55

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
Page 2: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
Page 3: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat JenderalKesehatan Masyarakat613

Indp

ISBN 978-602-416-260-31. Judul I. NUTRITIONAL REQUIREMENTII. FOOD SUPPLY III. PREGNANCYIV. NUTRITION V. CHILD HEALTH SERVICES

Petunjuk teknis pemberian makanan tambahan (balita-ibu hamil-anak sekolah).- Jakarta : KementerianKesehatan RI. 2017

Page 4: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

PETUNJUK TEKNIS

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (BALITA - ANAK SEKOLAH - IBU HAMIL)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017

2017

Page 5: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

KATA PENGANTAR

Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita dan anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) serta Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Kegiatan pembinaan gizi masyarakat yang akan dicapai dalam rangka pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019, telah menetapkan 6 sasaran dan indikator kinerja yaitu : 1) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan, 2) Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama masa kehamilan, 3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, 4) Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 5) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan, 6) Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD).

Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat pada timbulnya masalah kesehatan dan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu Pemberian Makanan Tambahan pada balita, anak SD/MI dan ibu hamil.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk

Suplementasi Gizi merupakan penyempurnaan sekaligus pengganti dari Kepmenkes Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan Kepmenkes Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 Tentang Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu Hamil, disesuaikan dengan perkembangan hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan zat gizi pada tiap sasaran berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013 serta perbaikan tampilan produk Makanan Tambahan (MT) telah pula dilakukan perubahan terhadap bentuk kemasan menyesuaikan dengan aturan pemberian.

Agar pemberian makanan tambahan pada Balita, Anak Sekolah dan Ibu

Hamil dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan bagi tenaga kesehatan dan semua pihak terkait. Ruang lingkup petunjuk teknis ini mencakup hal hal yang berkaitan dengan jenis dan karakteristik produk MT, pengiriman, penyimpanan dan distribusi MT serta monitoring dan evaluasi.

Kami menyadari bahwa petunjuk teknis ini masih memiliki kekurangan,

sehingga sekiranya ada masukan untuk perbaikan akan kami terima untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang.

Jakarta, Agustus 2017 Direktur Gizi Masyarakat

Ir. Doddy Izwardy, MA

I

Page 6: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. iii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 2 B. Tujuan .......................................................................................................... 2 C. Pengertian .................................................................................................... 3 D. Sasaran ....................................................................................................... 3 E. Dasar Hukum ............................................................................................... 4

BAB II JENIS DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAHAN

A. MT Balita ..................................................................................................... B. MT Anak Sekolah ......................................................................................... C. MT Ibu Hamil ................................................................................................

BAB III PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN

TAMBAHAN ................................................................................................ A. Pengiriman .................................................................................................. B. Penyimpanan ................................................................................................ C. Pendistribusian ............................................................................................

BAB IV PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA SASARAN

A. MT Balita ...................................................................................................... B. MT Anak Sekolah ......................................................................................... C. MT Ibu Hamil ................................................................................................

BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI ................................................................

A. Pemantauan ................................................................................................. B. Evaluasi ........................................................................................................

BAB VI PENUTUP .............................................................................................................

II

iiiiiiiii

112233

991011

15151516

171721

22

5567

Page 7: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

DAFTAR SINGKATAN AKE : Angka Kecukupan Energi AKG : Angka Kecukupan Gizi BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah BB : Berat Badan BDD : Bidan di Desa BASTB : Berita Acara Serah Terima Barang BAPB : Berita Acara Penerimaan Barang IMD : Inisiasi Menyusu Dini KEK : Kurang Energi Kronis KPB : Kartu Persediaan Barang LiLA : Lingkar Lengan Atas MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu MI : Madrasah Ibtidaiyah MT : Makanan Tambahan PMT : Pemberian Makanan Tambahan PMT-AS : Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah PB : Panjang Badan SD : Sekolah Dasar Sd : Standar deviasi SDT : Survei Diet Total SBBM : Surat Bukti Barang Masuk SBBK : Surat Bukti Barang Keluar TB : Tinggi Badan TTD : Tablet Tambah Darah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Pemantauan Pendistribusian MT di Tingkat Provinsi Lampiran 2 : Formulir Pemantauan Pendistribusian MT di Tingkat Kabupaten/Kota Lampiran 3 : Formulir Pemantauan Pendistribusian MT di Tingkat Puskesmas Lampiran 4 : Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Balita Lampiran 5 : Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Ibu Hamil Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi Lampiran 7 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Kabupaten/Kota Lampiran 8 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Puskesmas Lampiran 9 : Stock Opnam Makanan Tambahan di Puskesmas Lampiran 10 : Stock Opnam Makanan Tambahan di Kabupaten/Kota Lampiran 11 : Stock Opnam Makanan Tambahan di Provinsi Lampiran 12 : Catatan Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita Lampiran 13 : Catatan Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil Lampiran 14 : Contoh Form Berita Acara Serah Terima Barang Lampiran 15 : Perhitungan Luas Gudang Penyimpanan Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil Lampiran 16 : Surat Edaran Dirjen Kesmas Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang Pemberian

Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT balita, dan PMT Anak Sekolah Lampiran 17 : Rencana Distribusi PMT Tahun 2017

III

Page 8: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak

terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Anak balita, anak

usia sekolah, dan ibu hamil merupakan kelompok rawan gizi yang sangat perlu

mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila

menderita kekurangan gizi.

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita kurus

dan prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 12,1 % dan 37,2 %,

sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar

24,2%. Selain hal tersebut data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang

gizi pada anak usia 5-12 tahun sebesar 11,2 % yang disebabkan karena

berbagai hal diantaranya tidak sarapan pagi dan lebih suka makanan yang

tidak/kurang bergizi. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016

menujukkan bahwa prevalensi stunting pada balita sebesar 27,5 %, balita kurus

8,0 %, balita sangat kurus 3,1 % dan balita risiko kurus 22,8 %.

Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2

tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius.

Usia di bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa

kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Kurus

dan stunting pada usia sekolah akan berdampak pada performa belajar di

sekolah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas Sumber Daya

Manusia. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat berdampak

pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya.

Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan

merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi.

Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari

separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka

Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di

pedesaan maupun perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan

energi dan protein.

Page 9: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

2

Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus

baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat

diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita

pendek (stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia

sekolah diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk menunjang

kebutuhan gizi selama di sekolah.

Pemberian makanan tambahan ditujukan untuk sasaran kelompok rawan

gizi yang meliputi balita kurus 6-59 bulan maupun anak Sekolah Dasar/MI

dengan kategori kurus yaitu balita dan anak sekolah yang berdasarkan hasil

pengukuran berat badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari

minus dua Standar Deviasi (<-2 Sd), serta ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis

(KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih

kecil dari 23,5 cm.

