Karakteristik Arus Lalu Lintas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ih

Citation preview

  • KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTASArus lalu lintas terjadi dipicu oleh adanya kebutuhan masyarakat untuk melakukan pergerakan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arus lalu lintas merupakan interaksi antara PENGEMUDI (DRIVER), KENDARAAN (VEHICLE) PRASARANA TRANSPORTASI (ROAD) serta lingkungan Untuk dapat mempresentasikan karakteristik arus lalu lintas, ada 3 (tiga) parameter utama yang dijadikan sebagai indikator yaitu : Volume lalu lintas, Kepadatan (density) Kecepatan (speed) Karakteristik arus lalu lintas biasa juga dilihat dari Headway waktu (Waktu antara) Headway jarak (Jarak antara)

  • 1. Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik yang tetap pada jalur pergerakan (ruas jalan) dalam interval waktu pengamatan tertentu. Volume lalu lintas biasanya dinyatakan dalam satuan kendaraan/hari, kendaraan/jam atau yang lebih sering digunakan adalah smp/jam Volume lalu lintas dinyatakan dengan rumus : V = Volume lalu lintas (smp/jam) n = Jumlah kendaraan (smp)t = interval waktu pengamatan (jam)Untuk mendapatkan nilai volume lalu lintas diperlukan survey volume lalu lintas. Survey ini biasanya dilakukan pada jam puncak pagi, puncak siang dan jam puncak sore. Kendaraan yang akan disurvey diklasifikasikan sesuai dengan jenis kendaraan seperti yang tertulis di Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)

  • DATA VOLUME LALU LINTAS Volume lalu lintas perjam Volume lalu lintas per harian Klasifikasi kendaraan Pergerakan membelok (di persimpangan)Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) Desain jalan antar kota Menentukan tingkat pertumbuhan lalu lintas Menganalisis variasi lalu lintas per jam, harian, bulanan, dan/atau musiman Perencanaan jaringan / RuteWaktu Pengamatan Survey Lalu lintas : 15 menit (jam puncak) 1 jam, 1 jam hijau (Simpang bersinyal) Peak Hour Factor (PHF) adalah Perbandingan volume 1 jam penuh dengan volume puncak pengamatan pada jam tersebut.

  • Contoh : Dari hasil pengamatan lalu lintas dalam interval 15 menit sebagai berikut :

    PHF = 1050 : 4(300) = 0.8750

    Waktu PengamatanVolume(smp/jam)07.00 07.1525007.15 07.3027507.30 07.4530007.45 08.00225Jumlah 1050

  • SATUAN MOBIL PENUMPANG (SMP)Setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan yang berbeda-beda.Hal ini disebabkan karena masing-masing kendaraan berbeda dalam hal dimensi, kecepatan, percepatan maupun kemampuan manuver yang akan memberikan kinerja terhadap lalu lintas juga berbeda pula. Oleh karena itu, digunakan satuan mobil penumpang (smp). Kendaraan yang dijadikan acuan adalah mobil penumpang Untuk melakukan konversi dari satuan kendaraan/jam menjadi smp/jam digunakan faktor smp yang biasa disebut dengan ekivalensi mobil penumpang (emp). Emp adalah faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang sehubungan dengan dampaknya terhadap kinerja lalu lintas, (emp mobil penumpang = 1,0)

  • Tabel. Satuan mobil penumpang (smp) untuk Berbagai Jenis Kendaraan Sumber : Dikutip dari berbagai sumber

    Jenis KendaraanFaktor smp*)Ruas JalanPersimpanganMobil PenumpangKendaraan roda tigaSepeda MotorTruk Ringan (< 5 ton)Truk Sedang (5-10 ton)Truk Berat (> 10 ton)Bus besarMikro bis1.01.00.31.01.52.52.01.81.00.80.21.31.52.52.21.8

  • Kecepatan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)97 didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak yang ditempuh oleh suatu kendaraan dengan waktu tempuh.2. Kecepatan Lalu Lintas Di mana :S = kecepatan, (km/jam)d = panjang segmen jalan, (km) t = waktu tempuh sepanjang segmen jalan, (jam)Ada beberapa definis kecepatan yang sering digunakan dalam mempelajari kecepatan arus lalu lintas, yaitu Kecepatan titik/sesaat (spot speed)Kecepatan perjalanan (journey speed) Kecepatan Bergerak (running speed)Kecepatan rerata waktu (Time Mean Speed) Kecepatan rerata ruang (Space Mean Speed)

  • KECEPATAN TITIK/SESAAT (SPOT SPEED)Kecepatan titik/sesaat adalah kecepatan kendaraan sesaat pada waktu kendaraan tersebut melintasi suatu titik tetap tertentu di jalan. Vss = Spot speed (km/jam) L = Jarak tempu kendaraan, yang pendek 100 m t = waktu tempuh kendaraan (jam)2. KECEPATAN PERJALANAN (JOURNEY SPEED) Kecepatan perjalanan yaitu total waktu perjalanan termasuk waktu berhenti dibagi jarak tempuh antara dua titik tertentu di jalan Di mana :S = kecepatan perjalanan, (km/jam)d = jarak perjalanan, (km) t = total waktu perjalanan (jam)

  • 3. KECEPATAN BERGERAK (RUNNING SPEED)Kecepatan bergerak adalah kecepatan rata-rata kendaraan untuk melintasi suatu jarak tertentu dalam kondisi kendaraan tetap berjalan, yaitu kondisi setelah dikurangi oleh waktu hambatan yang terjadi (misalnya hambatan di persimpangan). Kecepatan bergerak ini dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagi dengan total waktu perjalanan yang telah dikurangi dengan waktu berhenti karena adayan hambatan yang disebabkan gangguan lalu lintas. S = kecepatan bergerak (km/jam)d = jarak perjalanan (km)t = total waktu perjalanan (menit)t = waktu berhenti karena gangguan lalu lintas (menit)

  • 4. KECEPATAN RERATA WAKTU (TIME MEAN SPEED) Kecepatan rerata waktu (TMS) adalah kecepatan rata-rata semua kendaraan yang MELEWATI suatu titik pada sebuah jalan raya dengan periode waktu tertentu. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : (Mc Shane and Roess)TMS = Time Mean Speed (Kecepatan rerata waktu), m/det di = Jarak tempuh kendaraan ke i, m ti = waktu tempuh kendaraan ke i, det5. KECEPATAN RERATA RUANG (SPACE MEAN SPEED)Kecepatan kecepatan rata-rata semua kendaraan yang MENEMPATI sebuah segmen jalan dalam periode waktu tertentu : SMS = Space Mean Speed (Kecepatan rerata ruang), m/det d = jarak tempuh kendaraan, m ti = waktu tempuh kendaraan ke-i. det n = banyak kendaraan

  • PERBANDINGAN TMS DAN SMSPada lajur 1 kendaraan bergerak dengan kecepatan 30 km/jam pada jarak 90 meter. Waktu yang dibutuhkan untuk jarak 90 m adalah 90/30 = 3 detik.Pada lajur 2 dengan jarak 180 m dengan kecepatan 60 km/jam. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melewati titik tersebut adalah 180/60 = 3 detik.30609090TMS = 30 + 60 = 45 km/jam 2SMS = 2(30) + 60 = 40 km/jam 3TMS berhubungan dengan pengukuran (waktu) pada suatu titik, SMS berhubungan dengan panjang segmen jalan

  • Tabel 2. Kecepatan Rerata Waktu dan Kecepatan Rerata Ruang

    No. kend.JarakWaktu TempuhKecepatan(m)(det)(m/det)1808,010,02807,011,43808,59,44807,610,55807,810,3Jumlah38,951,6TMS51.6 : 5 = 10,32SMS80 :(38.9/5) =10.28

  • KEPADATAN (DENSITY) LALU LINTASJumlah kendaraan yang menempati panjang ruas jalan tertentu atau lajur disebut kepadatan (density). Kerapatan lalu lintas dinyatakan dengan satuan kendaraan per km atau smp/km. secara matematis, kerapatan lalulintas dirumuskan Dimana :D = kerapatan lalu lintas (smp/km)n = jumlah kendaraan (smp)L = panjang segmen jalan (lajur), (km)Karena kerapatan sukar diukur secara langsung (memerlukan ketinggian tertentu untuk dapat mengamati jumlah kendaraan dalam panjang ruas tertentu) sehingga besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan parameter kecepatan dan volume D = Kepadatan lalu lintas (smp/km)V = Volume lalu lintas(smp/jam)S = Kecepatan Lalu Lintas (km/jam)

  • Hubungan matematis Volume, Kecepatan dan Kepadatan Lalu LintasAnalisis karakteristik arus lalu lintas untuk suatu ruas jalan dapat dilakukan dengan mempelajari hubungan matematis antara kecepatan, arus (volume) dan kepadatan lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan yang ditinjau.Hubungan matematis antara kecepatan, arus dan kepadatan dinyatakan dengan persamaan Hubungan matematis antar parameter tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar di bawah ini dimana memperlihatkan bentuk umum hubungan matematis Kecepatan Kepadatan (S-D), Volume Kepadatan (V D) dan Volume Kecepatan (V-S).

  • Gambar . Hubungan matematis antara Kecepatan, arus dan Kepadatan Hubungan matematis antara Kecepatan Kepadatan adalah monoton ke bawah yang menyatakan bahwa apabila kepadatan lalu lintas meningkat, maka kecepatan akan menurun. Arus lalu lintas akan menjadi 0 (nol) apabila kepadatan sangat tinggi sedemikian hingga tidak memungkinkan kendaraan untuk bergerak lagi. Kondisi dikenal dengan kondisi macet total (D=Dj)

  • Apabila kepadatan meningkat dari nol, maka kecepatan akan menurun, sedangkan arus lalu lintas akan meningkat. Apabila kepadatan terus meningkat, maka akan dicapai suatu kondisi dimana peningkatan kepadatan tidak akan meningkatkan arus lalu lintas, malah sebaliknya akan menurunkan arus lalu lintas Dari gambar tersebut, memperlihatkan pula beberapa parameter penting arus lalu lintas lainnya yang dapat didefinisikan sebagai berikut (Piganatari, 1973 ; F.D.Hobbs,1979; Tamin, 2003) :Vm = Kapasitas atau arus maksimum (kendaraan/jam)Sm = Kecepatan pada kondisi arus lalu lintas maksimum (km/jam)Dm = Kepadatan pada kondisi arus lalu lintas maskimum (kend/km)Dj = kepadatan pada kondisi arus lalu lintas macet total (kend/km)Sff = kecepatan pada kondisi arus lalu lintas sangat rendah atau pada kondisi kecepatan mendekati 0 (nol) atau kecepatan arus bebas (km/jam)

  • Karakteristik arus lalu lintas yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui yaitu: Waktu antara kendaraan (time headway)Jarak antara kendaraan (space headway Waktu antara kendaraan yaitu waktu yang dibutuhkan antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya untuk melewati satu titik tertentu yang tetap Waktu antara kendaraan rata-rata adalah : Di mana :ht = waktu antara (headway time)V = volume lalu lintas2. Jarak antara kendaraan (headway spacing) adalah jarak antara bagian depan satu kendaraan dengan bagian depan kendaraan berikutnya, dinyatakan dengan rumus Di mana :hs = jarak antara (headway time)D = kepadatan lalu lintas