37
DAFTAR ISI DAFTAR ISI……………………………………………………………………..………………………………………..………………… 1 KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………...................... 2 BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. …………………………………................ 3 1. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………….…….... …... 3 2. Maksud dan Tujuan…………………………………………………………….……………………….. ………..........…… 4 3. Ruang Lingkup……………………………….. ……………............................................................... ...... 5 BAB II AKTUALISASIPANCASILA………………….…….……………………………………………………………………….. 6 1. Globalisasi……………………………………... ……………............................................................... ...... 6 2. Aktualisasi pancasila………………………………………............................................ ........................ 9 3. Paradigma Baru……………………………………….... ................................................................... . 20 4. Paham Kebangsaan………………………………... ................................................................... .... 21 1

KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pancasila

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..………………………………………..………………… 1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………...................... 2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..…………………………………................ 3

1. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………….……....…... 3

2. Maksud dan Tujuan…………………………………………………………….………………………..………..........…… 4

3. Ruang Lingkup………………………………..……………..................................................................... 5

BAB II AKTUALISASIPANCASILA………………….…….……………………………………………………………………….. 6

1. Globalisasi……………………………………...……………..................................................................... 6

2. Aktualisasi pancasila……………………………………….................................................................... 9

3. Paradigma Baru………………………………………....….................................................................... 20

4. Paham Kebangsaan………………………………...…....................................................................... 21

BAB III PENUTUP……………………………………….……….................................................................... 23

1. Kesimpulan dan Saran……………………………………....………........................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA……………………………......…..……....……………………………………………………………….. 24

1

Page 2: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang

memberikan saya akal, budi, dan pikiran yang kemudian berguna untuk kehidupan saya,

khususnya dalam pembuatan makalah “Aktualisasi Pancasila dalam era globalisasi untuk

mencapai tujuan nasional yang dimanfaatkan dalam UUD 1945”.

Sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Allah SWT

2. Kedua orang tua saya

3. Dosen pengasuh mata kuliah Pendidikan Pancasila Bapak Moesadin Malik, Ir.,M.Si

4. Serta teman-teman yang secara tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian

makalah ini.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

dan agar pembaca dapat memaknai serta mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dan undang

– undang 1945 dalam bidang Politik, Ekonomi, Sosial budaya dan Hukum secara benar.

penulisan ini diharapkan dapat mencerahkan kembali ideology pancasila dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara sehingga Negara ini (Indonesia) dapat tetap hidup dengan jati

dirinya untuk mencapai cita-citanya.

.

2

Page 3: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa

Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang

berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada

dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup,

sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa

Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh

para pendiri Negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia. Berdasarkan

kenyataan tersebut maka untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam

kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah

perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu Negara yang berdasarkan suatu asas

hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu Negara yang berdasarkan Pancasila.

Globalisasi adalah fenomena yang mau tidak mau harus kita hadapi. Bahkan bukan

hanya oleh kita saja, tetapi juga oleh hampir semua Negara di dunia ini.

Negara – Negara maju yang jauh telah meninggalkan Negara berkembang, dalam

fenomena ini mereka adalah pihak yang diuntungkan. Dan hamper semua Negara

berkembang di dunia ini mau tidak mau harus berinteraksi dengan Negara – Negara maju ini.

Jika globalisasi tidak disikapi dengan cepat maka hal ini akan mengancam eksistensi bangsa

itu sendiri.

Globalisasi yang ada sekarang ini hamper menggelamkan ideology / identitas bangsa

jika dihadapi dengan bijak, yang tentunya menjadi satu keharusan untuk ditaklukan. Era

globalisasi bias dibilang sebagai era kertebukaan, era keterbukaan yang kuat. Globalisasi

harus disikapi secara bijak. Jika tidak, hal ini dapat mengikis identitas suatu bangsa. Ientitas

bangsa / identias nasional adalah hal yang mutlak harus kita pegang dan perthankan jika kita

ingin mengikuti globalisasi tanpa membuat dasar Negara kita terkikis.

3

Page 4: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Era globalisasi yang menuntut kita untuk selalu lebih maju pada setiap zaman,menjadikan

perkembangan demi perkembangan terkadang jauh dari sebuah keteraturan. Banyaknya

terjadi kasus itu hal pada dasarnya merupakan tuntutan sebuah zaman yang terus

berkembang. Dan seseorang ataupun sekelompok masyarkat tidak menginginkan

ketertinggalan dari masyarakat lain apalagi Negara – Negara yang lebih maju. Untuk itu

pancasila merupakan ideology terbuka yang bisa menampung perkembangan sesuai tuntutan

zaman.

Sikap yang harus ditunjukan dalam pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan

Negara adalah sebagai berikut :

1. Bangsa Indonesia harus mempunyai sikap dan tindakan riil terhadap bentuk-bentuk

kekerasan yang berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia dan mengecam pihak-pihak

yang melakukannya tanpa adanya tekanan dari berbagai pihak.

2.Pemerintah ikut serta dalam misi perdamaian dunia dibwah komando PBB di daerah-daerah

konflik.

