Upload
lyduong
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN
PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Kebijakan Stabilitas
Makroekonomi dan
Pembangunan Infrastruktur
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
10 Agustus 2018
Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)
“Efisiensi Anggaran; Meninjau Ulang Proyek Infrastruktur”
OUTLINE PEMBAHASAN
1
2
3
4
Perkembangan Ekonomi Global dan Domestik
Realisasi APBN Semester I dan Outlook Semester II 2018
Kebijakan Pemerintah dalam Pembiayaan Infrastruktur
Peran Kementerian Keuangan dalam Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
2
PEREKONOMIAN GLOBAL MENGALAMI PEMULIHAN SEJAK TAHUN 2017, NAMUN
RISIKO TETAP TINGGIPemulihan global yang didorong oleh penguatan ekonomi AS membawa risiko pada pembalikan arus modal ke AS dan
penguaran dolar, seiring normalisasi kebijakan moneter yang diterapkan
4Kementerian Keuangan
• Perekonomian global mengalami perbaikandengan AS menjadi salahsatu motor utama
• Perbaikan ekonomi AS normalisasi kebijakanmoneter kenaikan imbalhasil pembalikan modal ke AS penguatan dolarAS.
• Beberapa risiko dan tantangan bagi perekonomian global kedepan:
• Tekanan pasar keuanganakibat normalisasimoneter AS
• Moderasi Tiongkok
• Proteksionisme
• Perang Dagang AS-Tiongkok
• Ketegangan geopolitik
• Perubahan iklim/cuaca ekstrim
Sumber: Data IMF Juli 2018,
diolah
3.9 3.9
2.42.2
4.9 5.1
5.3 5.3
0
1
2
3
4
5
6
7
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018p 2019p
Proyeksi Pertumbuhan Global (%, yoy)
Dunia
Negara Maju88
89
90
91
92
93
94
95
96
Dollar IndexSumber: Bloomberg, diolah
Sumber: Bloomberg, diolah
PERTUMBUHAN PDB INDONESIAKinerja pertumbuhan ekonomi terus melanjutkan peningkatan
4.94
5.21
5.034.94
5.01 5.01 5.065.19
5.06
5.27 5.02
5.07
4.00
4.50
5.00
5.50
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2016 2017 2018
PDB (%,yoy)
SEKTOR Q2 2016 Q2 2017 Q2 2018
Primer 2.56 2.81 3.81Pertanian dan Pertambangan
Sekunder 4.82 4.32 4.61Industri, Listrik, Gas, Air, dan Konstruksi
Tersier 6.34 5.21 5.81Perdagangan, Transportasi, Infokom, Jasa Keuangan, dan Jasa-Jasa Lainnya
Pertumbuhan PDB Sektoral
Dari sisi produksi, pertumbuhan didukung oleh semua sektor. Sektor primer, sekunder, dantersier mampu tumbuh lebih tinggi dari Q2 2017 yang menandakan membaiknya aktivitasproduksi barang dan jasa.
Sektor primer mampu mengalami peningkatan pertumbuhan cukup tinggi sejalan dengankeberhasilan panen hasil pangan.
Pertumbuhan Q2 2018 mencapai 5,27% tertinggi sejak tahun2014 setelah memasuki masa konsolidasi pasca commodityboom pada tahun 2015-2016
Sisi Pengeluaran:• Kontribusi konsumsi RT meningkat di Q2 2018 sejalan
dengan pertumbuhan yang tinggi• Kontribusi PMTB sedikit menurun di Q2 dibandingkan Q1
2018, namun tetap lebih tinggi dari Q2 2017• Komponen lain mengalami peningkatan terkait dengan
tingginya pertumbuhan inventori• Perdagangan internasional masih menunjukkan kontribusi
negatif sejalan dengan tingginya impor terkait aktivitasproduksi dalam negeri
Sumber: BPS, Diolah
1.682.54 1.86
0.55
-1.13 -1.21
0.18
0.68 1.37
2.75
2.81 2.86
-1.0
1.0
3.0
5.0
7.0
Q2 2017 Q1 2018 Q2 2018
Kontribusi Pertumbuhan PDB Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah PMTB Net Ekspor
Lainnya Konsumsi RT & LNPRT
5
PERTUMBUHAN PDB MENURUT KOMPONEN PENGELUARANSeluruh konsumsi tumbuh tinggi, baik rumah tangga, LNPRT maupun Pemerintah
Komponen Pengeluaran (YoY) 2016 2017 2018
Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Q1 Q2 S1
Pengeluaran Konsumsi RT dan LNPRT 4,98 5,10 5,04 5,04 5,03 5,00 5,02 5,01 4,95 4,98 5,01 5,22 5,11
Rumah Tangga 4,95 5,07 5,01 5,01 4,99 4,94 4,95 4,94 4,93 4,97 4,95 5,14 5,05
LNPRT 6,41 6,73 6,57 6,67 6,75 8,07 8,52 8,29 6,02 5,24 8,09 8,71 8,40
Konsumsi Pemerintah 3,43 6,21 5,01 -2,95 -4,03 2,69 -1,92 0,04 3,48 3,81 2,74 5,26 4,17
PMTB 4,67 4,18 4,42 4,24 4,79 4,77 5,34 5,06 7,08 7,27 7,95 5,87 6,89
Ekspor -3,10 -1,50 -2,30 -5,75 4,15 8,41 2,80 5,56 17,01 8,50 6,09 7,70 6,89
Impor -5,04 -3,47 -4,25 -4,13 2,72 4,81 0,20 2,47 15,46 11,81 12,66 15,17 13,90
PDB 4,94 5,21 5,08 5,03 4,94 5,01 5,01 5,01 5,06 5,19 5,06 5,27 5,17Sumber: BPS
Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT tumbuh tinggi didukung olehperayaan hari besar Bulan Ramadhan dan Idul Fitri beserta libur panjangyang diiringi oleh tingkat inflasi yang terjaga. Selain itu pelaksanaan bantuansosial tunai dari pemerintah yang tepat waktu turut meingkatkan konsumsiRT.
Kinerja LNPRT yang tumbuh tinggi seiring dengan pelaksanaan Pilkada padaJuni 2018.
Konsumsi Pemerintah tumbuh positif didorong oleh tingginya realisasibelanja individu terkait dengan peningkatan dan perluasan pemberian THR.
PMTB tumbuh lebih tinggi dari Q2 2017 didorong oleh pertumbuhan mesindan perlengkapan. Komponen bangunan dan kendaraan masih tumbuhpositif meskipun lebih rendah dari Q2 2017
Laju pertumbuhan ekspor masih lebih rendah dari impor karena masihtingginya peningkatan permintaan domestik baik barang modal, bahanbaku, dan bahan penolong maupun barang konsumsi.
Pada Q2 2018, terdapat pola yang tidak biasa dimana pertumbuhanimpor tinggi namun pada saat yang sama pertumbuhan PMTB tidaktinggi.
