107
KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI SOAL HOTS MATERI BANGUN RUANG PADA HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MIN 2 PONOROGO TAHUN AJARAN 2020/2021 SKRIPSI OLEH ZULFAH NUR KHOIRIYAH NIM. 210617140 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2021

KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI SOAL

HOTS MATERI BANGUN RUANG PADA HASIL BELAJAR SISWA

KELAS V MIN 2 PONOROGO TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI

OLEH

ZULFAH NUR KHOIRIYAH

NIM. 210617140

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021

Page 2: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

ABSTRAK

Khoiriyah, Zulfah Nur. 2021. Kesulitan Belajar Matematika dalam Memahami Soal Hots Materi

Bangun Ruang Siswa Kelas V Min 2 Ponorogo Tahun Ajaran 2020/2021. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing, Sofwan Hadi, M. Si..

Kata Kunci: Kesulitan Belajar, HOTS, Pemecahan Masalah Matematika

HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau kemampuan berpikir menguji siswa pada tingkat

yang lebih tinggi, dalam artian tidak hanya menguji pada aspek ingatan ataupun hapalan saja,

namun menguji sampai pada aspek analisi, sintesis, dan evaliasi. Soal HOTS dibuat untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga permasalahan yang disajikan pada soal

bersifat kontekstual dan memerlukan beberapa langkah untuk menyelesaikannya. Guru

Matematika kelas V MIN 2 Ponorogo telah membuat soal HOTS kategori C4 untuk dikerjakan

siswa. Sebelum siswa mengerjakan soal tersebut, guru menyampikan pembelajaran matematika

dengan detail dan berulang-ulang. Guru juga memberikan contoh penyelesaian soal HOTS dengan

harapan siswa dapat megerjakan soal dengan benar setelah pembelajaran berlangsung. Setelah

siswa mengerjakan soal HOTS yang diberikan oleh guru masih terdapat siswa yang belum mampu

memahami soal tersebut sehingga ia belum mampu menyelesaikan soal tersebut. Melalui hal

tersebut terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan saat memahami soal HOTS yang disampaikan

oleh guru.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk (1)

mendeskripsikan hasil belajar matematika dalam memahami soal HOTS pada materi bangun ruang

yang dialami siswa kelas V MIN 2 Ponorogo, (2) mendeskripsikan kesulitan belajar matematika

dalam memahami soal HOTS pada materi bangun ruang yang dialami siswa kelas V MIN 2

Ponorogo ditinjau dari hasil belajar, dan (3) mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung

proses pembalajaran materi bangun ruang yang dialami siswa kelas V MIN 2 Ponorogo.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus, dimana peneliti

menyelidiki secara cermat peristiwa kesulitan belajar yang terjadi pada siswa. Peneliti

mengumpulkan data dengan teknik pengumpulan data tes, observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Peneliti melakukan penelitian di kelas V MIN 2 Ponorogo. Data yang dikumpulkan

peneliti diperoleh dari siswa kelas V MIN 2 Ponorogo, guru matematika kelas V MIN 2 Ponorogo,

dan stakeholder MIN 2 Ponorogo. Peneliti akan melakukan analisis data menggunakan cara yang

dikemukakan oleh Miles & Huberman yaitu dengan data reduction (reduksi data), data display

(penyajian data), dan conclusion drawing/ verificotion (penarikan kesimpulan dan verifikasi).

Hasil belajar subjek penelitian dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu: subjek

berkemampuan tinggi, subjek berkemampuan sedang, dan subjek berkemampuan tinggi. Subjek

berkemampuan tinggi ada 23,8% dari seluruh subjek. Subjek berkemampuan sedang ada 40,5%

dari seluruh subjek. Subjek berkemampuan rendah ada 35,7% dari seluruh subjek. Subjek

berkemampuan rendah dalam memahami soal HOTS kategori C4 dan C5 mengalami kesulitan

pada setiap tahap pemecahan. Akan tetapi, pada tahap eksplorasi pada soal HOTS kategori C5 ia

mampu menyajikan masalah kedalam bentuk lain yang mudah dipahami dengan imajinasinya

sendiri. Subjek berkemampuan sedang secara umum dalam memahami soal HOTS kategori C4

dan C5 mengalami kesulitan pada tahap membaca yaitu saat menulikan kata kunci. Subjek ini juga

mengalami kesulitan pada tahap menyusun strategi dan memecahkan pada soal HOTS kategori

C5. Subjek berkemampuan tinggi dalam memahami soal HOTS kategori C4 dan C5 tidak

mengalami kesulitan. Akan tetapi, ia mengalami hambatan dalam memecahkan masalah pada soal

HOTS kategori C4 pada tahap pemecahan masalah. Ia mengalami kebingungan saat mengubah

satuan. Faktor yang mendukung dan menghambat proses pembelajaran matematika berupa faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kurangnya minat belajar dan perhatian siswa

terhadap pelajaran. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar meliputi

pendampingan belajar dan waktu belajar siswa.

i

Page 3: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii

Page 4: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

PENGESAHAN

iii

Page 5: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI

iv

Page 6: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

v

Page 7: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

perilaku. Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan sebagainya. Belajar

akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya.1 Para orang tua

menyekolahkan anak-anaknya dengan harapan mampu mengalami perubahan-perubahan

tersebut. Maka, sudah menjadi tugas guru untuk menerima tanggung jawab tersebut dengan

membimbing siswa dalam proses belajarnya.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari siswa di sekolah.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari-

hari, serta memberikan dukungan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.2

Oleh karena itu matematika selalu ada dalam setiap jenjang pendidikan. Belajar matematika

harus dipandang sebagai suatu proses untuk mengkontruksikan konsep-konsep matematika

dan strategi penyelesaian suatu masalah. Tujuan akhir dari pembelajaran matematika di

tingkat sekolah dasar yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan konsep matematika

dalam kehidupan sehari-hari.3

Pembelajaran matematika merupakan salah satu pembelajaran yang memfokuskan pada

pemecahan masalah kontekstual dan kompleks.4 Pembelajaran matematika di MIN 2 Ponorogo

oleh bapak Nur Cholis, S. Pd. I. dikelas V dilaksanakan dengan menanamkan pemahaman dan

1 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 21-22. 2 Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016),

185. 3 Sugiyanti, “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Menghitung Luas Bangun Datar

Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ngabeyan 01 Semester 1 Tahun Pelajaran

2017/2018”, Jurnal Pendidikan Empirisme, Vol. 6, No. 10, thn. 2019, 103. 4 Jenner Simartama Dkk, Pembelajaran STEM Berbasis HOTS (Medan: Yayasan Kita Penerbit, 2020), 30.

1

Page 8: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

2

konsep matematika sebelum guru memberikan rumus terkait materi yang disampaikan. Guru

juga selalu memberikan contoh soal baik itu soal LOTS maupun soal HOTS beserta cara

penyelesaiannya. Saat pembelajar guru juga memberikan soal diluar contoh soal kepada siswa

untuk dikerjakan, kemudian guru juga memandu siswa agar dapat mengerjakan soal tersebut

dengan benar.

Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diajak berpikir tingkat tinggi. Pemberian

soal HOTS pada pembelajaran matematika dapat membantu siswa untuk lebih terampil dalam

menguasai konsep-konsep pada matematika. HOTS (Higher Order Thinking Skill) merupakan

kemampuan berpikir yang mengujikan pada tingkat yang lebih tinggi, dalam artian tidak hanya

menguji pada aspek ingatan ataupun hapalan saja, namun menguji sampai pada aspek analisi,

sintesis, dan evaliasi.5 Melalui pemberian soal HOTS siswa diharapkan memiliki kemampuan

berpikir kritis, diantaranya: menyadari jika ada kritis yang saling terkait, mampu mengajukan

dan menjawab pertanyaan kritis pada saat yang tepat, dan tertarik untuk menggunakan

pertanyaan kritis secara aktif.6

Soal HOTS diberikan dengan harapan siswa dapat mencapai tiga tingkatan teratas dalam

ranah kognitif yang meliputi menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Sangat

penting ditanamkan sejak dini kepada siswa untuk berpikir tingkat tinggi di era modern seperti

sekarang ini. Soal HOTS disajikan dengan mengaitakan antara materi yang sedang dipelajari

dan situasi sekitar siswa sebagai stimulus agar memudahkan siswa mengaitkan antara keduanya

dalam sebuah soal. Guru dalam memilih stimulus untuk dikaitkan dengan materi harus lebih

kreatif. Semakin kreatif dan menarik stimulus yang dipilih oleh guru maka semakin kreatif pula

siswa yang mampu menyelesaikannya.

5 Maharani Yuniar, Cece Rakhmat, dan Asep Saepulrohman, “Analisis HOTS (Higher Order Thinking Skill)

pada Soal Objektif Tes pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis”, Jurnal

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (2015), 191. 6 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thingking Skills) (Tangerang: Tira

Smart, 2019), 94.

Page 9: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

3

Pada saat Real Teaching yang telah dilakukan, peneliti menemukan hal menarik untuk

diteliti. Peneliti melihat guru yang menyampaikan materi dan memberikan contoh soal

matematika pada siswa. Siswa memperhatikan guru tersebut. Ketika guru bertanya tentang

pemahaman siswa, siswa menjawab sudah paham. Akan tetapi ketika siswa diminta untuk

menyelesaikan sendiri soal tersebut masih ada soal yang belum terjawab dengan benar.

