ............................... 22

2.2 Perkembangan Realisasi Anggaran APBD Provinsi ............................... 25

2.2.1 Realisasi Anggaran Pendapatan ................................................ 25

2.2.2 Realisasi Anggaran Belanja ....................................................... 26

BOKS 2: PENYALURAN DANA DESA DARI APBN ............................................................... 28

BOKS 3: PERAN BELANJA PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN .................................... 30

BAB 3. INFLASI DAERAH ...... .......................................................................... 33

3.1 Kondisi Umum .................................................................................. 34

3.2 Disagregasi Inflasi .............................................................................. 37

3.3 Upaya Pengendalian Inflasi ................................................................ 39

BAB 4. SISTEM KEUANGAN DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN ...... .. 43

4.1 Kondisi Umum Perbankan ................................................................. 44

4.1.1 Perkembangan Kelembagaan .................................................... 44

4.1.2 Aset Perbankan ....................................................................... 44

4.1.3 Intermediasi Perbankan ............................................................ 45

4.1.4 Bank Syariah ............................................................................ 46

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara iv

4.1.4 Bank Perkreditan Rakyat ........................................................... 47

4.2 Stabilitas Sistem Keuangan ................................................................ 47

4.2.1 Ketahanan Sektor Keuangan dari Sisi Korporasi ...................... 47

4.2.2 Ketahanan Sektor Rumah Tangga .......................................... 48

4.3 Pengembangan Akses Keuangan ....................................................... 50

BAB 5. SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG.... ................................. 53

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran .................................................... 54

5.1.1 Perkembangan Transaksi RTGS ............................................... 54

5.1.2 Perkembangan Transaksi Kliring ............................................. 55

5.2 Pengelolaan Uang Tunai .......... ......................................................... 55

5.2.1 Perkembangan Aliran Uang Kartal .......................................... 55

5.2.2 Penyediaan Uang Layak Edar .................................................. 56

5.2.3 Perkembangan Temuan Uang Palsu ........................................ 56

BAB 6. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN.... ............................................ 59

6.1 Ketenagakerjaan ............................................................................... 60

6.2 Kesejahteraan .......... ......................................................................... 61

BAB 7. PROSPEK EKONOMI ...................................................................................... 63

7.1 Prospek Ekonomi Makro .................................................................... 64

7.2 Prospek Inflasi .......... ........................................................................ 68

DAFTAR ISTILAH

TIM PENYUSUN

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

v

Daftar

Tabel

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran (yoy) ........................................ 7

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran (yoy) .......................................... 12

Tabel 2.1. Realisasi APBD Kota/Kab di Sultra Semester I 2015 ................................ 24

Tabel 2.2. Realisasi dan Pencapaian Target Pendapatan Pemerintah Sulawesi

Tenggara pada Triwulan II .................................................................... 25

Tabel 2.3. Realisasi dan Pencapaian Target Belanja Pemerintah Sulawesi Tenggara 26

Tabel 3.1. Inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara (mtm) Per Kelompok .......................... 35

Tabel 3.2. Inflasi Kota Kendari (qtq) Per Kelompok ................................................ 36

Tabel 3.3. Kenaikan Tarif Tenaga Listrik ................................................................. 39

Tabel 4.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum dan BPR ............................... 44

Tabel 4.2. Aset Perbankan Sulawesi Tenggara ....................................................... 44

Tabel 4.3. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit Bank Umum ...................... 45

Tabel 4.4. Perkembangan Indikator Bank Umum Syariah ........................................ 46

Tabel 4.5. Perkembangan Indikator BPR ................................................................ 47

Tabel 5.1. Perputaran Transaksi Kliring .................................................................. 55

Tabel 7.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kategorial Triwulan III 2015 .................. 65

Tabel 7.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran Triwulan III 2015 ......... 66

Tabel 7.3. Angka Ramalan Produksi Padi Sulawesi Tenggara .................................. 68

Tabel 7.4. Faktor Resiko dan Dampaknya Terhadap Inflasi di Triwulan III 2015 ........ 69

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara vi

Daftar

Grafik

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara ............................................ 6

Grafik 1.2. Indeks Tendensi Konsumen ................................................................. 8

Grafik 1.3. Pergerakan Indeks Keyakinan Konsumen ............................................. 8

Grafik 1.4. Penerimaan Pajak ............................................................................... 8

Grafik 1.5. Pertumbuhan Kredit Konsumsi ............................................................. 8

Grafik 1.6. Penanaman Modal Asing .................................................................. 9

Grafik 1.7. Penanaman Modal Dalam Negeri ....................................................... 9

Grafik 1.8. Kredit Investasi Sulawesi Tenggara ........................................................ 10

Grafik 1.9. Impor Barang Modal ........................................................................... 10

Grafik 1.10. Pertumbuhan Nilai Ekspor Nonmigas ..................................................... 11

Grafik 1.11. Pangsa Komoditas Ekspor Nonmigas ..................................................... 11

Grafik 1.12. Ekspor Feronikel ............................................................................... 11

Grafik 1.13. Pertumbuhan Ekspor Perikanan ........................................................... 11

Grafik 1.14. Volume Impor .................................................................................... 12

Grafik 1.15. Arus Bongkar Barang Pelabuhan ........................................................... 12

Grafik 1.16. Produksi Ore Nikel ................................................................................ 14

Grafik 1.17. Kredit Sektor Pertambangan ................................................................. 14

Grafik 1.18. Perkembangan Produksi Feronikel ......................................................... 15

Grafik 1.19. Perkembangan Kredit Kategori Industri ................................................. 15

Grafik 1.20. Volume Ekspor Sulawesi Tenggara ........................................................ 16

Grafik 1.21. Transaksi Perdagangan Luar Negeri ....................................................... 16

Grafik 1.22. Aktivitas Bongkar Muat Pelabuhan ........................................................ 17

Grafik 1.23. Perkembangan Kredit Kategori Perdagangan ......................................... 17

Grafik 1.24. Kredit Kategori Konstruksi .................................................................... 17

Grafik 1.25. Penjualan Semen .................................................................................. 17

Grafik 1.26. Arus Penumpang Kapal laut .................................................................. 18

Grafik 2.1. Struktur Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah di Sulawesi Tenggara . 22

Grafik 2.2. Realisasi Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah Semester I di Sulawesi

Tenggara .............................................................................................. 23

Grafik 2.3. Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan

APBD Sulawesi Tenggara ..................................................................... 24

Grafik 2.4. Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan Antara Realisasi dan

Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara ............................................... 24

Grafik 3.1. Pergerakan Inflasi Sulawesi Tenggara ................................................... 34

Grafik 3.2. Perbandingan Inflasi Tahunan ............................................................... 34

Grafik 3.3. Inflasi Bulanan Kota Kendari ................................................................ 36

Grafik 3.4. Perbandingan Pola Inflasi Kota Kendari.................................................. 36

Grafik 3.5. Perkembangan Inflasi Sultra Berdasarkan Disagregasi Inflasi ................... 37

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

vii

Grafik 4.1. Pertumbuhan Kredit Kategori Utama ..................................................... 48

Grafik 4.2. NPL Kredit Kategori Utama ................................................................... 48

Grafik 4.3. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga ...................................................... 49

Grafik 4.4. NPL Kredit Rumah Tangga .................................................................... 49

Grafik 4.5. Komposisi Penggunaan Pendapatan Rumah Tangga .............................. 49

Grafik 4.6. Kinerja Kredit dan NPL Kredit UMKM .................................................... 50

Grafik 4.7. Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja ............................................ 51

Grafik 4.8. Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja ......................................... 51

Grafik 5.1. Transaksi RTGS From/Outgoing (dari Bank di Sultra) .............................. 54

Grafik 5.2. Transaksi RTGS To/Incoming (ke Bank di Sultra) .................................... 54

Grafik 5.3. Transaksi RTGS From-To (antarbank di Sultra) ....................................... 55

Grafik 5.4. Pangsa RTGS ....................................................................................... 55

Grafik 5.5. Aliran Uang Kartal ............................................................................... 56

Grafik 5.6. Selisih Inflow dan Outflow ................................................................... 56

Grafik 5.7. Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar .................................................... 57

Grafik 5.8. Temuan Uang Palsu ............................................................................. 57

Grafik 6.1. Indeks Realisasi Kegiatan Usaha ............................................................ 60

Grafik 6.2. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja ..................................................... 60

Grafik 6.3. Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Per Sektor (per Februari 2015) ............ 61

Grafik 6.4. Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektoral (per Februari 2015) ........................ 61

Grafik 6.5. Indeks Penghasilan ............................................................................... 62

Grafik 6.6. Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara ................................................. 62

Grafik 7.1. Perkiraan Perkembangan Usaha Kategorial ............................................ 64

Grafik 7.2. Proyeksi Harga Nikel Internasional ......................................................... 67

Grafik 7.3. Proyeksi Permintaan Produk Baja Internasional ....................................... 67

Grafik 7.3. Indeks Ekspektasi Harga pada 3 Bulan Mendatang ................................ 70

Grafik 7.4. Perkembangan Harga Jual..................................................................... 70

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

viii

Tabel

Indikator Terpilih

A. Inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

III IV I II III IV I II

Indeks Harga Konsumen

- Kendari 109,46 108,16 107,34 108,71 110,43 116,16 114,65 115,67

- Baubau - - 109,84 112,72 115,31 121,89 121,39 123,88

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

- Kendari 7,30 5,92 5,21 4,50 0,88 7,39 7,81 7,35

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.155 3.970 4.004 4.333 4.502 4.082 3.981 5.127

2. Pertambangan dan Penggalian 3.849 3.837 3.371 3.499 3.632 3.646 3.687 3.868

3. Industri Pengolahan 926 966 905 1.016 1.054 1.146 1.069 1.140

4. Pengadaan Listrik, Gas 8 8 8 8 8 9 10 7

5. Pengadaan Air 33 34 35 34 35 36 36 39

6. Konstruksi 1.894 2.086 1.953 2.027 2.110 2.290 1.986 2.302

7. Perdagangan Besar & Eceran, dan Reparasi Mobil & Spd Motor 1.921 1.977 1.927 1.991 2.075 2.146 2.056 2.230

8. Transportasi dan Pergudangan 713 746 700 717 739 793 737 828

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 91 94 92 98 99 103 98 112

10. Informasi dan Komunikasi 384 395 370 376 390 403 384 364

11. Jasa Keuangan 342 345 354 368 371 388 392 451

12. Real Estate 277 283 290 294 294 299 302 320

13. Jasa Perusahaan 32 34 34 35 35 36 37 38

14. Adm Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 881 903 872 906 1.003 1.048 938 1.102

15. Jasa Pendidikan 712 808 737 755 804 924 843 827

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 153 164 164 168 166 181 175 183

17. Jasa Lainnya 228 242 244 252 252 260 258 273

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 7.929 8.139 8.070 8.135 8.435 8.629 8.559 8.689

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 174 178 199 194 192 198 177 181

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.528 2.883 2.149 2.528 2.607 3.030 2.202 2.532

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6.241 6.721 6.241 6.453 6.974 7.435 6.859 7.900

5. Perubahan Inventori (107) 196 (108) 430 337 (188) 376 473

6. Eksport Luar Negeri 1.961 3.837 1.483 729 893 961 844 879

7. Import Luar Negeri 811 1.097 708 752 1.167 1.579 1.149 1.005

8. Net Eksport Antar Daerah (1.316) (3.966) (1.266) (843) (699) (696) (501) (1.042)

Total PDRB (Rp Miliar) 16.599 16.893 16.061 16.876 17.571 17.790 16.988 19.211

Pertumbuhan PDRB (%, yoy) - - 8,68 5,45 5,86 5,31 5,79 7,45

Indikator2013 2014 2015

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

ix

B. Perkembangan Sistem Keuangan dan Sistem Pembayaran

III IV I II III IV I II

Total Asset (Rp miliar) 17.896 16.878 17.960 19.242 18.761 17.930 19.902 21.796

- Bank Umum (Konvensional & Syariah) 17.785 16.765 17.827 19.100 18.598 17.743 19.702 21.562

- BPR 112 114 133 142 163 187 200 234

- Syariah 1.248 968 1.224 1.003 925 903 969 1.169

Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar) 11.284 11.033 11.502 12.166 12.440 11.476 12.597 13.675

- Giro 3.572 2.263 3.223 3.807 3.670 2.138 3.475 4.169

- Tabungan 5.920 6.933 6.002 5.971 6.084 6.733 5.887 5.923

- Deposito 1.791 1.837 2.277 2.387 2.685 2.604 3.235 3.583

Kredit Bank Umum* (Rp miliar) 12.531 12.963 13.089 13.633 13.910 14.186 14.444 15.174

- Modal Kerja 3.605 3.663 3.782 3.858 3.918 3.932 3.967 4.266

- Investasi 1.779 1.886 1.720 1.647 1.643 1.671 1.689 1.701

- Konsumsi 7.147 7.414 7.586 8.128 8.349 8.583 8.787 9.206

NPL Bank Umum(%) 1,89 1,74 2,14 2,49 2,59 2,36 2,88 3,06

LDR (%) 111 117 114 112 112 124 115 111

Kredit UMKM (Rp miliar) 4.247 4.360 4.391 4.729 4.780 4.786 4.859 5.144

NPL Kredit UMKM (%) 3,59 3,58 4,38 5,16 5,41 4,94 5,87 6,47

Kredit ke Rumah Tangga (Rp miliar) 7.147 7.414 7.586 8.128 8.349 8.583 8.787 9.206

NPL Kredit ke Rumah Tangga (%) 0,89 0,74 0,87 1,05 1,07 1,00 1,39 1,30

- Inflow 572 397 632 319 462 281 939 431

- Outflow 1.221 1.430 120 675 1.056 1.025 230 923

- Net (Inflow - Outflow) (649) (1.032) 512 (356) (595) (744) 708 (492)

- Volume (transaksi) 1.162 869 801 874 1.050 878 646 878

- Nominal (Rp miliar) 43 43 38 39 43 41 29 41

- Volume (transaksi) 24.609 39.800 21.472 23.296 25.676 23.907 9.513 10.057

- Nominal (Rp miliar) 30.663 34.745 22.108 25.541 28.649 28.768 25.624 40.873

*Lokasi Bank

2015

Kas (Rp miliar)

Perbankan

Kliring

RTGS

Indikator2013 2014

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

x

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 1

Ringkasan

Eksekutif

Perekonomian

Sulawesi

Tenggara pada

Triwulan II tumbuh

meningkat diiringi

dengan tekanan

inflasi yang lebih

rendah

Perbaikan kinerja

kategori tambang

dan konstruksi

mendorong

peningkatan

ekonomi pada

triwulan II 2015

Gambaran Umum

Pada Triwulan II 2015 ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) tumbuh

sebesar 7,4% (yoy) mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Dengan pertumbuhan tersebut, pertumbuhan Sultra lebih

tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai

4,7% (yoy). Sementara itu, inflasi di Sulawesi Tenggara mencapai 7,35%

(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 7,81% (yoy). Penurunan inflasi tersebut terutama

bersumber dari berkurangnya tekanan inflasi komponen volatile food. Di

sisi lain, kondisi sistem keuangan di Provinsi Sulawesi Tenggara juga

mengalami peningkatan sejalan dengan akselerasi pertumbuhan

ekonomi pada pertengahan tahun ini.

Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Selama triwulan II 2015, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar

7,4% (yoy), terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya

tumbuh 5,8% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan kinerja ekonomi

tersebut didorong oleh perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga, investasi

serta ekspor luar negeri. Peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh

peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan pelaksanaan ibadah di

Bulan Ramadhan, masa liburan sekolah dan persiapan memasuki tahun ajaran

baru. Sedangkan peningkatan investasi didorong oleh investasi pemerintah

sejalan dengan fokus pemerintah daerah atas pengembangan sarana

prasarana infrastruktur daerah seperti pembangunan jembatan,

pengembangan pelabuhan laut dan udara, serta fokus pemerintah dalam

pembangunan kawasan industri khusus. Adapun peningkatan ekspor luar

negeri seiring dengan peningkatan permintaan komoditas feronikel dan

perikanan. Dari sisi penawaran, peningkatan perekonomian didorong oleh

perbaikan kategori pertambangan maupun kategori konstruksi. Kategori

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 2

Sampai dengan akhir

tahun 2015, masih

terdapat ruang fiskal

di Sulawesi Tenggara

sebesar Rp16,45

triliun

Tekanan inflasi Sultra

menurun yang

disebabkan oleh

panen raya

komoditas beras dan

koordinasi

pengendalian inflasi

yang efektif

Kinerja perbankan

mengalami

peningkatan diiringi

dengan risiko kredit

yang meningkat

pertambangan tumbuh sebesar 12,0% (yoy) setelah selama tahun 2014

mengalami kontraksi akibat dari diberlakukannya UU Minerba. Sementara itu,

akselerasi kinerja kategori konstruksi mencapai 13,3% (yoy) didorong oleh

upaya perbaikan infrastruktur di beberapa daerah.

Keuangan Pemerintah

Sampai dengan semester I 2015, total anggaran belanja yang sudah

direalisasikan adalah sebesar Rp5,99 triliun dan realisasi terhadap target dari

APBD Provinsi merupakan yang paling besar, yaitu sebesar 34,3% dari

keseluruhan anggaran tahun 2015. Sementara realisasi APBD

Kota/Kabupaten mencapai 30,5% dan APBN hanya sebesar 19,3% dari target

selama tahun 2015. Dengan demikian, masih ada ruang fiskal di Sulawesi

Tenggara sebesar Rp16,45 triliun sampai akhir 2015.

Inflasi Daerah

Inflasi Sulawesi Tenggara mengalami penurunan dari 7,81% (yoy) di triwulan

sebelumnya menjadi 7,35% (yoy) pada triwulan II 2015. Penurunan laju inflasi

tersebut sejalan dengan menurunnya laju inflasi yang terjadi di kota

perhitungan inflasi yaitu Kota Kendari dan Kota Baubau. Penurunan tekanan

inflasi tersebut terutama bersumber dari komponen volatile food akibat

adannya panen raya padi. Sementara itu, upaya pengendalian inflasi pada

periode tersebut difokuskan pada koordinasi dalam upaya pemantauan harga

berbagai komoditas di pasar, ketersediaan stok dan juga kelancaran distribusi

untuk mengantisipasi kenaikan harga di Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul

Fitri.

Sistem Keuangan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan di Sulawesi tenggara pada Triwulan II 2015 mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat dari adanya percepatan pertumbuhan

penghimpunan dana masyarakat maupun kredit yang disalurkan. Meskipun

demikian, risiko kredit mengalami peningkatan meskipun masih berada

dalam level yang aman. Sejalan dengan kondisi perbankan, kondisi sistem

pembayaran juga mengalami peningkatan seiring dengan kondisi

perekonomian Sulawesi Tenggara yang mengalami akselerasi.

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Bab 6- Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

3

Kondisi

ketenagakerjaan

mengalami

peningkatan namun

tidak diikuti oleh

tingkat

kesejahteraan.

Pertumbuhan

ekonomi Sultra pada

triwulan III 2015

diperkirakan akan

mengalami

peningkatan disertai

dengan penurunan

tekanan inflasi

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Akselerasi perekonomian Sulawesi Tenggara yang terjadi di triwulan II 2015

diikuti pula dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Kondisi tersebut

seiiring dengan pemulihan kinerja sektor pertambangan yang diikuti

perbaikan kinerja sektor pengangkutan, persewaan dan jasa. Meskipun

demikian, penyerapan tanaga kerja belum diikuti dengan perbaikan tingkat

kesejahteraan terutama pada masyarakat pedesaan. Hal tersebut terlihat dari

Nilai Tukar Petani (NTP) yang masih berada di bawah level 100 dan bahkan

semakin menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Prospek Perekonomian

Pada triwulan III 2015 mendatang, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara

diperkirakan mengalami peningkatan disertai dengan adanya adanya sedikit

penurunan tekanan inflasi. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada

triwulan III 2015 diprakirakan berada pada kisaran 7,4% - 7,8% (yoy).

Peningkatan tersebut diperkirakan didorong oleh peningkatan kinerja

kategori pertambangan, konstruksi dan industri olahan. Dengan kondisi

tersebut, selama tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara

diprakirakan dapat tumbuh sebesar 7,0% - 7,4%.

Sementara itu, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2015

cenderung menurun dengan perkirakan berada pada kisaran 6,4% - 6,9%

(yoy). Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh melemahnya tekanan

inflasi dari kelompok volatile food seiring dengan telah berakhirnya bulan

Ramadhan. Dengan demikian, pada akhir tahun 2015 inflasi Sulawesi

Tenggara diprakirakan berada di kisaran 2,6% - 3,0% (yoy). Relatif

rendahnya tingkat inflasi Sulawesi Tenggara juga disebabkan oleh based point

effect mengingat pada akhir tahun 2014 terjadi lonjakan inflasi yang timbul

akibat adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 4

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 5

Pertumbuhan

Ekonomi Daerah

Kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara di triwulan II 2015 kembali menunjukan

peningkatan didorong oleh perbaikan kinerja kategori pertambangan dan konstruksi.

Sementara dari sisi permintaan, peningkatan kinerja ekonomi Sultra tersebut didorong

oleh perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor luar negeri. Selama

triwulan II 2015, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 7,4% (yoy),

terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,8% (yoy).