• Faktor yang mempengaruhi adalah pertumbuhan inventori yang tinggi44,0%
• Hal ini menunjukkan terdapat barang yang belum termanfaatkan danmemberikan sinyal terhadap persepsi positif terhadap kinerjaperekonomian pada kuartal ke depan
6
PERTUMBUHAN PDB MENURUT SISI PRODUKSIFaktor libur lebaran mendorong permintaan pada sektor tertentu: industri pengolahan, perdagangan, & transportasi
Sumber: BPS, Diolah
Kinerja Sektor Pertanian tumbuh lebih baik terutama dukung kondisi cuaca yang lebih kondusif, berdampak pada peningkatan hasil panen tanaman pangan dan sayur-sayuran. Sementara, perkebunan dan perikanan relatif tumbuh stabil.
Sektor Pertambangan tumbuh positif ditopang peningkatan aktivitas produksi mineral logam dan pertambangan migas yang kembali tumbuh positif, sedangkan tambang batubara mengalami penurunan produksi.
Sektor Industri Pengolahan tumbuh lebih baik namun terbatas, terdapat dorongan peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan lebaran terutama pada industri makanan minuman, tekstil, alas kaki, karet, dan alat angkutan; namun di sisi lain industri lainnya seperti industri barang elektronik & kimia-farmasi relatif stagnan.
Kinerja Sektor Tersier/Jasa tetap menunjukkan tren pertumbuhan yg relatif tinggi meskipun sebagian mengalami perlambatan:
Transportasi & Pergudangan tumbuh tinggi sejalan tingginya permintaan layanan transportasi terkait dengan aktivitas mudik saat lebaran.
Perdagangan menunjukkan peningkatan pertumbuhan sejalan dengan penjualan ritel & kendaraan bermotor serta aktivitas ekspor dan impor.
Jasa Keuangan mengalami perlambatan akibat aktivitas penyaluran kredit yang masih belum optimal.
Pertumbuhan PDB per Sektor (%, YoY)
2016 2017 2018Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Y Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Y Q1 Q2 S1
Sektor Primer 1,37 2,56 1,98 2,07 3,72 2,40 3,75 2,81 3,27 2,43 1,32 2,59 2,30 3,81 3,08Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 1,47 3,48 2,53 3,18 5,53 3,36 7,15 3,23 5,07 2,77 2,24 3,81 3,29 4,76 4,05Pertambangan dan Penggalian 1,22 1,04 1,13 0,17 1,35 0,95 -1,22 2,12 0,43 1,84 0,08 0,69 0,74 2,21 1,47
Sektor Sekunder 5,39 4,82 5,10 4,63 3,57 4,58 4,69 4,32 4,50 5,50 5,26 4,95 5,36 4,61 4,98Industri Pengolahan 4,68 4,62 4,65 4,47 3,28 4,26 4,28 3,50 3,88 4,85 4,46 4,27 4,56 3,97 4,26Pengadaan Listrik, Gas, dan Air 7,35 6,09 6,70 4,69 3,11 5,26 1,80 -2,09 -0,18 4,88 2,50 1,76 3,33 7,29 5,30Konstruksi 6,76 5,12 5,93 4,95 4,21 5,22 5,96 6,94 6,45 6,98 7,23 6,79 7,35 5,73 6,53
Sektor Tersier 6,02 6,34 6,18 5,48 4,85 5,66 5,58 5,21 5,39 5,89 6,01 5,68 5,90 5,81 5,85Perdagangan Besar dan Eceran 4,31 4,28 4,30 3,66 3,87 4,03 4,61 3,47 4,03 5,20 4,47 4,44 4,93 5,24 5,09Transportasi & Pergudangan 7,42 6,52 6,96 8,18 7,64 7,45 8,06 8,80 8,44 8,88 8,21 8,49 8,59 8,59 8,59Informasi dan Komunikasi 7,58 9,31 8,46 8,93 9,62 8,88 10,48 11,06 10,78 8,82 8,99 9,81 8,52 6,06 7,26Jasa Keuangan dan Asuransi 9,32 13,60 11,44 9,04 4,18 8,90 5,99 5,94 5,97 6,16 3,85 5,48 4,33 3,02 3,67Sektor Jasa-Jasa Lainnya 5,87 5,52 5,69 4,52 3,84 4,91 4,28 3,90 4,09 4,80 6,31 4,85 5,62 6,18 5,90
PDB 4,94 5,21 5,08 5,03 4,94 5,03 5,01 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07 5,06 5,27 5,17
7
PERTUMBUHAN EKONOMI SPASIAL.. Seluruh kawasan mengalami pertumbuhan ekonomi positif di kuartal II tahun 2018
2018:5,69%
2018:3,31%
2018:6,75%
2018:3,75%
2018:18,18%
2018:4,65%
Pertumbuhan seluruh wilayah mengalami peningkatan pertumbuhan kecuali wilayah Kalimantan.
• Pertumbuhan Jawa dan Sumatera lebih tinggi terkait dengan peningkatan kinerja sektorsekunder dan tersier
• Pertumbuhan wilayah timur mengalami kenaikan tinggi lebih dikarenakan faktor tambang
Secara struktur ekonomi tidak banyak mengalami perubahan. Wilayah Jawa dan Sumatera masihmemberikan kontribusi terbesar yakni sebesar 58,61 persen dan 21,54 persen
Jawa:Share PDB 58,61%
Sumatera:Share PDB 21,54%
Kalimantan:Share PDB 8,05% Sulawesi:
Share PDB 6,20% Maluku & Papua:Share PDB 2,54%
Bali & Nusa Tenggara:Share PDB 3,06%Sumber: BPS
2017: 4,17%
2017: 5,47%
2017: 3,38%
2017:5,31%
2017:6,55%
2017:4,42%
8
PADA Q1 2018, REALISASI PENANAMAN MODAL TUMBUH 11,8 PERSEN..sektor jasa menjadi menjadi sektor yang diminati investor
Realisasi Penanaman Modal
Sektor yang Diminati Investor Q1 2018 Realisasi PMA Berdasarkan Negara Asal Tahun Q1 2018
Sumber: NSWi BKPM, diolah 7,2%
RealisasiQ1 2016 Q1 2017 Q1 2018
Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy
PMDN 50,4 18,6 68,8 36,5 76,4 11,0
PMA 96,1 17,1 97,0 0,9 108,9 12,4
Total 146,5 17,6 165,8 13,2 185,3 11,8
• Pada periode Januari-Maret 2018, Realisasipenanaman modal mencapai Rp185,3 triliun, atau tumbuh 11,8 persen.
Realisasi PMDN sebesar Rp76,4triliun, tumbuh 11%.
Realisasi PMA sebesar Rp108,9 triliun, tumbuh 12,4%.
• Hampir setengah dari total Investasidisumbang oleh Sektor tersier. Secara lebihdetil, sektor utama yang berkontribusiadalah:
PMDN: Sektor konstruksi, Pertaniandan Transportasi
PMA: Sektor Perumahan, IndustriElektronik, Listrik, Gas dan Air
• Negara-negara Asia menjadi penyumbangPMA terbesar ke Indonesia.
Singapura masih berada di peringkatpertama dengan share sebesar 32,6%.
