Upload
melinda
View
60
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
materi tentang karbon
Citation preview
Jika alkana direasikan dengan halogen (X 2), maka atom H pada alkana
dapat disubstitusi (ditukar) dengan atom halogen. Pada suhu tinggi atau
bantuan sinar ultra violet, molekul halogen akan terurai terlebih dahulu
menjadi atom-atomnya, kemudian mencari pasangan elektron dari alkana
diikatnya. Reaksi demikian disebut reaksi substitusi.
Fluor (F2) sangat reaktif, sehingga menghasilkan reaksi yang eksplosif
(menimbulkan ledakan) dengan alkana, sehingga jarang dilakukan. Iodium
(I2) tidak bereaksi dengan alkana, karena memang I 2 tidak reaktif sama
sekali, tetapi brom (Br2) yang kurang reaktif masih dapat bereaksi dengan
alkana pada suhu 250 – 400oC atau dengan bantuan sinar ultra violet.
Nah ... khlor (Cl2) adalah satu-satunya halogen yang paling banyak
digunakan, karena cukup reaktif tetapi tidak eksplosif. Reaksi substitusi
yang terkenal adalah reaksi antara metana dengan khlor :
CH4 (g) + Cl2 (g) CH3Cl (g) + HCl (g)
metana monoklor metana (metil klorida)
CH3Cl (g) + Cl2 (g) CH2Cl2 (g) + HCl (g)
Dikloro metana
CH2Cl2 (g) + Cl2 (g) CHCl3 (g) + HCl (g)
trikloro metana (kloroform)
CHCl3 (g) + Cl2 (g) CCl4 (g) + HCl (g)
tetrakloro metana (karbon tetraklorida)
F. ALKENA Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yaitu dengan ada-
nya atom C yang belum maksimal mengikat atom C lainnya, sehingga kemu-
dian membentuk ikatan rangkap. Seperti halnya alkana, alkena memiliki
deret homolog yang mempunyai rumus umum. Contoh senyawa alkena :
Rumus molekul Rumus struktur
C2H2 CH2 = CH2
C3H6 CH2 = CH – CH3
C4H8 CH2 = CH – CH2 – CH3
91
C6H12 CH2 = CH – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Dengan menganalogkan terhadap alkana, maka :
Jika jumlah atom C = 2, maka jumlah atom H = 4
Jika jumlah atom C = 3, maka jumlah atom H = 6
Jika jumlah atom C = 4, maka jumlah atom H = 8
Jika jumlah atom C = n, maka jumlah atom H = U n
Pertambahan atom C : n = n’ – 1
n’ = n – 1
n = n – 2
Cara mencari Un adalah Un = a + (n – 1) b
a = U1 = 4
b = U2 – U1 = 6 – 4 = 2
Un = 4 + (n – 2) 2
Un = 4 + 2n – 4
Un = 2n
Jadi jika jumlah atom C = n, maka jumlah atom H = 2n dan rumus umum
alkena adalah :
CnH2n
Alkena seperti alkana mempunyai nama yang khas. Penamaan senyawa
alkena mengikuti alkana dengan mengganti akhiran – ana menjadi – ena.
Contoh :
alkana alkena
C2H6 = etana C2H4 = etena
C4H10 = butana C4H8 = butena
92
JENIUSKAH AKU ? Bila kamu jenius, bisakah kamu melogika, mengapa deret
homolog alkena dimulai dari C2, bukan dari C1 seperti alkana ?
Rumus molekul senyawa alkena terletak dalam ruang. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar berikut ini :
Gambar 8.15. Rumus Struktur Etena dan Propena
Ciri alkena yang memiliki ikatan rangkap (dua) menyebabkan ada bebe-
rapa aturan yang berbeda dengan alkana dalam hal pemberian nama. Adapun
perbedaan tersebut antara lain :
1. Penomoran dimulai bukan dari yang dekat dengan cabang melainkan yang
dekat dengan C ikatan rangkap. Untuk rantai lurus diawali dengan angka
yang menunjukkan letak ikatan rangkap.
Contoh :
CH3 – CH2 – CH = CH2 1 - butena
CH3 – CH = CH – CH2 – CH3 2 - pentena
93
Etena Propena
PENGALAMAN BELAJARDengan menggunakan rumus umum tersebut, lengkapi rumus
molekul senyawa alkena berikut ini dan tentukan namanya dengan melihat pustaka : (a) C15H... (f) C...H54
(b) C19H... (g) C...H44
(c) C29H... (h) C...H82
(d) C52H... (i) C...H38
(e) C43H... (j) C...H30
6CH3 – 5CH – 4CH2 – 3CH2 – 2CH = 1CH2 5 – metil – 1 - heksena
CH3
Perhatikan, contoh yang ke-3, penomoran tidak dari kiri melainkan dari
kanan (yang dekat dengan C ikatan rangkap).
2. Jika rantai bercabang, maka :
a. tentukan rantai C terpanjang (utama), yang menjadi nama alkena.
b. atom-atom C yang tidak terletak pada rantai utama merupakan gugus
alkil / cabang.
3. Alkil-alkil tidak sejenis ditulis berdasarkan susunan abjad.
Contoh :
CH3 – 5CH – 4CH2 – 3CH2 – 2C = 1CH2 2 – e til – 5 – m etil – 1 - heptena
6,7CH3 C2H5
Perhatikan, di sebelah kiri rantai dapat membelok karena lebih panjang,
tetapi di sebelah kanan tidak dapat membelok meskipun rantai C-nya lebih
panjang karena adanya ikatan rangkap yang harus dilewati. Jadi, ikatan
rangkap selalu menjadi rantai utama.