3.Bangsa Indonesia harus bertindak tegas terhadap berbagai bentuk intervensi dari negara-

negara lain atau lembaga Internasional.

4. Bangsa Indonesia harus mempunyai sikap dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa

Indonesia yang bermartabat.Sejalan dengan banyaknya saluran komunikasi dan informasi

yang banyak bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia, seperti aksi

kekerasan , pornografi, penistaan agama, dan lain-lain.

5.Bangsa Indonesia harus meningkatkan perannya dalam pergaulan Internasional yang

menyangkut masalah isu sentral yang berkaitan dengan demokrasi, HAM, lingkungan hidup,

dan keamanan karena Indonesia sebagai salah satu bangsa yang besar mempunyai

kepentingan pula dalam masalah-masalah tersebut.

I.II Maksud dan Tujuan

Selain untuk melaksanakan tugas pendahuluan mata kuliah Pendidikan Pancasila, penulisan

ini juga dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengamalan pancasila di Negara kita

dalam era globalisasi sekrang ini. Dan agar pembaca dapat memaknai serta

mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dan undang – undang 1945 dalam bidang Politik,

Ekonomi, Sosial budaya dan Hukum secara benar. penulisan ini diharapkan dapat

mencerahkan kembali ideology pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

4

Page 5: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

sehingga Negara ini (Indonesia) dapat tetap hidup dengan jati dirinya untuk mencapai cita-

citanya.

I.III Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penulisan ini adalah dampak-dampak dari globalisasi terhadap kehidupan

bangsa Indonesia dan juga penerapan aktualisasi pancasila dan UUD 45 ini adalah dalam

bidang :

o Bidang Politik

o Bidang Ekonomi

o Bidang Sosial Budaya

o Bidang Hukum

Ruang lingkup yang berhubungan dengan aktualisasi ini adalah untuk seluruh warga Negara

Indonesia.baik yang berada dibidang- bidang tertentu maupun dalam bidang apapun .

5

Page 6: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

BAB II

PEMBAHASAN

AKTUALISASI PENGAMALAN PANCASILA DAN UUD 1945 DALAM ERA

GLOBALISASI

I. Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah

universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan

sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh

wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja

(working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang

memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang

akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,

mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan

batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-

negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga

terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk

yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan

ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.

Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan

berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.Theodore Levitte

merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:

Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.

Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing,

namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.

Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara,

misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.

6

Page 7: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material

maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman

seluruh dunia.

Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin

menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat

definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan

status ontologinya.Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi

sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

Sejarah globalisasi sendiri berawal dari banyaknya sejarawan yang menyebut globalisasi

sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi

internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah

ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika

manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu,

para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat

(seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya

perusahaan McDonald di seluroh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika.

Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok,

Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan

Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan

nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga

dunia.

Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa.

Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini

didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar

bangsa dunia.berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan

teknologi saat ini, seperti komputer dan internet.

Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar

terhadap difusi kebudayaan di dunia.

7

Page 8: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga

memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak

politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di

Indonesia.Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British

Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya.Perusahaan multinasional seperti ini tetap

menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.

Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir

dan komunisme di dunia runtuh.Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa

kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia.Implikasinya, negara

negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas.Hal ini didukung pula

dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi.Alhasil, sekat-sekat antar

negara pun mulai kabur.

Adapun dampak gelobalisasi dapat dibagi dua macam sebagai berikut:

Dampak positif globalisasi antara lain:

Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan

Mudah melakukan komunikasi

Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)

Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran

Memacu untuk meningkatkan kualitas diri

Mudah memenuhi kebutuhan

Dampak negatif globalisasi antara lain:

Informasi yang tidak tersaring

Perilaku konsumtif

Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit

Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk

Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan

suatu negara

II. Aktualisasi pancasila

8

Page 9: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Aktualisasi Pancasila berkaitan dengan aspek pelaksanaan kenegaraan maupun sikap moral

semua warga negara Indonesia. Permasalahan pokok dalam aktualisasi Pancasila adalah

bagaimana wujud realisasi, yakni penjabaran nilai-nilai Pancasila yang universal dalam

bentuk norma-norma yang jelas dalam kaitannya dengan tingkah laku semua warga negara

dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta kaitannya dalam segala aspek

penyelenggaraan negara.

Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Aktualisasi Pancasila yang objektif.

Pelaksanaan dalam bentuk realisasi pada setiap aspek penyelenggaraan negara, baik itu

dibidang legislatif, yudikatif maupun eksekutif serta semua bidang kenegaraan lainnya.

Aktualisasi ini berkaitan dengan realisasi dalam bentuk peraturan perundang-undangan

Indonesia.

Seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum di Indonenesia didasarkan atas serta diliputi oleh

dasar filsafat negara, asas politik dan tujuan negara, yakninya Pancasila, diantaranya:

1) Garis-garis Besar Haluan Negara.

2) Hukum, perundang-undangan dan peradilan.

3) Pemerintahan.

4) Politik dalam negeri dan luar negeri.

5) Keselamatan, keamanan dan pertahanan.

