Upload
hoangnhu
View
239
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Pie KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA GEDUNG KEMENTERIAN BUMN, JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NOMOR 13, JAKARTA 10110
TELEPON (021) 29935678, SITUS www.bumn.go.id
NOTA DINAS Nomor : ND - 615/D7.MBU/10/2016
Yth. : 1. Sekretaris Kementerian BUMN 2. Kepala Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Dari : Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Lampiran : 1 (satu) Berkas
Hal : Penyampaian Rencana Strategis (Renstra) Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis 2015-2019
Tanggal : 07 Oktober 2016
Menindaklanjuti Nota Dinas Bapak Nomor ND-148/S.MBU/5/2016 tanggal 26 Mei 2016 perihal Permintaan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Eselon I dan II tahun 2015-2019, bersama ini kami sampaikan Rencana Strategis Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis tahun 2015-2019.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
Hambra NIP 196810101996031001
•
--R7SETE:i7a- Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN I
DAFTAR ISI
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Kondisi Umum 1
B. Potensi dan Permasalahan 3
C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi 6
D. Struktur Organisasi 7
BAB II 11
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 11
A. Tujuan 11
B. Sasaran Strategis 11
BAB III 30
TARGET KINERJA & KERANGKA PENDANAAN 30
BAB IV 39
PENUTUP 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KENIENTERIAN BADAN USAHA MILK NEGARA
fiCPUBLIK INDONESA
BAB I PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Renstra Deputi
Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian BUMN 2015-2019 dan bersifat indikatif.
Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis 2015-
2019 disusun berdasarkan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN) serta Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Renstra Deputi
Bidang Infrastruktur Bisnis merupakan dokumen perencanaan Deputi
Bidang Infrastruktur Bisnis untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun
dengan berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian BUMN
2015-2019 dan bersifat indikatif.
Renstra Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis merupakan acuan dalam
Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran Berbasis Kinerja
(PBK) untuk penyusunan dokumen Rencana Kerja (Renja) dan
Rencana Kerja Anggaran (RKA) Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis.
Renstra Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis tahun 2015-2019 disusun
berlandaskan pada tugas dan fungsi Deputi Bidang Infrastruktur
Bisnis selaku salah satu unit Eselon I, dan dalam pelaksanaannya akan
digunakan sebagai salah satu komponen dalam sistem manajemen
kinerja yang merupakan siklus perencanaan, pemrograman,
penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, sehingga
penyusunan Renstra berlandaskan pada ketentuan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sesuai dengan Renstra Kementerian BUMN Tahun 2015-2019, Deputi
Bidang Infrastruktur Bisnis memiliki peranan penting untuk
mewujudkan organisasi Kementerian BUMN yang mampu
mendukung BUMN untuk menjadi Agent of Development yang besar,
kuat, dan lincah. Bentuk dari perwujudan ini adalah transformasi
organisasi Kementerian BUMN menuju superholding di tahun 2019.
Untuk dapat mendukung hal tersebut, Deputi Bidang Infrastruktur
Bisnis sebagai unit supporting harus memastikan kesiapan
infrastruktur bisnis baik dari aspek ketersediaan data, teknologi,
kebijakan dan layanan-layanan dukungan terhadap BUMN.
Page 1 139
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KENIENTERIAN GAIDAN USAHA MILIK NEGAFtA
RCPUBLIK INDONES'A
Kondisi umum yang berlaku di Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
tergambar sebagaimana berikut:
1. Tugas Pokok dan Fungsi Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
Tugas Pokok dan Fungsi Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2015 tentang
Kementerian BUMN, Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
kapasitas manajemen sumber daya manusia eksekutif,
pengelolaan tanggung jawab sosial dan Iingkungan, Iayanan
hukum badan usaha milik negara, serta pengelolaan data dan
teknologi informasi kementerian badan usaha milik negara.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27, Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang peningkatan kapasitas
manajemen sumber daya manusia eksekutif, pengelolaan
tanggung jawab sosial dan Iingkungan, dan Iayanan hukum
Badan Usaha Milik Negara;
b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
peningkatan kapasitas manajemen sumber daya manusia
eksekutif, pengelolaan tanggung jawab sosial dan Iingkungan,
dan Iayanan hukum Badan Usaha Milik Negara;
c. Pengelolaan data dan teknologi informasi Kementerian Badan
Usaha Milik Negara;
d. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang
peningkatan kapasitas manajemen sumber daya manusia
eksekutif, pengelolaan tanggung jawab sosial dan Iingkungan,
Iayanan hukum Badan Usaha Milik Negara, serta pengelolaan
data dan Teknologi Informasi Kementerian Badan Usaha Milik
Negara;
e. Pelaksanaan administrasi Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis;
dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
BUMN, untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya, Deputi
Bidang Infrastruktur Bisnis dilengkapi dengan unit kerja di
Paee 2I 39
,d7 Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERIAN SAGAN USAHA MIUK NEGARA
FIEPUDUK INOONESA
Pencapaian Renstra
Deputi Infrastruktur
Bisnis Tahun 2010-
2014
bawahnya sebagai berikut:
a. Asisten Deputi Manajemen Sumber Daya Manusia Eksekutif
BUMN;
b. Asisten Deputi Data dan Teknologi Informasi;
c. Asisten Deputi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan; dan
d. Asisten Deputi Layanan Hukum BUMN.
2. Pencapaian Rencana Strategis Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
Tahun 2010-2014
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis merupakan pecahan dari Deputi
Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Badan Usaha
Milik Negara pada tahun 2014 sebagaimana Peraturan Menteri
BUMN Nomor: PER-06/MBU/2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian BUMN sehingga realisasi capaian Renstra 2010-
2014 mengacu pada capaian Renstra 2010-2014 Deputi Bidang
Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Badan Usaha Milik
Negara. Sebagaimana PER-06/MBU/2014 bahwa Deputi Bidang
Infrastruktur Bisnis membawahi 3 Keasdepan, yaitu:
a. Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN;
b. Asisten Deputi Informasi dan Komunikasi Publik; dan
c. Asisten Deputi Restrukturisasi BUMN.
Selanjutnya pada tahun 2015, sebagaimana Peraturan Menteri
BUMN Nomor: PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian BUMN, Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
membawahi 4 Keasdepan, yaitu:
a. Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN;
b. Asisten Deputi Data dan Teknologi informasi;
c. Asisten Deputi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan; dan
d. Asisten Deputi Layanan Hukum.
B. Potensi dan Permasalahan
Potensi dan permasalahan yang dimiliki Deputi Bidang Infrastruktur
Bisnis sebagai salah satu unit Eselon I di Kementerian BUMN yang
bertugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi
dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
kapasitas manajemen cumber daya manusia eksekutif, pengelolaan
Paae 3 I 39
•
KENIENTERIAN BADAN UGAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDGNE5 A
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
tanggung jawab sosial dan lingkungan, layanan hukum BUMN, serta
pengelolaan data dan teknologi informasi Kementerian BUMN adalah
sebagai berikut:
Potensi Deputi 1. Potensi
Bidang a. Kualitas Sumber Daya Manusia di Kedeputian Infrastruktur
Infrastruktur Bisnis Bisnis
Dengan struktur organisasi yang berlaku saat ini yaitu
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-10/MBU/07/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BUMN,
Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis terdiri dari para peja bat
dan staf yang kompeten dan berintegritas dengan kerja sama
tim yang balk, diharapkan dapat mengemban tanggung jawab
dan amanah yang baik.
b. Struktur Organisasi di Bawah Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
Struktur organisasi di bawah Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
yaitu Asisten Deputi Ma najemen SDM Eksekutif BUMN, Asisten
Deputi Data dan Teknologi informasi, Asisten Deputi Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan, dan Asisten Deputi Layanan
Hukum yang secara tugas pokok dan fungsi telah sesuai untuk
melaksanakan fungsi Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis.
c. Leadership
Hal yang terpenting dalam keberhasilan suatu unit kerja adalah
leadership dari pimpinan unit kerja. Deputi Bidang
Infrastruktur Bisnis memiliki Pejabat Tinggi Madya yang
berkompetensi melebihi standar kompetensi jabatan yang
dipersyaratkan, yang dapat menjadi panutan kinerja SDM di
bawah kepemimpinannya.
d. Komitmen dan integritas yang tinggi
Komitmen SDM di lingkungan Deputi Bidang Infrastruktur
Bisnis untuk bersedia melaksanakan semua tugas jabatan yang
kontinu, tidak hanya pada saat ini, tetapi berkelanjutan dan
secara terus menerus sampai selesai. Integritas SDM di
lingkungan Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis yang
mencakup antara lain kejujuran, ketulusan, komitmen dalam
mengemban amanah dan tugas negara melalui jabatan
masing-masing di unit kerjanya.
Page 4139
KEMENTERIAN 8AUAN USAHA M/LIK NEGARA
RC PUMIK INDONES,
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
Permasalahan Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
e. Ketersediaan Anggaran
Ketersediaan alokasi anggaran yang diberikan kepada
Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis dinilai selama ini sudah
mencukupi.