Bab 1

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 6

1.1 KONDISI UMUM

Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 tumbuh sebesar 7,4% (yoy), tumbuh

terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 5,8% (yoy). Dari

sisi permintaan, peningkatan kinerja ekonomi didorong oleh perbaikan konsumsi rumah tangga,

aktivitas investasi dan ekspor luar negeri. Peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh

peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan pelaksanaan ibadah di Bulan Ramadhan, masa

liburan sekolah dan persiapan memasuki tahun ajaran baru. Sedangkan peningkatan investasi

didorong oleh investasi pemerintah sejalan dengan fokus pemerintah daerah atas pengembangan

sarana prasarana infrastruktur daerah seperti pembangunan jembatan, pengembangan pelabuhan

laut dan udara, serta fokus pemerintah dalam pembangunan kawasan industri khusus. Adapun

peningkatan ekspor luar negeri seiring dengan peningkatan permintaan komoditas feronikel dan

perikanan. Sementara itu dari sisi penawaran, meningkatnya perekonomian Sulawesi Tenggara di

periode laporan secara dominan didorong oleh meningkatnya kinerja usaha kategori

pertambangan dan kategori kostruksi. Meningkatnya kinerja usaha kategori pertambangan

tersebut mengindikasikan proses pemulihan yang terus berlangsung pasca kontraksi yang terjadi

sejak awal tahun 2014 akibat pemberlakuan UU Minerba. Adapun peningkatan kinerja usaha

kategori konstruksi ditopang oleh masih tingginya kegiatan investasi terutama pembangunan

sarana prasarana infrastruktur.

Sumber : BPS Sultra, BPS RI

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara

Bila dibandingkan dengan perekonomian secara nasional, perekonomian Sulawesi Tenggara

berada di atas level pertumbuhan nasional yang hanya tumbuh 4,7% (yoy). Hal ini menunjukkan

bahwa perekonomian Sulawesi Tenggara masih memiliki potensi untuk tumbuh lebih tinggi lagi di

periode mendatang. Mulai beroperasinya smelter baru di Sulawesi Tenggara serta based point

effect di periode triwulan II tahun 2014 mendorong perbaikan perekonomian Sultra apabila

dibandingkan dengan kinerja ekonomi nasional yang masih relatif melambat di triwulan II 2015.

10,6%

11,7%

7,5%

6,3%

8,7%

5,5%5,9%

5,3%5,8%

7,4%

6,2% 6,0%5,6%

5,0% 5,1% 5,0% 4,9% 5,0%4,7% 4,7%

I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 . 2014 2015

Pertumbuhan Ekonomi Sultra Pertumbuhan Ekonomi Nasional

%, yoy

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 7

1.2 PERKEMBANGAN SISI PENGELUARAN

Dari sisi pengeluaran, peningkatan perekonomian Sulawesi Tenggara di triwulan II 2015

didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan aktivitas investasi. Peningkatan

konsumsi rumah tangga di Sulawesi Tenggara pada periode tersebut lebih didorong oleh

meningkatnya kebutuhan masyarakat terkait dengan perayaan hari besar keagamaan, persiapan

menjelang bulan Ramadan dan libur anak sekolah. Sedangkan peningkatan investasi dipicu oleh

masih berlanjutnya program-program pengembangan sarana prasarana infrastruktur daerah.

Komponen konsumsi rumah tangga masih mendominasi perekonomian Sulawesi Tenggara dengan

pangsa sebesar 47,9% diikuti oleh komponen investasi sebesar 38,2%. Dari pertumbuhan

ekonomi secara total sebesar 7,4%, kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 3,1% sedangkan

kontribusi investasi adalah sebesar 4,8%.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran (yoy)

PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto;

Sumber : BPS Sultra, Diolah

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Aktivitas konsumsi rumah tangga di Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 tumbuh cukup

tinggi sebesar 6,4% (yoy), lebih cepat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya

tumbuh sebesar 5,7% (yoy). Hal ini antara lain disebabkan oleh peningkatan kebutuhan akibat

masuknya Bulan Ramadhan pada akhir periode triwulan II 2015 (Juni) dan meningkatnya

penghasilan masyarakat, seperti adanya Tunjangan Hari Raya untuk para karyawan.

Perilaku rumah tangga tersebut tercermin dari hasil Indeks Tendensi Konsumen (dipublikasikan oleh

BPS Provinsi Sultra) yaitu pada triwulan II 2015 komponen pendapatan rumah tangga mengalami

peningkatan. Meskipun demikian, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (hasil Survei Konsumen

oleh Bank Indonesia) di Kota Kendari mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan

konsumsi rumah tangga yang terjadi didorong oleh pembelian barang tidak tahan lama seperti

bahan pangan, makanan jadi dan pakaian.

Masih tingginya aktivitas konsumsi rumah tangga juga tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen

(IKK) hasil Survei Konsumen oleh Bank Indonesia pada triwulan II yang tercatat sebesar 121,8.

Dengan indeks di atas level 100 menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki keyakinan untuk

Pangsa %

I II III IV I II

1. Konsumsi Rumah Tangga 7,0% 6,6% 6,8% 6,6% 6,8% 6,4% 5,7% 6,4% 50,4%

2. Konsumsi LNPRT 1,8% 11,9% 15,0% 11,8% 10,0% 10,8% -11,0% -6,9% 1,0%

3. Konsumsi Pemerintah 5,5% 3,4% 2,2% 2,8% 3,1% 5,1% 2,5% 0,2% 13,0%

4. PMTB 6,2% 9,2% 6,5% 7,8% 11,7% 10,6% 10,0% 11,5% 38,2%

5. Perubahan Inventori -37,2% -31,8% -13,2% -16,1% -360,4% -1198,0% -528,5% -24,9% 1,7%

6. Eksport Luar Negeri -2,5% -63,8% -51,1% -69,7% -54,5% -75,0% -43,1% 20,5% 5,0%

7. Import Luar Negeri 37,9% 28,3% -4,2% 19,3% 43,9% 43,9% 62,4% 33,6% -6,8%

8. Net Eksport Antar Daerah -15,1% -68,1% -58,1% -61,8% -38,1% -90,9% -61,9% -2,7% -2,4%

PDRB 7,5% 6,3% 8,7% 5,5% 5,9% 5,3% 5,8% 7,4% 100%

2014Komponen Pengeluaran 2013 2014

Tw II 2015

2015

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 8

melakukan kegiatan konsumsi. Namun keyakinan konsumen tersebut masih berada pada tren yang

menurun, hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga masih menahan sebagian konsumsinya

seiring dengan masih terbatasnya perkembangan ekonomi domestik dan eksternal. Di sisi lain,

penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak pembelian barang mewah (PPnBM) juga

menunjukkan adanya peningkatan. Bahkan pada triwulan II 2015 pertumbuhan penerimaan pajak

tersebut terakselerasi sebesar 100,9% (yoy) (Grafik 1.6).

Meskipun demikian, peningkatan pertumbuhan konsumsi masyarakat di triwulan II 2015 tersebut

tidak diikuti oleh meningkatnya pertumbuhan kredit konsumsi. Hal ini menunjukan bahwa sumber

pengeluaran masyarakat selama periode laporan lebih besar berasal dari penambahan penghasilan

yang diterima, bukan berasal dari kredit yang diperoleh dari perbankan. Pada triwulan II 2015,

kredit konsumsi tumbuh sebesar 12,4% (yoy), melambat dari periode sebelumnya yang dapat

tumbuh sebesar 14,4% (yoy). Secara nominal kredit konsumsi (berdasarkan lokasi proyek) tercatat

mencapai Rp10,0 triliun atau bertambah sebesar Rp 401,8 miliar dari posisi akhir triwulan I 2015.

Sumber: BPS Sultra Sumber: Survei Konsumen-BI Provinsi Sultra

Grafik 1.2. Indeks Tendensi Konsumen Grafik 1.3. Pergerakan Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: KPP Kendari (diolah) Sumber: LB Bank Umum, Lokasi Proyek (diolah)

Grafik 1.4. Penerimaan Pajak Grafik 1.5. Pertumbuhan Kredit Konsumsi

104 110 114 109 93 103

80

90

100

110

120

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II

2014 2015

Indeks Tendensi Konsumen Pendapatan Rumah Tangga

Kaitan inflasi dengan konsumsi Konsumsi Barang

indeks

127

122

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Indeks Ekspektasi Konsumen

Indeks

optimispesimis

25,7 70,1

100,9%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

-

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Penerimaan PPN & PPnBM gPenerimaan PPM & PPnBM (sb.kanan)

Rp miliaryoy

9,6310,04

14,4%

12,4%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

-

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Kredit Konsumsi gKredit Konsumsi (sb. Kanan)

Rp Triliunyoy

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 9

1.2.2 Konsumsi Pemerintah

Realisasi pertumbuhan pengeluaran belanja pemerintah pada triwulan II 2015 tercatat

mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi pemerintah

pada triwulan tersebut mencapai 0,2% (yoy), sementara pada triwulan I 2015 dapat tumbuh

sebesar 2,5% (yoy). Sampai dengan triwulan II 2015, realisasi belanja operasional Pemerintah

Provinsi Sulawesi Tenggara hanya mencapai 24,7%. Pencapaian tersebut lebih rendah daripada

tahun 2014 yang pada periode yang sama merealisasikan anggaran belanja operasional sebesar

34,5%.

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam merealisasikan anggaran

terutama terkait anggaran belanja modal dan belanja barang/jasa. Kendala yang dihadapi pada

saat pra pengadaan adalah adanya pembahasan RAPBNP 2015 dan perubahan nomenklatur

sehingga terdapat perubahan DIPA sehingga proyek belum dapat dilakukan lelang, adanya

perubahan iklim atau cuaca menyebabkan lelang proyek pertanian/kehutanan menjadi terhambat

dan terdapat anggaran APBN yang masih diblokir karena masalah administrasi. Selain pada saat

pra pengadaan, terdapat juga kendala pada saat proses pengadaan yaitu penundaan/pengulangan

lelang jika peserta tidak memenuhi persyaratan dan terdapat pergantian kuasa penggunaan

anggaran di beberapa daerah sehingga menyebabkan penundaan lelang dan proses pengadaan

yaitu kendala pembebasan lahan.

1.2.3 Investasi

Kondisi kegiatan investasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 tumbuh meningkat.

Pada periode tersebut investasi tumbuh sebesar 11,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan periode sebelumnya yang sebesar 10,0% (yoy). Tingginya pertumbuhan investasi

tersebut turut menopang kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara di triwulan II 2015.

Sumber: BKPM (diolah) Sumber: BKPM (diolah)

Grafik 1.6. Penanaman Modal Asing Grafik 1.7. Penanaman Modal Dalam Negeri

55,7

18,0

-

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

US$ Juta

0,0

97,1

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Rp miliar

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 10

Kondisi tersebut sejalan dengan data Badan Koordinasi Penanaman Modal yang menunjukkan

adanya peningkatan realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan

tersebut. Nilai investasi PMDN tecatat mencapai Rp 97,1 miliar setelah pada periode sebelumnya

tidak terdapat investasi. Meskipun demikian, peningkatan tersebut tertahan oleh penanaman

modal asing (PMA) yang mengalami penurunan dari yang semula US$ 55,7 juta di triwulan I

menjadi US$ 18 juta pada periode laporan.

Sumber: LB Bank Umum, lokasi proyek (diolah) Sumber: KP Bea Cukai (diolah)

Grafik 1.8 Kredit Investasi Sulawesi Tenggara Grafik 1.9. Impor Barang Modal

Selain itu, peningkatan investasi juga didorong oleh tingginya realisasi belanja modal pemerintah

daerah. Sampai dengan triwulan II 2015, Pemprov Sultra telah mampu merealisasikan anggaran

belanja modal sebesar 17,7%, jauh lebih tinggi daripada periode yang sama di tahun sebelumnya

yang hanya merealisasikan anggaran sebesar 6,9%.

Masih tingginya aktivitas investasi juga berpengaruh pada realisasi kredit investasi yang masih

berada pada kisaran Rp3,7 miliar dan masih terkontraksi sebesar 3,3% (yoy), relatif sama dengan

kondisi di triwulan sebelumnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh lebih besarnya PMA dibandingkan

dengan PMDN di triwulan II 2015 karena PMA lebih banyak menggunakan kredit sindikasi dari

perbankan/lembaga keuangan luar negeri sementara PMDN lebih banyak menggunakan kredit

perbankan.

Di sisi lain, aktivitas impor barang modal menunjukkan adanya penurunan, dari hanya 9,6 ribu ton

pada triwulan sebelumnya menjadi 7,6 ribu ton pada triwulan laporan. Namun hal tersebut masih

jauh lebih tinggi dibandingkan impor barang modal tahun 2014. Tingginya volume impor barang

modal tersebut didorong oleh beberapa proyek pembangunan smelter pengolahan nikel. Di

samping itu, pelaksanaan beberapa proyek instansi seperti pembangunan beberapa power plant

PLN dalam rangka mendukung ketersediaan pasokan listrik juga mendorong impor barang modal

tersebut.

3,7

-3,3%-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

-

1

1

2

2

3

3

4

4

5

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Kredit Sektor Investasi g Kredit Investasi (sb. Kanan)

Rp Triliunyoy

9,9

7,6

-

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Series1

Volume (ribu ton)

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 11

1.2.4 Ekspor Dan Impor

Komponen ekspor luar negeri Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 tercatat mengalami

akselerasi sebesar 20,5% (yoy). Kondisi tersebut menujukkan adanya perbaikan karena kontraksi

ekspor tersebut tidak sedalam triwulan sebelumnya yang mencapai 43,1% (yoy). Akselerasi ekspor

Sulawesi Tenggara pada periode laporan disebabkan sudah mulai normalnya dampak atas

pemberlakuan UU Minerba No. 4 Tahun 2009 terkait pelarangan aktivitas ekspor hasil tambang

berupa mineral mentah. Komoditas ekspor Sulawesi Tenggara sebelum tahun 2014 didominasi

oleh komoditas bahan tambang mentah terutama ore nickel yang terkena dampak secara

langsung atas diberlakukannya UU Minerba tersebut. Aktivitas ekspor tambang Sulawesi Tenggara

berhenti secara total memasuki bulan Februari tahun 2014 terutama berasal dari perusahaan yang

tidak memiliki smelter.

Sumber: KP Bea Cukai (diolah) Sumber: KP Bea Cukai (diolah)

Grafik 1.10 Pertumbuhan Nilai Ekspor Nonmigas Grafik 1.11. Pangsa Komoditas Ekspor Nonmigas

Sumber: KP Bea Cukai (diolah) Sumber: KP Bea Cukai (diolah)

Grafik 1.12 Ekspor Feronikel Grafik 1.13. Pertumbuhan ekspor perikanan

71

9,6%

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

-

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Millions

Ekspor Sultra g Ekspor Sultra

Juta US$yoy

Ikan hidup276,0

0%Tuna94,50%

Rajungan497,3

1%

Gurita

1237,92%

Feronikel

65448,793%

Lainnya

3182,84%

63,865

8,13%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

450%

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Ekspor feronikel g Ekspor feronikel (sb. Kanan)

Juta US$yoy

-47%

-13%

36%

73%

1%

-83%

89%

-2%

-100% -80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Ikan Hidup

Tuna

Rajungan

Gurita

Tw II Tw I

%,yoy

Dalam ribu USD

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 12

Perbaikan kinerja ekspor tersebut terlihat dari data ekspor di Bea Cukai yang menunjukkan bahwa

ekspor nonmigas Sulawesi Tenggara di triwulan II 2015 mencapai US$70,7 juta. Nilai ekspor

tersebut tumbuh teraksalerasi sebesar 9,6% (yoy), lebih baik daripada triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 47,7% (yoy). Perbaikan tersebut terutama didorong oleh peningkatan ekspor

feronikel, ikan hidup dan rajungan.

Sementara itu aktivitas impor luar negeri di Sulawesi Tenggara mengalami perlambatan di periode

laporan. Selama triwulan II 2015, nilai tambah dari aktivitas impor tersebut hanya tumbuh sebesar

33,6% (yoy), lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 62,4% (yoy).

Perlambatan impor tersebut tercermin pada nilai impor yang mengalami penurunan dari US$17,1

juta di triwulan I 2015 menjadi US$11,9 juta pada periode laporan. Melambatnya impor tersebut

disebabkan oleh penurunan impor barang modal yang terkontraksi sebesar 0,48% (yoy).

Sumber: KP Bea Cukai (diolah) Sumber: PT. Pelindo IV (diolah)

Grafik 1.14 Volume Impor Grafik 1.15. Arus Bongkar Barang Pelabuhan

1.3 PERKEMBANGAN SISI PENAWARAN: KATEGORI EKONOMI UTAMA

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran (yoy)

Sumber : BPS Sultra, Diolah

12

-16,1%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

-

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II

2014 2015

Import Sultra g Import Sultra (sb. Kanan)

Juta US$yoy

263.819

-8,8%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Arus bongkar g Arus bongkar (sb. Kanan)

Volume (T/M3)

yoy

Pangsa %

I II III IV I IIPertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,0% 9,1% 13,9% 12,0% 8,3% 2,8% -0,6% -1,9% 23,4%

Pertambangan dan Penggalian 7,5% -4,8% 0,0% -8,1% -5,6% -5,0% 9,4% 12,0% 21,6%

Industri Pengolahan 4,2% 7,7% -3,8% 2,3% 13,9% 18,7% 18,2% 11,0% 6,2%

Pengadaan Listrik, Gas 13,6% 10,6% 7,1% 7,3% 9,1% 18,6% 17,0% 10,9% 0,1%

Pengadaan Air 9,3% 7,0% 9,5% 4,9% 7,3% 6,2% 3,0% 8,1% 0,2%

Konstruksi 8,7% 12,6% 16,2% 13,8% 11,4% 9,8% 1,7% 13,3% 12,7%

Perdagangan Besar dan Eceran 9,1% 8,3% 10,8% 6,0% 8,0% 8,5% 6,7% 8,9% 12,0%

Transportasi dan Pergudangan 6,4% 5,1% 7,0% 3,6% 3,7% 6,3% 5,3% 7,1% 4,2%

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,3% 9,4% 9,7% 9,5% 8,8% 9,6% 5,8% 6,8% 0,6%

Informasi dan Komunikasi 13,8% 2,9% 4,8% 3,3% 1,7% 2,0% 3,6% 6,6% 2,2%

Jasa Keuangan 14,2% 9,4% 8,8% 8,2% 8,4% 12,2% 10,8% 12,1% 2,3%

Real Estate 5,6% 6,6% 7,7% 7,5% 5,9% 5,5% 4,0% 5,5% 1,7%

Jasa Perusahaan 13,0% 9,7% 13,0% 9,9% 9,3% 7,1% 7,7% 10,7% 0,2%

Administrasi Pemerintahan 4,3% 13,0% 11,3% 10,2% 13,9% 16,1% 7,6% 10,4% 5,5%

Jasa Pendidikan 11,5% 14,0% 14,9% 13,7% 13,0% 14,4% 14,4% 11,8% 4,7%

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,1% 12,1% 15,2% 15,6% 8,2% 10,0% 6,8% 7,1% 1,0%

Jasa Lainnya 8,5% 12,9% 16,7% 18,0% 10,5% 7,4% 5,5% 5,9% 1,5%

PDRB 7,5% 6,3% 8,7% 5,5% 5,9% 5,3% 5,8% 7,4% 100,0%

Sektoral 2013 20142014

Tw II 2015

2015

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 13

Dari sisi penawaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Sultra secara dominan didorong

oleh kinerja positif di kategori pertambangan dan kategori konstruksi. Pada periode laporan

kategori pertambangan tumbuh sebesar 12,0% (yoy) setelah selama tahun 2014 mengalami

kontraksi akibat dari diberlakukannya UU Minerba. Sementara itu, akselerasi kinerja kategori

konstruksi mencapai 13,3% (yoy) didorong oleh upaya perbaikan infrastruktur.

1.3.1 Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kategori pertanian, kehutanan dan perikanan masih menunjukkan tren penurunan, bahkan

selama tahun 2015 usaha di kategori ini masih mengalami kontraksi. Pada periode laporan

kategori tersebut tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,9% (yoy) setelah di periode sebelumnya

juga terkontraksi sebesar 0,6%. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja kategori

perikanan akibat tingginya gelombang laut selama periode laporan. Tingginya gelombang laut

tersebut berakibat menurunnya hasil tangkapan ikan. Sementara itu, kinerja tanaman perkebunan

yang secara dominan diwakili oleh tanaman kakao juga masih rendah. Panen kakao yang semula

diharapkan sudah memasuki musim panen pada akhir triwulan II masih belum optimal dikarenakan

terjadi pergeseran musim tanam menjadi triwulan III 2015.

Meskipun demikian, panen raya padi yang terjadi pada periode laporan mampu menahan

kontraksi pada kategori pertanian, kehutanan dan perikanan lebih dalam. Berdasarkan hasil liaison

dengan beberapa instansi serta beberapa pelaku usaha di lapangan, saat ini terjadi pergeseran

musim panen raya di hampir seluruh sentra produksi padi di Sulawesi Tenggara. Pola panen raya

yang biasanya terjadi di rentang periode triwulan I (bulan Maret), pada tahun ini bergeser menjadi

bulan April-Mei. Pergeseran musim panen itu sendiri disebabkan oleh relatif tingginya tingkat curah

hujan selama awal periode triwulan I (bulan Februari) sehingga mengganggu pola masa tanam

komoditas padi.

