25
LAPORAN KASUS SEORANG PRIA 62 TAHUN DENGAN OD KATARAK SENILIS IMATUR DAN OS PSEUDOFAKIA Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh: Anindia Wardhani 22010110200028 Penguji kasus : Dr. Fifin L. Rahmi, MS., Sp. M (K) Pembimbing : Dr. Reza Satrio

Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

LAPORAN KASUS

SEORANG PRIA 62 TAHUN DENGAN

OD KATARAK SENILIS IMATUR DAN OS PSEUDOFAKIA

Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior

Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

Anindia Wardhani

22010110200028

Penguji kasus : Dr. Fifin L. Rahmi, MS., Sp. M (K)

Pembimbing : Dr. Reza Satrio

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

HALAMAN PENGESAHAN

Melaporkan kasus seorang pria 62 tahun dengan OD Katarak Senilis Imatur dan

OS Pseudofakia

Nama : Anindia Wardhani

NIM : 22010110200028

Penguji : Dr. Fifin L. Rahmi, MS., Sp. M (K)

Pembimbing : Dr. Reza Satrio

Dibacakan tanggal : 30 April 2012

Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior di Bagian Ilmu Kesehatan

Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang, 30 April 2012

Penguji Kasus, Pembimbing,

Dr. Fifin L. Rahmi, MS., Sp. M (K) Dr. Reza Satrio

1

Page 3: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

LAPORAN KASUS

SEORANG PRIA 62 TAHUN DENGAN

OD KATARAK SENILIS IMATUR DAN OS PSEUDOFAKIA

Penguji kasus : Dr. Fifin L. Rahmi, MS., Sp. M (K)

Pembimbing : Dr. Reza Satrio

Dibacakan oleh : Anindia Wardhani

Dibacakan tanggal : 30 April 2012

I. PENDAHULUAN

Semakin bertambah usia, maka semakin berkurang pula beberapa fungsi

tubuh manusia. Diantaranya yang sering menimpa adalah berkurangnya fungsi

penglihatan. Mata pada orang saat usia lanjut sangat mudah mengalami gangguan.

Biasanya gangguan tersebut muncul dari faktor internal maupun dari faktor

eksternal.1

Tajam penglihatan dipengaruhi oleh refraksi, kejernihan media refrakta dan

saraf. Bila terdapat kelainan/gangguan pada komponen tersebut, akan dapat

mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Salah satu bentuk kelainan media

refrakta adalah katarak, yakni kekeruhan lensa mata karena terganggunya

metabolisme lensa.1 Katarak dapat terjadi akibat penuaan, trauma fisik, radiasi,

pegaruh zat kimia, penyakit intraokuler, penyakit sistemik ataupun kongenital.1,2,3

WHO mencatat katarak merupakan 50% dari penyebab kebutaan di negara

berkembang. Setidaknya 5-10 juta orang terdiagnosis katarak setiap tahunnya.

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi nasional kebutaan di Indonesia

yakni sebesar 0,9% dengan penyebab utama adalah katarak, disusul glaukoma,

gangguan refraksi, penyakit mata degeneratif dan penyakit mata lainnya.

Prevalensi kasus katarak di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,8%, mengalami

peningkatan dibandingkan dengan data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun

2001, yaitu 1,2%.4

2

Page 4: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

Berikut ini adalah laporan kasus seorang laki-laki 62 tahun dengan oculi

dextra katarak senilis imatur dan oculi sinistra pseudofakia.

II. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. F

Usia : 62 tahun

Agama : Islam

Alamat : Nampirejo RT004/RW001 kecamatan Temanggung

Pekerjaan : Buruh Tani

No. CM : C338863

III. ANAMNESIS

(Autoanamnesis pada tanggal 25 April 2012)

Keluhan utama : Penglihatan mata kanan kabur

Riwayat Penyakit Sekarang :

± 2 tahun sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh penglihatan

mata kanan mulai kabur seperti tertutup kabut. Penglihatan mata kanan kabur

terus menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari dan saat melihat

dekat maupun jauh. Mata kanan kabur perlahan-lahan, semakin lama semakin

kabur. Mata merah (-), kotoran mata (-), ngrocos (-), gatal (-), cekot-cekot (-),

nyeri (-), melihat bayangan hitam melayang-layang (-), kilatan cahaya (-), terasa

ngeres (-).

± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita merasa penurunan

penglihatannya semakin bertambah berat dan mengganggu. Karena mengganggu

aktivitas sehari-hari, penderita memutuskan berobat ke Poliklinik mata RSDK

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat penggunaan kacamata sebelumnya disangkal

Riwayat sakit kencing manis disangkal

Riwayat sakit tekanan darah tinggi disangkal

Riwayat trauma pada daerah mata disangkal

3

Page 5: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

Riwayat operasi katarak pada mata kiri bulan Januari 2012.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat anggota keluarga yang menderita kencing manis atau darah tinggi

disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi :

- Penderita seorang buruh tani dan tinggal bersama istrinya yang berkerja

sebagai buruh tani . Pendidikan terakhir SD tidak lulus

- Penderita mempunyai 2 orang anak yang sudah berkeluarga dan bekerja.

- Pembiayaan pengobatan pasien ditanggung JAMKESMAS.

Kesan sosial ekonomi : kurang.

IV. PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 25 April 2012)

Status Praesens :

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda vital : Tekanan darah : 140/80 mmHg

Nadi : 93x/menit

Frekuensi napas : 21x/menit

Suhu : afebris

Kepala : Mesosefal

Thoraks : Cor dan pulmo tidak ada kelainan

Abdomen : Tidak ada kelainan

Ekstremitas : Tidak ada kelainan

4

Page 6: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

Status Oftalmologi :

Oculus Dexter Oculus Sinister

2/60 VISUS 3/60

S -3 5/60 NBC KOREKSI S -3 6/6

Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan

Gerak bola mata kesegala arah

baik

PARASE/PARALYSE Gerak bola mata kesegala arah

baik

Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan

Edema (-), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), spasme (-)

Edema (-), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR Edema (-), spasme (-)

Hiperemis (-), sekret (-),

edema (-), mix injeksi (-)

CONJUNGTIVA

PALPEBRALIS

Hiperemis (-), sekret (-),

edema (-), mix injeksi (-)

Hiperemis (-), sekret (-),

edema (-)

CONJUNGTIVA FORNICES Hiperemis (-), sekret (-),

edema(-)

Injeksi (-), sekret (-) CONJUNGTIVA BULBI Injeksi (-), sekret (-)

Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainan

Jernih CORNEA Jernih, jahitan (+) rapat

Kedalaman cukup, jernih,

Tyndall Efek (-)

CAMERA OCULI

ANTERIOR

Kedalaman cukup, jernih,

Tyndall Efek (-)

Kripte (+), sinekia (-) IRIS Kripte (+), sinekia(-)

Bulat, central, regular, PUPIL Bulat, central, regular,

5

Lensa keruh tidak merata

IOL ditempat

Pupil sudah dimidriasil

Jahitan

Page 7: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

d : 3 mm, RP (+) d : 3 mm, RP (+)

Keruh tidak

merata(N2K1SKP2)

Iris shadow (+)

LENSA IOL ditempat

(+) kurang cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) cemerlang

T(digital) normal

Tschiotz = 9/5,5 = 8,5 mmHg

TENSIO OCULI T(digital) normal

Tschiotz = 8/5,5 = 10,2 mmHg

Tidak dilakukan SISTEM CANALIS

LACRIMALIS

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan TEST FLUORESCEIN Tidak dilakukan

V. RESUME

Seorang Pria 62 tahun datang ke poliklinik RSDK dengan keluhan sejak ±

2 sebelum masuk rumah sakit OD mengalami penurunan visus. ± 1 bulan sebelum

masuk rumah sakit, penurunan visus semakin mengganggu, seperti tertutup kabut,

perlahan-lahan, semakin lama semakin kabur. Penurunan visus terjadi terus

menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari dan saat melihat dekat

maupun jauh. Karena mengganggu aktivitas, penderita memutuskan berobat ke

poliklinik mata RSDK.