2. Permasalahan
Dengan potensi yang dimiliki oleh Kedeputian Bidang Infrastruktur
Bisnis, terdapat beberapa persoalan atau permasalahan yang
menyebabkan belum dapat dioptimalkannya potensi Deputi
Bidang Infrastruktur Bisnis antara lain sebagai berikut:
a. Policy terkait Kedeputian Infrastruktur Bisnis
Fungsi Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis belum secara
eksplisit tercakup dalam Permen BUMN terkait dengan
succession management.
b. Belum terbentuk anggaran berbasis kinerja
Penyusunan anggaran yang belum sepenuhnya didasarkan
pada kinerja menyebabkan sulitnya melakukan penyesuaian
prioritas tugas apabila terdapat hal-hal yang di luar kontrol
pengguna anggaran seperti misalnya penyederhanaan output,
pemotongan anggaran, restrukturisasi organisasi, dan lain
sebagainya.
c. Koordinasi Dengan Unit Kerja Lain di Kementerian BUMN
Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja lain di Kementerian
BUMN menyebabkan terkendalanya beberapa aktivitas
Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis yang membutuhkan
implementasi yang menyeluruh dan komitmen dari semua
pihak.
d. Pelaksanaan Proses/Aktivitas yang Belum Tersistem Dengan
Baik
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang belum sepenuhnya
tersistem dengan baik menyita waktu dengan tidak efisien dan
membuat pekerjaan menjadi kurang optimal hasilnya
dibandingkan dengan pelaksanaan proses/aktivitas yang telah
Page 5139
BADAN TA=LIncGARA FICPUBLIK INDONE5'4 I Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
tersistem. Belum tersistemnya aktivitas juga menyebabkan
tidak maksimalnya proses monitoring dan evaluasi untuk
kinerja tertentu.
e. Belum Terdigitalisasi Proses Layanan Persuratan dan
Administrasi
Dalam kurun waktu yang cukup panjang, pengelolaan Iayanan
persuratan dan administrasi masih dilakukan secara tradisional
dan berbasis kertas dan belum dilakukan mekanisme
pengarsipan sesuai kaidah pengarsipan yang efisien dan
efektif.
f. Belum Idealnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Layanan
Perkantoran Dipengaruhi Keterbatasan Anggaran
Usia gedung yang tua seharusnya membutuhkan peremajaan
gedung dan sebagian besar sarana prasarana kerja sudah
memasuki akhir masa ekonomis.
C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2015 Tentang
Kementerian BUMN, Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis merupakan
unit kerja Eselon I di bawah Menteri BUMN yang memiliki tugas pokok
dan fungsi sebagai berikut:
1. Tugas Pokok
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
kapasitas manajemen sumber daya manusia eksekutif,
pengelolaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, Iayanan
hukum badan usaha milik negara, serta pengelolaan data dan
teknologi informasi kementerian badan usaha milik negara.
2. Fungsi
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang peningkatan kapasitas
manajemen sumber daya manusia eksekutif, pengelolaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan Iayanan hukum
Page 61 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
ICEMEN TERIAN BA DAN USAHA MIUK NC-GARA
BCPUBlIK INDONC,A
badan usaha milik negara;
b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
peningkatan kapasitas manajemen sumber daya manusia
eksekutif, pengelolaan tanggung jawab sosial dan lingkungan,
dan layanan hukum Badan Usaha Milik Negara;
c. Pengelolaan data dan teknologi informasi Kementerian Badan
Usaha Milik Negara;
d. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang
peningkatan kapasitas manajemen sumber daya manusia
eksekutif, pengelolaan tanggung jawab sosial dan lingkungan,
layanan hukum Badan Usaha Milik Negara, serta pengelolaan
data dan teknologi informasi Kementerian Badan Usaha Milik
Negara;
e. Pelaksanaan administrasi Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis;
dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
D. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
BUMN, struktur organisasi Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis terdiri
dari:
Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN
1. Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN
Asisten Deputi Manajemen Sumber Daya Manusia Eksekutif BUMN
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
dan pelaporan peningkatan kapasitas manajemen sumber daya
manusia eksekutif BUMN.
Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Deputi Manajemen
Sumber Daya Manusia Eksekutif BUMN menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi penataan Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas BUMN, serta pelaksanaan Uji Kelayakan dan
Kepatutan (UKK) terhadap Bakal Calon Direksi BUMN dan
pelaksanaan Penilaian terhadap Bakal Calon Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas BUMN;
b. Koordinasi penataan Direksi dan Dewan Komisaris Anak
Perusahaan/Perusahaan Patungan BUMN sesuai ketentuan
Anggaran Dasar BUMN;
Pave 7139
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERIAN BA DAN DEANA !AIM NEGARA
11CPUOLIK INOGNEStA
c. Penyiapan perumusan kebijakan terkait Key Performance
Indicator Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas
BUMN;
d. Penyiapan perumusan kebijakan terkait Good Corporate
Governance BUMN;
e. Penyiapan perumusan kebijakan mengenai remunerasi serta
pemberian reward and punishment Direksi, Dewan Komisaris,
dan Dewan Pengawas BUMN;
f. Mengolah data dan informasi Direksi/Calon Direksi, Dewan
Komisaris/Calon Dewan Komisaris, dan Dewan
Pengawas/Calon Dewan Pengawas BUMN;
g. Pemantauan pelaporan Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) Wajib LKHPN BUMN;
h. Pemantauan pelaksanaan kebijakan Menteri BUMN terkait
ketenagakerjaan BUMN;
i. Penyiapan bahan dukungan perumusan program
pengembangan manajemen sumber daya manusia BUMN;
j. Penyiapan koordinasi pelaksanaan program pengembangan
Direksi/Calon Direksi BUMN;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Infrastruktur Bisnis.
2. Asisten Deputi Data dan Teknologi Informasi
Asisten Deputi Data
dan Teknologi
Informasi
Asisten Deputi Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang
pengelolaan sistem teknologi informasi, serta pelaksanaan riset
dan pengelolaan data.
Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Deputi Data dan Teknologi
Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pemantauan,
analisis, evaluasi, serta pelaporan perencanaan jangka
menengah sistem teknologi informasi Kementerian BUMN;
b. Pelaksanaan perencanaan kapasitas, pengembangan,
pengoperasian dan pemeliharaan sistem teknologi informasi
serta monitoring dan evaluasi implementasi sistem teknologi
informasi Kementerian BUMN;
c. Penyiapan kebijakan perencanaan arsitektur dan laporan
konsolidasian data kinerja BUMN;
d. Pelaksanaan analisis dan perumusan kebijakan implementasi
Page 8139
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERIAN BADAN USA. MILIK NEGARA
IIEPUBLIK INDONESIA
knowledge management Kementerian BUMN;
e. Pelaksanaan analisis dan koordinasi penyusunan basis data
kinerja serta pemantauan, analisis, dan koordinasi
pengumpulan data kinerja berbasis teknologi informasi;
f. Pelaksanaan analisis, koordinasi, dan pengolahan data kinerja,
serta monitoring dividen dan pajak BUMN;
g. Pelaksanaan analisis dan penyajian informasi kepada
pimpinan, unit internal dan stakeholder terkait serta
koordinasi penyusunan bahan paparan rapat Menteri dan
pimpinan lainnya; dan
h. Pelaksanaan riset makro ekonomi, dan sektor industri dalam
rangka dukungan pembinaan BUMN dan riset internal
Kementerian BUMN.
3. Asisten Deputi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Asisten Deputi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Asisten Deputi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi
pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi,
pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN berupa
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Deputi Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan rumusan bahan kebijakan umum pengelolaan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan oleh BUMN;
b. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan
program dan penyaluran dana Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan BUMN;
c. Penyiapan rumusan bahan kebijakan standar pelaporan,
koordinasi penyusunan basis data, dan proses pengelolaan
data pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
BUMN;
d. Penyiapan rumusan bahan kebijakan pemantauan, analisis dan
evaluasi pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
BUMN;
e. Penyiapan rumusan bahan kebijakan pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN dalam penetapan Rencana
Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan;
f. Penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi atas laporan
tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN
dalam rangka pengesahan laporan tahunan BUMN; dan
Pate 91 39
KEMENTEMAN BADAN
IrOAUT 1 PT "E'STA'A
Asisten Deputi Layanan Hukum
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
g. Pelaksanaan koordinasi pengumpulan data serta pemantauan,
analisis dan pelaporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan serta penyiapan koordinasi penyelesaian temuan
terkait pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
BUMN oleh BUMN.
4. Asisten Deputi Layanan Hukum
Asisten Deputi Layanan Hukum BUMN mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan pelayanan hukum
terkait kegiatan pembinaan dan/atau aksi korporasi BUMN
dan/atau Perseroan Terbatas.
Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Deputi Layanan Hukum
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan koordinasi pemberian dukungan aspek hukum
terkait aksi korporasi yang meliputi pelaksanaan privatisasi,
restrukturisasi, penyertaan modal, pendayagunaan aset dan
sinergi, penghapusan dan pemindahtanganan aktiva tetap,
penghapusan piutang, pelaksanaan PSO BUMN, pengangkatan
dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris serta aksi
korporasi lainnya;
b. Penyiapan koordinasi penyusunan pendapat hukum (Legal
Opinion) dan/atau keterangan ahli terkait pembinaan dan/atau
aksi korporasi BUMN;
c. Penyiapan koordinasi penyusunan standar Anggaran Dasar
BUMN;
d. Penyiapan koordinasi penyusunan Anggaran Dasar BUMN; dan
e. Pemberian konsultansi kepada Kementerian BUMN dan BUMN
terkait dengan pembinaan dan/atau aksi korporasi BUMN.
Pate 10 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 KEMENTEHUN
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
A. Tujuan
Peraturan Menteri badan usaha milik negara nomor: per-10/m bu/07/2015 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian BUMN
Sejalan dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
BUMN, maka tujuan Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis adalah
sebagai berikut:
a. Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar,
kuat dan lincah;
b. Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap kebijakan Kementerian
BUMN;
c. Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan
Implementatif;
d. Pembinaan BUMN yang optimal ;
e. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif;
f. Pelaksanaan anggaran yang optimal.
B. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis
Peta Strategi
Sasaran strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.
Sasaran Strategis yang selanjutnya disingkat SS adalah pernyataan
mengenai apa yang harus dimiliki, dijalankan, dihasilkan atau dicapai
organisasi.
Dalam rangka mencapai tujuan, maka Kedeputian Bidang Infrastruktur
Bisnis merumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan
operasional berupa perumusan sasaran strategis unit kerja dalam
bentuk peta strategis Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis. Peta Strategi
adalah suatu dashboard yang memetakan SS organisasi dalam suatu
kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan
perjalanan strategi organisasi dalam mewujudkan visi dan misi.
Peta strategi digunakan untuk menjabarkan strategi secara visual,
melalui sejumlah SS yang terangkai dalam hubungan sebab akibat,
sehingga memudahkan dalam mengkomunikasikan strategi.
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERIAN RAMON USATIA MILK NEGARA
REPURIK MOORE,.
Dalam rangka mencapai tujuan, maka Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis merumuskan ke
dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan sasaran strategis unit
kerja dengan berpedoman pada peta strategis Kementerian BUMN. Sasaran strategis
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.
Sasaran-sasaran strategis dirumuskan sebagai suatu prioritas yang ingin dimiliki, dijalankan
clan dicapai organisasi pada periode tertentu. Untuk memastikan bahwa sasaran strategis
tersebut dapat dicapai, maka perlu dilakukan manajemen atas resiko kegagalan pencapaian
SS.
Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi di dalam mencapai tujuan strategisnya,
setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance
indicator) yang terukur. Berdasarkan cascading Sasaran Strategis Kementerian BUMN dan
mandatory tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis, telah disusun Sasaran
Strategis dan IKU Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis sebagai berikut:
Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU)
1. Terwujudnya BUMN sebagai Agent
of Development yang besar, kuat
dan lincah (SS 1)
Jumlah BUMN yang dilakukan assessment KPKU
2. Kepatuhan BUMN yang tinggi
terhadap kebijakan Kementerian
BU MN (SS 3)
Jumlah BUMN yang dilakukan assessment GCG
Persentase kepatuhan terhadap proses
perencanaan, monitoring dan evaluasi PKBL
BUMN
Persentase kepatuhan pelaporan BUMN melalui
portal
3. Perencanaan dan rumusan
kebijakan yang berkualitas dan
Implementatif (SS 4)
Persentase hasil riset/kajian yang dijadikan
bahan pertimbangan perumusan kebijakan
Konsep peraturan Knowledge Management
Penyampaian PK sesuai batas waktu
Penyampaian RAB dan KAK sesuai batas waktu
4. Pembinaan BUMN yang optimal Penetapan Direksi sesuai Peraturan
P 12 39
•
KEMENTERLAN OA DAN USAHA MIUK NEGARA
11(PURIK INDONESIA
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU)
(SS 5) Jumlah penetapan Direksi BUMN tepat waktu
Jumlah penetapan Dekom/Dewas BUMN tepat
waktu
Tersusunnya daftar bakal calon Direksi
Tersusunnya program pengembangan calon
Direksi
Tersusunnya pola pelaksanaan pengembangan
calon Direksi
Tersusunnya laporan monitoring dan evaluasi
program pengembangan calon Direksi
Tersusunnya laporan monitoring dan evaluasi
pola pelaksanaan pengembangan calon Direksi
5. Terselenggaranya pengendalian
dan pengawasan secara efektif
(SS 6)
RI
Persentase tindak lanjut penyelesaian LHP BPK
6. Terwujudnya SDM yang kompeten
dan professional (SS 7)
Persentase Pegawai mengikuti diktat sesuai
jadwal dan komitmen awal tahun
Persentase Pegawai mengisi SKP sesuai batas
waktu
7. Terwujudnya Organisasi Pengelola
Korporasi yang Modern (SS 8)
Penyampaian Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) sesuai batas waktu
8. Terwujudnya tata kelola organisasi
yang baik dan bersih (SS 9)
Penyusunan Standar Anggaran Dasar BUMN
Dukungan Aspek Hukum terkait Aksi Korporasi
Pengkajian dan Perumusan Aspek Legal terkait
Pembinaan dan/atau Aksi Korporasi BUMN
Pemberian Konsultansi terkait Pembinaan
dan/atau Aksi Korporasi BUMN
Pane 13 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERUN BADAN USAHA MU, NEGARA
ACPUBUK
No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU)
9. Tersedianya informasi yang valid,
handal dan mudah diakses (SS 10)
Ketersediaan data BUMN yang valid melalui
portal
Pengukuran Standar pelayanan system
informasi (Service Level Agreement) yang telah
tersusun di tahun 2012
Persepsi user terhadap kemudahan akses
Persentase downtime layanan TIK
Penyajian data dan informasi untuk stakeholder
Laporan Tahunan Kementerian BUMN
10. Pelaksanaan anggaran yang
optimal dan akuntabel (SS 11)
Persentase pemanfaatan anggaran
Penjelasan atas Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kedeputian
Bidang Infrastruktur Bisnis adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1: Dalam rangka mendukung Sasaran Strategis Menteri BUMN untuk
Terwujudnya mewujudkan BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat
organisasi dan lincah, Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis harus mampu Kementerian BUMN
menciptakan dukungan organisasi pengelola korporasi yang modern. yang mampu mendukung BUMN Hal ini tercermin melalui IKU sebagai berikut:
untuk menjadi Agent of IKU : Jumlah BUMN yang dilakukan assessment KPKU
Development yang Penilaian kinerja BUMN yang digunakan adalah Kriteria Penilaian besar, kuat dan
lincah Kinerja Unggul yaitu suatu sistem penilaian yang dibangun sebagai
panduan untuk membangun, menata dan memberdayakan
kesisteman dan sumber daya perusahaan untuk mencapai kinerja
unggul. Kriteria dalam KPKU diadopsi dan diadaptasi dari Kriteria
Keunggulan Kinerja Malcom Baldridge Criteria for Performance
Excellent (MBCfPE). Kebijakan KPKU mulai diterapkan pada tahun
2012 berdasarkan Surat Sekretaris Menteri BUMN S-08/S.MBU/2013
tanggal 16 Januari 2013 tentang Penyampaian Pedoman Penentuan
KPI dan KPKU pada BUM N. IKU ini bertujuan untuk meningkatkan daya
saing BUMN sekaligus meningkatkan profitabilitas perusahaan, serta
menyehatkan kondisi keuangan perusahaan, dan sebagainya.
Target pencapaian IKU ini untuk tahun 2015, 2016, 2017, 2018, dan
2019 adalah 25,35, 50, 60 dan 75 BUMN yang melakukan assessment
P a E 14 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERLAN &4C/AN USA. MINK NEGARA
REPLMLIK iNOCNEVA
KPKU.
Sasaran Strategis 3:
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap kebijakan Kementerian BUMN
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan dan penentuan
strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Rumusan adalah pernyataan atau simpulan tentang asas, ketetapan,
dan sebagainya yang disebutkan dengan kalimat yang ringkas dan
tepat. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak.
Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Deputi Bidang Infrastruktur
Bisnis mengidentifikasikan 3 (tiga) IKU sebagai berikut:
a) IKU 1 : Jumlah BUMN yang dilakukan assessment GCG
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance),
adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan
mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan
perundang-undangan dan etika berusaha. IKU ini bertujuan agar
BUMN dapat meningkatkan nilai GCG, dimana dalam GCG terdapat
prinsip-prinsip Transparansi (transparency), Akuntabilitas
(accountability), Pertanggungjawaban (responsibility),
Kemandirian (independency) dan Kewajaran (fairness). Pencapaian
IKU ini menuju kepada capaian yang melebihi dari target
(maximize), di mana capaian yang semakin tinggi dari target
adalah capaian yang diharapkan.
Target pencapaian IKU ini untuk tahun 2015, 2016, 2017, 2018,
dan 2019 adalah 95, 100, 100, 102 dan 102 untuk jumlah BUMN
yang dilakukan assessment GCG
b) IKU 2 : Persentase kepatuhan terhadap proses perencanaan,
monitoring dan evaluasi PKBL BUMN
Kepatuhan proses perencanaan BUMN dinilai dari ketepatan
waktu penyampaian dokumen Perencanaan BUMN yaitu Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) PKBL sesuai dengan peraturan yang
berlaku. IKU ini bertujuan untuk meningkatkan tertib administrasi
dalam rangka penyampaian dokumen perencanaan. Pencapaian
IKU ini menuju kepada capaian yang melebihi dari target
(maximize), dimana capaian yang semakin tinggi dari target adalah
capaian yang diharapkan.
Target yang harus dicapai adalah seluruh BUMN menyampaikan
Page 15 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERIAN HADAN USAHA WOK NEGARA
11(PUBLIK INDC,I(SIA
dokumen RKA PKBL sesuai batas waktu.
c) IKU 3 : Persentase kepatuhan pelaporan BUMN melalui portal
Kepatuhan pelaporan BUMN dinilai dari ketepatan waktu
penyampaian laporan manajemen kinerja triwulanan dan laporan
tahunan yang telah diaudit sesuai dengan ketentuan peraturan
yang berlaku. IKU ini bertujuan untuk mewujudkan tertib
administrasi dan mendukung tertib penatausahaan pengelolaan
BUMN. Pencapaian IKU ini menuju kepada capaian yang melebihi
dari target (maximize), dimana capaian yang semakin tinggi dari
target adalah capaian yang diharapkan.
Target pencapaiannya adalah 100% BUMN menyampaikan laporan
PKBL triwulanan, semesteran dan tahunan tepat waktu.