4. Alkil-alkil yang sejenis digabungkan dengan awalan di (2), tri (3), tetra (4),
dan seterusnya.
Contoh : C2H5 C2H5
10CH3 – 9CH – 8CH2 – 7CH – 6CH2 – 5CH2 – 4C = 3C – CH3
CH3 1,2C2H5
4,7 – die til – 9 – m etil – 3 – dekena
Perhatikan, di sebelah kanan rantai utama membelok ke bawah, karena
jumlah C-nya lebih banyak dan tetap melewati ikatan rangkap.
5. Jika sebuah atom C pada rantai utama mengikat beberapa gugus yang sama
atau berbeda, maka penulisan nomor diulangi.
Contoh :
C2H5
CH2 = CH – C – CH2 – CH33 – e til – 3 – m etil – 1 - pentena
CH3
CH3
94
CH2 – CH – CH2 – CH = CH2 4,4 – dimetil – 1 - pentena
CH3
6. Jika terdapat beberapa pilihan rantai utama, maka pilih rantai utama yang
memiliki banyak gugus alkil.
Contoh :
7. Bila ada lebih dari 1 ikatan rangkap, maka letak ikatan rangkap disebut jadi
satu & diberi awalan di = 2, tri =3, tetra = 4, dstnya di depan akhiran – ena.
Contoh :
C2H5
CH2 = CH – C = CH – CH - CH3 3 – e til – 5 – m etil – 1,3 - heksadi ena
CH 3
Masih ingat isomer ? Ya, senyawa dengan rumus molekul sama tetapi
rumus struktur berbeda. Alkenapun memiliki isomer, bahkan jumlahnya lebih
banyak daripada alkana. Hal ini karena hanya dengan memindahkan letak
ikatan rangkapnya sudah merupakan isomer bagi senyawa yang bersangkutan.
Contoh : Isomer C6H12
95
PENGALAMAN BELAJARCoba uji pemahamanmu tentang pemberian nama alkena ini
dengan cara memberi nama pada beberapa rumus struktur berikut ini : CH3 CH3
a. CH3 – C – CH2 – C = C – CH3
CH3 C2H5 C3H7
C2H5 CH3 b. CH3 – C – CH2 – C = C – CH = CH3
CH3 C3H7
Tabel 8.6. Isomer-isomer Heksena (Isomer Posisi & Kerangka)
Rumus Struktur Nama Senyawa
CH3 – CH2 – CH2 –CH2 – CH = CH2 1 - heksenaCH3 – CH2 – CH2 - CH = CH - CH3 2 - heksena CH3 – CH2 – CH = CH - CH2 - CH3 3 - heksenaCH3 – CH2 – CH2 – C = CH2
CH3
2 – metil – 1 - pentena
CH3 – CH2 – CH – CH = CH2
CH3
3 – metil – 1 - pentena
CH3
CH3 – CH – C = CH2
CH3
2,3 – dimetil – 1 - butena
CH3
CH3 – C – CH = CH2
CH3
3,3 – dimetil – 1 - butena
CH3 – CH2 – C = CH2
C2H5
2 – etil – 1 - butena
CH3 – CH2 - C = CH - CH3
CH3
3 – metil – 2 - pentena
CH3 – CH2 - CH = C - CH3 CH3
2 – metil – 2 - pentena
CH3 – CH - CH = CH - CH3
CH3
4 - metil – 2 - pentena
CH3
CH3 – C = C - CH3
CH3
2,3 – dimetil – 2 - butena
Bentuk isomer yang berbeda karena kerangka atau rangkaian rantai C-
nya seperti pada alkana dan alkena tersebut dinamakan isomer rantai atau
isomer kerangka. Selain isomer rantai, alkena juga memiliki isomer posisi,
96
PENGALAMAN BELAJARCoba uji pemahamanmu tentang isomer alkena ini dengan
membuat isomer untuk senyawa heptena dan oktena !
yaitu isomer yang terbentuk karena perbedaan posisi gugus fungsi yang sejenis
yang dimilikinya, dalam hal ini adalah ikatan rangkap (dua) yang merupakan
gugus fungsi alkena.
Alkena juga memiliki isomer yang khas, yaitu isomer geometrik atau
isomer cis – trans, yaitu isomer yang terjadi karena perbedaan letak bidang
yang terdapat pada gugus yang sama. Adanya ikatan rangkap dua mengakibat-
kan dapat terjadi perbedaan letak secara bidang karena penempatan gugus-
gugus yang diikatnya. Dalam isomer geometri dikenal 2 jenis letak gugus
(orientasi gugus dalam ruang) yang diikatnya, yaitu berkedudukan cis dan
trans. Cis jika gugus terletak pada posisi yang sama, sedangkan trans jika
posisi gugus berseberangan. Untuk memperjelas hal ini, perhatikan contoh
berikut ini :
Secara umum :
A A A B
C = C C = C
B B B A
cis trans
Contoh :
CH3 CH3 CH3 H
C = C C = C
H H H CH 3
cis – 2 - butena trans – 2 - butena
CH3CH2 CH2CH3 Br CH2CH3
C = C C = C
Br Br CH3CH2 Br
cis – 3,4 – dibromo- 3- heksena trans – 3,4 – dibromo – 3 - heksena
Seperti halnya alkana, alkena mempunyai sifat-sifat yang khas, diantara-
nya adalah :
97
Makin banyak atom C (M r alkena makin tinggi), semakin tinggi titik didih-
nya. Untuk hidrokarbon yang memiliki isomer, titik didihnya makin tinggi
jika rantai karbon makin panjang (sedikit cabangnya).