1.3.2 Kategori Pertambangan

Kinerja kategori pertambangan masih terus menunjukkan perbaikan, setelah pada tahun

2014 mengalami kontraksi dan memberikan andil negatif, maka pada triwulan II 2015

kategori pertambangan tumbuh terakselerasi cukup tinggi, yaitu sebesar 12,0% (yoy).

Peningkatan tersebut cukup tinggi dikarenakan di triwulan sebelumnya kinerja kategori ini tumbuh

pada level 9,4% (yoy). Tingginya tingkat pertumbuhan kategori tambang di periode laporan, selain

disebabkan oleh based point effect pasca pemberlakuan UU Minerba di tahun 2014, juga

disebabkan oleh tingginya kebutuhan akan pasokan bahan tambang berupa ore nickel dalam

proses pembuatan nikel olahan. Kondisi tersebut sejalan dengan pesatnya perkembangan di

kategori industri olahan seiring dengan pembangunan smelter baru di beberapa wilayah di

Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil pemantauan terakhir di lapangan, diketahui bahwa saat ini

sudah terdapat 2 (dua) smelter yang telah beroperasi secara penuh. Pengoperasian tungku smelter

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 14

secara maksimal akan memberikan efek langsung atas naiknya tingkat kebutuhan ore nickel yang

digunakan untuk proses pemurnian menjadi komoditi Nickel Pig Iron (NPI) maupun Ferro Nickel

(Feni) sehingga turut mendorong kinerja kategori tambang.

Mulai membaiknya kinerja kategori tambang tercermin dari mulai meningkatnya produksi ore

nickel di salah satu perusahaan pertambangan yang tercatat sebesar 117,7 ribu WMT atau

meningkat sebesar 4,9 ribu WMT dibandingkan periode sebelumnya. Meskipun demikian, hasil

produksi tersebut masih jauh di bawah rata-rata produksi ore nickel triwulanan pada tahun 2012-

2013 yang mencapai 710 ribu WMT/triwulan. Perusahan yang memiliki smelter pengolahan nikel

berupa Feni juga mencatat peningkatan produksi Feni. Pada triwulan II 2015, produksi Feni di

perusahaan tersebut mencapai 4.948 WMT pada periode yang sama.

Sejalan dengan telah berlakunya UU Minerba terkait pelarangan ekspor mineral mentah, maka

fokus pemerintah saat ini beralih kepada realisasi pembangunan dan pengembangan industri

pengolahan di wilayah Sulawesi Tenggara. Diharapkan dengan berdirinya pabrik pengolahan dan

pemurnian mineral (smelter) tersebut akan memberikan nilai tambah yang jauh lebih tinggi

terhadap hasil pertambangan di Sulawesi Tenggara, selain itu juga dapat menjaga kesinambungan

pertumbuhan ekonomi di kategori tambang sekaligus turut mendorong berkembangnya kategori

industri pengolahan. Upaya pemerintah saat ini terlihat dari telah berdirinya 2 (dua) pabrik

pengolahan dan pemurnian mineral di Kabupaten Konawe dan Kolaka. Berdasarkan hasil liaison

yang dilakukan terhadap responden pelaku usaha tambang, diperoleh informasi bahwa terdapat

rencana pengembangan dan pembangunan 34 pabrik pengolahan dan pemurnian mineral lainnya

dan 12 di antaranya sudah mulai masuk di tahap konstruksi. Diharapkan pembangunan smelter

tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2016 dan beroperasi secara optimal di tahun 2017.

Sumber: Salah Satu Produsen Nikel Utama Sultra Sumber: LB Bank Umum, Lokasi Proyek (diolah)

Grafik 1.16. Produksi Ore Nikel Grafik 1.17. Kredit Kategori Pertambangan

Meskipun demikian, peningkatan kinerja kategori pertambangan tidak diikuti dengan

meningkatnya penyaluran kredit ke kategori tersebut. Pada triwulan II 2015, kredit ke kategori

pertambangan di Sulawesi Tenggara berdasarkan lokasi proyek mencapai Rp1,43 triliun, tumbuh

117.651

-46,03%

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Series1 Series2

Volume (WMT)yoy

1.428

-4,2%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Billions

Kredit Sektor Pertambangan g Kredit Pertambangan (sb. Kanan)

Rp miliaryoy

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 15

terkontraksi sebesar 4,2% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang terakselerasi

sebesar 5,9% (yoy).

1.3.3 Kategori Industri Pengolahan

Berbeda dengan kinerja di kategori pertambangan, pada triwulan II 2015 kinerja usaha

kategori industri pengolahan mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh sebesar 11,0%

(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kinerja di triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 18,2% (yoy). Perlambatan tersebut menahan laju akselerasi perekonomian di periode

laporan. Hal ini disebabkan karena produksi feronikel di salah satu perusahaan industri pengolahan

terbesar di Sulawesi Tenggara mengalami penurunan. Pada triwulan II 2015, produksi feronikel di

perusahaan tersebut tumbuh sebesar 16,1% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 35,6% (yoy).

Sejalan dengan penurunan yang terjadi pada kinerja kategori pengolahan, realisasi kredit

perbankan di kategori ini juga mengalami penurunan. Pada triwulan II 2015, kredit ke kategori

industri pengolahan hanya tumbuh sebesar 3,7% (yoy), lebih rendah daripada pertumbuhan di

triwulan sebelumnya yang mencapai 8,3% (yoy). Meskipun demikian, kondisi tersebut tidak terlalu

mempengaruhi kinerja kategori ini dalam menunjang perkembangan ekonomi di Sulawesi

Tenggara. Berdasarkan hasil konfirmasi dari beberapa pelaku usaha terkait, diketahui bahwa

mayoritas pelaku usaha kategori industri olahan relatif cenderung memilih memenuhi kebutuhan

modalnya melalui pemenuhan modal sendiri dibandingkan melalui fasilitas kredit perbankan.

Sumber: Salah Satu Produsen Feronikel Utama Sultra Sumber: LB Bank Umum Sultra, Lokasi Proyek (diolah)

Grafik 1.18 Perkembangan Produksi Feronikel Grafik 1.19. Perkembangan Kredit Kategori Industri

1.3.4 Kategori Perdagangan Besar Dan Eceran

Kinerja kategori perdagangan besar dan eceran pada triwulan II 2015 juga mengalami

akselerasi dengan tumbuh sebesar 8,9% (yoy), lebih tinggi dari periode sebelumnya yang

tumbuh sebesar 8,5% (yoy). Akselerasi yang terjadi pada triwulan ini lebih didominasi oleh

4.942

16,1%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Produksi nikel g Produksi nikel

Volume (WMT)yoy

177,7

3,7%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Kredit Sektor Industri g Kredit Industri (sb. Kanan)

Rp miliaryoy

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 16

peningkatan kinerja ekspor luar negeri. Pada triwulan II 2015, total ekspor provinsi Sulawesi

Tenggara tercatat sebesar 37.848,7 ton atau terkontraksi sebesar 0,5%, jauh lebih tinggi dari pada

periode sebelumnya terkontraksi tajam sebesar 99,1% (19.603,9 ton).

Sumber: KP Bea Cukai (diolah) Sumber: KP Bea Cukai (diolah)

Grafik 1.20 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara Grafik 1.21 Transaksi Perdagangan luar negeri

Pada triwulan II 2015 komoditas utama yang memicu akselerasi pertumbuhan pada kategori

perdagangan adalah komoditas Ferronickel dengan tercatat sebesar 22.263,7 ton atau tumbuh

sebesar 30,4% (yoy), lauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar

sebesar 18.819,3 ton atau tumbuh -25,1% (yoy). Selain komoditas tersebut, komoditas ikan hidup

juga tercatat sebesar 47,7 ton atau tumbuh sebesar 1,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode

sebelumnya yang tercacat sebesar 27,9 ton) atau tumbuh sebesar 0,7% (yoy).

Selain itu, kinerja perdagangan domestik relatif membaik meskipun masih terbatas. Hal tersebut

terlihat dari kegiatan di pelabuhan Kendari yang didominasi oleh kegiatan bongkar yang

mengalami perbaikan. Pada triwulan II 2015 pertumbuhan arus bongkar tercatat terkontraksi

sebesar 8,8% (yoy), lebih kecil daripada periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 23,3%

(yoy). Perbaikan aktivitas bongkar tersebut disebabkan oleh adalah masuknya bulan Ramadhan

pada akhir periode laporan yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan masyarakat akan

komoditas-komoditas bahan makanan, makanan jadi maupun pakaian.

Di sisi lain, akselerasi yang terjadi di kategori perdagangan besar dan eceran tidak diikuti dengan

pertumbuhan pada kredit yang diberikan pada kategori tersebut. Pada triwulan II 2014, kredit

kategori perdagangan mencapai Rp4,1 triliun, atau tumbuh sebesar 8,8% (yoy), melambat

dibandingkan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 10,7% (yoy).

20 38

-99,1%

-49,3%

-120%

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II

2014 2015

Millions

Volume Eksport g Volume Eksport

(ton)

yoy

66,1 70,7

17,1 11,9

-

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II

2014 2015

Nilai Eksport Nilai Import

Juta USD

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 17

Sumber: PT Pelindo (diolah) Sumber: LB Bank Umum, Lokasi Proyek (diolah)

Grafik 1.22 Aktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan

Kendari

Grafik 1.23 Perkembangan Kredit Kategori

Pedagangan

1.3.5 Kategori Konstruksi

Pada triwulan II 2015, kategori konstruksi dapat tumbuh sebesar 13,3% (yoy), meningkat

cukup besar bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar

1,7% (yoy). Akselerasi tersebut terjadi seiring fokus pemerintah pusat maupun daerah pada upaya

perbaikan infrastruktur seperti pembangunan jalan, pelabuhan, bandara maupun saluran irigasi.

Sementara itu, berdasarkan hasil liaison diketahui bahwa beberapa realisasi proyek swasta terkait

konstruksi beberapa hotel dan komplek perumahan juga turut mendorong perkembangan

pertumbuhan kategori konstruksi pada periode triwulan II 2015.

Sumber: LB Bank Umum, lokasi proyek (diolah) Sumber: Asosiasi Semen

Grafik 1.24 Kredit Kategori Konstruksi Grafik 1.25. Penjualan Semen

Hal tersebut terkonfirmasi dengan peningkatan penjualan semen di Sulawesi Tenggara. Penjualan

semen pada periode laporan tercatat sebesar 131.613 kg atau tumbuh sebesar 21,2% (yoy), jauh

lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 123.173 kg atau

1,7% (yoy). Selain itu, kredit yang diberikan kepada kategori konstruksi di Sulawesi Tenggara juga

-8,8%

-5,3%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Arus bongkar Arus muat

%, yoy

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Kredit Sektor Perdagangan g Kredit Perdagangan (sb. Kanan)

Rp miliaryoy

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

-

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Billions

Kredit Sektor Konstruksi g Kredit Konstruksi (sb. Kanan)

Rp miliaryoy

123.173

131.613

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Series1

kg

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 18

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sejalan dengan akselerasi

yang terjadi di kategori Konstruksi. Pada triwulan II 2015, kredit konstruksi mengalami

pertumbuhan sebesar 1% (yoy) setelah pada periode sebelumnya mengalami konstraksi sebesar

8,9% (yoy).

1.3.6 Kategori Transportasi Dan Pergudangan

Kategori transportasi dan pergudangan Sulawesi Tenggara tercatat tumbuh terakselerasi

sebesar 7,1% (yoy) pada triwulan II 2015 setelah di periode sebelumnya tumbuh sebesar

5,7% (yoy). Peningkatan tersebut terkonfirmasi oleh peningkatan jumlah penumpang kapal laut

yang mengalami penambahan sebanyak 6,2 ribu orang dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Sementara berdasarkan hasil liaison dengan pihak terkait diketahui bahwa

penumpang udara pun pengalamai peningkatan. Peningkatan yang terjadi pada periode laporan

disebabkan mulai masuknya arus mudik pada akhir Juni. Selain itu, peningkatan kinerja pada usaha

kategori ini juga didorong oleh peningkatan aktivitas pengiriman barang baik ke luar negeri

maupun secara domestik.

Sumber: PT Pelindo

Grafik 1.26. Arus Penumpang Kapal laut

125.377

131.577

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

200.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

orang

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 19

BOKS 1

KONDISI KELISTRIKAN SULAWESI TENGGARA

Dibandingkan dengan daerah lainnya di Kawasan Timur Indonesia (Kawasan Timur Indonesia), rasio

elektrifikasi di Sulawesi Tenggara tahun 2014 masih berada di kategori rendah yaitu hanya sebesar

66,9%. Rasio elektrifikasi Sultra tersebut hanya lebih tinggi dibandingkan Papua, NTT dan NTB.

Kondisi tersebut tentu saja akan berdampak pada hilangnya kesempatan untuk mendapatkan

investasi yang lebih sustainable seperti investasi pada industri pengolahan. Padahal kebutuhan listrik

untuk KTI tumbuh cukup tinggi yaitu mencapai 9,4% per tahun. Sedangkan pemenuhan listrik masih

diprioritaskan kepada pelanggan rumah tangga, sehingga harga jualnya juga rendah dan tidak

memberi keuntungan bagi investor pembangkit baik oleh PLN maupun swasta.

Gambar 1. Peta Rasio Elektrifikasi KTI

Tabel 1. Pembangkit Listrik di Sultra

Sumber: RPTUL 2015 PT. PLN

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 20

Dari sisi suply listrik, sistem pembangkit di Sultra memiliki surplus yang relatif kecil yaitu hanya sebesar

7MW dihitung dari daya mampu pembangit dikurangi dengan beban puncak. Meskipun demikian,

surplus tersebut tidak dapat mensupport apabila ada kerusakan pada pembangkit karena

infrastruktur kelistrikan di Sultra menggunakan 8 sistem isolated (tidak saling terhubung).

Sumber: RPTUL 2015 PT. PLN

Gambar 2. Peta Jaringan Isolated dan Rencana Pengembangan Jaringan di Sultra

Meskipun demikian, Pemerintah dan PT. PLN sudah menyiapkan beberapa pengembangan untuk

menyediakan listrik bagi masyarakat, baik berupa pembangunan pembangkit listrik maupun

pembangunan jaringan transmisi. Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang dihadapi

dalam pemenuhan listrik tersebut. Dari hasil liaison dan diskusi dengan pelaku usaha dan beberapa

instansi terkait masalah tersebut yaitu: Pertama, masalah pembebasan lahan yaitu harga tanah jauh

di atas harga standar PLN/appraisal, adanya tumpang tindih kepemilikan lahan dan pemilik lahan

belum memiliki dokumen. Kedua, masalah perizinan yaitu proses perizinan lintas instansi yang

memerlukan waktu panjang dan izin untuk melintasi area perkebunan, hutan lindung, kereta api,

dll. Ketiga, masalah anggaran seperti kontrak APBN yang masih menggunakan rupiah murni dan

tidak menerapkan eskalasi harga. Keempat, masalah return on investment yang rendah karena

besarnya pangsa pelanggan kelompok rumah tangga yang memiliki tarif rendah (subsidi).

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 21

Keuangan

Pemerintah

Sampai dengan semester I 2015, total anggaran belanja yang sudah direalisasikan

adalah sebesar Rp5,99 triliun dengan realisasi terhadap target dari APBD Provinsi paling

besar, yaitu sebesar 34,3% dari keseluruhan anggaran tahun 2015. Sementara realisasi

APBD Kota/Kabupaten mencapai 30,5% dan APBN hanya sebesar 19,3% dari target

selama tahun 2015. Dengan demikian, masih ada ruang fiskal di Sulawesi Tenggara

sebesar Rp16,45 triliun sampai akhir 2015.

Bab 2

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 22

2.1 STRUKTUR ANGGARAN DAN REALISASI SEMESTER I 2015

Keuangan Pemerintah di Sulawesi Tenggara terbagi atas keuangan pemerintah daerah

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah/APBD) dengan keuangan pemerintah pusat di

daerah, dengan porsi terbesar adalah APBD Kabupaten/Kota. Keuangan pemerintah daerah

terdiri atas APBD Provinsi Sulawesi Tenggara dengan seluruh APBD Kabupaten dan Kota.

Sementara keuangan pemerintah pusat di daerah, merupakan anggaran instansi vertikal yang

berada di Sulawesi Tenggara. Total anggaran pemerintah daerah maupun anggaran pemerintah

pusat di daerah untuk Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai Rp22,45 Triliun di tahun 2015,

meningkat sebesar 27,2% dibandingkan tahun 2014. Adapun porsi terbesar adalah anggaran

keuangan Pemerintah Kota/Kab sebesar 52,2% (Rp11,72 triliun), diikuti dengan anggaran

keuangan bersumber dari APBN1 sebesar 37,4% (Rp8,41 triliun) dan APBD Provinsi sebesar 10,3%

(Rp2,32 triliun).

*belanja operasional termasuk belanja tidak langsung dan belanja langsung pegawai, belanja hibah, bansos, dll

Sumber: BPKAD Prov. Sultra, Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu RI, Kanwil Perbendaharaan Negara Prov. Sultra

Grafik 2.1. Struktur Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah di Sulawesi Tenggara

Sampai dengan semester I 2015, total anggaran belanja yang sudah direalisasikan adalah sebesar

Rp5,99 triliun dengan pangsa terbesar masih didominasi oleh realisasi anggaran APBD

Kota/Kabupaten sebesar 59,6%, diikuti oleh APBN sebesar 27,1% dan APBD Provinsi sebesar

1 Anggaran bersumber dari APBN tidak termasuk dana transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah karena dana transfer tersebut sudah tercatat dalam APBD.

Belanja Modal31%

Belanja Barang

17%

Operasional52%

Belanja Modal Belanja Barang Operasional

Belanja Modal26%

Belanja Barang

14%

Operasional60%

Belanja Modal Belanja Barang Operasional

Belanja Modal44%

Belanja Barang31%

Operasional25%

Belanja Modal Belanja Barang OperasionalAPBD

Provinsi

APBD Kota/Kab

APBN

Rp2,32 Triliun

Rp8,41 Triliun

Rp11,72 Triliun

10,3%

52,2%

37,4%

meningkat 6,2% (yoy)

meningkat 18,4% (yoy)

meningkat 51,2% (yoy)

89,1% (yoy)

39,5% (yoy)

20,9% (yoy)

-4,1% (yoy)

0,3% (yoy)

12,9% (yoy)

31,3% (yoy)

7,0% (yoy)

15,5% (yoy)

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

23

13,3%. Meskipun pangsa realisasinya terkecil, namun realisasi terhadap target dari APBD Provinsi

paling besar, yaitu sebesar 34,3% dari keseluruhan anggaran tahun 2015. Sementara realisasi

APBD Kota/Kabupaten mencapai 30,5% dan APBN hanya sebesar 19,3% dari target selama tahun

2015. Dengan demikian, masih ada ruang fiskal di Sulawesi Tenggara sebesar Rp16,45 triliun

sampai akhir 2015.

Sumber: BPKAD Prov. Sultra, Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu RI, Kanwil Perbendaharaan Negara Prov. Sultra

Grafik 2.2. Realisasi Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah Semester I di Sulawesi Tenggara

Data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Daerah (LKPP) menunjukkan kinerja keuangan

per bulan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan II 2015 relatif masih rendah

dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Sampai dengan pertengahan tahun 2015, kondisi

keuangan Pemprov Sultra baru mencapai 36,0% di bawah target 59,4%. Sementara itu kondisi

penyelesaian fisik baru mencapai 24,1%, di bawah target 62,9%. Kondisi tersebut diperkirakan

disebabkan oleh masih berlangsungnya proses lelang sehingga tingkat realisasi di lapangan relatif

masih rendah.

Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya, tingkat realisasi

baik kondisi keuangan maupun pada proses penyelesaian fisik di periode laporan tercatat relatif

lebih baik apabila dibandingkan dengan kinerja di periode yang sama tahun sebelumnya yaitu

tingkat realisasi keuangan hanya mencapai 26,7% dan penyelesaian fisik sebesar 12,4%.

25,2%

27,6%

33,4% 34,3%

30,5%

19,3%

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

80,0%

90,0%

100,0%

Pro

v

Kab

/Kota

APBN

Pro

v

Kab

/Kota

APBN

Pro

v

Kab

/Kota

APBN

Pro

v

Kab

/Kota

APBN

Pro

v

Kab

/Kota

APBN

2011 2012 2013 2014 2015

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 24

Sumber: Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Sumber : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Grafik 2.3. Perkembangan Kondisi Keuangan Antara

Realisasi dan Target Bulanan APBD Sulawesi

Tenggara

Grafik 2.4. Perkembangan Penyelesaian Fisik

Pengadaan Antara Realisasi dan Target Bulanan APBD

Sulawesi Tenggara

Tabel 2.1. Realisasi APBD Kota/Kabupaten di Sulawesi Tenggara Semester I 2015

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu RI, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Adapun untuk realisasi belanja APBD Kota/Kabupaten relatif bervariasi antar daerah. Daerah

dengan realisasi sampai dengan semester I 2015 yang terbesar adalah di Kab.Muna sebesar 49,1%

diikuti dengan Kab. Konawe Utara sebesar 47,7%. Sementara itu, daerah dengan realisasi terendah

adalah di Kab. Buton Tengah yang baru merealisasikan anggarannya sebesar 14,6%.