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan dan penentuan
strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,
anggaran dan standar yangdibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Rumusan adalah pernyataan atau simpulan tentang asas, ketetapan,
dan sebagainya yang disebutkan dengan kalimat yang ringkas dan
tepat. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak.
Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Deputi Bidang Infrastruktur
Bisnis mengidentifikasikan 4 (empat) IKU sebagai berikut:
a) IKU 1 : Persentase hasil riset/kajian yang dijadikan bahan
pertimbangan perumusan kebijakan
IKU ini bertujuan agar pelaksanaan riset/kajian yang dilaksanakan
oleh Keasdepan Manajemen SDM Eksekutif BUMN mendukung
perumusan kebijakan Kementerian BUMN. Pencapaian IKU ini
menuju kepada capaian yang melebihi dari target (maximize), di
mana capaian yang semakin tinggi dari target adalah capaian yang
diharapkan.
Target pencapaian IKU ini adalah ?. 80% dari riset/kajian yang
dijadikan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan
b) IKU 2 : Penyampaian PK sesuai batas waktu
Sesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-03/MBU/2011
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja Di Lingkungan
Kementerian BUMN, Penetapan Kinerja (PK) adalah pemyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan
Sasaran Strategis 4:
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan Implementatif
Page 16 I 39
KEMENTERIAN BADAN USAHA MAN( NEGARA
REPUOLIK INDONERA
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan
pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
Setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun yang akan
datang ditetapkan pada akhir tahun berjalan, Unit Eselon II
menyusun Penetapan Kinerja (PK) berdasarkan DIPA tersebut
dengan dilampiri tabel yang berisi sasaran strategis, indikator
kinerja, dan target yang akan dicapai.
PK Unit Eselon II yang telah ditetapkan (ditandatangani oleh
Pejabat Eselon II yang bersangkutan dan atasan Eselon I) harus
disampaikan kepada Sekretaris Kementerian BUMN c.q Kepala Biro
Perencanaan dan SDM dan Inspektorat selambat-lambatnya
minggu keempat Februari tahun berjalan.
IKU ini bertujuan agar penyampaian PK unit eselon II dapat
dilakukan tepat waktu. Target pencapaian IKU ini adalah
Penyampaian seluruh PK sesuai batas waktu.
c) IKU 3 : Penyampaian RAB dan KAK
KAK merupakan gambaran umum dan penjelasan mengenai
keluaran kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan
fungsi Kementerian Negara/Lembaga, dan merupakan dokumen
perencanaan kegiatan yang berisikan penjelasan terkait dengan 5
(lima) W dan 2 (dua) H, yaitu terkait dengan apa (what), mengapa
(why), siapa (Who), kapan (When), lokasi (Where), bagaimana
(How), dan berapa perkiraan biayanya (How Much) dari suatu
keluaran suatu kegiatan. Sedangkan RAB adalah suatu dokumen
yang berisi tahapan pelaksanaan, rincian komponen-komponen
(input) dan besaran biaya dari masing-masing komponen suatu
kegiatan. RAB mencakup penjabaran Iebih lanjut dari unsur
perkiraan biaya (how much) dalam rangka pencapaian output
kegiatan dalam KAK.
IKU ini bertujuan agar penyampaian RAB dan KAK unit eselon II
dapat dilakukan tepat waktu kepada Bagian Perencanaan,
Kementerian BUMN. Target pencapaian IKU ini adalah
Penyampaian seluruh RAB dan KAK sesuai batas waktu.
d) IKU 4 : Konsep peraturan Knowledge Management
Sesuai PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian BUMN, Bidang Riset mempunyai tugas melakukan
riset makro ekonomi, sektor industri dalam rangka dukungan
pembinaan BUMN dan riset internal Kementerian BUMN,
pelaksanaan analisis dan perumusan kebijakan implementasi
P age 17 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
knowledge management Kementerian BUMN.
Kebijakan knowledge management (KM) disusun berdasarkan
landasan teori dan praktik penerapannya di berbagai Instansi
Pemerintah dan lembaga lainnya. Penyusunan kebijakan dilakukan
dengan mengkonsolidasikan unit-unit terkait, antara lain unit yang
bertanggung jawab di bidang pengembangan SDM, bidang
manajemen kinerja, bidang teknologi informasi, bidang data dan
informasi, bidang perpustakaan Kementerian BUMN, dan lain-lain.
Penerapan KM akan dilakukan dengan menggunakan sistem
informasi berbasis teknologi.
Sasaran Strategis 5:
Pembinaan BUMN yang Optimal
Untuk dapat mengoptimalkan peran dan keberadaan BUMN dalam
perkembangan perekonomian dunia yang semakin terbuka dan
kompetitif, BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan
profesionalisme antara lain melalui pembenahan pengurusan dan
pengawasannya. Pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Dalam
pencapaian sasaran strategis ini, Keasdepan Manajemen SDM
Eksekutif BUMN mengidentifikasikan 8 (delapan) Indikator Kinerja
Utama (IKU). Uraian IKU tersebut adalah sebagai berikut:
a) IKU 1 : Penetapan Direksi sesuai Peraturan
Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas
pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta
mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan. IKU ini
bertujuan untuk menciptakan suatu sistem yang akuntabel dan
dapat dipertanggungjawabkan untuk memperoleh Anggota Direksi
yang profesional, berintegritas, berdedikasi dan memiliki
kompetensi dalam melaksanakan tugas pengurusan BUMN, serta
untuk mewujudkan suatu proses penetapan Anggota Direksi
secara baik. Pencapaian IKU ini menuju kepada capaian yang
melebihi dari target (maximize), di mana capaian yang semakin
tinggi dari target adalah capaian yang diharapkan.
Target pencapaian IKU ini adalah setiap penetapan Direksi BUMN
sesuai dengan Peraturan (sebelum batas waktu masa jabatan
direksi habis).
b) IKU 2 : Jumlah penetapan Direksi BUMN tepat waktu
Berkaitan dengan IKU 1 di atas, maka perlu ditetapkan target
untuk jumlah penetapan Direksi BUMN yang tepat waktu. Untuk
Page 18 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERUN .0AN USAF. NEGARA
11(1,13LIK INOOAESU
itu pada tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019 target IKU 2
adalah 16, 30, 66, 54, dan 60 Direksi BUMN yang penetapannya
tepat waktu.
c) IKU 3 : Jumlah penetapan Dekom/Dewas BUMN tepat waktu
Berkaitan dengan IKU 1 di atas, maka perlu ditetapkan target
untuk jumlah penetapan Dekom/Dewas BUMN yang tepat waktu.
Untuk itu pada tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019 target IKU
3 adalah 22, 40, 92, 111, dan 111 Dekom/Direksi BUMN yang
penetapannya tepat waktu.
d) IKU 4 : Tersusunnya daftar bakal calon Direksi
Dalam mencapai IKU 1, IKU 2 dan IKU 3, maka dalam prosesnya
perlu daftar bakal Calon Direksi yang diusulkan kepada Menteri
BUMN dan RUPS guna memperoleh penetapan. Sehubungan
dengan itu pada tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019 target
IKU 4 adalah 116, 138, 448, 256, dan 232 Bakal Calon.
e) IKU 5 : Tersusunnya program pengembangan calon Direksi
Sebagai implementasi fungsi pengembangan dan penyelenggaraan
diktat, sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
10/MBU/07/2015 tentang Struktur Organisasi Kementerian
BUMN, salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Keasdepan
Manajemen SDM Eksekutif BUMN adalah melaksanakan dan
mengawasi penerapan konsep Program Pengembangan Bakal
Calon Direksi BUMN.
Target pencapaian IKU ini adalah 1 konsep Program
Pengembangan pada tahun 2016.
f) IKU 6 : Tersusunnya pola pelaksanaan pengembangan calon
Direksi
Sebagai implementasi fungsi pengembangan dan penyelenggaraan
diktat, sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
10/MBU/07/2015 tentang Struktur Organisasi Kementerian
BUMN, salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Keasdepan
Manajemen SDM Eksekutif BUMN adalah melaksanakan dan
mengawasi penerapan konsep pola pelaksanaan Pengembangan
Bakal Calon Direksi BUMN.
Target pencapaian IKU ini adalah 1 konsep pola pelaksanaan
Pengembangan pada tahun 2016.
g) IKU 7 : Tersusunnya laporan monitoring dan evaluasi program
Pag e 19 I 39
Sasaran Strategis 7:
Terwujudnya SDM
yang kompeten dan
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
pengembangan calon Direksi
Setelah IKU 5 di atas diimplementasikan, maka perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi berkala atas pelaksanaan program
pengembangan calon Direksi BUMN.
Target pencapaian IKU ini adalah 1 konsep laporan monitoring dan
evaluasi Program Pengembangan masing-masing pada tahun 2017,
2018, dan 2019.
h) IKU 8 : Tersusunnya laporan monitoring dan evaluasi pola
pelaksanaan pengembangan calon Direksi
Setelah IKU 6 di atas diimplementasikan, maka perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi berkala atas pelaksanaan pola
pengembangan calon Direksi BUMN.
Target pencapaian IKU ini adalah 2 konsep laporan monitoring dan
evaluasi Program Pengembangan masing-masing pada tahun 2017,
2018, dan 2019.