6) Kesejahteraan

7) Kebudayaan.

8) Pendidikan dan lain sebagainya.

b. Aktualisasi Pancasila yang subjektif.

Pelaksanaan Pancasila dalam setiap pribadi, perorangan, setiap warga negara, setiap individu,

setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia. Berkaitan dengan kesadaran ,

ketaatan serta kesiapan individu untuk mengamalkan Pancasila.

Aktualisasi pancasiala ditinjau dari beberapa aspek :

II. I Bidang Politik

9

Page 10: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Landasan sistem politik Negara Indonesia adalah Pembukaan UUD 1945. Dimana

demokrasi Pancasila adalah demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang

mencerminkan bahwa sistem politik di Indonesia ini berasal dari rakyat. Rakyat harus ikut

serta dalam pemerintahan untuk mewujudkan cita – cita bangsa.

Pengembangan dan pembangunan bidang politik harus mendasarkan pada tuntutan

hak dasar kemanusiaan yang di dalam istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut hak asasi

manusia.

Dalam sistem politik negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang bersumber pada

penjelmaan hakikat manusia sebagai individu – mahluk social yang terjelma sebagai rakyat.

Selain sistem politik negara Pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik negara.

Globalisasi merupakan sekutu masyarakat dan bukan lawan seperti terkesan selama

ini. Tetapi perlu diingat pula bahwa setiap agenda politik Indonesia di era global harus

sejalan dengan apa yang menjadi aspirasi dan kepentingan rakyat Indonesia. Selama ini,

sedang gencar-gencarnya Negara maju dalam melakukan politik luar negerinya yang selalu

mengintervensi Negara lain dengan tujuan tertentu. Misalnya, menyangkut ekspolitasi

sumber daya alam di Freeport, pertambangan Blok Cepu, dan tempat-tempat yang melalui

agenda politiknya.

Selain itu, terjadi intervensi politik berkaitan dengan isu demokrasi, hak asasi

manusia, terorisme, lingkungan hidup yang justru merugikan negara kuat. Oleh karena itu,

sebagai pengamalan dari Pancasila Indonesia perlu memosisikan diri dalam mengambil sikap

politik yang berorientasi pada kepentingan nasionalnya, bukan pada kepentingan Negara lain.

Dalam sila-sila Pancasila tersusun atas urut-urutan sistematis, bahwa dalam politik

negara harus mendasarkan pada kerakyatan (sila IV), adapun pengembangan dan aktualisasi

politik negara berdasarkan pada moralitasberturut-turut moral ketuhanan, moral kemanusiaan

(sila II) dan moral persatuan, yaitu ikatan moralitas sebagai suatu bangsa (sila III). Adapun

aktualisasi danpengembangan politik negara demi tercapainya keadilan dalam hidup bersama

(sila V).

Nilai demokrasi politik sebagaimana terkandung dalam Pancasila sebagai fondasi bangunan

negara yang dikehendaki oleh para pendiri negara kita dalam kenyataannya tidak

10

Page 11: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

dilaksanakan berdasarkan suasana kerokhanian berdasarkan nilai-nilai tersebut. Berdasarkan

semangat dari UUD 1945 esensi demokrasi adalah :

1. Rakyat merupakan pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara.

2. Kedaulatan rakyat dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

3. Presiden dan wakil presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dan karenanya

harus tunduk dan bertanggungjawab kepada MPR.

4. Produk hukum apapun yang dihasilkan oleh Presiden, baik sendiri maupun bersama-sama

lembaga lain kekuatannya berada di bawah Majelis Permusyawatan Rakyat atau produk-

produknya

Prinsip-prinsip demokrasi tersebut bilamana kita kembalikan pada nilai esensial yang

terkandung dalam Pancasila maka kedaulatan tertinggi Negara adalah di tangan rakyat.

Rakyat adalah asal mula kekuasaan negara, oleh karena itu paradigma ini harus merupakan

dasar pijakan dalam reformasi.

Penyelenggaraan negara yang menyimpang dari ideologi pancasila dan mekanisme Undang

Undang Dasar 1945 telah mengakibatkan ketidak seimbangan kekuasaan diantara lembaga-

lembaga negara dan makin jauh dari cita-cita demokrasi dan kemerdekaan yang ditandai

dengan berlangsungnya sistem kekuasaan yang bercorak absoluth karena wewenang dan

kekuasaan Presiden berlebih (The Real Executive ) yang melahirkan budaya Korupsi kolusi

dan nepotisme (KKN) sehingga terjadi krisis multidimensional pada hampir seluruh aspek

kehidupan.

II.II Bidang Ekonomi

Dalam mengkontekstualisasi dan mengimplementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi

Pancasila harus dapat ditafsir/interpretasi dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang

ekonomi! Ini terus dikembangkan dengan prinsip dasar yg tetap namun terbuka untuk

interpretasi yang kontekstual sejalan berkembangnya peradaban.