Diikuti oleh Jepang dan Korea Selatan, dengan share masing-masing 16,7 dan11,6 persen
24.5%
6.3%
8.3%
11.6%
16.7%
32.6%
Lainnya
HongKong
Tiongkok
KoreaSelatan
Jepang
Singapura
48.4%
33.9%17.7%
SektorSekunder Sektor
PrimerRp 32,8 T
SektorTersierRp 89,7 T
9
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA MENGALAMI DEFISIT USD3,9 MILIAR PADA Q1-2018Rendahnya didorong oleh pelebaran defisit transaksi berjalan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan turunnya
surplus Transaksi Modal dan Finansial
10
Neraca Pembayaran dan Cadangan Devisa (USD miliar)
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2018 mengalami
defisit USD 3,9 miliar (1,4% PDB), sementara di triwulan I 2017 NPI
masih mencatatkan surplus sebesar USD4,5 miliar (1,9% PDB).
Defisit Transaksi Berjalan tercatat USD5,5 miliar (2,1% PDB)
pada triwulan I 2018, lebih tinggi dari defisit pada triwulan I
tahun sebelumnya yang mencapai USD2,2 miliar (0,9% PDB). Hal
ini antara lain akibat kenaikan impor untuk mendukung
kebutuhan kegiatan produksi domestik.
Transaksi Modal dan Finansial mencatatkan penurunan surplus
akibat ketidakpastian di pasar keuangan global di tengah masih
terjaganya iklim investasi di Indonesia.
Posisi cadangan devisa di bulan Juli 2018 ada pada tingkat 118,3 miliar
(6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah),
menurun jika dibanding posisi akhir tahun 2017 pada level USD130,2
miliar
ITEM2016 2017 2018
Total Q1 Q2 Q3 Q4* Total Q1**
I. TRANSAKSI BERJALAN -17,0 -2,2 -4,7 -4,6 -6,0 -17,5 -5,5
1. Barang 15,3 5,6 4,8 5,3 3,1 18,8 2,4
2. Jasa-jasa -7,1 -1,2 -2,2 -2,1 -2,3 -7,8 -1,4
3. Pendapatan Primer -29,6 -7,7 -8,3 -8,9 -8,0 -33,0 -7,9
4. Pendapatan Sekunder 4,5 1,1 1,0 1,2 1,2 4,5 1,4
II. TRANSAKSI MODAL 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1
III. TRANSAKSI FINANSIAL 29,3 6,9 5,5 10,2 6,8 29,5 1,8
1 Investasi Langsung 16,1 2,8 4,5 7,6 4,3 19,2 3,1
2 Investasi Portofolio 19,0 6,5 8,1 4,0 2,0 20,6 -1,2
3 Derivatif Finansial 0,0 -0,1 0,0 0,0 -0,1 -0,1 0,1
4 Investasi Lainnya -5,8 -2,4 -7,1 -1,4 0,7 -10,2 -0,2
IV. TOTAL (I+II+III) 12,4 4,8 0,8 5,6 0,8 12,0 -3,7
V.
SELISIH PERHITUNGAN
BERSIH -0,3 -0,3 -0,2 -0,1 -0,3 -0,4 -0,2
VI.
NERACA KESELURUHAN
(IV+V) 12,1 4,5 0,6 5,5 0,5 11,6 -3,9
Posisi Cadangan Devisa 116,4 121,8 123,1 129,4 130,2 130,2 126,0
(bulan impor & pemb. ULN
Pemt.) 8,4 8,6 8,6 8,6 8,3 8,3 7,7
Transaksi Berjalan (% PDB) -1,82 -0,89 -1,86 -1,76 -2,34 -1,73 -2,15
5
55
105
155
-10.0
-5.0
0.0
5.0
10.0
15.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2015 2016 2017 2018
USD miliarUSD miliar
Trans. Modal & Finansial Transaksi Berjalan
Neraca Pembayaran Indonesia (USD miliar)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN SEMESTER I 2018Terdapat adanya defisit utamanya karena kebutuhan pembangunan infrastruktur
Neraca Perdagangan Indonesia Semester I 2015-2018
• Nilai ekspor dan impor di Semester I 2018 mencapai USD88,0 miliar dan USD89,0 miliar, atau masing-masing tumbuh 11,5% dan 12,7% dibanding semester I tahun 2017.
• Perkembangan tersebut menyebabkan terjadinya defisit neraca perdagangan di semester I 2018 USD1,02 miliar.
Defisit pertama kali sejak tahun 2014 (Sem I 2014 defisit USD 1.1 miliar).
• Pertumbuhan impor di semester pertama 2018 yang jauh lebih tinggi dibanding ekspor
Impor barang-barang modal dan bahan baku terkait kegiatan infrastruktur, seperti bulldozer, traktor, crane, besi dan baja.
Impor produk pangan dalam rangka stabilisasi harga dan persiapan menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang lebih awal
Impor migas meningkat seiring peningkatan harga minyak.
Ekspor mencatat tren pertumbuhan yang meningkat
• Peningkatan impor bahan baku dan barang modal memberi indikasi peningkatan kapasitas produksi dalam negeri ke depan
Pertumbuhan Ekspor Impor Semester I 2015-2018 (yoy)
Sumber: BPS, diolah
11
PERKEMBANGAN EKSPOR SEKTORAL INDONESIASektor manufaktur masih dominan pada ekspor, perlunya mendorong proses hilirisasi
12
Nilai Ekspor Indonesia menurut Sektor (USD Juta)• Peranan sektor Manufaktur pada ekspor Indonesia
masih dominan. Sebagian besar masih berbasiskomoditas (SDA) seperti CPO dan Karet.
• Perlu perhatian untuk terus mendorongproses hilirisasi guna meningkatkan nilaitambah dan daya saing.
• Sektor pertambangan memberikan porsi sekitar 17 persen, terutama didorong oleh harga komoditas(batubara) yang sedang meningkat danpeningkatan volume yang salah satupendorongnya adalah relaksasi kebijakanminerba.
• Sektor Migas sangat dipengaruhi oleh faktor hargaminyak dunia, namun terjadi penurunan seiringdengan lifting minyak yang menurun.
• Sektor Pertanian mengalami penurunan kontribusiatas total ekspor, seiring dengan proses hilirisasipada komoditas sehingga beralih menjadi sektormanufaktur.