3,2%

10,8%

19,5%19,5%

24,8%

31,5%

3,4%

23,0%

32,3%

44,4%

50,9%

59,4%

2,7%7,4%

10,6%

18,1%20,5%

26,7%

2,7%

9,1%

14,1%

23,5%

30,1%

36,0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

2014 . 2015

Target

Realisasi

1,3%

6,6%

16,2%

26,1%

33,3%

43,6%

3,8%

10,9%

27,5%

40,6%

49,8%

62,9%

0,0%

0,9%2,7%

4,5%7,7%

12,4%

0,0%

0,7%3,5%

10,6%

18,7%

24,1%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

2014 . 2015

Target

Realisasi

Kota/kab 2012 2013 2014 2015

Kab. Buton 36,6% 23,7% 25,2% 28,0%

Kab. Konawe 35,5% 42,4% 23,7% N/A

Kab. Kolaka 34,6% 35,3% 40,9% 32,3%

Kab. Muna 33,1% 28,7% 35,8% 49,1%

Kota Kendari 32,0% 28,8% 24,4% 28,3%

Kota Bau-Bau 36,0% 24,3% 21,1% 30,2%

Kab. Konawe Selatan 29,4% 24,3% 27,7% N/A

Kab. Bombana 23,9% 27,5% 28,0% 24,3%

Kab. Wakatobi 31,8% 25,2% 28,9% 25,3%

Kab. Kolaka Utara 47,6% 31,4% 23,5% 26,2%

Kab. Konawe Utara 42,7% 22,6% 29,1% 47,7%

Kab. Buton Utara 31,0% 27,6% 26,5% 20,2%

Kab. Kolaka Timur 27,3% N/A

Kab. Konawe Kepulauan 24,8% 20,0%

Kab. Muna Barat 20,0% 20,4%

Kab. Buton Tengah 14,6%

Kab. Buton Selatan N/A

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

25

2.2 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBD PROVINSI2

2.2.1 Realisasi Anggaran Pendapatan

Realisasi pendapatan Sulawesi Tenggara terhadap anggaran pada triwulan II 2015 relatif lebih

baik jika dibandingkan realisasi pendapatan pemerintah daerah di periode yang sama tahun

sebelumnya. Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara di triwulan II 2015 terealisasi

senilai Rp1,21 triliun, atau sebesar 53,71% dari target total pendapatan dalam APBD 2015. Angka

serapan tersebut tercatat mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan realisasi di triwulan II

2014 yang tercatat sebesar Rp1,12 triliun atau 52,48% dari target dalam APBD. Kinerja positif

realisasi pendapatan daerah tersebut secara dominan disebabkan oleh sudah terealisasinya

pendapatan transfer dari pemerintah pusat yang pada periode triwulan II tahun 2015 mencapai

sebesar 57,03% atau senilai Rp986,5 miliar.

Tabel 2.2. Realisasi dan Pencapaian Target Pendapatan Pemerintah Sulawesi Tenggara Pada Triwulan II

Ket: data realisasi hanya pada triwulan II bukan diakumulasikan dengan triwulan I

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Di sisi lain, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada periode laporan juga tercatat cukup baik

yakni sebesar 40,43% atau senilai 213,34 miliar, meski sedikit menurun dibanding pencapaian

pada triwulan yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 47,28% atau senilai Rp269,57 miliar.

2 Asesmen pada sub-bab menggunakan data realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah hanya pada triwulan II 2015 bukan data kumulatif s.d triwulan II 2015.

Realisasi

(Miliar Rp)Serap (%)

Realisasi

(Miliar Rp)Serap (%)

Realisasi

(Miliar Rp)Serap (%)

PENDAPATAN 1,033.38 52.94% 1,121.33 52.48% 1,212.61 53.71%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 232.89 46.34% 269.57 47.28% 213.34 40.43%

Pendapatan Pajak Daerah 188.68 50.22% 186.71 39.94% 141.38 35.33%

Hasil Retribusi Daerah 11.73 48.47% 9.19 39.87% 8.03 43.82%

Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan 23.84 100.08% 23.32 97.15% 22.89 95.37%

Lain-lain PAD 8.64 10.95% 50.35 90.49% 41.04 48.19%

PENDAPATAN TRANSFER 794.69 55.05% 805.71 52.78% 986.51 57.03%

Transfer Pemerintah Pusat 649.56 56.91% 614.62 50.70% 782.05 59.17%

Dana Bagi Hasil Pajak 28.76 42.77% - 0.00% 12.58 45.78%

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 32.55 81.84% - 0.00% 57.30 129.17%

Dana Alokasi Umum 572.27 58.33% 614.62 58.33% 686.25 58.33%

Dana Alokasi Khusus 15.98 30.00% - 0.00% 25.92 35.27%

Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 145.13 48.02% 191.09 60.80% 204.46 50.09%

Dana Otonomi Khusus - - - - - -

Dana Penyesuaian 145.13 48.02% 191.09 60.80% 204.46 50.09%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 5.80 99.93% 46.06 115.46% 12.76 -

Pendapatan Hibah 5.80 99.93% - 0.00% - -

Pendapatan Dana Darurat - - - - - -

Pendapatan Lainnya - - 46.06 - 12.76 -

*Posisi Triwulan I

U R A I A N

APBD 2015APBD 2014APBD 2013

Triwulan IITriwulan IITriwulan II

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 26

Sementara itu, realisasi pendapatan pajak daerah relatif masih rendah, sehingga menyebabkan

realisasi anggaran PAD di periode laporan menjadi sedikit kurang optimal. Meskipun demikian, pos

hasil pengelolaan yang dipisahkan justru tercatat mengalami peningkatan yang signifikan yakni

sebesar 95,37% atau senilai Rp22,89 miliar di triwulan II 2015 dari total APBD 2015 sebesar

Rp23,82 miliar.

2.2.2 Realisasi Anggaran Belanja

Tabel 2.3 Realisasi dan Pencapaian Target Belanja Pemerintah Sulawesi Tenggara

Ket: data realisasi hanya pada triwulan II bukan diakumulasikan dengan triwulan I

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Berbeda dengan kinerja di sisi pendapatan, penyerapan anggaran belanja APBD Provinsi

Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 justru tercatat lebih rendah dibandingkan dengan

realisasi anggaran di triwulan II 2014. Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

pada periode laporan mencapai 21,90% dari target atau masih lebih rendah dibandingkan kinerja

pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu merealisasikan anggaran sebesar

26,15%. Penurunan tersebut terutama didorong oleh penurunan daya serap belanja operasi dan

pos transfer bagi hasil ke Kabupaten/Kota. Belanja operasi terealisasikan sebesar 24,68% atau

senilai Rp356,74 miliar, angka tersebut mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya dengan tingkat realisasi sebesar 34,45% atau senilai Rp500,78 miliar. Di sisi lain,

belanja transfer terealisasikan sebesar 18,72 % atau senilai Rp42,10 miliar, menurun dibanding

Realisasi

(Miliar Rp)Serap (%)

Realisasi

(Miliar Rp)Serap (%)

Realisasi

(Miliar Rp)Serap (%)

BELANJA 635.02 29.17% 640.79 26.15% 503.80 21.90%

BELANJA OPERASI 467.59 35.26% 500.78 34.45% 356.74 24.68%

Belanja Pegawai 231.51 39.85% 205.89 35.74% 133.12 22.43%

Belanja Barang 60.50 20.35% 94.56 23.28% 79.47 25.35%

Belanja Bunga 8.82 30.10% 11.11 43.51% 2.45 10.12%

Belanja Subsidi - 0.00% - 0.00% - 0.00%

Belanja Hibah 148.52 48.34% 161.35 49.38% 109.56 26.53%

Belanja Bantuan Sosial - 0.00% - 0.00% - 0.00%

Belanja Bantuan Keuangan 18.24 16.37% 27.86 23.41% 32.15 31.77%

BELANJA MODAL 37.90 6.28% 49.96 6.87% 104.96 17.71%

Belanja Tanah - 0.00% - 0.00% 10.79 49.49%

Belanja Peralatan dan Mesin 5.60 11.54% 4.62 9.34% 11.50 22.23%

Belanja Bangunan dan Gedung 1.15 2.05% 19.46 9.80% 20.85 11.24%

Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan 31.15 6.63% 25.81 5.92% 61.82 18.64%

Belanja Aset Tetap Lainnya - 0.00% 0.07 6.15% 0.00 0.05%

BELANJA TIDAK TERDUGA - 0.00% - 0.00% - 0.00%

Belanja Tak Terduga - 0.00% - 0.00% - 0.00%

TRANSFER 129.53 54.84% 90.05 36.07% 42.10 18.72%

Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota - 0.00% 90.05 36.07% - 0.00%

Bagi Hasil Pajak 129.53 54.84% - 0.00% 42.10 0.00%

*Posisi Triwulan II

U R A I A N

APBD 2015APBD 2014APBD 2013

Triwulan IITriwulan IITriwulan II

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

27

triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 36,07% atau senilai Rp90,05 miliar. Penurunan

kinerja penyerapan belanja operasi diantaranya disebabkan oleh realisasi pada pos belanja pegawai

dan belanja bunga yang masih belum optimal. Diperkirakan realiasi belanja operasi khususnya pada

pos belanja pegawai baru akan mengalami penyerapan yang cukup optimal di triwulan III 2015

seiring dengan pembagian gaji ke-13 bagi PNS yang jatuh pada bulan Juli.

Sementara itu, kinerja realisasi pos belanja modal juga diketahui relatif masih cukup rendah yakni

sebesar 17,71% atau senilai Rp104,96 miliar. Meski demikian angka realisasi tersebut mengalami

peningkatan dibandingkan kinerja penyerapan di periode yang sama tahun sebelumnya yakni

sebesar 6,87% atau senilai Rp49,96 miliar.

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 28

BOKS 2

PENYALURAN DANA DESA DARI APBN

Pada tahun 2015, desa mendapatkan tambahan dana yang bersumber langsung dari APBN. Sesuai

dengan Peraturan Presiden RI No.36/2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun 2015, Dana Desa yang dialokasikan untuk Sulawesi Tenggara selama tahun 2014 mencapai

Rp496,07 miliar. Nominal tersebut hanya sebesar 2,39% dari keseluruhan Dana Desa yang disalurkan

secara nasional sebesar Rp20,77 triliun.

Tabel 1. Alokasi Dana Desa APBN dan Penyaluran Tahap I

Kabupaten yang paling besar mendapatkan Dana Desa dari APBN di Sultra adalah Kab. Konawe

Selatan sebesar Rp89,65 miliar dan diikuti oleh Kab. Konawe (Rp63,87 miliar). Adapun daerah

dengan alokasi paling kecil adalah Kab. Buton Selatan dan Kab. Konawe Kepulauan. Meskipun

demikian, mengingat alokasi tersebut didasarkan pada jumlah desa yang ada pada suatu kabupaten,

maka perbedaan anggaran yang diterima tiap desa tidak terlalu besar.

Sesuai dengan data Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, penyaluran tahap I untuk

Sultra sudah selesai dilakukan. Penyaluran tahap I tersebut adalah sebesar 40% dari alokasi yang

disediakan. Dengan demikian, pada rekening daerah atau desa sudah terdapat anggaran sebesar

Rp198,43 miliar. Sesuai dengan peruntukannya, anggaran tersebut hanya dapat digunakan untuk (1)

pembangunan infrastruktur desa seperti jalan desa, jembatan, dan irigasi; (2) pemberdayaan

masyarakat desa seperti pelatihan UMKM, pelatihan menjahit, dll.

April-Juni Juli

Buton 23,23 9,29

Konawe 63,87 25,55

Kolaka 27,61 11,04

Muna 34,21 13,69

Konawe Selatan 89,65 35,86

Bombana 31,99 12,80

Wakatobi 21,23 8,49

Kolaka Utara 34,85 13,94

Konawe Utara 36,35 14,54

Buton Utara 21,77 8,71

Konawe Kepulauan 20,22 8,09

Kolaka Timur 32,10 12,84

Buton Selatan 17,43 6,97

Buton Tengah 19,08 7,63

Muna Barat 22,49 8,99

Jumlah 496,1 190,3 8,09

Kabupaten AlokasiPenyaluran Tahap I

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

29

Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya diindikasikan adanya permasalahan. Dari hasil liaison dan

diskusi dengan beberapa instansi terkait beberapa masalah tersebut antara lain:

1. Kesiapan regulasi pelaksanaannya (Perda, Perkada, Perdes & Perkades),

2. Kompetensi SDM Pemda, Kecamatan dan Perangkat Desa yang belum memadai,

3. Belum sinkronnya regulasi di tingkat pusat dan daerah,

4. Proporsi 30% (Operasional) dan 70% (Pembangunan /Pemberdayaan) menjadi hambatan

dalam penyusunan APB Desa,

5. Desa belum memiliki prosedur yang dibutuhkan untuk menjamin tertib administrasi dan

pengelolaan keuangan serta kekayaan milik desa,

6. Belum ada Grand Design Standar Akuntansi Pemerintahan untuk Desa

Gambar 1. Aliran Keuangan ke Desa

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 30

BOKS 3

PERAN BELANJA PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Pada saat perekonomian sedang lesu maka masyarakat dan pelaku usaha mengharapkan agar

pemerintah dapat memperbesar belanjanya untuk mendorong perekonomian lebih tinggi. Meskipun

demikian, tidak serta merta pengeluaran pemerintah yang semakin tinggi akan terus mendorong

ekonomi tumbuh lebih tinggi.

Ekonom Richard W. Rahn (1996)3 menyatakan bahwa terdapat level tertentu dari pengeluaran

pemerintah yang dapat memberikan pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Kondisi tersebut disebut

dengan Kurva Rahn (Rahn Curve). Dalam teori tersebut disebutkan bahwa suatu perekonomian pada

awalnya memerlukan peran pemerintah untuk mendorong pertumbuhannya karena perekonomian

memerlukan pemerintah untuk perlindungan usaha, untuk menjaga kepastian bisnis, untuk

memberikan pelayanan dan membangun infrastruktur. Meskipun demikian apabila belanja

pemerintah terus-menerus tinggi maka pertumbuhan ekonomi malah akan melambat.

Grafik 1. Rasio Pengeluaran Pemerintah per PDRB dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi

untuk KTI

Fenomena tersebut juga terjadi pada perekonomian di Kawasan Timur Indonesia yaitu terlihat bahwa

semakin besar rasio pengeluaran pemerintah (konsumsi dan investasi) per PDRB (atas dasar harga

berlaku) tidak memberikan pertumbuhan ekonomi yang optimal. Untuk Sulawesi Tenggara, rasio

pengeluaran pemerintah per PDRB mencapai 20,13% dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi

sebesar 6,88%. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa alokasi anggaran pemerintah secara umum

3 Richard Rahn (1996). What Is The Optimal Size Of Government

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

31

sudah mampu mendorong produksi di sektor swasta. Hal ini juga didukung dengan relatif besarnya

peran fiskal di Sulawesi Tenggara terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan penambahan 10%

realisasi belanja konsumsi pemerintah dan belanja modal pemerintah akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 46,43%4 selama 2 tahun berjalan.

Meskipun demikian, untuk mewaspadai agar perekonomian Sultra tidak mengalami downward slope

jika belanja pemerintah semakin ditambah di masa yang akan datang maka perlu menghindari

beberapa hal sbb:

1. The displacement cost

Belanja pemerintah tidak ditujukan untuk mendorong peningkatan produktifitas sektor

swasta maupun investasi.

2. The negative multiplier cost

Belanja pemerintah sudah ditujukan untuk mendorong peningkatan produktifitas sektor

swasta maupun investasi, namun cost yang dikeluarkan lebih besar dari output atau investasi

yang dilakukan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

3. The behavioral subsidy cost

Terdapat bantuan sosial atau subsidi yang tidak tepat sasaran dan tidak mendorong

masyarakat untuk meningkatkan akses kepada pekerjaan, akses kepada pendidikan dan

akses kepada kesehatan.

4. The inefficiency cost

Pelayanan publik berjalan tidak efisien baik dari sisi jumlah SDM, pemanfaatan waktu kerja

dan kualitas jasa yang diberikan.

4 Dihitung dengan menggunakan model simultan REMBI (Regional Macroeconomic Model of Bank Indonesia) Provinsi Sulawesi Tenggara yang dibangun untuk memperoleh proyeksi indikator makroekonomi daerah. Model REMBI disusun dengan basis persamaan Y=C+I+G+X-M dan menghubungkan berbagai variabel ekonomi dalam 5 blok yaitu blok PDRB sisi permintaan, PDRB sisi penawaran, fiskal, harga, moneter.

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 32

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 33

Inflasi

Daerah

Secara agregat, inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 mengalami penurunan,

dari 7,81% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 7,35% (yoy). Penurunan laju inflasi

Sulawesi Tenggara sejalan dengan menurunnya laju inflasi yang terjadi baik di Kota

Kendari maupun di Kota Baubau. Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama

bersumber dari komponen volatile food akibat adanya panen raya komoditas beras.

Pada periode laporan upaya pengendalian inflasi difokuskan pada koordinasi dalam

upaya pemantauan harga berbagai komoditas di pasar, ketersediaan stok dan juga

kelancaran alairan distribusi untuk mengantisipasi kenaikan harga di Bulan Ramadhan

dan Hari Raya Idul Fitri.

Bab 3

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 34

3.1 KONDISI UMUM

Berdasarkan rilis inflasi yang dikeluarkan oleh BPS mengenai tingkat inflasi Kota Kendari dan

Kota Baubau, menunjukkan bahwa secara agregat tingkat inflasi provinsi Sulawesi Tenggara

mencapai 7,35% (yoy) pada triwulan II 20151. Angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan

dengan laju laju inflasi di periode triwulan sebelumnya yang mencapai 7,81% (yoy). Penurunan laju

inflasi Sulawesi Tenggara tersebut sejalan dengan menurunnya tekanan inflasi yang terjadi baik di

Kota Kendari maupun di Kota Baubau. Meskipun demikian, realisasi inflasi tersebut lebih tinggi

apabila dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional (7,26%, yoy). Dilihat dari kota yang dihitung

inflasinya, laju inflasi Kota Kendari di triwulan II 2015 mencapai 6,40% (yoy), lebih rendah bila

dibandingkan dengan laju inflasi di triwulan I 2015 sebesar 6,81% (yoy). Sementara itu, laju inflasi

kota Baubau mencapai 9,90% (yoy), mengalami penurunan yang cukup signifikan jika

dibandingkan laju inflasi di triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,52% (yoy).

Sumber: BPS Prov Sultra (diolah) Sumber: BPS Prov Sultra (diolah)

Grafik 3.1. Pergerakan Inflasi Sulawesi Tenggara Grafik 3.2. Perbandingan Inflasi Tahunan

Penurunan inflasi di Kota Kendari, terutama disebabkan oleh adanya penurunan pada kelompok

bahan makanan (dari 10,43%-yoy menjadi 6,97%-yoy) dan kelompok sandang (dari 0,27%-yoy

menjadi -0,75%-yoy). Penurunan pada kelompok bahan makanan tersebut disebabkan oleh

adanya panen raya padi sehingga membuat subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya

mengalami penurunan inflasi dari yang semula 22,43% (yoy) pada triwulan I 2015 menjadi 13,50%

(yoy) pada triwulan II 2015. Sedangkan penurunan pada kelompok sandang disebabkan oleh

pemberian diskon yang diberikan oleh beberapa ritel besar menjelang Bulan Ramadhan. Sementara

itu untuk Kota Baubau penurunan tingkat inflasi secara dominan dipengaruhi oleh penurunan

inflasi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang pada triwulan II 2015

mengalami inflasi sebesar 12,68% (yoy) setelah pada periode sebelumnya mencapai 15,16% (yoy).

1 Seluruh angka inflasi Sulawesi Tenggara merupakan perhitungan agregasi oleh KPw BI Sulawesi Tenggara berdasarkan data inflasi Kota Kendari yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi Sulawesi Tenggara dan inflasi Kota Baubau yang dikeluarkan oleh BPS Kota Baubau

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

2014 2015

Inflasi Nasional (7,26%, yoy)

Kendari (6,40%, yoy)

Sultra (7,35%, yoy)

Baubau (9,90%, yoy)

IHK Inflasi

Kendari

IHK Inflasi

Baubau

IHK Inflasi

Sultra

IHK Inflasi

Nasional

IHK Inflasi

KTI

6,40%

9,90%

7,35% 7,26%7,43%

Perbandingan Inflasi Tahunan

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 35

Kondisi tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan inflasi angkutan udara dari 52,76%

(yoy) pada triwulan I 2015 menjadi 30,07% (yoy) pada triwulan II 2015.

