80
KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG (COLEOPTERA: CERAMBYCIDAE) DI KAWASAN RESORT SALAK 2 TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) EGA MULYA PUTRI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H

KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG

(COLEOPTERA: CERAMBYCIDAE)

DI KAWASAN RESORT SALAK 2 – TAMAN NASIONAL

GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

EGA MULYA PUTRI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436 H

Page 2: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG

(COLEOPTERA: CERAMBYCIDAE)

DI KAWASAN RESORT SALAK 2 – TAMAN NASIONAL

GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

EGA MULYA PUTRI

1110095000023

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436 H

Page 3: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan
Page 4: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul "Keanekaragaman Kumbang Sungut Panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) di Kawasan Resort Salak 2 Taman Nasional Gunung Halimun

Salak (TNGHS)" yang ditulis oleh Ega Mulya Putri, NIM 1110095000023 telah

diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 17

Februari 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Biologi.

Menyetujui,

Penguji II,

WEtyn Yunita. M. Si

Penguji I'

V:K,,\" d {'priiiilti. ur. si

NIP. 197505262000122001

Pembimbing I,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Dr. Aeus Salim. M. Si

NIP. 197208I6I999031

Pembimbing II,

Ketua Jurusan Biologi

Dr. Dasumiati. M, Si

NrP. 1 9730923 I 999032002

Mengetahui,

ahiha/Wiiavanti. M. Si

t96903172003122001 NIDN.0331107403

Page 5: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Februari 2015

Ega Mulya Putri

1110095000023

Page 6: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

ABSTRAK

Ega Mulya Putri. Keanekaragaman Kumbang Sungut Panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) di Kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung

Halimun Salak (TNGHS). Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan

Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2015.

Kumbang sungut panjang (Coleoptera: Cerambycidae) merupakan

serangga yang mudah dikenali karena memiliki antena yang panjang. Keberadaan

kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan berkayu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan pola sebaran.

Pengamatan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 dengan

menggunakan metode survei dan teknik sampling: perangkap artocarpus dan

metode hand sorting. Perangkap Artocarpus (perangkap daun nangka) merupakan

perangkap yang menggunakan umpan daun nangka. Hasil pengamatan

menunjukkan bahwa kumbang sungut panjang yang dikoleksi sebanyak 126

individu yang berasal dari 15 spesies. Keanekaragaman kumbang sungut panjang

pada tiga lokasi penelitian tergolong sedang, yaitu dengan kisaran nilai H’=1,29 -

1,69. Kemerataan kumbang sungut panjang pada tiga lokasi penelitian tergolong

rendah, yaitu dengan kisaran nilai E=0,23 - 1,69. Kumbang sungut panjang Sybra

fuscotriangularis dan Zorillispe spinipennis merupakan kumbang sungut panjang

dengan sebaran luas. Pola sebaran kumbang sungut panjang pada ketiga lokasi

penelitian cenderung seragam, lain halnya dengan kumbang sungut panjang S.

fuscotriangularis cenderung mengelompok.

Kata kunci : Cerambycidae, keanekaragaman, perangkap artocarpus (perangkap

daun nangka), Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)

Page 7: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

ABSTRACT

Ega Mulya Putri. Diversity of Longhorn Beetles (Coleoptera: Cerambycidae)

at Resort Salak 2 Region - the Halimun Salak National Park (TNGHS).

Undergraduate Thesis. Department of Biology. Faculty of Science and

Technology. Syarif Hidayatullah State Islamic University. Jakarta. 2015.

Longhorn beetles (Coleoptera: Cerambycidae) are insect that are easily

recognized because it has long antenna. The existence of longhorn beetles is

influenced by the presence of woody vegetation. The aim of this research was to

determine the diversity and distribution patterns. Observations were made on June

to July 2014 by using survey method and sampling technique: Artocarpus Trap

(AT) and hand sorting method. Artocarpus Trap (leaf jackfruit trap) is a trap by

using bait leaf jackfruit. The results showed longhorn beetles that were collected

as many as 126 individuals from 15 species. Diversity of longhorn beetles three

research sites was classified into moderate, that was H'=1.29 - 1.69. Evenness of

longhorn beetles at three research sites was classified into low, that was E = 0.23 -

1.69. longhorn beetles of Sybra fuscotriangularis and Zorillispe spinipennis was

wide distribution. The type distribution of lnghorn beetles at three locations tend

to be uniform but S. fuscotriangularis tend to be cluster.

Keywords: Cerambycidae, diversity, artocarpus trap (leaf jackfruit trap), The

Halimun Salak National Park (TNGHS)

Page 8: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’alaamiin, segala puji syukur kehadirat Allah

penelitian ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa disampaikan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan

seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Penelitian ini berjudul “Keanekaragaman Kumbang Sungut Panjang

(Coleoptera: Cerambycidae) di Kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional

Gunung Halimun Salak (TNGHS) disusun untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program S1, Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir ini dapat

diselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan, serta arahan dari banyak

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada :

1. Dr. Agus Salim. M. Si selaku Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Dasumiati, M. Si selaku Ketua Jurusan Biologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dr. Fahma Wijayanti, M. Si selaku pembimbing I dan Narti Fitriana, M. Si

selaku pembimbing II.

4. Tim Dosen Jurusan Biologi dan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 9: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

ii

5. Abah Ata, Mas Anto dan Bapak Sarino yang telah membantu pada saat

pengambilan sampel dan proses identifikasi.

6. Segenap keluarga tersayang Ayah Afrizul (Alm), Ibu Zulhelmi, Uda David,

Gusweni Mulia, A. Md. Kep, Egi Mulya Putri, A. Md. Keb, kak irma yang

selalu memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis serta

Almendrio yang selalu memberikan perhatian, motivasi dan masukan dalam

penulisan.

7. Rekan satu tim Herwandi, Tubagus M Ishak dan Rachma Fauziah yang sangat

membantu dalam penelitian ini.

8. Ai Siti Nurhayati, Ellyf Aulana Yatias dan Mega Indriyanti Nuris yang

memberikan motivasi dan senyum semangat. Fazri, Oho, Alfan, Fadil, Indhina

dan Ka Chagel yang telah membantu proses penyelesaian tugas akhir ini, serta

teman-teman Biologi FST angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga Allah memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan

kepada penulis. Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena

itu kriti dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan

para pembaca. Aamiin.

Jakarta, Februari 2015

Ega Mulya Putri

Page 10: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

iii

DAFTAR ISI

Hlm.

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 3

1.3. Hipotesis ............................................................................. 3

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................ 4

1.5. Manfaat Penelitian .............................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi Kumbang Sungut Panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) ................................................................... 5

2.2. Pola Sebaran ....................................................................... 15

2.3. Kondisi Umum Lokasi Penelitian ...................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................. 22

3.2. Alat dan Bahan ................................................................... 23

3.3. Metode Penelitian ............................................................... 23

3.3.1. Perangkap Artocarpus (AT) – Perangkap Daun

Nangka ..................................................................... 23

3.3.2. Hand Sorting Method .............................................. 25

3.3.3. Pengamatan Faktor Lingkungan .............................. 28

3.4. Analisis Data ...................................................................... 29

3.4.1. Indeks Keanekaragaman Jenis ................................ 29

3.4.2. Indeks Kemerataan Jenis ........................................ 30

3.4.3. Indeks Similaritas ................................................... 30

3.4.4. Pola Sebaran ........................................................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keanekaragaman dan kemerataan kumbang sungut

panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada tiga lokasi

penelitian ............................................................................ 36

4.2. Pola sebaran kumbang sungut panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) ................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ......................................................................... 48

Page 11: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

iv

5.2. Saran ................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 49

LAMPIRAN ................................................................................................ 53

Page 12: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

v

DAFTAR GAMBAR

Hlm.

Gambar 1. Morfologi kumbang sungut panjang: - Antena Cacia

picticornis jantan (a), antena Epepeotes luscus jantan (b),

antena Cacia picticornis betina (c), mata bertakik (d) dan

mandibel larva (e) .............................................................. 6

Gambar 2. Karakter morfologi kepala kumbang sungut panjang ........ 7

Gambar 3. Karakter morfologi mata kumbang sungut panjang ........... 7

Gambar 4. Karakter identifikasi kumbang sungut panjang (I) ............. 8

Gambar 5. Karakter identifikasi kumbang sungut panjang (II) ........... 9

Gambar 6. Karakter identifikasi kumbang sungut panjang (III) .......... 10

Gambar 7. Karakter identifikasi kumbang sungut panjang (IV) .......... 11

Gambar 8. Siklus hidup kumbang sungut panjang ............................. 12

Gambar 9. Pola sebaran individu di dalam populasi. a: seragam; b:

acak; c: berkelompok ......................................................... 17

Gambar 10. Perangkap Artocarpus (perangkap daun nangka) .............. 24

Gambar 11. Koleksi kumbang sungut panjang dengan metode beating 25

Gambar 12. Lokasi titik sampling pemasangan perangkap Artocarpus

(perangkap daun nangka) pada tiga lokasi penelitian

TNGHS .............................................................................. 27

Gambar 13. Koleksi kumbang sungut panjang pada tiga lokasi

penelitian (hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam)

di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak ........ 36

Gambar 14. Indeks keanekaragaman (H’) dan kemerataan (E)

kumbang sungut panjang pada tiga lokasi penelitian

(hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam) di kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun Salak ........................... 37

Gambar 15. Persentase jumlah spesies jumlah individu (a) dan (b)

kumbang sungut panjang pada tiga lokasi penelitian

Hutan rasamala (R), hutan pinus (P) dan hutan alam (HA)

di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak ........ 41

Gambar 16. Vegetasi tempat pemasangan perangkap Artocarpus

(perangkap daun nangka) pada tiga lokasi penelitian

(hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam) di kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun Salak ...........................

42

Gambar 17. Pola sebaran kumbang sungut panjang pada tiga lokasi

penelitian – TNGHS ........................................................... 45

Page 13: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

vi

DAFTAR TABEL

Hlm.

Tabel 1. Hubungan antara pola sebaran dengan varian dan rata-rata

populasi ................................................................................... 17

Tabel 2. Spesies kumbang sungut panjang pada tiga lokasi penelitian

(hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam) di kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun Salak ............................... 33

Page 14: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Hlm.

Lampiran 1. Indeks keanekaragaman jenis kumbang sungut panjang

pada Habitat Hutan Rasamala di Kawasan Taman

Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ................ 53

Lampiran 2. Indeks keanekaragaman jenis kumbang sungut panjang

pada Habitat Hutan Pinus di Kawasan Taman Nasional

Gunung Halimun Salak (TNGHS) ................................ 54

Lampiran 3. Indeks keanekaragaman jenis kumbang sungut Panjang

pada Habitat Hutan Alam di Kawasan Taman Nasional

Gunung Halimun Salak (TNGHS) ................ 55

Lampiran 4. Indeks kesamaan (IS) jenis pada tiga lokasi penelitian

di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

(TNGHS) ....................................................................... 56

Lampiran 5. Titik koordinat pemasangan perangkap Artocarpus

(perangkap daun nangka) pada Hutan Rasamala –

TNGHS .......................................................................... 57

Lampiran 6. Titik koordinat pemasangan perangkap Artocarpus

(perangkap daun nangka) pada Hutan Pinus – TNGHS 58

Lampiran 7. Titik koordinat pemasangan perangkap Artocarpus

(perangkap daun nangka) pada Hutan Alam – TNGHS 59

Lampiran 8. Suhu udara (oC) rata-rata pada tiga lokasi penelitian di

kawasan TNGHS ........................................................... 60

Lampiran 9. Kelembapan udara relatif (%) rata-rata pada tiga lokasi

penelitian di kawasan TNGHS ...................................... 61

Lampiran 10. Intensitas cahaya (Klux) rata-rata pada tiga lokasi

penelitian di kawasan TNGHS ...................................... 62

Lampiran 11. Kecepatan angin (m/s) pada tiga lokasi penelitian di

kawasan TNGHS ........................................................... 63

Lampiran 12. Pola sebaran kumbang Sungut Panjang di Hutan

Rasamala – TNGHS ...................................................... 64

Lampiran 13. Pola sebaran kumbang Sungut Panjang di Hutan Pinus

– TNGHS ....................................................................... 65

Lampiran 14. Pola sebaran kumbang Sungut Panjang di Hutan Alam

– TNGHS ....................................................................... 66

Page 15: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kumbang (Ordo Coleoptera) adalah ordo yang memiliki jumlah paling

banyak jenis dari serangga dan mengandung kira-kira 40% dari jenis yang

terkenal dalam Hexapoda. Lebih dari 250 juta jenis telah diteliti dan diidentifikasi

(Borror et al., 2005). Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 10% jenis kumbang

dari seluruh kumbang yang ada di dunia (Noerdjito, 2003). Kumbang (Ordo

Coleoptera) pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting bagi

ekosistem, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, kumbang juga

memainkan peran penting dalam dekomposisi dan siklus hara dalam ekosistem

hutan, serta dijadikan sebagai indikator perubahan lingkungan. Tanpa keberadaan

kumbang, maka kehidupan suatu ekosistem akan terganggu dan tidak akan

mencapai keseimbangan.