Sumber BPS, diolah
Pertanian Manufaktur Pertambangan
2011 3.256,7 124.108,3 34.654,6 41.477,1 203.496,7
Share thd Total 2% 61% 17% 20%
2012 3.597,7 118.115,2 31.330,1 36.977,1 190.020,1
Share thd Total 2% 62% 16% 19%
2013 3.598,5 115.158,6 31.161,7 32.633,2 182.552,0
Share thd Total 2% 63% 17% 18%
2014 3.373,3 119.753,8 22.834,1 30.018,9 175.980,1
Share thd Total 2% 68% 13% 17%
2015 3.726,5 108.603,5 19.461,9 18.574,4 150.366,3
Share thd Total 2% 72% 13% 12%
2016 3.407,0 110.504,1 18.169,7 13.105,5 145.186,2
Share thd Total 2% 76% 13% 9%
2017 3.671,0 125.103,2 24.309,6 15.744,2 168.828,0
Share thd Total 2% 74% 14% 9%
Jan - Juni 2018 1.580,4 63.012,5 14.788,4 8.637,1 88.018,4
Share thd Total 2% 72% 17% 10%
Non Migas Migas Total
Sumber:BPS, diolah
TEKANAN PADA RUPIAH DAN MATA UANG NEGARA BERKEMBANG MASIH
BERLANJUT Volatilitas disebabkan faktor eksternal seperti sentimen investor dan kenaikan FFR
Sumber : Bloomberg, diolah
Terjadinya sentimen arus modal dan likuiditas global ke Amerika Serikat, terutama dari negara berkembang• Kenaikan FFR yang lebih pasti seiring perbaikan data ekonomi AS• Peningkatan defisit belanja negara AS mendorong kenaikan yield
obligasi AS.Perkembangan tersebut berdampak pada: • depresiasi mata uang banyak negara terhadap dolar AS, termasuk
Indonesia.• Pelemahan kinerja pasar saham di pasar global
13
HIGHLIGHT CAPAIAN APBN 2018 SELAMA SEMESTER IPertumbuhan ekonomi terjaga di atas 5%, pos-pos APBN tumbuh membaik, Keseimbangan Primer Surplus
Kondisi RiilPertumbuhan ekonomi Semester I 2018 diperkirakan mencapai5,1% terutama didukung peningkatan investasi dan perdagangan internasional
Kinerja APBN dalam Semester I 2018 menunjukkan peningkatan dan arah yang tepat, baik disisi pencapaian ekonomi
makro maupun besaran-besaran Postur APBN
Defisit 0,75 persen
(Sem.I 2017: 1,29%;
Sem.I 2016: 1,82%)
Keseimbangan primer
Rp10,0 T [Sem.I 2017:
Rp(68,2) T; Sem.I 2016:
Rp(143,4) T]
Penerimaan Perpajakan tumbuh 14,3 persen
(Sem.I 2017: 9,6%; Sem.I 2016: -2,4%)
PNBP tumbuh 21%. Mencapai 64,2 persen dari targetnya
(Sem.I 2017: tumbuh 30,3%; Sem.I 2016: tumbuh -15,4%)
Penyerapan Belanja K/L 34,9 % dari pagu
(Sem.I 2017: 33,1%; Sem.I 2016: 34,2%)
Penyerapan Transfer ke Daerah dan Dana Desa 50,3 % dari pagu
(Sem.I 2017: 51,5%; Sem.I 2016: 49,5%)
15
REALISASI SEMESTER I TAHUN 2018…defisit semakin kecil dan terdapat surplus keseimbangan primer
2015 2016
Realisasi
Semester I
Realisasi
Semester I
% thd
APBNP
Growth
(%)APBN
Realisasi
Semester I
% thd
APBN
Growth
(%)
A. PENDAPATAN NEGARA 667,9 634,7 718,2 41,4 13,2 1.894,7 833,4 44,0 16,0
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 667,6 634,1 718,0 41,4 13,2 1.893,5 830,3 43,9 15,6
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 535,1 522,0 571,9 38,8 9,6 1.618,1 653,5 40,4 14,3
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 132,5 112,1 146,1 56,1 30,3 275,4 176,8 64,2 21,0
II. PENERIMAAN HIBAH 0,4 0,6 0,2 6,9 (62,3) 1,2 3,1 260,7 1.363,8
B. BELANJA NEGARA 752,2 865,4 893,3 41,9 3,2 2.220,7 944,0 42,5 5,7
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 417,5 481,3 498,6 36,5 3,6 1.454,5 558,4 38,4 12,0
1. Belanja K/L 195,3 262,8 263,9 33,1 0,4 847,4 296,0 34,9 12,1
2. Belanja Non K/L 222,2 218,5 234,6 41,3 7,4 607,1 262,4 43,2 11,9
a.l. a. Subsidi Energi 62,6 51,0 37,6 41,9 (26,3) 94,5 59,5 63,0 58,1
b. Subsidi Non Energi 27,4 21,3 21,1 26,7 (0,8) 61,7 14,4 23,4 (31,6)
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 334,7 384,0 394,8 51,5 2,8 766,2 385,6 50,3 (2,3)
1. Transfer ke Daerah 326,8 357,2 360,4 51,0 0,9 706,2 349,7 49,5 (3,0)
2. Dana Desa 7,9 26,8 34,4 57,3 28,2 60,0 35,9 59,8 4,3
C. KESEIMBANGAN PRIMER (10,7) (143,4) (68,2) 38,3 (52,4) (87,3) 10,0 (11,5) (114,7)
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (84,3) (230,7) (175,1) 44,1 (24,1) (325,9) (110,6) 33,9 (36,8)
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (0,72) (1,82) (1,29) (2,19) (0,75)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 177,2 276,6 209,4 52,7 (24,3) 325,9 176,2 54,1 (15,8)
al. PEMBIAYAAN UTANG 184,8 278,1 207,8 45,0 (25,3) 399,2 176,0 44,1 (15,3)
KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 92,9 45,9 34,3 0,0 65,7
2017
Realisasi
Semester I
2018
APBN
(triliun Rupiah)
16
OUTLOOK APBN TAHUN 2018 APBN 2018 dalam kondisi terjaga aman, pos-pos APBN mencapai targetnya
• Realisasi Pendapatan Negara diperkirakan mencapai target APBN 2018
• Pajak lebih rendah• Kepabeanan dan cukai serta PNBP lebih tinggi
Pendapatan Negara
• Defisit outlook APBN 2018 tetap terjaga sebesar 2,12%• Pembiayaan anggaran diupayakan akan lebih rendah
• Realisasi Belanja Negara diperkirakan sedikit lebih rendah
• Penyerapan Belanja K/L dapat mencapai 95-96%
• Outlook Belanja Non K/L diperkirakan sedikit lebih tinggi untuk menjaga stabilitas harga dan dampak ekonomi global
• Transfer ke daerah dan Dana Desa (TKDD) diperkirakan tidak jauh dari targetnya
Belanja Negara
Defisit & Pembiayaan Anggaran
17
PENDANAAN DAN BELANJA INFRASTRUKTUR Untuk mencapai pembangunan yang lebih merata dan konektivitas yang lebih baik
Perkiraan Kebutuhan Pendanaan (2015 – 2019)
Total KebutuhanPendanaan:IDR 4.796,2
tn
APBN danAPBD
(41.3%)
SelisihKekurangan
~ IDR1.978,4 tn
SOE(22.2%)
PPP(36.5%)
~ IDR1.066,2 tn
~ IDR1.751,2 tn
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
IDR107.4 tn
Perhubungan
IDR48.2 tn
Investasi Pemerintah
(PMN dan LMAN)
IDR41.5 tn
Dana Alokasi
Khusus
IDR33.9 tn
Lainnya
IDR179.7 tn
Belanja Infrastruktur 2018 (Total IDR410.7 tn)
Target Tahun 2018
Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan•Jalan Baru 865 km
•Jalan Tol 25 km
•Jembatan 8,695 km
Konstruksi jalur Kereta Api
•620 km’sp
Pembangunan LRT (lanjutan)
• 23 km’sp
Pembangunan airport baru
• 8 lokasi (settlement dan pekerjaan lanjutan)
Informasi dan Telekomunikasi•Pembangunan broadband terintegrasi untuk kampung
di 100 lokasi
•Development of BTS in blank-spot area; 380 location
Penyediaan dan Perbaikan untuk
Perumahan Low-Income •Konstruksi Flats 13,405 units
•Pendampingan 180.000 units /construction19
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROYEK NON-APBNPenugasan BUMN dan Skema KPBU
Pembangunan proyek Infrastruktur prioritas yang dibangun melalui penugasan khusus BUMN (a.l. tol Trans Sumatera, Light Rail Transit - LRT Jabodebek, LRT Palembang), tetap dijalankan.