Riwayat operasi katarak pada OS bulan januari 2012

Pemeriksaan fisik :status presen dan pemeriksaan fisik dalam batas normal

Status oftalmologis :

Oculus dexter (OD) Pemeriksaan Oculus sinister (OS)

2/60 VISUS 3/60

S -3 5/60 NBC KOREKSI S -3 6/6

Keruh tidak

merata(N2K1SKP2)

Iris shadow (+)

LENSA IOL ditempat

(+) kurang cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) cemerlang

VI. DIAGNOSIS KERJA

6

Page 8: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

OD : Katarak Senilis Imatur

OS : Pseudofakia

VII. TERAPI

OD: Ekstraksi Katarak dan pemasangan Intra Ocular Lens

VIII. PROGNOSIS

OD OS

Quo ad visam Dubia ad bonam ad bonam

Quo ad sanam Dubia ad bonam ad bonam

Quo ad vitam Ad bonam

Quo ad cosmetican Ad bonam

IX. SARAN

Lakukan pemeriksaan pre-operasi

a. Pemeriksaan mata : funduskopi, biometri, keratometri, retinometri,

USG B Scan, pemeriksaan sekret mata.

b. Pemeriksaan tanda Vital, EKG, Pemeriksaan darah (darah rutin,

ureum, kreatinin, kadar gula darah, PTT dan PTTK)

X. EDUKASI

- Menjelaskan kepada penderita bahwa penglihatan mata kanan semakin

kabur disebabkan katarak pada lensa mata kanan semakin menebal.

- Menjelaskan tentang kemungkinan rencana operasi ekstraksi katarak

dan pemasangan lensa tanam pada mata.

- Sebelum dilakukan operasi harus dilakukan pemeriksaan untuk

mengetahui kondisi saraf mata, keadaan bagian dalam mata dan

menentukan kekuatan lensa yang akan ditanam.

- Menjelaskan tentang komplikasi yang terjadi apabila tidak dioperasi,

nantinya lensa akan mencair, isi lensa akan keluar, menimbulkan

radang dan peningkatan tekanan bola mata. Awalnya akan timbul rasa

cekot-cekot lalu berlanjut menjadi kebutaan.

7

Page 9: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

- Saat setelah operasi penderita dianjurkan untuk bergerak dengan hati-

hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama

sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan.

XI. DISKUSI

Katarak

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat

terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa dan denaturasi protein

lensa.Penuaan merupakan penyebab katarak yang terbanyak, tetapi dapat

juga akibat kelainan kongenital, trauma (fisik, kimia), toksin, penyakit

sistemik (diabetes, galaktosemi, distrofi miotonik), penyakit mata

(glaukoma, ablasi, uveitis, retinitis pigmentosa), merokok.

Proses patogenesis utama terjadinya katarak adalah akibat hidrasi

(penambahan cairan) lensa dan sklerosis. Peningkatan hidrasi

menyebabkan separasi lamellar dan terkumpulnya cairan yang

mengandung sedikit protein diantara serabut lensa. Proses sklerosis

menyebabkan terjadinya denaturasi protein dan aggregasi protein yg

berlangsung terus menerus. Kedua hal ini akan menghamburkan berkas

cahaya dan mengurangi transparansinya. Perubahan protein lainnya akan

mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Pada

katarak juga ditemukan vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel

epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang. Kekeruhan pada

lensa dapat ditemukan pada berbagai lokasi di lensa seperti kapsul, kortek,

dan nukleus.1,4.