Sehingga dapat dikatakan bahwa masih ada siswa belum bisa atau kurang memahami isi soal

HOTS tersebut.yang masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2020 dengan

Bapak Nur Cholis, S. Pd. I. selaku guru mata pelajaran Matematika di kelas V MIN 2 Ponorogo,

diperoleh informasi bahwa pembelajaran matematika telah disampaikan secara detail, beliau

selalu memberikan contoh soal dalam pembelajarannya. Beliau juga menanyakan secara

berulang-ulang untuk mengetahui pemahaman siswa, meski demikian masih ada beberapa anak

yang belum bisa memahami soal sehingga ia kesulitan menemukan penyelesaiannya. Anak

beranggapan bahwa mata pelajaran Matematika itu sulit.

HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau kemampuan berpikir menguji siswa pada

tingkat yang lebih tinggi, dalam artian tidak hanya menguji pada aspek ingatan ataupun hapalan

saja, namun menguji sampai pada aspek analisi, sintesis, dan evaliasi. Soal HOTS dibuat untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga permasalahan yang disajikan pada soal

bersifat kontekstual dan memerlukan beberapa langkah untuk menyelesaikannya. Guru

Matematika kelas V MIN 2 Ponorogo telah membuat soal HOTS kategori C4 untuk dikerjakan

siswa. Sebelum siswa mengerjakan soal tersebut, guru menyampikan pembelajaran matematika

dengan detail dan berulang-ulang. Guru juga memberikan contoh penyelesaian soal HOTS

dengan harapan siswa dapat megerjakan soal dengan benar setelah pembelajaran berlangsung.

Setelah siswa mengerjakan soal HOTS yang diberikan oleh guru masih terdapat siswa yang

belum mampu memahami soal tersebut sehingga ia belum mampu menyelesaikan soal tersebut.

Page 10: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

4

Melalui hal tersebut terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan saat memahami soal HOTS yang

disampaikan oleh guru.

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak

sesuai dengan kriteria standar yang telah ditentukan.7 Mata pelajaran matematika sering

dikeluhkan oleh siswa. Siswa sering mengeluh kesulitan dalam menyelesaikan soal

matematika. Kesulitan belajar menjadi hal yang wajar dalam suatu pembelajaran, termasuk

dalam pembelajaran matematika terutama dalam memahami soal HOTS. Kesulitan belajar

menjadi suatu hambatan dalam tercapainya tingkatan teratas ranah kognitif, menghambat

proses pembelajaran, dan mempengaruhi hasil belajar. Maka, sebagai seorang guru sangat

penting untuk mengenali kesulitan belajar tersebut, sebagai tolak ukur dalam membuat rencana

pembelajaran selanjutnya yang lebih bermakna pada siswa. Berdasarkan keterangan yang

diperoleh dari Bapak Nur Cholis, S. Pd. I. ketika proses belajar matematika berlangsung ada

siswa yang secara terang-terangan menyampaikan kesulitannya dan ada juga siswa mengalami

kesulitan belajar tapi ia tidak merasakannya atau bahkan enggan untuk menyampaikan

kesulitannya saat mengerjakan soal.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menemukan kesulitan-kesulitan belajar

yang dialami dalam memahami soal HOTS pada materi bangun ruang beserta faktor

penyebabnya. Sehingga, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Kesulitan Belajar

Matematika dalam Memahami Soal HOTS Materi Bangun Ruang Siswa Kelas V MIN 2

Ponorogo Tahun Ajaran 2020-2021”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, agar penelitian menjadi jelas dan

terarah peneliti akan memfokuskan penelitiannya pada hasil belajar, kesulitan belajar, dan

faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa dalam memahami soal HOTS yang ada

7 Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Sleman: CV Budi Utama, 2019), 98.

Page 11: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

5

pada materi bangun ruang ditinjau dari segi hasil belajar siswa kelas V MIN 2 Ponorogo tahun

ajaran 2020-2021.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan larat belakang dan fokus penelitian yang telah disampaikan, peneliti mengambil

rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana hasil belajar matematika dalam memahami soal HOTS pada materi bangun ruang

siswa kelas V MIN 2 Ponorogo tahun ajaran 2020-2021?

2. Bagaimana kesulitan belajar matematika dalam memahami soal HOTS pada materi bangun

ruang siswa kelas V MIN 2 Ponorogo tahun ajaran 2020-2021?

3. Apa faktor penghambat dan pendukung proses pembalajaran matematika materi bangun

ruang yang dialami siswa kelas V MIN 2 Ponorogo?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan hasil belajar matematika dalam memahami soal HOTS pada materi bangun

ruang yang dialami siswa kelas V MIN 2 Ponorogo.

2. Mendeskripsikan kesulitan belajar matematika dalam memahami soal HOTS pada materi

bangun ruang yang dialami siswa kelas V MIN 2 Ponorogo.

3. Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung proses pembalajaran matematika

materi bangun ruang yang dialami siswa kelas V MIN 2 Ponorogo.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan tersebut penelitian “Analisis Kesulitan Belajar Matematika dalam

Memahami Soal HOTS pada Materi Bangun Ruang Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo Tahun

Ajaran 2020-2021” dapat memberikan beberapa manfaat.

Page 12: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

6

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai kesulitan belajar

yang dihadapi siswa beserta faktor penyebabnya dalam memahami soal HOTS terutama

pada materi bangun ruang.

b. Penelitian ini dapat dijadikan predikisi kesulitan belajar matematika yang dihadapi siswa

beserta faktornya dalam memahami soal HOTS terutama pada materi bangun ruang,

sehingga pembaca dapat membuat pencegah dan penanganan yang tepat jika kesulitan

belajar tersebut muncul saat pembelajaran.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

1) Hasil penelitin dapat menjawab rumusan masalah yang ada.

2) Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesulitan belajar

matematika dalam memahami soal HOTS terutama pada materi bangun ruang.

b. Bagi guru

Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada guru tetang kesulitan belajar

matematika dalam memahami soal HOTS terutama pada materi bangun ruang, sehingga

dapat dijadikan acuan guru untuk merancang pembelajaran yang lebih baik.

c. Bagi siswa

Hasil penelitian dapat mewakili ungkapan kesulitan belajar matematika dalam memahami

soal HOTS terutama pada materi bangun ruang yang dialami siswa, sehingga siswa

mendapat penanganan yang tepat dari permasalahan yang dialaminya.

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat memberikan sedikit informasi kepada sekolah, sehingga dapat

merancang proses pembelajaran yang lebih baik.

Page 13: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

7

F. Sistematika Pembahasan

Sitematika pembahasan ini memuat gambaran penulisan laporan hasil penelitian. Peneliti

akan menyusun laporan hasil penelitian menjadi enam bab. Pada bab 1 (pendahuluan) memuat

gambaran umum penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada bab ini memuat latar belakang

penelitian, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, serta sistematika pembahasan itu sendiri.

Bab 2 berisi kajian teori dan telaah penelitian terdahulu yang menjadi landasan dalam

melakukan penelitian tentang kesulitan belajar matematika dalam memahami soal HOTS pada

materi bangun ruang di kelas V. Kajian teori memuat teori tentang kesulitan belajar, soal HOTS,

dan bangun ruang. Telaah penelitian terdahulu memuat kesimpulan hasil penelitian terdahulu

serta perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

dilakukan.

Bab 3 membahas tentang metode peneliti dalam melangsungkan penelitian. Bab ini

memuat pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber

data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan

tahapan-tahapan penelitian.

Bab 4 membahas tentang deskripsi data yang ditemukan di lokasi penelitian baik yang

bersifat umum maupun khusus. Deskripsi data umum berisi data temuan tentang madrasah MIN

2 Ponorogo, sedangkan deskripsi data khusu berisi data temuan tentang kesulitan belajar

matematika dalam memahami soal HOTS pada materi bangun ruang siswa kelas 5 di madrasah

tersebut.

Bab 5 berisi analisis data yang telah terkumpul pada bab 4 untuk diambil kesimpulan

guna menjawab rumusan masalah yang ada. Dan terakhir pada bab 6 akan disampaikan

kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dan saran dari peneliti.

Page 14: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

BAB II

TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Lucky Saraswati yang berjudul “Analisis

Kesulitan Belajar Matematika pada Materi Lingkaran bagi Siswa Kelas VI di MI Ma’arif

Polorejo”. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa kesulitan dialami siswa dalam

melakukan operasi perkalian pada bilangan desimal, operasi pembagian bilangan bulat dengan

bilangan pecahan, dan kesulitan dalam mengingat rumus yang akan digunakan. Kesulitan

tersebut mengakibatkan jawaban yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh soal. Adapun faktor yang menyebabkan kesulitan belajar tersebut, berupa faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi integritas, minat, dan motivasi pada siswa.

Sedangkan faktor eksternalnya meliputi kurangnya perhatian dari orang tua.8

Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan.

Persamaannya keduanya sama-sama menganalisis kesulitan belajar siswa dan sama-sama

menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaannya penelitian ini peneliti menganalisis

kesulitan siswa pada materi iingkaran bagi siswa kelas VI di MI Ma’arif Polorejo sedangkan

penelitian yang akan dilakukan ini menganalisis kesulitan belajar siswa pada materi bangun

ruang di kelas V MIN 2 Ponorogo yang ditinjau dari segi hasil belajar.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Septyan Dwi Handayani dengan judul “Analisis

Kesulitan Belajar Siswa dalam Mamahami Soal Cerita pada Materi Bilangan Pecahan Ditinjau

dari Segi Prestasi Siswa Kelas V MIN 6 Ponorogo”. Hasil dari penelitian tersebut berisi bahwa

siswa dengan prestasi rendah mengalami kesulitan dalam menggunakan konsep, malakukan

operasi pada bilangan, dan memahami soal cerita. Siswa dengan prestasi sedang sudah mampu

memahami maksud soal meskipun belum maksimal. Mereka sudah cukup dalam penggunaan

8 Lucky Saraswati, “Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Materi Lingkaran bagi Siswa Kelas VI di

Mi Ma’arif Polorejo”, Skripsi IAIN Ponorogo, 2020. 230-233.