Penelitian Elisabeth Kristiansson, et all, 2016 berdasarkan hasil analisis

data dari 31 negara memperlihatkan suplementasi makanan menunjukan adanya

kenaikan berat badan pada keluarga kurang mampu. Demikian halnya anak-anak

usia 6 – 23 bulan yang diberikan makanan tambahan selama 6 bulan

menunjukan kenaikan berat badan, selanjutnya ketika MT diberikan bersama

edukasi gizi dan intervensi berbasis pangan lokal maka kenaikan berat badan

menjadi lebih besar.

a. Tujuan

Memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan pihak terkait tentang :

1. Jenis dan karaktristik produk makanan tambahan Balita, Anak Sekolah

dan Ibu Hamil

2. Pengiriman, penyimpanan dan pendistribusian MT

3. Pemberian MT kepada sasaran

4. Pemantauan dan Evaluasi MT

b. Pengertian

a. Suplementasi Gizi merupakan penambahan makanan atau zat gizi yang

diberikan dalam bentuk; a) makanan tambahan, b) tablet tambah darah, c)

kapsul vitamin A, dan d) bubuk tabur gizi yang bertujuan untuk memenuhi

kecukupan gizi bagi bayi, balita, anak usia sekolah, wanita usia subur, ibu

hamil, dan ibu nifas

Page 10: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

3

b. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah makanan tambahan yang

diberikan kepada sasaran untuk mempertahankan status gizi normal

dengan waktu pemberian maksimal selama 1 bulan.

c. Makanan Tambahan Pemulihan adalah makanan tambahan yang

diberikan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran.

d. MT Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam

bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin

dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan

dengan kategori kurus untuk mencukupi kebutuhan gizi.

e. MT Anak Sekolah adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan

dalam bentuk krekers/biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak usia Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dengan kategori kurus untuk

mencukupi kebutuhan gizi.

f. MT Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat

dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang

diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK)

untuk mencukupi kebutuhan gizi.

c. Sasaran 1. Sasaran utama MT Balita adalah balita kurus usia 6-59 bulan dengan

indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan

(TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 Sd) yang tidak rawat inap

dan tidak rawat jalan.

2. Sasaran utama MT anak usia SD/MI kurus dengan indikator Berat Badan

(BB) menurut Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 Standar Deviasi (<- 2

Sd) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.

3. Sasaran utama MT Ibu Hamil adalah Ibu Hamil risiko Kurang Energi

Kronis (KEK) yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari

23,5 cm.

d. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

b. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu

Ibu Eksklusif

Page 11: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

4

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN)

tahun 2015-2019

d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2015 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016

e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tahun 2007

tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).

f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 tentang

Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia

Sekolah Dasar dan Ibu Hamil

g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman

Gizi Seimbang (PGS)

h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015

tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019

i. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar

Produk Suplementasi Gizi.

j. Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017

tentang Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita

dan PMT Anak Sekolah

Page 12: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

5

BAB II JENIS DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAHAN

A. MAKANAN TAMBAHAN BALITA 6-59 BULAN DENGAN KATEGORI KURUS

a. Kandungan Zat Gizi

Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24 bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).

Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan Tambahan Balita mengandung minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak.

Makanan Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor).

b. Karakteristik Produk Bentuk :

biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita” Tekstur/Konsistensi :

renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut. Berat :

berat rata-rata 10 gram/keping. Warna :

sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong). Rasa : Manis. Mutu dan keamanan :

produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan mutu dan keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.

Masa kedaluwarsa : waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

Page 13: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

6

c. Kemasan Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer

(berat 40 gram). Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu)

kotak kemasan sekunder (berat 840 gram). Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan

tersier. B. MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN

KATEGORI KURUS

a. Kandungan Zat Gizi Makanan Tambahan Anak Sekolah adalah suplementasi gizi berupa

makanan tambahan dalam bentuk krekers/biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada anak usia Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dengan kategori kurus untuk mencukupi kebutuhan gizi.

Tiap kemasan primer (6 keping/36 gram) Makanan Tambahan Anak Sekolah mengandung 144-216 Kalori, 3,96-5,76 gram protein, 5,04-7,56 gram lemak.

Makanan Tambahan Anak Sekolah diperkaya 11 macam vitamin (A, D E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).

b. Karakteristik Produk

Bentuk : biskuit krekers yang pada permukaan belakang biskuit tercantum tulisan “MT Anak Sekolah”

Tekstur/Konsistensi : renyah. Berat :

berat rata-rata 6 gram/keping dengan kisaran 5-7 gram/keping. Warna :

sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong). Rasa : manis. Mutu dan keamanan :

Page 14: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

7

produk makanan tambahan anak sekolah memenuhi persyaratan mutu dan keamanan sesuai untuk anak usia sekolah dasar.

Masa kedaluwarsa : waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

c. Kemasan Setiap 6 (enam) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer

(berat 36 gram). Setiap 6 (enam) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan

sekunder (berat 216 gram). Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan

tersier.

C. MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)

a. Kandungan Zat Gizi Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi berupa biskuit

lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi.

Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram) Makanan Tambahan Ibu Hamil mengandung minimum 270 Kalori, minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak.

Makanan Tambahan Ibu Hamil diperkaya 11 macam vitamin(A, D E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium, Seng, Iodium, Fosfor, Selenium).

b. Karakteristik Produk Bentuk :

biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas biskuit tercantum tulisan “MT Ibu Hamil” .

Page 15: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

8

Tekstur/Konsistensi : - biskuit : renyah - isi : krim/selai padat dan lembut

Berat : berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis. Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak

gosong). Rasa :

- Biskuit : manis - Isi : manis rasa strawberry/nenas/lemon

Mutu dan keamanan : produk makanan tambahan ibu hamil memenuhi persyaratan mutu dan keamanan sesuai untuk ibu hamil.

Masa kedaluwarsa : waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

c. Kemasan Setiap 3 (tiga) biskuit lapis dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer

(berat 60 gram). Setiap 7 (tujuh) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak

kemasan sekunder (berat 420 gram). Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu)

kemasan tersier.

Page 16: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

9

BAB III

PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN

MAKANAN TAMBAHAN A. PENGIRIMAN MAKANAN TAMBAHAN

Pengadaan MT oleh Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2017 dilakukan untuk dikirim ke daerah (MT Balita dan MT Ibu Hamil) dan stock pusat (MT Balita, MT Ibu Hamil dan MT Anak Sekolah). Pengiriman MT ke daerah melalui pranko provinsi, dan disediakan dana sewa gudang dan distribusi sampai puskesmas melalui dana dekonsentrasi pembinaan gizi masyarakat tahun 2017.

Pengadaan MT stock pusat untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari daerah dalam rangka penanggulangan kekurangan gizi, mengantisipasi kedaruratan gizi di daerah rawan bencana seperti bencana asap, gunung meletus, banjir dan bencana lainnya serta sebagai bahan kontak bantuan Kementerian Kesehatan untuk kunjungan Pejabat Negara.

Dalam rangka penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi

pada lingkup pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pemberian MT merupakan upaya yang dapat dilakukan sejalan dengan kegiatan germas lainnya.