11

Page 12: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Pilar Sistem Ekonomi Pancasila meliputi:

(1) ekonomika etik dan ekonomika humanistik (dasar),

(2) nasionalisme ekonomi & demokrasi ekonomi (cara/metode operasionalisasi), dan

(3) ekonomi berkeadilan sosial (tujuan).

Kontekstualisasi dan implementasi  Pancasila dalam bidang ekonomi cukup dikaitkan

dengan pilar-pilar di atas dan juga dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yang harus

dipecahkan oleh sistem ekonomi apapun. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah:  (a) Barang dan

jasa apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlahnya; (b) Bagaimana pola atau cara

memproduksi barang dan jasa itu, dan; (c) Untuk siapa barang tersebut dihasilkan, dan

bagaimana mendistribusikan barang tersebut ke masyarakat.

Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan

artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga

tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan. Dengan demikian pelaku ekonomi di

Indonesia dalam menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun

sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Hal ini

dilakukan karena pengamalan dalam bidang ekonomi harus berdasarkan kekeluargaan. Jadi

interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan.

Bidang ekonomi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dimensi

lainnya. Ketimpangan ekonomi dunia melahirkan suatu bentuk perlawanan masyarakat yang

tersisih dan beranggapan bahwa mereka dibentuk terbelakang oleh negara maju dengan

berbagai cara. Sehinnga hal tersebut memunculkan perlawanan yang dapat menimbulkan

konflik internal maupun eksternal. Indonesia sebagai negara yang mempunyai sumber-

sumber ekonomi yang strategis harus mampu memanfaatkan segala potensinya. Di era global,

Indonesia harus mampu menjadi pelaku ekonomi, bukan hanya sebagai penonton dan

menjadi konsumen dalam perekonomian global.

Ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi humanistik yang mendasarkan pada tujuan demi

kesejahteraan rakyat secara luas. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas

kekeluargaan seluruh bangsa. Tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan

manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera. Ekonomi harus mendasarkan pada

kemanusiaan yaitu demi kesejahteraan manusia, sehingga harus menghindarkan diri dari

12

Page 13: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

pengembangan ekonomi yang hanya mendasarkan persaingan bebas, monopoli dan lainnya

yang menimbulkan penderitaan pada manusia, penindasan atas manusia satu dengan lainnya.

Mengapa nilai-nilai Pancasila yang jelas-jelas tidak menanamkan nafsu keserakahan,

anti-ketidakdilan dan anti-kesenjangan tidak diimplementasikan oleh mereka-mereka yang

mempunyai kekuatan  dan kekuasaan tersebut? Bagaimana Pancasila sebagai filsafat hidup

bangsa, termasuk sebagai filsafat ekonomi, mampu menjawab persoalan-persaoalan ekonomi

demikian? Jawabnya: Pengalaman masa lalu yang berupa penyalahgunaan Pancasila oleh

vested interest group; Rendahnya upaya dan kemamuan untuk menafsirkan Pancasila dalam

bidang ekonomi yang lebih banyak berkiblat ke kapitalisme; Tidak ada keteladanan;

Kebijakan pemerintah sendiri menyimpangi Pancasila; Social punishment & law enforcement

yang rendah.

Akhir-akhir ini ekonomi kita digetarkan oleh goncangan dalam nilai mata uang kita.

Gejolak ini sampai sekarang masih berlangsung, dan kita belum dapat mengatakan kapan

keadaan menjadi mantap kembali.

Keadaan ini bukan hanya kita yang mengalaminya. Juga negara-negara tetangga kita,

yang selama ini selalu mendapat pujian sebagai contoh pembangunan ekonomi yang berhasil

dan pengelolaan ekonomi yang baik.

Dari kejadian ini, kita mengambil pelajaran yang jelas, bahwa kita sedang memasuki

dunia yang berbeda dengan yang selama ini kita kenal. Ekonomi dunia yang menyatu telah di

ambang pintu. Kesehatan ekonomi suatu bangsa tidak lagi semata-mata ditentukan oleh

bangsa itu, tetapi juga oleh kekuatan-kekuatan lain. Kalau kita mengatakan kekuatan pasar,

maka tidak bisa lagi kita membedakan secara tegas, kekuatan pasar domestik atau kekuatan

pasar asing. Karena pasar dunia sudah mulai menyatu, maka kekuatannya pun tidak dibatasi

oleh tapal batas negara.

Krisis ekonomi terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia Orde Baru dan Orde

Lama yang dialami sekarang ini telah mencuatkan tuntutan reformasi total dan mendasar

(radically). Bermula dari krisis moneter (depresi rupiah) merambah ke lingkungan perbankan

hingga ke lingkup perindustrian.

13

Page 14: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Kebijakan perekonomian Indonesia yang diterapkan tidak membumi, hanya sebatas

“membangun rumah di atas langit” dan akibatnya upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat

menjadi tersingkirkan. Rakyat masih terus menjadi korban kegagalan kebijakan pemerintah.

Potret perekonomian Indonesia semakin buram, memperhatikan kebijakan pemerintah

yang selalu “pasrah” dengan Bank Dunia atau pun International Monetary Fund (IMF) dalam

mencari titik terang perbaikan ekonomi Indonesia. Belum lagi menumpuknya utang luar

negeri semakin menghimpit nafas bangsa Indonesia, sampai-sampai seorang bayi baru lahir

pun telah harus menanggung hutang tidak kurang dari 7 juta rupiah.

Mengutip rumusan ISEI pada tahun 1990 mengenai peran pelaku ekonomi kita itu.

“Di dalam sistem ekonomi yang berlandaskan Demokrasi Ekonomi, usaha Negara,

koperasi, dan usaha swasta dapat bergerak di dalam semua bidang usaha sesuai dengan

peranan dan hakikatnya masing-masing. Usaha negara berperan sebagai: (a) perintis di dalam

penyediaan barang dan jasa di bidang-bidang produksi yang belum cukup atau kurang

merangsang prakarsa dan minat pengusaha swasta; (b) pengelola dan pengusaha di bidang-

bidang produksi yang penting bagi negara; (c) pengelola dan pengusaha di bidang-bidang

produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak; (d) imbangan bagi kekuatan pasar

pengusaha swasta; (e) pelengkap penyediaan barang dan jasa yang belum cukup disediakan

oleh swasta dan koperasi, dan (f) penunjang pelaksanaan kebijaksanaan negara. …….

Koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan ketentuan Undang-

undang Dasar 1945, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan sesuai dengan

hakikatnya sebagai kesatuan ekonomi yang berwatak sosial. Sedangkan usaha swasta diberi

peranan yang sebesar-besarnya di dalam bidang-bidang di mana persaingan dan kerja sama

berdasarkan motivasi memperoleh laba memberikan hasil terbaik bagi masyarakat diukur

dengan jenis, jumlah, mutu dan harga barang dan jasa yang dapat disediakan.”

Jika hingga saat ini kualitas perekonomian belum menampakkan perubahan yang

signifikan, tidak menutup kemungkinan, akan mendapat pukulan mahadasyat dari arus

globalisasi. Kekhawatiran ini muncul, karena pemerintah dalam proses pemberdayaan

masyarakat lemah masih parsial dan cenderung dualisme, antara kemanjaan (ketergantungan)

pemerintah kepada IMF, sementara keterbatasan akomodasi bentuk perekonomian

masyarakat yang tersebar (diversity of economy style) di seluruh pelosok negeri tidak

tersentuh. Hal ini juga terlihat jelas pada kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak

proporsional, tidak mencerminkan model perekonomian yang telah dibangun oleh para

14

Page 15: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Founding Father terdahulu. Hal ini dapat dilihat pada beberapa kasus, misalnya, pencabutan

subsidi di tengah masyarakat yang sedang sulit mencari sesuap nasi, mengelabuhi masyarakat

dengan raskin (beras untuk rakyat miskin), atau jaring pengaman sosial (JPS) lain yang selalu

salah alamat.

II.III Bidang Sosial dan Budaya

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral,

hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh

manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 172).

Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini kita harus

mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai

Pancasila itu sendiri. Prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik, artinya

nilai-nilai Pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat

manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Dalam rangka pengembangan sosial budaya,

Pancasila sebagai kerangka kesadaran yang dapat mendorong untuk universalisasi, yaitu

melepaskan simbol-simbol dari keterikatan struktur, dan transendentalisasi. Yaitu

meningkatkan derajat kemerdekaan manusia, kebebasan spiritual.

Seperti terjadinya pergeseran gaya hidup (life style) yang oleh sejumlah pakar gejala

ini termasuk jenis kemiskinan sosial-budaya. Beberapa indikasi dapat dikemukakan di sini,

antara lain: manusia hidup cenderung materialistik dan individualistik, menurunnya rasa

solidaritas, persaudaraan, rasa senasib-sepenanggungan, keharusan mengganti mata

pencaharian, pelecehan terhadap institusi adat, dan bahkan pengikisan terhadap nilai-nilai

tertentu ajaran agama. Ciri ini telah ada dan berkembang hingga ke daerah-daerah. Dulu

masih dapat dinikmati indahnya hubungan kekeluargaan (silaturrahim), realitas sekarang

semua itu sudah tergantikan dengan komunikasi jarak jauh. Misalnya, kebiasaan berkunjung

ke daerah untuk merayakan lebaran atau hari-hari penting lainnya, telah tergantikan dengan

telpon atau e-mail. Mestinya kondisi ini tidak perlu terjadi pada bangsa yang dikenal ramah,

santun, dan religius.

Bagi kita di Indonesia tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti ketuhanan yang

Maha Esa, serta anti kehidupan beragama. Sebagai sila pertama menjadi sumber pokok nilai-

nilai kehidupan, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan

15

Page 16: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk negara RI

yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Setiap Warganegara dijamin hak dan kebebasannya yang mengatur hubungan

manusia dengan Tuhan, dengan orang seorang, atau masyarakatnya, dan alam lingkungannya.

Di dalamnya mengandung nilai cinta kasih yang harus dikembangkan nilai etis yang

menhargai keberanian untuk membela kebenaran, santun dan menghormati harkat

kemanusiaan.