Salah satu kumbang yang sangat berperan penting dalam ekosistem yaitu

kumbang sungut panjang (Coleoptera: Cerambycidae). Kumbang ini berperan

sebagai perombak bahan organik, terutama larvanya hidup di dalam kayu yang

sedang mengalami proses pelapukan (Noerdjito, 2005). Menurut Noerdjito

(2005), kumbang sungut panjang sebagian besar anggota jenisnya, terutama

stadium larvanya hidup sebagai pengebor kayu dan cenderung memilih kayu mati

atau kering yang sedang mengalami proses pelapukan. Beberapa jenis diketahui

hidup pada kayu yang ditanam sebagai tanaman industri, sehingga dianggap

sebagai hama, misalnya Xysttrocera festiva pada tanaman Jejunjing

(Paraseriantes falcataria) di daerah Kalimantan. Keberadaan kumbang sungut

Page 16: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

2

panjang sangat dipengaruhi oleh tipe vegetasi dan ketinggian tempat. Hal ini

dijelaskan oleh Noerdjito (2010) dalam penelitiannya yaitu populasi kumbang

sungut panjang tidak hanya dipengaruhi oleh tipe habitat, tetapi juga ketinggian

tempat. Kehadiran kumbang sungut panjang di suatu habitat berkaitan erat dengan

adanya tumbuhan berkayu karena larva kumbang ini hidup di dalam kayu. Oleh

karena itu kegiatan manusia yang ada hubungannya dengan penebangan

tumbuhan berkayu atau pengambilan pohon tumbang untuk berbagai keperluan

rumah tangga akan sangat besar pengaruhnya terhadap keberadaan kumbang

sungut panjang.

Penelitian Noerdjito (2010) mengenai kumbang sungut panjang di

kawasan Gunung Ciremai menjelaskan bahwa tingkat keanekaragamannya

tergolong tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya vegetasi tumbuhan berkayu

yang mendukung keberadaannya. Selain itu, pola sebaran serangga yang banyak

terjadi di alam yaitu pola sebaran berkelompok. Pola berkelompok ini dapat

terjadi karena peluang untuk menemukan individu yang lain dari anggota populasi

sangat besar jika telah ditemukan satu individu. Perbedaan ketinggian akan

berpengaruh terhadap perbedaan iklim (suhu, kelembapan udara relatif, intensitas

cahaya dan kecepatan angin) dan pola penyebaran vegetasi.

Menurut Lien dan Yuan (2003), pada ketinggian tempat yang lebih rendah,

kekayaan jenis, kelimpahan jenis dan keanekaragaman jenis cenderung lebih

tinggi dibandingkan dengan ketinggian yang lebih tinggi. Menurut GHSNPMP-

JICA (2007), kawasan Hutan Gunung Salak 2 – TNGHS masih memiliki hutan

alam dengan berbagai tipe vegetasi tumbuhan yang berbeda pada tiap ketinggian

Page 17: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

3

yang beragam yang menggambarkan keanekaragaman hayati kawasan TNGHS.

Hasil penelitian yang dilakukan secara berkelanjutan (time series) diketahui

kawasan ini memiliki 1.000 jenis tumbuhan yaitu 850 jenis tumbuhan adalah jenis

tumbuhan berbunga. Banyaknya jenis vegetasi tumbuhan di kawasan TNGHS ini

mengakibatkan banyaknya ranting dan kayu lapuk yang berperan sebagai habitat

dari larva dan dewasa kumbang sungut panjang, kumbang sungut panjang inilah

yang nantinya akan merombak bahan organik di kawasan TNGHS tersebut

GHSNPMP-JICA (2007). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui keanekaragaman kumbang sungut panjang di kawasan Taman

Nasional Gunung Halimun Salak (Resort Salak 2).

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah keanekaragaman kumbang sungut panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) di kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung

Halimun Salak?

b. Bagaimanakah pola persebaran kumbang sungut panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) di kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung

Halimun Salak?.

1.3. Hipotesis

a. Keanekaragaman kumbang panjang sungut panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) di kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung

Halimun Salak tergolong tinggi.

Page 18: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

4

b. Pola persebaran kumbang sungut panjang (Coleoptera: Cerambycidae)

di kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung Halimun Salak

yaitu berkelompok.

1.4. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui keanekaragaman kumbang sungut panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) di kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung

Halimun Salak.

b. Mengetahui pola persebaran kumbang sungut panjang (Coleoptera:

Cerambycidae) di kawasan Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung

Halimun Salak.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai informasi untuk

penelitian-penelitian lanjutan yang lebih intensif dan menyeluruh. Selain itu data

yang diperoleh dapat digunakan sebagai data penunjang untuk memberikan

rekomendasi kepada pihak-pihak (terutama pengelola Resort Salak 2 - Taman

Nasional Gunung Halimun Salak) dalam mengelola kawasan berdasarkan data

keanekaragaman.

Page 19: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi Kumbang Sungut Panjang (Coleoptera: Cerambycidae)

Kumbang (Ordo Coleoptera) adalah ordo yang memiliki jumlah yang

paling banyak dari serangga dan mengandung kira-kira 40% dari jenis yang

terkenal dalam hexapoda. Kumbang merupakan salah satu ordo yang mudah

dibedakan dibandingkan ordo lainnya. Kumbang sungut panjang merupakan

serangga perombak kayu lapuk (Noerdjito, 2010). Kumbang mempunyai tubuh

yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala), toraks (dada), dan

abdomen (perut). Bagian kepala terdapat antena, mata dan mulut. Tipe mulut

kumbang sungut panjang adalah penggigit dan pengunyah serta mandibula

berkembang dengan baik. Antena pada kumbang sungut panjang memiliki ruas

bervariasi (Borror et al., 2005). Kumbang sungut panjang dewasa mudah dikenali

karena mempunyai antena yang sangat panjang.

Kumbang dewasa betina memiliki panjang antena kurang lebih sepanjang

tubuhnya, sedangkan kumbang jantan sekitar 2 kali atau lebih dari panjang

tubuhnya. Larva kumbang sungut panjang memiliki mandibula yang kuat dan

keras yang digunakan untuk merombak kayu lapuk (Noerdjito et al., 2003).

Bentuk tubuh kumbang sungut panjang ini silindris dengan panjang 2-60 mm.

Secara umum mata bertakik (notched) sehingga memiliki kemampuan untuk

mengelilingi pergerakan antena secara jelas. Formula tarsi terlihat 4-4-4, tetapi

sebenarnya 5-5-5, karena ruas ke empat sangat kecil dan tersembunyi. Kumbang

sungut panjang ini hampir mirip dengan kumbang Chrysomelid dengan formula

Page 20: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

6

tarsalnya sama, akan tetapi kumbang Chrysomelid memiliki antena yang lebih

pendek dibanding Cerambycidae). Selain itu bentuk tubuh Chrysomelid lebih oval

dan mata yang tidak bertakik (Noerdjito, 2011).

Bagian toraks kumbang kumbang sungut panjang terdapat sepasang

sayap. Sayap depan mengeras dan menebal yang disebut elytra berfungsi sebagai

pelindung. Sayap belakang terdapat membranus yang berfungsi untuk terbang

(Borror et al., 2005). Toraks terdiri atas tiga ruas yaitu protoraks, mesotoraks dan

metatoraks. Protoraks merupakan toraks bagian depan yang berkembang dengan

baik, mesotoraks merupakan toraks bagian tengah dan metatoraks merupakan

bagian belakang (Borror et al., 2005).

Gambar 1. Morfologi kumbang sungut panjang: - Antena Cacia picticornis jantan

(a), antena Epepeotes luscus jantan (b), antena Cacia picticornis

betina (c), mata bertakik (d) dan mandibel larva (e) (Fahri, 2013)

Page 21: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

7

Gambar 2. Karakter Morfologi kepala kumbang sungut panjang (Duffy, 2012)

Gambar 3. Karakter Morfologi mata kumbang sungut panjang (Duffy, 2012)

Page 22: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

8

Gambar 4. Karakter identifikasi kumbang sungut panjang (I) - (1) Pronotum

(L) Prionus coriarius; (2) Tampak samping Pronotum dari (a)

Ergates spiculatus dan (b) E. Faber (L.); (3) Anterior coxal cavities

dan prosternum (a) Prionus coriarius (L.) dan (b) Cerambyx cerdo

(L.); (4) Tarsi belakang (a) Stenocorus meridianus (L.) dan (b)

Rhagium bifasciatum (F.); (5) Pronotum (L.) Leptura rubra; (6)

Pronotum Strangalia maculata; (7) Elytra kanan Judolia

cerambyciformis; (8) Elytra kanan Strangalia maculata (Duffy,

2012)

Page 23: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

9

Gambar 5. Karakter identifikasi kumbang sungut panjang (II) - (9) Kepala

(tampak atas) Rhagium mordax; (10) tampak depan koksa (L.)

Strangalia quadrifasciata (11) Bagian mata pada kepala Tetropium

gabrieli; (12) Tarsi belakang (L.) (a) Arhopalus rusticus dan (b) A.

Ferus; (13) Femur tengah (L.) Molorchus minor; (14) Elytra kanan

(a) Plocaederus viridipennis (b) Cordylomera suturalis dan (15)

Elytra kanan Eburia quadrigeminata (Duffy, 2012)

Page 24: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

10

Gambar 6. Karakter identifikasi kumbang sungut panjang (III) – (16) Elytra

kanan Romaleum rufulum; (17) kaki belakang Smodicum

cucujiforme; (18) coksa depan (a) Plagionotus arcuatus dan (b)

Callidium violaceum; (19) kepala C. Violaceum; (20) Pronotum

Hylotrupes bajulus; (21) Pronotum Neoclytus acuminatus; (22)

Prosternum (a) Plocaederus viridipennis dan (b) P. basalis; (23)

Elytra kanan Ancylonotus tribulus dan (24) bagian dalam tibia

depan Ancylonotus tribulus (Duffy, 2012)

Page 25: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

11

Gambar 7. Karakter identifikasi kumbang sungut panjang (IV) – (25) Lengan

depan Monochamus sutor; (26) lengan depan Lamia textor; (27)

Pygidium betina Acanthocinus aedilis; (28) antena segmen pertama

Coptops aedificator; (29) elytra kiri Oberea oculata; (30) elytra

kiri (a) Pogonocherus hispidulus dan (b) P. hispidus dan elytra kiri

Saperda scalaris (Duffy, 2012)

Abdomen pada kumbang sungut panjang terdiri dari 10 segmen pada

jantan dan 9 segmen pada betina. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran

(membrane tympanum). Di setiap segmen terdapat spirakel yaitu lubang tempat

masuknya udara. Pada beberapa jenis kumbang, segmen terakhir pada betina

menjadi ovipositor atau alat untuk meletakkan telur.

