39
Panjang Konjungtivit is oleh : Ni Putu Dhita Putri Indriani Rolan Harabiti Pembimbing: dr. Gunawan Tri R, Sp.M

Kasus Panjang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rsud bangil

Citation preview

Page 1: Kasus Panjang

Kasus PanjangKonjungtivitis

oleh : Ni Putu Dhita Putri Indriani

Rolan HarabitiPembimbing:

dr. Gunawan Tri R, Sp.M

Page 2: Kasus Panjang

Identitas Penderita• Nama : Sdri. Shofy• Usia : 14 thn• Alamat : Pondok Sidogiri, Kraton-Pasuruan• Pekerjaan : Pelajar• Status : Belum Menikah• Agama : Islam

Page 3: Kasus Panjang

Anamnesis • Keluhan Utama : kedua mata merah pada malam hari

• RPS ( Riwayat Penyakit Sekarang ) Pasien datang ke poli RSUD BANGIL tanggal 7 Agustus 2015 dengan keluhn mata merah jika malam hari, sejak 1 bulan yang lalu. Keluhah kedua mata merah disertai nrocoh, belekan sejak 1 minggu ini terutama pagi hari mata terasa lengket, terkadang terasa gatal, terkadang nyeri cekot-cekot, pandangan kadang terasa kabur

Page 4: Kasus Panjang

Anamnesis • RPD :Pasien tidak pernah sakit seperti ini. Riwayat alergi disangkal

• RPK (Riwayat Penyakit Keluarga) : Tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini

• Riwayat kebiasaan :Pasien biasa membaca buku dalam jarak dekat, dengan

jarak kurang lebih 10 cm, dengan penerangan yang cukup.

• RPO :Pasien seminggu ini menggunakan obat tetes mata yang

diberi oleh temannya, pasien tidak tahu apa nama obatnya.

Page 5: Kasus Panjang

Status LokalisStatus lokalis OD OS

Visus 6/6 6/6

Palpebra Oedem (-), sekret (-) Oedem (-), sekret (-)

Konjungtiva CI (-), Hiperemi (-) CI (-), hiperemi (-)

Kornea Jernih, arcus senilis (+) Jernih, arcus senilis (+)

BMD Cukup dalam Cukup dalam

Iris Coklat, radier, atrofi(-) Coklat, radier, atrofi(-)

Pupil Reflek Cahaya (+), 3mm, reguler, isokor

Reflek Cahaya (+), 3mm reguler isokor

Lensa Jernih (+) Jernih (+)

Sistem canalis lakrimalis Mata berair (-) Mata berair (-)

Page 6: Kasus Panjang

OD OS

Page 7: Kasus Panjang

Pemeriksaan Penunjang• Diagnosa• Slit lamp ODS• Pemeriksaan hapusan sekret

Page 8: Kasus Panjang

Diagnosa• Diagnosa Banding :• ODS :

• Konjungtivitis Virus• Konjungttivitis alergi

• Diagnosa kerja • ODS : Konjungtivitis Bakteri

Page 9: Kasus Panjang

Terapi1. Medikamentosa:

- Tobroson ed 6x1 ODS

2. Non Medikamentosa

- Kompres dingin

- KIE ?

Page 10: Kasus Panjang

TERAPI Non MedikamentosaEdukasi untuk pasien menghindari paparan debu dan jangan

mengucek mata jika terasa gatal.Pemberian kacamata ditunda hingga infeksi reda (cek koreksi

ulang)

Medikamentosa• Tobroson ED 6x1 ODS• Asam mefenamat 3 x 500 mg (jika perlu)

Page 11: Kasus Panjang

PrognosisKonjungtivitis OD OS

1. Ad vitam - Bonam

2. Ad fungsionam - Bonam

3. Ad sanam - Bonam

4. Ad kosmetikum - Bonam

Page 12: Kasus Panjang

TINJAUAN PUSTAKA

Page 13: Kasus Panjang

Anatomi dan fisiologis• Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang

membatasi permukaan dalam dari palpebra dan melipat ke belakang membungkus permukaan anterior bola mata, kecuali kornea.