Mekanisme Pengiriman MT Balita dan MT Ibu Hamil dari Pusat ke Provinsi

(pranko provinsi) sebagai berikut : 1. Sebelum dilakukan pengiriman ke daerah, terlebih dahulu dilakukan

pemeriksaan MT di gudang produsen/penyedia barang dan dibuatkan Berita Acara Penerimaan Barang (BAPT) oleh Panitia Penerima Barang di tingkat pusat.

2. Direktorat Gizi Masyarakat membuat surat pemberitahuan yang ditujukan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan tentang rencana pengiriman MT sesuai alokasi yang sudah ditetapkan.

3. Produsen/penyedia barang memberitahukan tentang jumlah dan waktu pengiriman MT kepada Kepala Dinas Kesehatan/Petugas Pengelola MT Dinas Kesehatan Provinsi.

4. Produsen/penyedia barang mengirim MT ke gudang yang telah disiapkan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi dalam jumlah sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan.

Page 17: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

10

5. Apabila kapasitas gudang tidak mencukupi sesuai dengan alokasi pengiriman, maka dapat dilakukan penyesuaian jadwal dan jumlah pengiriman MT berdasarkan kesepakatan bersama antara produsen/penyedia barang dengan Dinas Kesehatan Provinsi setempat.

6. Setelah MT diterima, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Petugas yang

ditunjuk membuat dan menandatangani berita acara penerimaan barang sesuai jumlah, jenis, dan kualitas yang diterima. Berita Acara Penerimaan Barang yang asli diserahkan ke produsen/penyedia barang dan tembusan dikirim ke Direktorat Gizi Masyarakat.

B. PENYIMPANAN MAKANAN TAMBAHAN

Persyaratan tempat dan cara penyimpanan merupakan salah satu bagian penting dalam prosedur pengelolaan MT sehingga perlu dipersiapkan dengan baik agar kualitas MT dapat tetap terjaga sampai kepada sasaran. Adapun persyaratan gudang/tempat penyimpanan MT adalah sebagai berikut :

1. Di Gudang Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota a. Gudang penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari

tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya; b. Ruang gudang tidak bocor dan lembab, ruangan mempunyai ventilasi dan

pencahayaan yang baik; c. Bangunan dan pekarangan sekitar gudang harus selalu bersih, bebas

kotoran dan sampah; d. Pintu gudang dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada saat keluar

masuk makanan tambahan; e. Makanan tambahan diletakkan di alas/rak/palet yang kuat minimal 30 cm

dari dinding; f. Penyusunan peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa

sehingga barang tetap dalam kondisi baik. Batas maksimum tumpukan adalah 12 karton untuk MT Balita maupun MT Ibu Hamil. Contoh perhitungan luas gudang penyimpanan (lihat lampiran 15).

g. Penyusunan karton makanan tambahan dalam gudang harus menggunakan alas/rak/palet dan dilarang menginjak tumpukan karton;

h. Makanan tambahan yang masuk ke gudang lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu (First In First Out = FIFO);

i. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan lain dan bahan bukan pangan;

j. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan di gudang, diambil dan dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik;

k. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita Acara Penghapusan oleh Tim yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang/Kepala Dinas Kesehatan setempat;

l. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek, pecah, kempes dan teksturnya berubah;

Page 18: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

11

m. Pada waktu melakukan bongkar muat makanan tambahan dilarang menggunakan ganco atau dibanting.

2. Di Puskesmas a. Tempat Penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari

tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya; b. Tempat penyimpanan tidak bocor dan lembab ruangan mempunyai

ventilasi dan pencahayaan yang baik; c. Makanan tambahan hendaknya tidak diletakkan langsung di lantai; d. Penyusunan/peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa

sehingga barang tetap dalam kondisi baik. e. Makanan tambahan yang masuk ke tempat penyimpanan yang lebih awal

dikeluarkan terlebih dahulu (First in First Out = FIFO); f. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan

lain dan bahan bukan pangan; g. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan, diambil dan

dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik; h. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita

Acara Penghapusan oleh Kepala Puskesmas setempat; i. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,

pecah, kempes dan teksturnya berubah.

3. Di tempat pendistribusian (Posyandu, Polindes, Sekolah atau tempat penyimpanan lainnya) a. Tempat penyimpanan MT harus selalu bersih, higienis. b. MT diletakkan di atas alas dan usahakan tidak menempel dinding. c. Atap tidak bocor mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang baik serta

tidak lembab. d. Tempat penyimpanan harus bebas dari tikus, kecoa, dan binatang

pengerat lainnya. e. Penyimpanan MT tidak boleh dicampur dengan bahan berbahaya. f. MT biskuit dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang, sobek, pecah,

atau biskuit tidak renyah. 4. Di Rumah Tangga/Keluarga

Makanan Tambahan yang diterima harus disimpan pada tempat yang kering, bersih dan tertutup agar terhindar dari bahan cemaran dan binatang pengganggu.

C. PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN a. Makanan Tambahan Kirim ke Daerah

1. Dinas Kesehatan Provinsi bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat rencana distribusi MT ke masing-masing Puskesmas berdasarkan data sasaran di tiap Puskesmas.

Page 19: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

12

2. Dinas Kesehatan Provinsi melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menginformasikan secara tertulis ke Puskesmas tentang jumlah dan waktu penerimaan MT yang akan didistribusikan ke masing-masing Puskesmas, agar Puskesmas mengetahui jumlah MT yang akan diterima dan mempersiapkan tempat penyimpanan yang memenuhi syarat.

3. Pada kondisi dimana tidak memungkinkan MT dikirim langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi ke Puskesmas karena alasan tertentu misal keterbatasan tempat penyimpanan atau kondisi geografis yang sulit dijangkau, maka sebagai alternatif MT dari Dinkes Provinsi dapat dikirim ke puskesmas melalui Dinkes Kabupaten/Kota.

4. Setelah MT diterima di Puskesmas, petugas Puskesmas membuat tanda terima yang memuat jumlah dan jenis MT. Bukti penerimaan barang yang asli diserahkan ke pihak pengirim barang dan tembusan dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.

5. Penanggungjawab gudang Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan administrasi gudang, yaitu dengan membuat Surat Bukti Barang Masuk (SBBM), Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), Kartu Persediaan Barang (KPB)

6. Puskesmas mengirim MT ke sasaran melalui Posyandu atau unit pelayanan kesehatan lainnya melalui Bidan di Desa (BDD) atau petugas yang ditunjuk/kader.

7. BDD atau petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT ke sasaran dan mencatat jumlah MT yang telah didistribusikan.

