Upload
rolan-harabiti
View
225
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rsud bangil
Citation preview
Kasus PanjangKonjungtivitis
oleh : Ni Putu Dhita Putri Indriani
Rolan HarabitiPembimbing:
dr. Gunawan Tri R, Sp.M
Identitas Penderita• Nama : Sdri. Shofy• Usia : 14 thn• Alamat : Pondok Sidogiri, Kraton-Pasuruan• Pekerjaan : Pelajar• Status : Belum Menikah• Agama : Islam
Anamnesis • Keluhan Utama : kedua mata merah pada malam hari
• RPS ( Riwayat Penyakit Sekarang ) Pasien datang ke poli RSUD BANGIL tanggal 7 Agustus 2015 dengan keluhn mata merah jika malam hari, sejak 1 bulan yang lalu. Keluhah kedua mata merah disertai nrocoh, belekan sejak 1 minggu ini terutama pagi hari mata terasa lengket, terkadang terasa gatal, terkadang nyeri cekot-cekot, pandangan kadang terasa kabur
Anamnesis • RPD :Pasien tidak pernah sakit seperti ini. Riwayat alergi disangkal
• RPK (Riwayat Penyakit Keluarga) : Tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini
• Riwayat kebiasaan :Pasien biasa membaca buku dalam jarak dekat, dengan
jarak kurang lebih 10 cm, dengan penerangan yang cukup.
• RPO :Pasien seminggu ini menggunakan obat tetes mata yang
diberi oleh temannya, pasien tidak tahu apa nama obatnya.
Status LokalisStatus lokalis OD OS
Visus 6/6 6/6
Palpebra Oedem (-), sekret (-) Oedem (-), sekret (-)
Konjungtiva CI (-), Hiperemi (-) CI (-), hiperemi (-)
Kornea Jernih, arcus senilis (+) Jernih, arcus senilis (+)
BMD Cukup dalam Cukup dalam
Iris Coklat, radier, atrofi(-) Coklat, radier, atrofi(-)
Pupil Reflek Cahaya (+), 3mm, reguler, isokor
Reflek Cahaya (+), 3mm reguler isokor
Lensa Jernih (+) Jernih (+)
Sistem canalis lakrimalis Mata berair (-) Mata berair (-)
OD OS
Pemeriksaan Penunjang• Diagnosa• Slit lamp ODS• Pemeriksaan hapusan sekret
Diagnosa• Diagnosa Banding :• ODS :
• Konjungtivitis Virus• Konjungttivitis alergi
• Diagnosa kerja • ODS : Konjungtivitis Bakteri
Terapi1. Medikamentosa:
- Tobroson ed 6x1 ODS
2. Non Medikamentosa
- Kompres dingin
- KIE ?
TERAPI Non MedikamentosaEdukasi untuk pasien menghindari paparan debu dan jangan
mengucek mata jika terasa gatal.Pemberian kacamata ditunda hingga infeksi reda (cek koreksi
ulang)
Medikamentosa• Tobroson ED 6x1 ODS• Asam mefenamat 3 x 500 mg (jika perlu)
PrognosisKonjungtivitis OD OS
1. Ad vitam - Bonam
2. Ad fungsionam - Bonam
3. Ad sanam - Bonam
4. Ad kosmetikum - Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan fisiologis• Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang
membatasi permukaan dalam dari palpebra dan melipat ke belakang membungkus permukaan anterior bola mata, kecuali kornea.
• Fungsi dari konjungtiva adalah- memproduksi air mata- menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea- ketika mata sedang terbuka dan melindungi mata, dengan mekanisme pertahanan nonspesifik yang berupa barier epitel- aktivitas lakrimasi, dan menyuplai darah.- Selain itu, terdapat pertahanan spesifik berupa mekanisme imunologis seperti sel mast, leukosit, adanya jaringan limfoid pada mukosa tersebut dan antibodi dalam bentuk IgA
• Secara histologis, konjungtiva:1. epitel superfisial mukus
basal pigmen2. stroma lap. adenoid
lap. Fibrosakel. Lakrimal aksesorius1. kel. Krause2. kel. Wolfring
Vaskularisasi: a. Siliaris anterior, a. PalpebralisInervasi : cabang pertama n. V
Konjungtivitis
• A. Definisi Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi, atau Radang pada selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata
EtiologiKonjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:• 1. Infeksi olah virus atau bakteri• 2. Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang• 3. Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar
ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari
Klasifikasi Konjungtivitis
Waktu
Akut
Kronis
Penyebab
Berdasarkan Penyebab
Konjungtivitis Karena
Agen Infeksi
Konjungtivitis
Imunologik (Alergi)
Konjungtivitis Akibat Penyakit
Autoimun
Konjungtivitis Kimia
Atau Iritatif
Konjungtivitis Karena Agen Infeksi
Konjungtivitis Bakterial
- Konj. Blenore- Konj. Gonore
-Konj. Mukopurulen
(Catarrhal) Akut
- Konj. Difteri-Konj. Angular
- Blefarokonjung
tivitis
Konjungtivitis Viral
Konjungtivitis
Folikular Viral Akut
- Keratokonjungtivitis
Epidemika
-Demam
Faringokonjungtiva
- Keratokonjungtivitis Herpetik
- Keratokonjungtivitis New Castl
e-
Konjungtivitis Hemoragi
k Epidemik Akut
Konjungtivitis Viral
Kronis
- Blefaroko
njungtivitis Molluscu
m Contagiosum-
Konjungtivitis Varisella-zoste
r-
Keratokonjungtivitis
Morbili /
Campak
Konjungtivitis Jamur
Konjungtivitis Klamidia
- Trakoma- Konjungtivitis
Inklusi- Konjungtivitis Limfogranulom
a Venerum
Konjungtivitis Imunologik (Alergik)
Reaksi Hipersensitivitas Humoral Langsung
Konjungtivitis
Demam Jerami (Hay
Fever)
Konjungtivitis
vernalis
Konjungtivitis atopik
Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat
Keratokonjungtivitis
Phlyctenulosis
Konjungtivitis Ringan
Sekunder terhadap Blefaritis Kontak
Konjungtivitis Akibat Penyakit Autoimun
Keratokonjungtivitis Sicca
Konjungtivitis Kimia atau Iritatif
Konjungtivitis Iatrogenik
Pemberian Obat Topikal
Konjungtivitis Pekerjaan oleh
Bahan Kimia dan Iritans
Konjungtivitis karena Bulu Ulat
(Oftalmia Nodusum)
Patofisiologi Trauma
Gangguan barier
Invasi agent ke sel host
Proliferasi, toksin
Merusak sel host
Mediator inflamasi
Rx.inflamasi
Agent infeksius
Chemotactine agent
Sel radang
Fibrin, mukus
sekret
nyeriedema
hiperemiinjeksi
konjungtiva
Alergen yang masuk akan diikat oleh sel mast
Reaksi silang dengan IgE
Degranulasi sel mast
Reaksi inflamasi
Release histamin, dari sel mast, juga mediator lain (triptase, kinase, heparin, kondroitin sulfat,
prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin )
Stimulasi nosiseptor
Menyebabkan rasa gatal, peningkatan permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi konjungtiva
diagnosa
Gejala
Rasa adanya benda asing
Rasa sakit yg temporer
GatalFotofobia
Tanda Hiperemi Lakrimasi Eksudasi Pseudoptosis Khemosis (edema
konj.) Hipertrofi papil Pembentukan folikel Pseudomembran &
Membran Adenopati
preaurikuler
d
a b
c
Konjungtivitis Bakterial
• Etiologi dan Faktor RisikoKonjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat
bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik. Konjungtivitis bakteri hiperakut biasanya disebabkan
oleh N. gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N. meningitidis. Bentuk yang akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus. Penyebab yang paling sering pada bentuk konjungtivitis bakteri subakut adalah H. influenza dan Escherichia coli, sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis
• Gejala KlinisGejala-gejala yang timbul pada konjungtivitis bakteri biasanya
dijumpai injeksi konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh. Selain itu sekret pada konjungtivitis bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungtivitis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata .
Ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan debris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih normal. Gejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur
• PenatalaksanaanTerapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. Terapi dapat dimulai dengan antimikroba topikal spektrum luas. Pada setiap konjungtivitis purulen yang dicurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik . Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva
Konjungtivitis Viral• Etiologi dan Faktor Risiko
Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan Herpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh virus Varicella zoster, picornavirus (enterovirus 70, Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus
• Gejala KlinisGejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya. Pada keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan oleh adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai infiltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam
• Gejala KlinisPada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes. Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan coxsackie virus memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva dan kadang-kadang dapat terjadi kimosis
• KomplikasiKonjungtivitis virus bisa berkembang menjadi kronis, seperti blefarokonjungtivitis. Komplikasi lainnya bisa berupa timbulnya pseudomembran dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan keterlibatan kornea serta timbul vesikel pada kulit.• Penatalaksanaan
Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang dewasa umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi, namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea . Pasien konjungtivitis juga diberikan instruksi hygiene untuk meminimalkan penyebaran infeksi
Konjungtivitis Alergi• Etiologi dan Faktor Risiko
Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis alergi musiman dan konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal, keratokonjungtivitis atopik dan konjungtivitis papilar raksasa.
Etiologi dan faktor resiko pada konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Misalnya konjungtivitis alergi musiman dan tumbuh tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu hewan, dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada waktu-waktu tertentu. Vernal konjungtivitis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rinitis alergi musiman. Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat dermatitis atopic, sedangkan konjungtivitis papilar rak pada pengguna lensa kontakatau mata buatan dari plastik
• Gejala klinis konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva, dan sering ditemukan kemosis berat.
• Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior. Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan yang paling sering pada keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun, sedangkan pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtivitis vernal
• PenatalaksanaanPenyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor-antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya
Konjungtivitis Jamur
• Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi. • Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih
dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu.• Selain Candida sp, penyakit ini juga dapat
disebabkan oleh Sporothrix schenckii, Rhinosporidium serberi, dan Coccidioides immitis walaupun jarang.
• Konjungtivitis Kimia-IritatifKonjungtivitis kimia-iritatif adalah konjungtivitis yang terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis. Substansi-substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis dan dapat menyebabkan konjungtivitis, seperti asam, alkali, asap dan angin, dapat menimbulkan gejala-gejala berupa nyeri, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme. Selain itu penyakit ini dapat juga disebabkan oleh pemberian obat topikal jangka panjang seperti dipivefrin, miotik, neomycin, dan obat-obat lain dengan bahan pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi. Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan pemakaian tetesan ringan