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana, yaitu kerapatannya
kecil dan tidak larut dalam air. Empat alkena yang terendah berwujud gas,
C5 – C17 berwujud cair pada suhu kamar, dan alkena dengan C lebih tinggi
berwujud padat.
Senyawa hidrokarbon tak jenuh (memiliki ikatan rangkap) seperti alkena
dapat mengalami reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan tak jenuh (pemu-
tusan ikatan rangkap) menjadi ikatan jenuh (tunggal) dengan cara mengikat
/ menangkap atom-atom lain. Zat-zat yang ditangkap biasanya adalah
hidrogen gas hidrogen (H2), halogen (F2, Cl2, Br2, I2), asam-asam halida
(HF, HCl, HBr, HI)
Contoh :
CH2 = CH2 + H2 CH3 – CH3
etena etana
CH2 = CH – CH3 + Br2 CH2 – CH – CH3
Br Br
propena 1,2-dibromopropana
Jika alkena menangkap asam halida maka akan berlaku hukum Mar-
kovnikov yang merupakan hasil penelitian Vladimir Markovnikov (1838-1904)
dari Rusia tahun 1870.
Contoh penerapannya :
Cl
CH2 = CH – CH2 – CH3 + HCl CH3 – CH – CH2 – CH3
98
Bunyi Hukum Markovnikov : Atom H dari asam akan menempel (terikat) pada atom C ikatan rangkap yang memiliki H lebih banyak.
1-butena 2-klorobutana
Pada tahun 1933 M. S. Kharas dan F. W. Mayo dari Universitas Chicago
menemukan bahwa dengan bantuan katalis hidrogen peroksida (H 2O2) hukum
Markovnikov dapat dibalikkan, sehingga dikenal sebagai hukum Anti Mar-
kovnikov. Adapun reaksinya sebagai berikut :
Cl
CH2 = CH – CH2 – CH3 + HCl CH2 – CH2 – CH2 – CH3
1-butena klorobutana
Alkena dapat mengalami polimerisasi.
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi mole-
kul raksasa, sehingga mempunyai rantai karbon yang sangat panjang.
Molekul-molekul yang bergabung disebut monomer, sedangkan molekul
raksasa yang terbentuk disebut polimer.
G. ALKUNAAlkuna adalah hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
tiga. Alkuna mempunyai rumus umum seperti halnya pada senyawa alkana dan
alkena. Nama senyawa alkuna diambil dari deret alkana dengan mengganti
akhiran –ana menjadi –una.
Tabel 8.8. Beberapa Senyawa Alkuna
No Rumus Molekul Nama123456789
C2H2
C3H6
C4H8
C5H10
C6H12
C7H14
C8H16
C9H18
C10H20
etuna / asetilenapropunabutunapentunaheksunaheptunaoktunanonunadekuna
Perhatikan jumlah atom C dan H bertambah secara teratur, pertambahan
ini digunakan sebagai deret homolog alkuna. Rumus umum alkuna dapat kamu
99
H2O2
peroleh setelah memahami deret homolog alkuna dan memperhatikan cara
memperoleh rumus umum untuk senyawa alkana dan alkena.
JENIUSKAH AKU ? Bila kamu jenius, bisakah kamu melogika, mengapa deret
homolog alkuna juga dimulai dari C2, bukan dari C1 seperti alkana ?
Alkana, alkena, dan alkuna mempunyai rumus struktur yang berbeda,
hal ini dapat Anda perhatikan Tabel 7. di bawah ini :
Tabel 8.9. Perbandingan antara Alkana, Alkena, dan Alkuna
Alkana Alkena Alkuna
Etana : C2H6
H H
H C C H
H H
Etena : C2H4
H H
C C
H H
Etuna : C2H2
H C C H
Propana : C3H8
H H H
H C C C H
H H H
Propena : C3H6
H H
H C C C H
H H
Propuna : C3H6
H
H C C C H
H
Alkuna mempunyai sifat keisomeran seperti yang terjadi pada alkana
dan alkena, namun untuk mempermudah pengenalan senyawa alkuna, ada
aturan tersendiri. Aturan penamaan (tata nama) senyawa alkuna sebagian
100
PENGALAMAN BELAJARDengan menggunakan rumus umum yang kamu peroleh,
lengkapi rumus molekul senyawa alkuna berikut ini dan tentukan namanya dengan melihat pustaka : (a) C14H... (d) C42H... (g) C...H36
(b) C18H... (e) C51H... (h) C...H42
(c) C25H... (f) C...H28 (i) C...H54
besar sama dengan alkena, namun untuk mengingatkan perhatikan contoh
berikut ini :
CH3 – 7CH – 6CH2 – 5CH – 4CH2 – 3CH2 – 2C 1CH
8,9C2H5 C3H7
7 – metil – 3 – propil – 1 - nonuna
Perhatikan, di sebelah kiri rantai C membelok e bawah karena lebih
pan-jang, namun di sebelah kanan tidak dapat membelok, karena ikatan
rangkap tiga harus dilewati meskipun lebih panjang bila membelok. Peno-
moran selalu dimulai dari yang dekat dengan ikatan rangkap tiga sebagai
gugus fungsi yang dimiliki alkuna.