Perwujudan nilai Pancasila adalah manifestasi paham kebangsaan yang memberi

tempat bagi keragaman budaya atau etnis. Paham ini yang terdapat dalam sila ini merupakan

wujud asas kebersamaan, solidaritas, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan

kebudayaannya.

Sila ketiga mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis yang mencakup

kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan antara

kepentingan pribadi dan masyarakat. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan

kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.

Perkembangan dunia yang tanpa batas dapat menimbukan dampak positif maupun

dampak negatif. Dari setiap dampak yang ditimbulkan, dalam bidang sosial budaya tampak

nyata berpengaruh dalam setiap aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat

ditunjukan adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern dan konsumtif,

bahkan menggeser nilai-nilai lokal yang selama ini diprtahankan. Sikap yang harus

ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia sebagai pengamalan dari Pancasila dalam

menghadapi nilai-nilai globalisasi, terutama dalam kehidupan sosial budaya.

Di dalam sila keempat Pancasila terungkap nilai yang mengutamakan kepentingan

negara dan masyarakat yang harus didahulukan. Sila ini menghargai sikap etis berupa

tanggung jawab yang harus ditunaikan, sebagai amanat seluruh rakyat. Tanggung jawab itu

bukan hanya ditujukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini pun

mengandung pengakuan atas nilai kebenaran dan keadilan dalam menegakan kehidupan yang

bebas, adil dan sejahtera.

16

Page 17: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Perobahan sosial berikutnya bahwa pluralitas tidak terfocus hanya pada aspek SARA,

tetapi dimasa yang akan datang kemajemukan masyarakt Indonesia yang sangat heterogen

ditandai dengan adanya sinergi dari peran, fungsi dan profesionalisme individu atau

kelompok. Sehingga kontribusi profesi individu/kelompok itulah yang akan mendapat tempat

dimanapun mereka berprestasi.

Sila kelima mengandung nilai untuk menghargai karya, dan norma yang menolak

adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan kepada sesama. Juga mengandung nilai vital

yaitu keniscayaan secarabersama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial,

dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Nilai-nilai yang

tercakup dalam sila ini memberi jaminan untuk mencapai taraf kehidupan yang layak dan

terhormat sesuai dengan kodratnya, dan menempatkan nilai demokrasi dalam bidang

ekonomi dan sosial.

II.IV Bidang Hukum

Kerusakan atas subsistem hukum yang sangat menentukan dalam berbagai bidang

misalnya, politik, ekonomi dan bidang lainnya maka bangsa Indonesia ingin melakukan suatu

reformasi, menata kembali subsistem yang mengalami kerusakan tersebut.

Peranan Pancasila sebagai margin of appreciation di bidang hukum akan mewarnai

segala  sub sistem di bidang hukum, baik substansi hukum yang bernuansa “law making

process”; struktur hukum yang banyak bersentuhan dengan “law enforcement” maupun

budaya hukum yang berkaitan dengan “law awareness”. Peranan Pancasila sebagai margin of

appreciation yang mengendalikan kontekstualisasi dan implementasinya  telah terjadi: (1)

Pada saat dimantabkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada saat 4 kali proses amandemen; (2)

Pada saat merumuskan HAM dalam hukum positif Indonesia; (3) Pada saat proses internal di

mana The Founding Fathers menentukan urutan Pancasila.

Pancasila yang hanya dipandang sebagai alat pemersatu dalam era pasca

kemerdekaan, yang karena kondisi obyektif bangsa masih berlanjut seperti tujuan

penumbuhan paham kebangsaan tadi, pada gilirannya memang kurang menguntungkan, dan

secara kurang proporsional telah meredusir peran dan fungsinya sebagai dasar negara.

Sekarang diperlukan semacam konsensus politik yang baru dan jelas di tataran nasional untuk

17

Page 18: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

bersama-sama menata kembali dasar dan tatanan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan ini.

Sasarannya adalah mempertegas kembali kedudukan, peran dan fungsi Pancasila sebagai

ideologi negara beserta semua wawasan nasional yang merupakan jabarannya. Apapun cara,

forum dan bentuknya, pada akhirnya perlu ada produk yang secara hukum memiliki kekuatan

mengikat seluruh komponen bangsa.

Beberapa arah kebijakan negara yang tertuang dalam GBHN, dan yang harus segera

direlisasikan, khususnya dalam bidang hukum antara lain:

1. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan

menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbarui Undang-undang warisan

kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidak adilan gender dan ketidak

sesuaiaannya dengan tuntutan reformasi melalui program legislasi.

2. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan para penegak hukum, termasuk

Kepolisian RI, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan

kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana hukum, pendidikan, serta pengawasan yang

efektif.

3. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan pihak

manapun.

4. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran

dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum.

Satu hal yang perlu kita garis bawahi, bahwa Indonesia adalah negara hukum, artinya semua

lembaga, institusi maupun person yang ada di dalamnya harus tunduk dan patuh pada hukum.

