Upload
indriyani-widiastuti
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT KELURAHAN JOMBLANG KECAMATAN CANDI KOTA SEMARANG
A.
Latar Belakang Permasalahan sampah di kota-kota besar terus meningkat. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, timbulan sampah setiap harinya bertmbah banyak namun di lain sisi timbulan sampah yang ada belum tertangani dengan baik. Menurut Arkonin (1997), setiap penduduk menghasilkan rata-rata 0,56 kg per harinya. Dengan volume sebesar itu, dapat dipastikan berapa timbunan sampah di kota yang berpenduduk 1,5 juta jiwa. Di Kota Semarang timbulan sampah oleh pemerintah ditangani dengan cara mengangkutnya dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang. Dengan proses pengangkutan dari TPS, sampah diangkut menggunakan truk kontainer, langkah tersebut membutuhkan biaya yang relatif tinggi untuk operasional pengangkutan. Sementara itu di TPA Jatibarang , sampahnya hanya dibiarkan terbuka dan kemudian diurung dengan tanah dan tidak ada upaya untuk mengelolanya. Proses penimbunan pun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pemerintah harus mencari tanah urug untuk menimbun sampah. Sistem pengelolaan seperti itu menjadikan pengelolaan sampah menjadi tidak efektif dan efesien karena secara ekonomi tidak mencerminkan asas ekonomis. Lebih lanjut, volume sampah yang masuk ke TPS tidak sebanding dengan daya tampung TPA. Akibatnya lahan TPA semakin berkurang untuk menampung timbulan sampah dan alokasi lahan untuk TPA pun semakin hari semakin berkurang. Melihat kondisi pengelolaan sampah saat ini, perlu adanya upaya perbaikan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan efesien yang melibatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaannya. Keterlibatan masyarakat adalah pengelolaan sampah dengan cara mengurangi, memilah, mewadahi, dan memanfaatkan sampah sesuai dengan jenisnya. Pengelolaan di tingkat sumber, rumah tangga, oleh masyarakat melibatkan ibuibu rumah tangga yang dalam kesehariannya tidak lepas dengan sampah. Ibu rumah tangga merupakan orang yang paling dekat dengan timbulan sampah rumah tangga, selain itu mereka umumnya juga memiliki komitmen serta waktu yang lebih besar dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Masyarakat Kelurahan Jomblang yang terdiri dari 15 RW dengan topografi wilayahnya yang berbukit dan datar telah memiliki kesadaran untuk melakukan pemilahan, pemanfaatan dan pendaur ulangan sampah. Kesadaran yang telah ada diwujudkan dengan beberapa fasilitas pengelolaan sampah seperti rumah pilah ada sebanyak 3 unit, 555 komposter Takakura, 1 buah rumah showroom untuk daur ulang sampah dan 1 buah demplot pemanfaatan tanaman yang dihasilkan dari kompos yang mereka produksi.
Pada tahun 2008 mereka melakukan masyarakat membentuk Paguyuban Alam Pesona Lestari Jomblang atau APL Jomblang dengan anggota 100 kader yang terdiri dari ibu rumah tangga dan kader peduli lainnya yang terdistribusi dalam kelompok kelompok kecil seperti SERUNI di RW 11 , ANGGREK di RW 09, MELATI di RW 13 Bersih. dll. dengan visi mewujudkan Kampoenku Hijau dan
B.
Tujuan 1. meningkat. 2. Pemanfaatan sampah oleh masyarakat dengan melakukan Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga
pemilahan, pewadahan, dan pemanfaatan sampah menurut jenisnya di tingkat rumah tangga. 3. Organisasi masyarakat pengelola sampah berjalan sesuai dengan
rencana kerja yang telah disepakati bersama.
4.Hijau
Mewujudkan Kelurahan Jomblang Kampoengku Bersih dan
C.
Hasil yang Diharapkan
1. Action Plan Kampoengku Bersih dan Hijau di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari dengan bentuk dokumen dan Peta yang berisi Peta Profil Kelurahan, Peta Masalah dan Potensi Kelurahan. 2. Pelaporan proses pembuatan Action Plan dimasing-masing proses/kegiatan
2