Kekeruhan ini dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa

seperti pada korteks, nucleus, subkapsular. Pemeriksaan yang dilakukan

pada pasien katarak meliputi pemriksaan tajam pengelihatan, slit lamp,

funduskopi, serta tonometri bila memungkinkan. Berdasarkan usia katarak

dapat diklasifikasikan dalam :1,2

1. Katarak kongenital (usia <1 tahun)

2. Katarak juvenile (usia >1 tahun)

8

Page 10: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

3. Katarak senile (usia >50 tahun)

Diagnosis Katarak

Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau berkurang

dalam beberapa bulan atau tahun merupakan gejala utama dari katarak.

Secara umum dapat digambarkan gejala katarak adalah sebagai berikut :1,4

1. Silau. Penderita mengeluh silau bila melihat cahaya pada katarak

imatur, terjadi perubahan daya lihat warna. Penglihatan kurang saat

berkendaraan di malam hari dan menghadapi sinar yang datang

2. Penglihatan berkabut. Keluhan ini dapat berupa penglihatan berkabut,

berasap, atau penglihatan tertutup film dengan karakteristik tidak nyeri

dan kaburnya penglihatan berlangsung progresif

3. Cahaya pelangi. Penderita mengeluh melihat sinar cahaya berwarna-

warni di sekitar sumber cahaya, sehingga cahaya lampu dan matahari

terasa mengganggu

4. Melihat dobel

5. Bisa melihat dekat pada pasien rabun dekat

6. Sering meminta ganti resep kacamata

Tanda yang dapat ditemui pada penderita katarak melalui

pemeriksaan, diantaranya :4

1. Penurunan tajam penglihatan. Banyak pasein katarak tidak

menunjukkan penurunan tajam penglihatan pada pemeriksaan. Akan

tetapi, pada tempat dengan penerangan terang atau di bawah sinar

matahari, penglihatan dapat sangat menurun karena merasa silau

2. Leukocoria. Pupil tampak putih

3. Iris Shadow. Tampak pada katarak imatur. Bayangan iris tampak pada

pupil saat pemeriksaan obliq iluminasi

4. Fundus reflex negatif pada katarak yang sudah lanjut

9

Page 11: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

Katarak Senile

Perubahan lensa pada usia lanjut berupa :3

1. Kapsul

- Menebal dan mengalami sklerosis → kurang elastis → daya akomodasi pun

berkurang (presbiopia)

- Lamela kapsul berkurang atau kabur

- Terlihat bahan granular

2. Epitel

- Makin tipis

- Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat

- Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa

- Rusak dan menjadi lebih ireguler, terutama pada korteks

- Sinar UV semakin lama akan merusak protein nukleus (histidin, triptofan,

metionin, sistein dan tirosin) membentuk brown sclerotic nucleus.

Katarak senile secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur,

hipermatur.

Tabel 1. Perbedaan stadium katarak senile

Gejala Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan

Lensa

Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah

(air masuk)

Normal Berkurang

(air&masa lensa

keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Iris Shadow Normal Positif Negatif Pseudopositif

COA Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut

Iridosiklitis

Normal Sempit Normal Terbuka

Penyulit - Glaucoma - Glaucoma

10

Page 12: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

Gejala Insipien Imatur Matur Hipermatur

Fakomorfik Fakolitik;

Uveitis

Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi terjadinya :

1. Katarak inti (nuklear)

Merupakan yang paling banyak terjadi.Lokasinya terletak pada nukleus

atau bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan.

Keluhan yang biasa terjadi :

- Menjadi lebih rabuh jauh sehingga mudah melihat dekat dan untuk

melihat dekat melepas kacamatanya.

- Setelah mengalami penglihatan kedua ini (melihat dekat tidak perlu

kacamata) penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning.

Lensa lebih coklat.

- Menyetir malam hari silau dan sukar.

- Sukar membedakan warna biru dan ungu.