Maka ketika hukum di Indonesia betul-betul ditegakkan dengan tegas, dan dikelola dengan

jujur, adil dan bijaksana, insya Allah negeri ini akan makmur dan tentram

Namun saat ini betapa rapuhnya sistem dan penegakkan hukum (law enforcement) di negeri

ini dan karena itu merupakan salah satu kendala utama yang menghambat kemajuan bangsa,

sistem hukum yang masih banyak mengacu pada sistem hukum kolonial, penegakkan hukum

yang masih terkesan tebang pilih, belum konsisten merupakan mega pekerjaan rumah serta

jalan panjang yang harus ditempuh dalam bidang hukum, Kepercayaan masyarakat terhadap

supremasi hukum, termasuk lembaga-lembaga penegak hukum, kian terpuruk . contohnya

18

Page 19: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

setelah putusan Kasasi Akbar Tanjung, sebagian besar masyarakat menganggap putusan

Mahkamah Agung itu mengusik keadilan masyarakat sehingga menimbulkan rasa

kekecewaan yang sangat besar. Akibatnya, kini ada kecenderungan munculnya sinisme

masyarakat terhadap setiap gagasan dan upaya pembaharuan hukum yang dimunculkan oleh

negara maupun civil society.

Sebagai cita-cita hukum, Pancasila dapat memenuhi fungsi konstitutif maupun fungsi

regulatif. Dengan fungsi regulatif Pancasila menentukan dasar suatu tata hukum yang

memberi arti dan makna bagi hukum itu sendiri sehingga tanpa dasar yang diberikan oleh

Pancasila maka hukum akan kehilangan arti dan maknanya sebagai hukum itu sendiri. Fungsi

regulatif Pancasila menentukan apakah suatu hukum positif sebagai produk yang adil ataukah

tidak adil. Sebagai staatfundamentalnorm, Pancasila merupakan pangkal tolak derivasi

(sumber penjabaran) dari tertib hukum di Indonesia termasuk UUD 1945. Dalam pengertian

inilah menurut istilah ilmu hukum disebut sebagai sumber dari segalaperaturan perundang-

undangan di Indonesia. Sumber hukum meliputi dua macam pengertian, sumber hukum

formal yaitu sumber hukum ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan hukum, yang

mengikat terhadap komunitasnya, misalnya UU, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah.

Sumber hukum material yaitu suatu sumber hukum yang menentukan materi atau isi suatu

norma hukum. Jika terjadi ketidakserasian atau pertentangan satu norma hukum dengan

norma hukum lainnya yang secara hierarkis lebih tinggi apalagi dengan Pancasila sebagai

sumbernya, berarti terjadi inkonstitusionalitas (unconstitutionality) dan ketidak legalan

(illegality) dan karenanya norma hokum yang lebih rendah itu batal demi hukum. Dengan

demikian maka upaya untuk reformasi hukum akan benar-benar mampu mengantarkan

manusia ketingkat harkat dan martabat yang lebih tinggi sebagai makhluk yang berbudaya

dan beradab.

UUD 1945 beberapa pasalnya dalam praktek penyelenggaraan Negara bersifat multi

interpretable (penafsiran ganda), dan memberikan porsi kekuasaan yang sangat besar kepada

presiden (executive heavy). Akibatnya memberikan kontribusi atas terjadinya krisis politik

serta mandulnya fungsi hukum dalam negara RI.

19

Page 20: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Berdasarkan isi yang terkandung dalam Penjelasan UUD 1945, Pembukaan UUD

1945 menciptakan pokok-pokok pikiran yang dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945 secara

normatif. Pokok-pokok pikiran tersebut merupakan suasana kebatinan dari UUD dan

merupakan cita-cita hukum yang menguasai baik hukum dasar tertulis (UUD 1945) maupun

hukum dasar tidak tertulis (Convensi).

Selain itu dasar yuridis Pancasila sebagai paradigma reformasi hokum adalah Tap

MPRS No.XX/MPRS/1966 yang menyatakan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala

sumber hukum di Indonesia, yang berarti sebagai sumber produk serta proses penegakan

hukum yang harus senantiasa bersumber pada nilai-nilai Pancasila dan secara eksplisit dirinci

tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang bersumber pada nilai-nilai

Pancasila.

Pelaksanaan hukum pada masa reformasi harus benar-benar dapat mewujudkan

negara demokrasi dengan suatu supremasi hukum. Artinya pelaksanaan hukum harus mampu

mewujudkan jaminan atas terwujudnya keadilan (sila V) dalam suatu negara yaitu

keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiap warga negara tidak memandang pangkat,

jabatan, golongan, etnisitas maupun agama. Setiap warga negara bersamaan kedudukannya di

muka hukum dan pemerintah (pasal 27 UUD 1945). Jaminan atas terwujudnya keadilan bagi

setiap warga negara dalam hidup bersama dalam suatu negara yang meliputi seluruh unsur

keadilan baik keadilan distributif, keadilan komulatif, serta keadilan legal. Konsekuensinya

dalam pelaksanaan hukum aparat penegak hukum terutama pihak kejaksaan adalah sebagai

ujung tombaknya sehingga harus benar-benar bersih dari praktek KKN.