Seperti halnya alkana dan alkena, alkuna juga memiliki isomer kerang-
ka / rantai. Oleh karena alkuna memiliki ikatan rangkap tiga seperti alkena,
maka ia juga memiliki isomer posisi, yaitu isomer yang terbentuk ketika ikatan
rangkap tiga yang merupakan gugus fungsi alkuna berpindah posisi. Namun
alkuna tidak memiliki isomer geometrik seperti alkena. Untuk memberikan
gambaran tentang isomer ini, coba tebak isomer apa yang terjadi pada sepasang
rumus struktur senyawa alkuna berikut ini :
1. CH C – CH2 – CH2 – CH3 dengan CH3 - C C – CH2 – CH3
1 – pentuna 2 - pentuna
2. CH C – CH2 – CH2 – CH3 dengan CH C – CH – CH3
101
PENGALAMAN BELAJARCoba uji pemahamanmu tentang pemberian nama alkuna ini
dengan cara memberi nama pada beberapa rumus struktur berikut ini : a. CH3 – C C – CH – CH2 – CH3
CH - C2H5 CH3
CH3 b. CH C – CH2 – CH - C – C CH C2H5 C3H7
CH3
1 – pentuna 3- metil – 1 - butuna
3. CH C – CH2 – CH3 dengan CH C – CH3
CH 3
1 – butuna 2 – metil – 1 – butuna ?
4. 1CH 2C – 3CH – 4CH3 dengan 4CH3 - 3CH – 2C 1CH
CH3 CH3
3 – metil – 1 – butuna ....................... ?
Nah ... dari 4 contoh tersebut, bila kamu dapat menjawab dengan benar
berarti menunjukkan bahwa kamu benar-benar sudah menguasai dengan baik
tentang isomer. Yuk ... kita cocokkan bersama-sama.
1. Keduanya merupakan isomer posisi, karena hanya gugus fungsi-nya (ikatan
rangkap tiga) yang berpindah posisi dari nomor 1 ke nomor 2.
2. Keduanya merupakan isomer kerangka, karena urutan rantai C-nya yang
berubah.
3. Bukan pasangan isomer. Mengapa ? Ingat, atom C hanya dapat mengikat 4
atom C lainnya (hanya memiliki 4 tangan), sehingga tidak akan pernah
terjadi atom C dekat ikatan rangkap tiga dapat mengikat atom C lagi. Jadi,
rumus struktur yang sebelah kanan tidak mungkin ada.
4. Bukan pasangan isomer. Mengapa ? Ingat, penomoran dimulai dari C yang
dekat dengan gugus fungsi (ikatan rangkap tiga) . Jadi keduanya bukan
isomer, melainkan senyawa yang sama tetapi ditulis terbalik. Tentu saja
nama senyawanya juga sama.
Ternyata dengan contoh kamu dapat belajar lebih banyak dari sekedar
menghafal, bukan ? Memang dalam belajar kimia, kita harus pandai-pandai
102
PENGALAMAN BELAJARCoba uji pemahamanmu tentang isomer alkuna ini dengan
membuat isomer untuk senyawa pentuna dan heksuna !
menyiasati dan mencari strategi belajar yang tepat sesuai dengan karakter
materi kimia yang sedang kita pelajari. Perhatikan, berdasarkan contoh 1 dan 2
kita dapat menyimpulkan bahwa isomer posisi dan isomer kerangka dapat
berada bersama-sama ketika kita menuliskan isomer suatu senyawa alkuna.
Berdasarkan contoh 3, kita dapat menyimpulkan bahwa kita harus selalu
berhati-hati dalam membuat isomer, selalu memperhatikan jumlah tangan
setiap atom C dalam rantainya. Sedangkan berdasarkan contoh 4 kita dapat
menyimpulkan bahwa tidak selamanya rumus struktur yang nampaknya
berbeda pasti merupakan isomer, siapa tahu ternyata “jebakan”, karena
hanya dibalik atau disingkat, misalnya – CH 2 – CH3 disingkat menjadi C2H5.
JENIUSKAH AKU ? Bila kamu jenius, bisakah kamu melogika, mengapa alkuna
tidak memiliki isomer geometrik (cis – trans) seperti pada alkena, padahal ia juga memiliki gugus fungsi berupa ikatan rangkap tiga ?
Alkadiena adalah senyawa-senyawa hidrokarbon yang memiliki dua
buah ikatan rangkap dua. Alkadiena merupakan isomer dari alkuna, karena
sama-sama memiliki rumus molekul CnH2n-2
Contoh :
CH3 – CH2 – C CH 1 - butuna
CH2 = CH – CH = CH2 1,3 – butadiena
Perhatikan bahwa kedua senyawa tersebut memiliki rumus molekul C 4H6, tetapi
gugus fungsinya berbeda, yang satu merupakan alkuna (ikatan rangkap tiga)
dan yang satu lagi merupakan alkadiena (dua ikatan rangkap dua).