Perubahan asumsi makroekonomi seperti kenaikan Indonesia Crude Oil Price (ICP) dan fluktuasi nilai tukar dapat berpengaruh pada risiko keuangan BUMN dan proses penyelesaian proyek.
Dukungan Pemerintah (melalui PMN, subsidi, jaminan pemerintah) dan pemantauan risiko atas kondisi keuangan BUMN dilakukan sebagai langkah antisipasi.
Pemerintah terus mendorong skema KPBU sebagai bentuk pembiayaan kreatif atas proyek infrastruktur.
Proporsi Target Pembiayaan Infrastruktur2015-2019
Sumber: RPJMN 2015-2019
20
OPSI KEBIJAKAN PEMERINTAHMengendalikan impor dan melakukan evaluasi proyek infrastruktur
1. Evaluasi Kandungan Impor 2. Prioritas Proyek TKDN Tinggi
3. Perkuat Governance TKDN 4. Pengawasan Impor Baja dan Mesin
Mengevaluasi kandungan impordalam proyek-proyek infrastruktur.
Memilah proyek infrastruktur yang diprioritaskan dan proyek yang dapat ditunda pembangunannya.
Koordinasi antar K/L yang memilikiproyek infrastruktur, KPPIP, Bank Indonesia, dan OJK.
Proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai APBN 2018 umumnya memilikikandungan impor yang rendah dantidak dilakukan peninjauan ulang.
Untuk proyek-proyek yang akan dibiayaioleh APBN 2019, diprioritaskan proyekyang memiliki TKDN tinggi.
Memperkuat governance danenforcement kewajiban penggunaanTKDN minimum sesuai denganketentuan yang berlaku atas proyekinfrastruktur yang sedang dalam masakonstruksi.
Meningkatkan pengawasan atas imporbaja dan mesin yang digunakan untukproyek infrastruktur dari sisi pabeanuntuk mencegah penyalahgunaankategori golongan barang.
21
INSTRUMEN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTURKontribusi APBN dalam pengembangan instrumen pembiayaan infrastruktur
23
Pengaturan mengenai PemanfaatanBMN untuk infrastruktur
24
PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PROYEK SKEMA KPBUBerbagai fasilitas untuk memenuhi bermacam kebutuhan transaksi proyek
PembayaranKetersediaanLayanan(Availability Payment)
User Payment
Skema PengembalianInvestasi
PembiayaanInfrastruktur
Project Development Fund
Dukungan Pemerintah(Kemenkeu)
Viability Gap Fund
PenjaminanPemerintah
PJPK
Equity Sponsor Financier
User
Equity Debt
KONTRAK KPBU
Proyek KPBU(Special Purpose Vehicle)
User Fee
Land/Part of Const./AP Layanan Infrastruktur
25
DUKUNGAN DAN FASILITAS INFRASTRUKTUR DI INDONESIADukungan yang lengkap dari berbagai sisi kebijakan
PEMERINTAH INDONESIA
Penyiapan Proses Pelelangan Konstruksi
Viability Gap Funding (VGF)
Penjaminan PengadaanTanahLMAN
Fasilitas Pajak AvailabilityPayment
Asistensi PJPK
UIC :PT SMI, PT PII dan Dit. PDPPI
Meningkatkankelayakanproyek
UIC : KementerianKeuangan
Besaran VGF : maks. 49% dariCAPEX
MenjaminkewajibanPemerintah padaPerjanjian KPBU
UIC :PT PII
Tax Holiday
UIC : KementerianKeuangan
PemerintahmembayarBadan Usaha setelah proyekselesaiberdasarkanketersediaanlayanan
Mengadakanlahan proyekinfrastruktur
UIC : Kemenkeu, Kemen ATR/BPN, and LMAN
Project Development
Facility
ReformasiInstitusi
KPPIP
PenguatanFungsi(PT SMI and PT PII)
UIC :KemenkoBidangPerekonomiandan Kemenkeu
*) PJPK: Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (Project Manager)
UIC : KementerianKeuangan
DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM SKEMA KPBUBerbagai fasilitas fiskal diberikan untuk meningkatkan ketertarikan swasta
• Fasilitas penyiapan proyek (termasuk penyusunan kajianfinal pra-FS) dan pendampingan transaksi/lelang
•Dasar hukum PMK 73/PMK.08/2018
Fasilitas Penyiapan danPendampingan Transaksi
(Project Development Facility/PDF)
• Fasilitas dalam bentuk kontribusi tunai atas sebagian biayakonstruksi
•Diberikan kepada Badan Usaha
•Dasar hukum PMK 223/PMK.011/2012
Dukungan Kelayakan
(Viability Gap Fund/VGF)
•Penjaminan atas kewajiban finansial PJPK
•Dilaksanakan oleh PT PII (persero)
•Dasar hukum Perpres 78/2010, PMK 260/PMK.011/2010Penjaminan Infrastruktur
•Pengembalian investasi berupa pembayaran secara berkalaoleh Menteri/Kepala Lembaga atau Kepala Daerah kepadaBadan Usaha
•Dasar hukum PMK 260/PMK.08/2016 (KPBU Pusat),Permendagri No. 96/2016 (KPBU Daerah)
Dukungan Pelaksanaan SkemaAvailability Payment/AP
26
27
PROYEK KPBU DI INDONESIA TAHUN 2018Skema KPBU telah teruji (tested) dan terbukti (proven) bisa diimplementasikan secara luas
RSUDKrian
351 M
LRT MEDAN
20 T
SPAMSEMARANGBARAT
0,48 T
JEMBATANSURAMADU
0,32 T*(O&M)
SERANG –
PANIMBANG
TOLL ROAD
5,3 T
JALAN TOLKALENDER
9,12 T
SPAM KOTAPEKANBARU
0,48 T
RSUD PIRNGADI
546 M
SPAM KOTABANDARLAMPUNG
1,1 T
PALAPA RINGPAKET BARAT1980 KM
1,28 T
PALAPA RINGPAKET TENGAH2647 KM
1,38 T
RSPTNUNSRAT
206 MPALAPA RINGPAKET TIMUR8454 KM
5,1 T
SPAMUMBULAN
2,1 T
RS kankerDarmais
700 M
JALAN TOLJAPEK IIELEVATED
16,2 T
Jalintim
2,1 T
PLTUBATANG
40 T
SKSTN
1,45 T
CISUMDAWUTOLL ROAD
8,2 T
Konstruksi PDF Operasi
Satelit Multi Fungsi
8,5 TLAPAS CIANGIR
1,22 T
KA / Makassar Pare-pare
985 M
Trans Papua
6,4 T*(O&M)
Bandara
Hang
Nadim
2,28 T
Sebanyak 17 Proyek sudah selesai pada tahap Penandatanganan Perjanjian KPBU
TolBalikpapan-Samarinda
9,9 T
Tol Manado - Bitung
5,1 T
Tol Batang -Semarang
11 TJALAN TOLJAPEK II SELATAN
13,4 T
TolSerpong-Balaraja
6T
TolPandaan-Malang
5,9 T
Tol Krian -Manyar
12,2 T
TolProbolinggo – B.wangi
21 T
PROGRAM “SHIFTING” KPBU AVAILABILITY PAYMENT (AP)Pemanfaatan KPBU AP menuju Surplus Keseimbangan Primer
Shifting dari Baseline Tahun 2019: Rp 5,26 T → menurunkan primary balance
Dalam rangkamemaksimalkanpartisipasi swasta dalampembangunaninfrastruktur danmengendalikan primary balance dilaksanakanprogram shiftinganggaran belanja modal menjadi penerapanskema KPBU Availability Payment (AP).