BAGAN MEKANISME DISTRIBUSI MT

Keterangan :

Produsen/Penyedia MT

Dirktorat Gizi Masyarakat

Dinkes Propinsi Provinsi

Dinkes Kabupaten/Kota

SASARAN

Puskesmas

: Distribusi

: Koordinasi

: Alternatif Distribusi

Page 20: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

13

Penjelasan Bagan Distribusi MT Di dalam pendistribusian MT produsen/penyedia barang berkoordinasi

dengan Direktorat Gizi Masyarakat. MT didistribusikan oleh produsen/penyedia barang ke gudang provinsi yang

telah disiapkan Dinas Kesehatan Provinsi. Pada tahap selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi akan mengirimkan MT ke

Puskesmas, Alternatif pendistribusian MT dari Dinkes Provinsi ke Dinkes Kabupaten/Kota

karena alasan tertentu. Puskesmas melalui BDD/petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT

ke Posyandu atau tempat lain yang ditentukan, selanjutnya diberikan ke sasaran.

Direktorat Gizi Masyarakat mengadakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Demikian juga Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan evaluasi pendistribusian MT.

Pencatatan MT dilakukan oleh penanggungjawab gudang dan diketahui pengelola program gizi. Frekuensi pencatatan disesuaikan dengan jadwal penerimaan dan pengeluaran atau distribusi MT.

Ketentuan Pendistribusian (MT Balita dan MT Ibu Hamil) :

1. Pengadaan MT oleh Pusat tahun 2017 dikirim melalui pranko provinsi dengan alokasi distribusi sebagimana tertera pada lampiran 17

2. MT yang diterima oleh provinsi seluruhnya harus didistribusikan ke puskesmas sesuai alokasi distribusi yang telah direnacanakan oleh setiap daerah.

3. MT yang didistribusikan ke puskesmas dihitung berdasarkan jumlah balita kurus dan ibu hamil KEK untuk pemberian selama 90 hari sesuai aturan konsumsi untuk setiap sasaran.

4. MT yang diterima oleh puskesmas dapat didistribusikan kepada sasaran sebagai MT Pemulihan untuk balita kurus dan ibu hamil KEK sesuai aturan pemberian dan juga sebagai MT Penyuluhan untuk balita dan ibu hamil dengan status gizi normal dengan waktu pemberian maksimal selama satu bulan sesuai Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017 Tentang Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah (lampiran 16)

Page 21: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

14

b. Makanan Tambahan Buffer Stock

Mekanisme permintaan dan pendistribusian MT Buffer Stock adalah sebagai berikut : 1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Kementerian/Lembaga,

Legislatif, Lintas program/Lintas sektor, Organisasi Profesi, Organisasi Keagamaan, Organisasi Kemasyarakatan, Yayasan, LSM serta stakeholder dan lain-lain yang membutuhkan MT buffer stock membuat rencana permintaan sesuai kebutuhan untuk balita usia 6-59 bulan/anak sekolah SD/MI/Ibu hamil KEK di daerah rawan gizi/keadaan darurat/bencana.

2. Pihak yang membutuhkan MT buffer stock menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya) untuk biaya operasional, pergudangan dan pendistribusian MT buffer stock.

3. Selanjutnya pihak yang membutuhkan MT buffer stock mengirimkan surat permintaan ke Direktorat Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat.

4. Surat permintaan MT yang masuk akan ditelaah oleh Direktorat Gizi Masyarakat. Telaahan tersebut meliputi jumlah ketersediaan MT di pusat dan daerah, ketersediaan biaya pengiriman, lokasi yang akan dikirim serta jumlah dan kelompok sasaran yang akan diberikan.

5. MT buffer stock dapat diberikan setelah ditelaah secara teknis dan memenuhi persyaratan sebagai berikut : Surat permintaan MT buffer stock tersebut ditujukan kepada Direktur

Gizi Masyarakat Kemenkes RI yang dilampiri dengan jumlah sasaran balita kurus (BB/PB/PB<-2 SD)/ anak SD/MI kurus (<-2SD)/ Ibu Hamil KEK.

Biaya pengiriman MT buffer stock dari pusat ke daerah dengan pranko gudang Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung oleh pusat, sedangkan biaya pengiriman ke sasaran dari Provinsi/Kabupaten/Kota ditanggung oleh masing-masing pihak pemohon.

Pihak pemohon menyiapkan tempat penerimaan atau penyimpanan sementara (gudang) dan menyusun rencana distribusi (rensi) pendistribusiannya sampai ke sasaran.

6. Pengiriman MT buffer stock ke lokasi akan dilaksanakan setelah dinyatakan layak untuk diberikan dan akan dikirimkan ke lokasi dengan jumlah bantuan yang telah disetujui.

Page 22: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

15

BAB IV PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA SASARAN

Pemberian Makanan Tambahan kepada sasaran perlu dilakukan secara benar sesuai aturan konsumsi yang dianjurkan. Pemberian makanan tambahan yang tidak tepat sasaran, tidak sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak efektif dalam upaya pemulihan status gizi sasaran serta dapat menimbulkan permasalahan gizi. Makanan tambahan diberikan kepada sasaran sebagai Makanan Tambahan Penyuluhan untuk mempertahankan status gizi normal maupun sebagai Makanan Tambahan Pemulihan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran. Aturan pemberian MT Penyuluhan kepada sasaran telah diatur melalui Surat Edaran Dirjen Kesehatan Masyarakat Nomor : HK.02.02/V/407/2017 tentang Pemberian Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil, PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah (lampiran 16) Berikut standar pemberian makanan tambahan pemulihan untuk setiap kelompok sasaran A. Makanan Tambahan Balita

a. Prinsip Dasar Pemberian : Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita adalah untuk memenuhi kecukupan gizi agar mencapai berat badan sesuai umur.

b. Ketentuan Pemberian : 1. MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki

status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd 2. Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram) 3. Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari 4. Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari 5. Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu 6. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada

Balita dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang

7. Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik 8. Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air

matang dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan menggunakan sendok

9. Setiap pemberian MT harus dihabiskan

B. Makanan Tambahan Anak Sekolah

a. Prinsip Dasar Pemberian Pemberian makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi anak usia sekolah dasar

Page 23: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

16

b. Ketentuan Pemberian : 1. MT diberikan pada anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus yaitu

anak usia sekolah dasar yang memiliki status gizi berdasarkan indeks IMT/U dibawah -2 Sd, tidak rawat inap dan tidak rawat jalan

2. Tiap bungkus MT anak sekolah berisi 6 keping biskuit (36 gram) 3. Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian 4. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT Anak Sekolah

pemulihan bisa dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang

5. Dilakukan pemantauan pertambahan berat badan tiap bulan di sekolah 5. Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit di sekolah bersama-sama

pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan diawasi oleh guru kelas

6. Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh dibawa pulang

C. Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK

a. Prinsip Dasar Pemberian

Pemberian makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi ibu hamil.

b. Ketentuan Pemberian : 1. MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran

Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm 2. Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal

Care (ANC) 3. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram) 4. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil

tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)

5. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)

6. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.