Tabel 3.1 Inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara (mtm) Per Kelompok

Sumber: BPSProv Sultra (diolah)

Secara bulanan, tingkat laju inflasi Sulawesi Tenggara selama triwulan II 2015 lebih tinggi

dibandingkan dengan kondisi di periode triwulan I 2015. Selama periode triwulan II 2015 tersebut

Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami inflasi sebesar 0,18% (mtm) pada bulan April, inflasi sebesar

0,51% (mtm) pada bulan Mei dan inflasi sebesar 0,52% (mtm) pada bulan Juni. Inflasi yang terjadi

pada bulan April disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah menaikan harga komoditas bensin

dan solar bersubsidi pada tanggal 28 Maret 2015, sehingga memberikan dampak secara penuh

pada bulan April. Pada tanggal tersebut, pemerintah menaikan harga komoditas bensin dari semula

Rp6.800,-/liter menjadi Rp7.300,-/liter dan komoditas solar dari yang semula Rp6.400,-/litter

menjadi Rp6.900,-/liter. Selanjutnya pada bulan Mei tekanan inflasi disebabkan oleh meningkatnya

harga komoditas ikan segar akibat tingginya gelombang air laut sehingga nelayan kesulitan untuk

melaut. Sedangkan untuk bulan Juni inflasi disebabkan oleh meningkatnya harga pada kelompok

bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan akibat bertambahnya

permintaan masyarakat menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Kondisi tersebut sejalan dengan pergerakan laju inflasi yang terjadi di Kota Baubau selama triwulan

II 2015. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Prov. Sultra, Kota Baubau tercatat mengalami inflasi

sebesar 0,72% (mtm) di bulan April, inflasi sebesar 0,19% (mtm) di bulan Mei dan pada bulan Juni

tercatat mengalami inflasi sebesar 1,13% (mtm) (Grafik 3.3). Sementara itu, kondisi inflasi di kota

Kendari memiliki pola yang berbeda dengan kota Baubau yaitu pada bulan April mengalami deflasi

sebesar 0,03% (mtm) sementara pada bulan Mei dan Juni mengalami inflasi masing-masing

sebesar 0,64% (mtm) dan 0,28% (mtm).

Secara triwulanan, Sulawesi Tenggara mengalami inflasi sebesar 1,21% (qtq) pada triwulan II 2015,

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami deflasi sebesar

1,05% (qtq). Peningkatan tersebut didorong oleh inflasi yang terjadi pada kelompok bahan

makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang masing-masing tercatat

mengalami inflasi sebesar 2,66% (qtq) dan 0,95% (qtq), setelah pada periode sebelumnya masing-

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Bahan Makanan 0,19 -0,86 -1,65 -0,05 1,79 0,91

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,94 0,45 0,38 0,36 2,02 0,54

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,84 -0,11 0,28 0,19 0,03 0,03

Sandang -0,43 0,30 0,87 -0,65 -0,27 0,51

Kesehatan 0,36 0,05 1,20 0,14 0,70 0,19

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga -0,85 0,49 0,04 -0,07 0,08 0,25

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -3,96 -2,96 2,67 0,63 -0,77 1,09

Inflasi (mtm) -0,60 -0,75 0,30 0,18 0,51 0,52

2015Kelompok

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 36

masing tercatat mengalami deflasi sebesar 2,31% (qtq) dan 4,31 (qtq). Peningkatan pada

kelompok bahan makanan dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat pada saat

Bulan Ramadhan, sedangkan inflasi yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan disebabkan oleh adanya peningkatan pemesanan tiket angkutan menjelang arus

mudik/balik dari maupun ke Provinsi Sulawesi Tenggara. Meskipun perjalanan dilakukan pada

bulan Juli, namun pembayaran sudah dilakukan pada saat pemesanan dan tercatat pada periode

laporan. Sementara itu, perkembangan harga di kelompok sandang mampu menahan laju inflasi

pada periode laporan dengan tercatat deflasi sebesar 0,41% (qtq). Penurunan tekanan inflasi

tersebut utamanya disebabkan oleh pemberian diskon pembelian yang diberikan oleh beberapa

ritel besar menjelang Bulan Ramadhan.

Sumber: BPS Prov Sultra Sumber: BPS Prov Sultra (diolah)

Grafik 3.3. Inflasi Bulanan Kota Kendari Grafik 3.4 Perbandingan Pola Inflasi Kota Kendari

Kondisi tersebut terjadi di Kota Kendari maupun Kota Baubau yang masing-masing tercatat

mengalami inflasi sebesar 0,89% (qtq) dan 2,05 (qtq) setelah triwulan sebelumnya mengalami

deflasi sebesar 1,30% (qtq) dan 0,41%(qtq). Tingginya tekanan inflasi di Kota Kendari disebabkan

oleh inflasi yang terjadi kelompok bahan makanan (1,07%, qtq) dan kelompok transport dan

komunikasi (1,37%, qtq). Sedangkan untuk Kota Baubau disebabkan oleh inflasi yang terjadi pada

kelompok bahan makanan (1,07%, qtq) dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau (3,15%, qtq).

Tabel 3.2 Inflasi Kota Kendari (qtq) Per Kelompok

Sumber: BPSProv Sultra (diolah)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

TW I TW II

(0,96) (0,91)

0,57

(0,03)

0,64

0,28

IHK, % (mtm)

-0,03%

0,13%

0,64%

0,53%

0,28%

0,70%

Apr '15 (mtm, %) Rata-rata InflasiApr 2010-2014

Mei '15 (mtm, %) Rata-rata InflasiMei 2010-2014

Jun '15 (mtm, %) Rata-rata InflasiJun 2010-2014

JunMeiApr

I II III IV I II III IV I II

Bahan Makanan 0,24 1,06 9,09 -5,15 -4,69 4,34 2,98 4,18 -1,35 1,07

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,65 0,96 1,70 0,55 0,82 1,01 1,54 1,04 2,08 2,85

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,88 6,16 0,96 0,79 0,76 0,12 2,01 5,48 1,19 0,36

Sandang -1,03 -7,11 1,65 -1,31 0,48 -0,34 0,36 -0,08 0,33 -1,36

Kesehatan 1,58 0,10 0,02 1,04 1,05 0,87 1,23 2,13 2,20 0,88

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0,66 -0,05 0,42 0,11 0,08 0,30 0,66 1,33 -0,60 0,36

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,96 4,77 13,56 0,19 -0,21 0,70 0,48 11,42 -6,76 1,37

Inflasi (qtq) 0,18 1,96 5,23 -1,20 -0,76 1,28 1,58 5,19 -1,30 0,89

2015Kelompok

2013 2014

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 37

3.2 DISAGREGASI INFLASI2

Grafik 3.5.Perkembangan Inflasi Sultra Berdasarkan Disagregasi Inflasi

Peningkatan tekanan inflasi Sulawesi Tenggara secara bulanan pada triwulan II 2015,

terutama bersumber dari komponen volatile food. Pada triwulan II 2015 komponen volatile food

mengalami inflasi, sementara pada periode sebelumnya tercatat mengalami deflasi. Inflasi yang

terjadi pada kelompok tersebut mulai terjadi sejak bulan Mei 2015 didorong oleh peningkatan

permintaan masyarakat menjelang Bulan Ramadhan.

Deflasi yang terjadi pada triwulan I 2015 masih berlanjut hingga bulan April. Di Kota Kendari

tercatat mengalami deflasi sebesar 0,14 (mtm) yang disebabkan oleh terkendalinya level harga

untuk subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (-2,92%, mtm) dan subkelompok

sayur-sayuran (-3,72%, mtm). Namun kondisi berbeda terjadi di Kota Baubau yang tercatat

mengalami inflasi sebesar 0,26% (mtm) dengan penyumbang utama berasal dari subkelompok

ikan segar (dari -11,95%-mtm menjadi 5,20%-mtm) dan subkelompok sayur-sayuran (dari -

10,44%-mtm menjadi 8,90%-mtm). Peningkatan inflasi yang terjadi pada subkelompok ikan segar

didorong oleh peningkatan yang terjadi pada komoditas ikan cakalang (dari -13,80%-mtm menjadi

20,60%-mtm) dan ikan kembung (dari -3,04%-mtm menjadi 15,50%-mtm). Hal ini terjadi akibat

tingginya gelombang di sekitar perairan Baubau sehingga membuat para nelayan di daerah

tersebut sulit untuk melaut pada periode tersebut.

Pada bulan Mei komponen volatile food di Kota Kendari tercatat mengalami inflasi sebesar 1,91%

(mtm) dan bulan Juni sebesar 0,50% (mtm). Sedangkan untuk kota Baubau tercatat mengalami

inflasi berturut-turut sebesar 1,95% (mtm) dan 1,31% (mtm). Peningkatan tekanan yang terjadi

tersebut utamanya disebabkan oleh peningkatan inflasi pada subkelompok ikan segar baik di kota

Kendari (4,80% mtm untuk Mei dan 0,83%, mtm untuk Juni) maupun di Baubau (5,01% mtm

2Analisis disagregasi membagi inflasi menjadi inflasi inti (core inflation) dan inflasi non inti (volatile food dan administered prices). Hal ini dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental.

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

-2%

-1%

-1%

0%

1%

1%

2%

2%

3%

3%

4%

4%

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2014 2015

Inflasi (0,52%, mtm) Volatile Food (0,72%, mtm)

Core (0,26%, mtm) Administered Price (0,87%, mtm)

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 38

untuk Mei dan 3,39%, mtm untuk Juni) akibat tingginya gelombang air laut. Adapun untuk bulan

Juni meningkatnya permintaan masyarakat menjelang masuknya Bulan Ramadhan semakin

menambah tekanan inflasi volatile food.

Untuk komponen administered prices di Sulawesi Tenggara pada periode laporan mengalami

penurunan tingkat inflasi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Di Bulan April, komponen

administered prices di Kota Kendari tercatat mengalami inflasi sebesar 1,69 % (mtm), sedangkan

untuk Kota Baubau tercatat mengalami deflasi sebesar 0,61% (mtm), tekanan inflasi pada

komponen administered prices tersebut merupakan dampak lanjutan dari kebijakan pemerintah

untuk menaikan bahan bakar bersubsidi pada akhir Maret. Namun demikian, tekanan yang terjadi

di Kota Baubau tersebut tertahan oleh penurunan harga pada komoditas angkutan udara (- 8,60%,

mtm).

Pada bulan Mei 2015 komponen administered prices mengalami penurunan jika dibandingkan

dengan bulan April 2015 akibat adanya penurunan harga pada komoditas angkutan udara. Deflasi

komoditas angkutan udara di Kota Kendari tercatat sebesar (3,05%, mtm) sementara di Kota

Baubau tercatat mengalami deflasi sebesar (12,15%, mtm). Penurunan tersebut disebabkan oleh

kecenderungan masyarakat untuk menunda menggunakan angkutan udara hingga Idul Fitri

sehingga menurunkan permintaan atas komoditas tersebut.

Sementara itu untuk bulan Juni komponen administered prices mengalami peningkatan tekanan

inflasi seiring peningkatan tarif angkutan udara, tarif listrik dan rokok. Peningkatan tarif angkutan

udara sebesar 3,68% (mtm) di Kota Kendari dan 17,16% (mtm) di Kota Baubau memberikan andil

terbesar pada peningkatan inflasi administered prices di Sultra. Peningkatan tersebut lebih

disebabkan karena peningkatan pemesanan tiket angkutan udara menjelang arus mudik/balik dari

maupun masuk ke Sultra. Meskipun perjalanan dilakukan pada bulan Juli, namun pembayaran

sudah dilakukan pada saat pemesanan dan tercatat di periode laporan. Selain itu, beberapa

kebijakan pemerintah juga menyebabkan peningkatan tekanan inflasi yaitu kebijakan Tarif Tenaga

Listrik (TTL) sebesar 0,62% dan peningkatan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) rokok dari 8,4%

menjadi 10% serta peningkatan tarif cukai rokok. Pada bulan Juni 2015, tarif listrik di Sultra

tercatat naik sebesar 0,27% (mtm), sementara harga rokok kretek filter meningkat 0,71% (mtm).

Untuk perkembangan komponen inflasi inti (core inflation) di Sulawesi Tenggara masih berada

pada level yang stabil. Di Kota Kendari, sub kelompok sandang mengalami tren yang sedikit

meningkat selama periode laporan yaitu deflasi sebesar -1,38% (mtm) pada bulan April, deflasi

sebesar 0,38% (mtm) pada bulan Mei lalu terjadi inflasi pada bulan Juni sebesar 0,41% (mtm).

Sementara untuk kota baubau subkelompok yang mengalami pergerakan harga adalah makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu dari bulan April hingga Juni secara berturut-turut tercatat

mengalami inflasi sebesar 0,31% (mtm), 1,91% (mtm) dan 0,90 (mtm).

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 39

Tabel 3.3 Kenaikan Tarif Tenaga Listrik

Sumber: PT. PLN (Persero)

3.3 UPAYA PENGENDALIAN INFLASI

Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan Bank Indonesia selama

triwulan II 2015 ini masih di fokuskan kepada koordinasi dalam upaya pemantauan harga berbagai

komoditas di pasar, ketersediaan stock dan juga kelancaran aliran distribusi untuk mengantisipasi

kenaikan harga selama Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

1. High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Dalam rangka pengendalian harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, pada

tanggal 16 Juni 2015, Wakil Gubernur Sultra, H.M. Saleh Lasata memimpin High Level Meeting

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sultra dan diputuskan beberapa rekomendasi

strategis sebagai berikut:

a. Seluruh pihak senantiasa bersinergi dan berkoordinasi secara intens guna memantau

dan menjaga pergerakan tingkat harga komoditas bahan pangan yang dapat memicu

lonjakan inflasi di Sulawesi Tenggara.

b. Seluruh distributor turut serta membantu pemerintah daerah dalam rangka menjaga

ketersediaan pasokan bahan pangan, menjaga pergerakan harga, dan tidak

melakukan penimbunan.

c. Otoritas kepelabuhanan senantiasa memberikan prioritas kepada semua kapal yang

mengangkut komoditas bahan pangan untuk dapat berlabuh dan melakukan aktivitas

bongkar muat.

d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan baik di seluruh kota/kabupaten maupun di

tingkat provinsi untuk senantiasa melakukan pemantauan baik stok maupun harga di

pasaran, serta melaporkan secara langsung kepada pimpinan apabila terdapat

fenomena/kejadian yang diluar pola normal.

Golongan Tarif Mei 2015 (per kWh)

Tarif Juni 2015 (per kWh)

Kenaikan Tarif

R-2, 3.500 VA-5.500 VA Rp1.514,81 Rp1.524,24 0,62% R-3, > 6.600 VA Rp1.514,81 Rp1.524,24 0,62%

B-2, 6.600 VA-200 kVA Rp1.514,81 Rp1.524,24 0,62% B-3, > 200 kVA Rp1.108,70 Rp1.115,60 0,62%

I-3, > 200 KVA Rp1.108,70 Rp1.115,60 0,62% I-4, > 30.000 kVA Rp1.063,80 Rp1.070,42 0,62%

P-1, 6.600 VA-200 kVA Rp1.514,81 Rp1.524,24 0,62% P-2, > 200 kVA Rp1.108,70 Rp1.115,60 0,62% P-3 Rp1.514,81 Rp1.524,24 0,62% L/TR, TM, TT Rp1.650,73 Rp1.661,01 0,62%

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 40

e. Pertamina agar senantiasa menjaga ketersediaan stok BBM di depot dan turut

melakukan pemantauan ketersediaan stok BBM di lapangan, serta segera melakukan

pengiriman apabila terdapat SPBU yang mengalami kehabisan/kekurangan stok.

f. Mengadakan operasi pasar (sidak) secara berkala dan melaksanakan kegiatan pasar

murah guna menjamin pemenuhan kebutuhan dari masyarakat dan menjaga

pergerakan tingkat harga.

g. Senantiasa meningkatkan kerjasama antar daerah guna menutupi defisit ketersediaan

stok bahan pangan di salah satu daerah.

h. Melakukan identifikasi terkait potensi dan kendala yang terdapat di setiap daerah.

i. Penyaluran Raskin dari Bulog Divre Sultra dipercepat, khususnya dalam rangka

persiapan memasuki hari raya idul fitri.

j. Dengan segera melakukan tindak lanjut atas hasil temuan kepolisian, serta melakukan

sidak dan pengawasan secara berkala di lapangan.

k. Mendorong pemerintah daerah untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi panganan

lokal gunan mengurangi konsumsi beras.

l. Meningkatkan pengawasan barang guna memastikan kesesuaian volume barang

dengan informasi yang tercantum dalam kemasan.

2. Sidak ke Berbagai Tempat Strategis, seperti Gudang Bulog, Pasar serta Pelabuhan.

Menindaklanjuti hasil High Level Meeting TPID Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan sidak ke

beberapa lokasi strategis guna memastikan kesiapan daerah dalam menghadapi Bulan

Ramadhan dan Idul Fitri. Salah satu tempat yang menjadi lokasi peninjauan adalah gudang

Bulog Divre Sultra dan berdasarkan hasil kunjungan tersebut diketahui bahwa cadangan beras

Bulog masih sangat memadai, cukup untuk memenuhi kebutuhan beras hingga 6 bulan

mendatang.

Selain ke gudang Bulog, TPID juga menuju beberapa pasar di Kota Kendari untuk memantau

secara langsung perkembangan pergerakan harga serta ketersediaan bahan kebutuhan pokok

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua TPID Prov. Sultra sekaligus Sekretaris Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr. H. Lukman Abunawas. Kegiatan sidak diawali dari Pasar Basah

Mandonga yang merupakan salah satu pasar tradisional yang banyak dikunjungi masyarakat.

Pedagang beras, telur, daging ayam dan sapi serta bumbu-bumbuan merupakan sasaran sidak

tersebut. Dari kegiatan itu diketahui beberapa harga bahan pokok mulai mengalami

peningkatan harga seiring dengan naiknya permintaan menjelang memasuki Bulan Ramadhan.

Meskipun demikian, kenaikan harga yang terjadi masih dalam tingkatan yang wajar, sementara

untuk ketersediaan stok barang pokok masih aman dan diperkirakan cukup untuk memenuhi

permintaan Ramadhan hingga Idul Fitri. Selain melakukan pemantauan harga, tim sidak juga

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 41

melakukan pemeriksaan barang dagangan khususnya makanan kue kering dalam kemasan

tanpa label untuk memastikan barang yang dijual aman dikonsumsi.

TPID Sultra juga melakukan kunjungan pelabuhan bongkar muat yang dikelola oleh PT. Pelindo

IV. Kunjungan ke pelabuhan bongkar muat ini bertujuan untuk memastikan distribusi barang

berjalan dengan lancar. Dari hasil inspeksi diketahui bahwa arus terpantau arus distribusi masih

normal dan waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat terhitung cepat yakni 24 Jam hingga

2,5 hari. Kendati terjadi peningkatan arus barang masuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri

namun tidak terjadi antrian kapal yang akan masuk pelabuhan.

3. Pasar Murah

Guna mengurangi tekanan inflasi yang terjadi di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri pemerintah

daerah bekerjasama dengan Bank Indonesia mengadakan kegiatan pasar murah. Pada tanggal

19 Juni 2015 pemerintah provinsi mengadakan pasar murah di kecamatan Abeli dan dibuka

langsung oleh Ketua TPID Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr. H. Lukman Abunawas. Sementara

untuk pasar murah yang diadakan oleh pemerintah Kota Kendari diadakan di 10 kecamatan

secara bergilir. Rangkaian pasar murah tersebut dibuka oleh Walikota Kendari, Dr. Ir. H. Asrun

pada tanggal 22 Juni 2015 bertempat di Kantor Kecamatan Baruga.

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 42

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 43

Sistem Keuangan dan

Pengembangan Akses

Keuangan

Kinerja perbankan di Sulawesi tenggara pada Triwulan II 2015 mengalami peningkatan. Hal

ini terlihat dari adanya percepatan pertumbuhan baik dari penghimpunan dana maupun

kredit yang disalurkan kepada masyarakat. Meskipun demikian, ketahanan perbankan

yang tercermin dari risiko kredit mengalami peningkatan meskipun masih berada dalam

level yang aman.

Bab 4

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 44

4.1 KONDISI UMUM PERBANKAN1

Secara umum, perkembangan sistem keuangan terutama kinerja perbankan di Sulawesi

Tenggara mengalami peningkatan seiring dengan akselerasi perekonomian Sulawesi

Tenggara yang terjadi pada Triwulan II 2015. Hal ini terlihat dari peningkatan pertumbuhan

aset, DPK dan juga penyaluran kredit kepada masyarakat. Meskipun demikian, peningkatan kinerja

tersebut diiringi dengan peningkatan risiko kredit walau secara umum masih dapat dijaga pada

level yang aman.

4.1.1 Perkembangan Kelembagaan

Dari sisi kelembagaan, pada triwulan II 2015, jumlah bank umum di Sulawesi Tenggara tidak

mengalami banyak perubahan dari triwulan sebelumnya yaitu sebanyak 26 bank. Begitu pula

dengan jumlah BPR juga tercatat masih tetap sama seperti periode sebelumnya yaitu sebanyak 17

BPR (Tabel 4.1).

Tabel 4.1.Perkembangan Kelembagaan Bank Umum dan BPR

Jumlah kantor termasuk KP, Kanwil, KC, KCP, BRI Unit, dan KK

Sumber: LBU & LBBPR

4.1.2 Aset Perbankan

Tabel 4.2.Aset Perbankan Sulawesi Tenggara

Sumber: LBU & LBBPR

Total aset perbankan di Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 13,3% (yoy) atau

menjadi Rp21,80 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

10,8%-yoy (Tabel 4.2). Peningkatan pertumbuhan aset tersebut terjadi pada semua kategori bank,

1 Asesmen perkembangan perbankan di Sulawesi Tenggara di bab ini menggunakan data lokasi bank untuk kredit/pembiayaan yang disalurkan dan data lokasi bank pelapor untuk DPK yang dihimpun.