Diharapkan denganprogram ini rencanapembangunaninfrastruktur tetapdijalankan sesuairencana, namun tidakmembebani APBN dalamsatu periode tertentu.
Preservasi Jalintim (Riau & Sumsel)1KemenPUPRRp 5,10 T Preservasi Jalan Trans Papua (Wamena-Mumugu)2
KemenhubRp 160 M
Pelabuhan Bau-Bau
Pelabuhan Anggrek CAPEX
5
6
Proyek Baru dengan Skema KPBU-AP Tahun 2019: Rp 4,12 T (New Initiative)
Pembangunan Pusat Pengolahan Limbah B3 Terpadu Regional SumateraKLHK
Rp 500 MPembangunan Pusat Pengolahan Limbah B3 Terpadu Regional Sulawesi
8
7
KemenhubRp 3,62 T
Pembangunan Jalur KA (Makassar-Pare Pare)
Pembangunan Balai Uji Kendaraan Bermotor Bekasi
9
01
Penggantian Jembatan di Lintas Utama Pulau Jawa3
Preservasi Jalan dan Jembatan di Lintas Tengah dan Barat Pulau Sumatera
4
IDENTIFIKASI PROYEK KPBU AP TA 2019: Rp9,38 T
28
INOVASI: JENIS/SEKTOR INFRASTRUKTUR KPBUTipe yang semakin beragam untuk memenuhi tantangan kebutuhan
Listrik
Jalan Tol
Listrik
Jalan Tol
Air Minum
Telekomunikasi
Listrik
Jalan Tol
Air Minum
Telekomunikasi
Rumah Sakit
Transportasi
TeknologiInformasi
Listrik
Jalan Tol
Air Minum
Telekomunikasi
Rumah Sakit
Transportasi
TeknologiInformasi
Persampahan
Penerangan Jalan
LembagaPemasyarakatan
Dll.
Saat ini
Pengembangantahun depan
Tahap awal
Pra Fasilitas
29
TERIMA KASIH© 2017Direktorat Pengelolaan Pembiayaan dan RisikoGedung Frans SedaJalan Dr. Wahidin No. 1Jakarta Pusat 10710Phone. (021) 3505052 Fax. (021) 3447386www.djppr.kemenkeu.go.id
@DJPPRKemenkeu @DJPPRkemenkeu DJPPR Kemenkeu@djpprkemenkeu
KINERJA EKSPOR (10 KOMODITAS TERBESAR)Tren harga komoditas migas dan bahan bakar mineral yang tinggi mendorong kenaikan porsi ekspor dan impor komoditas
bahan bakar mineral (HS27)
32
• Nilai ekspor batubara (HS27), meningkat seiring dengan tingginya harga batubara di pasar global
• Tekanan harga komoditas karet (HS40) dan CPO (HS15) yang rendah menyebabkan nilai ekspor keduanya anjlok
• Ekspor Bijih (mineral tambang; HS26) meningkat terutama didorong oleh peningkatan volume ekspor, pasca kebijakan relaksasi minerba
• Ekspor kendaraan (HS87) meningkat seiring peningkatan permintaan atas kendaraan yang diproduksi di Indonesia
Perkembangan Komoditas Utama Ekspor (USD miliar) 20 Komoditas Ekspor dengan Peningkatan dan Penurunan Terbesar (%, kumulatif Jan-Jun 2018)
Sumber BPS, diolah
0 5 10 15 20 25
Bahan bakar mineral (27)
Lemak & minyak hewan/nabati…
Mesin/peralatan listrik (85)
Kendaraan dan Bagiannya (87)
Karet dan Barang dari Karet (40)
Perhiasan/Permata (71)
Bijih, Kerak, dan Abu logam (26)
Mesin-mesin/Pesawat Mekanik…
Besi dan Baja (72)
Alas kaki (64)
2015 2016
No Komoditas (Kode HS) Pertumbuhan
1 Gandum-ganduman (10) 3263%
2 Sutera (50) 474%
3 Bijih, Kerak, dan Abu logam (26) 125%
4 Besi dan Baja (72) 89%
5 Kapal terbang dan Bagiannya (88) 88%
6 Lak,Getah, dan Damar (13) 58%
7 Biji-bijian berminyak (12) 58%
8 Serat Tekstil dan Benang Kertas (53) 57%
9 Garam, Belerang, Kapur (25) 56%
10 Aluminium (76) 46%
11 Perkakas, Perangkat Potong (82) 44%
12 Seng (79) 40%
13 Benda-benda dari Besi dan Baja (73) 37%
14 Bubur kayu/Pulp (47) 33%
15 Tembaga (74) 32%
16 Logam Dasar lainnya (81) 32%
17 Berbagai produk kimia (38) 29%
18 Payung (66) 29%
19 Nikel (75) 29%
20 Produk hewani (05) 27%
No Komoditas (Kode HS) Pertumbuhan
1 Senjata/Amunisi (93) -99%
2 Kulit Berbulu (43) -58%
3 Wol, Bulu Hewan (51) -49%
4 Gabus dan Barang-barang gabus (45) -37%
5 Hasil karya seni (97) -33%
6 Kopi, Teh, Rempah-rempah (09) -30%
7 Kapal laut (89) -29%
8 Karet dan Barang dari Karet (40) -21%
9 Timah hitam (78) -17%
10 Lokomotif dan Peralatan Kereta Api (86) -16%
11 Kain perca (63) -15%
12 Kain tenunan khusus (58) -14%
13 Lemak & minyak hewan/nabati (15) -14%
14 Daging hewan (02) -12%
15 Olahan dari buah-buahan/Sayuran (20) -11%
16 Filamen buatan (54) -7%
17 Bahan kimia organik (29) -7%
18 Benda-benda dari Batu, Gips, dan Semen (68) -6%
19 Produk industri farmasi (30) -5%
20 Produk keramik (69) -3%
• Ekspor komoditas Gandum-ganduman (HS10), didominasi oleh produk hilirseperti mie instan, biskuit dan pakan ternak.