Page 24: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

17

BAB VI

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. Pemantauan

Pemantauan merupakan komponen penting dalam pengelolaan MT yang mencakup pemantauan dalam pelaksanaan penyimpanan di gudang dan pendistribusian MT sampai kepada sasaran.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan tambahan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan formulir pemantauan dan melalui penggunaan aplikasi ePPGBM (elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

1. Pemantauan dan Pelaporan Distribusi MT

Dalam kegiatan pemantauan distribusi meliputi pemantauan sebagai berikut :

Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Provinsi Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat

Kabupaten/Kota Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Puskesmas Pemantauan pemanfaatan MT Balita Pemantauan pemanfaatan MT Ibu Hamil

a. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Provinsi

Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Pusat dan Provinsi dengan melakukan pengamatan terhadap:

Kondisi fisik gudang meliputi : kapasitas gudang, ventilasi, kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak

Cara penyimpanan meliputi : penggunaan palet, tata letak, bebas binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya

Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa dan jumlah MT yang rusak

Rencana pendistribusian MT dari Provinsi ke Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota (alokasi rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota)

Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak)

Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 1 (Formulir Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Provinsi)

Page 25: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

18

b. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Kabupaten/Kota

Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan melakukan pengamatan terhadap:

Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gudang, ventilasi, kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak.

Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya.

Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa dan jumlah MT yang rusak.

Rencana pendistribusian MT dari Kabupaten ke Puskesmas (alokasi rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas).

Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak).

Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 2 (Formulir Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Kabupaten/Kota)

c. Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di tingkat Puskesmas Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Kabupaten/Kota dan Puskesmas, dengan melakukan pengamatan terhadap:

Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gedung, ventilasi, kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak

Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya

Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa dan jumlah MT yang rusak

Rencana pendistribusian MT dari Puskesmas ke sasaran (alokasi rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke BDD/petugas yang ditunjuk/kader)

Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak) Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 3 (Formulir Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Puskesmas)

d. Pemantauan Pemanfaatan MT di tingkat Sasaran Pemantauan dilaksanakan oleh BDD/petugas yang ditunjuk/kader, dengan melakukan pengamatan terhadap:

Cara penyimpanan (wadah, letak) Cara penyajian (besar porsi, daya terima) Persediaan MT

Page 26: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

19

Keluhan sasaran terhadap MT Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 4 dan 5 (Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Balita dan Ibu Hamil)

e. Laporan Pelakaksanaan Distribusi MT Laporan pelaksanaan distribusi MT untuk setiap jenjang dibuat oleh pelaksana pemantauan dengan mengunakan format laporan pada lampiran 6,7 dan 8

2. Pencatatan Distribusi MT

Pencatatan distribusi MT (stock opname) secara manual dilakukan pada setiap jenjang (provinsi, kabupaten/kota, puskesmas) menggunakan formulir bantu manual stock opname seperti pada lampiran 9, 10 dan 11. Contoh pengisian formulir bantu pemantauan MT di puskesmas sebagai berikut:

Distribusi MT (stok opname) juga dapat direkam dalam aplikasi http:

//sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id. pada menu Distribusi MT. Pada aplikasi ini dapat menghasilkan format BASTB untuk keperluan administrasi. Contoh formulir BASTB seperti pada lampiran 14.

3. Pencatatan dan Pelaporan Konsumsi MT

Pencatatan dan pelaporan konsumsi MT juga dilakukan dalam bentuk elektronik melalui aplikasi e-PPGBM yang merupakan bagian dari sistem informasi gizi terpadu untuk mencatat data sasaran individu baik data penimbangan, pengukuran maupun pelayanan lainnya yang dapat diakses melalui http: //sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id. Aplikasi ini dapat memberikan umpan balik secara langsung berdasarkan status gizi sasaran. Menu entri Konsumsi MT, berguna untuk merekam jumlah dan jenis MT yang diterima sasaran serta menyajikan informasi berupa grafik perubahan berat badan.

Page 27: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

20

Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:

a. Puskesmas - Puskesmas memberikan MT kepada balita kurus dan ibu hamil KEK

kemudian dicatat ke dalam formulir pencatatan bantu di Puskesmas seperti pada lampiran 12 dan 13. Contoh pengisian formulir bantu pemantauan konsumsi sebagai berikut:

- Hasil pencatatan pada formulir bantu kemudian di entri kedalam aplikasi ePPGBM agar dapat diamati perubahan pertumbuhan berat badan dan status gizinya setiap saat.

b. Kabupaten/Kota dan Provinsi - Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh

puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM dapat diamati dan dianalisis oleh kabupaten/kota dan provinsi secara otomatis melalui menu konsumsi PMT

- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang

c. Pusat - Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh

puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM juga dapat diamati dan dianalisis oleh pusat secara otomatis melalui menu konsumsi PMT

- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang

Page 28: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

21

B. Evaluasi

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan dan mengkaji masalah-masalah yang ada untuk perbaikan program selanjutnya. Evaluasi yang perlu dilakukan mencakup aspek kegiatan maupun hasil kegiatan untuk dapat menjawab apakah kegiatan pemberian MT telah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan status gizi sasaran sesuai yang diharapkan.

Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya yang ada di masing-masing tingkat administrasi. Hasil dari kegiatan evaluasi ini sebagai bahan perencanaan kegiatan pada pelaksanaan pemberian makanan tambahan pada tahun berikutnya.

Page 29: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

22

BAB VII

PENUTUP

Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rawan gizi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi yang pada akhirnya dapat meningkatkan status gizi sasaran. Peran serta semua pihak sangat diharapkan dalam mendukung keberhasilan kegiatan pemberian MT kepada sasaran.

Dalam kegiatan pemberian makanan tambahan disertai dengan kegiatan konseling dan pendidikan gizi masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya gizi bagi kesehatan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan masalah gizi yang terjadi di masyarakat sebagai bagian dari pembangunan sumberdaya manusia.

Buku petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan bagi petugas kesehatan maupun pihak terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan pemberian makanan tambahan agar mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.

Page 30: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

23

Lampiran 1

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMABAHAN

DI TINGKAT PROVINSI

Propinsi : ……………………..

No. INFORMASI JAWABAN KETERANGAN YA TIDAK 1. Mengetahui jadwal

penerimaan dari penyedia barang ke gudang provinsi

Lihat Surat Rencana Pengiriman dari penyedia barang ke Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau cek apakah ada informasi lisan melalui telepon

2. Ada gudang penyimpanan MT, amati penyimpanan MT di gudang - Kebersihan - Ventilasi - Kelembaban - Atap tidak bocor - Kapasitas - Cara penyimpanan - Tumpukan kardus - Palet - Penyimpanan terpisah

dari bahan berbahaya - Penyimpanan yang rusak

terpisah

Amati gudang penyimpanan MT

3. Penerimaan MT tepat waktu Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB

4. Jumlah dan jenis yang

diterima sesuai dengan Surat Pengiriman Barang (SPB)

Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB

5. Ada catatan administrasi

MT - Masuk - Keluar - Sisa - Rusak

Cek catatan administrasi gudang

6. Apakah ada MT dari sumber lain ?

- Sumber - Nama produk - Jenis - Jumlah - Sasaran

APBD I/dan lain-lain

Page 31: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

24

7. Ada rencana distribusi MT

ke Puskesmas/Kab/Kota - Jumlah - Jenis - Waktu distribusi

Lihat catatan rencana distribusi MT ke Puskesmas/Kab/Kota

8. Pelaksanaan distribusi MT - Sesuai jumlah - Sesuai jenis - Sesuai waktu - Distribusi MT tahap ke

berapa - Kalau tidak sesuai

sebutkan alasannya

Lihat dokumen SBBK

9. Pendistribusian MT : - Dikirim oleh Petugas

Provinsi/Perusahaan Jasa Pengiriman Barang

Lihat dokumen pengiriman MT

………………………….20.. Petugas Pemantau

Provinsi Pusat

……………………………. …………………………….