Seperti halnya alkana dan alkena, alkuna juga mempunyai sifat-sifat
yang khas, diantaranya adalah :
o Sifat-sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena : kerapatan kecil;
tak larut dalam air. Alkuna yang rantainya pendek berwujud gas, sedangkan
alkuna yang rantainya lebih panjang berwujud cair dan padat.
103
o Sama halnya dengan alkena, alkuna juga dapat mengalami adisi. Untuk
menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna menangkap atom lebih banyak,
dibandingkan dengan alkena.
Contoh :
H2 H2
CH CH CH2 = CH2 CH3 – CH3
asetilena etena etana
o Dengan dibantu katalis HgSO4, alkuna bereaksi dengan air, membentuk
senyawa aldehida.
HgSO4
CH CH + H2O CH3 – C = O asetilena
H asetildehida
o Asetilena dapat berpolimerisasi menjadi benzena, suatu hidrokarbon siklik.
3 C2H2 C6H6
H. PEMBUATAN ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA 1. Pembuatan Alkana
Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa sumber utama alkana adalah
minyak bumi. Semua jenis bahan bakar, seperti minyak tanah, gas kompor,
bensin, lilin, merupakan campuran alkana-alkana. Untuk memperoleh suatu
alkana yang murni (tanpa tercampur dengan alkana yang lain), ada beberapa
cara yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Sintesis Wurtz.
Sintesis alkana dengan cara ini ditemukan oleh Adolphe Wurtz (1817-
1884) dari Perancis. Adapun caranya dengan mereaksikan alkilhalida (halo-
alkana) dan logam natrium sehingga terbentuklah alkana. Pada sintesis Wurtz
dua molekul alkilhalida akan menghasilkan satu molekul alkana.
Contoh :
CH3 – Cl Na + CH3 – CH3 + 2 NaClCH3 – Cl Na etena
104
metil khlorida (klorometena)
CH3 – CH2 – I Na + CH3 – CH2 – CH2 – CH3 + 2 NaI
CH3 – CH2 - I Na n – butana
etil iodida (iodo etana)
Berdasarkan kedua contoh di atas menunjukkan bahwa sintesis Wurtz
sangat berguna dalam memperpanjang rantai alkana.
b. Sintesis Grignard.
Penemu sintesis cara ini adalah Francois Auguste Victor Grignard (1871
– 1935) yang kemudian atas jasanya menemukan alkil magnesium halida
(RMgX) ia memperoleh hadiah Nobel tahun 1912. Zat yang ditemukan tersebut
berguna dalam pembuatan senyawa – senyawa organik. Oleh karena ditemukan
oleh Grignard, maka zat tersebut sering disebut senyawa Grignard. Senyawa ini
bila direaksikan dengan air akan menghasilkan alkana.
Contoh :
CH3MgBr + H2O CH4 + MgOHBr
metil magnesium bromida metana
CH2 CH2 CH2 Cl+ H2O CH3CH2CH3 + MgOHCl
propil magnesium klorida propana
CH3CH2MgI + H2O CH3CH3 + MgOHI
etil magnesium iodida etena
Perhatikan, jika X (alkil) dari RMgX metil, maka alkana yang dihasil-
kan metana. Demikian pula bila alkilnya propana dan etana, maka alkana yang
dihasilkan propana & etana. Hal ini berarti pada sintesis Grignard, alkana yang
dihasilkan sesuai dengan alkil dari RMgX yang digunakan.
c. Sintesis Dumas
Sintesis dengan cara ini ditemukan oleh Jean Andre Dumas (1800 –
1884), yaitu jika garam natrium karboksilat (misal natrium asetat) dipanaskan
bersama-sama dengan NaOH, maka terbentuklah alkana.
105
Contoh :
OCH3 – C - ONa + NaOH CH4 + Na2CO3
Na-asetat metana(garam dari asam cuka)
O
CH3CH2CH2C - ONa + NaOH CH3CH2CH3 + Na2CO3
Na-butirat propana(garam dari asam mentega)
Perhatikan, senyawa alkana yang terbentuk pada sintesis Dumas ini
sesuai dengan alkil yang dikandung oleh garam natrium karboksilat.
Di laboratorium, untuk memperoleh metana dapat dilakukan dengan
mereaksikan aluminium karbida dengan air. Reaksinya dapat ditulis sbb :
Al4C3 + 12 H2O 3 CH4 + 4 Al(OH)3
2. Pembuatan Alkena
a. Reaksi Eliminasi
Secara umum alkena dibuat melalui reaksi eliminasi (penghilangan) dua
atom yang masing-masing terikat pada dua atom C yang berdekatan, kemudian
kedua atom yang kehilangan sebuah atom segera membentuk ikatan rangkap.
eliminasi - C – C - - C = C - + AB
A B
Atom A dan atom B boleh sejenis atau tidak.
b. Reaksi Dehidrasi
Reaksi dehidrasi terjadi jika dalam reaksi pembentukan alkena disertai
dengan terlepasnya molekul air. Kata dehidrasi berasal dari de = kehilangan
dan hidrasi = air. Jika alkohol dipanaskan bersama-sama H2SO4 pekat pada
suhu 170 - 180C, maka H2SO4 akan menarik atom H serta gugusan – H dari
alkohol, sehingga terbentuklah alkena dan air.