Kumbang sungut panjang mengalami metamorfosis sempurna

(holometabola). Perkembangan lingkaran hidupnya dimulai dari telur, kemudian

menetas menjadi larva. Larva berkembang dan setelah mengalami beberapa kali

ganti kulit kemudian menjadi pupa. Pupa selanjutnya mengalami perkembangan

Page 26: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

12

menjadi kumbang dewasa (Amir dan Kahono, 2003). Telur kumbang sungut

panjang biasanya silinder, fusiform atau memanjang dengan ujung bulat. Korion

lembut dan berkerut, biasanya berwarna putih atau kuning pucat. Periode inkubasi

dari jenis ini biasanya 14 hari. Larva kumbang sungut panjang bersifat lunak

dengan rahang yang kuat. Instar larva pertama umumnya berbeda dengan larva

setelahnya yang memiliki spirakel biforus. Setelah fase larva lengkap, kumbang

dewasa akan terbentuk (Duffy, 2012). Berikut gambar siklus hidup kumbang :

Gambar 8. Siklus Hidup Kumbang Sungut Panjang (Amir dan Kahono, 2003)

Bentuk badan larva berbagai jenis kumbang bervariasi membentuk tipe-

tipe tertentu yang dapat dipakai untuk pengenalan jenis atau kelompok taksanya,

antara lain :

1. Tipe C (Scarabaeiform), tubuh lunak, membentuk huruf C, biasanya

larva tidak aktif atau lambat setelah menjadi besar, misalnya larva

Scarabaeidae.

Page 27: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

13

2. Campodeiform, larva kumbang mirip bentuk perak, tubuh memanjang,

pipih, kaki-kaki toraks berkembang baik dan bergerak aktif, misalnya

kumbang Carabidae.

3. Elateriform, larva mirip ulat kawat, kulit badan keras, kaki-kaki pada

toraks sangat pendek, misalnya kumbang Elateridae.

4. Eruciform, larva kumbang hidup mirip ulat, tidak mempunyai kaki

abdomen, hidup pada habitat terbuka sebagai pemakan daun atau

bunga, misalnya Chrysomelidae (Amir dan Kahono, 2003).

Jenis umbang sungut panjang sangat membutuhkan banyak makanan pada

proses pendewasaannya. Kebanyakan jenis Lepturinae memilih bunga sebagai

habitatnya. Kumbang Lamiinae memilih memakan daun dan batang. Kopulasi

biasanya terjadi satu hari setelah munculnya kumbang dewasa dari pupa. Pupa

biasanya diletakkan pada cabang atau batang dari pohon inang, akan tetapi

kumbang Lepturinae sering meletakkan pupanya sedikit jauh dari pohon inang.

Oviposisi dilakukan pada kulit kayu, batang tanaman, atau bahkan di dalam tanah

(Duffy, 2012).

Kumbang pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting bagi

ekosistem, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tanpa keberadaan

kumbang, maka kehidupan suatu ekosistem akan terganggu dan tidak akan

mencapai suatu keseimbangan. Kumbang sangat berperan dalam proses

dekomposisi terutama di tanah. Kumbang tinja di hutan dapat berfungsi sebagai

pendegradasi materi organik yang berupa tinja satwa liar terutama mamalia. Tinja

Page 28: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

14

diuraikan oleh kumbang menjadi partikel dan senyawa sederhana dalam proses

yang dikenal dengan daur ulang unsur hara atau siklus hara.

Selain itu, kumbang juga berperan sebagai predator, kebanyakan dari

kumbang predator ini memakan kutu tanaman. Kumbang predator dan parasitoid

ini merupakan kontrol bagi kepadatan kumbang pemakan tanaman (Arthtropoda

herbivora). Jika dalam suatu komunitas alami tumbuhan yang dikonversi menjadi

komunitas yang lebih seragam, maka jenis arthropoda herbivora cenderung

mengalami peningkatan pada densitasnya jika pada komunitas ini keberadaan

kumbang predator dan parasitoid sedikit. Hal ini juga ditambahkan oleh

Suheriyanto (2008) yang menyatakan bahwa diversifikasi dalam komunitas

arthropoda predator dan parasit sangat diperlukan untuk mencegah peningkatan

potensi ledakan populasi hama maupun penyakit akibat perubahan dalam hutan

yang telah dimanipulasi.

Kumbang juga berperan sebagai serangga penyerbuk, salah satunya

kumbang jenis Elaeidobius kamerunicus. Kumbang ini memiliki peran dalam

penyerbukan tanaman kelapa sawit. Penyerbukan terjadi karena kumbang ini

tertarik dengan aroma bunga jantan, kemudian mendekati dan saat hinggap di

bunga jantan, serbuk sari akan melekat di tubuhnya. Sewaktu hinggap di bunga

betina yang mekar, serbuk sari akan terlepas dari kumbang dan menyerbuki bunga

betina (Setyamidjaja, 2006).

Menurut Noerdjito (2010) terkait dengan penelitian kumbang sungut

panjang yang dilakukan di Cikaniki dan Cidahu, kehadiran kumbang sungut

panjang di suatu habitat berkaitan erat dengan adanya tumbuhan berkayu karena

Page 29: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

15

larva kumbang ini hidup di dalam kayu. Spesies yang berukuran besar seperti

Trachylopus approximator, Aelestes induta, dan Prionoma javanum hanya dapat

ditemukan di kawasan yang mempunyai pohon yang berukuran besar (hutan

primer atau hutan sekunder). Penelitian Noerdjito (2010) yang dilakukan di

Kebon Raya Bogor menunjukkan keanekaragaman kumbang sungut panjang yang

cukup beragam, yaitu ditemukan 657 individu Cerambycidae yang berasal dari 13

jenis. Salah satu spesies yang paling mendominasi keberadaannya yaitu Sybra

fervida Pascoe. Kehadiran spesies ini didukung oleh banyaknya vegetasi

tumbuhan berkayu yang terdapat di Kebon Raya Bogor.

2.2. Pola Sebaran

Sebaran menunjukkan pola distribusi serangga di suatu wilayah. Pola

sebaran tersebut disebabkan oleh adanya karakteristik sumber daya lingkungan.

Sebaran individu di dalam populasi mengikuti pola tertentu sesuai dengan jenis

organisme, macam habitat yang ditempati dan luas area yang diamati.

Molles (2005) menyatakan bahwa terdapat tiga pola sebaran individu di

dalam populasi, yaitu acak, seragam dan bergerombol. Berikut penjelasan masing-

masing pola sebaran individu dalam populasi, antara lain :

a. Acak (random)

Pada pola acak setiap individu mempunyai pengaruh yang sama, sehingga

keberadaan satu individu tidak mempengaruhi yang lainnya. Peluang setiap

individu untuk menempati tempat lain dan kehadiran satu individu yang lain.

Sebaran acak jarang ditemukan di alam karena habitat tidak homogen dan terdapat

kecenderungan untuk berkumpul. Herbivora selalu berhubungan dengan tanaman

Page 30: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

16

inang, sehingga pola acak mungkin tidak dapat ditemukan pada serangga

agroekosistem dan pemancaran dengan bantuan angin pada batas-batas tertentu.

b. Seragam (regular)

Sebaran seragam dapat terjadi jika kondisi lingkungan seragam, terdapat

pengaturan jarak yang sama dan sistematis. Pada persaingan antara individu yang

sangat keras, terdapat antagonism positif yang mendorong pembagian ruang yang

sama. Pada umumnya dijumpai pada tanaman budidaya dan beberapa tanaman

gurun. Pola ini terjadi pada kelompok hewan, karena adanya kompetisi yang

berhubungan dengan teritorialitas. Pada serangga diketahui adanya feromon

epideikti yang berperan sebagai pengatur jarak pada belatung buah apel.

c. Berkelompok (clumped)

Pola berkelompok sangat umum terjadi di alam. Peluang untuk

menemukan individu yang lain dari anggota populasi sangat besar jika telah

ditemukan satu individu. Pola ini dapat terjadi karena kondisi lingkungan tidak

seragam dan tiap individu memberikan respon yang sama terhadap perubahan

lingkungan, pola reproduksi yang memungkinkan adanya pengasuhan induk pada

keturunannya dan perilaku sosial yang menghasilkan koloni atau himpunan

organisasi lainnya. Pada pola sebaran ini, kelompok yang terbentuk dapat sama

atau berubah-ubah besarnya dan tersebar secara acak, seragam atau berkelompok

sehingga diasumsikan ada lima tipe persebaran, yaitu acak, seragam, berkelompok

acak, berkelompok seragam dan berkelompok berkumpul.

Page 31: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

17

a b c

Gambar 9. Pola sebaran individu di dalam populasi. a: seragam; b: acak; c:

berkelompok (Indriyanto, 2005)

Salah satu cara untuk mengetahui pola sebaran individu dalam populasi

adalah dengan melihat hubungan antara varian dan mean, seperti pada tabel di

bawah ini.

Tabel 1. Hubungan antara pola sebaran dengan varian dan rata-rata populasi

(Molles, 2005)

Pola sebaran Hubungan

Acak Varian = Rata-rata atau Varian/rata-rata = 1

Seragam Varian < Rata-rata atau Varian/rata-rata < 1

Berkelompok Varian > Rata-rata atau Varian/rata-rata > 1

Pola sebaran yang telah diperoleh berdasarkan nilai varian dan rata-rata

selanjutnya diuji dengan chi-square pada taraf signifikansi tertentu (misalnya P <

0,05) agar pola sebaran tersebut dapat diterima kebenarannya secara statistik

(Molles, 2005).

2.3. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan sejarah geologi kawasan ini merupakan bagian dari sabuk

gunung yang memanjang dari Pegunungan Bukit Barisan Selatan Sumatera ke

Gunung Honje di Taman Nasional Ujung Kulon dan seterusnya ke Gunung

Halimun Salak. Selama periode Miocene dan Pleostean (sekitar 10-20 juta tahun

yang lalu) permukaan pegunungan tersebut terdorong ke atas. Gerakan tektonik

kemudian membentuk wilayah Bayah sedang bagian yang runtuh menjadi Selat

Page 32: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

18

Sunda yang telah memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa (GHSNPMP-

JICA, 2007).

Rentetan gerakan tektonik ini membentuk dinding larva dan wilayah yang

turun di sebelah selatan menhadap pegunungan yang membentuk formasi tapal

kuda. Seiring berjalannya waktu, perubahan cuaca, permukaan bumi sehingga

membentuk bentang alam yang luas. Akibatnya sebagian komplek kawasan

TNGHS terdiri dari bantuan vulkanik seperti, brecsias, basalat, andesit dan

beberapa dacitic. Bahkan gunung salak sampai saat ini masih berstatus gunung

berapi strato tipe A dan tercatat terakhir Gunung Salak meletus tahun 1938.

Gunung Salak memiliki kawah yang masih aktif dan lebih dikenal dengan nama

Kawah Ratu (GHSNPMP-JICA, 2007).

Berdasarkan peta tanah Provinsi Jawa Barat skala 1: 250.000 dari

Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1966, sebaguan jenis tanah di kawasan

TNGHS terdiari dari asosiasi andosol coklat dan regosol coklat; latosol coklat;

asosiasi latosol coklat kekuningan; asosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol

coklat; asosiasi latosol merah; latosol coklat kemerahan dan literit air tanah;

kompleks latosol coklat kemerahan dan litosol; sosiasi latosol coklat dan regosol

kelabu (GHSNPMP-JICA, 2007).

Variasi curah hujan rata-rata di wilayah ini berkisar antara 4.000 mm

sampai 6.000 mm/tahun, bulan Oktober-April merupakan musim hujan dengan

curah hujan antara 400 mm – 600 mm/bulan, sedangkan musim kemarau

berlangsung dari bulan Mei-September dengan curah hujan sekitar 200 mm/bulan.