Page 32: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

25

Lampiran 2

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Kabupaten : ………………………….. Propinsi : …………………………..

No. INFORMASI JAWABAN KETERANGAN YA TIDAK 1. Mengetahui jadwal

penerimaan dari Dinkes Provinsi ke Dinkes Kabupaten/Kota

Lihat Surat Rencana Pengiriman dari Dinkes Provinsi ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau cek apakah ada informasi lisan melalui telepon

2. Ada gudang penyimpanan MT, amati penyimpanan MT di gudang - Kebersihan - Ventilasi - Kelembaban - Atap tidak bocor - Kapasitas - Cara penyimpanan - Tumpukan kardus - Palet - Penyimpanan terpisah dari

bahan berbahaya - Penyimpanan yang rusak

terpisah

Amati gudang penyimpanan MT

3. Penerimaan MT tepat waktu Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB

4. Jumllah dan jenis yang

diterima sesuai dengan Surat Pengiriman Barang (SPB)

Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB

5. Ada catatan administrasi

MT - Masuk - Keluar - Sisa - Rusak

Cek catatan administrasi gudang

Page 33: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

26

6. Apakah ada MT dari sumber lain ?

- Sumber - Nama produk - Jenis - Jumlah - Sasaran

APBDII/lain-lain

7. Ada rencana distribusi MT ke Puskesmas - Jumlah - Jenis - Waktu distribusi

Lihat catatan rencana distribusi MT ke Puskesmas

8. Pelaksanaan distribusi MT - Sesuai jumlah - Sesuai jenis - Sesuai waktu - Distribusi MT tahap ke

berapa - Kalau tidak sesuai

sebutkan alasannya

Lihat dokumen SBBK

9. Pendistribusian MT : - Dikirim oleh Petugas

Kabupaten/Kota /Perusahaan Jasa Pengiriman Barang

Lihat dokumen pengiriman MT

………………………….20.. Petugas Pemantau

Kabupaten/Kota Provinsi

……………………………. …………………………….

Page 34: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

27

Lampiran 3

FORMULIR PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN DI TINGKAT PUSKESMAS

Puskesmas : ……………………. Kabupaten : ……………………. Propinsi : …………………….

No. INFORMASI JAWABAN KETERANGAN YA TIDAK 1. Mengetahui jadwal

penerimaan dari Dinkes Kabupaten/Kota

Lihat Surat Rencana Pengiriman dari Dinkes kabupaten/Kota ke Kepala Puskesmas atau cek apakah ada informasi lisan melalui telepon

2. Ada gudang penyimpanan PMT, amati penyimpanan PMT di gudang - Kebersihan - Ventilasi - Kelembaban - Atap tidak bocor - Kapasitas - Cara penyimpanan - Tumpukan kardus - Palet - Penyimpanan terpisah dari

bahan berbahaya - Penyimpanan yang rusak

terpisah

Amati gudang penyimpanan PMT

3. Penerimaan PMT tepat waktu Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB

4. Jumlah dan jenis yang

diterima sesuai dengan Surat Pengiriman Barang (SPB)

Cocokkan dokumen SPB dengan BAPB

5. Ada catatan administrasi

MT - Masuk - Keluar - Sisa - Rusak

Cek catatan administrasi gudang

Page 35: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

28

6. Apakah ada data sasaran ? - Balita 6-59 bulan - Bumil KEK

Cek data sasaran MT di seluruh desa wilayah kerja Puskesmas

7. Apakah ada rencana kegiatan

distribusi MT ? Cek dokumen

rencana distribusi MT

8. Apakah sebelum

pendistribusian MT, ada pemberitahuan dari Puskesmas ?

Cek arsip surat pemberitahuan distribusi MT dari Puskesmas ke BDD/petugas yg ditunjuk/kader

9. Apakah pendistribusian MT

sesuai rencana ? - Jumlah - Jenis - Waktu distribusi

Cek kesesuaian jumlah MT yang dikirim dengan jumlah sasaran

10. Bagaimana cara

pendistribusian MT ? Jelas

11. Apakah ada MT dari sumber lain yang didistribusikan ?

- Sumber - Nama produk - Jenis - Jumlah - Sasaran

APBDII/lain-lain

………………………….20.. Petugas Pemantau

Puskesmas Kabupaten/Kota

……………………………. …………………………….

Page 36: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

29

Lampiran 4

FORMULIR PEMANTAUAN PEMANFAATAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA

Provinsi : ………………………… Nama Ibu : ………………… Kabupaten/Kota : ………………………… Nama Anak : ………………… Kecamatan : ………………………… Umur Anak : ……..bln Puskesmas : ………………………… Desa : ………………………… Posyandu : …………………………

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah anak ibu mendapat MT ? Jelas 2. Jenis MT apa yang anak ibu terima ? Jelas

3. Sejak kapan anak ibu menerima MT? Jelas

4. Berapa jumlah MT yang diterima ? Jelas

5. Dimana tempat penyimpanan MT (wadah, letak) dan bagaimana cara penyimpanannya?

Amati tempat penyimpanan dan cara penyimpanan

6. Siapa saja yang mengonsumsi MT Jelas 7. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan cara

penyiapan MT Sebutkan dari mana ibu mendapatkan penjelasan

8. Bagaimana ibu menyiapkan MT Ibu mempraktekkan cara menyiapkan MT, bagaimana besar porsinya

9. Berapa kali MT diberikan dalam satu hari Sebutkan 10. Apakah anak ibu suka MT yang diberikan ? DInilai dari habis atau tidak

habis dimakan 11. Bagaimana kesehatan anak ibu setelah

mengonsumsi MT? Menurut pendapat Ibu dan lihat KMS jika ada atau catatan lainnya

12. Apakah BB anak ibu bertambah setelah mengonsumsi MT?

Menurut pendapat Ibu dan lihat KMS jika ada atau catatan lainnya

13. Apakah ada keluhan anak pada saat dan setelah mengonsumsi MT? Kalau ada keluhan, apa keluhannya? Bagaimana cara mengatasinya?

Informasi diperoleh dari pendapat ibu misalnya: muntah, diare, sembelit, dll.

Petugas Pemantau:

BDD/Kader Puskesmas

………………………………. ………………………………..

Page 37: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

30

Lampiran 5

FORMULIR PEMANTAUAN PEMANFAATAN MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL

Provinsi : ..……………………. Nama Ibu : ……………… Kabupaten/Kota : ……………………… Nama Suami : ……………… Kecamatan : ……………………… Umur Ibu : ……… thn Puskesmas : ……………………… Desa : ……………………… Posyandu : ...…………………….