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan, prosedur, teknik dan
mekanisme yang memberi arah pada para pimpinan dan membantu
mereka meyakini bahwa tindakan-tindakan yang perlu telah dilakukan
untuk mengantisipasi risiko
IKU : Persentase tindak lanjut penyelesaian LHP BPK RI
Sesuai dengan undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
Badan Pemeriksa Keuangan memeriksa atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara termasuk BUMN. IKU ini bertujuan
agar Kementerian BUMN dapat segera menindaklanjuti temuan, saran
atau rekomendasi hasil pemeriksaan BPK sehingga diharapkan
Kementerian BUMN dapat memperbaiki pengelolaan dan tanggung
jawab pengelolaan keuangannya. Pencapaian IKU ini menuju kepada
capaian yang melebihi dari target (maximize), di mana capaian yang
semakin tinggi dari target adalah capaian yang diharapkan.
Target yang harus dicapai untuk IKU ini adalah seluruh LHP
ditindaklanjuti.
SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki ketrampilan yang
diperlukan yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk dengan
konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi
dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik, sedangkan SDM yang
profesional adalah SDM yang memiliki kemampuan terhadap suatu
P a t e 20 I 39
Sasaran Strategis 6:
Terselenggaranya pengendalian don pengawasan yang efektif
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN 1
professional
Sasaran Strategis 9:
Terwujudnya tata
kelola yang baik
dan bersih
bidang keahlian, kesiapan melakukan kompetisi, kemampuan
melakukan efisiensi waktu dan kerja, keterampilan, pandai membaca
situasi dan keadaan, berpengalaman, memiliki sifat dan hasil kerja
yang mengagumkan.
a) IKU 1 : Persentase Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan
komitmen awal tahun
IKU ini bertujuan agar setiap pegawai commit untuk mengikuti
seluruh diklat sesuai dengan perencanaan dan yang ditugaskan
bagian SDM, Kementerian BUMN. Target pencapaian IKU ini
adalah 100% Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan
komitmen awal tahun.
b) IKU 2 : Persentase Pegawai mengisi SKP sesuai batas waktu
IKU ini bertujuan agar setiap pegawai mengisi SKP sesuai dengan
batas waktu yang ditetapkan. Target pencapaian IKU ini adalah
100% Pegawai mengisi SKP sesuai batas waktu.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis selaku unit Eselon I di bawah
Menteri BUMN merupakan unit supporting di Kementerian BUMN.
Dalam pencapaian sasaran strategic ini, Deputi Bidang Infrastruktur
Bisnis mengidentifikasikan IKU sebagai berikut:
IKU : Penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sesuai
batas waktu
Sesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-03/MBU/2011, LKIP Unit
Eselon II harus sudah ditetapkan dan disampaikan kepada Eselon I
masing-masing unit selambat-lambatnya minggu keempat bulan
Januari tahun berjalan. LKIP Eselon I dan Eselon II harus sudah
ditetapkan dan disampaikan kepada Sekretaris Kementerian BUMN
c.q Kepala Biro Perencanaan dan SDM paling lambat minggu kedua
bulan Februari tahun berjalan.
IKU ini bertujuan agar penyampaian LKIP unit eselon II dapat dilakukan
tepat waktu. Target pencapaian IKU ini adalah Penyampaian seluruh
LKIP sesuai batas waktu.
Mewujudkan pembinaan BUMN yang sesuai dengan asas tata kelola
perusahaan yang balk (good corporate governance) melalui
pemberian layanan hukum yang prima.
Seiring dengan tujuan BUMN sebagai badan usaha untuk mengejar
keuntungan, Asdep Layanan Hukum BUMN sebagai bagian dari
Sasaran Strategis 8:
Terwujudnya
Organisasi
Pengelola Korporasi
yang Modern
P.A t e 21 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTEMAN BADAN USANA AVM NEGARA
n(PLJOLIK INDONESIA
Kementerian BUMN yang memiliki fungsi sebagai pembina BUMN.
Memiliki tugas untuk dapat memastika terselenggaranya BUMN yang
sesuai dengan asas tata kelola perusahaan yang balk (good corporate
governance) melalui pemberian layanan hukum yang prima.
a) IKU 1: Penyusunan Standar Anggaran Dasar BUMN
Standar Anggaran Dasar BUMN Tbk dan Non Tbk
Jumlah BUMN yang terbuka saat ini berjumlah 19 yang berada di 5
sektor yaitu sektor jasa keuangan, sektor konstruksi, sektor
farmasi, sektor pertambangan dan energi serta sektor sarana dan
prasarana perhubungan. Namun kendala yang dihadapi yaitu saat
ini anggaran dasar BUMN Tbk masih belum terstandarisasi per
sektor, sebagai contoh dalam sektor perbankan masih terdapat
perbedaan antara anggaran dasar BUMN terbuka satu dengan
lainnya. Terkait dengan anggaran dasar BUMN non Tbk, kendatipun
sudah terdapat standarisasi tetapi seiring dengan perkembangan
waktu terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan
perubahan/penyesuaian. Dengan demikian dlperlukan penyusunan
perubahan standar anggaran dasar balk BUMN Tbk maupun BUMN
Non Tbk.
Perubahan Anggaran Dasar BUMN
Perubahan anggaran dasar BUMN ditargetkan dalam satuan paket.
Hal tesebut dikarenakan perubahan anggaran dasar tergantung
pada usulan dari BUMN atau dikarenakan terbitnya Peraturan
Pemerintah tentang penambahan PMN pada BUMN. Dalam
triwulan 1/2016 terdapat 38 Surat Menteri BUMN Selaku
RUPS/selaku Pemegang Saham tentang Penambahan Modal Dasar
dan Modal Disetor serta Perubahan Anggaran Dasar.
b) IKU 2 : Dukungan Penyelesaian Permasalahan Aset BUMN
BUMN memiliki banyak aset/tanah yang harus dikelola oleh
Direksi balk yang dalam posisi clean and clear maupun yang masih
bermasalah. Aset/tanah yang sudah clean and clear dapat
memudahkan Direksi untuk mendayagunakan aset/tanah
tersebut, atau bahkan melakukan pemindahtanganan atas
aset/tanah dimaksud jika dipandang perlu. Namun di sisi lain
terdapat aset/tanah yang belum clean and clear sehingga
memerlukan penanganan khusus dari Direksi dengan dukungan
Dewan Komisaris dan Pemegang Saham. Dalam hal ini dukungan
pemegang saham dapat diberikan dalam bentuk penyusunan
rekomendasi alternatif penyelesaian permasalahan aset/tanah
Pa ne 22 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERIAN SABAN USAHA PAIUX NEGAFLA
REPUBLIK INDONESIA
BUMN. Dengan demikian permasalahan aset/tanah di BUMN
merupakan hal yang sangat urgen untuk diselesaikan guna
mendukung kelancaran pengurusan perusahaan oleh Direksi.
c) IKU 3 : Dukungan Aspek Hukum terkait Aksi Korporasi
1. Keputusan Menteri BUMN tentang Pengangkatan dan/atau
Pemberhentian Direksi dan/atau Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas BUMN
Dalam rangka mendukung pelaksanaan reorganisasi BUMN
yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengurusan dan pengawasan BUMN, terdapat fungsi Asdep
Layanan Hukum dalam menyipakan konsep Surat Keputusan
Menteri BUMN. Terdapat beberapa tipe surat keputusan yang
dikonsepkan, diantaranya :
a. Surat Keputusan Menteri BUMN tentang Pemberhentian
dan/atau Pengangkatan Anggota Direksi BUMN;
b. Surat Keputusan Menteri BUMN tentang Pemberhentian
dan/atau Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris BUMN;
c. Surat Keputusan Menteri BUMN tentang Pemberhentian
dan/atau Pengangkatan Anggota Dewan Pengawas BUMN.
2. Pelaksanaan privatisasi
Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian
maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar
manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas
pemilikan saham oleh masyarakat.
3. Pelaksanaan restrukturisasi
Restrukturisasi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka
penyehatan BUMN yang merupakan salah satu langkah
strategis untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan guna
memperbaiki kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan.
4. Pelaksanaan pendayagunaan aset dan sinergi
Pendayagunaan aset BUMN diatur dalam Peraturan Menteri
BUMN Nomor PER-13/MBU/09/2014 tanggal 10 September
2014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan
Usaha Milik Negara.
5. Pelaksanaan pemindahtanganan aktiva tetap
Pemindahtanganan aktiva tetap BUMN diatur dalam Peraturan
Menteri BUMN Nomor PER-02/MBU/2010 jo PER-
06/MBU/2010 jo PER-22/MBU/12/2014 tentang Perubahan
Page 23 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEINCNTERAN BADAN USA., htleK NEGARA
11EPUOLIK INDONESIA
Kedua Atas Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-
02/MBU/2010 tentang Tata Cara Penghapusbukuan dan
Pemindahtanganan Aktiva Tetap BUMN.
6. Pelaksanaan penghapusan piutang
7. Pelaksanaan PSO BUMN
d) IKU 4 : Pengkajian dan Perumusan Aspek Legal terkait
Pembinaan dan/atau Aksi Korporasi BUMN
Dalam rangka pelaksanaan tugas pegawai BUMN khususnya
pegawai di lingkup kedeputian teknis, terdapat permasalahan-
permasalahan yang muncul terkait pembinaan BUMN.
Permasalahan tersebut perlu diperhatikan dari berbagai aspek,
yang salah satunya pemenuhan aspek legal. Dalam kondisi
demikian, pendapat hukum dari asdep Layanan Hukum BUMN
sangat diperlukan sebagai legal standing pengambilan keputusan
dari penyelesaian permasalahan yang dihadapi.