I II III IV I II

Bank Umum 21 24 25 25 25 26 26 26

Konvensional 18 18 19 19 19 19 19 19

UUS 3 3 3 3 3 3 3 3

Syariah 3 6 6 6 6 7 7 7

Jumlah Kantor Bank Umum 147 190 199 224 224 237 236 236

BPR 12 12 12 12 12 17 17 17

Jumlah Kantor 18 18 18 18 18 25 25 25

KATEGORI 2012 20132014 2015

I II III IV I II I II III IV I II

Total Aset 9,2 14,7 4,8 6,2 10,8 13,3 17.960 19.242 18.761 17.930 19.902 21.796

Bank Umum 9,1 14,5 4,6 5,8 10,5 12,9 17.827 19.100 18.598 17.743 19.702 21.562

Bank Pemerintah 7,6 16,6 5,7 6,2 12,8 14,3 13.862 15.136 14.736 13.811 15.634 17.303

Bank Swasta Nasional 14,6 7,4 0,5 4,7 2,6 7,5 3.965 3.964 3.862 3.932 4.068 4.259

BPR 28,0 36,0 45,8 64,7 50,9 64,4 132,7 142,2 163,0 187,0 200,3 233,8

Nominal Aset (Rp miliar)

2014 2014KATEGORI 2015 2015

Pertumbuhan (%, yoy)

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 45

baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat (BPR). Bahkan pertumbuhan aset BPR pada

triwulan II 2015 mencapai 64,4% (yoy) sementara aset bank umum hanya tumbuh sebesar 12,9%

(yoy). Secara umum, bank pemerintah masih mendominasi industri perbankan di Sulawesi

Tenggara dengan porsi aset mencapai 79,38%. Adapun porsi BPR masih sangat kecil yaitu sebesar

1,07%.

4.1.3 Intermediasi Perbankan

Dana Pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum pada triwulan II 2015 mengalami

peningkatan pertumbuhan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, dari 9,5% (yoy) di

triwulan I menjadi 12,4% (yoy) di triwulan II. Secara nominal, jumlah dana yang berhasil dihimpun

tersebut mencapai Rp13,67 triliun. Peningkatan kinerja tersebut didorong oleh pertumbuhan

deposito yang mencapai 50,1% (yoy) dan giro sebesar 9,5% (yoy). Sementara itu, untuk tabungan

masih mengalami kontraksi sebesar 0,8% (yoy).

Dari sisi penyaluran kredit, secara keseluruhan penyaluran kredit oleh bank umum juga mengalami

pertumbuhan yang lebih tinggi. Pada triwulan II 2015, kredit perbankan tumbuh sebesar 11,3%

(yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,4%

(yoy). Secara nominal, kredit perbankan yang disalurkan sampai dengan pertengahan tahun 2015

tersebut mencapai Rp15,17 triliun. Peningkatan penyaluran kredit tersebut lebih dipengaruhi

adanya perbaikan pada penyaluran kredit investasi dan kredit modal kerja. Pada periode laporan

kredit investasi mengalami akselerasi sebesar 3,3% (yoy) setelah sebelumnya terkontraksi sebesar

1,8% (yoy). Sedangkan untuk kredit modal kerja mengalami pertumbuhan sebesar 10,6% (yoy)

setelah pada periode sebelumnya hanya tumbuh sebesar 4,9% (yoy). Sementara itu, kredit

konsumsi yang mendominasi kredit di Sulawesi Tenggara hanya tumbuh sebesar 13,3% (yoy) pada

triwulan II 2015, melambat daripada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,8% (yoy)

sehingga menahan percepatan pertumbuhan kinerja kredit perbankan di Sulawesi Tenggara.

Tabel 4.3.Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit Bank Umum

Sumber: LBU

I II III IV I II I II III IV I II

DPK Bank Umum 8,7 12,1 10,2 4,0 9,5 12,4 11.502 12.166 12.440 11.476 12.597 13.675

Giro 8,7 12,1 10,2 4,0 9,5 12,4 3.223 3.807 3.670 2.138 3.475 4.169

Tabungan 2,3 15,6 2,7 -5,5 7,8 9,5 6.002 5.971 6.084 6.733 5.887 5.923

Deposito 6,5 3,6 2,8 -2,9 -1,9 -0,8 2.277 2.387 2.685 2.604 3.235 3.583

Kredit Bank Umum 17,6 13,6 11,0 9,4 10,4 11,3 13.089 13.633 13.910 14.186 14.444 15.174

Modal Kerja 7,9 10,5 8,7 7,3 4,9 10,6 3.782 3.858 3.918 3.932 3.967 4.266

Investasi 44,0 -2,0 -7,7 -11,4 -1,8 3,3 1.720 1.647 1.643 1.671 1.689 1.701

Konsumsi 18,0 19,1 16,8 15,8 15,8 13,3 7.586 8.128 8.349 8.583 8.787 9.206

LDR 113,8 112,1 111,8 123,6 114,7 111,0

NPLs Gross 2,14 2,49 2,59 2,36 2,88 3,06

KATEGORI

Pertumbuhan (%, yoy) Nominal (Rp miliar)

2014 2015 2014 2015

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 46

Meskipun demikian, kondisi intermediasi perbankan yang diindikasikan dengan indikator Loan to

Deposit Ratio (LDR) masih berada pada tren yang menurun. Pada triwulan II 2015 LDR bank umum

di Sulawesi Tenggara mencapai 111,0%, lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang

mencapai 114,7%. Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan penghimpunan dana lebih besar dari

pertumbuhan pada penyaluran kredit.

Selain itu, peningkatan kredit perbankan juga diiringi dengan peningkatan risiko kredit yang

tercermin dari indikator Non Performance Loans (NPLs) Gross dari 2,88 pada triwulan I 2015

menjadi 3,06 pada periode laporan. Meskipun demikian, perbankan Sulawesi Tenggara masih

dapat menjaga risiko kredit pada batas yang aman (di bawah 5%).

4.1.4 Bank Syariah

Aset bank syariah pada triwulan II 2015 tumbuh tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset

perbankan syariah di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 16,5% (yoy) atau menjadi Rp1,17 triliun,

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 20,8% (yoy). Dengan

pertumbuhan yang tinggi tersebut, pangsa aset perbankan syariah meningkat dari 4,9% menjadi

5,4%. Peningkatan aset tersebut juga dipengaruhi oleh perbaikan kinerja penghimpunan DPK yang

pada periode laporan dapat tumbuh sebesar 3,5% (yoy).

Tabel 4.4.Perkembangan Indikator Bank Umum Syariah

Sumber: LBU

Meskipun dari sisi aset dan penghimpunan DPK mengalami peningkatan pertumbuhan, namun

untuk penyaluran pembiayaan masih mengalami perlambatan. Pada triwulan I 2015 pembiayaan

bank syariah dapat tumbuh sebesar 10,8% (yoy), namun pada periode laporan hanya dapat

tumbuh sebesar 4,6% (yoy). Hal ini menyebabkan rasio Finance deposit ratio (FDR) mengalami

penurunan dari 86,4% menjadi 72,6% di triwulan II 2015. Sementara itu, risiko pembiayaan di

bank syariah juga semakin meningkat sehingga perbankan syariah diharapkan lebih selektif dalam

menyalurkan dana yang dimilikinya kepada calon debitur.

I II III IV I II I II III IV I II

Aset Bank Syariah 14,2 -8,3 -25,9 -6,8 -20,8 16,5 1.224 1.003 925 903 969 1.169

%Aset thd Total Aset Bank 6,9 5,3 5,0 5,1 4,9 5,4

DPK 35,3 14,6 11,8 0,8 -12,1 3,5 639 533 568 602 561 551

Giro -19,1 -10,9 40,8 22,3 24,6 23,2 30,1 28,9 42,1 42,9 37,5 35,6

Tabungan 13,0 5,0 5,5 -1,5 -2,1 1,9 312,6 291,1 311,1 351,7 306,2 296,6

Deposito 87,4 37,1 17,1 1,1 -26,5 3,0 295,8 212,5 215,4 207,6 217,3 218,9

Pembiayaan 45,6 34,0 29,2 18,4 10,8 4,6 755 811 846 853 837 849

FDR 61,7 80,9 91,5 94,5 86,4 72,6

NPF Gross 3,08 3,72 3,83 4,80 5,00 5,37

KOMPONEN

Pertumbuhan (%, yoy) Nominal (Rp miliar)

2014 2015 2014 2015

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 47

4.1.5 Bank Perkreditan Rakyat

Di triwulan II 2015, kinerja BPR (termasuk BPR Syariah) tetap tumbuh tinggi. Aset BPR tumbuh

sebesar 64,4% (yoy) sehingga secara nominal asetnya mencapai RP233,8 miliar. Penghimpunan

DPK juga tumbuh sebesar 35,4% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumya yang tumbuh

sebsar 18,8% (yoy). Bahkan penyaluran kredit juga tumbuh tinggi sebesar 47,5% (yoy) dengan

nominal kredit sebesar Rp169,95 miliar. Meskipun demikian, tingkat intermediasi BPR masih relatif

rendah bahkan berada pada tren yang menurun diiringi dengan tingkat risiko kredit yang masih

tinggi.

Tabel 4.5.Perkembangan Indikator BPR

Sumber: LBBPR

4.2 STABILITAS SISTEM KEUANGAN

4.2.1 Ketahanan Sektor Keuangan dari Sisi Korporasi2

Di triwulan II 2015, penyaluran kredit korporasi masih didominasi oleh kredit usaha kategori

perdagangan. Kredit korporasi (di luar kredit konsumsi) pada triwulan I 2015 mencapai Rp5,96

triliun, dengan pangsa terbesar adalah kategori perdagangan yaitu sebesar 68,6%. Adapun porsi

kredit untuk kategori pertanian, pertambangan dan industri pengolahan masih relatif kecil yaitu

masing-masing sebesar 2,5%, 1,0% dan 2,9%. Rendahnya penyaluran kredit ke kategori utama

tersebut menunjukkan peran perbankan pada kategori utama masih memiliki ruang untuk

ditingkatkan.

Pada periode laporan, percepatan kinerja kredit dipicu oleh pertumbuhan kinerja kredit di kategori

konstruksi yang tumbuh sebesar 14,2% (yoy) pada triwulan I menjadi tumbuh sebesar 19,1% (yoy)

pada triwulan II 2015. Hal ini terjadi seiring dengan percepatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi

pada kategori konstruksi dan investasi. Meskipun demikian, ketahanan kategori konstruksi

mengalami pelemahan pada triwulan II 2015 dibanding dengan triwulan sebelumnya. Hal ini

terlihat dari rasio NPL kategori konstruksi yang naik dari 5,3% menjadi 5,6% pada triwulan II 2015.

NPL yang berada di atas 5% tersebut masih menjadi titik kritis dan dapat mempengaruhi perbankan

dalam menyalurkan kreditnya ke kategori tersebut.

2 Asesmen Ketahanan Sektor Keuangan sisi Korporasi menggunakan pendekatan kredit kepada korporasi dilihat secara sektoral untuk kredit investasi dan kredit modal kerja.

I II III IV I II I II III IV I II

Aset BPR 28,0 36,0 45,8 64,7 50,9 64,4 132,7 142,2 163,0 187,0 200,3 233,8

DPK 27,3 19,1 22,3 19,9 18,8 35,4 77,881 77,124 85,19 93,854 92,5 104,424

Kredit 25,6 29,7 41,4 40,0 42,9 47,5 105,848 115,21 129,871 135,744 151,231 169,953

FDR 79,8 81,0 79,7 72,6 75,5 72,7

NPLs Gross 11,30 10,10 9,80 8,30 10,40 9,40

KOMPONEN

Pertumbuhan (%, yoy) Nominal (Rp miliar)

2014 2015 2014 2015

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 48

Lebih lanjut, kinerja penyaluran kredit kategori pertanian, perburuan dan kehutanan menunjukkan

percepatan pertumbuhan dari 4,1% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 20,54% (yoy) pada

periode laporan, hal ini sejalan dengan masuknya musim panen pada periode laporan sehingga

para petani membutuhkan bantuan dana untuk memanen lahannya. Membaiknya kondisi kategori

pertanian khususnya di tanaman pangan dan perkebunan turut mendorong perbaikan ketahanan

kategori ini. Hal ini terlihat dari rasio NPL yang turun dari 4,1% menjadi 3,3% pada triwulan II

2015.

Sumber: LHBU BI Provinsi Sultra Sumber: LHBU BI Provinsi Sultra

Grafik 4.1.Pertumbuhan Kredit Kategori Utama Grafik 4.2.NPL Kredit Kategori Utama

Selain itu, terdapat beberapa ketahanan kategori utama Sulawesi Tenggara yang mengalami

tekanan pada triwulan II 2015 dibanding dengan triwulan sebelumnya. Kategori utama yang

mengalami peningkatan tekanan yaitu kategori pertambangan dan kategori penyediaan

akomodasi dan makan minum. Rasio NPL kredit kategori pertambangan meningkat dari 8,5% pada

triwulan I menjadi 13,5% pada triwulan II. Di sisi lain, rasio NPL kategori penyediaan akomodasi

dan makan minum tercatat sebesar 7,1%, meningkat jika dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 3,8%. Hal ini patut untuk di waspadai mengingat NPL di kedua

kategori tersebut telah berada di atas 5%.

4.2.2 Ketahanan Sektor rumah tangga3

Pada triwulan II 2015, pertumbuhan kredit sektor rumah tangga yang dicerminkan oleh kredit

konsumsi mengalami pertumbuhan yang melambat dibandingkan periode laporan sebelumnya.

Pada periode laporan, kredit sektor rumah tangga tumbuh sebesar 12,9% (yoy), melambat

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 19,7% (yoy). Hal tersebut

terutama disebabkan turunnya minat konsumen untuk membeli barang selain kebutuhan pokok.

Kondisi tersebut terlihat dari turunnya Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama

3 Asesmen Ketahanan Sektor Rumah Tangga menggunakan pendekatan pemberian kredit konsumsi.

(100)

(50)

-

50

100

150

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Pertanian (%) Perikanan (%)

Pertambangan & Penggalian (%) Pengolahan (%)

Konstruksi (%) Perdagangan (%)

-

5

10

15

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Pertanian (%) Perikanan (%)

Pertambangan & Penggalian (%) Pengolahan (%)

Konstruksi (%) Perdagangan (%)

Batas Aman NPL

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 49

berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara dari 87 pada

triwulan I 2015 menjadi 85 pada triwulan II 2015.

Sumber: LHBU BI Provinsi Sultra Sumber: LHBU BI Provinsi Sultra

Grafik 4.3. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga Grafik 4.4.NPL Kredit Rumah Tangga

Secara umum ketahanan sektor rumah tangga mengalami peningkatan pada triwulan II 2015. Hal

ini tercermin dari rasio NPL untuk kredit rumah tangga yang sedikit mengalami penurunan dari

1,4% pada triwulan I 2015 menjadi 1,3% pada triwulan II 2015, hanya kredit yang diberikan

kepada kategori otomotif yang mengalami peningkatan tekanan dari 1,5% pada triwulan I menjadi

1,7 % pada triwulan II 2015.

Ketahanan sektor rumah tangga yang masih kuat juga terlihat dari kondisi keuangan rumah tangga

berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil survei

tersebut menunjukkan bahwa porsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan (debt to

income ratio) menurun sebesar 1,3 % dari bulan sebelumnya menjadi 16,8%. Penurunan tersebut

disebabkan oleh peningkatan porsi tabungan terhadap pendapatan (savings to income) yang

meningkat sebesar 1,8% dari bulan sebelumnya menjadi 25,1%. Sementara untuk porsi

pendapatan yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) relatif tidak

mengalami perubahan di periode laporan yaitu tercatat sebesar 59,7%. Meskipun mengalami

penurunan namun porsi pembayaran cicilan pinjaman masih berada pada level yang tidak

berpotensi untuk mengganggu stabilitas sistem keuangan di Sulawesi Tenggara.

Sumber: Survei Konsumen BI Provinsi Sultra

(150)

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Otomotif (%) Multiguna (%)

Perumahan dan Apartemen (%) Lainnya (%)

-

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

Otomotif (%) Multiguna (%)

Perumahan dan Apartemen (%) Lainnya (%)

59,862,4 64,6 65,0

57,5 58,9 59,2 58,7 59,8 59,7

16,920,1

17,0 17,020,1

18,2 16,9 17,3 18,616,8

22,1 24,2 25,7 27,3 25,3 25,327,2 27,3

23,9 25,1

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

- Konsumsi - Cicilan pinjaman - Tabungan

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 50

Grafik 4.5. Komposisi Penggunaan Pendapatan Rumah Tangga

4.3 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN

Berbeda dengan kondisi kredit perbankan secara umum, laju pertumbuhan kredit UMKM

mengalami perlambatan, dari semula tumbuh sebesar 10,7% (yoy) pada triwulan sebelumnya

menjadi sebesar 8,8% (yoy) di periode laporan. Perlambatan tersebut utamanya disebabkan oleh

perlambatan yang terjadi di kategori perdagangan besar dan eceran yang memiliki pangsa terbesar

yakni 71,4% dari keseluruhan penyaluran kredit kepada UMKM. Pada periode laporan,

pertumbuhan ekonomi di kategori perdagangan besar dan eceran tercatat hanya sebesar 8,8%

(yoy), melambat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar

12,3% (yoy).

Sumber: LHBU BI Provinsi Sultra

Grafik 4.6. Kinerja Kredit dan NPL Kredit UMKM

Sementara itu, ketahanan kategori UMKM menunjukan pelemahan. Hal ini ditunjukkan dengan

level NPL kredit UMKM sebesar 6,5%, lebih tinggi daripada periode sebelumnya yang mencapai

5,9%. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh peningkatan rasio NPL untuk kategori perdagangan besar

dan eceran yang melemah dari 5,2% pada periode sebelumnya menjadi 5,5% di triwulan II 2015.

Upaya pengembangan akses keuangan memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem

keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, KPw BI

Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya memberikan dan memfasilitasi kegiatan edukasi keuangan

yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan serta untuk

menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk menabung dan melakukan

pengelolaan keuangan. Pada bulan Mei 2015, telah dilakukan kegiatan edukasi keuangan,

elektronifikasi dan keuangan inklusif kepada 31 orang mahasiswa Universitas Haluoleo.

-

1

2

3

4

5

6

7

-

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

g Kredit (%) Rasio NPL (%) Batas aman NPL

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 51

Indikator akses keuangan di Sultra terutama dari sisi penghimpunan dana mengalami peningkatan,

begitu juga dari sisi kredit. Rasio jumlah rekening DPK terhadap penduduk angkatan kerja di Sultra

tetap menunjukkan tren peningkatan yaitu sebesar 117,99% pada triwulan II 2015. Rasio yang

lebih besar dari 100% menunjukkan bahwa terdapat penduduk angkatan kerja di Sulawesi

Tenggara yang memiliki rekening simpanan lebih dari satu atau terdapat penduduk bukan

angkatan kerja yang juga memilikinya seperti siswa sekolah maupun mahasiswa. Sementara itu,

rasio jumlah rekening kredit terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara

menunjukkan sedikit peningkatan dari 15,77% di bulan Februari 2015 menjadi 16,30% di akhir

triwulan II 2015. Masih rendahnya rasio rekening kredit menunjukkan bahwa fasilitas pembiayaan

masih sedikit digunakan oleh masyarakat di provinsi ini dan masih terdapat ruang untuk

meningkatkan penyaluran kredit di masa yang akan datang.

*Jumlah penduduk bekerja Juni 2015 diasumsikan sama dengan Feb

2015

Sumber: LHBU, BPS (diolah)

*Jumlah penduduk bekerja Juni 2015 diasumsikan sama dengan Feb

2015

Sumber: LHBU, BPS (diolah

Grafik 4.7. Rasio Rekening DPK per Penduduk

Bekerja

Grafik 4.8.Rasio Rekening Kredit per Penduduk

Bekerja

69,3271,54

76,12

90,58

108,43

115,47

126,83124,29

114,33117,99

0

20

40

60

80

100

120

140

Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Juni

2011 2012 2013 2014 2015

12,77

14,02 14,14

16,6816,25

17,73

15,69

16,89

15,7716,30

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Juni

2011 2012 2013 2014 2015

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 52

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 53

Sistem Pembayaran dan

Pengelolaan Uang

Sejalan dengan akselerasi perekonomian dan perbaikan kinerja perbankan di Sulawesi

tenggara, kondisi sistem pembayaran juga menunjukkan adanya perbaikan. Hal tersebut

ditunjukkan dengan adanya peningkatan transaksi keuangan non-tunai baik yang melalui

Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

Sementara di sisi layanan uang tunai, pada triwulan laporan tercatat mengalami net

outlow akibat peningkatan kebutuhan masyarakat akan uang fisik menjelang Hari Raya

idul Fitri terutama untuk kebutuhan pecahan kecil.

Untuk meningkatkan layanan ketersediaan uang layak edar, Bank Indonesia senantiasa

melakukan kegiatan pengelolaan uang tunai melalui kegiatan pembukaan layanan

penukaran uang, kas keliling, pemusnahan uang tidak layak edar dan edukasi ciri-ciri

keaslian uang rupiah.

Bab 5

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

54

5.1 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1.1 Perkembangan Transaksi RTGS

Transaksi pembayaran non-tunai nominal besar melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS) mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Secara total, nilai traksaksi BI-RTGS Sulawesi Tenggara di triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp48,9

triliun atau tumbuh hingga 60,0 % (yoy). Transaksi BI-RTGS pada periode laporan masih didominasi

aliran transaksi yang keluar (from/outgoing) dari perbankan Sultra dengan nilai Rp18,4 triliun, lebih

tinggi dari aliran yang masuk (to/incoming) ke perbankan Sultra yang tercatat sebesar Rp13,1

triliun maupun dari aliran transaksi antarbank yang ada di Sultra (from-to) yang tercatat sebesar

Rp9,4 triliun. Peningkatan yang terjadi pada transaksi BI-RTGS tersebut sejalan dengan akselerasi

pertumbuhan perekonomian Sulawesi Tenggara.

Grafik 5.1. Transaksi RTGS From/Outgoing

(dari Bank di Sultra).

Grafik 5.2. Transaksi RTGS To/Incoming

(ke Bank di Sultra).

Pertumbuhan aliran transaksi RTGS baik yang masuk ke Sultra, yang keluar dari Sultra, serta

antara bank-bank di Sultra menunjukkan peningkatan pada triwulan laporan. Transaksi RTGS

dari perbankan di Sultra kepada perbankan di luar Sultra mengalami akselerasi pada triwulan II

2015, yaitu dari 20,1% (yoy) menjadi 56,7% (yoy). Ekspansi juga terjadi pada transaksi RTGS yang

masuk ke perbankan Sultra dari luar Sultra yaitu sebesar 51,1% (yoy) setelah sebelumnya sebesar

22,9% (yoy). Sementara untuk transaksi antar bank yang ada di Sultra mengalami peningkatan

dari, 22,9% (yoy) menjadi 82,5% (yoy).

Seiring dengan peningkatan nilai transaksi RTGS, jumlah transaksi RTGS juga mengalami

peningkatan. Selama triwulan II 2015 jumlah transaksi RTGS tercatat sebesar 10.057 transaksi,

meningkat sebenyak 544 transaksi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 9.513 transaksi.

Seperti halnya nilai transaksi, volume transaksi RTGS masih di dominasi oleh transaksi dari

perbankan Sultra (58,6%) diikuti oleh transaksi menuju perbankan Sultra (30,3%) dan transaksi

antar perbankan di Sultra (11,1%)

18,4

57

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

-

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 2015

RTGS From g RTGS From (sb. Kanan)

%, yoyRp Triliun

13,1

51

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

-

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 2015

RTGS To g RTGS To (sb. Kanan)

%, yoyRp Triliun

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

55

Grafik 5.3. Transaksi RTGS From-To

(antarbank di Sultra).

Grafik 5.4.Pangsa RTGS

5.1.2 Perkembangan Transaksi Kliring

Tabel 5.1.Perputaran Transaksi Kliring

Sejalan dengan transaksi melalui RTGS, transaksi pembayaran non-tunai melalui sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pun mengalami peningkatan pada triwulan II 2015, baik dari

sisi volume maupun nominalnya. Jumlah nilai kliring pada periode laporan tercatat sebesar

Rp40,8 miliar. Nilai kliring tersebut mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu sebesar 4,7 %

(yoy) setelah pada periode sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 22,1% (yoy). Sementara itu,

dari sisi jumlah transaksi juga mengalami peningkatan dari semula tercatat mengalami kontraksi

sebesar 19,4% (yoy) menjadi tumbuh sebesar 0,6% (yoy). Peningkatan ini sejalan dengan akserasi

yang terjadi aktivitas ekonomi Sulawesi Tenggara. Sementara itu, penolakan Cek/BG kosong

mengalami penurunan baik dari sisi nilai maupun jumlah transaksi.

5.2 PENGELOLAAN UANG TUNAI

5.2.1 Perkembangan Aliran Uang Kartal

Transaksi pembayaran tunai pada triwulan II 2015 mengalami perbedaan jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pada triwulan II, aliran uang yang masuk ke KPw Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Tenggara (inflow) mengalami penurunan sebesar 54,1% (qtq) sedangkan untuk outflow

mengalami peningkatan sebesar 300,8% (qtq) sehingga pada triwulan II 2015 mengalami net-

outflow, dimana pada triwulan sebelumnya terjadi net inflow. Hal tersebut dikarenakan pada

9

83

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

300

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 2015

RTGS From -To g RTGS From -To (sb. Kanan)

%, yoyRp Triliun

RTGS From

45%

RTGS To

32%

RTGS From -To23%

I II III IV I II III IV I II

Perputaran Kliring

- Nominal (miliar) 38,7 34,1 43,0 43,4 37,6 39,0 43,5 40,8 29,3 40,8

- Lembar (ribu) 906,7 1.022,8 1.162,2 869,0 801,5 873,6 1.049,5 878,4 646,2 878,4

Rata-rata Harian Perputaran Kliring

- Nominal (juta) 613,7 541,3 683,0 689,1 597,0 618,4 690,1 647,4 465,4 647,4

- Lembar (ribu) 14,4 16,2 184,5 13,8 12,7 13,9 16,7 13,9 10,3 13,9

Penolakan Cek/BG Kosong

- Nominal (juta) 464,0 613,0 513,0 521,0 862,0 723,0 665,0 1.273,0 1.273,0 770,0

- Lembar (ribu) 18,6 19,9 15,1 16,2 20,3 14,9 15,7 28,8 28,8 32,0

2013 2014 2015Keterangan

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

56

periode laporan terdapat bulan Ramadhan dan akan memasuki Hari Raya Idul Fitri sehingga

kebutuhan masyarakat akan uang tunai terutama dalam nominal kecil meningkat.

Sumber: KPwBI Prov Sultra Sumber: KPwBI Prov Sultra

Grafik 5.5. Aliran Uang Kartal Grafik 5.6.Selisih Inflow dan Outflow

5.2.2 Penyediaan Uang Layak Edar

Bank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang layak edar (ULE) di

masyarakat. Terhitung mulai bulan maret 2015, Bank Indonesia memperluas jaringan pelayanan

terhadap kebutuhan masyarakat atas uang layak edar, dengan mengajak perbankan yang ada di

Sulawesi Tenggara. Sementara untuk usaha yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah dengan melakukan kas keliling, baik untuk dalam kota Kendari

maupun di luar Kota Kendari hingga wilayah terpencil yang sulit dijangkau. Berdasarkan

administrasi kegiatan yang ada, dari April hingga Juni 2015, kegiatan kas keliling telah dilakukan

sebanyak 16 (enam belas) kali, dengan rincian 11(sebelas) kali di Kota Kendari dan 5 (lima) kali di

Luar Kota Kendari, antara lain di Kabupaten Bombana, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Konawe

Kepulauan, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan dengan total nominal sebesar Rp

7,9 miliar .

Di samping itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara juga melakukan

distribusi uang ke daerah Kota Baubau dan sekitarnya dengan melakukan kas titipan bekerjasama

dengan salah satu bank yang ada di Kota Baubau. Di sisi lain, demi menjaga agar kualitas uang

yang diterima masyarakat dalam kondisi yang baik, Bank Indonesia juga melakukan kegiatan

pemusnahan uang tidak layak edar (UTLE). Kegiatan pemusnahan UTLE selama triwulan II 2015

tercatat sebesar Rp177,3 miliar.

5.2.3 Perkembangan Temuan Uang Palsu

Pecahan besar masih mendominasi peredaran uang palsu yang ditemukan pada triwulan II

2015. Selama triwulan II 2015, telah ditemukan sebanyak 107 lembar, yang didominasi oleh

pecahan uang Rp 100.000,- sebanyak 104 lembar. Sebagai upaya untuk mengantisipasi peredaran

uang palsu sekaligus memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah,

(100)

-

100

200

300

400

500

600

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 2015

Inflow Outflow g Inflow (sb. Kanan) g Outflow (sb. Kanan)

%, yoyRp Triliun

(1.200)

(1.000)

(800)

(600)

(400)

(200)

-

200

400

600

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 2015

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

57

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara juga telah senantiasa melakukan

kegiatan sosialisi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Selama triwulan II 2015 kegiatan tersebut telah

dilakukan sebanyak 4 kali yaitu di Kota Kendari,Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe Utara.

Sumber: KPwBI Prov Sultra Sumber: KPwBI Prov Sultra

Grafik 5.7. Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar Grafik 4.4. Temuan Uang Palsu

(200)

-

200

400

600

800

1.000

1.200

-

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 2015

Nominal UTLE g Nominal UTLE (sb.Kanan)

Rp , Miliar %, yoy

97%

Pecahan 100.000 Pecahan 50.000 Pecahan 20.000 Pecahan 5.000

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

58

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 59

Ketenagakerjaan dan

Kesejahteraan

Peningkatan kinerja perekonomian Sulawesi Tenggara yang terjadi pada triwulan II

2015 diikuti pula dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Kondisi tersebut

terjadi seiring dengan pemulihan kinerja sektor pertambangan yang diikuti dengan

perbaikan kinerja sektor pengangkutan, persewaan dan jasa.

Meskipun demikian, peningkatan penyerapan tenaga kerja belum diikuti dengan

perbaikan tingkat kesejahteraan terutama pada masyarakat pedesaan. Kinerja sektor

pertanian yang mengalami kontraksi pada triwulan II 2015 menyebabkan penurunan

pendapatan petani dan menurunkan Nilai Tukar Pertani (NTP). Padahal sektor

pertanian menyerap tenaga kerja terbesar yaitu sebesar 39%.

Bab 6

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 60

6.1 KETENAGAKERJAAN

Penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 diindikasikan mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015 yaitu meningkatnya angka saldo bersih tertimbang (SBT)1

realisasi penggunaan tenaga kerja dari 2,1 pada triwulan I 2015 menjadi 3,0 pada triwulan II 2015

(Grafik 6.1). Kondisi tersebut terutama terjadi pada sektor pertambangan, pengangkutan,

persewaan dan jasa. Pemulihan kinerja sektor tambang seiring dengan beroperasinya beberapa

smelter pengolahan nikel mendorong peningkatan kinerja di sektor lainnya seperti pada sektor

pengangkutan dan persewaan.

Sumber: SKDU-BI Provinsi Sultra Sumber: Survei Konsumen-BI Provinsi Sultra

Grafik 6.1 Indeks Realisasi Kegiatan Usaha

Grafik 6.2.Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Meskipun demikian, peningkatan penyerapan tenaga kerja diindikasikan masih terbatas mengingat

masih banyak pelaku usaha yang tidak menambah tenaga kerjanya. Beberapa pelaku usaha contact

liaison Bank Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak melakukan penambahan ataupun

pengurangan tenaga kerja. Belum adanya penambahan produksi yang signifikan terutama dari sisi

permintaan yang masih stabil menyebabkan pelaku usaha memilih untuk mengoptimalkan sumber

daya manusia yang dimiliki. Kondisi tersebut juga tercermin dari indeks ketersediaan lapangan kerja

hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia yang relatif masih stabil pada kisaran 108,3% (Grafik

6.2).

Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara, per Februari 2015

jumlah penduduk Sulawesi Tenggara yang bekerja mencapai 1,12 juta orang, dengan tingkat

pengangguran terbuka (TPT) mencapai 3,62% dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar

71,04%. Sektor pertanian, sektor perdagangan dan rumah makan serta sektor jasa merupakan

1 Saldo Bersih Tertimbang dihasilkan dari perkalian antara saldo bersih yang berasal dari selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “meningkat” dengan responden yang memberikan jawaban “menurun”, dengan bobot yang dihitung dari pangsa sektor tersebut dalam PDRB tahun 2000.

2,1

3,0

-6

-4

-2

0

2

4

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Realisasi Kegiatan Usaha

SBT

108,7108,3

80

90

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Ketersediaan lapangan kerjaIndeks

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

61

sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar di Sulawesi Tenggara sejak tahun 2013 dengan pangsa

masing-masing sebesar 39,2%, 20,7% dan 20,2% (Grafik 6.3).

Sumber: BPS Provinsi Sultra (diolah)

Ket: PHR = Perdagangan Hotel dan Restoran

LGA = Listrik Gas dan Air

Sumber: BPS Provinsi Sultra (diolah)

Ket: PHR = Perdagangan Hotel dan Restoran

LGA = Listrik Gas dan Air

Grafik 6.3 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Per

Sektor (per Februari 2015)

Grafik 6.4.Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektoral

(per Februari 2015)

6.2 KESEJAHTERAAN

Perbaikan yang terjadi dari sisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2015

belum diikuti dengan perbaikan dari sisi kesejahteraan. Kondisi ini terjadi seiring dengan

terkontraksinya kinerja sektor pertanian. Mengingat sebagian besar tenaga kerja (39%) bekerja di

sektor pertanian maka secara umum kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara terpengaruh

dengan kinerja sektor tersebut. Hal ini terlihat dari penurunan indeks penghasilan masyarakat dan

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II 2015 jika dibandingkan dengan triwulan I 2015.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara, Indeks

Penghasilan Konsumen (IPK) pada triwulan II 2015 sebesar 134,3 atau menunjukkan penurunan

dari triwulan I 2015 yang mencapai 143,3.

Sementara itu, indeks pendapatan petani yang dicerminkan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) juga

menunjukkan adanya penurunan. NTP merupakan suatu indikator kemampuan tukar produk

pertanian untuk keperluan memproduksi produk pertanian. Oleh karena itu, NTP dapat dijadikan

alat ukur untuk tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya yang bekerja di sektor pertanian. Pada

triwulan II 2015, NTP Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 98,4 atau turun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 98,8. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan

NTP yang terjadi pada subsektor perikanan, dari 104,3 pada triwulan I 2015 menjadi 91,7 pada

triwulan II 2015. Hal tersebut terjadi karena pada triwulan II 2015 gelombang laut sedang tinggi

sehingga berakibat terganggunya proses penangkapan ikan. Selain itu, pencapaian NTP Provinsi

Pertanian39%

Tambang1%Industri

8%LGA0%

Konstruksi5%

PHR21%

Transportasi4%

Jasa Dunia Usaha2%

Jasa20%

-5%

-23%

12%

208%

6,53%

11%

0%

-31%

6%

-50% 0% 50% 100% 150% 200% 250%

Pertanian

Tambang

Industri

LGA

Konstruksi

PHR

Transportasi

Jasa Dunia Usaha

Jasa

Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja

%, yoy

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 62

Sulawesi tenggara sampai triwulan II 2015 berada di bawah 100, hal ini menunjukkan bahwa total

pendapatan yang diterima oleh para petani lebih rendah dibandingkan dengan total pengeluaran

untuk memproduksi hasil usahanya. Jika diperhatikan secara subsektor hanya terdapat dua

subsektor yang nilai NTP subsektor tersebut berada di angka 100 bahkan di atas 100, yaitu

subsektor peternakan (105,0) dan perkebunan rakyat (100,0).

Sumber: Survei Konsumen-BI Provinsi Sultra Sumber: BPS Sultra (diolah)

Grafik 6.5.Indeks Penghasilan Grafik 6.6. Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara

143,33

134,33

80

90

100

110

120

130

140

150

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015

Indeks Penghasilan

Indeks

98,8

96,2

94,4

98,1

104,2

104,3

98,4

92,9

91,7

100,0

105,0

91,7

85,0 90,0 95,0 100,0 105,0 110,0

Total

Tanaman Pangan

Hortikultura

Tanaman Perkebunan Rakyat

Peternakan

Perikanan

Triwulan II Triwulan I

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 63

Prospek

Perekonomian

Pada triwulan III 2015 mendatang, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara

diperkirakan mengalami peningkatan disertai dengan adanya sedikit penurunan

tingkat inflasi. Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison,

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2015 diprakirakan berada

pada kisaran 7,4% – 7,8% (yoy). Peningkatan tersebut diperkirakan didorong oleh

peningkatan kinerja kategori pertambangan, konstruksi dan industri pengolahan.

Adapun untuk keseluruhan tahun 2015, perekonomian Sulawesi Tenggara diprakirakan

tumbuh pada kisaran 7,0% - 7,5% (yoy).

Sementara itu, dari arah trend data, isu di lapangan, serta hasil survei kepada

masyarakat dan pelaku usaha, serta memperhatikan laju inflasi hingga triwulan

laporan, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2015 cenderung sedikit

mengalami penurunan seiring dengan telah berlalunya seasonal factor bulan

Ramadhan dan hari raya Idul Fitri dengan perkirakan inflasi berada pada kisaran 6,4% -

6,9% (yoy). Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh melemahnya tekanan inflasi

dari kelompok volatile food seiring dengan telah berakhirnya bulan suci ramadhan.

Meski demikian, kedepannya diperkirakan masih terdapat beberapa faktor risiko

(upside risk) yang perlu menjadi perhatian Tim Pengendali Inflasi Daerah Prov. Sultra.

Bab 7

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 64

7.1 PROSPEK EKONOMI MAKRO

Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, pertumbuhan

ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2015 diprakirakan berada pada kisaran

7,4% - 7,8% (yoy). Dari sisi penawaran peningkatan tersebut diperkirakan didorong oleh

peningkatan kinerja pada kategori pertambangan, kategori konstruksi dan kategori industri

pengolahan. Sementara itu dari sisi permintaan, meningkatnya kondisi perekonomian Sultra

diperkirakan didorong oleh peningkatan dan kinerja positif dari komponen konsumsi rumah

tangga dan belanja pemerintah.

Sumber: SKDU-BI Provinsi Sultra

Grafik 7.1. Perkiraan Perkembangan Usaha Kategorial

Dari sisi penawaran, kategori pertambangan diperkirakan akan tumbuh terakselerasi seiring

dengan peningkatan kinerja kategori industri pengolahan yang didominasi oleh komoditas mineral

olahan seperti feronikel dan nickel pig iron. Peningkatan kinerja kategori industri pengolahan di

triwulan III terkonfirmasi dari salah satu pelaku usaha kategori industri pengolahan terbesar di

Sulawesi Tenggara terkait peningkatan target produksi dalam rangka optimalisasi realisasi target

tahunan kepada negara tujuan ekspor. Di samping itu, turunnya harga minyak dunia sebagai salah

satu komponen biaya dengan pangsa terbesar dalam proses pembuatan nikel olahan diperkirakan

akan menjadi salah satu faktor pendorong guna memaksimalkan proses produksi dengan tingkat

realisasi biaya produksi yang serendah mungkin. Kondisi di kategori industri pengolahan tersebut

secara tidak langsung akan memberikan multipler effect atas peningkatan kinerja kategori

tambang di Sulawesi Tenggara.

-2% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16%

Pertanian -Tabama

Perikanan

Peternakan

Pertambangan

Industri

Konstruksi

Perdagangan

Tw III Tw II

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 65

Sejalan dengan kondisi tersebut, kategori perdagangan besar dan eceran diperkirakan akan

mengalami peningkatan memasuki periode triwulan III 2015. Perayaan Idul Fitri yang berlangsung

pada bulan Juli diperkirakan akan memberikan efek positif pada peningkatan aktivitas

perdagangan di Sulawesi Tenggara, mengingat tingginya tingkat ketergantungan Sulawesi

Tenggara terhadap pasokan komoditi bahan pangan dan bahan bangunan dari luar wilayah

Sulawesi Tenggara. Di samping itu, sisa musim panen raya pada komoditas tabama serta aktivitas

pengiriman komoditas padi ke daerah di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan juga diperkirakan turut

memberikan multiplier effect terhadap peningkatan kinerja kategori perdagangan besar dan

eceran di triwulan III 2015. Selain itu, pelaksanaan aktivitas MICE khususnya yang berkaitan dengan

kemaritiman s Trip 2015 Wonderous Wakatobi Expo Council

Meeting

kinerja kategori perdagangan besar dan eceran di Sulawesi Tenggara.

Tabel 7.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kategorial Triwulan III 2015

Selain itu, kategori konstruksi juga diperkirakan menjadi salah satu kategori yang secara dominan

memberikan kontribusi atas peningkatan kinerja ekonomi Sultra di periode triwulan III 2015. Fokus

pemerintah atas pembangunan dan pengembangan sarana prasarana infrastruktur daerah seperti

pengembangan Bandar udara (overlaying landasan Bandara Haluoleo), pembangunan pelabuhan

laut peti kemas Bungkutoko (nilai proyek Rp936 miliar), pembangunan jembatan Bahteramas, dan

2014

II I II III

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12,0 (0,3) (1,9) (2.0) - 1.0 9,1 0.3 - 3.6

Pertambangan dan Penggalian (8,1) 9,4 12,0 12.0 - 13.0 (4,8) 10.5 - 11.5

Industri Pengolahan 2,3 18,2 11,0 12.0 - 13.0 7,7 12.5 - 13.5

Pengadaan Listrik, Gas 7,3 7,8 10,9 20.0 - 23.0 10,6 16.5 - 17.5

Pengadaan Air 4,9 3,0 8,1 4.0 - 5.0 7,0 5.0 - 5.5

Konstruksi 13,8 1,7 13,3 14.5 - 15.5 12,6 10.0 - 11.0

Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor6,0 6,7 8,9 8.5 - 9.5 8,3 8.0 - 8.5

Transportasi dan Pergudangan 3,6 5,3 7,1 6.0 - 7.0 5,1 5.2 - 5.7

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum9,5 5,8 6,8 8.0 - 9.0 9,4 7.0 - 7.5

Informasi dan Komunikasi 3,3 3,7 6,6 6.0 - 6.5 2,9 5.0 - 5.5

Jasa Keuangan 8,2 8,2 12,1 14.0 - 14.5 9,4 11.0 - 11.5

Real Estate 7,5 4,0 5,5 8.0 - 9.0 6,6 5.7 - 6.2

Jasa Perusahaan 9,9 7,7 10,7 8.0 - 9.0 9,7 9.5 - 10.5

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib10,2 7,6 10,4 11.0 - 12.0 13,0 7.5 - 8.5

Jasa Pendidikan 13,7 14,4 11,8 13.5 - 14.5 14,0 6.3 - 6.8

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15,6 6,8 7,1 11.5 - 12.5 12,1 8.3 - 8.8

Jasa Lainnya 18,0 5,5 5,9 10.5 - 11.5 12,9 8.5 - 9.5

PDRB 5,5 5,8 7,4 7.4 - 7.8 6,3 7.0 - 7.4

*Keterangan

Meningkat

Melambat

Kategori 2014 20152015

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 66

perbaikan ruas jalan nasional dan jalan provinsi, diperkirakan akan memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap perkembangan kinerja kategori konstruksi di periode triwulan mendatang.