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah ibu mendapat MT ? Jelas 2. Jenis MT apa yang ibu terima ? Jelas

3. Sejak kapan ibu menerima MT ? Jelas

4. Berapa jumlah MT yang ibu diterima ? Jelas

5. Dimana tempat penyimpanan MT (wadah, letak) dan bagaimana cara penyimpanannya?

Amati tempat penyimpanan dan cara penyimpanan

6. Siapa saja yang mengonsumsi MT ? Jelas 7. Apakah ibu pernah mendapat penjelasan cara

penyiapan MT ? Sebutkan dari mana ibu mendapatkan penjelasan

8. Bagaimana ibu menyiapkan MT ? Ibu mempraktekkan cara menyiapkan MT, bagaimana besar porsi

9. Berapa kali ibu mengonsumsi MT satu hari ? Sebutkan 10. Apakah ibu menyukai MT yang diterima? DInilai dari habis atau tidak

habis dimakan 11. Bagaimana kesehatan ibu setelah mengonsumsi

MT? Menurut pendapat atau catatan lainnya

12. Apakah BB Ibu bertambah setelah mengonsumsi MT?

Menurut pendapat Ibu dan lihat KMS jika ada atau catatan lainnya

13. Apakah ada keluhan ibu pada saat dan setelah mengonsumsi MT? Kalau ada keluhan, apa keluhannya? Bagaimana cara mengatasinya?

Informasi diperoleh dari pendapat ibu misalnya: muntah, diare, sembelit, dll.

Petugas Pemantau:

BDD/Kader Puskesmas

………………………………. ……………………………….

Page 38: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

31

Lampiran 6

LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN DI TINGKAT PROVINSI

TAHUN ……. Provinsi : …………………………… 1. Data Sasaran PMT

a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak b. Jumlah balita kurus : …………….. . anak ( ………..%) c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI :………………..anak d. Jumlah anak usia SD/MI kurus :………………..anak (…………%) e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ……………….orang f. Jumlah ibu hamil KEK : ……………… orang (………...%)

2. Jumlah PMT

Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat penyimpanan

MT Balita - Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg - Jumlah MT yang rusak: ………...kg - Jumlah MT yang hilang:…….…...kg

MT Ibu Hamil - Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg - Jumlah MT yang rusak: ………...kg - Jumlah MT yang hilang:………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT

- Gudang/tempat penyimpanan MT :……………..

memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang memenuhi syarat *) - Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat angkut, dll) : Baik/cukup baik/kurang baik *)

4. Prosedur Penerimaan MT : Baik/cukup baik/kurang baik *)

5. Prosedur Penyimpanan MT :

Baik/cukup baik/kurang baik *)

6. Prosedur Pendistribusian MT : Baik/cukup baik/kurang baik *)

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT : Baik/cukup baik/kurang baik *)

Page 39: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

32

8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

10. Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

11. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………….20.. Pelapor

Provinsi Pusat

……………………………. ……………………………. Keterangan : Sarana dan prasarana *) - Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan - Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan - Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *) - Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur - Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur - Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

Page 40: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

33

Lampiran 7

LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

TAHUN ……. Kabupaten/Kota : ........................................ Provinsi : …………………………… 1. Data Sasaran PMT

a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak b. Jumlah balita kurus : …………….. . anak ( ………..%) c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI :………………..anak d. Jumlah anak usia SD/MI kurus :………………..anak (…………%) e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ……………….orang f. Jumlah ibu hamil KEK : ……………… orang (………...%)

2. Jumlah MT

Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat penyimpanan

MT Balita - Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg - Jumlah MT yang rusak: ………...kg - Jumlah MT yang hilang:…….…...kg

MT Ibu Hamil - Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg - Jumlah MT yang rusak: ………...kg - Jumlah MT yang hilang:………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT

- Gudang/tempat penyimpanan MT :…………….. memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang memenuhi syarat *)

- Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat angkut, dll) :................

Baik/cukup baik/kurang baik *)

4. Prosedur Penerimaan MT : Baik/cukup baik/kurang baik *)

5. Prosedur Penyimpanan MT :

Baik/cukup baik/kurang baik *)

6. Prosedur Pendistribusian MT : Baik/cukup baik/kurang baik *)

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT : Baik/cukup baik/kurang baik *)

Page 41: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

34

8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT :

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

10. Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

11. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………….20.. Pelapor

Kabupaten/Kota Provinsi

……………………………. …………………………….

Keterangan : Sarana dan prasarana *) - Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan - Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan - Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *) - Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur - Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur - Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

Page 42: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

35

Lampiran 8

LAPORAN PEMANTAUAN PENDISTRIBUSIAN MAKANAN TAMBAHAN DI TINGKAT PUSKESMAS

TAHUN ……. Puskesmas : ....................................... Kabupaten/Kota : ....................................... Provinsi : …………………………… 1. Data Sasaran PMT

a. Jumlah seluruh balita : ……………… anak b. Jumlah balita kurus : …………….. . anak ( ………..%) c. Jumlah seluruh anak usia SD/MI :………………..anak d. Jumlah anak usia SD/MI kurus :………………..anak (…………%) e. Jumlah seluruh Ibu Hamil : ……………….orang f. Jumlah ibu hamil KEK : ……………… orang (………...%)

2. Jumlah MT

Jumlah MT Balita dan MT Ibu Hamil berdasarkan data di Gudang/tempat penyimpanan

MT Balita - Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg - Jumlah MT yang rusak: ………...kg - Jumlah MT yang hilang:…….…...kg

MT Ibu Hamil - Jumlah MT yang ada :…………..kg, seharusnya :…………….kg - Jumlah MT yang rusak: ………...kg - Jumlah MT yang hilang:………....kg

3. Sarana dan Prasarana Penyimpanan MT

- Gudang/tempat penyimpanan MT :…………….. memenuhi syarat/cukup memenuhi syarat/kurang memenuhi syarat

- Sarana tempat penyimpanan MT (palet, alat angkut, dll) : Baik/cukup baik/kurang baik

4. Prosedur Penerimaan MT : Baik/cukup baik/kurang baik

5. Prosedur Penyimpanan MT :

Baik/cukup baik/kurang baik

6. Prosedur Pendistribusian MT : Baik/cukup baik/kurang baik

7. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan MT : Baik/cukup baik/kurang baik

Page 43: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

36

8. Masalah dan Hambatan dalam pengelolaan MT : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

9. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan hambatan yang ada : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

10. Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

11. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………….20.. Pelapor

Puskesmas Kabupaten/Kota

……………………………. ……………………………. Keterangan : Sarana dan prasarana *) - Baik : jika > 80 – 100 % memenuhi persyaratan - Cukup : jika > 60 - 80 % memenuhi persyaratan - Kurang : jika ≤ 60 % memenuhi persyaratan

Prosedur *) - Baik : jika > 80 – 100 % sesuai prosedur - Cukup : jika > 60 - 80 % sesuai prosedur - Kurang : jika ≤ 60 % sesuai prosedur