• Komoditas ekspor lainnya meningkat seiring dengan relaksasi kebijakanminerba, peningkatan harga komoditas global, baik pangan maupunpertambangan
• Ekspor terkontraksi setelah permintaan yang cukup tinggi di tahun 2017 (base effect).
• Merosotnya harga CPO di pasar global telah menyebabkan kontraksipertumbuhan ekspor Lemak & minyak hewan/nabati (HS15).
KINERJA IMPOR (10 KOMODITAS TERBESAR)Tren harga komoditas migas dan bahan bakar mineral yang tinggi mendorong kenaikan porsi ekspor dan impor komoditas
bahan bakar mineral (HS27)
33
Perkembangan Komoditas Utama Impor (USD miliar)
• Komoditas impor minyak mentah dan produk minyak (HS27) meningkat. Disamping faktor harga, juga adanya kebijakanpenambahan kuota produk minyak guna kebutuhan domestik(HBKN).
• Adanya peningkatan kebutuhan impor barang modal sepertibulldozer, crane dan bagiannya (HS84) guna proyek infrastruktur.
• Peningkatan impor besi dan baja (HS72), disebabkan olehkebutuhan industri domestik dan kemungkinan imbas over supply di global seiring kebijakan tariff AS atas komoditas tersebut (terutamayang berasal dr Tiongkok).
• Impor Plastik dan Barang dari Plastik (HS39) juga meningkat, yang didominasi golongan barang konsumsi (terutama dalam enam bulanpertama tahun 2018) guna memenuhi kebutuhan HBKN danmengindikasikan menjamurnya toko retail (waralaba)
Sumber BPS, diolah
20 Komoditas Impor dengan Peningkatan dan Penurunan Terbesar (%, kumulatif Jan-Jun 2018)
No Komoditas (Kode HS) Pertumbuhan
1 Perhiasan/Permata (71) 255%
2 Hasil karya seni (97) 178%
3 Nikel (75) 115%
4 Lokomotif dan Peralatan Kereta Api (86) 95%
5 Payung (66) 92%
6 Tutup kepala (65) 89%
7 Barang-barang rajutan (61) 86%
8 Kapal terbang dan Bagiannya (88) 83%
9 Jerami/Bahan anyaman (46) 79%
10 Kopi, Teh, Rempah-rempah (09) 76%
11 Lonceng, Arloji dan Bagiannya (91) 71%
12 Benda-benda dari Besi dan Baja (73) 70%
13 Pakaian jadi bukan rajutan (62) 65%
14 Produk keramik (69) 59%
15 Serat Tekstil dan Benang Kertas (53) 57%
16 Mainan (95) 54%
17 Gabus dan Barang-barang gabus (45) 53%
18 Barang-barang dari kulit (42) 50%
19 Barang-barang Fotografi/Sinematografi (37) 49%
20 Permadani (57) 45%
No Komoditas (Kode HS) Pertumbuhan
1 Sayuran (07) -36%
2 Senjata/Amunisi (93) -29%
3 Kapal laut (89) -24%
4 Timah hitam (78) -22%
5 Bahan peledak (36) -22%
6 Gula dan Kembang Gula (17) -17%
7 Biji-bijian berminyak (12) -11%
8 Olahan dari buah-buahan/Sayuran (20) -10%
9 Binatang hidup (01) -6%
10 Bahan-bahan nabati (14) -2%
11 Ikan dan Udang (03) -1%
• Impor Benda-benda dari Besi danBaja (HS73), Lokomotif (HS86), Kapal terbang dan bagiannya (HS88) disamping guna kebutuhan industri(PT INKA akan melakukan eksporgerbong kereta penumpang; PTDI akan melakukan ekspor pesawata), juga untuk kebutuhan proyek LRT.
• Penurunan impor komoditas yang didominasi oleh barang konsumsi, salah satunya merupakan faktorbase effect.
0 10 20
Bahan bakar mineral (27)
Mesin-mesin/Pesawat Mekanik(84)
Mesin/peralatan listrik (85)
Besi dan Baja (72)
Plastik dan Barang dari Plastik (39)
Billions
2015 2016
2017 2018
KESIMPULAN APBN 2018 – JULI 2018Kinerja yang baik di Semester I terus berlanjut dan tetap terjaga di Semester II
Sejalan dengan perkembangan ekonomi makro, realisasi semester I
APBN tahun 2018 menunjukkan kinerja yang cukup baik.
• Penerimaan tetap meningkat
• Daya serap belanja lebih baik
• Defisit anggaran lebih rendah
• Primary balance dapat surplus Rp10,0 T
• Pembiayaan anggaran dapat dikurangi
Dengan memperkirakan pencapaian di semester II tahun 2018,
diperkirakan outlook pelaksanaan APBN 2018 dapat tetap terjaga.
• Penerimaan dapat tercapai
• Belanja tetap tinggi
• Defisit dapat lebih rendah dari target APBN Tahun 2018
• Pembiayaan diupayakan akan dikurangi
34
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2018Adaptif terhadap perkembangan global dan domestik
3)
1)
Outlook lifting migas sesuai koordinasi dgn KESDM
1)
Proyeksi
2)
2)
2)
Realisasi Jan-Mei 2018
3)
APBN Semester IProyeksi
Semester II Outlook
5,4 5,1 5,3 5,2
3,5 3,1 3,5 3,5
5,2 4,3 5,6 5,0
13.400 13.746 14.200 13.973
48 67 73 70
800 758 792 775
1.200 1.146 1.086 1.1163)
PDB Nominal(miliar Rupiah)
14.850,9 14.795,7APBN Outlook
2018
35
KOORDINASI ANTAR LEMBAGA DALAM PELAKSANAAN SKEMA KPBUPenguatan koordinasi untuk mengefektifkan dan mempercepat pelaksanaan skema KPBU
1. Debottlenecking isu-isupembangunan infrastrukturmelalui koordinasi lintaskementerian dan institusi
2. Memonitor progress pelaksanaan proyek prioritasdan strategis nasional
1. Agen pemerintah yang berfungsi sebagai katalis dalampembangunan infrastrukturmelalui penyediaanpembiayaan
2. Pada skema KPBU, PT SMI ditugaskan sebagai pelaksanafasilitas PDF yaitumendampingi PJPK dalammenyiapkan proyek KPBU
1. Menyediakan penjaminan KPBU untuk risiko-risiko yang ditanggung oleh pemerintah
2. Menyediakan penjaminanuntuk proyek non-KPBU sesuaiperaturan dan penugasan yang diatur oleh Menteri Keuangan
Kementerian Keuangan mengarahkan dan mengkoordinasikan institusi dan lembaga berikut untukmendukung pelaksanaan skema KPBU
36
Evaluasi Proyek Sektor
Ketenagalistrikan
• Komponen impor non-migas untuk Proyek Strategis Nasional khususnya program percepatan infrastruktur ketenagalistrikan.
• Penyesuaian target Program 35 gigawatt telah dilakukan oleh Kementerian Sektor dalam RUPTL yang dievaluasi dan ditetapkan setiap tahun.