8

Page 15: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

9

konsep dan memecahkan soal cerita. Sedangkan siswa dengan prestasi yang tinggi sudah dapat

memahami soal dan menentukan tahap-tahap untuk menyelesaikan soal tersebut. Faktor yang

menghambat kemampuan anak tersebut ialah faktor waktu, siswa membutuhkan waktu yang

cukup lama untu dapat memahami soal dan pemecahannya. Faktor yang dapat menunjang

kemampuan anak tersebut berupa penggunaan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan

alat peraga yang tepat agar siswa lebih fokus belajar. Selain itu faktor yang dapat

mempengaruhi kognitif anak berupa minat, gizi, pengetahuan dasar, orang tua, dan

masyarakat.9

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Persamaannya keduanya sama-sama menganalisis kesulitan belajar dan sama-sama

menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaannya tipe soal yang dipilih pada penelitian

ini tipe soal cerita sedangkan penelitian yang akan dilakukan tipe soal yang dipilih adalah tipe

soal HOTS. Penelitian ini menganalisis kesulitan belajar pada materi bilangan pecahan ditinjau

dari segi prestasi siswa kelas V MIN 6 Ponorogo, sedangkan penelitian yang akan dilakukan

menganalisis kesulitan belajar pada materi bangun ruang siswa kelas V MIN 2 Ponorogo. selain

itu, penelitian ini menganalisis kesulitan belajar ditinjau dari segi prestasi belajar dimana siswa

dibagi menjadi 3 kategori yaitu siswa dengan prestasi rendah, seswa dengan prestasi sedang,

dan siswa dengan prestasi tinggi. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menganalisis

kesulitan belajar ditinjau dari segi hasil belajar siswa dimana siswa dikategorikan menjadi 2

yaitu siswa yang memiliki hasil belajar kurang dari sama dengan KKM dan siswa yang

memiliki hasil belajar lebih dari KKM.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Adelina Ria Pratiwi dengan judul “Analisis

Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada

Materi Pecahan di Kelas V SDIT Nurul Izzah Kediri”. Hasil penelitian tersebut berisi bahwa

9 Septyan Dwi Handayani, “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam memahami Soal Cerita pada Materi

Bilangan Pecahan Ditinjau dari Segi Prestasi Siswa Kelas V MIN 6 Ponorogo”. Skripsi IAIN Ponorogo. 2020, 78.

Page 16: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

10

dalam menyelesaikan sola tipe HOTS terjadi beberapa kesalahan. Kesalahan tersebut meliputi

kesalahan dalam membaca, kesalahan dalam menulis informasi diketahui dan ditanya,

kesalahan dalam menentukan metode operasi hitung, kesalahan dalam menghitung, dan

kesalahan dalam menulis hasil akhir yang sesuai dengan yang ditanyakan. Faktor yang

mempengaruhi kesalahan tersebut terdapat pada diri siswa sendiri dan dari luar. Faktor dari diri

siswa meliputi siswa terburu-buru, lupa, tidak terbiasa, tidak teliti, rendahnya minat,

kemampuan dan konsentrasi siswa dalam menyelesaikan soal. Faktor dari luar meliputi kondisi

kelas yang kurang kondusif, kurangnya motifasi pada siswa, dan kesalahan penanaman konsep

awal pada siswa.10

Penelitian ini juga memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan

dilakukan. Persamaannya keduanya memilih tipe soal HOTS untuk di analisis dan sama-sama

menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaannya penelitian ini menganalisis kesalahan

siswa sedangkan penelitian yang akan dilakukan menganalisis kesulitan belajar siswa. Materi

yang akan dianalisis juga berbeda, penelitian ini memilih materi pokok pecahan kelas V SDIT

Nurul Izzah Kediri sedangkan penelitian yangakan dilakukan memilih materi pokok bangun

ruang kelas V MIN 2 Ponorogo.

B. Kajian Teori

1. Kesulitan Belajar

a. Pengertian

Kesulitan belajar suatu yang wajar terjadi pada siswa ketika ia mendapat materi

yang bersifat baru bagi dirinya. Kesulitan belajar biasa di alami siswa saat proses

penyampaian materi pembelajaran maupun saat mengerjakan soal. Menurut Afi Parnawi

10 Adelina Ria Pratiwi, “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Tipe Higher Order Thinking

Skill (HOTS) pada Materi Pecahan Kelas V SDIT Nurul Izzah Kediri”. Skripsi Universitas Maulana Malik Ibrahim

Malang. 2020. 169-171.

Page 17: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

11

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar

disebabkan adanya ancaman, hambatan atau gangguan dalam belajar.11

Ety Mukhlesi Yeni mengambil kesimpulan dalam jurnalnya bahwa gangguan yang

dialami anak terkait dengan faktor internal dan eksternal pada anak yang menyebabkan

kesulitan otak dalam mengikuti proses pembelajaran secara normal dalam hal menerima,

memproses, dan menganalisis informasi yang didapat selama pembelajaran.12 Sedangkan

Rahayu Sri Waskitoningtyas mengambil kesimpulan bahwa kesulitan belajar merupakan

ketidakmampuan siswa dalam menguasai fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan.13

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan.

Kesulitan belajar merupakan suatu keadaan dimana siswa tidak dapat menerima materi

yang disampaikan oleh guru atau mengerjakan soal secara tuntas yang disebabkan oleh

faktor internal maupun eksternal. Secara garis besar kesulitan belajar diklasifikasikan

kedalam 2 kelompok, yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

dan kesulitan belajar akademi. Kesulitan belajar matematika termasuk kesulitan belajar

akademik. Kesulitan belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristik kesulitan

belajar yang muncul saat proses pembelajar dan proses mengerjakan soal.

b. Karakteristik kesulitan belajar

Kesulitan belajar bisa dikenali dengan memperhatikan karakteristik atau gejalanya.

Berikut beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar.14

1) Menunjukkan prestasi rendah yang dicapai oleh kelompok kelas.

2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan

keras tetapi nilainya selalu rendah.

11 Afi Parnawi, Psikologi Belajar..., 22. 12 Ety Mukhlesi Yeni, “Kesulitan Belajar Matematika di Sekolah Dasar” JUPENDES, Vol. 2 No. 2 (2015),

3. 13 Rahayu Sri Waskitoningtyas, “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kota

Balikpapan pada Materi Satuan Waktu Tahun Ajaran 2015/2016” Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol. 5 No. 1

(2016), 26. 14 Eka Khairani Hasibuan, “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Bangun

Ruang Sisi Datar di SMP Negeri 12 Bandung” AXIOM: Vol. 7, No. 1 (2018), 22.

Page 18: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

12

3) lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-

kawannya dalam semua hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

4) Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti: acuh tak acuh, berpura-pura, dusta,

dan lain-lain.

5) Menunjukkan tingkah laku yang berlainan.

6) Anak didik yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka

seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka

mendapatkan prestasi belajar yang rendah.

7) Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar

mata pelajaran. Tetapi dilain waktu pretasi belajarnya menurun drastis.

Menurut Lenner dalam buku Ravael Lisinus dan Pastiria Sembiring ada

karakteristik anak berkesulitan belajar matematika. Berikut karakteristik anak

berkesulitan belajar matematika.15

1) Gangguan hubungan keruangan. Contohnya anak tidak mampu merasakan arak antara

angka-angka pada garis bilangan atau penggaris, dan mungkin tidak tau bahwa angka

3 lebih dekat dengan ke angka 4 daripada ke angka 6.

2) Abnormalitas persepsi visual. Adanya abnormalitan visual dapat menimbulkan

kesulitan dalam belajar matematika, terutama dalam memahami berbagai simbol.

3) Asosiasi visual-motorik. Hal ini terjadi jika anak hanya sekedar menghafal bilangan

tanpa memahami maknanya.

4) Perseverasi. Ada anak yang perhatiannya melakat pada suatu objek saja dalam jangka

waktu yang relatif lama.

15 Rafael Lisinus dan Pastiria Sembiring, Sebuah Perspektif Bimbingan dan Konseling Pembinaan Anak

Berkebutuhan Khusus (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), 140-142.

Page 19: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

13

5) Kesulitan mengenal dan mengalami simbol. Anak sering mengalami kesulitan dalam

mengenal dan mengguanakan simbol-simbol matematika seperti +, -, =, ≤, ≥.

6) Gangguan penghayatan tubuh. Anak merasa sulit untuk memahami hubungan bagian-

bagian dari tubuhnya sendiri.

7) Kesulitan dalam bahasa dan membaca. Soal matematika yang berbentuk cerita

menuntut kemampuan membaca untuk memecahkannya. Oleh karena itu, anak yang

mengalami kesulitan membaca akan mengalami kesulitan pula dalam

memecahkannya.

