Kanker

Embed Size (px)

Citation preview

PENDAHULUAN Kanker merupakan penyakit yang paling ditakuti dan mencemarkan dari semua penyakit. Pasien yang menderita penyakit kanker akan mengalami program ke-an yang lama. Prosedur pemeriksaan yang rumit dan dampak pengobatan yang tidak menyenangkan. Salah satu pengobatan kanker yang menyenangkan adalah kemoterapi. Obat-obat chemoterapi merupakan toksik untuk semua sel sehingga selain membunuh sel-sel kanker juga akan mengganggu sel-sel normal. Manifestasi klinik dari kerusakan sel-sel tubuh yang normal adalah alopesia rasa mual-mual muntah, diare yang apat mempengaruhi kooping pasien. Selain itu obat chemoterapi bila tidak ditangani dengan benar misalnya terjadi pecikan atau tumpahan, tertusuk jarum dalam jangka waktu yang lama akan menyebankan iritasi atau bahaya kulit mukosa, membran atau iritasi mata. Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai pengetahuan, kemampuan, keterampilan mengenai obat-obatan chemoterapi dan efek sampingnya, sehingga dapat memberikan Asuhan Keperawatan yang optimal. Pemberian sitostatika ini diberikan pada penderita tumor ganas di RS atau di praktik dokter spesialis, oleh karena itu perawat yang bekerja di bangsal kanker, dituntut harus mempersiapkan obat chemoterapi sampai selesai pemberian oat chemoterapi. Disamping itu juga perawat harus dapat mencegah dan mengenali gejala serta melakukan tindakan keperawatan apabila terjadi extravarasi. Mengingat peran perawat sangatlah penting dalam hal pemberian kemoterapi maka setiap anggota perawat yang bekerja dibangsal kanker harus mendapatkan pendidikan khusus dalam persiapan pencampuran dan cara pemberian kemoterapi.

Prinsip Pengobatan dan Penatalaksanaan Medik Kemoterapi 1. Prinsip Kerja Obat Chemoterapi (Sitostatika) terhadap kanker Sebagian besar obat chemoterapi yang digunakan saat ini bekerja terutama teradap sel-sel kanker yang sedang berlipat ganda (proliferasi). Semakin aktif sel-sel proliferasi semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut juga Kemosensitif. Sebalikbnya semakin lama berproliferasi maka kepekaan semakin rendah hal ini disebut juga Kemoresisten. Secara garis besar obat chemoterapi bekerja langsung sel atau inti sel tumor ganas tersebut dengan bermacam-macam cara kerja. Dalam tujuan pemberian obat chemoterapi tersebut ada pola sebagai berikut: a. Kemoterapi induksi ditunjukan untuk secepat mungkin mengecilkan tumor atau jumlah sel kanker, contohnya pada tumor ganas yang berukuran besar atau pada keganasan darah seperti leukemia atau pineforma. b. Kemoterapi Ajuvan, biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain, contoh selesai pembedahan atau radiasi. Tujuannya adalah memusnahkan sel-sel kanker yang sisa atau metistase kecil yang ada (micro Milastase). c. Kemoterapi primer dimaksudakan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas biasanya ditujukan pada kanker kemosensitif. d. Kemoterapi N10 Ajuvan diberikan mendahului/sebelum tindakan pengobatan yang lain seperti tindakan pembedahan, penyinaran, tujuan untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga radiasi atau operasi lebih berhasil. 2. Cara Pemberian Chemoterapi a. I.V (Intra Vena) Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara intravena dapat berupa bolus pelan-pelan sekitar 2 menit dapat pula berupa drips. IV sekitar 30-120 menit, bahkan adapula continous drips sekitar 24 jam yang memerlukan infusian pump supaya lebih akurat tetesannya. b. I.M (Intra Muskuler) Jarang dilakukan contohnya Bleomein c. S.K (Sub Kutan) lebih jarang contoh L. Asparaginase d. P.O (Per Oval), contohnya: Leukeran, Myleran, Nutulan, Xeloda, dll e. IT (Intrathekal) diberikan kedalam kanalis medulla spinalis untuk memusnahkan sel-sel tumor dalam cairan olak (Liguor Cerebrospinalis), cthnya: MTX, Ara-C. f. I.P (Intra Pleura) Diberikan ke dalam cavum pleuratis untuk memusnahkan sel-sel kanker didalam cairan pleura atau untuk menghentikan produksi efusi pleura hemoterapi yang amat banyak, contohnya: Bleosin Intra Peritoneal: diberikan bila produksi cairan acites haemoragis yang banyak pada kanker ganas intra abdomen contoh: Cysplateri. g. Radiosensitizer yaitu kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi. Tujuan untuk memperkuat efek radiasi, contohnya: Fluorasil, Cisplatin. Taxol, Taxotere, Hydea.