2. Katarak kortikal

Katarak kortikal terjadi pada kortek, mulai dengan kekeruhan putih

pada tepi lensa dan berjalan ke tengah sehingga mengganggu

penglihatan. Banyak terdapat pada penderita DM. Keluhan yang biasa

terjadi :

- Penglihatan jauh dan dekat terganggu

- Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

3. Katarak subkapsular

Mulai dengan kekeruhan kecil di bawah kapsul lensa, tepat pada lajur

jalan sinar masuk. Diabetes melitus, retinitis pigmentosa, dan

pemakaian kortikosteroid dalam jangka lama dapat mencetuskan

kelainan ini.Biasanya dapat terlihat pada kedua mata. Keluhan yang

biasa terjadi:

- Mengganggu saat membaca

11

Page 13: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

- Memberikan keluhan silau dan halo

- Mengganggu penglihatan.

Tatalaksana katarak

Terapi utama katarak adalah pembedahan yakni dengan EKIK,

EKEK ataupun fakoemulsifikasi dengan pemasangan IOL. Untuk katarak

stadium insipien ataupun imatur dapat diberikan medikamentosa yang

diharapkan dapat mencegah/ menghambat progresifitas kekeruhan lensa.

Misalnya obat yang mengandung pirenoxine, suatu antioksidan yang

berfungsi untuk menghambat oksidasi lipid pada lensa mata. Seperti telah

diketahui, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pengeruhan

lensa pada katarak senilis adalah oksidasi lensa mata oleh senyawa

oksidan seperti oxidized glutathione. Obat yang mengandung pirenoxine

anatara lain Catalin.4

Indikasi pembedahan pada katarak senilis :

- Bila katarak menimbulkan penyulit seperti uveitis atau glukoma,

meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga

setelah keadaan menjadi tenang.

- Bila visus meskipun sudah dikoreksi, tidak cukup untuk melakukan

pekerjaan sehari-hari (visus < 6/12 atau buta sosial 3/60).5

Terapi pembedahan :

1. EKIK

Teknik ini sudah jarang digunakan setelah adanya teknik

EKEK. Pada EKIK dilakukan pengangkatan seluruh lensa,

termasuk kapsul lensa. Pada teknik ini dilakukan sayatan 12-

14mm, lebih besar dibandingkan dengan teknik EKEK. Dapat

dilakukan pada zonula zinn yang telah rapuh/ berdegenerasi/

mudah diputus.2

a. Keuntungan :

12

Page 14: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

- Tidak timbul katarak sekunder

- Diperlukan instrumen yang tidak terlalu canggih (lup

operasi, cryoprobe, forsep kapsul)

b. Kerugian :

- Insisi yang lebih besar dapat mengakibatkan penyembuhan

dan rehabilitasi visual tertunda, astigmatisma yang

signifikan, serta inkarserasi iris dan vitreus

- Sering menimbulkan penyulit seperti sistoid makular

edema, distrofi kornea, coloboma iridis, glaukoma, uveitis,

endolftalmitis.

2. EKEK

Dilakukan dengan merobek kapsul anterior, mengeluarkan

nucleus dan korteks. Sebagian kapsul anterior dan seluruh kapsul

posterior ditinggal. Cara ini umumnya dilakukan pada katarak

dengan lensa mata yang sangat keruh sehingga sulit dihancurkan

dengan teknik fakoemulsifikasi. Selain itu, juga dilakukan pada

tempat-tempat dimana teknologi fakoemulsifikasi tidak tersedia.

Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebar, karena lensa harus

dikeluarkan dalam keadaan utuh. Setelah lensa dikeluarkan, lensa

buatan (IOL) dipasang untuk menggantikan lensa asli, tepat di

posisi semula. Lalu dilakukan penjahitan untuk menutup luka.

Teknik ini dihindari pada penderita dengan zonulla zinii yang

rapuh.2,4

a. Keuntungan :

- Luka insisi lebih kecil (8-12 mm) dibanding EKIK

- Karena kapsul posterior utuh maka :

Mengurangi resiko hilangnya vitreus intra operasi

Posisi anatomis yang lebih baik untuk pemasangan IOL

Mengurangi insidensi ablasio retina, edema kornea,

perlengketan vitreus dengan iris dan kornea

13

Page 15: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

Menyediakan barier yang menahan pertukaran beberapa

molekul antara aqueous dan vitreus

Menurunkan akses bakteri ke kavitas vitreus yang dapat

menyebabkan endofthalmitis.

b. Kerugian :

- Dapat timbul katarak sekunder.