• Fungsi dari konjungtiva adalah- memproduksi air mata- menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea- ketika mata sedang terbuka dan melindungi mata, dengan mekanisme pertahanan nonspesifik yang berupa barier epitel- aktivitas lakrimasi, dan menyuplai darah.- Selain itu, terdapat pertahanan spesifik berupa mekanisme imunologis seperti sel mast, leukosit, adanya jaringan limfoid pada mukosa tersebut dan antibodi dalam bentuk IgA

Page 14: Kasus Panjang
Page 15: Kasus Panjang

• Secara histologis, konjungtiva:1. epitel superfisial mukus

basal pigmen2. stroma lap. adenoid

lap. Fibrosakel. Lakrimal aksesorius1. kel. Krause2. kel. Wolfring

Vaskularisasi: a. Siliaris anterior, a. PalpebralisInervasi : cabang pertama n. V

Page 16: Kasus Panjang

Konjungtivitis

• A. Definisi Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi, atau Radang pada selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata

Page 17: Kasus Panjang

EtiologiKonjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:• 1. Infeksi olah virus atau bakteri• 2. Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang• 3. Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar

ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari

Page 18: Kasus Panjang

Klasifikasi Konjungtivitis

Waktu

Akut

Kronis

Penyebab

Page 19: Kasus Panjang

Berdasarkan Penyebab

Konjungtivitis Karena

Agen Infeksi

Konjungtivitis

Imunologik (Alergi)

Konjungtivitis Akibat Penyakit

Autoimun

Konjungtivitis Kimia

Atau Iritatif

Page 20: Kasus Panjang

Konjungtivitis Karena Agen Infeksi

Konjungtivitis Bakterial

- Konj. Blenore- Konj. Gonore

-Konj. Mukopurulen

(Catarrhal) Akut

- Konj. Difteri-Konj. Angular

- Blefarokonjung

tivitis

Konjungtivitis Viral

Konjungtivitis

Folikular Viral Akut

- Keratokonjungtivitis

Epidemika

-Demam

Faringokonjungtiva

- Keratokonjungtivitis Herpetik

- Keratokonjungtivitis New Castl

e-

Konjungtivitis Hemoragi

k Epidemik Akut

Konjungtivitis Viral

Kronis

- Blefaroko

njungtivitis Molluscu

m Contagiosum-

Konjungtivitis Varisella-zoste

r-

Keratokonjungtivitis

Morbili /

Campak

Konjungtivitis Jamur

Konjungtivitis Klamidia

- Trakoma- Konjungtivitis

Inklusi- Konjungtivitis Limfogranulom

a Venerum

Page 21: Kasus Panjang

Konjungtivitis Imunologik (Alergik)

Reaksi Hipersensitivitas Humoral Langsung

Konjungtivitis

Demam Jerami (Hay

Fever)

Konjungtivitis

vernalis

Konjungtivitis atopik

Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat

Keratokonjungtivitis

Phlyctenulosis

Konjungtivitis Ringan

Sekunder terhadap Blefaritis Kontak

Page 22: Kasus Panjang

Konjungtivitis Akibat Penyakit Autoimun

Keratokonjungtivitis Sicca

Page 23: Kasus Panjang

Konjungtivitis Kimia atau Iritatif

Konjungtivitis Iatrogenik

Pemberian Obat Topikal

Konjungtivitis Pekerjaan oleh

Bahan Kimia dan Iritans

Konjungtivitis karena Bulu Ulat

(Oftalmia Nodusum)

Page 24: Kasus Panjang

Patofisiologi Trauma

Gangguan barier

Invasi agent ke sel host

Proliferasi, toksin

Merusak sel host

Mediator inflamasi

Rx.inflamasi

Agent infeksius

Chemotactine agent

Sel radang

Fibrin, mukus

sekret

nyeriedema

hiperemiinjeksi

konjungtiva

Page 25: Kasus Panjang

Alergen yang masuk akan diikat oleh sel mast

Reaksi silang dengan IgE

Degranulasi sel mast

Reaksi inflamasi

Release histamin, dari sel mast, juga mediator lain (triptase, kinase, heparin, kondroitin sulfat,

prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin )

Stimulasi nosiseptor

Menyebabkan rasa gatal, peningkatan permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi konjungtiva

Page 26: Kasus Panjang

diagnosa

Gejala

Rasa adanya benda asing

Rasa sakit yg temporer

GatalFotofobia

Tanda Hiperemi Lakrimasi Eksudasi Pseudoptosis Khemosis (edema

konj.) Hipertrofi papil Pembentukan folikel Pseudomembran &

Membran Adenopati

preaurikuler

d

a b

c

Page 27: Kasus Panjang

Konjungtivitis Bakterial

• Etiologi dan Faktor RisikoKonjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat

bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik. Konjungtivitis bakteri hiperakut biasanya disebabkan

oleh N. gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N. meningitidis. Bentuk yang akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus. Penyebab yang paling sering pada bentuk konjungtivitis bakteri subakut adalah H. influenza dan Escherichia coli, sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis

Page 28: Kasus Panjang

• Gejala KlinisGejala-gejala yang timbul pada konjungtivitis bakteri biasanya

dijumpai injeksi konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh. Selain itu sekret pada konjungtivitis bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungtivitis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata .

Ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan debris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih normal. Gejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur

Page 29: Kasus Panjang

• PenatalaksanaanTerapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. Terapi dapat dimulai dengan antimikroba topikal spektrum luas. Pada setiap konjungtivitis purulen yang dicurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik . Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva

Page 30: Kasus Panjang

Konjungtivitis Viral• Etiologi dan Faktor Risiko

Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan Herpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh virus Varicella zoster, picornavirus (enterovirus 70, Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus

Page 31: Kasus Panjang

• Gejala KlinisGejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya. Pada keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan oleh adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai infiltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam

Page 32: Kasus Panjang

• Gejala KlinisPada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes. Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan coxsackie virus memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva dan kadang-kadang dapat terjadi kimosis

Page 33: Kasus Panjang

• KomplikasiKonjungtivitis virus bisa berkembang menjadi kronis, seperti blefarokonjungtivitis. Komplikasi lainnya bisa berupa timbulnya pseudomembran dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan keterlibatan kornea serta timbul vesikel pada kulit.• Penatalaksanaan

Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang dewasa umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi, namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea . Pasien konjungtivitis juga diberikan instruksi hygiene untuk meminimalkan penyebaran infeksi

Page 34: Kasus Panjang

Konjungtivitis Alergi• Etiologi dan Faktor Risiko

Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis alergi musiman dan konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal, keratokonjungtivitis atopik dan konjungtivitis papilar raksasa.

Etiologi dan faktor resiko pada konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Misalnya konjungtivitis alergi musiman dan tumbuh tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu hewan, dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada waktu-waktu tertentu. Vernal konjungtivitis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rinitis alergi musiman. Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat dermatitis atopic, sedangkan konjungtivitis papilar rak pada pengguna lensa kontakatau mata buatan dari plastik

Page 35: Kasus Panjang

• Gejala klinis konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva, dan sering ditemukan kemosis berat.

• Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior. Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan yang paling sering pada keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun, sedangkan pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtivitis vernal

Page 36: Kasus Panjang

• PenatalaksanaanPenyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor-antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya

Page 37: Kasus Panjang

Konjungtivitis Jamur

• Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi. • Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih

dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu.• Selain Candida sp, penyakit ini juga dapat

disebabkan oleh Sporothrix schenckii, Rhinosporidium serberi, dan Coccidioides immitis walaupun jarang.

Page 38: Kasus Panjang

• Konjungtivitis Kimia-IritatifKonjungtivitis kimia-iritatif adalah konjungtivitis yang terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis. Substansi-substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis dan dapat menyebabkan konjungtivitis, seperti asam, alkali, asap dan angin, dapat menimbulkan gejala-gejala berupa nyeri, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme. Selain itu penyakit ini dapat juga disebabkan oleh pemberian obat topikal jangka panjang seperti dipivefrin, miotik, neomycin, dan obat-obat lain dengan bahan pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi. Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan pemakaian tetesan ringan

Page 39: Kasus Panjang