8) Perfomance IQ jauh lebih rendah daripada skor verbal IQ

c. Faktor penyebab kesulitan belajar

Kesulitan belajar pada siswa disebabkan oleh bebrapa faktor. Menurut Widdiharto

dalam buku Husamah, faktor itu dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun dari

luar diri siswa. Dari dalam diri siswa dapat disebabkan oleh faktor biologis maupun

psikologis. Dari luar diri siswa, kesulitan belajar dapat bersumber dari keluarga, keadaan

lingkungan dan masyarakat secara umum.16

Menurut syah, faktor intern kesulitan belajar peserta didik meliputi gangguan atau

ketidak mampuan Psikofisika peserta didik. Berikut penjelasannya.17

1) Bersifat kognitif yaitu antara lain rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi

peserta didik.

2) Bersifat efektif yaitu meliputi labilnya emosi, minat, dan sikap peseta didik.

3) Bersifat psikomotorik yaitu terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran.

Menurut Syah, faktor ekstern peserta didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan

sepeti yang tidak mendukung aktifitas belajar peserta didik. Faktor ini dibagi menjadi 3

macam.

16 Husamah dkk, Belajar dan Pembelajaran (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2018), 253. 17 Ibid, 95-96.

Page 20: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

14

1) Lingkungan sekolahan, contohnya kondisi dan letak gedung sekolahan yang buruk

seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat belajar yang berkualitas rendah.

2) Lingkungan keluarga, contohnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dn ibu,

rendahnya kehidupan ekonomi dalam keluarga.

3) Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah kumuh, dan teman sepermainan.

Eka Khairani Hasibuan dalam jurnalnya juga menyebutkan bahwa faktor penyebab

kesulitan belajar digolongkan menjadi dua golongan. Dua golongan tersebut ialah faktor

internal dan faktor eksternal. Berikut penjelasannya.18

1) Faktor internal disebabkan oleh suatu hal yang bersifat fisik dan bersifat rohani.

a) Sebab yang bersifat fisik

(1). Karena sakit

Seorang yang sakit akan menalami kelemahan pada fisiknya, sehingga saraf

sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui

indranya tidak dapat diteruskan ke otak.

(2). Karena kurang sehat

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah

capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, saraf otak tidak

mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola

menginterpretasi dan mengorganisasi bahan pelajaran melalui indranya.

(3). Karena cacat tubuh

Cacat tubuh dibedakan atas cacat tubuh yang ringan seperti kurang

pendengaran, kurang penglihatan, gangguan psikomotor; dan cacat tubuh

yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan atau kakinya. Bagi

golongan yang serius, maka harus masuk pendidikan khusus seperti SLB.

18 Eka Khairani Hasibuan, “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Bangun

Ruang Sisi Datar di SMP Negeri 12 Bandung”..., 23-27.

Page 21: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

15

Bagi golongan yang ringan, masih dapat mengikuti pendidikan umum, asal

guru memperhatikan menempuh placement yang cepat.

b) Sebab yang bersifat rohani

(1)Inteligensi

Anak yang normal dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang

memiliki IQ 110-140 digolongkan cerdas, 140 ke atas digolongkan jenius,

mereka yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental. Anak inilah

yang banyak mengalami kesulitan belajar. Karena itu guru atau pembimbing

harus meneliti IQ anak dengan bantuan seorang psikologi agar dapat melayani

murid-muridnya.

(2) Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap

individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang yang berbakat musik

mungkin dibidang lain ia ketinggalan. Seseorang yang berbakat teknik mungkin

dibidang olah raga lemah. Jadi seseorang akan akan mudah mempelajari yang

sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari bahan yang lain

dari bakatnya akan cepat bosan, mudah putus asa, dan tidak senang.

(3) Minat

Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul

kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan

bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan,

bahkan banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu pelajaran pun

tak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan.

(4) Motivasi

Motivasi berfungsi mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan

baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya

Page 22: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

16

semakin besar kesuksesan belajarnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya

lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada

pelajaran, suka menganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran, akibatnya

banyak mengalami kesulitan belajar. Olh karena itu, basar kecilnya motivasi

siswa dalam belajar sangat berpengaruh dalam kesuksesan belajar.

(5) Faktor kesehatan mental

Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelektual, tetapi menyangkut segi

kesehatan mental dan emosional. Individu dalam hidupnya selalu mempunyai

kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan. Apabila kebutuhan itu tidak

terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan bentuk-bentuk mal

adjusment. Keadaan ini akan menimbulkan kesulitan belajar sebab dirasakan

tidak mendatangkan kebahagiaan.

2) Faktor eksternal

a) Faktor keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi dapat juga

sebagai faktor penyebab kesulitan belajar.

(1) Faktor orang tua

Faktor ini meliputi cara orang tua mendidik anaknya dan hubungan orang

tua dengan anak. Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan

anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan anak-

anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajar. Orang tua yang bersifat

kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini

akan berakibat anak tidak dapat tentram, tidak senang dirumah, ia pegi mencari

teman sebayanya, hingga lupa belajar. Pada umumnya orang tua tidak

memberikan dorongan kepada anaknya, hingga anak tidak menyukai belajar,

bahkan karena sikap orang tuanya yang salah, anak bisa benci belajar.

Page 23: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

17

Begitu pula hubungan orang tua dan anak juga menentukan kemajuan

belajar anak. Yang dimaksud disini adalah kasih sayang, perhatian, atau bahkan

kebencian. Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan emosional insecurity.

Kasih sayang dari orang tua dapat berupa, apakah orang tua sering meluangkan

waktunya untuk omong-omong bergurau dengan anak-anaknya dan biasakan

orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan anak-anaknya, seorang

anak akan mengalami kesulitan belajar karena faktor-faktor tersebut.

(2) Suasana rumah atau keluarga

Suasana rumah atau keluarga yang sangat ramai atau gaduh, selalu tegang, selalu

banyak masalah diantara anggota keluarga antara ayah dan ibu selalu ada

masalah atau membisu, menyebabkan anak tidak tahan dirumah, sehingga tidak

mustahil kalau prestasi belajar anak menurun. Untuk itu hendaknya suasana

rumah dibuat menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal

di rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan balajar anak.

(3) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi yang kurang atau miskin akan menimbulkan kurangnya alat-

alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua, dan tidak

mempunyai tempat belajar yang baik. Keadaan seperti ini menghambat

kemajuan anak. Demikian juga keadaan ekonomi yang berlebihan akan menjadi

segan belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang. Mungkin juga mereka

terlalu dimanja oleh orang tua. Orang tua tidak tahan melihat anaknya belajar

dengan bersusah payah. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan

belajar.

Page 24: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

18

b) Faktor sekolah

(1)Guru

Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, apabila guru tidak kualified,

baik dalam mengambil metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang

dipegang. Hal ini bisa saja terjadi, karena mata pelajaran yang dipegangnya

kurang sesuai. Sehingga kurang mengusai, lebih-lebih kurang persiapan,

sehingga cara menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh murid-

muridnya. Hubungan guru dengan murid kurang baik. Hal ini bermula pada sifat

dan sikap guru yang kurang disenangi oleh murid-muridnya. Seperti: kasar,

kurang mahir dalam menerangkan, menjengkelkan, guru menuntut standar

pelajaran diatas kemampuan anak, guru tidak mempunyai kecakapan

mendiagnosis kesulitan belajar, metode yang digunakan guru tidak sesuai

dengan materi dan kurang menarik.

(2) Alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak

baik. Timbulnya alat-alat itu akan menimbulkan perubahan metode mengajar

guru, segi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran anak, memenuhi tuntutan

dari bermacam-macam tipe anak. Tiadanya alat-alat tersebut, guru cenderung

menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak,

sehingga akan timbul kesulitan belajar.

(3) Kondisi gedung

Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti: a) Ruangan harus berjendela,

ventilasi cukup, udara segar dapat masuk ruangan, sinar dapat menerangi

ruangan, b) Dinding harus bersih, putih, dan tidak terlihat kotor, c) Lantai tidak

becek, licin atau kotor, d)Keadaan gedung jauh dari keramaian.

Page 25: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

19

(4) Kurikulum

Kurikulum yang kurang baik, misalnya: a) Bahan-bahannya terlalu tinggi,b)

Pembagian bahan tidak seimbang (kelas 1 banyak pelajaran, sedangkan kelas-

kelas di atasnya sedikit pelajaran), c) Adanya pendataan materi. Hal ini akan

membawa kesulitan belajar bagi murid-murid. Sebaliknya kurikulum yang

sesuai dengan kebutuhan anak, akan membawa kesuksesan dalam belajar.

(5) Waktu sekolah dan disiplin waktu kurang

Apabila sekolah masuk sore, siang, atau malam, maka kondisi anak tidak lagi

dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Sebab energi sudah

berkurang, di samping udara yang relatif panas di siang hari, juga dapat

mempercepat proses kelelahan. Karena itu waktu yang baik untuk belajar adalah

pagi hari. Di samping itu pelaksanaan disiplin kurang, misalnya murid-murid

liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dikerjakan,

kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali. Lebih-lebih gurunya

kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam belajar.

2. HOTS

a. Pengertian

Pelaksanaan pembelajaran di abad 21 ini, ranah kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan

meliputi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Keenem tingkatan tersebut dibagi lagi menjadi 2 kategori yaitu LOTS (Lower

Order Thinking Skill) dan HOTS (Higher Order Thinking Skill). guru diharapkan untuk

menerapkan sistem HOTS baik dalam menyampaikan materi pembelajaran maupun soal.

Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah penerapan pikiran yang dikembangkan untuk

memenuhi tantangan yang baru di abad 21.