Contoh :
106
H 2SO4
CH3 – CH2 – OH CH2 = CH2 + H2O etanol 170 - 180C etena
c. Reaksi Dehidrogenasi
Reaksi dehidrogenasi adalah reaksi pembentukan alkena disertai
terlepasnya gas hidrogen. Dehidrogenase berasal dari kata de = kehilangan dan
hidrogen = gas hidrogen. Jika alkana dipanaskan pada suhu 500C dengan
bantuan katalis Cr2O3 atau Al2O3, maka terbentuklah alkena dan gas hidrogen.
Contoh :
Cr 2O3 atau Al2O3
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 + H2
n - butana 500 C 2 - butena
d. Reaksi Dehalogenasi
Reaksi dehalogenasi adalah reaksi pembentukan alkena disertai terlepas-
nya gas halogen. Dehalogenasi berasal dari kata de = kehilangan & halogen =
gas halogen. Jika dihaloalkana direaksikan dengan logam seng dalam pelarut
aseton, maka terbentuklah alkena dan senghalida.
Contoh :
CH3 – CH – CH2 + Zn CH3 - CH = CH2 + ZnCl2 1 - propenaCl Cl
1,2 – dikloro – propana
3. Pembuatan alkuna
a. Jika dihaloalkana dipanaskan dengan KOH dalam alkohol, maka terbentuk-
lah alkuna.
Contoh :
CH3 – CH – CH – CH3 + 2 KOH CH3 – C C – CH2 + 2KBr + 2H2O 2 – butuna
Br Br2,3 – dibromo – butana
107
b. Asetilena pada industri dibuat dengan cara mereaksikan karbid (kalsium
karbida) dan air.
2500 oC 3 C + CaO CaC2 + CO
arang kapur tohor karbid
CaC2 + 2 H2O C2H2 + Ca(OH)2
karbit air asetilena air kapur
Asetilena (etuna) merupakan gas yang jika dibakar akan menghasilkan suhu
sangat tinggi (2800C). Oleh karena itulah api yang timbul dari pembakaran
asetilena dapat digunakan sebagai sumber api untuk mengelas & memotong
logam-logam.
MATERI PENGAYAAN Di awal pembahasan bab ini telah dikemukaan bahwa karbon dan intan
ternyata dua benda yang beda, tetapi sama. Dimanakah letak beda & samanya ?
Grafit (karbon) berasal dari arang seperti yang kita kenal setiap hari dengan
ciri utama berwarna hitam & rapuh. Arang merupakan bentuk stabil karbon.
Arang digunakan sebagai bahan bakar & pewarna hitam. Pada industri pembu-
atan baja digunakan sebagai campuran besi agar baja tidak mudah bengkok.
Gambar 8.16. Arang digunakan untuk membakar sate
Pensil yang kita gunakan untuk menulis, merupakan campuran grafit
dan tanah liat. Raket yang digunakan untuk bermain bulutangkispun juga
berasal dari komposit (campuran) grafit dan plastik yang ringan tetapi kuat.
108
Sumber : Kroschwitz, 1993
Gambar 8.17. Mata pensil mengandung karbon
Batu bara (merupakan karbon) dapat menjadi intan akibat tekanan dan
panas bumi selama jutaan tahun. Intan dan grafit disebut allotropi karbon.
Intan mempunyai sifat yang berbeda dengan arang, yaitu mengkilat, berwarna
kehitaman, dan sangat keras. Intan digunakan untuk bahan penggosok, mata
pisau pemotong logam atau bahan keras lain, dan mata bor pada pertambangan.
Intan yang telah digosok dapat menjadi permata perhiasan. Dengan adanya
kemajuan teknologi, mampu mengubah grafit (karbon) menjadi intan sintetis,
yaitu dengan memanaskan arang pada suhu di atas 3300 o C dan tekanan sebesar
20.000 atm. Nah ... dengan belajar kimia, ternyata banyak kata “wah’ keluar
dari mulutmu, bukan ? Ya ... itulah kenyataannya.
Dengan adanya penemuan listrik, maka penggunaan batu bara tergeser
dalam industri, karena hampir semua sumber energi digantikan oleh tenaga /
energi listrik.
Gambar 8.18. Batu Bara dapat menjadi intan
Nah selesai sudah pembahasan kita tentang senyawahidrokarbon atau
senyawa karbon. Nanti di kelas XII semester 2 kamu akan menjumpai senyawa
karbon yang lain yang lebih kompleks, baik rumus strukturnya maupun
reaksinya. Oleh karena itu bab ini harus benar-benar kamu kuasai agar di elas
XII nanti kamu tidak kesulitan.
109
Sumber : John W. Hill & Doris K. Kolb, 1995
Sumber : www. indonetwork.co.id
Untuk menghilangkan kejenuhan dan sekedar refreshing, yuk bermain
teka-teki sederhana sambil mengingat-ingat yang sudah kita pelajari bersama.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
9. Intan berasal dari zat ini.10. Kerangka, posisi, geometrik adalah jenis-jenis ......11. Senyawa alkuna yang digunakan untuk mengelas.
Untuk menambah kegembiraan kamu dalam belajar kimia, berikut ini
ada puisi pendek buatmu semua.
Kuingat ......Ketika pikiranmu tlah jenuh Kucoba eliminasi dirimuHingga kejenuhan itu sirna
Sekarang kita menjadi sahabatBerikatan ganda dan susah terpisahkanMeski dapat saja kita teradisiNamun ... itu tak terbayangkan olehku
Hingga suatu ketika ......