3. Fakoemulsifikasi

Pada fakoemulsifikasi, dengan menggunakan mikroskop

operasi, dilakukan sayatan yang sangat kecil (3mm) pada kornea.

Kemudian, melalui sayatan tersebut dimasukkan sebuah pipa

melewati COA-pupil-kapsul lensa. pipa tersebut akan bergetar dan

mengeluarkan gelombang ultrasonik yang akan menghancurkan

lensa mata. Pada saat yang sama, melalui pipa ini dilalukan cairan

garam fisiologis atau cairan lain sebagai irigasi untuk

membersihkan kepingan lensa. Melalui pipa tersebut cairan

diaspirasi bersama sisa-sisa lensa.3

Teknik ini menghasilkan insidensi komplikasi luka yang

lebih rendah, proses penyembuhan dan rehabilitasi visual lebih

cepat. Teknik ini membuat sistem yang relatif tertutup sepanjang

fakoemulsifikasi dan aspirasi, oleh karenanya mengontrol

kedalaman COA sehingga meminimalkan risiko prolaps vitreus.

Teknik ini dihindari pada pasien sindroma eksfoliativa, subluksasio

dan dislokasi lensa.3

Pasien ini didiagnosis sebagai OD Katarak Senilis Imatur

dengan dasar pemikiran sebagai berikut:

Dari anamnesis didapatkan bahwa sejak ± 2 tahun yang lalu

penglihatan kedua mata penderita kabur seperti berkabut. Mulai ± 1

bulan ini semakin kabur. Penglihatan kedua mata kabur terus

menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari dan saat

melihat dekat maupun jauh. Tidak ada tanda infeksi maupun

inflamasi dan penderita berusia >50 tahun (62 tahun). Dari

14

Page 16: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

pemeriksaan oftalmologis pada OD didapatkan Visus 5/60, NBC.

Kekeruhan lensa tidak merata(N2K1SKP2) dengan iris shadow (+),

pemeriksaan fundus refleks (+) kurang cemerlang. Sedangkan pada

OS yang telah dilakukan operasi katarak sebelumnya didapatkan

IOL ditempat, pemeriksaan fundus refleks (+) cemerlang.

Untuk persiapan pra operasi, pasien disarankan untuk

dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, PTT/PTTK, gula

darah sewaktu, serta pemeriksaan USG Biometri Scan, retinometri,

keratometri, spoeling test, sekret mata, dan EKG.

Pada pasien ini rencana akan dilakukan operasi ekstraksi

katarak dengan pertimbangan bahwa katarak sudah mulai

mengganggu aktivitas penderita dan apabila tidak dilakukan

operasi ekstraksi katarak dikhawatirkan akan menimbulkan

komplikasi lainnya.

Pada kasus ini, pada akan dilakukan fakoemulsifikasi dan

pemasangan IOL dengan pertimbangan teknik ini menghasilkan

insidensi komplikasi yang berhubungan dengan luka yang lebih

rendah, penyembuhan yang lebih cepat, dan rehabilitasi visual yang

lebih cepat dari teknik operasi lain yang memerlukan insisi yang

lebih besar.

15

Page 17: Kasbes Mata -Revisi Katarak Anin

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan DG, Taylor A, Paul R. Oftalmologi umum edisi 17. Jakarta :

Widya Medika; 2008

2. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai penerbit FK UI; 2009

3. Bobrow JC, Mark HB, David B et al. Section 11: Lens and Cataract.

Singapore : American Academy of Ophthalmology; 2008.

4. www.diglib.litbang.depkes.go.id

5. PERDAMI, Panduan Menejemen Klinis PERDAMI, Jakarta : PP

PERDAMI, 2006.

16