Page 26: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

20

Gambar 2.1 Tingkatan Taksonomi Bloom

Berdasarkan gambar 2.1, tingkatan kemampuan yang masuk kedalam kategori

HOTS adalah kemampuan analisis, evaluasi, dan mencipta. Kemampuan-kemampuan

yang ada pada Taksonomi Bloom dan termasuk katergori HOTS merupakan kemampuan

yang dapat mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah, menyimpulkan,

memperkirakan, memprediksi, menggeneralisasi, berpikir kritis, berpikir sistematis, dan

berpikir kreatif.19 HOTS atau kemampuan berpikir tingkat tinggi juga dikelompokkan

menjadi empat kategori, yaitu membuat keputusan, pemecahan masalah, berpikir kritis,

dan berpikir kreatip.20

Hal tersebut juga disampaikan oleh Iskandar dalam buku Julia, Isrok’atun, dan

Indra Safari bahwa HOTS dalam mengolah Informasi yang deperoleh dengan melibatkan

proses berpikir kreatif dan kritis dalam ranah kognitif (analisis, evaluasi, dan mencipta),

serta dalam menghadapi suatu situasi atau masalah tertentu yang membutuhkan suatu

penyelesaian.21 Dhina Cahya Rohim juga menyimpulakan bahwa HOTS atau

keterampilan berpikir tingkat tingg adalah proses berpikir yang mendalam tentang

19 Jenner Simartama Dkk, Pembelajaran STEM Berbasis HOTS..., 27. 20 Maharani Yuniar, Cece Rakhmat, dan Asep Saepulrohman, “Analisis HOTS (Higher Order Thinking Skill)

pada Soal Objektif Tes pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis”..., 192. 21 Julia, Isrok’atun, dan Indra Safari, Prosiding Seminar Nasional “Membangun Generasi Emas 2045 yang

Berkarakter dan Melek IT” dan Pelatihan “Berpikir Suprarasional” (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2018), 363.

Page 27: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

21

pengolahan Informasi dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang bersifat

kompleks dan melibatkan keterampilan menganalisis, mengevaliasi, dan mencipta.22

Dari beberapa pendapat diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa HOTS

merupakan sebutan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam mengambil keputusan,

memecahkan masalah, berpikir kritis, dan berpikir kreatip dengan mengolah informasi

yang ada melalui kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. HOTS tidak hanya

ada pada kegiatan pembelajaran saja, akan tetapi HOTS juga diterapkan pada soal latihan

siswa. Soal HOTS memiliki karakteristik tersendiri yang dapat membedakan dengan soal

tidak HOTS.

b. Karakteristik soal HOTS

Gambar 2.2 Bagan Karakteristik Soal HOTS

1) Mengukur kemampuan berpikir kritis siswa

Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dimunculkan melalui kegiatan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Soal HOTS dalam penyelesaiannya

22 Dhina Cahya Rohim, “Strategi Penyusunan Soal HOTS pada Pembelajaran Matematika SD” Jurnal Riset

dan Konseptual vol.4 no. 4 (2019), 438.

Mengukur

kemampuan berpikir

kritis siswa

Karakteristik

soal HOTS

Menggunakan

bentuk soal

beragam

Berbasis

permasalahan

kontekstual

Page 28: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

22

memerlukan kegiatan-kegiatan tersebut. Soal-soal HOTS merupakan instrumen

pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi,

yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekedar mengingat (recall), menyatakan

kembali (restate), atau merujuk tampa melakukan pengolahan (recite).23

Ketrampilan yang perlu diolah oleh siswa dalam menyelesaikan soal HOTS ini

meliputi: kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar, kemampuan

menyusun strategi untuk menyelesaikan permasalahan, dan menemukan strategi

penyelesaian yang baru dari sebelum-sebelumnya.24 Meskipun demikian, soal-soal

yang berbasis HOTS tidak berarti yang lebih sulit dari pada soal LOTS. Contohnya

menentukan rumus volume pada bangun ruang yang tidak umum bentuknya memuliki

tingkat kesukatan yang tinggi, namun pada proses menyelesaikan masalah tersebut

tidak menggunakan penyelesaian yang bersifat HOTS.

2) Berbasis permasalahan kontekstual (nyata)

Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus. Stimulus

merupakan dasar untuk membuat pertanyaan. Stimulus disajikan dalam berbentuk

suatu permasalah, gambar, foto, dan lain-lain. Dalam konteks HOTS, stimulus yang

disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik. Kreatifitas seorang guru sangat

mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan soal

HOTS. Oleh karena itu guru diharapkan dapat mengembangkan sola-soal HOTS

secara kreatip sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing.25

23 Julia, Isrok’atun, dan Indra Safari, Prosiding Seminar Nasional “Membangun Generasi Emas 2045 yang

Berkarakter dan Melek IT” dan Pelatihan “Berpikir Suprarasional”.., 365. 24 Mu’alifah Yuni Rahmawati, “Implementasi Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Penyusunan Soal

Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMP Negeri 3 Tuban” Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang (2019), 29. 25 Julia, Isrok’atun, dan Indra Safari, Prosiding Seminar Nasional “Membangun Generasi Emas 2045 yang

Berkarakter dan Melek IT” dan Pelatihan “Berpikir Suprarasional”..., 366.

Page 29: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

23

Penilaian kontekstual menentukan kemampuan siswa untuk menghubungkan,

menginterpretasikan, menerapkan, dan mengintegrasikan.26 Soal HOTS dibuat

berbentuk masalah kontekstual dengan harapan siswa dapat menerapkan apa yang

telah ia pelajari di kelas pada kehidupan nyatanya. Sehingga siswa tidak hanya dapat

menyelesaikan masalah di dalam kelas, tetapi juga dapat menyelesaikan masalah di

kehidupan nyatanya. Berikut ini lima karakteristik asesmen kontekstual, yang

disingkat REACT.

a) Relating, asesmen terkait langsung dengan pengalaman kehidupan nyata.

b) Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration),

penemuan (discovery), dan penciptaan (creation).

c) Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan

ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-

masalah nyata.

d) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan untuk mampu

mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.

e) Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan untuk mentransformasi konsep-

konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.27

3) Menggunakan bentuk soal beragam

Teknik penulisan soal HOTS secara umum hampir sama dengan teknik

penulisan soal-soal biasa tetapi karena siswa diuji pada proses analisis, evaluasi, dan

sintesis maka pada soal harus ada komponen yang dapat dianalisis, dievaluasi, dan

disintesis. Penyajian soal-soal HOTS dalam penilaian dapat melatih peserta didik

26 Mu’alifah Yuni Rahmawati, “Implementasi Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Penyusunan Soal

Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMP Negeri 3 Tuban”..., 30. 27 Zainal Fanani, “Strategi Prengembangan Higher Order Thinkking Skill dalam Kurikulum 2013” Journal

Of Islamic Religious Education Vol. 2 No. 1 (2018), 64-65.

Page 30: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

24

untuk mengasah kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntutan kompetensi

abad ke-21.28

Soal HOTS dapat dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda, isian singkat, atau

uraian.29 Soal pilihan ganda memuat soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri

dari kunci jawaban dan jawaban pengecoh. Untuk menjawab soal pilihan ganda

HOTS, siswa perlu menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis soal tersebut agar

dapat menemukan jawaban yang tepat dan tidak terkecoh oleh jawaban pengecoh.

Soal isian singkat hanya memerlukan jawaban yang singkat berupa kata, frasa,

angka, maupun simbol. Soal uraian dalam penyelesaiannya siswa perlu menyampaikan

uraian yang telah ia pelajari. Sehingga, jawaban dari soal uraian lebih panjang dari soal

jawaban singkat. Pada soal uraian matematika siswa perlu menulis langkah-langkah

penyelesaian soal tersebut, tidak hanya menulis jawaban akhir soal. Sama halnya

dengan soal pilihan ganda, soal isian singkat dan soal uraian HOTS juga harus

mendorong siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dalam proses

menyelesaikan soal tersebut.

c. Indikator HOTS

1) Menganalisis

a) Menganalisis informasi yang masik dan membagi-bagi atau menstrukturkan

informasi kedalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau

hubungannya.

b) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah

skenario yang rumit.

c) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan.

28 Julia, Isrok’atun, dan Indra Safari, Prosiding Seminar Nasional..., 366-367. 29 Mu’alifah Yuni Rahmawati, “Implementasi Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Penyusunan Soal

Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMP Negeri 3 Tuban”..., 32.

Page 31: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

25

2) Mengevaluasi

a) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan

menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai

efektifitas atau manfaatnya.

b) Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian.

c) Menerima atau menolak sesuatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan.

3) Mengkreasi

a) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu.

b) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.

c) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang

belum pernah ada sebelumnya.30

Berikut ini tabel yang menunjukkan kategori jenis perilaku, kemampuan internal, dan

kata kerja operasional yang termasuk kategori HOTS.

Tabel 2.1 Pengkategorian HOTS

Ranah Kategori jenis

perilaku

Kemampuan

internal

Kata kerja

operasional

Pengetahuan Analisis (C4) Mengenali masalah,

memberikan ...

misalnya: fakta-

fakta, Menganalisis...

misalnya: struktur,

bagian, hubungan.

Mendiferensiasikan

Mengorganisasikan

Mengatribusikan

Mendiagnosis

Memerinci

Menelaah

Mendeteksi

Mengaitkan

Memecahkan

Menguraikan

Memisahkan

Menyeleksi

Memilih

Membandingkan

30 Eka Fitriani, “Pengembangan Instrument Assessment HOTS (High Order Thinking Skill) pada Mata

Pelajaran IPS Terintegrasi Nilai-Nilai Pembangunan Karakter Kelas V Sd/Mi di Bandar Lampung” Skripsi Universitas

Islam Negeri Raden Intan Lampung (2019), 26-27.

Page 32: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

26

Mempertentangkan

Menguraikan

Membagi.

Evaluasi (C5) Menilai berdasarkan Mengecek

norma internal... Mengkritik

misalnya: hasil Membuktikan

karya, mutu Mempertahankan

karangan, dll. Memvalidasi

Mendukung

Memproyeksikan

Membandingkan

Menyimpulkan

Mengkritik

Menilai

Mengevaluasi

Memberi saran

Memberi argumentasi

Menafsirkan

Merekomendari

Menciptakan Menghasilkan... Membangun

atau misalnya: klasifikasi, Merencanakan

mengkreasikan karangan, teori. Memproduksi

(C6) Menyusun... Mengkombinasikan

misalnya: laporan, Merancang

rencana, skema, Merekonstruksi

program, proposal. Membuat

Menciptakan

Mengabstraksi

Mengkategorikan

Mengkombinasikan

Mengarang

Merancang

Menciptakan

Mendisain

Menyusun kembali

merangkaikan

d. Langkah-langkah penyusunan soal HOTS

Penyusunan soal HOTS memerlukan penguasaan materi ajar, keterampil dalam

menulis soal (kontruksi soal), dan kreatifitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai

Page 33: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

27

dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan.31 Berikut ini langkah-

langkah dalam menyusun soal HOTS.

1) Menganalisis Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dibuat soal HOTS

Kompetensi Dasar merupakan rumusan kompetensi yang hendak dicapai dalam

suatu pembelajaran yang tertulis dalam kurikulum. Pendidikan harus melakukan

analisis KD terlebih dahulu sebelum membuat HOTS untuk memastikan bahwa

Indikator yang dibuat oleh guru dapat dijadikan sebagai bukti tercapainya KD

tersebut.32 Indikator yang dibuat berdasarkan KD tersebut yang kelak dijadikan tolak

ukur dalam pembuatan RPP dan pembuatan soal untuk mengetahui hasil belajar.

2) Menyusun kisi-kisi soal

Kisi-kisi soal disusun agar dapat membantu guru dalam menulis butir soal.33

Kritria kisi-kisi yang baik diantaranya mencerminkan isi kurikulum, memiliki

komponen isi yang yang jelas dan mudah dipahami, serta dapat menuliskan butir soal

dari setiap indikator yang telah dibuat.34

3) Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual

Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus. Stimulus

merupakan dasar untuk membuat pertanyaan. Dalam konteks HOTS, stimulus yang

disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus dapat bersumber dari

isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan,

pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-

permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat,

31 Nurdinah Hanifah, “Pengembangan Instrumen Penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS) di Sekolah

Dasar” Converence Series Jurnal Vol. 1 No. 1 (2019), 5. 32 Dhina Cahya Rohim, “Strategi Penyusunan Soal Berbasis HOTS pada Pembelajaran Matematika SD”

Jurnal Riset dan Konseptual Vol. 4 No. 4 (2019), 441. 33 Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) (Jakarta: Direktorat

Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,

2017), 17. 34 Dhina Cahya Rohim, “Strategi Penyusunan Soal Berbasis HOTS pada Pembelajaran Matematika SD” ...,

442.

Page 34: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

28

kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu.

Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang

digunakan dalam penulisan soal HOTS.35

4) Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal

Naskah soal dapat ditulis dalam bentuk pilihan ganda atau uraian sesuai dengan

kebutuhan guru dimana penulisan harus disesuaikan dengan aturan penulisan soal

HOTS. Jumlah butir dan bentuk soal disesuaikan dengan kisi-kisi yang sudah disusun.

Aturan menyusun soal HOTS ini secara umum sama dengan menyusun soal – soal

pada umunya, yang membedakan adalah aspek materi serta penggunaan kata kerja

operasional yang harus disesuaikan dengan kata kerja pada level kognitif C4, C5, dan

C6.36

5) Membuat pedoman penskoran (rubrik penilaian) atau kunci jawaban

Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman

penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.

Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda

kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.37 Pembuatan pedoman penskoran

dan kunci jawabah dapat memudahkan guru dalam mengevaluasi dan menilai hasil

belajar.

e. Penerapan soal HOTS dalam soal Matematika

1) Kategori C4-menganalisis

Kategori menganalisi meliputi menguraikan suatu permasalahan atau obyek keunsur-

unsur penyusunnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur

penyusun tersebut dengan struktur besarnya. Kategori ini juga termasuk menganalisis

35 Nurdinah Hanifah, “Pengembangan Instrumen Penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS) di Sekolah

Dasar”, 6. 36 Dhina Cahya Rohim, “Strategi Penyusunan Soal Berbasis HOTS pada Pembelajaran Matematika SD” ...,

443. 37 Wayan Widana, Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)..., 17.

Page 35: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

29

bagian-bagian terkait satu sama lain. Kategori ini meliputi proses kognitif

membedakan, pengorganisasian, dan atributing. Pengorganisasian meliputi

menemukan koherensi, integrasi, menguraikan atau penataan.

2) Kategori C5-mengevaluasi

Mengevaluasi didevinisikan membuat suatu pertimbangan atau penilaian berdasarkan

kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang sering dipakai adalah kualitas, efektifitas,

efisiensi, dan konsistensi. Standar mengevaluasi dapat berbentuk kuantitas.

Mengevaliasu termasuk juga proses kognitif memeriksa dan mengkritisi.

3) Kategori C6-mengkreasikan

Mengkreasi atau mencipta yaitu menempatkan elemen bersama-sama untuk

membentuk satu kesatuan yang utuh atau fungsional; yaitu, reorganisasi unsur ke

dalam pola atau struktur yang baru. Termasuk dalam mencipta yaitu

menghipotesiskan, merencanakan, dan menghasilkan. Proses kreatif dapat dibedakan

menjadi 3 fase yaitu: representasi masalah, perencanaan solusi, dan pelaksanaan

solusi.

f. Pemecahan Masalah Matematika

Desi Indrawati dkk dalam jurnalnya telah mengambil kesimpulan dari beberapa

tokoh bahwa pemecahan masalah merupakan suatu usaha untuk menemukan jalan keluar

dari suatu kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera.38

Sedangkan menurut Shohimin dalam jurnal Kadek Hengki Primayana menyampaikan

bahwa problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan

pada keterampilan mepecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem Solving merupakan suatu keterampilan yang meliputi keterampilan untuk

mencari informasi, menganalisis situasi, dan mengidentifikasi masalah dengan tujuan

38 Desi Indrawati, “peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan Problem

Based Learning untuk siswa kelas V SD” Jurnal Satya Widya vol. 30 no. 1 (2014), 20.

Page 36: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

30

untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat menganbil suatu tindakan keputusan untuk

mencapai sasaran.39 Sedangkan Polya dalan tesis Syaharuddin menjelaskan bahwa

pemecahan masalah adalah menemukan makna yang dicari sampai akhirnya dapat

dipahami dengan jelas. Memecahkan masalah berarti menemukan suatu cara

menyelesaikan masalah, mencari jalan keluar dari kesulitan, menemukan cara disekitar

rintangan, mencapai tujuan yang diinginkan, dengan alat yang sesuai.40

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemecahan

masalah adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah melalui

beberapa langkah sampai masalah tersebut tidak lagi menjadi masalah. Polya dalam buku

Zahra Chairani mengemukakan bahwa terdapat empat langkah dalam model pemecahan

masalah yaitu:41

1) Memahami masalah (understanding the problem), yaitu kemampuan memahami

prinsip dari permasalahan misalnya hal apa yang belum diketahui, data, dan kondisi.

Untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan

(what are the unknow?), data apa saja yang tersedia (what are the data?), apa syarat-

syaratnya, apakah data tersebut memnuhi kondisi? (what is the condition), apakah

kondisi tersebut cukup untuk mendapatkan yang belum diketahui?, atau belum cukup,

apakah tidak kontradiksi? Gambarkan, perkenalkan notasi yang dapat dimanfaatkan.

2) Memikirkan rencana (devising plan), meliputi berbagai usaha untuk menemukan

hubungan masalah dengan masalah lainnya atau hubungan antara data dengan hal yang

tidak diketahuinya, dan sebagainya. Perencanaan meliputi rencana untuk melakukan

39 Kadek Hengki Primayana, “Menciptakan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah dengan Berorientasi

Pembentukan Karakter untuk Mencapai Tujuan Higher Order Thinkking Skill (HOTS) pada Anak Sekolah Dasar”

Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya vol. 3 no. 2 (2019), 87. 40 Syaharuddin, “ Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dalam Hubungannya dengan

Pemahaman Konsep Dintinjau dari Gaya belajar Siswa Kelas VIII SMPN 4 Binamu Kabupaten Jeneponto” Tesis

Universitas Negeri Makassar (2016), 27. 41 Zahra Chairani, Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika (Penerbit Deepublish

(Yogyakarta: Grup Penerbit CV BUDI Utama), 2016), 66-68.

Page 37: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

31

perhitungan, tencana ide yang mungkin dimanfaatkan, mengaitkan materi yang sudah

diketahui dengan masalah yang dihadapi.

3) Melaksanakan rencana (carrying out the plan), termasuk mempresentasikan setiap

langkah proses pemecahan, apakah langkah yang dilakukan sesuai dengan rencana,

sudah benar atau masih meragukan? Meyakinkan diri sendiri kebenaran dari setiap

langkah yang dilakukan. Perbaikan apabila masih ada kesalahan dengan

memperhatikan data dan apa yang harus diperoleh.