Adapun Direksi dan Dewan Komisaris BUMN memerlukan
pendapat hukum dari Asdep Layanan Hukum BUMN untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pengurusan maupun
pengawasan BUMN.
e) IKU 5 : Pemberian Konsultansi terkait Pembinaan dan/atau Aksi
Korporasi BUMN
Salah satu fungsi dari Keasdepan Layanan Hukum BUMN adalah
memberikan konsultasi terkait pembinaan dan/atau aksi
koorporasi BUMN, baik kepada Direksi/Dekom/pegawai BUMN
maupun kepada pegawai Kementerian BUMN. Konsultasi dapat
diberikan berupa pertemuan secara langsung dalam bentuk diskusi
maupun pemberian konsultasi melalui pesawat telepon.
Sasaran Strategis Informasi dapat dikatakan akurat apabila dapat memberikan atau
10: Tersedianya mengatakan informasi sesuai dengan fakta yang ada, handal dan
informasi yang mudah dalam memperolehnya.
valid, handal dan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Deputi Bidang Infrastruktur
mudah diakses Bisnis menguraikan dalam 6 (enam) IKU tersebut adalah sebagai
berikut:
a) IKU 1: Ketersediaan data BUMN yang valid melalui portal
Portal web adalah situs web yang menyediakan kemampuan
tertentu yang dibuat sedemikian rupa mencoba menuruti selera
para pengunjungnya. Kemampuan portal yang lebih spesifik adalah
Page 24 139
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KENIEN TEFGAN BADAN USAHA MICK NEGAFIA
RE PURE IK INDONESIA
penyediaan kandungan informasi yang dapat diakses
menggunakan beragam perangkat,misalnya computer pribadi,
computer jinjing (notebook), PDA (Personal Digital Assistant), atau
bahkan telepon genggam. IKU ini bertujuan agar tersedia data
BUMN yang valid pada portal dimana hal tersebut sangat berguna
untuk proses pengambilan keputusan. Pencapaian IKU ini menuju
kepada capaian yang melebihi dari target (miximize), di mana
capaian yang semakin tinggi dari target adalah capaian yang
diharapkan.
Target pencapaian IKU ini untuk tahun 2015, 2016, 2017, 2018,
dan 2019 adalah 80%, 85%, 90%, 95% dan 100% atas ketersediaan
data BUMN yang valid melalui portal,
b) IKU 2: Pengukuran Standar pelayanan system informasi (Service
Level Agreement) yang telah tersusun di tahun 2012
SLA sistem informasi adalah tingkat layanan system informasi yang
diberikan oleh penyedia layanan terhadap pengguna layanan
dalam hal akses informasi dengan sasaran tersedianya informasi
BUMN yang valid, handal dan mudah diakses. IKU ini bertujuan
untuk dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang
kinerja Kementerain BUMN dan BUMN yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan monitoring dan evaluasi danjuga sebagai acuan
dalam menentukan arah kebijakan dan ukuran hasil yang akan
dicapai di masa mendatang. Pencapaian IKU ini menuju kepada
capaian yang melebihi dari target (maximize), di mana capaian
yang semakin tinggi dari target adalah capaian yang diharapkan.
Target pencapaian IKU ini adalah 90% atas pencapaian SLAI
Sistem Informasi
c) IKU 3: Persepsi user terhadap kemudahan akses
Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi adalah tingkat
kepuasan pengguna terhadap layanan aksesibilitas informasi yang
disediakan di lingkungan Kementerian BUMN. IKU ini bertujuan
untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan pengguna terhadap
layanan akses informasi di Lingkungan Kementerian BUMN.
Pencapaian IKU ini menuju kepada capaian yang melebihi dari
target (maximize), di mana capaian yang semakin tinggi dari target
adalah capaian yang diharapkan.
Target yang harus dicapai adalah skala ?_ 4 atas persepsi user
terhadap kemudahan akses.
Pa ee 25 139
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEMENTERIAN !MOAN USAHA 1,4“JK NEGARA
REPUOUK INDE,NES,
Sasaran Strategis
11: Pelaksanaan
anggaran yang
optimal dan
akuntabel
d) IKU 4: Persentase downtime layanan TIK
Downtime Layanan TIK adalah terhentinya layanan TIK yang
memiliki kritikalitas sangat tinggi, yang disebabkan oleh gangguan
pada infrastruktur TIK (server fisik, server virtual, jaringan intranet,
dan jaringan Internet) yang dikelola oleh Bagian Sistem Informasi
Kementerian BUMN. IKU ini bertujuan untuk mengukur
ketersediaan sistem pelayanan dalam rangka meningkatkan
pelayanan TIK dengan tingkat downtime yang seminimal mungkin.
Pencapaian IKU ini menuju kepada capaian yang lebih rendah dari
target (minimize), di mana capaian yang semakin rendah dari
target adalah capaian yang diharapkan. Target IKU ini adalah 5 3%
dari layanan TIK di Kementerian BUMN yang mengalami
downtime.
e) IKU 5: Penyajian data dan informasi untuk stakeholder
Mewujudkan ketersediaan informasi mengenai data kinerja
keuangan pokok BUMN, kontribusi BUMN dan informasi lainnya
yang disajikan kepada stakeholder.
f) IKU 6 : Laporan Tahunan Kementerian BUMN
Menyajikan laporan tahunan Kementerian BUMN untuk
stakeholder yang berisi pelaksanaan program dan prestasi
Kementerian BUMN balk internal organisasi maupun pembinaan
BUMN pada periode tahun sebelumnya.
Salah satu pengelolaan sumber daya organisasi adalah dana. Dana
yang tersedia dalam dokumen pelaksanaan anggaran, harus dikelola
dengan optimal sesuai rencana yang telah ditetapkan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dokumen yang dipakai dalam pengelolaan
dana adalah DIPA.
DIPA merupakan dokumen pelaksanaan anggaran yang sesuai
ketentuan menjadi dasar pengelolaan belanja negara. IKU dalam
Sasaran Strategis ini adalah:
IKU : Persentase pemanfaatan anggaran
IKU ini bertujuan untuk mengetahui persentase penyerapan anggaran
dari anggaran yang diperoleh. Target pencapaian IKU ini adalah 90%
atas persentase penyerapan DIPA.
Paae 26 139
Sasaran Strategis
Tambahan :
Tercapainya
bimbingan dan
bantuan BUMN
kepada pengusaha
golongan ekonomi
Iemah, koperasi dan
masyarakat
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
Kontribusi BUMN dalam perannya sebagai agent of development juga
diwujudkan dalam keterlibatan dalam memberikan bimbingan dan
bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi Iemah, koperasi dan
masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam maksud dan tujuan
pendirian BUMN sesuai Pasal 2 UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN
melalui pelaksanaan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL)
maupun tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.
Peran Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis dalam mendukung
pelaksanaan bimbingan dan bantuan BUMN kepada pengusaha
golongan ekonomi Iemah, koperasi dan masyarakat dicanangkan
dalam Sasaran Strategis tersendiri di luar dukungan terhadap Sasaran
Strategis Kementerian BUMN.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis harus mampu memberikan arahan
dan kebijakan yang tepat sehingga bimbingan dan bantuan yang
diberikan oleh BUMN tepat sasaran, tepat jumlah dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang membutuhkan serta memastikan
keberlangsungan pelaksanaan program yang telah berjalan sehingga
mampu manjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan, bukan
hanya terbatas pada masyarakat atau kelompok tertentu.
Dalam pencapaian strategis ini Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
mengidentifikasikan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :
a) IKU 1 : Persentase jumlah dana PKBL yang disalurkan
Dalam rangka mendukung pemberdayaaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) dan Koperasi, Pemerintah melalui BUMN
menyelenggarakan program Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan, dimana program ini diharapkan dapat ikut
memberdayakan masyarakat dan pada akhirnya ikut
mensejahterakan masyarakat.
Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui
pemanfaatan dana BUMN sedangkan Program Bina Lingkungan
adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh
BUMN melalui pemanfaatan dana BUMN.
Bentuk Program Kemitraan adalah pinjaman untuk membiayai
modal kerja dan/atau pembelian aset tetap dalam rangka
meningkatkan produksi dan penjualan, pinjaman tambahan untuk
membiayai kebutuhan yang bersifat jangka pendek dalam rangka
memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan.
Pa ee 27 I 39
0 Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KCMCNTCRIAN EAGAN USAHA MIUK NC-GARA
FICPUIAIK INDOWSLA
Sedangkan Program Bina Lingkungan seperti bantuan korban
bencana alam, pendidikan & pelatihan, peningkatan kesehatan,
pengembangan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah,
pelestarian alam, bantuan sosial kemasyarakatan dalam
pengentasan kemiskinan dan bantuan peningkatan kapasitas MB.
Dengan adanya PKBL BUMN khususnya PK diharapkan dapat
membantu penyerapan tenaga kerja melalui pembukaan lapangan
pekerjaan dan/atau peningkatan kapasitas mitra binaan.
Sedangkan penyaluran BL BUMN diharapkan dapat membantu
pemerintah dalam meningkatkan entrepreneur di kalangan
masyarakat Indonesia yang kemudian berdampak pada
penyerapan tenaga kerja juga.
Target pencapaian IKU ini untuk tahun 2015, 2016, 2017, 2018, dan
2019 adalah 75%, 75%, 80%, 80% dan 80% dari dana tersedia.
b) IKU 2 : Pengkoordinasian program CSR/Bina Lingkungan BUMN
dalam rangka BUMN Hadir untuk Negeri dan dukungan
Kementerian BUMN terhadap Program Pemerintah
Sebagai wujud nyata kepedulian BUMN dalam menumbuhkan dan
memupuk rasa kebanggaan berbangsa dan bertanah air Indonesia
kepada seluruh masyarakat di seluruh pelosok Negeri, serta adanya
kesadaran bahwa Indonesia merupakan sebuah negeri yang
berlimpah kekayaan alam & dihiasi dengan berbagai keragaman,
mulai dari ribuan pulau yang menghiasi khatulistiwa, dengan
ragam budaya, bahasa daerah, suku bangsa, ras, agama dan
kepercayaan, dan Iain-Iainnya, Kementerian BUMN dan BUMN
sebagai bagian dari masyarakat bernegara mewujudkan "BUMN
Hadir untuk Negeri" dalam bentuk pelaksanaan kegiatan oleh
seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 Provinsi seluruh
Indonesia, serta menjadi bagian dalam "membangun pemahaman
para pemangku kepentingan (stakeholders)" mengenai peran
Kementerian BUMN dan BUMN sebagai Agen Pembangunan
(Agent of Development) untuk turut serta "Membangun Kapasitas
Nasional (National Capacity Building)".
BUMN maupun pemangku kepentingan diharapkan akan memiliki
pandangan yang baik tentang Kementerian BUMN dan seluruh
BUMN Indonesia, yang telah berperan dalam meningkatkan
kesejahteraan bangsa, melalui kerja nyata yang berdampak
Iangsung.
Pa ce 28 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
Di sisi lain, sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan
program-program Pemerintah misalnya dalam program
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana,
ketahanan pangan, ketahanan energi, pemberdayaan ekonomi
masyarakat dan program Iainnya, BUMN diharapkan kontribusinya
untuk turut berperan dalam program dimaksud melalui
pemanfaatan dana CSR/PKBL perusahaan khususnya untuk
program-program yang tidak didanai oleh APBN/APBN.
IKU ini bertujuan untuk mengetahui persentase keterlibatan
BUMN melalui program CSR/Bina Lingkungan BUMN dalam rangka
BUMN Hadir untuk Negeri dan pelaksanaan dukungan
Kementerian BUMN terhadap program Pemerintah yang terkait
dengan dana CSR/PKBL BUMN.
Target pencapaian IKU ini adalah 90% untuk mengkoordinasikan
BUMN melaksanakan kegiatan dalam rangka BUMN Hadir untuk
Negeri di tiap tahunnya serta 90% pelaksanaan program dari
program yang telah dicanangkan Pemerintah
Pa ge 29 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
KEIVICNTCRUN SAGAN USANA MARC NC-GARA
REPUOLIX 1■400.51...
BAB III TARGET KINERJA & KERANGKA PEN DANAAN
Target kinerja adalah adalah tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh
Kementerian/Lembaga, program dan kegiatan dalam periode waktu yang telah
ditetapkan. Dalam penyusunan target kinerjanya, Deputi bidang Infrastruktur Bisnis
Memperhatikan kriteria-kriteria yaitu target harus menggambarkan angka kuantitatif dan
satuan yang akan dicapai dari setiap indikator kinerja sasaran dan penetapan target harus
relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas.
Kerangka pendanaan adalah penjelasan mengenai kebutuhan pendanaan secara
keseluruhan untuk mencapai sasaran Strategis Kementerian/Lembaga, meliputi sumber
pendanaan dari APBN (Pemerintah).
Paee 30 I 39
(D CD
C:)
(0 cD
U) CO (z1 <
C u)z as Q ai E a3 >, c c a) ay co
❑_ -0
D
0_ C
cu (13 0_ ou E (13 :3 C a) a)
U)
cD
z m
O < • > z < D z co a_
Z W
o N
Z 6 Z N
2 0
• w
(.9 (42
N <Z
vc;- N a.
ce z w z w < < 2 re w ce <
0 0 .;t) re W CL Ne
E5 2E 0
z
2E i" 2E :D0 ‹t ‹t ce oe < 0 Q <g,
0 0 12 W CO a.
0
< < 0 0 oe c)
15 C) (9 0_ Ce a.
Al
cc Al
Al
c:) co Al
cc Al
C U)
_NZ
c al
ro
.0 _NZ a)
,(1) cC C
C (13 (13
Fir (13 -0 -se E E Cl) 2
a) CO =, a) CD 'C D ca.
Z Z < w D 0_ z W w
(/) < < Z W W <
a c0
CO Al
00
Al
(c) co Al
Al
‘6"-?-
cc Al
< Z 41‹
1:9. . D
z W W
< w2 i= y D
}--- < < Q W
• Z Z W W < (0
Lc) D 00
Tab
e l T
arg e
t Kin
erj a
Dep
uti B
idan
g In
fras
tru
ktu
r Bis
nis
Ta
hu
n 2
015-
2019
Targ
et K
iner
ja
. z <
Z 7.4(Z Z F- < < Z
LU C9 z E o- w w w 2
o
z M D
CO
a 0
C 0 CO
N \
CO CO CY) 0 co N
M111111111•11•111•11
PE
NA
NG
GU
NC
JA
WA
B
TA
RG
ET
a) T' C) Csi
z C\I 2 a ....., x-- —,
co
c •:., '-- = 03 aj w :E it, a) ci
-CI E ID a) (ii Ei a)
z c) 2
(i) D m
_NC z ,- 2 r' co co
co — C‘J Qa .0
GI, C•1 0 0
c
T- 0 0. co
2018
tN O .., x•-•• ---1
CO
-L- — tO -1-• -Se __ o comom -CI Sa " " ea) a3 a- a) u) -, sa
Nt 2 L° D
co
,T"" 2 ,- D
co
CD C Lo 2 c\I CO _a
.0 0
C 2
1— 0 Cl as
.,,- N CNI
a o D co
Ts i 2 ri 0 % -0 E .0 " " a) (13 Ei a)
— .cs
(c) 2 (L) D
co
= as a3 re N 2 CD D
co
c 04 o ,i- Ws
.sa
.0 0 12 ‘..". 0
ca. al
2016
Z a 2 O -v- D
co
E c — " = as al (/.. 2 :E -a-) 2 (- ti a) sa E sa " %- a) co i5' a)
--, _a
z o 2 cr) D
co
z so 2 Nr o
co
c 0c8 o
as T— .0
1
prog
ram
as -6 a V-
o
2015
Z LO O D
CO
c • z-, = RI CU 44,,,,, -. .1—. ...... .he -a-) 2 co w al -ct c ..0 " s- CD c as E5 a) u) .— sa
Z ap 2 ' D
co
Z (NJ 2 cs.1 D
co
C co o x- —03 ' -0
CD 0 0
Pem
bina
an B
UM
N
y ang
op t
ima l
IMMIIIIMIIIIIIII
KE
AS
DE
PA
N
DA
TA D
AN
TE
KN
OLO
GI
I NF
OR
MA
SI
TA
RG
ET
CA
C:) C■I
C F.2
N CL 0
RI
.e.
0 V-.
0
c o,
0 N—
es 0 0
T...
.8.9,
0 0
v-
o'''9. 0 0) Al
80%
CO e••• CD Csi
C 12
C‘I 0 0 Q. (la
'.:-.,',3 0 0 se—
(..:i.,.
0 0 N--
0 0 0 V....
0 0 0 x--
90%
0 0 co Al
2017
C 12
N 0 CI CO
,,o. o 0 0 V"'
,o c :, 0 0 N.-..
8 ":. . : 0 0 T...
0 0 0 N—'
...3" • •D 0 0) Al
80%
20
16
0
100%
100%
8`..° 0 0 N..
c.:;L) 0 0 V-.
O'Q' 0 CY) Al
.(:)
0 00 Al
2015
a a T-.
0 N--
a T--
0 •
g a
Al
80%
IND
IKA
TO
R K
INE
RJA
P
RO
GR
AM
/ K
EG
IAT
AN
I moni to
ring d
an
e va l
uasi
pel
a ksa
na
p rog
ram
pe
ngem
bang
an c
a lon
D
ire k
si
reib
Ufil
dS
e un
aatc
la
nju t
pen
yele
saia
n LH
P B
PK
RI
Per
sen t
ase
Peg
awa i
m
eng i
kuti
dik
tat s
esua
i ja
dwa l
dan
kom
itmen
aw
a l ta
hun
Pe r
sen t
ase
Peg
awa i
m
eng i
si SK
P s
esua
i ba
tas
wa k
tu
Kin
erja
I ns
tans
i P
emer
inta
h ( L
KIP
) se
sua i ba
tas
wa k
tu
Pe r
sen t
ase
pem
a nfa
atan
an
aaar
an
Z E-. Z
< < a 0 < ,e(I) 0 0 --.4 ce LLI (.0 a.