Persiapan Persiapan 1. Pemeriksaan lengkap tentang pasien 2. Keterangan tentang riwayat penyakit dan gejala penyakit 3. Sebelum diberikan chemoterpi penderita harus diukutr dahulu TB BB

4. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, urine lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah. 5. Pemeriksaan ECG + thorax photo Evaluasi Cardiologi 6. Persiapan protocol dan program terapi yang digunakan. 7. Periksa nama pasien, jenis obat, dosis dan cara pemberian obat. 8. Informet consent. 9. Siapkan obat sitostatika dan alat yang diperlukan (spuit, abocath, dll pasang infus). 10. Siapkan pengalas plastik dan kertas absorbsi diatasnya. 11. Proteksi diri, gaun lengan panjang yang tidak tembus, masker, topi, kaca mata, sarung tangan (jam, cincin dilepas). 12. Swab alcohol 13. Kain kassa 14. Label obat 15. Aluminium foil 16. Bak spuit yang besar/plastik untuk tempat flabot 17. Label untuk obat dan sampah 18. Ember bertutup warna ungu Penyimpanan Tergantung pada isi obat tersebut. Obat dapat disimpan pada tempat yang sesuai: - Suhu kamar - Dalam lemari es pada suhu yang ditentukan Perlengkapan Pelindung dan Peralatan 1. Perlengkapan Pelindung Untuk melindungi petugas dari keterpaparan obat sitostatiska digunakan perlengkapan pelindung sebagai berikut: Baju pelindung berlengan panjang tidak tembus air Sarung tangan disposible Topi disposible Masker disposible Kaca mata Sandal 2. Peralatan Spuit Needle Bag Infus Kain kasa/kapas alcohol Aluminium foil Bak souit besar/plastik tempat plaboat Label untuk tong sampah Ember bertutup Alas kemoterapi plastik dan kertas yang menghisap Chemoterapi disposinle Chemoterapi waste container Kantong pembuangan berukuran besar (dua gallon yang berfungsi sebagai kantong pembuangan akhir). Chemoterapi spill kit Yang berisi perlengkapan untuk mengatasi tumpahan

.

.

.

.

. .

.

1. 2. 3. a. b. c. d. e.

Ten. Comandement (10 perintah) Raungan tertutup / ruang kaca Siapkan seluruh peralatan dan obat-obatan sesuai protocol periksa: label obat dosis obat cara pemberian/pencampuran/pelarut kadaluarsa penyimpanan 4. Tulis label, nama pasien, obat dan dosis, tgl bulan tahun, jam pencampuran dan nama petugas 5. Alasi meja trolli denganpalstik dan taruh kertas penghisap di atasnya 6. Pakai APD 7. Larutkan dalam vial dan perhatikan agar obat benar-benar larut sempurna 8. Tarik obat dari vial dengan teknik tekanan negatef, ukuran spuit harus disesuaikan dengan volume obat untuk meminimalkan petugas terpapar dengan obat untuk ampul, sebelum membuka ampul pastikan obat tidak ada lagi pada puncak ampul, pakai kassa/kapas untuk mencegah luka pada tangan. 9. Bersihkan area kerja dengan detergen 10. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Cara Pemberian Obat Chemoterapi Siapkan peralatan dan obat yang digunakan Cuci tangan Beritahu pasien sudah pakai APD Cari vena paling Distal Jangan lengan atau sisi yang dioperasi Masukan kateter vena Pastikan infus berjalan masuk vena Berikan obat premedikasi anti muntah atau alergi Masukan obat sitostatika dengan cara aspirasi dulu sampai dengan darah keluar Tanyakan kepada pasien apakah pasien ada merasa sakit di daerah tusukan pertengahan pemberian aspirasi kembali 10. Pemberian sitostatika bolus harus pelan-pelan sambil infus dijalankan (running infusion) . 11. Pemberian harus sesuai protocol 12. Catatan: catat tgl/jam pemberian kemoterapi dan nama petugas Hal-hal yang harus diperhatikan untuk meminimalkan keterpaparan obat: 1. Pengambilan obat melalui jarum 2. Ampul yang terbuka 3. Penjalaran udara dari spuit 4. Mengganti botol infus 5. Maka/merokok pada saat persiapan Petugas tidak dibenarkan menangani obat sitostatika: 1. Wanita direncanakan hamil 2. Wanita hamil 3. Wanita menyusui 4. Petugas yang belum terlatih Keterpaparan dalam waktu singkat dapat menyebabkan: 1. Pusing 2. Sakit kepala 3. Dermatitis