110
Pertanyaan : 1. Karl ... pencetus istilah zat organik.2. Reaksi pemutusan ikatan rangkap.3. Isomer berarti rumus strukturnya
akan .......4. Isomer pada alkena dimana letak
gugus yang sama berseberangan.5. Satu6. Enam7. Deret homolog alkana yang tidak
dimiliki oleh alkena dan alkuna.8. Nama lain kalsium karbida
BILA KAMU MENJAWAB BENAR, MAKA PADA BAGIAN YANG BERWARNA KUNING AKAN TERBACA MATERI YANG DIBAHAS PADA BAB INI.
Datanglah angin berhembusBawa halogen bencana kepada kitaDan ... engkaupun terdehalogenasi
Sahabatku ......Kini kau tlah jauh darikuAku kembali jenuh dan sendiriAna, begitulah nama kauberikan padaku
Namun kutetap berharapSuatu hari kau berisomer lagi dengankuBiar beda bentuk kita tetapi jiwa kita samaDan kita bentuk isomer cis yang sejalan
Senyawa hidrokarbon sebutan lain dari senyawa organik/ karbon, yaitu senyawa yang mengandung unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Senyawa karbon dibahas tersendiri dalam ilmu kimia, karena merupakan senyawa yang sangat penting dalam kehidupan manusia , dan ia memiliki karakteristik yang khas, yaitu membentuk rantai C yang sangat panjang dan bercabang-cabang hingga dipero-leh jumlah dan jenis senyawa karbon yang sangat banyak yang tidak mungkin diba-has bersama-sama senyawa lain.
Rantai pada senyawa karbon dibentuk melalui pembentukan rantai terbuka, lingkar, ikatan tunggal, ikatan rangkap (2 dan 3). Posisi atom C terhadap atom C lain-nya dalam senyawa organik bisa primer, sekunder, tersier, & kuartener. Senya-wa karbon dibagi 2, yaitu alifatik & siklik. Alkana termasuk alifatik jenuh (ikatan tunggal), Alkena & Alkuna termasuk alifatik tak jenuh (ikatan rangkap 2 & 3).
Setiap senyawa karbon memiliki gugus fungsional yang berperan dalam reaksinya dengan zat lain. Rumus umum Alkana, Alkena, dan Alkuna berturut-turut CnH2n+2, CnH2n, dan CnH2n-2. Tata nama Alkena & Alkuna mengikuti Alkana.
Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda. Alkana memiliki isomer kerangka / rantai, Alkena memiliki isomer rantai, posisi, & geometrik (cis – trans), & Alkuna memiliki isomer rantai & posisi. Penamaan rantai pada Alkana, Alkena, dan Alkuna memiliki aturan tersendiri, meskipun beberapa aturan itu hampir sama.
Titik didih senyawa Alkana, Alkena, & Alkuna memiliki hubungan dengan Mr & strukturnya. Semakin tinggi Mr-nya titik didih & titik leburnya. Hal ini berkaitan pula dengan wujud / fasenya.
Pembuatan Alkana diantaranya melalui sintesis Wurtz, Grignard, Dumas. Alkena melalui reaksi eliminasi, dehidrasi, dehidrogenasi, &
111
dehalogenasi. Sedangkan pada Alkuna melalui pemanasan dengan KOH dalam alkohol, pemanasan pada suhu tingi untuk pembentukan asetilena (etuna).
Senyawa Organik
Alkana Isomer geometrik (cis-trans)
Karbon Alkil PolimerAtom C Primer Amil MonomerAtom C Sekunder
Alkena Titik didih
Atom C Tersier Alkuna Titik leburAtom C Kuartener
Hidrokarbon jenuh Adisi
Alifatik Hidrokarbon tak jenuh Eliminasi Siklik Isomer DehidrasiGugus Fungsi Isomer kerangka / rantai DehidrogenasiSenyawa parafin
Isomer posisi Dehalogenasi
JAWABLAH DENGAN SINGKAT DAN JELAS !1. Jelaskan mengapa atom karbon dapat membentuk rantai yang panjang ?2. Jelaskan 2 perbedaan utama antara alkana, alkena dan alkuna !3. Jelaskan mengapa alkana tidak memiliki isomer posisi, padahal ia juga
memiliki gugus fungsional !4. Jelaskan perbedaan utama aturan pemberian nama antara alkana,
alkena, dan alkuna ! Kalau perlu berilah contoh untuk memperjelas jawabanmu !
5. Jelaskan hubungan antara Mr dengan titik didih dan titik lebur alkana, alkena, dan alkuna !
6. Jelaskan bagaimana mekanisme umum pembentukan polimer suatu senyawa alke-na ! Jelaskan dengan contoh !
7. Ramalkan wujud senyawa berikut ini pada suhu kamar :a. C4H10 dengan titik didih –0,55oC dan titik lebur –138,3oCb. C10H22 dengan titik didih 174,1oC dan titik lebur –29,7oCc. C20H42 dengan titik didih 343,8oC dan titik lebur 36,4oC
8. Berilah nama senyawa berikut ini :
a.
112
KATA
b.
9. Berilah nama senyawa berikut ini :
10. Berilah nama senyawa berikut ini :
PILIHLAH SATU JAWABAN YANG TEPAT !1. Spesies berikut yang termasuk deret alkana adalah ....