1 peng
enda
lian
dan
peng
awas
an
seca
r a e
fekt
if
Terw
uju d
nya
SD
M
yang
kom
pete
n da
n pr
o fes
iona
l
I Org
anis
asi
Pen
g elo
la
Kor
p ora
si y
ang
Mo d
ern
Pe l
a ksa
naan
an
ggar
an y
ang
optim
a l d
an
a kun
tabel
Her
enca
naan
dan
ru
mus
an k
ebi
jaka
n y a
ng b
erku
a lita
s da
n im
p le
men
tatif
.-E-- Z <
(..9 < ,5 0 n
cc ..... a_
w ci o ,
4
PE
NA
NG
GU
NC
JA
WA
B
KE
AS
DE
PA
N
PE
LAY
AN
AN
H
UK
UM
TA
RG
ET
a) ..t- 0 01 10
0%
8'.-9 O CD 7-- 10
0 %
O"...) o 0,
Al
-1- Al
-8-7,' co VI
..„0 0-, CD 0) Al
8--9 CD CO
Al
2018
100 %
8o,
0 CD x--- 95
%
cr c''' 0 0)
Al
'Cr Al
....sp o-- Cr) VI
89' 0 0) Al
g'-) 0 CO Al
, C Csi
,.3.c.! o O 1.-
..., c■-• co 0 N--
<-:.)-̀' o 0)
.....9, o 0)
AI
Nt- AI
co VI
.Z.:g
o o) Al
o co Al
CO r 0 CNI 1 0
0%
..,c, o----- 0 0 ..--- 85
%
g---') 0 0) Al
d AI
-(:) co
VI
CiD̀- 0 C3)
Al
O.̀-',) 0 CO
Al
2015
0 0 ,---
g-F-' 0 0 ,-- 80
% -cs,o,
o 0)
Al
.1- AI
c3o VI
o 0) Al
8o 0 CO
Al
IND
IKA
TO
R K
INE
RJA
P
RO
GR
AM
/ K
EG
IAT
AN
p e
rum
usan
ke
bija
kan
Per
sen t
ase
keb
ijaka
n ya
ng d
ibua
t se
suai
deng
an v
isi d
an m
isi
Per
sent
ase
tin
dak
lanju
t pen
yele
saia
n L
HP
BP
K R
I
Ke t
ers
edia
a n d
ata
BU
MN
ya
ng v
alid
m
e la
lui p
ortal
Pen
cap a
ian
Se
rvic
e Le
vel A
g reem
en t
Ind
ex
Sis
tem
In f
orm
asi
Per
seps
i use
r te
r had
ap k
em
uda
han
aks
es inf
orm
asi
Pe r
sent
ase
pem
anf
aata
n an
ggar
an
Per
sen t
ase
has
il ris
et/k
ajia
n y
ang
di
jad
ikan
ba
han
pert
imba
ngan
•e
rum
usa
n ke
bia
kan
SA
SA
RA
N
PR
OG
RA
M/
KE
GIA
TA
N
Ter
sele
ngga
rany
a p e
ngen
dalia
n dan
p eng
awas
an
seca
ra e
fekt
if
C
R3 u)
C3) "C3 cl, c ca cz 7 (h)
Oa u) > 7=3
a) E g (13
N D__, 6
L.-- a3 —
F- .__ _c E Pel
a ksa
naan
an
gga
ran
ya
ng
opti
ma
l da
n a
kun t
abel
Pe r
enca
naan
dan
ru
mus
an k
e bija
kan
yang
be
rkua
litas
da
n Im
p lem
enta
tif
PR
OG
RA
M!
KE
GIA
TA
N
u) <
r_7 0 LL Z K
EG
IAT
AN
17:
PE
LAY
AN
AN
H
UK
UM
BU
MN
Iii 0 0
CO CO (0 CNI
Z ..e- 0 -4 Z < — Z (,) (9 Cl- D 0 w(.9 (4 Z
0
a) 0 CO < D 0 Y <
< Z Z < (9
W Y H < :3
TAR
GE
T
0) T- o CNI
0....0 c) a N—.
,),(>
0 0 N—
8-9 c) 0) Al
0 Zfi, cp co Al
80%
Z?...9 c:) cz) V".
"' cp cp N-
.c..:::.z. 10 CT)
CO 'l'
NI
8E1' 0 0 N--
•C':g 0 0 N—
zp C) a) Al
ig.7.>
0 CO Al
80%
%0 0l.
g':" 0 0 c—
9.
LO 0)
I 20
17
*tic,'CD CD N--
,c)
0 CD N—
0.,9,
CD 0) Al
?:g CD CO Al
80%
-a-g CD CD N—
.e, 0 CD N---
O C 1.0 0)
I 2
01
6
0 CD CD N.—
0 0 CD N—
c*:,
0 0) Al
0 0 CO
Al
75%
..,o i's 0 0 N—•
ciPs 0 CD T-
.ci!
0 C3)
I 201
5
0 o
,c) 8 0
01'2 0 0)
0.2 0 co
6,0
Lo C). o
100%
(.1,e, a)
IND
IKA
TOR
KIN
ER
JA
PR
OG
RA
M/
KE
GIA
TA
N
y ang
me
libat
kan
BU
MN
ya n
g d i
advo
kasi
Per
sen t
ase
tinda
k la
njut
pe n
yele
saia
n LH
P B
PK
RI
rer b
Uf it
ase
pem
a nfa
a tan
an
aaar
an
Pe r
sen t
ase
hasi
l r is
et/k
ajia
n y a
ng
d ija
dika
n ba
han
per t
imba
ngan
•e
rum
u san
ke
bi'a
kan
Per
sen t
ase
dana
P
KB
L y a
ng d
isa l
urka
n
Per
sen t
ase
kep a
tuha
n p r
oses
per
enca
naan
, m
onito
ring
dan
eva l
u asi
PK
BL B
UM
N
Per
sen t
ase
kep
atu
han
pela
p ora
n B
UM
N
mel
alu i
po
rtal
Ke t
erse
diaa
n da
ta
PK
BL
y ang
va
lid
mel
a lui
por
tal
SA
SA
RA
N
PR
OG
RA
M/
KE
GIA
TA
N
I
peng
enda
lian,
p e
ngaw
asan
dan
p e
neg a
kan
huku
m
I angg
aran
yan
g op
tima l
dan
.-E. Z < < Ce }<IC..." (.9
,3 o „ cr — a
KE
GIA
TA
N 1
8:
PE
NA
TA
KE
LOLA
AN
T
AN
GG
UN
G
JAW
AB
SO
SIA
L D
AN
LIN
GK
UN
GA
N
LLI CI 0
I
r
rn •t—O CNI
rn Al
CO
OT".
C•1
O
O O
O Al
O CD
O O Al
O
O 0) Al
CD
CD O
O AI
F-
O CNI
O CNI
I')
O C‘l
w a 0
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
Kerangka Pendanaan
Tabel Kerangka Pendanaan Asdep Data dan Teknologi Informasi Tahun 2015-2019
KODE PROGRAM/ KEGIATAN
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN
ALOKASI (Rp Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019
01
PROGRAM A: PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN BUMN
2621
KEGIATAN 5: PENELAAHAN KEBIJAKAN PIMPINAN
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan implementatif
1.74 5.75 6.90 8.28 9.93
06 PROGRAM B: PROGRAM PEMBINAAN BUMN
Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah
2636
KEGIATAN 15: PENATAKELOLAAN MANAJEMEN SDM EKSEKUTIF BUMN
2.67 6.78 8.13 9.76 11.71
Pembinaan BUMN yang optimal
3.39 4.06 4.88 5.85
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
3.39 4.07 4.88 5.86
2637
KEGIATAN 16: PENATAKELOLAAN DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI
9.60 34.81 41.77 50.12 60.15
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan im elementatif
11.60 13.92 16.70 20.05
Tersedianya informasi yang handal, valid dan mudah diakses
11.60 13.92 16.71 20.05
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
11.61 13.93 16.71 20.05
Pa a e 37 I 39
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN I
KODE PROGRAM! KEGIATAN
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN
ALOKASI (Rp Millar) 2015 2016 2017 2018 2019
2638 KEGIATAN 17: PELAYANAN HUKUM BUMN
0.00 3.57 4.28 5.14 6.17
Persentase perkara yang melibatkan BUMN yang diadvokasi
1.78 2.14 2.57 3.08
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
1.79 2.14 2.57 3.09
2639
KEGIATAN 18: PENATAKELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Terwujudnya Tanggung Jawab Sosial and Lingkungan
0.00 3.99 4.79 5.75 6.89
Tercapainya bimbingan dan bantuan BUMN kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat
1.99 2.39 2.87 3.44
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
2.00 2.40 2.88 3.45
Pa ae 38 I 39
•
KENKNTEFUAN .0AN USA. 'AUK NC-GAFtA
REMARK INDONESIA
BAB IV PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN
Rencana Strategis Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Tahun 2015-2019 ini akan menjadi
pedoman bagi unit kerja di lingkungan Kedeputian Bidang Infrastruktur Bisnis dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mendukung pencapaian Sasaran Strategis
Kementerian BUMN 2015 — 2019. Dengan adanya Renstra ini, diharapkan pelaksanaan
manajemen SDM Eksekutif BUMN, data dan informasi, layanan hukum serta tanggung jawab
sosial dan lingkungan akan Iebih terintegrasi dan terarah sehingga dapat memberikan
dampak yang nyata dan signifikan dalam usaha-usaha untuk menciptakan Kementerian
BUMN yang berkinerja balk dan memiliki daya saing yang tinggi serta mampu memberikan
kontribusi yang optimal bagi bangsa dan negara Indonesia.
Perubahan lingkungan yang sangat dinamis balk internal maupun eksternal menuntut
Kementerian BUMN untuk responsif dan akomodatif terhadap setiap perubahan yang dapat
berpengaruh terhadap kelangsungan proses pembinaan BUMN. Perubahan tersebut harus
dapat ditangani dan diatasi melalui supporting system Kementerian BUMN yang kuat dan
SDM yang siap dan mumpuni.
Semua sasaran program Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis tidak akan dapat tercapai dengan
rnaksimal tanpa diiringi dengan usaha terbaik dari seluruh elemen Kementerian BUMN
sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing. Dukungan, kerjasama, dan
komunikasi yang balk dari seluruh pihak baik internal maupun eksternal akan sangat
mendukung tercapainya tujuan bersama.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
umbra NIP 19681010 199603 1 001
Page 39 I 39