Keterpaparan dalam waktu lama dapat menyebabkan: 1. Kerusakan kromosom (metagenic) 2. Melemahkan kandungan 3. Kerusakan organ dan bahkan dapat menjadi karsinogenik Penanganan Extravasasi Extravasasi adalah terjadinya infiltrat obat-obat chemoterapi yang vesikan atau irikan dari vena ke jaringan sekitarnya dekat lokasi kanul penusukan infus. Vesikan adalah obat chemoterapi yang mengakibatkan rasa sakit pada lokasi penusukan sepanjang vena dengan atau tanpa inflamasi. Bahya akibat extravasasi adalah kerusakan jaringan, infeksi dan gangguan pergerakan extremitas, derajat kerusakan jaringan berhubungan dengan beberapa factor seperti jenis obat lama jaringan yang terken, lokasi penusukan teknik pemasangan kanul dan respon jaringan seseorang. Factor-faktor resiko terjadinya extravasasi: 1. Kelemahan Vena 2. Klien sudah tua sehingga integritas vaskuler berkurang 3. Edema pada extremitas 4. Lokasi penusukan vena serta trauma penusukan kanul 5. Penusukan infus terdahulu 6. Lokasi penusukan pernah dilakukan radiasi 7. Penusukan yang berulang 8. Konsentrasi obat 9. Jumlah obat yang terkena 10. Ketidakmampuan berkomunikasi Gejala-gejala Extravasasi Gejala Extravasasi dapat dibedakan: 1. Gejala Ex. Segera a. Mengeluh adanya rasa terbakar b. Perubahan kuit menjadi mera muda atau menyala 2. G. Ex. Setelah bebrapa minggu: a. Perubahan kulit makin nyata b. Terjadinya pengerasan atau pembekuan darah di area tersebut c. Pengganti lapisan kulit luar yang kering d. Rasa panas yang makin meningkat 3. G. Ex. Setelah beberapa minggu berikutnya: a. Timbul luka nekrotik yang memerlukan pembedahan b. Terjadi ulkus pada bagian tengah luka merusak kulit dan lama kelamaan makin melebar 4. Kemungkinan kerusakan permanen a. Meliputi dasar jaringan akan merusak struktur persyarafan dan system pembuluh darah b. Tindakan pembedahan jaringan nekrotik dan pengobatan tepat adalah untuk mencegah komplikasi lebih lanjut Pencegahan Extravasasi Untuk menghindari Extravasasi prosedur yang harus diperhatikan adalah: 1. Oplos obat dalam jumlah pelarut yang sesuai untuk menghindari konsentrasi yang terlalu tinggi 2. Gunakan vena yanag lurus dan bagus 3. Hindari penusukan yang berulang pada vena yang sama 4. Guankan plester atau kassa yang mudah dilihat

5. 6. 7. 8.