A. C2H2 D. CH2B. C2H4 E. CH3C. C2H6
2. Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus struktur (bangun) nya berbeda disebut....A. monomer D. resonansiB. polimer E. isomerC. deret homolog
3. Senyawa di bawah ini yang mempunyai titik didih tertinggi adalah ....A. CH3 – CH2 – CH2 – CH3
B. CH3 – CH – CH3
CH3
C. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 - CH3
D. CH3 – CH – CH2 – CH3
113
a.
b.
a.
b.
CH3
E. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 - CH2 - CH3
4. Senyawa C8H18 mempunyai harga titik didih 125,7oC dan titik lebur –57oC, maka pada suhu kamar wujud zat tersebut adalah ....A. Padat D. pastaB. Cair E. gelC. Gas
5. Nama senyawa dengan rumus struktur sebagai berikut : CH3
CH3 – CH – CH – CH2 - CH - CH3 adalah ….. C2H5 C2H5
A. 2-etil-4,5-dimetil-heptena D. 3,4,6-trimetil-oktanaB. 2-etl-3,5-dimetil-heptana E. 4-butil-2-etil-pentanaC. 2,5-dietil-3-metil-heksana
6. Nama senyawa dengan rumus struktur berikut ini : CH3
CH3 – CH – CH = CH – CH2 – C - CH3 adalah ….. C2H5 C2H5
A. 2-etil-2,6-dimetil-4-oktena D. 3,7,7-trimetil-4-nonenaB. 2-etil-6,6-dimetil-3-oktena E. 3,7,7-trimetil-nonenaC. 2,6-dietil-6-metil-3-heksena
7. Menurut Hukum Markovnikov bila 1-butena direaksikan dengan asam klorida akan dihasilkan ....A. butana D. butadienaB. 2-butena E. 2-klorobutanaC. 3-klorobutana
8. Gugus fungsi dalam senyawa karbon menentukan ....A. sifat kimia senyawaB. sifat fisika senyawaC. macam unsur dalam senyawaD. macam ikatan antar atom-atom karbonE. jumlah atom dalam molekul senyawa
9. Berikut ini merupakan sifat-sifat alkana, kecuali ....A. banyak terdapat dalam minyak bumiB. larut baik dalam airC. seluruh ikatannya jenuhD. atom H-nya dapat disubstitusi halogenE. dapat dibuat dari senyawa Grignard
10.Senyawa yang bukan isomer dari oktana adalah ....A. 2-metil-heptana D. 2,2,3,3-tetrametil-butana B. 2,3-dimetil-heksana E. 2,2-dimetil-pentanaC. 2,3,4-trimetil-pentana
114
BAGIAN 1 : SOAL ESAI1. Karena atom karbon dapat membagi rata keempat elektron valensinya
dalam suatu ikatan kovalen yang stabil dan letak elektron valensinya sangat dekat dengan inti, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluarnya relatif masih kuat. Hal ini menyebabkan atom karbon mudah membentuk ikatan antar sesama atom karbon hingga menghasilkan rantai karbon yang panjang.
2. Alkana termasuk senyawa alifatik jenuh dengan gugus fungsional berupa ikatan tunggal sehingga tidak mengalami reaksi adisi tetapi reaksi substitusi, alkena dan alkuna keduanya termasuk senyawa alifatik tak jenuh dengan gugus fungsional berupa ikatan rangkap dua & tiga sehingga dapat mengalami reaksi adisi.
3. Karena gugus fungsional dari alkana berupa ikatan tunggal / jenuh sehingga dalam rumus strukturnya akan sama dengan ikatan antar atom C lainnya.
4. Sebagian besar aturannya sama, perbedaan utamanya adalah dalam aturan peno-moran. Pada alkana, penomoran dimulai yang dekat dengan cabang / gugus alkil dan untuk rantai lurus diberi awalan n (normal) , sedangkan pada alkena dan alkuna penomoran dimulai dari yang dekat dengan ikatan rangkap dua atau tiga dan untuk rantai lurus diberi awalan angka sesuai letak gugus fungsionalnya.Contoh :
4CH2 – 3CH2 – 2CH – 1CH3 2-metil butana CH3
1CH2 = 2CH2 – 3CH – 4CH3 3-metil - 1- butena CH3
1CH2 2CH2 – 3CH – 4CH3 3-metil - 1- butuna CH3
5. Semakin besar Mr semakin tinggi titik didih dan titik lebur alkana, alkena, dan alkuna.
6. Polimer terbentuk dari monomer, yaitu senyawa alkena tunggal, yang kemudian membentuk satuan ulang yang siap untuk diperbanyak hingga menjadi polimer. Contoh polimer dari etena yang disebut polietena.
CH2 = CH2 (- CH2 - CH2 -) (- CH2 - CH2 -)n monomer satuan ulang polimer
7. a. gas b. cair c. padat (Lihat penentuan wujud / fase suatu zat dengan pedoman pada bagian
alkana !)8. a. 7 – etil – 2, 5, 7 – trimetil nonana
b. 5 – etil – 2 – metil – 5 – propil nonana9. a. 4 – butil – 3 – metil – 1 - oktena
b. 5 – etil – 5 – metil – 2 - nonena10. a. 3,5 – dimetil – 1 – heptuna
b. 3 – etl – 2,6 – dimetil – 4 - nonuna
115
BAGIAN 2 : SOAL PILIHAN GANDA
1. C 3. E 5. D 7. E 9. B2. E 4. B 6. D 8. A 10. E
116
SAFE THE WORLD