4) Melihat kembali (looking back), melipui pengjian terhadap proses pemecahan masalah

yang telah dilakukan. Dimulai dari langkah-langkah pemecahan, kelengkapannya, dan

kebenarannya. Kemungkinan dapat ditemukan suatu pemecahan yang baru dan lebih

baik.

Krulik dan Rudnick menjelaskan lebih rinci langkah-kangkah yang disampaikan

oleh Polya yang terdiri dari lima langkah pemecahan masalah dengan rincian sebagai

berikut, yaitu: (1) read and thinking (membaca dan berpikir), (2) explore and plan

(eksplorasi dan merencanakan), (3) select a strategy (memilih strategi), (4) fild and

answer (mencari jawaban), (5) reflect and entend (refleksi dan mengembangkan). Pada

dasarnya langkah-langkah yang disampaikan Polya dan Krulik & Rudnick sama-sama

menjelaskan tentang langkah-langkah berpikir dan upaya untuk memecahkan suatu

masalah matematika namun terdapat perbedaan langkah-langkah pemecahan masalah

matematika yaitu pada Krulik & Rudnick terdapat langkah memilih strategi yang tepat

dalam pemecahan masalah matematika untuk menemukan solusi atau jawaban dari

masalah matematika tersebut.42 Menurut Krulik & Rudnick dalam buku Erna Yayuk dkk

42 Dessy Noor Ariani dan Hamdan Husein Batubara, “Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dengan

Strategi Heuristik Krulik dan Rudnick terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah

Dasar” MUALLIMUNA Jurnal Madraah Ibtidaiyah vol. 2 no. 2 (2017), 44-45.

Page 38: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

32

ada lima tahap yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah. Berikut

penjelasannya.43

1) Membaca (read), aktifitas yang dilakukan siswa pada tahap ini adalah mencatat kata

kunci, bertanya kepada siswa lain apa yang sedang ditanyakan pada masalah, atau

menyatakan kembali masalah kedalam bahasa yang lebih mudah dipahami. Siswa

menentukan yang diketahui dan yang ditanyakan serta menyatakan kembali masalah

tersebut.

2) Mengeksplorasi (explore), proses ini meliputi pencarian pola untuk menentukan

konsep atau prinsip dari masalah. Pada tahap ini siswa mengidentifikasi masalah yang

diberikan, menyajikan masalah kedalam cara yang mudah dipahami. Pertanyaan yang

digunakan pada tahap ini adalah, “seperti apa masalah tersebut?”. Siswa

mengorganisasikan informasi, mencari informasi yang bisa diperlukan. Pada tahap ini

biasanya dilakukan kegiatan menggambar atau membuat tabel.

3) Memilih suatu strategi (select a strategy), pada tahap ini, siswa menarik kesimpulan

atau membuat hipotesis mengenai bagaimana cara menyelesaikan masalah yang

ditemui berdasarkan apa yang sudah diperoleh pada dua tahap pertama. Langkah ini

meliputi kegiatan: menemukan atau membuat pola, bekerja mundur, coba dan

kerjakan, simulasi atau eksperimen, penyederhanaan atau ekspansi, membuat daftar

berurutan, deduksi logis, dan membagi atau mengkategorikan permasalahan menjadi

masalah sederhana.

4) Menyelesaikan masalah (solve the problem), pada tahap ini semua keterampilan

matematika seperti menghitung dilakukan untuk menemukan suatu jawaban. Langkah

ini meliputi kegiatan: memprediksi, menggunakan kemampuan berhitung,

43 Erna Yayuk, Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan (Malang: Univeristas Muhammadiyah

Malang, 2018), 88-89.

Page 39: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

33

menggunakan kemampuan aljabar, menggunakan kemampuan geometri, dan

menggunakan kalkulator jika diperlukan.

5) Meninjau kembali dan mendiskusikan (review and extend), pada tahap ini, siswa

mengecek kembali jawaban dan melihat variasi dari cara memecahkan masalah.

Langkah ini meliputi kegiatan: memeriksa kembali jawaban, menentukan solusi

alternatif, mengembangkan jawaban pada situasi lain, mengembangkan jawaban

(generalisasi atau konseptualisasi), mendiskusikan jawaban, dan menciptakan variasi

masalah dari masalah asal.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian

Menurut Anastasia Nandhita Asriningtyas dkk, Hasil belajar adalah hasil yang

diperoleh siswa dari usaha yang telah dilakukannya dalam rangka menambah informasi,

pengetahuan maupun pengalaman. Melalui hasil belajar yang diperoleh, siswa dapat

mengukur sejauh mana kemampuan yang telah dimilikinya dan dapat menentukan hal-

hal apa saja yang harus dilakukan kedepannya agar siswa dapat memperoleh hasil belajar

yang lebih maksimal.44 Sedangkan menurut Muh. Yusuf Mappease, hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki baik bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun

keterampilan (psikomotorik) yang semuanya ini diperoleh melalui proses belajar

mengajar.

Menurut Firosalia Kristin, Hasil belajar merupakan puncak dari keberhasilan

belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat

meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku).45

Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

44 Anastasia Nandhita Asriningtyas dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD” JKPM Vol. 5 No. 1

(2018), 26. 45 Firosalia Kristin, “Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa SD” Jurnal Pendidikan Perkhasa Vol. 2 No. 1 (2016), 92.

Page 40: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

34

hasil dari proses perubahan yang berupa perubahan sikap (afektif), pengetahuan

(kognitif), dan keterampilan (psikomotorik).

Siswa dikatakan telah memenuhi ketuntasan belajar bila dari hasil belajar yang

dicapai masing-masing individual dan pada hasil belajar siswa memenuhi kriteria.

ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan.46 Untuk memperoleh hasil yang sesuai

dengan KKM, maka guru maupun peserta didik harus melakukan kegiatan pembelajaran

dengan baik. Keberhasilan peserta didik dalam memperoleh hasil sesuai dengan KKM

adalah salah satu harapan dari semua guru. Tercapainya KKM ataupun berhasilnya proses

pembelajaran tergantung pada peran serta dan partisipasi peserta didik di dalam proses

pembelajaran dan juga peran serta guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.47

b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Bettencourt dalam jurnal Firosalia Kristin bahwa Hasil belajar

dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar

seseorang tergantung pada apa yang telah diketahuinya; misal konsep-konsep, tujuan, dan

motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.48

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi 2,

yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor Intern ialah faktor yang berasal dari dalam

diri siswa. Faktor ekstern ialah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Contoh dari faktor

intern yaitu: faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis

(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan), dan faktor

kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).

46 Afifah Miftah Rahmawati dan Riza Yonisa Kurniawan, “Analisis Hasil Pengembangan Media Kokami

(Kotak Dan Kartu Misterius) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, Aktivitas Belajar Dan Ketuntasan

Belajar SMP-SMA” Jurnal Universitas Negeri Surabaya vol. 5 No. 3 (2017), 3. 47 Wahyu Bagja Sulfemi, “Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbantu Audio Visual dalam

Meningkatkan Minat, Motivasi dan Hasil Belajar IPS” Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia Vol. 4

No. 1, 14. 48 Firosalia Kristin, “Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa SD” ..., 92.

Page 41: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

35

Faktor ekstern ialah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ekstern meliputi:

faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah

tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan),

faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan

gedung, metode belajar dan tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 49

4. Materi Bangun Ruang Siswa Kelas V

a. Pengertian dan Unsur bangun ruang

Bangun ruang adalah bangun yang dibatasi oleh beberapa sisi yang berupa bidang.50

Bangun ruang adalah suatu bangun tiga dimensi yang memiliki volume atau isi.51 Materi

bangun ruang kelas V semester 2 tahun ajaran 2020/2021 membahas tentang volume dan

jaring-jaring bangun ruang. Bangun ruangnya meliputi balok, kubus, limas segiempat,

prisma segitiga, limas segitiga, tabung, dan kerucut. Bangun ruang memiliki beberapa

unsur. Unsur bangun ruang yang dipelajari di kelas ini diantaranya: sisi, rusuk, dan titik

sudut.52

Tabel 2.2 unsur-unsur bangun ruang.

Nama

bangun

ruang

Jumlah

sisi

Jumlah

rusuk

Titik

sudut

Diagonal

bidang

Diagonal

ruang

Balok 6 12 8 6 4

Kubus 6 12 8 6 4

Limas

segiempat 5 8 5 2 2

Prisma

segitiga 6 9 6 6 6

49 Hendra Dani Saputra Faisal Izmet, dan Andrizal, “Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar siswa SMK”

Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi Vol.18 No. 1 (2018), 26. 50 Mujiyati, Buku Pintar Matematika (Yogyakarta: Istana Media, 2015), 235. 51 Nur Laila Indah Sari, Asiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar (Pulogadung: PT Balai Pustaka, 2012),

1. 52 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senang Belajar Matematika SD/MI kelas V (Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), 132-139.

Page 42: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

36

Limas

segitiga 4 6 4 - -

Tabung 3 2 - - -

Kerucut 6 1 2 - -

b. Volume bangun ruang

Pada pembelajaran matematika HOTS siswa akan diajak menemukan rumus

volume bangun ruang. Siswa akan dengan mudah menemukan rumus tersebut dengan

mengikuti arahan yang diberikan guru. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa tidak

hanya menghafal rumus volume saja. Jika seorang anak cenderung menghafal rumus akan

lebih cepat lupa. Berbeda halnya jika anak diajak menemukan rumus tersebut. Siswa akan

lebih lama mengingat rumus dan tidak kesulitan dalam menerapkan rumus.