Menurut Schmidt dan Ferguson, daerah ini beriklim B dimana 1,5 – 3 bulan

Page 33: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

19

kering. Perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dan basah adalah 24,7. Namun

ada sumber lain menyatakan bahwa berdasarkan overlay antara peta penutupan

lahan dan peta tipe iklim kawasan TNGHS dan sekitarnya terdiri dari tipe iklim A,

B1 dan B2 (GHSNPMP-JICA, 2007). Berdasarkan pencatatan data 5 tahun

terakhir yang tercatat stasiun klimatologi Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten

Bogor menunjukkan rata-rata jumlah curah hujan yang cukup tinggi yaitu dengan

curah hujan rata-rata/tahun sebesar 209 mm/tahun, curah hujan maksimum 392

mm/tahun, dengan hari hujan rata-rata adalah 145 hari/tahun. Jumlah rata-rata

bulan basah (curah hujan > 100 mm/tahun) adalah 9 bulan/tahun. Suhu udara rata-

rata bulanan 31,50C dengan suhu terendah 19,7

0C dan suhu tertinggi 31,8

0C.

Kelembaban udara rata-rata 88% (GHSNPMP-JICA, 2007).

TNGHS memiliki ketinggian tempat berkisar antara 500 – 2.211 meter di

atas permukaan laut. Kawasan ini dapat dikatakan sebagai luasan terbesar bagi

sekelompok hutan pegunungan (submontana) yang masih utuh di Pulau Jawa. Di

dalam kawasan TNGHS terdapat gunung-gunung yang memiliki ketinggian antara

lain, Gunung Salak 1 (2.211 m dpl), Gunung Salak 2 (2.180 m dpl), Gunung

Halimun Selatan (1.920 m dpl), Gunung Halimun Utara (1.929 m dpl), Gunung

Halimun Selatan (1.758 m dpl) dan Gunung Kendeng (1.680 m dpl) (Faizin et al.,

2012).

Kawasan TNGHS dengan berbagai tipe ekosistem yang terdapat di

dalamnya merupakan habitat dari berbagai jenis satwa langka dan dilindungi.

Berdasarkan sejarahnya, kawasan ini pernah merupakan habitat Badak Jawa

(Rhinocerus sondaicus), Harimau Jawa (Panthera tigris sondaicus). Badak Jawa

Page 34: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

20

merupakan jenis langka dan dilindungi, sedangkan Harimau Jawa sekarang diduga

sudah punah. Di kawasan TNGHS telah terdapat jenis mamalia sebanyak 61 jenis,

dimana terdapat jenis-jenis yang endemik Pulau Jawa dan jenis-jenis terancam

punah. Jenis-jenis terancam punah yang masih dapat dijumpai pada saat ini, antara

lain : Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), Kucing Hutan (Prionailurus

bengalensis), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comate), Lutung

(Trachypithecus auratus), Ajag atau Anjing Hutan (Cuon alpinus javanicus) dan

Sigung (Mydaus javanensis). Jika beruntung, di pagi hari pengunjung dapat

melihat Owa Jawa. Meskipun agak sulit menemukan mamalia lain, namun

terkadang dapat menemukan tanda-tanda kehadirannya seperti jejak kaki dan

kotoran Macan Tutul serta teriakan Owa Jawa (GHSNPMP-JICA, 2007).

Selain jenis-jenis mamalia juga telah tercatat 244 jenis burung, 32 jenis

diantaranya adalah endemik di Pulau Jawa dengan penyebaran yang

terbatas/langka bahkan beberapa jenis terancam punah, seperti Elang Jawa

(Spizaetus bartelsi), Ciung-mungkal Jawa (Chocoa azurea), Celepuk Jawa (Otus

angelinae) dan Luntur Gunung (Harpactes reinwardtii). Di dalam kawasan juga

dapat dijumpai jenis-jenis serangga yang menarik dan indah, seperti berbagai jenis

kupu-kupu dan kumbang (GHSNPMP-JICA, 2007). Penelitian terakhir Dari

Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat berhasil dikoleksi sekitar 50

jenis kumbang tinja dari subfamili Scarabinae/Coprinae (Noerdjito, 2003). Van

Steenis (1972), salah seorang ahli botani yang pernah menerbitkan Flora

Malesiana, membagi zonasi vegetasi berdasarkan ketinggian dari permukaan laut,

yaitu :

Page 35: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

21

- Zona Collin pada ketinggian antara 500 – 1.000 m dpl

- Zona Submontana pada ketinggian 1.000 – 1.500 m dpl

- Zona Montana pada ketinggian di atas 1.500 – 2.400 m dpl

Pada setiap ketinggian tersebut mempunyai beberapa ciri khas terutama

menyangkut keanekaragaman jenis tumbuhan, yang diperkirakan di TNGHS

terdapat lebih dari 1000 jenis tumbuhan, 845 jenis tumbuhan tercatat sebagai

tumbuhan berbunga. Seperti pada ketinggian 500 – 1.000 m dpl di TNGHS dapat

dijumpai jenis-jenis : Rasamala (Altingia excelsa), Puspa (Schima wallichii),

Saninten (Castanopsis javanica), Kiriung Anak (C. acuminatissima), Pasang

(Quercus gemelliflora). Pada ketinggian 1.000 – 1.500 m dpl dapat dijumpai

jenis-jenis : Acer laurinum, Ganitri (Elaeocarpus ganitrus), Eurya

acuminatissima, Antidesma bunius, Ficus sp., Kayu Putih (Cinnamomum sp.),

Kileho (Saurauia pendula) dan Kimerak (Weinmannia blumei). Pada ketinggian

ini dapat dijumpai pohon-pohon yang tinggi sampai 30 – 40 m dengan diameter

120 cm. sedangkan pada ketinggian yang lebih rendah, akan dijumpai pohon-

pohon yang lebih tinggi lagi (GHSNPMP-JICA, 2007).

Demikian selanjutnya pada ketinggian di atas 1.500 m dpl didominasi oleh

jenis Jamuju (Dacrycarpus imbricartus), Kibima (Podocarpus blumei) dan

Kiputri (Podocarpus neriifolius). Jenis menarik lainnya adalah Hamirung

(Vernonia arborea) yang merupakan satu-satunya anggota suku Asteraceae yang

berbentuk pohon, jenis ini ditandai oleh adanya perbungaan yang majemuk

(GHSNPMP-JICA, 2007).

Page 36: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2014.

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni - Juli 2014 di Gunung Salak 2

(tepatnya di kawasan Gunung Bunder) kawasan Taman Nasional Gunung

Halimun Salak. Kawasan TNGHS ini memiliki koordinat S : 0,6o41’24,8” E :

106o41’52,1” dengan ketinggian berkisar antara 500 m dpl sampai 1.800 m dpl.

Pengambilan sampel dilakukan pada tiga lokasi penelitian yang berbeda yaitu

hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam. Deskripsi masing-masing tipe lokasi

penelitian adalah sebagai berikut :

a. Hutan rasamala merupakan hutan tanaman yang berdekatan dengan

pemukiman warga dan lokasi perkemahan dengan ketinggian 900 m dpl.

b. Hutan pinus merupakan hutan tanaman yang berdekatan dengan lokasi

perkemahan dan tempat wisata. Selain itu, pada lokasi ini masyarakat

sekitar memanfaatkan getah pohon pinus untuk tambahan ekonomi dengan

ketinggian 1.000 m dpl.

c. Hutan alam dengan intensitas gangguan aktifitas manusia rendah dengan

ketinggian 1.100 m dpl.

Sampel kumbang sungut panjang yang didapat di lapangan diidentifikasi

dan diopset di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Laboratorium Entomologi, LIPI Cibinong, berdasarkan Makihara et

Page 37: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

23

al., (2002), Makihara et al., (2004). Perwakilan spesimen kumbang sungut

panjang disimpan di Laboratorium Ekologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah thermometer, hygrometer,

anemometer, lux meter, GPS (Global Positioning System), tali, label, wadah, botol

koleksi, kotak koleksi, parang, gunting, oven, jarum pentul, jarum serangga, lem

serangga (perekat), kertas papilot, kertas point, pinset, alat tulis, mikroskop stereo,

freezer, buku identifikasi dan kamera. Bahan yang digunakan pada penelitian ini

adalah sampel kumbang sungut panjang, cabang pohon nangka yang masih

memiliki daun dan ranting, kain 1 meter x 1 meter dan alkohol 70%.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Perangkap Artocarpus (AT) – (Perangkap Daun Nangka)

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode survei, penentuan

titik pengamatan dilakukan secara purposive sampling. Teknik pengoleksian

sampel kumbang sungut panjang dilakukan dengan menggunakan perangkap

Artocarpus (perangkap daun nangka). Perangkap Artocarpus (perangkap daun

nangka) merupakan pemerangkapan serangga dengan menggunakan umpan daun

nangka. Senyawa kimia yang terdapat pada Artocarpus (perangkap daun nangka)

dideskripsikan sebagai 3-hidroksiheksan-2-1, atau rasemat 3-hidroksioktan-2-1

(Reginald, 2012). Senyawa yang dikeluarkan perangkap Artocarpus (daun

nangka) ini berupa odor atau bau yang mampu menarik kumbang sungut panjang.

Menurut Hanks et al., (2007) senyawa tersebut merupakan atraktan (jenis zat

kimia) pemikat Coleoptera: Cerambycidae. Beberapa serangga mengeluarkan

feromon sebagai pemikat lawan jenisnya. Begitu pula dengan kumbang sungut

Page 38: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

24

panjang, feromon secara alami dikeluarkan oleh kumbang jantan dan mampu

menarik kumbang betina atau sebaliknya, tergantung pada jenis spesies kumbang

sungut panjang (Hanks et al., 2007). Menurut Tantowijoyo dan Giyanto (2011),

proses pengeringan dari ranting dan daun nangka mampu mengeluarkan odor

yang menarik serangga ordo Coleoptera, khususnya Coleoptera yang berasal dari

famili Cerambycidae. Oleh karena itu digunakan umpan yang berupa seikat

cabang yang terdiri dari sekitar 5 cabang dengan jumlah daun sekitar 40 – 50 helai

daun yang diikatkan pada cabang atau pohon.

Perangkap Artocarpus (perangkap daun nangka) merupakan perangkap

yang spesifik digunakan untuk koleksi serangga jenis kumbang sungut panjang

(Noerdjito, 2011). Perangkap Artocarpus (perangkap daun nangka) diperiksa

setelah 3 hari pemasangan perangkap, kumbang sungut panjang yang hadir pada

perangkap dikoleksi dengan metode “beating”, yaitu dengan memukul perangkap

dan kumbang yang jatuh ditampung dengan kain putih (1 meter x 1 meter) yang

dibentangkan.

Gambar 10. Perangkap Artocarpus (Perangkap Daun Nangka)

Page 39: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

25

Gambar 11. Koleksi kumbang sungut panjang dengan metode beating (ukuran

kain 1 meter x 1 meter)

Perangkap Artocarpus (perangkap daun nangka) dipasang pada tiga lokasi

penelitian yaitu hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam. Setiap lokasi

dipasang 15 perangkap Artocarpus (perangkap daun nangka) dengan jarak

masing-masing perangkap 10 meter. Koleksi kumbang sungut panjang dilakukan

sebanyak 3 kali (hari ke-3, hari ke-7 dan hari ke-11) setelah pemasangan

perangkap Artocarp (perangkap daun nangka).

3.3.2. Hand Sorting Method

Metode hand sorting merupakan metode yang dilakukan secara langsung,

yaitu dengan cara memperhatikan dan menyortir kumbang sungut panjang yang

dikoleksi pada tiga lokasi penelitian. Metode ini dilakukan pada pohon yang

dijadikan tempat pemasangan perangkap Artocarpus (perangkap daun nangka).

Kumbang sungut panjang yang dikoleksi dimasukkan ke dalam botol

koleksi yang berisi alkohol 70%. Perwakilan kumbang sungut panjang yang telah

dibius menggunakan alkohol 70% dicatat spesies dan jumlah individunya dan

disimpan dalam kertas papilot untuk koleksi kering. Sebelum diidentifikasi,

dilakukan proses pinning dan labelling terlebih dahulu mengikuti prosedur

Page 40: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

26

standar. Pinning dilakukan dengan cara menusukkan jarum serangga ke bagian

elytra sebelah kanan untuk kumbang yang berukuran lebih dari 10 mm. Jarum

serangga yang digunakan disesuaikan dengan ukuran tubuh kumbang, semakin

besar ukuran tubuh kumbang sungut panjang maka semakin besar jarum yang

digunakan. Kumbang yang berukuran kurang dari 10 mm, spesimen ditempelkan

pada ujung point (kertas segitiga memanjang dengan panjang 8-10 mm dan lebar

3-4 mm). Penggunaan point dilakukan dengan cara menyentuhkan lem (perekat)

pada ujung point kemudian disentuhkan ke bagian abdomen sebelah kiri dengan

posisi kepala menghadap ke sebelah kanan. Setelah proses pinning, dilanjutkan

dengan proses labelling yang meliputi lokasi, tanggal, bulan, tahun, metode

koleksi dan nama kolektor. Selanjutnya spesimen kumbang dimasukkan ke dalam

oven dengan suhu 45oC selama 1 minggu dan setelah itu dimasukkan ke dalam

freezer selama 1 minggu dan kemudian dimasukkan ke dalam ruang koleksi untuk

proses identifikasi.

Spesimen kumbang sungut panjang diidentifikasi di Laboratorium

Entomologi, LIPI Cibinong, berdasarkan Makihara et al., (2002), Makihara et al.,

(2004) dan diverifikasi dengan spesimen koleksi di Museum Serangga LIPI

Cibinong. Semua spesimen kumbang sungut panjang disimpan di Laboratorium

Ekologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kumbang sungut panjang yang

dikoleksi pada masing-masing plot di masing-masing lokasi penelitian (hutan

rasamala, hutan pinus dan hutan alam) dipetakan dengan menggunakan aplikasi

ArcGIS.

Page 41: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

27

Page 42: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

28

3.3.3. Pengamatan Faktor Lingkungan

Pengukuran faktor lingkungan dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh lingkungan terhadap keberadaan kumbang sungut panjang

yang dikoleksi. Faktor lingkungan yang diukur antara lain :

a. Faktor Lingkungan

1. Suhu udara (0C)

Pengukuran suhu udara diukur dengan menggunakan thermometer yang

dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat pemasangan perangkap pukul 08.00

WIB dan saat pengoleksian kumbang sungut panjang pukul 15.00 WIB.

2. Kelembapan Udara Relatif (%)

Pengukuran kelembapan udara relatif diukur dengan menggunakan

hygrometer sebanyak 2 kali, yaitu pada saat pemasangan perangkap pukul 08.00

WIB dan saat pengoleksian kumbang sungut panjang pukul 15.00 WIB.

3. Kecepatan Angin (m/s)

Pengukuran kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer

yang dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat pemasangan perangkap pukul

08.00 WIB dan saat pengoleksian kumbang sungut panjang pukul 15.00 WIB.

4. Intensitas Cahaya (klux)

Pengukuran intensitas cahaya diukur dengan menggunakan lux meter yang

dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat pemasangan perangkap pukul 08.00

WIB dan saat pengoleksian kumbang sungut panjang pukul 15.00 WIB.

Page 43: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

29

b. Titik Koordinat

Penentuan titik koordinat dilakukan dengan menggunakan Global

Positioning System (GPS). Pengambilan titik koordinat dilakukan sebanyak 2 kali

yaitu pada saat pemasangan perangkap dan koleksi kumbang sungut panjang.

Pengambilan data koordinat ini dilakukan pada jarak 2 meter dari titik

pemasangan perangkap.

3.4. Analisis Data

3.4.1. Indeks Keanekaragaman Jenis

Indeks ini digunakan untuk mengukur karakteristik dari komunitas pada

suatu lokasi pada waktu tertentu. Menurut Fachrul (2006), tinggi atau rendahnya

tingkat keanekaragaman suatu komunitas dapat dilihat dari nilai indeks

keanekaragaman jenis (Shannon-Wiener). Indeks keanekaragaman jenis

(Shannon-Wiener) menurut Magurran (2004) sebagai berikut :

H’ = -∑ ( )( )

Keterangan : H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

s = Jumlah jenis (spesies)

ni = jumlah total individu / spesies

N = jumlah individu seluruhnya

Pi =

= Proporsi jumlah total individu tiap jenis

Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wiener

didefinisikan sebagai berikut : a. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa

keanekaragaman spesies transek adalah melimpah tinggi; b. Nilai H’ ≤ H’ ≤ 3

menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedang;

c. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek

adalah sedikit atau rendah.

Page 44: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

30

3.4.2. Indeks Kemerataan Jenis

Indeks kemerataan spesies kumbang pada suatu habitat dihitung dengan

menggunakan formulasi Pielou (Krebs, 1972) :

E =

Keterangan : E = Indeks Kemerataan jenis

H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

S = Jumlah keseluruhan dari spesies

Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : jika E < 0,4 maka

keseragaman spesies rendah; jika 0,4 < E < 0,6 maka keseragaman spesies sedang;

jika E > 0,6 maka keseragaman spesies tinggi.

3.4.3. Indeks Similaritas (IS)

Kesamaan kumbang antar lokasi dianalisis dengan menggunakan Indeks

kesamaan spesies Sorensen (Fachrul, 2006) :

( )

Keterangan :

IS = Indeks similaritas spesies

C = Jumlah spesies kumbang pada habitat A dan B

A = Jumlah spesies kumbang habitat A

B = Jumlah spesies kumbang habitat B

Nilai indeks kesamaan dibagi dalam dua kriteria yaitu jika nilai indeks >

50%, berarti kesamaan spesies tinggi pada kedua habitat dan jika nilai indeks

kesamaan < 50% berarti kesamaan spesies rendah. Jika Indeks Kesamaan suatu

spesies habitat diketahui, maka dapat dicari pula Indeks Ketidaksamaannya

(Indeks Dissimilarity = IDS). Indeks Kesamaan dan Indeks Ketidaksamaan antara

lain dapat dipakai untuk menyusun matriks Indeks Kesamaan dan Indeks

Ketidaksamaan dengan rumus :

Page 45: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

31

Keterangan:

IDS = Indeks Dissimilaritas (%)

IS = Indeks Kesamaan Sorensen

3.4.4. Pola Sebaran

Pola sebaran diketahui dengan menggunakan indeks morisita (Fowler dan

Cohen, 1990) :

S2

= ∑( )

( )

Keterangan : S2 = variansi

Xi = jumlah individu tiap plot

X = rata-rata jumlah individu semua plot

n = banyak plot

Dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : jika S2 < 1 maka pola

sebaran seragam; jika S2 = 1 maka pola sebaran acak; jika S

2 > 1 maka pola

sebaran berkelompok.

Page 46: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut data GHSNPMP-JICA (2007), Taman Nasional Gunung Halimun

Salak (TNGHS) secara geografis berada pada koordinat S : 0,6o41’24,8” E :

106o41’52,1” dengan ketinggian berkisar antara 500 m dpl sampai 1.800 m dpl.

Variasi curah hujan rata-rata di wilayah ini berkisar antara 4.000 mm sampai

6.000 mm/tahun, bulan Oktober-April merupakan musim hujan dengan curah

hujan antara 400 mm – 600 mm/bulan, sedangkan musim kemarau berlangsung

dari bulan Mei-September dengan curah hujan sekitar 200 mm/bulan. Suhu udara

rata-rata bulanan 31,5oC dengan suhu terendah 19,7

oC dan suhu tertinggi 31,8

oC.

Kelembapan udara relatif rata-rata 88%. Berdasarkan kondisi di atas, maka

kawasan TNGHS merupakan suatu kawasan yang memiliki potensi yang cukup

baik sebagai habitat dari berbagai flora dan fauna, salah satunya kumbang sungut

panjang.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juni-Juli 2014 di

tiga lokasi penelitian Resort Salak 2 – TNGHS, jumlah koleksi kumbang sungut

panjang pada kawasan ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah

koleksi yang dilakukan di kawasan Citiis dan Cidahu oleh Noerdjito (2009 dan

2010). Jumlah koleksi kumbang sungut panjang yang dikoleksi di Gunung

Bunder, Resort Salak 2 – Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)

berjumlah 126 individu yang termasuk ke dalam 15 spesies, sedangkan jumlah

individu di kawasan Citiis dan Cidahu terdiri dari 729 individu yang termasuk ke

Page 47: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

33

dalam 50 spesies. Berikut spesies kumbang sungut panjang yang dikoleksi pada

tiga lokasi penelitian di kawasan Resort Salak 2 – TNGHS :

Tabel 2. Spesies kumbang sungut panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada tiga

lokasi penelitian (hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam) di

kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Spesies Rasamala

Pinus

Hutan Alam

Acalolepta laevifrons

(Aurivillius, 1924)

0 0 2 2

Acalolepta rusticatrix

(Fisher, 1925)

0 2 0 2

Cacia subfasciata

(Schwarzer, 1931)

0 1 0 1

Cleptometopus javanicus

(Breuning, 1943)

0 1 0 1

Exocentrus artocarpi

(Breuning, 1939)

0 0 1 1

Nctymenius varicornis

(White, 1853)

0 0 2 2

Pterolophia melanura

(Pascoe, 1859)

0 0 5 5

Pterolophia triangularis

(Pascoe, 1866)

0 0 1 1

Pterolophia uniformis

(Pascoe, 1859)

0 13 5 18

Ropica obliquelineata

(Breuning, 1939)

1 0 0 1

Ropica strandi

(Breuning, 1942)

1 6 0 7

Sciades minutus

(Breuning, 1977)

5 0 0 5

Sybra fuscotriangularis

(Breuning, 1944)

10 41 13 64

Trachelophora cervicollis

(Pascoe, 1866)

1 0 0 1

Zorillispe spinipennis

(Breuning, 1939)

4 9 2 15

Jumlah Spesies 6 7 8 15

Jumlah individu 22 73 31 126

H’ 1.418 1.298 1.695

E 0.236 0.185 0.211

Page 48: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

34

Perbedaan jumlah koleksi ini disebabkan karena adanya perbedaan

banyaknya jumlah habitat yang digunakan pada saat penelitian. Habitat yang

digunakan oleh Noerdjito (2009) sebanyak 10 habitat, sedangkan habitat yang

digunakan di kawasan Gunung Bunder sebanyak 3 habitat. Hal ini dijelaskan oleh

Noerdjito (2010) yaitu keberadaan kumbang sungut panjang sangat dipengaruhi

oleh tipe vegetasi dan ketinggian tempat. Selain itu, keberadaan kumbang sungut

panjang sangat bergantung dengan vegetasi tumbuhan berkayu. Berikut koleksi

kumang sungut panjang pada tiga lokasi penelitian di Taman Nasional Gunung

Halimun Salak (TNGHS).

a. Acalolepta laevifrons

b. Acalolepta rusticatrix

c. Cacia subfasciata

d. Cleptometopus javanicus

f. Nyctimenius varicornis

e. Exocentrus artocarpi

Page 49: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

35

g. Pterolophia melanura

h. Pterolophia triangularis

i. Pterolophia uniformis

j. Pterolophia uniformis

l. Ropica strandi

n. Sybra fuscotriangularis

k. Ropica obliquelineata

m. Sciades minutus

Page 50: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

36

o. Trachelophora cervicollis

p. Zorillispe spinipennis

Gambar 13. Koleksi kumbang sungut panjang pada tiga lokasi penelitian (hutan

rasamala, hutan pinus dan hutan alam) di kawasan Taman Nasional

Gunung Halimun Salak

4.1. Keanekaragaman dan Kemerataan Kumbang Sungut Panjang

(Coleoptera: Cerambycidae) pada Tiga Lokasi Penelitian

Keanekaragaman jenis merupakan sifat komunitas yang memperlihatkan

tingkat keanekaragaman jenis organisme yang ada di dalamnya. Keanekaragaman

kumbang sungut panjang diketahui dengan menggunakan indeks keanekaragaman

Shannon-Wiener. Indeks keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan

hubungan kelimpahan spesies dalam komunitas (kekayaan spesies) dan kesamaan

spesies. Nilai keanekaragaman akan tinggi jika jumlah individu per spesies

merata.

Berdasarkan Gambar 14 nilai keanekaragaman kumbang sungut panjang

pada tiga lokasi penelitian (hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam) di

kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tergolong sedang

yaitu masing-masing berjumlah H’=1,41; H’=1,29 dan H’=1,69. Namun, diantara

nilai yang ditunjukkan oleh ketiga lokasi penelitian tersebut, nilai

keanekaragaman kumbang sungut panjang di hutan alam adalah yang tertinggi,

Page 51: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

37

yaitu H’=1,69. Hal ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan jenis habitat

pada setiap lokasi yang diteliti.

Gambar 14. Indeks keanekaragaman (H’) dan kemerataan (E) kumbang sungut

panjang pada tiga lokasi penelitian (hutan rasamala, hutan pinus dan

hutan alam) di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Menurut Connor and McCoy (1979); Speight et al., (1999) bahwa

keanekaragaman habitat akan mempengaruhi keanekaragaman spesies yang ada di

dalamnya yaitu habitat yang lebih heterogen mampu memberikan “niche” yang

lebih banyak, sehingga mampu menopang jenis organisme yang lebih banyak

pula, atau lebih sederhananya, habitat yang lebih beragam menyebabkan

keanekaragaman spesies yang lebih besar.

Menurut Fauziah (2015), hutan alam memiliki keanekaragaman habitat

yang lebih bervariasi jika dibandingkan dengan habitat hutan rasamala dan hutan

pinus. Jenis tumbuhan yang terdapat di hutan alam terdiri dari saninten

1.41

1.29

1.69

0.23 0.18 0.21

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

Rasamala Pinus Hutan Alam

Ind

eks

Kea

nek

ara

ga

ma

n d

an

Kem

era

taa

n

Habitat

Keanekaragaman Kemerataan

Page 52: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

38

(Castanopsis javanica), puspa (Schima wallichii), huni hutan (Antidesma

tetrandrum), jirak (Symplocos fasciculata), pinus (Pinus merkusii), ki merak

(Weinmannia blumei), ki bangkong (Turpinia sphaerocarpa), ki sampang (Euodia

latifolia), seuhang (Ficus grossularioides), ipis kulit (Pternandra azurea),

gompong (Arthrophylum diversifolium), wali songo (Leucaena sp.).

Keanekaragaman habitat inilah yang menyebabkan keanekaragaman kumbang

sungut panjang pada hutan alam tertinggi dibandingkan dengan habitat hutan

rasamala dan hutan pinus.

Indeks Evennes digunakan untuk mengetahui kemerataan jenis. Semakin

tinggi nilai indeks kemerataan jenis maka jumlah individu dari tiap jenis semakin

merata. Berdasarkan Gambar 14 indeks kemerataan jenis kumbang sungut

panjang pada tiga lokasi penelitian (hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam)

kemerataan jenis kumbang tidak merata atau tergolong rendah, yaitu hutan

rasamala E=0,23; hutan pinus E=0,18 dan hutan alam E=0,21. Hal ini disebabkan

adanya spesies yang memiliki jumlah individu lebih banyak dibandingkan spesies

yang lain, yaitu S. fuscotriangularis. Pada masing-masing lokasi penelitian,

kehadiran kumbang sungut panjang S. fuscotriangularis ini lebih tinggi jika

dibandingkan dengan koleksi kumbang sungut panjang lainnya. Hal ini terlihat

pada Tabel 2, yaitu pada hutan rasamala kehadiran S. fuscotriangularis sebanyak

10 individu, hutan pinus 41 individu dan hutan alam sebanyak 13 individu.

Indeks Similaritas (IS) digunakan untuk membandingkan kesamaan antara

habitat berdasarkan kesamaan antar jenis spesies. Nilai kesamaan jenis pada tiga

lokasi penelitian ini menunjukkan tingkat kesamaan jenis pada tiga lokasi

Page 53: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

39

penelitian tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 4 yang

menunjukkan nilai indeks similaritas tergolong rendah, yaitu kurang dari 50%.

Berdasarkan Tabel 2 terdapat kumbang sungut panjang yang keberadaannya

hanya terdapat pada satu habitat. Diantaranya, R. strandi, R. obliquelineata, T.

cervicoliis, dan S. minutus yang hanya terdapat pada hutan rasamala. A.

rusticatrix, C. subfasciata dan C. javanicus keberadaannya hanya pada hutan

pinus. A. laevifrons, E. artocarpi, N. varicornis, P. melanura dan P. triangularis

yang keberadaannya hanya pada hutan alam. Hal inilah yang menyebabkan nilai

kesamaan ketiga habitat ini tergolong rendah. Hanya dua jenis kumbang sungut

panjang yang tersebar pada tiga lokasi penelitian tersebut, yaitu S.

fuscotriangularis dan Z. spinipennis. Menurut Noerdjito (2009), S.

fuscotriangularis dan Z. spinipennis merupakan spesies-spesies yang bersifat

mampu hidup di berbagai tipe habitat atau mempunyai sebaran luas dalam jumlah

tertinggi dibandingkan dengan jenis yang lainnya.

Kumbang sungut panjang yang dikoleksi pada tiga lokasi penelitian

tersebut berasal dari 11 genus, yaitu Sybra, Zorillispe, Pterolophia, Cacia,

Ropica, Acalolepta, Cleptometopus, Trachelophora, Sciades, Exocentrus,

Nyctimenius. Semua genus yang teridentifikasi ini berasal dari satu subfamili,

yaitu subfamili Lamiinae. Menurut Duffy (2012), subfamili Lamiinae merupakan

kelompok serangga pemakan daun dan batang. Kumbang sungut panjang S.

fuscotriangularis dan Z. spinipennis tersebar di semua habitat. Jumlah individu

kumbang sungut panjang yang jumlah individunya paling banyak pada tiga lokasi

penelitian (hutan rasamala, hutan pinus dan hutan alam) yaitu S. fuscotriangularis.

Page 54: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

40

Menurut Noerdjito (2009), S. fuscotriangularis diketahui hanya terdapat di pulau

Jawa (endemik Jawa). Spesies ini memiliki sebaran yang luas, artinya spesies ini

mampu bertahan pada berbagai jenis habitat. Ukurannya yang kecil, sekitar 4 mm

memungkinkan spesies ini hidup dan berlindung di ranting atau ranting-ranting

mati yang kecil dari tumbuhan semak yang ada di antara pinus, sehingga tekanan

terhadap keselamatannya menjadi kecil.

Jenis kumbang sungut panjang yang dikoleksi pada ketiga habitat di

kawasan Gunung Bunder – Resort Salak 2 ini memiliki kemiripan dengan koleksi

kumbang Cerambycidae di kawasan Cidahu dan Citiis (2009 dan 2010).

Diantaranya A. laevifrons, A. rusticatrix, R. strandi, R. obliquelineata, S.

fuscotriangularis, C. javanicus, S. minutus, Z. spinipennis, P. melanura, P.

uniformis, P. triangularis dan N. varicornis. Menurut Noerdjito (2010), S.

minutus, Z. spinipennis dan C. javanicus merupakan spesies endemik jawa.

Perbedaan lokasi penelitian berpengaruh terhadap jumlah individu dan

jenis kumbang sungut panjang yang dikoleksi. Total individu kumbang sungut

panjang yang dikoleksi berjumlah 126 individu yang termasuk dalam 15 spesies

(Tabel 2).

Jumlah spesies kumbang sungut panjang tertinggi dikoleksi di hutan alam

(8 spesies, 38%), diikuti hutan pinus (7 spesies, 33%) dan terendah di hutan

rasamala (6 spesies, 29%) (Gambar 15.a). Jumlah individu kumbang sungut

panjang tertinggi dikoleksi pada habitat hutan pinus (73 individu, 58%), diikuti

hutan alam (31 individu, 25%) dan hutan rasamala (22 individu, 17%) (Gambar

15.b).

Page 55: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

41

Gambar 15. Persentase jumlah spesies (a) dan jumlah individu (b) kumbang

sungut panjang pada tiga lokasi penelitian Hutan rasamala (R), hutan

pinus (P) dan hutan alam (HA) di kawasan Taman Nasional Gunung

Halimun Salak

Berdasarkan gambar 15 (b) persentase jumlah individu kumbang sungut

panjang yang terdapat pada hutan pinus lebih tinggi dibandingkan persentase

jumlah individu kumbang sungut panjang pada hutan rasamala dan hutan alam,

yaitu sebesar 58%. Sedangkan persentase jumlah individu kumbang sungut

panjang pada hutan alam dan hutan rasamala masing-masing sebesar 25% dan

17%. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi habitat dan kerapatan vegetasi (tutupan

tajuk). Hal ini dijelaskan oleh Fahri (2013) bahwa beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi komunitas kumbang sungut panjang adalah jenis pohon,

penutupan tajuk, serasah, pohon busuk atau yang sedang mengalami proses

pelapukan.

33%

38%

29%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%J

um

lah

sp

esie

s

Habitat

P HA R

58%

25%

17%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Ju

mla

h i

nd

ivid

u

Habitat

P HA R

Page 56: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

42

(a) (b) (c)

Gambar 16. Vegetasi tempat pemasangan perangkap artocarpus (perangkap daun

nangka) pada tiga lokasi penelitian (hutan rasamala, hutan pinus dan

hutan alam) di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Kondisi habitat hutan alam dan hutan rasamala pada saat penelitian

cenderung lebih banyak mengalami gangguan. Tidak jarang masyarakat melewati

jalur pemasangan perangkap Artocarpus (AT). Selain itu, pada saat penelitian

berlangsung, Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang melakukan latihan militer.

Sehingga, situasi ini berdampak terhadap jumlah individu kumbang sungut

panjang yang dikoleksi.

Kehadiran kumbang sungut panjang pada hutan pinus pun cenderung lebih

banyak spesies yang berukuran kecil yaitu kurang dari 10 mm diantaranya

S.fuscotriangularis. S. fuscotriangularis diketahui hanya terdapat di pulau Jawa

(endemik Jawa). Spesies ini memiliki sebaran yang luas, artinya spesies ini

mampu bertahan pada berbagai jenis habitat. Ukurannya yang kecil, sekitar 4 mm

memungkinkan spesies ini hidup dan berlindung di ranting atau ranting-ranting

Page 57: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

43

mati yang kecil dari tumbuhan semak yang ada di antara pinus, sehingga tekanan

terhadap keselamatannya menjadi kecil.

Kerapatan vegetasi (tutupan tajuk) berpengaruh terhadap faktor abiotik

pada tiga lokasi penelitian. Menurut Fauziah (2015) tutupan tajuk pada hutan

rasamala dan hutan pinus tergolong rendah, sehingga berpengaruh terhadap suhu

udara, kelembapan udara relatif, intensitas cahaya dan kecepatan angin. Nilai

faktor abiotik yang diukur pada saat penelitian di hutan rasamala dan hutan pinus

menunjukkan nilai yang tidak terlalu berbeda jauh (Lampiran 8-11). Berdasarkan

gambar 16 dapat dilihat bahwa intensitas cahaya matahari pada kedua kawasan

(hutan rasamala dan hutan pinus) ini tergolong tinggi. Tingginya intensitas cahaya

berdampak pada suhu dan kelembapan udara relatif pada dua kawasan ini.

Intensitas cahaya yang lebih tinggi mengakibatkan suhu dan kelembapan udara

menjadi lebih tinggi pula.

Berbeda dengan faktor abiotik pada kawasan hutan alam. Intensitas cahaya

pada kawasan ini relatif rendah (Lampiran 10). Hal ini disebabkan tutupan tajuk

pada kawasan hutan alam ini relatif lebih rapat (Gambar 17). Kurangnya intensitas

cahaya pada kawasan ini berbanding lurus dengan nilai suhu udara, kelembapan

udara relatif dan kecepatan angin. Suhu udara, kelembapan udara relatif dan

kecepatan angin pada kawasan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan hutan

rasamala dan hutan pinus. Rendahnya intensitas cahaya dan suhu pada kawasan

hutan alam ini menjadikan situasi pada kawasan ini lebih dingin dibandingkan

dengan dua lokasi penelitian lainnya.

Page 58: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

44

4.2. Pola Sebaran Kumbang Sungut Panjang (Coleoptera: Cerambyciadae)

Pengukuran pola sebaran jenis kumbang sungut panjang dihitung dengan

menggunakan indeks morisita. Berdasarkan data jumlah individu dan jumlah

spesies tersebut dapat diketahui pola sebaran kumbang sungut panjang pada

masing-masing lokasi penelitian cenderung seragam. Akan tetapi, terdapat satu

jenis kumbang sungut panjang yang memiliki pola sebaran berkelompok. Hal ini

disebabkan karena adanya pengaruh biotik. Menurut Fahrul (2005), faktor biotik

merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberadaan kumbang

sungut panjang.

Faktor ini meliputi hubungan intraspesifik dan interpsesifik. Hubungan

intraspesifik merupakan hubungan antar serangga yang termasuk ke dalam spesies

yang sama, sehingga terjadi persaingan dalam mendapatkan sumber pakan.

Hubungan interspesifik merupakan hubungan serangga dalam spesies yang

berbeda atau hubungan serangga dengan makhluk hidup lainnya. Menurut

Indriyanto (2005), tipe pola sebaran seragam terjadi apabila kondisi lingkungan

cukup seragam di seluruh area dan ada kompetisi yang kuat antarindividu anggota

populasi. Kompetisi yang kuat antarindividu anggota populasi akan mendorong

terjadinya pembagian ruang yang sama. Berdasarkan Tabel 2, kumbang sungut

panjang yang keberadaannya paling mendominasi dibandingkan dengan spesies

lain yaitu S. fuscotriangularis. Hal ini juga terlihat pada Gambar 17 yang

menunjukkan bahwa kehadiran kumbang S. fuscotriangularis menumpuk pada

beberapa titik sampling saja di masing-masing lokasi penelitian.

Page 59: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

45

Gambar 17. Pola sebaran kumbang sungut panjang pada tiga lokasi penelitian – TNGHS; Keterangan : merupakan spesies yang jumlah

individu paling banyak pada masing-masing habitat dengan pola sebaran berkelompok (S. fuscotriangularis)

H’ = 1,41

H’ = 1,29

H’ =1,69

Page 60: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

46

Perbedaan yang paling signifikan terlihat jelas pada lokasi penelitian hutan

pinus bahwa sebaran S. fuscotriangularis hanya pada titik sampling 1, 2, 9, 11 dan

12. Hal ini disebabkan karena pada lokasi hutan pinus ini tingkat aktivitas

manusia sangat tinggi, seperti tempat wisata (lokasi perkemahan) bahkan

masyarakat sekitar menjadikan lokasi ini sebagai tempat tambahan biaya ekonomi

dengan mengambil getah pohon pinus, sehingga kompetisi untuk mencari sumber

pakan oleh kumbang sungut panjang pada lokasi ini menjadi lebih tinggi. Selian

itu, menurut Noerdjito (2009), spesies S. fuscotriangularis merupakan spesies

yang memiliki pola sebaran yang luas, maksudnya spesies S. fuscotriangularis ini

mampu hidup pada berbagai habitat dengan jumlah yang relatif tinggi.

Menurut Indriyanto (2005), pola sebaran berkelompok pada suatu populasi

merupakan distribusi yang umum terjadi di alam, baik bagi tumbuhan maupun

bagi binatang. Pola sebaran berkelompok terjadi karena berbagai sebab, antara

lain sebagai berikut : (a) kondisi lingkungan jarang yang seragam, meskipun pada

area yang sempit. Perbedaan kondisi tanah dan iklim pada suatu area akan

menghasilkan perbedaan dalam habitat yang penting bagi setiap organisme yang

ada di dalamnya, karena suatu organisme akan ada pada suatu area yang faktor-

faktor ekologinya tersedia dan sesuai bagi kehidupannya; (b) pola reproduksi dari

suatu individu-individu anggota populasi. bagi tumbuhan yang bereproduksi

secara vegetatif, juga bagi binatang yang masih muda menetap bersama dengan

induknya merupakan suatu kekuatan yang mendorong terjadinya pola

berkelompok dan (c) adanya perilaku hewan yang cenderung membentuk

kesatuan atau membentuk koloni merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya

Page 61: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

47

distribusi berkelompok. Demikian juga daya tarik seksual bagi binatang

merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya pola sebaran berkelompok.

Page 62: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1) Keanekaragaman kumbang sungut panjang di tiga habitat di kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tergolong sedang,

yaitu dengan rentang nilai H’ = 1,2 – 1,69.

2) Pola sebaran kumbang sungut panjang pada tiga habitat (hutan rasamala,

hutan pinus dan hutan alam yaitu seragam dan berkelompok.

5.2. Saran

Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai tanaman inang yang spesifik

dikunjungi oleh kumbang sungut panjang. Berkurangnya aktifitas manusia akan

berdampak baik terhadap keberadaan kumbang sungut panjang.

Page 63: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

49

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M dan Kahono. 2003. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa

Bagian Barat. (Edisi I). Biodiversity Conversation Project. LIPI Bogor.

Aurivillius, Chr. 1924. Neue oder wenig Bekkante Coleoptera Longicornia 20,

Ark. Zool., 17A (12): 1-21.

Borror, J. D., A. C., Johnson, F. N. 2005. Introduction to the Study of Insect.

Thomson Brooks/Cole. USA.

Breuning, E. 1939. Etudes sur les Lamiaires (Coleoptera: Cerambycidae). Nov.

Entomol., 3. Suppl., (9): 393- 520.

Breuning, E. 1944. Etudes sur les Lamiaires (Coleoptera, Cerambycidae). Nov.

Entomol., 3 suppl., (14): 281-512.

Breuning, S. 1943. Novae species Cerambycidarum 12, Folia Zool. Hydrob., 12

(1): 12-66.

Connor, E. F dan E. D. McCoy. 1979. The Statistics ad Biology of the Species-

area relationship. Ameri. Nat. (113): 27-49.

Duffy, E. A. J. 2012. Coleoptera (Cerambycidae). Copy Right Royal

Entomological Society of London Vol V. Part 12. London.

Fahri, Badjeber. 2013. Diversity and Abundance of Cerambycid Beetles

(Coleoptera: Cerambycidae) on the Four Types of Land Use in Jambi

Province. Tesis. IPB Bogor.

Fauziah, R. 2015. Struktur dan Komposisi Tumbuhan di Hutan Resort Salak 2-

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Skripsi. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. (unpublish).

Ferianita, M. F. 2006. Metode Sampling Bioekologi. Edisi I. Bumi Aksara.

Jakarta.

Fisher, W.S. 1925. New Malaysian Cerambycidae, Subfamily Lamiinae. Philipp.

Jl. Sci. 28 (2): 205-275.

Fowler, J. dan L Cohen. 1990. Practical Statistics for Field Biology. John Wiley

dan Sons Inc. Chichester, New York, Brisbane, Toronto Singapore.

Page 64: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

50

GHSNPMP-JICA. 2007. Taman Nasional Gunung Halimun – Salak. Bogor.

Email: [email protected]/mgh(g)/telkom.net. Website:

www.tnhalimun.go.id. Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Hank, LM., Millar JG, Moreira JA., Barbour JD., Lacey ES., McElfresh JS.,

Reuter FR, Ray AM. 2007. Using generic pheromone lures to expedite

identification of aggregation pheromones for the cerambycid beetles

Xylotrechus nauticus, Phymatodes lecontei, and Neoclytus modestus

modestus. Doi: 10.1007/s10886-007-7275-4. Journal of Chemical

Ecology 33: 889-907.

Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Penertbit: Bumi Aksara. Jakarta.

Lien, V. V. And D. Yuan. 2003. The Differences of Butterfly (Lepidoptera,

Papilionoidea) Communities in Habitats with Various Degrees of

Disturbance and Altitudes in Tropical. Biodiv and Concer, (12): 1099-

1111.

Magurran, A. E. 2004. Measuring Biological Diversity. Blackwell Publishing

Company. Australia.

Makihara, H., W. A. Noerdjito dan Sugiharto. 2002. Longicorn Beetles from

Gunung Halimun National Park, West Java, Indonesia. Bull. FFPRI,

Japan, Vol I, No. 3 (384): 189-223.

Makihara, H., W. A. Noerdjito dan Sugiharto. 2004. Differences and features of

Cerambycid Fauna with Fragment of Primary, Secondary and Degraded

Forest in Landscape affected by Human Impacts and Fire Disturbance,

Est Kalimantan, Indonesia. Proc. Int. Workshop on The Landscape Level

Rehabilitation og Degraded Tropical Forests, 2-3 Marh 2004. FFPRI,

Tsukuba, Japan, pp: 63-73.

Molles, Jr. M. C. 2005. Ecology Concepts and Applications, Fifth Edition.

McGraw-Hill International Edition. University of New Mexico. Mexico.

Noerdjito, W. A dan Sarino. 2009. Fauna Kumbang Cerambycidae, Lucanidae

dan Scarabaeidae di Kawasan Jalur Pendakian Palutungan Taman

Nasinal Gunung Ciremai. Laporan Teknik 208. Puslit Biologi-LIPI: 146-

157.

Noerdjito, W. A. 2003. Keragaman Kumbang (Coleoptera) di dalam: Amir M,

Kahono S. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian

Barat, JICA Biodiversity Coversation Project: 149-200.

Page 65: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

51

Noerdjito, W. A. 2009. Keragaman dan Distribusi Kumbang Sungut Panjang

(Coleoptera: Cerambycidae) di Berbagai Tipe Habitat di Gunung Salak,

Sisi Selatan, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat. LIPI: 75-87.

Noerdjito, W. A. 2009. Struktur Komunitas Kumbang Sungut Panjang

(Coleoptera: Cerambycidae) di Kawasan Gunung Ciremai. Edisi khusus

kawasan Gunung Ciremai Bagian 1. Jurnal Biologi Indonesia 4(5): 371-

384.

Noerdjito, W. A. 2010. Arti Kebun Raya Bogor Bagi Kehidupan Kumbang Sungut

Panjang (Coleoptera: Cerambycidae). Jurnal Biologi Indonesia. 6(2):

289-292.

Noerdjito, W. A. 2010. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman

dan Pola Distribusi Serangga di Gunung Salak. Laporan Akhir. LIPI.

Noerdjito, W. A. 2010. Keragaman dan Distribusi Kumbang Sungut Panjang

(Coleoptera: Cerambycidae) di Kebun Raya Bogor. Prosiding seminar

Nasional, Perhimpunan Entomologi Indonesia, Bogor 2008. 289-291.

Noerdjito, W. A. 2012. Kelompok Utama Fauna Kumbang Kayu Lapuk di

Gunung Slamet. Ekologi Gunung Slamet. LIPI. 205-229.

Noerdjito, W. A., Aswari, P., Peggie Djunijanti. 2011. Fauna Serangga Gunung

Ciremai. LIPI Press. Bogor.

Noerdjito, W. A., H, Makihara dan K, Matsumoto. 2005. Longicorn Beetle Fauna

(Coleoptera: Cerambycidae) Colected from Friendship Forest at

Sekaroh, Lombok. Proc. Int. Workshop on the Landscape Level

Rehabilitation of Degraded Tropical Forests, 22-23 February, 2005.,

FFPRI, Tsukuba, Japan, pp: 55-64.

Pascoe, F.P. 1859. Descriptions of new genera and species of Asiatic longicorn

coleoptera. part 3, Trans. Entomol. Soc. London, (2)IV: 236-267.

Pascoe, F.P. 1866. Catalogue of Longicorn Coleoptera, collected in the Island of

Penang by James Lamb, Esq. I,II. Proc. Zool. Soc. London, 1866, 222-

267, pls.26-29;504-536: 41-43.

Schwarzer, B. 1931. Beitrag zur Kenntnis der Cerambyciden (Ins. Col.) II,

Senckenbergiana, 13: 59-78.

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panendan Pengolahan.

Kanisius. Yogyakarta.

Page 66: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

52

Speight, M. R., M. D. Hunter dan A. D. Watt. 1999. Ecology of Insect: Concepts

and Applications. Blackwell Science Pty Ltd, Oxford.

Tantowijoyo, W dan Giyanto. 2011. Eksplorasi Keragaman Serangga Coleoptera

dan Lepidoptera di Pulau Moti, Ternate. Maluku Utara. LIPI Press.

167-185.

White, A. 1853. Catalogue of coleopterous insects in the collection of the British

Museum. part 7, Longicornia, 1: 1-174.

Page 67: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

53

LAMPIRAN

Lampiran 1. Indeks Keanekaragaman Jenis Kumbang Sungut Panjang pada

Habitat Hutan Rasamala di Kawasan Taman Nasional Gunung

Halimun Salak (TNGHS)

Spesies ∑

individu

Rasamala

Pi ln Pi Pi ln Pi

Acalolepta laevifrons 0 0 0 0

Acalolepta rusticatrix 0 0 0 0

Cacia subfasciata 0 0 0 0

Cleptometopus javanicus 0 0 0 0

Exocentrus artocarpi 0 0 0 0

Nctymenius varicornis 0 0 0 0

Pterolophia melanura 0 0 0 0

Pterolophia triangularis 0 0 0 0

Pterolophia uniformis 0 0 0 0

Ropica obliquelineata 1 0.045 -3.091 -0.139

Ropica strandi 1 0.045 -3.091 -0.139

Sciades minutus 5 0.227 -1.481 -0.336

Sybra fuscotriangularis 10 0.454 -0.788 0.357

Trachelophora cervicollis 1 0.045 -3.091 -0.139

Zorillispe spinipennis 4 0.181 -1.704 -0.308

Jumlah spesies 6 H’ = 1.418

Jumlah individu 22 E = 0.236

Page 68: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

54

Lampiran 2. Indeks Keanekaragaman Jenis Kumbang Sungut Panjang pada

Habitat Hutan Pinus di Kawasan Taman Nasional Gunung

Halimun Salak (TNGHS)

Spesies ∑

individu

Pinus

Pi ln Pi Pi ln Pi

A. laevifrons 0 0 0 0

A. rusticatrix 2 0.027 -3.597 -0.097

C. subfasciata 1 0.013 -4.290 -0.055

C. javanicus 1 0.013 -4.290 -0.055

E. artocarpi 0 0 0 0

N. varicornis 0 0 0 0

P. melanura 0 0 0 0

P. triangularis 0 0 0 0

P. uniformis 13 0.178 -1.725 -0.307

R. obliquelineata 0 0 0 0

R. strandi 6 0.082 -2.498 -0.204

S. minutus 0 0 0 0

S. fuscotriangularis 41 0.561 -0.576 0.323

T. cervicollis 0 0 0 0

Z. spinipennis 9 0.123 -2.093 -0.257

Jumlah spesies 7 H’ = 1.298

Jumlah individu 73 E = 0.185

Page 69: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

55

Lampiran 3. Indeks Keanekaragaman Jenis Kumbang Sungut Panjang pada

Habitat Hutan Alam di Kawasan Taman Nasional Gunung

Halimun Salak (TNGHS)

Spesies ∑

individu

Hutan Alam

Pi ln Pi Pi ln Pi

A. laevifrons 2 0.064 -2.740 0.175

A. rusticatrix 0 0 0 0

C. subfasciata 0 0 0 0

C. javanicus 0 0 0 0

E. artocarpi 1 0.032 -3.433 -0.109

N. varicornis 2 0.064 -2.740 0.175

P. melanura 5 0.161 -1.826 -0.294

P. triangularis 1 0.032 -3.433 -0.109

P. uniformis 5 0.161 -1.826 -0.294

R. obliquelineata 0 0 0 0

R. strandi 0 0 0 0

S. minutus 0 0 0 0

S. fuscotriangularis 13 0.419 -0.869 -0.364

T. cervicollis 0 0 0 0

Z. spinipennis 2 0.064 -2.740 0.175

Jumlah spesies 8 H’ = 1.695

Jumlah individu 31 E = 0.211

Page 70: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

56

Lampiran 4. Indeks Kesamaan (IS) Jenis pada tiga lokasi penelitian di Kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)

a. Indeks Similaritas pada hutan rasamala dan hutan pinus

= 46 %

b. Indeks Similaritas pada hutan pinus dan hutan alam

= 40 %

c. Indeks Similaritas pada hutan rasamala dan hutan alam

= 28 %

Page 71: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

57

Lampiran 5. Titik koordinat pemasangan perangkap Artocarpus (perangkap daun

nangka) pada Hutan Rasamala – TNGHS

PLOT Latitude (S) Longitude (E)

1 -6,67902 106,69133

2 -6,67924 106,69267

3 -6,67939 106,69182

4 -6,67961 106,69217

5 -6,67995 106,69265

6 -6,68043 106,69323

7 -6,68107 106,69357

8 -6,68091 106,69374

9 -6,68053 106,69396

10 -6,68022 106,69443

11 -6,68077 106,69423

12 -6,68102 106,69455

13 -6,68135 106,69387

14 -6,68164 106,69328

15 -6,68205 106,69454

Page 72: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

58

Lampiran 6. Titik koordinat pemasangan perangkap Artocarpus (perangkap daun

nangka) pada Hutan Pinus – TNGHS

PLOT Latitude (S) Longitude (E)

1 -6,68754 106,68844

2 -6,68779 106,68869

3 -6,68806 106,68874

4 -6,68872 106,68896

5 -6,68917 106,68914

6 -6,68985 106,68933

7 -6,68991 106,68967

8 -6,68928 106,69014

9 -6,68959 106,69058

10 -6,68904 106,69162

11 -6,68945 106,69189

12 -6,68984 106,69203

13 -6,69096 106,69259

14 -6,69008 106,69288

15 -6,69046 106,69332

Page 73: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

59

Lampiran 7. Titik koordinat pemasangan perangkap Artocarpus (perangkap daun

nangka) pada Hutan Alam – TNGHS

PLOT Latitude (S) Longitude (E)

1 -6,69196 106,69614

2 -6,69229 106,69748

3 -6,69261 106,69654

4 -6,69287 106,69716

5 -6,69317 106,69767

6 -6,69351 106,69593

7 -6,69383 106,69627

8 -6,69399 106,69842

9 -6,69441 106,69868

10 -6,69484 106,69892

11 -6,69539 106,69819

12 -6,69574 106,69753

13 -6,69608 106,69778

14 -6,69643 106,69695

15 -6,69678 106,69814

Page 74: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

60

Lampiran 8. Suhu udara rata-rata (oC) pada tiga lokasi penelitian di kawasan

TNGHS

Hari Koleksi Rasamala Pinus Hutan Alam

Hari ke-3 24,9 24,2 20,7

Hari ke-7 26,3 23,8 19,3

Hari ke-11 25,6 24,26 18,58

Page 75: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

61

Lampiran 9. Kelembapan udara relatif (%) pada tiga lokasi penelitian di kawasan

TNGHS

Hari Koleksi Rasamala Pinus Hutan Alam

Hari ke-3 73,3 78,16 89,86

Hari ke-7 74,4 77,2 88,76

Hari ke-11 74,53 77,29 88,16

Page 76: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

62

Lampiran 10. Intensitas cahaya (Klux) pada tiga lokasi penelitian di kawasan

TNGHS

Hari Koleksi Rasamala Pinus Hutan Alam

Hari ke-3 18,72 16,27 7,13

Hari ke-7 19,86 18,04 7,44

Hari ke-11 20,4 17,53 7,67

Page 77: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

63

Lampiran 11. Kecepatan angin (m/s) pada tiga lokasi penelitian di kawasan

TNGHS

Hari Koleksi Rasamala Pinus Hutan Alam

Hari ke-3 0,4 0,6 0

Hari ke-7 0,3 0,3 0

Hari ke-11 0,1 0 0

Page 78: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

64

Lampiran 12. Pola sebaran kumbang sungut panjang di Hutan Rasamala – TNGHS

Spesies ∑ Xi X Xi-X kuadrat (Xi-X)2 (Xi-X)2/n-1 Sebaran

Ropica obliquelineata (Breuning, 1939) 1 0,0454 0,9545 0,9545 0,9111 0,0650 seragam

Ropica strandi (Breuning, 1942) 2 0,0909 1,9090 1,9090 3,6446 0,2603 seragam

Sciades minutus (Breuning, 1977) 3 0,1363 2,8636 2,8636 8,2004 0,5857 seragam

Sybra fuscotriangularis (Breuning, 1944) 4 0,1818 3,8181 3,1818 12,1487 0,8677 seragam

Trachelophora cervicollis (Pascoe, 1866) 1 0,0454 0,9545 0,9545 0,9111 0,0650 seragam

Zorillispe spinipennis (Breuning, 1939) 2 0,0909 1,9090 1,9090 3,6446 0,2603 seragam

Page 79: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

65

Lampiran 13. Pola sebaran kumbang sungut panjang di Hutan Pinus – TNGHS

Spesies ∑ Xi X Xi-X kuadrat (Xi-X)2 (Xi-X)2/14 Sebaran

Acalolepta rusticatrix (Fisher, 1925) 1 0,0136 0,9863 0,9863 0,9727 0,0694 seragam

Cacia subfasciata (Schwarzer, 1931) 2 0,0273 1,9726 1,9726 3,8911 0,2779 seragam

Cleptometopus javanicus (Breuning, 1943) 1 0,0136 0,9863 0,9863 0,9727 0,0694 seragam

Pterolophia uniformis (Pascoe, 1859) 3 0,0410 2,95890 2,9589 8,7551 0,6253 seragam

Ropica strandi (Breuning, 1942) 3 0,0410 2,95890 2,9589 8,7551 0,6253 seragam

Sybra fuscotriangularis (Breuning, 1944) 5 0,0684 4,9315 4,9315 24,319 1,7371 berkelompok

Zorillispe spinipennis (Breuning, 1939) 3 0,0410 2,95890 2,9589 8,7551 0,6253 seragam

Page 80: KEANEKARAGAMAN KUMBANG SUNGUT PANJANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27995... · 2015-08-28 · kumbang sungut panjang dipengaruhi oleh adanya vegetasi tumbuhan

66

Lampiran 14. Pola sebaran kumbang sungut panjang di Hutan Alam – TNGHS

Spesies ∑ Xi X Xi-X kuadrat (Xi-X)2 (Xi-X)2/14 Sebaran

Acalolepta laevifrons (Aurivillius, 1924) 1 0,0322 0,9677 0,9677 0,9365 0,0668 seragam

Exocentrus artocarpi (Breuning, 1939) 1 0,0322 0,9677 0,9677 0,9365 0,0668 seragam

Nctymenius varicornis (White, 1853) 2 0,0645 1,9354 1,9354 3,7460 0,2675 seragam

Pterolophia melanura (Pascoe, 1859) 1 0,0322 0,9677 0,9677 0,9365 0,0668 seragam

Pterolophia triangularis (Pascoe, 1866) 1 0,0322 0,9677 0,9677 0,9365 0,0668 seragam

Pterolophia uniformis (Pascoe, 1859) 3 0,0967 2,9032 2,9032 8,4287 0,6020 seragam

Sybra fuscotriangularis (Breuning, 1944) 4 0,1290 3,8709 3,8709 14,9843 1,0703 berkelompok

Zorillispe spinipennis (Breuning, 1939) 2 0,0645 1,9354 1,9354 3,7460 0,2675 seragam