• Penyesuaian target lebih pada penundaan rencana realisasi penambahan pembangkit dengan menyesuaikan tehadap outlook pertumbuhan penjualan tenaga listrik.
37
Sumber: KPPIP, 2018
No. Nama ProyekNilai Investasi
(IDR)Dukungan
PemerintahStatus
1. PLTU Batang 40 T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)
• Tahap Konstruksi• Target COD: Mei 2020
2. SPAM Umbulan 2.1 T PDF, VGF danPenjaminan PT PII
• Konstruksi sudah mulai tanggal 14 April 2017
• Target COD: Juli 2019
3. Palapa Ring-PaketBarat
1.28 T PDF, AP danPenjaminan PT PII
COD tanggal 2 Maret 2018
4. Palapa Ring-PaketTengah
1.38 T PDF, AP danPenjaminan PT PII
• Tahap konstruksi 75,31%• Target COD: 29 Maret 2018 (delay)
5. Palapa Ring-PaketTimur
5.13 T PDF, AP danPenjaminan PT PII
• Tahap konstruksi 40,54%• Target COD: 29 September 2018
6. Jalan Tol Batang –Semarang
11 T Penjaminan PT PII Telah tanda tangan perjanjian KPBU dan Penjaminan tgl 27 April 2016Sedang konstruksiTarget beroperasi 2018
Perkembangan Proyek KPBU (1/4) 38
Perkembangan Proyek KPBU (2/4) 39
NO. Nama ProyekNilai
Investasi(IDR)
DukunganPemerintah
Status
7 Jalan Tol Manado –Bitung
5.1 T Penjaminan PT PII • Telah tanda tangan perjanjianKPBU dan Penjaminan tgl 8 Juni2016
• Sedang konstruksi pada seksi dukungan pemerintah, seksi BUJT sedang pembebasan lahan
• Target beroperasi 2019
8 Jalan Tol Balikpapan –Samarinda
9.9 T Penjaminan PT PII • Telah tanda tangan perjanjianKPBU dan Penjaminan tgl 8 Juni2016
• Sedang konstruksi• Target beroperasi 2019
9 Jalan Tol Pandaan –Malang
5.9 T Penjaminan PT PII • Telah tanda tangan perjanjianKPBU dan Penjaminan tgl 8 Juni2016
• Sedang konstruksi• Target beroperasi 2018
10 Jalan Tol Serpong –Balaraja
6 T - Telah ttd perjanjian KPBU tgl 8 Juni2016
Perkembangan Proyek KPBU (3/4) 40
NO. Nama ProyekNilai Investasi
(IDR)Dukungan
PemerintahStatus
11 Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated)
16.23T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)
• Telah tanda tangan perjanjian KPBU tgl 5 Des 2016 dan perjanjian penjaminan tgl 22 Feb 2017
• Sedang konstruksi (pelebaran jalan tol Jakarta –Cikampek existing), belum mulai kontruksi fisik
• Target beroperasi 2019
12 Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar
12.22 T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)
• Telah tanda tangan perjanjian KPBU tgl 5 Des 2016 dan perjanjian penjaminan tgl 22 Feb 2017
• Tahap konstruksi• Target beroperasi 2019
13 Jalan Tol Serang-Panimbang
5.33 T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)
• Perjanjian KPBU dan Penjaminan ttd 22 Februari2017
• Tahap kontstruksi• Target beroperasi 2019
14 Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan
8.21 T Penjaminan Bersama(Kemenkeu dan PT PII)
• Telah tanda tangan Perjanjian KPBU dan Penjaminan22 Februari 2017
• Konstruksi sudah dimulai untuk seksi 1
15 Jalan TolProbolinggo-Banyuwangi
21 T Penjaminan Bersama • Telah ditandatangani Perjanjian KPBU tanggal 29 Desember 2017
• Telah ditandatangani Perjanjian Penjaminan tanggal13 April 2018
16 Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan
13,38 T Penjaminan Bersama • Telah ditandatangani Perjanjian KPBU tanggal 29 Desember 2017
• Telah ditandatangani Perjanjian Penjaminan tanggal13 April 2018
Perkembangan Proyek KPBU (4/4) 41
No. Nama ProyekNilai
Investasi(IDR)
DukunganPemerintah
Status
17 SPAM Bandar Lampung 1,1 T PDF, VGF, Penjaminan PT PII
• Penandatanganan PerjanjianKPBU tanggal 14 Februari 2018
• Surat Dukungan Kelayakansudah diberikan tanggal 6 Juni2018
• Persiapan Financial Close
Daftar Proyek KPBU yang Sedang
Dalam Tahap Penyiapan (1/2)
NO. Nama ProyekNilai
Investasi(IDR)
Potensi DukunganPemerintah
STATUS
1 LRT Medan 12 T • PDF• VGF• Penjaminan
Finalisasi FBC (Finalisasi opsi skema pembiayaan)
2 RS PendidikanUniversitas Sam Ratulangi
206 M • PDF• AP• Penjaminan
• Perjanjian Fasilitas dan Penugasan PDF tanggal 28 Mei 2018
3 RSUD Krian Sidoarjo 351 M PDF Prakualifikasi
4 SPAM Pekanbaru 530 M PDF Finaliasasi FBC
5 Jembatan Suramadu 324 M PDF PJPK berencana untuk menggunakan skemapenugasan, maka sedang dipertimbangkanuntuk menghentikan Fasilitas PDF
6 SPAM Semarang Barat
458 M • PDF• VGF• APBD
Proses RfP
7 RSUD Pirngadi 546 M PDF Finalisasi FBC
8 Jalan Lintas TimurSumatera
2,1 T • PDF• AP • Penjaminan
• Perjanjian Penugasan ditandatanganitanggal 21 Mei 2018
• Pengumuman Request for Proposal (RfP) pada bulan September 2018
42
Daftar Proyek KPBU yang Sedang
Dalam Tahap Penyiapan (2/2)
NO. Nama ProyekNilai Investasi
(IDR)Potensi Dukungan
PemerintahSTATUS
9 RS Kanker Dharmais 700 M • PDF• AP• Penjaminan
Perjanjian Penugasan PDF tanggal 27 Juli 2018
10 Satelit MultifungsiPemerintah
8,5 T • AP• Penjaminan Bersama
Proses konfirmasi final AP
11 KA Makassar – Parepare
985 M • PDF• AP• Penjaminan
Evaluasi prakualifikasi
12 Sistem Kesejahteraan Sosial Terpadu Nasional (SKSTN)
1,45 T • PDF• AP • Penjaminan
- Sudah ada persetujuan PDF tanggal 6 Juni2018
- Kesepakatan Induk tanggal 30 Juli 2018
13 Lapas Ciangir 1,22 T • PDF• AP • Penjaminan
Proses persetujuan PDF
14 Bandar Udara Hang Nadim
2,28 T • Dukungan Transaksi• AP• Penjaminan
Persetujuan PDF tanggal 30 Juli 2018
15 Jalan Trans Papua 6,44 T • PDF• AP • Penjaminan
Sudah diterbitkan Surat Konfirmasi Awaltanggal 21 Juni 2018
43