III. Paradigma baru

Jika mengikuti pendapat Kuhn, bahwa ilmu pengetahuan itu terikat oleh ruang dan waktu,

maka sudah jelas bahwa suatu paradigma hanya cocok dan sesuai untuk permasalahan yang

ada pada saat tertentu saja.Sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan berbeda dan pada

kondisi yang berlainan, maka perpindahan dari satu paradigma ke paradigm yang baru yang

lebih sesuai adalah suatukeharusan.Sebagaimana dalam ilmu-ilmu sosial yang berparadigma

ganda, usaha-usaha dalam menemukan paradigma yang lebih mampu menjawab

permasalahan yang ada sesuai perkembangan zaman terus dilakukan.

Pengertian paradigma menurut kamus filsafat adalah :

Cara memandang sesuatu.

20

Page 21: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

Model, pola, ideal dalam ilmu pengetahuan. Dari model-model ini fenomena dipandang dan

dijelaskan.

Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan dan atau mendefinisikan

sutau study ilmiah kongkrit dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu.

Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem

riset.

Secara singkat pradigma dapat diartikan sebagai ” keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai

dan teknik yang dimiliki suatu komunitas ilmiah dalam memandang sesuatu (fenomena)”.

IV. Paham kebangsaan

Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana

bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum

diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih

terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak adanya materi

pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) atau sertifikasi

terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap strata pendidikan,

baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.

Rasa Kebangsaan. Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa

terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa

yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih

dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam

kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang

mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan

Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema,

karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila.

Di samping itu, adanya tuntutan sekelompok masyarakat dengan isu putra daerah terutama

dalam Pilkada masih terjadi amuk massa dengan kepentingan sektoral, sehingga akan

mengakibatkan pelaksanaan pembangunan nasional terhambat.

Semangat Kebangsaan. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang

merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini

tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme,

21

Page 22: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan

keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak

menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai

dasarnya.

Penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam wawasan kebangsaan yang terasakan saat ini,

belum mampu menjaga jati diri, karakter, moral dan kemampuan dalam menghadapi berbagai

masalah nasional. Padahal dengan pengalaman krisis multidimensional yang berkepanjangan,

agenda pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam bentuk wawasan

kebangsaan bagi bangsa Indonesia harus diarahkan untuk membentuk serta memperkuat basis

budaya agar mampu menjadi tumpuan bagi usaha pembangunan di segala aspek kehidupan

maupun di segala bidang.

22

Page 23: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

BAB III PENUTUP

III.I Kesimpulan dan Saran

Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan benegara adalah suatu keniscayaan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam

fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan

warganegara terhadap Pancasila tetap tinggi. Di lain pihak, apatisme dan resistensi terhadap

Pancasila bias diminimalisir.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik dan benar serta patuh dan taat terhadap peraturan,

sudah selayaknya dan sepatutnya pengamalan nilai –nilai yang trkandung dalam Pancasila

kita laksakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Karena nilai - nilai Pancasila

merupakan nilai – nilai hidup yang menghargai martabat kemanusiaan,merupakan jiwa dan

watak bangsa Indonesia yang di gali sejak jaman nenek moyang. Kehidupan kita sebagai

bangsa akan hancur apabila kita tidak mengamalkan Pancasila.

Dengan berlandasan falsafat pancasila,yang berisi nilai - nilai luhur yang bersifat universal

dan landasan Undang - Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar nasional,yang menentukan

cita - cita perjuangan bangsa Indonesia ke dalam dan ke luar negeri yang dilandasi oleh

prinsip - prinsip cinta damai ,meskipun lebih cinta ke pada kemerdekaan ,diabdikan kepada

kepentingan nasional dengan tetap menghormati dan memperhatikan kepentingan negara -

negara luar ,serta membuka pintu lebar - lebar bagi kerjasama internasional atas dasar saling

hormat - menghormati dan saling menguntungkan.

III.II Penutup

Demikianlah makalh ini saya tulis. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

23

Page 24: KATA PENGANTAR Tugas Pancasila Akhir

DAFTAR PUSTAKA

• H. Moesadin Malik Ir., M.Si, Jakarta, februari 2012, pendidikan pancasila

• http://irena040506.wordpress.com/2010/11/25/

• http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila/

• http://cahndeso86.blogspot.com/2009/12/blog-post.html/

• http://fhy13candra.blogspot.com/2011/04/

• http://bobrokisasi.blogspot.com/2012/04/aktualisasi-pancasila-dalam-era.html /

• http://pormadi.wordpress.com/2007/10/01/nilai-nilai-pancasila-dan-uud-1945/

• http://maixelsh.wordpress.com/2010/11/25/aktualisasi-pengalaman-pancasila-dan-

uud-1945-dalam-era-globalisasi/

• http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/aktualisasi-pengalaman-pancasila-dan-

uud-1945-dalam-era-globalisasi/

• http://jumridahusni.blogspot.com/2011/07/aktualisasi-pancasila-dalam-berbagai.html /

24