Page 44: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

37

Lampiran 9

Puskesmas :

Kab/Kota :

Provinsi :

BULAN TAHUN Distribusi dan Stock MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN

JUMLAH ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

JUMLAH DISTRIBUSI (Kg)

Page 45: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

38

Lampiran 10

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

BULAN TAHUN Distribusi dan StockMT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN

JUMLAH ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

JUMLAH DISTRIBUSI (Kg)

Distribusi dan stock

Page 46: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

39

Lampiran 11

Provinsi :

BULAN TAHUN Distribusi dan Stock MT-BALITA MT-AS MT-BUMIL KETERANGAN

JUMLAH ALOKASI (Kg)

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

Distribusi

Stock Tersisa

STOCK OPNAME MAKANAN TAMBAHAN

JUMLAH DISTRIBUSI (Kg)

Page 47: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

40

43

Lampiran 12

CATATAN PEMBERIAN M

AKANAN TAMBAHAN PADA BALITA DI PUSKESM

AS Puskesm

as: Kab/Kota : Provinsi :

No

Identitas Anak Identitas Orang

Tua Pem

eriksaan 2017

2018

JAN FEB

MAR

APR M

EI JUN

JUL AGU

SEP OKT

NOV DES

JAN FEB

MAR

NIK

NIK

Tanggal

Nama Anak

Nam

a

BB

Anak ke

No HP

TB

Jenis Kelam

in

Alamat

caraukur

Tanggal lahir

RT

Jmlh PM

T (bungkus)

Umur

RW

Tahun produksi

BB Lahir

NIK

NIK

Tanggal

Nama Anak

Nam

a

BB

Anak ke

No HP

TB

Jenis Kelam

in

Alamat

caraukur

Tanggal lahir

RT

Jmlh PM

T (bungkus)

Umur

RW

Tahun produksi

BB Lahir

Page 48: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

41

44

Lampiran 13

CATATAN PEMBERIAN M

AKANAN TAMBAHAN PADA IBU HAM

IL DI PUSKESMAS

Puskesm

as: Kab/Kota : Provinsi :

No

Identitas Ibu Hamil

Alamat

Pemeriksaan

2017 2018

JAN FEB

MAR

APR M

EI JUN

JUL AGU

SEP OKT

NOV DES

JAN FEB

MAR

NIK

Alam

at

tanggal-bln-thn

Nama Ibu

BB

Nama

Suami

RT

TB

Kehamilan

ke

RW

LiLA

Tanggal lahir

Jum

lah PMT

(bungkus)

Umur

Tahun produksi

No HP

NIK

Alam

at

tanggal-bln-thn

Nama Ibu

BB

Nama

Suami

RT

TB

Kehamilan

ke

RW

LiLA

Tanggal lahir

Jum

lah PMT

(bungkus)

Umur

Tahun produksi

No HP

Page 49: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

42

Lampiran 14

Page 50: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

43

47

Lampiran 15

PERHITUNGAN LUAS GUDANG PENYIMPANAN M

AKANAN TAMBAHAN BALITA DAN IBU HAM

IL

NO M

T

UKURAN KARTON (mm

) BERAT PER

KARTON (KG)

JUMLAH

BISKUIT PER M

2 (KG)

JUMLAH

KARTON /PALLET PER

M2

JUMLAH

KARTON PER

TUMPUKAN

JUMLAH

TUMPUKAN

/PALLET PER M

2

Panjang Lebar

Tinggi

1 M

T BALITA 450

250 185

3.36 322.56

96 8

12

2 M

T IBU HAM

IL 300

165 155

1.68 403.2

240 20

12

Note Kubikasi per Karton

MT BALITA

0,0210 M3

MT BUM

IL 0,0077 M

3

Jum

lahmaksim

umtum

pukan per m2 sebanyak 12 karton

CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN GUDANG DENGAN ASUM

SI 12 TUMPUKAN

DinkesProvinsiJaw

a Tengah mendapat :

PMT Balita

: 594,000

kg

PMT Bum

il :

405,000 kg

Kebutuhan Gudang

PMT Balita

: = 594000/322.56

kg

= 1,841.52

m2

PMT Bum

il :

= 405000/403.2 kg

= 1,004.46

m

2

Page 51: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

4444

Lampiran 16

Page 52: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

4545

Page 53: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

4646

Page 54: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi

47

Lampiran 17

Jumlah Sasaran Jumlah PMT (kg) Jumlah Sasaran Jumlah PMT (kg)

1 Aceh 11.200 100.800 12.100 130.680 2 Sumatera Utara 28.000 252.000 32.600 352.080 3 Sumatera Barat 10.800 97.200 11.600 125.280 4 Riau 14.400 129.600 15.600 168.480 5 Jambi 7.700 69.300 6.900 74.520 6 Sumatera Selatan 16.200 145.800 17.200 185.760 7 Bengkulu 3.400 30.600 3.700 39.960 8 Lampung 15.200 136.800 16.600 179.280 9 Kep. Bangka Belitung 2.400 21.600 2.800 30.240

10 Kep. Riau 3.700 33.300 4.700 50.760 11 DKI Jakarta 16.200 145.800 19.700 212.760 12 Jawa Barat 69.000 621.000 92.000 993.600 13 Jawa Tengah 45.000 405.000 55.000 594.000 14 DI Yogyakarta 6.600 59.400 7.600 82.080 15 Jawa Timur 51.000 459.000 59.000 637.200 16 Banten 21.200 190.800 26.000 280.800 17 Bali 5.600 50.400 6.900 74.520 18 Nusa Tenggara Barat 8.900 80.100 10.700 115.560 19 Nusa Tenggara Timur 11.600 104.400 13.500 145.800 20 Kalimantan Barat 12.700 114.300 13.200 142.560 21 Kalimantan Tengah 5.200 46.800 5.700 61.560 22 Kalimantan Selatan 8.300 74.700 8.600 92.880 23 Kalimantan Timur 6.400 57.600 7.500 81.000 24 Kalimantan Utara 1.300 11.700 1.800 19.440 25 Sulawesi Utara 5.600 50.400 4.400 47.520 26 Sulawesi Tengah 7.300 65.700 6.400 69.120 27 Sulawesi Selatan 18.300 164.700 22.200 239.760 28 Sulawesi Tenggara 5.200 46.800 6.300 68.040 29 Gorontalo 2.100 18.900 2.500 27.000 30 Sulawesi Barat 2.900 26.100 3.200 34.560 31 Maluku 4.700 42.300 5.400 58.320 32 Maluku Utara 2.600 23.400 3.100 33.480 33 Papua Barat 2.000 18.000 2.100 22.680 34 Papua - - - -

432.700 3.894.300 506.600 5.471.280

PMT Ibu Hamil PMT Balita No Provinsi

Total kirim daerah

RENCANA DISTRIBUSI PMT TAHUN 2017

Page 55: Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI · Lampiran 6 : Format Laporan Pemantauan Makanan Tambahan di Tingkat Provisi ... bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi