4
Kekuatan dan Keutamaan Karakter Karakter bukan kepribadian meskipun keduanya berkaitan erat. Kepribadian manusia adalah kesatuan yang teratur dengan unsur-unsur yang berkaitan satu sama lain. Kepribadian juga bersifat dinamis, yang artinya kepribadian manusia terus bergerak dan berkembang , tidak berhenti atau terhenti pada satu titik. Organisasi, dinamika, dan interaksi antara psikis dan fisik manusia dalam kepribadiannya menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Manusia memiliki otonomi dalam dirinya tetapi, di sisi lain, ia juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara unik. Dengan keunikan itu, seorang manusia berbeda dari manusia lainnya. Dalam memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar belakang budaya, ambisi, cita-cita, karakter, motif, dan sifatnya serta keterkaitan semua itu dalam pembentukan kepribadiannya. Kemudian, sintesis dari unsur-unsur itulah yang merupakan gambaran kepribadian. Allport (1937) mendefinisikan karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya, karakter adalah segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Untuk membentuk karakter yang kuat, orang perlu menjalani serangkaian proses pemelajaran, pelatihan dan peneladanan. Peterson dan Seligman (2004) mengatakan bahwa karakter yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan-keutamaan yang merupakan keunggulan manusia. Mereka juga mengemukakan tiga level konseptual dari karakter, yaitu keutamaan, kekuatan, dan tema situasional dari karakter. Hubungan antara keutamaan, kekuatan, dan temaa situasional karakter bersifat hierarkis. Keutamaan berada di level atas, lalu kekuatan di level tengah, dan tema situasional di level bawah. Para filsuf dan agamawan menjadikan keutamaan sebagai nilai moral oleh karena itu keutamaan dianggap sebagai dasar dari tindakan yang baik. Berbagai perilaku dapat dinilai berdasarkan keutamaan

Kekuatan Dan Keutamaan Karakter

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kekuatan dan Keutamaan KarakterMPKT-A Buku 1 bab 1 Universitas Indonesia

Citation preview

Kekuatan dan Keutamaan KarakterKarakter bukan kepribadian meskipun keduanya berkaitan erat. Kepribadian manusia adalah kesatuan yang teratur dengan unsur-unsur yang berkaitan satu sama lain. Kepribadian juga bersifat dinamis, yang artinya kepribadian manusia terus bergerak dan berkembang , tidak berhenti atau terhenti pada satu titik. Organisasi, dinamika, dan interaksi antara psikis dan fisik manusia dalam kepribadiannya menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Manusia memiliki otonomi dalam dirinya tetapi, di sisi lain, ia juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara unik. Dengan keunikan itu, seorang manusia berbeda dari manusia lainnya.Dalam memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar belakang budaya, ambisi, cita-cita, karakter, motif, dan sifatnya serta keterkaitan semua itu dalam pembentukan kepribadiannya. Kemudian, sintesis dari unsur-unsur itulah yang merupakan gambaran kepribadian.Allport (1937) mendefinisikan karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya, karakter adalah segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Untuk membentuk karakter yang kuat, orang perlu menjalani serangkaian proses pemelajaran, pelatihan dan peneladanan.Peterson dan Seligman (2004) mengatakan bahwa karakter yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan-keutamaan yang merupakan keunggulan manusia. Mereka juga mengemukakan tiga level konseptual dari karakter, yaitu keutamaan, kekuatan, dan tema situasional dari karakter. Hubungan antara keutamaan, kekuatan, dan temaa situasional karakter bersifat hierarkis. Keutamaan berada di level atas, lalu kekuatan di level tengah, dan tema situasional di level bawah.Para filsuf dan agamawan menjadikan keutamaan sebagai nilai moral oleh karena itu keutamaan dianggap sebagai dasar dari tindakan yang baik. Berbagai perilaku dapat dinilai berdasarkan keutamaan yang secara umum terdiri dari : kebijaksanaan, courage (kesatriaan), kemanusiaan, keadilan, pengendalian atau pengelolaan diri, dan transedensi. Enam keutamaan ini harus ada di atas batas nilai standar pada individu yang dipercaya sebagai orang yang memiliki karakter yang baik.Kekuatan karakter adalah unsur psikologis, lebih tepatnya, proses yang mendefinisikan keutamaan. Untuk kepentingan pengukuran dan pendidikan karakter, kekuatan karakter adalah karakteristik yang dijadikan indikator untuk mengenali adanya satu atau lebih keutamaan pada diri seseorang. Tema situasional dari karakter adalah kebiasaan khusus yang mengarahkan orang untuk mewujudkan kekuatan karakter dalam situasi tertentu.Lingkungan juga berperanan penting dalam memfasilitasi munculnya kekuatan karakter melalui pemunculan tema situasional. Semakin banyak dan sering tema situasional ditampilkan semakin terbentuk kekuatan karakter. Dalam pendidikan karakter, perancangan lingkungan yang memfasilitasi tampilnya tema situasional menjadi faktor penting untuk pembentukan karakter yang baik.Seperti teori olmiah lainnya, teori tentang karakter adlah subyek yang siap untuk diubah sesuai dengan bukti yang ditemukan dari waktu ke waktu. Berikut 24 kekuatan karakter yang tercakup dalam 6 kategori keutamaan.1. Kebijaksanaan dan pengetahuan merupakan keutamaan yang berkaitan dengan fungsi kognitif, yaitu tentang bagaimana mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Terdapat enam kekuatan: kreativitas, orisinalitas dan kecerdasan praktis; rasa ingin tahu atau minat terhadap dunia; cinta akan pembelajaran; pikiran kritis dan terbuka; perspektif yang luas. 2. Kemanusiaan dan cinta merupakan keutamaan yang mencakup kemampuaan interpersonal dan bagaimana menjalin pertemanan dengan orang lain. Keutamaan ini terdiri atas kekuatan : baik dan murah hati; selalu memiliki waktu dan tenaga untuk membantu orang lain, mencintai dan membolehkan diri sendiri untuk dicintai; kecerdasan sosial dan emosional.3. Kesatriaan (courage) merupakan kekuatan emosional yang melibatkan kemauan untuk mencapai suatu tujuan meskipun mendapat halangan atau tanatangan. Keutamaan ini mencakup empat kekuatan: menyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan; ketabahan atau kegigihan; integritas, kejujuran, dan penampilan diri dengan wajar; vitalitas, bersemangat dan antusias.4. Keadilan merupakan dasar kehidupan yang sehat dalam suatu masyarakat. Ada tiga kekuatan yang tercakup: kewarganegaraan atau kemampuan mengemban tugas, dan dedikasi; kesetaraan perlakuan terhadap orang lain; kepemimpinan.5. Pengelolaan diri adalah keutamaan untuk melindungi diri dari segala akibat buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari karena perbuatan sendiri. Di dalamnya tercakup kekuatan : pemaaf dan pengampun; pengendalian diri; kerendahan hati; dan kehati-hatian.6. Transendensi merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia dengan seluruh alam semesta dan memberi makna kepada kehidupan. Di dalam keutamaan ini tercakup kekuatan; penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan; kebersyukuran atas segala hal yang baik; penuh harapan, dan berorientasi ke masa depan; menikmati hidup dengan selera humor yang memadai.Murray dan Zentner mengusulkan spritualitas harus ditempatkan dalam konteks keseluruhan alam semesta dan keterkaitan isi dunia ini. Spiritualitas melampaui afiliasi terhadap agama tertentu. Spiritualitas merupakan suatu kualitas yang juga dapat dicapai bahakan oleh mereka yang tidak percaya kepada Tuhan. Pada intinya, dimensi spiritual manusia selalu berusaha melakukan penyelarasan dengan alam semesta dan menjawab pertanyaan tentang yang tak terbatas. Definisi ini menunjukkan spiritualitas sebagai hal yang kompleks dan memiliki kaitan dengan banyak variabel. Segala hal yang ada di alam semesta ini terkait dengan spiritualitasnya. Dengan demikian, spiritualitas dapat dipahami sebagai dasar kekuatan dan keutamaan karakter manusia. Dengan daya-daya spiritual, manusia dap`at melampaui dirinya, berkembang terus sebagai makhluk yang self-trancendence (selalu mampu berkembang melampaui dirinya).Pada akhirnya, orang dengan watak atau karakter yang kuat adalah orang yang berbahagia, mandiri, dan memberi sumbangan positif kepada masyarakatnya. Jadi, jika kita ingin bahagia, maka kita harus mulai dengan belajar berpikit positif, memandang hidup dan orang lain sebagai hal yang baik, serta memaknai dunia dan seisinya sebagai kebaikan yang dianugerahkan kepada kita.