Suntikan cairan fisiologis dan aspirasi untuk mengecek kepatenan vena Observasi daerah sekitar pensuskan vena Lakukan komunikasi selama pemberian obat Lakukan pembilasan setiap kali pemberian, biasanya dengan cairan fisiologis

Intervensi Keperawatan pada Extravasasi: 1. Stop infus tapi kanul jangan dicabut 2. Lakukan aspirasi selama 3-4 ml dari kanul dengan memakai spuit 3. Lakukan aspirasi dari jaringan dari sub cutan apabila memungkinkan 4. Beri antidote sesuai obat sitostatika Secara IV atau beri Korsikosteroid untuk mengurangi reaksi inflamasi 5. Kemudain cabut kanul 6. Beri antidote secara sub cutan menggunakan jarum 1 ml sebanyak 0,5 1 ml tergantung lebarnya area extravasasi searah jarum jam. 7. Hindari melakukan perabaan pada area extravasasi 8. Lakukan pemotretan 9. Berikan kompres dingin kecuali untuk vincristin adalah kompres hangat 10. Extremitas distirahatkan dan ditinggikan, diganjal 1 bantal selama 2x24 jam, setelah itu kembali beraktivitas normal 11. Observasi tempat penusukan secara teratur terhadap nyeri, bengkak, kemerahan, keras atau nikrotik 12. Beri terapi anti nyeri 13. Lakukan Dokumentasi meliputi tanggal dan waktu, jenis vena dan ukuran abocath obat yang diberikan dan urutan pemberian obat, keluhan pasien, tindakan yang dilakukan keadaan area extravasasi 14. Lapor ke dokter Penanganan Buangan Obat Sitostatika Seluruh buangan kemoterapi harus dipisah, diberi label dan ditangani sebagai bahan berbahaya dan beracun tapi bukan sebagai buangan yang menular. Petugas yang terlibat harus mengenakan APD dan chemoterpy Gloves. Semua material yang digunakan sebaiknya dibuang kedalam plastik tebal, untuk bahan-bahan yang tajam dimasukan kedalam kantong tertutup dan untuk buangan yang lunak seperti baju pelindung, masker dan topi dalam kantong yang tertutup juga, kantong-kantong tersebut kemudain dimasukan kedalam container buangan sisa. Container ini terbuat dari bahan anti bocor dan tahan terhadap tusukan benda tajam lalu dimusnahkan di inselator dengan suhu min 10000C. Bahan- bahan ini akan menghasilkan produk yang bermuatan mutagenik. Aspek Psikologis Penderita Kanker Faktor-faktor yang mempengaruhi aspek psiko-sosio-spritual 1.Faktor internal ; a. Persepsi individu Bagaimana individu mengartikan penyakit yang menimpa dirinya dimana hal ini berhubungan dengan nekanisme kopingg yang digunakan individu apakah individu menganggap ini hukuman,ujian atau cobaan,Aplikasi nilai-nilai religius yang dianut akan sangat memepengaruhi persepsi individu terhadap penyakitnya. b. Kematangan emosional Semakin matang emosi individu semakin sedikit masalah kejiwaan yang timbul

c. Pola perilaku Individu dengan kepribadian terbuka biasanya lebih sedikit menghadapai masalah disbanding dengan keperibadian tertutup 2.Faktor Eksternal 1. Ikatan kekeluargaan Makin kuat ikatan kekeluargaan akan makin banyak memberikan mengatasi masalah psiko-sosio -spritual 2. Tingkat pendidikan Makin tinggi tingkat pendidikan makin banyak stressor yang dihadapi 3. Sosial ekonomi 4. bantuan tanpa profesionalisme.

Pencampuran Obat 1. Kirimkan 2. pencampuran obat oleh staf farnasi 3. Pencampuran/pengoplosan obat dilakukan oleh asisten apoteker yang terlatih dengan BSC ( Biological safety cabinet 4. Bila tidak ada BSC pencampuran dilakukan oleh perawat diruangan tersendiri tertutup dengan ventilasi yang baik. Pencampuran obat Chemoterapi ( oleh asisten apoteker ) - Petugas dengan APO lengkap - Obat dicampur dalam BSC - Memasukkan ke kontainer / bak spuit - Nama,No MR,jenis obat + dosis cara pemnerian Tgl/jam - Masukkan dalam trolly tertutup - Kirim ke ruangan di terima oleh perawat - Sebaiknya ruangn pencampuran bersebelahan dengan ruangan pemberian obat ke pasien Diruangan / bangsal oleh perawat Trolly dialasi dengan kertas pengeras Pakai APD lengkap Ambil alat sesuai dengan progran/label lengkap Gunakan kasa saat buka ampul anbil obat yang tepat Keluarkan udara dari spuit Pastikan obat tidak ada pada puncak ampul Bungkus spuit dengan aluminium foil, dan masukkan kekontainer untuk bolus