Sementara itu pada sisi permintaan, meningkatnya kondisi perekonomian Sultra diperkirakan

didorong oleh peningkatan dan kinerja positif pada komponen konsumsi rumah tangga dan

komponen belanja pemerintah serta kinerja investasi yang diperkirakan masih akan tumbuh stabil

pada level yang cukup tinggi. Meningkatnya komponen konsumsi rumah tangga diperkirakan

sejalan dengan indeks ekspektasi konsumen yang meningkat di pertengahan tahun 2015.

Masyarakat masih memiliki optimisme yang tinggi terhadap peningkatan penghasilan di triwulan

tersebut, terutama yang disebabkan oleh pembagian gaji ke-13 bagi PNS di bulan Juli. Di samping

itu, masuknya musim panen raya diperkirakan turut mendorong kenaikan tingkat penghasilan dan

tingkat konsumsi masyarakat. Faktor pendorong lain yakni momen Hari Raya Idul Fitri pada bulan

Juli juga diperkirakan turut memberikan efek positif atas naiknya tingkat konsumsi masyarakat

Sulawesi Tenggara di periode triwulan mendatang. Di sisi lain, relatif rendahnya tingkat inflasi

Sulawesi Tenggara selama periode triwulan III juga diperkirakan memberikan efek positif terhadap

peningkatan daya beli dan konsumsi masyarakat.

Tabel 7.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran Triwulan III 2015

Adapun kinerja investasi diperkirakan masih akan tumbuh positif cukup tinggi pada kisaran 9.5%

s.d 10.5% (yoy). Beberapa kegiatan investasi yang diperkirakan masih berlangsung adalah

beberapa proyek pemerintah yang bersifat multiyears, penyelesaian proyek smelter, perbaikan

jalan/overlaying di beberapa ruas jalan di Kota Kendari, pembangunan Kawasan Industri Khusus

(KIK) di 13 daerah, pembangunan jembatan Bahteramas, perbaikan dan pengembangan Bandar

udara, serta pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi.

Adapun untuk keseluruhan tahun 2015, perekonomian Sulawesi Tenggara diprakirakan tumbuh

pada kisaran 7,0% - 7,4% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2014 yang

hanya sebesar 6,26% (yoy). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan kinerja

kategori utama di Sulawesi Tenggara seperti kategori pertambangan dan kategori konstruksi.

2014

II I II III

Konsumsi Rumah Tangga 6,6 5,7 6,4 5.7 - 6.2 6,6 5.9 - 6.3

Konsumsi LNPRT 11,8 (11,0) (6,9) 5.0 - 5.5 11,9 (8.0) - (4.0)

Konsumsi Pemerintah 2,8 2,5 0,2 3.8 - 4.2 3,4 4.4 - 4.8

Investasi 5,1 10,0 11,5 9.5 - 10.5 8,9 10.5 - 11.5

Ekspor Luar Negeri (69,7) (43,1) 20,5 6.5 - 7.5 (63,8) (9.0) - (4.0)

Impor Luar Negeri 19,3 62,4 33,6 7.0 - 7.5 28,3 15.0 - 17.0

Net Ekspor Antar Daerah (61,8) (68,5) (2,7) 12.0 - 15 (67,7) (13.0) - (11.0)

PDRB 5,5 5,8 7,4 7.4 - 7.8 6,3 7.0 - 7.4

*Keterangan

Meningkat

Melambat

Kategori 2014 20152015

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 67

Kategori pertambangan diprakirakan akan tumbuh di kisaran 10% - 12% (yoy), tumbuh

terakselerasi cukup tinggi setelah di tahun 2014 tercatat tumbuh negatif sebesar -4,83% (yoy)

pasca pemberlakukan UU Minerba. Peningkatan produksi pertambangan tersebut juga untuk

mengantisipasi peningkatan permintaan nikel dan olahannya di masa yang akan datang. Beberapa

lembaga keuangan dunia memproyeksikan bahwa harga nikel internasional akan terus meningkat

seiring dengan peningkatan konsumsi baja internasional.

Sumber: EIU Economic and Commodity Forecast, July 2015 Sumber: World Steel Asociation via Statista

Grafik 7.2. Proyeksi Harga Nikel Internasional Grafik 7.3. Proyeksi Permintaan Produk Baja

Internasional

Kategori konstruksi juga diprakirakan masih akan tumbuh tinggi pada kisaran 10% - 11% (yoy).

Tingginya kinerja kategori konstruksi di tahun 2015 dipengaruhi oleh banyaknya realisasi proyek

pembangunan baik itu berupa infrastruktur utama daerah seperti proyek pembangunan Jembatan

Bahteramas, pelebaran, perbaikan dan pengaspalan ruas jalan di beberapa Kota/Kabupaten di

Sulawesi Tenggara, proses pembangunan Pelabuhan Bungkutoko, serta proses pembangunan

beberapa pabrik pengolahan dan pemurnian nikel di Sultra. Berdasarkan hasil konfirmasi dan

liaison yang dilakukan pada bulan Agustus 2015, diperkirakan terdapat 2 hingga 3 pabrik smelter

yang sudah selesai proses konstruksi fisiknya di akhir tahun 2015 dan akan mulai beroperasi di

tahun 2016.

Sementara itu, pada tahun 2015 kinerja pada lapangan usaha kategori pertanian diperkirakan akan

mengalami perlambatan. Data produksi padi pada tahun 2015 sesuai dengan ARAM I 2015 (BPS

Prov Sultra) hanya tumbuh sebesar 5,84%, sedangkan pada tahun 2014 peningkatannya dapat

mencapai 17,15%. Perlambatan tersebut terutama terjadi pada produksi padi yang termasuk padi

sawah sementara produksi padi ladang masih terkontraksi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh

pergeseran musim tanam dan adanya risiko kemarau yang lebih panjang karena El Nino. Meskipun

demikian, produksi padi secara absolut diperkirakan masih meningkat sebesar 38.436 ton sehingga

produksi padi di tahun 2015 akan mencapai 696.053 ton.

10,4

8

6,8

7,7

6,3

7,3

6,8

88,4

0

2

4

6

8

10

12

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

US$/lb

10401143 1157 1182

390

388 405 411

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2012 2013 2014 2015

Industrial countries Emerging market

juta ton

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 68

Tabel 7.2. Angka Ramalan Produksi Padi Sulawesi Tenggara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tenggara

Dari sisi permintaan, perkembangan kinerja ekonomi Sultra di tahun 2015 didorong oleh kinerja

positif komponen investasi yang diprakirakan tumbuh pada kisaran 10,5% - 11,5% (yoy). Tingginya

kinerja investasi Sultra sejalan dengan perkembangan positif kategori konstruksi di sisi penawaran

seiring dengan banyaknya realisasi pembangunan proyek baik itu berupa infrastruktur daerah

maupun pembangunan smelter. Disamping itu, komponen konsumsi rumah tangga diprakirakan

tumbuh moderat di kisaran 5,3% - 5,8%, kondisi tersebut diantaranya disebabkan oleh relatif

rendahnya dampak inflasi selama rentang periode tahun 2015 serta terjaganya daya beli dan

tingkat konsumsi masyarakat.

7.2 PROSPEK INFLASI

Tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2015 diperkirakan akan mengalami

penurunan, yang disebabkan oleh melemahnya tekanan inflasi pada komoditas kelompok

volatile food. Kondisi ini sebagai bounce back effect pasca bulan suci ramadhan dan hari raya

idul fitri. Inflasi pada triwulan III 2015 diperkirakan berada pada kisaran 6,4% s.d 6,9% (yoy),

sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,3% (yoy). penurunan tingkat

inflasi tersebut diperkirakan disebabkan oleh meredanya tekanan inflasi yang diiringi stabilnya

tingkat permintaan masyarakat akan komoditas bahan makanan pasca berakhirnya bulan suci

ramadhan dan hari raya idul fitri. Di samping itu, kesiapan seluruh pihak seperti ketersediaan stok

yang melimpah pasca musim panen raya, dan tindak langsung pemerintah daerah seperti

pelaksanaan operasi pasar murah juga diperkirakan turut menjadi salah satu hal yang mendorong

turunnya tingkat infasi Sulawesi Tenggara di periode triwulan III 2015. Sementara dampak dari

potensi el-nino diperkirakan baru akan terasa pada triwulan IV 2015.

2013 2014 2015

Absolut Persen Absolut Persen

Padi Sawah

Luas Panen (ha) 122.702 133.550 145.885 10.848 8,84 12.335 9,24

Produktivitas (ku/ha) 43,13 47,62 46,56 4,49 10,41 (1,06) (2,23)

Produksi (ton) 529.240 636.028 679.233 106.788 20,18 43.205 6,79

Padi Ladang

Luas Panen (ha) 10.243 6.858 5.816 (3.385) (33,05) (1.042) (15,19)

Produktivitas (ku/ha) 31,36 31,48 28,92 0,12 0,38 (2,56) (8,13)

Produksi (ton) 32.121 21.589 16.820 (10.532) (32,79) (4.769) (22,09)

Padi (Sawah + Ladang)

Luas Panen (ha) 132.945 140.408 151.701 7.463 5,61 11.293 8,04

Produktivitas (ku/ha) 42,23 46,84 45,88 4,61 10,92 (0,96) (2,05)

Produksi (ton) 561.361 657.617 696.053 96.256 17,15 38.436 5,84

(ATAP)Uraian 2013 - 2014

Perkembangan Perkembangan

2013 - 2014(ARAM I)(ATAP)

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 69

Berdasarkan pola musimannya, pergerakan harga khususnya komoditas bahan makanan

cenderung mengalami penurunan setelah berakhirnya bulan suci ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

Di samping itu, ketersediaan stok beras pasca panen raya di periode triwulan II, serta kondusifnya

kondisi cuaca juga diperkirakan turut memberikan efek positif atas terjaminnya komoditas bahan

makanan khususnya komoditas penyumbang inflasi seperti cabai rawit dan bawang. Kondisi cuaca

yang cukup kondusif yang disertai kembali normalnya tarif pengiriman barang diperkirakan akan

mendorong kelancaran proses distribusi untuk beberapa komoditas yang didatangkan dari luar

Sulawesi Tenggara yang pada akhirnya mendorong terciptanya stabilitas harga. Selain itu, langkah

antisipatif pemerintah daerah melalui TPID dalam menghadapi inflasi pada saat bulan suci

ramadhan dan hari raya Idul Fitri dengan menggelar operasi pasar murah juga diperkirakan akan

mampu mengendalikan tingkat inflasi Sultra yang pada akhirnya berdampak pada terjaganya

tingkat inflasi Sultra pada triwulan III 2015

Tabel 7.3. Faktor Risiko dan Dampaknya Terhadap Inflasi di Triwulan III 2015

Faktor Risiko Potensi

Dampak

Volatile

Food

a. Pasokan:

Ketersediaan stok ikan segar yang relatif minim disebabkan oleh pola

kebiasaan masyarakat nelayan untuk berhenti melaut selama

rentang waktu 7 hari sebelum dan sesudah hari raya Idul Fitri.

Tingginya gelombang laut juga berpotensi menurunkan jumlah

produksi ikan tangkap sehingga mendorong kenaikan harga

komoditas ikan tangkap.

MEDIUM

b. Distribusi:

Terganggunya saluran distribusi komoditas bahan pangan yang

didatangkan dari luar Sultra yang disebabkan oleh lambatnya

aktivitas bongkar muat di pelabuhan akibat padatnya antrian kapal.

Adm.

Prices

a. Kenaikan harga minyak dunia berimplikasi terhadap kenaikan harga

BBM.

b. Kenaikan tarif angkutan umum dan angkutan penyeberangan baik laut

maupun udara sejalan dengan momen hari raya idul fitri.

MEDIUM

Core a. Transmisi kenaikan harga TTL dan LPG terhadap kenaikan kontrak dan

sewa rumah. LOW

Meskipun tekanan inflasi relatif lebih rendah daripada sebelumnya, namun terdapat beberapa

faktor yang diperkirakan dapat mendorong laju inflasi khususnya pada kelompok volatile food dan

administered prices. Hal tersebut diantaranya adalah:

1. Kemungkinan pemerintah untuk kembali menaikan tarif listrik baik untuk golongan

industri maupun rumah tangga,

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 70

2. Kemungkinan kembali naiknya harga minyak dunia yang pada akhirnya dapat mendorong

kenaikan harga BBM dalam negeri.

3. Dampak awal dari puncak musim angin timur yang diperkirakan sudah memberikan

tekanan inflasi khususnya pada komoditas ikan segar, meski masih berada pada level yang

relatif cukup rendah.

Secara bulanan, berdasarkan hasil Survei Konsumen diketahui bahwa konsumen

memperkirakan tekanan harga mengalami peningkatan pada bulan Juli dan bulan September

2015. Hal ini terindikasi dari kenaikan Indeks Ekpektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang sebesar

9 poin dari bulan sebelumnya menjadi 185. Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) juga menunjukkan adanya tekanan harga jual pada triwulan III 2015.

Sumber: SK-BI Provinsi Sultra Sumber: SKDU-BI Provinsi Sultra

Grafik 7.3. Indeks Ekspektasi Harga pada 3 Bulan

Mendatang

Grafik 7.4. Perkembangan Harga Jual

Untuk keseluruhan tahun 2015, tingkat inflasi Sulawesi Tenggara diperkirakan berada di kisaran

2,6% - 3,0% (yoy). Relatif rendahnya tingkat inflasi Sulawesi Tenggara lebih disebabkan oleh based

point effect akibat lonjakan inflasi yang timbul di periode akhir tahun 2014 setelah kenaikan harga

BBM bersubsidi. Di samping itu, rendahnya tingkat inflasi di akhir tahun juga diperkirakan didorong

oleh masuknya musim panen raya yang terjadi di bulan November. Terjaganya ketersediaan stok

bahan pangan khususnya beras dan komoditas bumbu-bumbuan di pasar turut menjadi salah satu

hal yang mendukung pencapaian tingkat inflasi yang rendah di akhir tahun 2015.

Mengacu kepada perkiraan inflasi tersebut, terdapat beberapa isu strategis yang menjadi

pendorong utama terjadinya inflasi selama tahun 2015 yaitu:

a. Ketergantungan yang masih cukup tinggi terhadap wilayah luar Sulawesi Tenggara, yang

berdasarkan data I/O (Input/Output) BPS Sultra mencapai 85% dari total komoditas

konsumsi masyarakat. Beberapa komoditas utama yang didatangkan dari luar Sulawesi

150

155

160

165

170

175

180

185

190

-2,0%

-1,0%

0,0%

1,0%

2,0%

3,0%

4,0%

5,0%

6,0%

Ap

r-1

4

Me

i-1

4

Jun

-14

Jul-

14

Ag

u-1

4

Sep

-14

Okt-

14

No

v-1

4

De

s-1

4

Jan

-15

Feb

-15

Ma

r-1

5

Ap

r-1

5

Me

i-1

5

Jun

-15

Jul-

15

Ag

u-1

5

Sep

-15

Okt-

15

Inflasi Kendari (qtq) Indeks Ekspektasi Harga 3 Bulan yad (sb. Kanan)

31%

21%

28%

37%

13%

21%

24%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

I II III IV I II III

2014 2015

Realisasi Perkiraan

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 71

Tenggara antara lain bumbu-bumbuan (bawang merah, cabe merah, tomat, sayuran),

telur, daging ayam ras, gula pasir, minyak goreng, tepung dll.

b. Sistem distribusi yang belum lancar akibat kendala dari sisi infrastruktur, cuaca serta alat

transportasi yang terbatas. Saat ini arus masuk barang ke Sulawesi Tenggara melalui jalur

laut dan darat yang masing-masing memiliki kendala keterbatasan infrastruktur sebagai

berikut:

i. Pelabuhan Kota Kendari sebagai pintu masuk utama jalur laut memiliki keterbatasan

infrastruktur yang mencakup tempat sandar kapal, area parkir kontainer, dan angkutan

penjemputan yang terbatas. Selain infrastruktur juga terdapat keterbatasan tenaga

kerja bongkar muat serta juru pandu sandar kapal di pelabuhan.

ii. Jalur darat di Sulawesi Tenggara yang mencakup jalan provinsi Kolaka Utara-Kendari

sebagai jalur distribusi utama, saat ini dalam kondisi tidak mantap (75% dari total

panjang jalan), sehingga menyebabkan peningkatan biaya transportasi yang diikuti

peningkatan harga kebutuhan konsumsi masyarakat.

Berdasarkan isu strategis tersebut, dalam rangka pengendalian inflasi Tim Pengendali Inflasi

Daerah memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

a. Untuk pembentukan ekspektasi, informasi harga secara rutin selain dipublikasikan melalui

media cetak koran sebagaimana yang sudah berjalan, juga perlu diperkuat melalui papan

informasi harga elektronik yang ditempatkan pada pasar-pasar utama di Kota Kendari

sebagaimana yang dilakukan di kota lain seperti Bandung, Banjarmasin, dan Palangkaraya.

b. Sebagai bentuk pengendalian inflasi pada jangka panjang, TPID (Tim Pengendalian Inflasi

Daerah) Sulawesi Tenggara memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah terkait

kendala infrastruktur dan tenaga kerja pelabuhan sebagai berikut:

i. Mendirikan pusat pergudangan yang berguna sebagai tempat stok komoditas

konsumsi sekaligus memberikan solusi perhentian kontainer yang datang, sehingga

tidak harus mengantri di lapangan parkir kontainer pelabuhan.

ii. Menyarankan kepada otoritas pelabuhan untuk membuat shift malam bagi tenaga

buruh bongkar pelabuhan sehingga aktivitas bongkar dapat berlangsung 24 jam.

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara 72

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

Daftar

Istilah

Administered

price

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya

diatur oleh pemerintah.

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota

terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah

daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan

ditetapkan dengan peraturan daerah.

Bobot inflasi Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi

secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi

masyarakat terhadap komoditas tersebut.

Dana

Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan

kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi

daerah.

Dana Pihak

Ketiga (DPK)

Dana masyarakat (berupa tabungan, deposito, giro, dll) yang disimpan di suatu

bank.

Faktor

Fundamental

Faktor fundamental adalah faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh

kebijakan moneter, yakni interaksi permintaan-penawaran atau output gap,

eksternal, serta ekspektasi inflasi masyarakat

Faktor Non

Fundamental

Faktor non fundamental adalah faktor pendorong inflasi yang berada di luar

kewenangan otoritas moneter, yakni produksi maupun distribusi bahan pangan

(volatile foods), serta harga barang/jasa yang ditentukan oleh pemerintah

(administered price)

Imported

inflation

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan

harga di luar negeri (eksternal)

Indeks Ekspektasi

Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen

terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1 100.

Indeks Harga

Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa

yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi

Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen

terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1 100.

Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat

ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1 100.

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan

modal.

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

Inflasi inti Inflasi inti adalah inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental

Liaison Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan

kuantitatif yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada

pelaku ekonomi mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara

yang sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan

Loan to Deposit

Ratio (LDR)

Ratio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pinjaman yang disalurkan

dengan dana pihak ke tiga yang dihimpun pada suatu waktu tertentu.

Migas Minyak dan gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri

minyak dan gas.

Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Non Performing

Loan (NPL)

Besarnya jumlah kredit bermasalah pada suatu Bank dibanding dengan total

keseluruhan kreditnya

Omzet Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi.

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan

hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.

Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak

daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah.

Perceived risk Persepsi risiko yang dimiliki oleh investor terhadap kondisi perekonomian sebuah

negara

Qtq Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya.

Saldo Bersih S

dengan persent

SBT Saldo Bersih Tertimbang. Nilai yang diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih

sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang

bersangkutan sebagai penimbangnya.

Sektor ekonomi

dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai

pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan.

Volatile food Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya

sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

West Texas

Intermediate

Jenis minyak bumi yang menjadi acuan untuk transaksi perdagangan minyak dunia.

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara | Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

Tim

Penyusun

PENANGGUNG JAWAB

Dian Nugraha

KOORDINATOR PENYUSUN

Harisuddin

TIM PENULIS

Daniel Agus Prasetyo, Reinaldy Akbar Ariesha, Argo Hadianto

KONTRIBUTOR

Unit Statistik, Survei dan Liaison

Unit Akses Keuangan dan UMKM

Unit Operasional Kas

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari

No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax.(0401)3122718

Email :[email protected]