Misalnya untuk menemukan rumus bangun kubus dan balok bisa menggunakan

pendekatan kubus satuan. Sebelum siswa mulai menghitung guru memberikan apersepsi

tentang apa itu volume bangun ruang. Siswa diminta untuk menghitung banyak kubus

satuan yang ada pada kubus atau balok dengan ukuran tertentu. Melalui bimbingan guru

siswa diajak untuk menemukan rumus volume. Demikian pula bangun ruang yang

lainnya, untuk menemukan rumus bisa menggunakan pendekatan bangun ruang yang

sudah ada. Berikut beberapa rumus bangun ruang yang perlu ditemukan oleh siswa.53

Tabel 2.3 rumus volume bangun ruang

Nama Bangun Ruang Rumus Volume

Balok v = s x s x s = s3

Kubus v = p x l x t

Limas segiempat v = 1

x L alas x tlimas 3

1 = x p x l x tlimas

3

Prisma segitiga v = L alas x tprisma

= 1

x a x tsegitiga x tprisma 2

Limas segitiga v = 1

x L alas x tlimas 3

1 1 = x x a x tsegitiga x tlimas

3 2 1

= x a x tsegitiga x tlimas 6

53 Ibid, 193.

Page 43: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

37

Tabung v = L alas x ttabung

= π x r2 x ttabung

Kerucut v = 1

x L alas x tlimas 3

1 = x π x r2 x tlimas

3

Page 44: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Peneliti akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk memperoleh jawaban

dari rumusan masalah. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.54 Melalui pendekatan ini peneliti akan

mendeskripsikan suatu fenomena yang akan dituangkan dalam bentuk narasi. Peneliti memilih

pendekatan ini karena masalah yang ditemukan dilapangan tidak dapat dipecahkan dengan

menggunakan analisis statistik, melainkan dengan melakukan observasi dan wawancara secara

langsung di lapangan.

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalan studi kasus. Studi kasus yaitu

salah satu jenis penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu

program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu dalam kondisi yang alamiah.55

Peneliti akan menyelidikan secara mendalam tetang suatu keadaan yaitu kesuitan belajar

matematika dan faktor penyebabnya. Melalui penelitian ini peneliti akan mengungkapkan suatu

keadaan yang terjadi dan mencari penyebab kadaan tersebut terjadi.

B. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar belakang alamiah dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti sebagai instrumen kunci.56 Di

kehadiran awal peneliti di madrasah, peneliti akan hadir dengan membawa surat izin penelitian

dari kampus dan meminta izin secara langsung kepada kapala madrasah untuk malakukan

54 Rukin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia, 2019), 6. 55 Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas, Dan Studi Kasus

(Sukabumi: Jejak, 2017), 51. 56 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: Jejak, 2018), 8.

38

Page 45: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

39

penelitian di madrasahnya. Selama proses penelitian peneliti akan hadir sebagai instrumen

penelitian di madrasahnya. Selama proses penelitian peneliti akan hadir sebagai instrumen

penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap permasalahan

yang telah disampaikan dilatar belakang.

Selama proses observasi, peneliti secara terus terang menyatakan bahwa dirinya akan atau

sedang melakukan penelitian kepada sumber data. Hal ini diharapkan peneliti akan mendapat

data tentang aktifitas yang dilakukan sumber data secara menyeluruh.

Peneliti juga bertindak sebagai pewawancara pada saat melakukan wawancara untuk

memperoleh data dari narsumber. Beberapa pertanyaan akan diajukan kepada narasumber

dengan harapan memperoleh keterangan dan penjelasan yang sebenar-benarnya. Dalam

penelitian ini peneliti juga akan melakukan dokumentasi terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh sumber data dan hasil belajar yang menunjukkan kesulitan belajar yang dialami

siswa.

C. Lokasi Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian ini di MIN 2 Ponorogo yang beralamatkan desa

Lengkong Kecamatan Sukorejo Kabupatan Ponorogo. Peneliti memilih lokasi ini karena

dilokasi ini peneliti menemukan masalah yang akan diteliti saat ini. Sehingga peneliti dapat

melakukan pengamatan secara langsung untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah.

MIN 2 Ponorogo juga dikenal memiliki sistem pembelajaran yang baik di daerah tersebut.

Banyak orang tua yang memilih untuk mendaftarkan anaknya ke madrasah tersebut meskipun

tempat tinggalnya di luar desa Lengkong. Hal tersebut terjadi karena secara tidak langsung

madrasah telah melakukan sosialisasi melalui siswa alumni madrasah tersebut.

Page 46: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

40

D. Data dan Sumber Data

Data pada penelitian ini akan diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Data yang diperoleh berupa apa yang diucapkan dan dilakukan dalam bentuk

kata-kata dan tindakan sumber data yang di narasikan oleh peneliti yang bersifat subjektif.

Sehingga dapat dikatakan bahwa yang dieroleh dalam bentuk hasil observasi (tindakan sumber

data), hasil wawancara (kata-kata narasumbeh), dan hasil dokumentasi. Instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data-data tersebut adalah peneliti itu sendiri.

Sumber data dipilih langsung oleh peneliti dengan pertimbangan sumber data tersebut

dapat memberikan data yang diperlukan secara langsung. Berikut sumber data sementara yang

ditetapkan oleh peneliti.

1. Siswa

Siswa sebagai sumber data utama dalam penelitian ini. Siswa akan memberikan data-data

yang dapat menjawab semua rumusan masalah dari peneliti. Peneliti akan melakukan

observasi dan wawancara kepada siswa untuk menggali data tersebut. Siswa yang dipilih

untuk diwawancarai adalah siswa kelas V MIN 2 Ponorogo yang mengalami kesulitan

belajar berdasarkan hasil observasi/tes.

2. Guru

Peneliti memilih guru sebagai sumber data karena guru secara langsung ikut berkecimpung

dalam kegiatan belajar siswa di kelas. Selain itu guru juga menguasai dan memahami semua

tindakan yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar, sehingga guru dapat memberikan

keterangan mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa. Guru yang dipilih peneliti untuk

diwawancarai adalah guru yang menyampaikan mata pelajaran matematika di kelas V MIN

2 Ponorogo.

Page 47: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

41

E. Teknis Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan pada kondisi alamiah. Peneliti akan melakukan

penelitian melalui tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data dari

sumber data. Berikut penjelasannya.

1. Tes

Tes adalah salah satu jenis instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru. Tes berfungsi sebagai alat

pengukuran terhadap siswa dan alat pengukuran keberhasilan proses belajar mengajar di kelas.57

Peneliti mengumpulan data berupa hasil belajar dengan menggunakan tes. Tes diberikan

dengan meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah disediakan. Soal yang diberikan

berupa soal essay bangun ruang yang dibuat sesuai dengan Konpetensi Dasar dan Indikator

yang sedang di pelajari. Soal dibuat dengan memperhatikan karakteristik soal HOTS. Hasil

dari tes yang telah dilaksanakan akan diperiksa dan dianalisis. Untuk mempermudah dalam

mereduksi data hasil tes, peneliti menggunakan model pemecahan masalah menurut Krulik

dan Rudnick yang terdiri dari 5 langkah penyelesaian masalah. Berikut indikator kesulitan

belajar yang ada pada langkah penyelesaian masalah berdasarkan Krulik dan Rudnick.

Tabel 3.1 indikator kesulitan belajar pada teori tahapan pemecahan masalah Krulikh &

Rudnick

No. Langkah penyelesaian

masalah (Krulik dan

Rudnick)

Indikator kesulitan belajar

1. Membaca Siswa tidak dapat menentukan apa yang diketahui dan

ditanya berdasarkan soal HOTS bangun ruang.

2. Mengeksplorasi Siswa tidak dapat memilih informasi yang diperlukan

dalam menyelesaikan masalah yang ada pada soal

HOTS bangun ruang.

3. Memilih suatu strategi Siswa tidak dapat memilih strategi yang sesuai untuk

menyelesaikan masalah yang ada pada soal HOTS

bangun ruang.

57 Eka Fitriani, “Pengembangan Instrument Assessment HOTS (High Order Thinking Skill) pada Mata

Pelajaran IPS Terintegrasi Nilai-Nilai Pembangunan Karakter Kelas V Sd/Mi di Bandar Lampung”..... ,6.

Page 48: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

42

4. Menyelesaikan

masalah

Siswa tidak dapat menyelesaikan masalah pada soal

HOTS bangun ruang dengan menggunakan

kemampuan berhitungnya secara sistematis.

5. Meninjau kembali dan

mendiskusikan

Siswa tidak memeriksa kembali jawaban pemecahan

masalah sebelum dikumpulkan.

2. Observasi

Observasi biasa diartikan sebagai kegiatan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada sumber data. Sumber data dari kegiatan

observasi ini adalah siswa dan guru. Observasi dilakukan terhadap siswa selama proses

mengerjakan soal matematika. Observasi akan dilakukan ketika siswa dan guru sedang

melakukan kegiatan belajar. Peneliti akan mengamati hasil tes untuk mengetahui apa saja

kesulitan yang dialami siswa dalam memahami soal HOTS matematika dan mengamati

kondisi siswa yang bisa menjadi faktor penyebab kesulitan belajar tersebut.

3. Wawancara

Wawancara biasa diartikan sebagai kegiatan tanya jawab antara pewawancara dengan

narasumber dengan maksud tertentu. Peneliti akan melakukan wawancara terhadap guru,

siswa, dan orang tua diluar jam pelajaran. Wawancara akan dilakukan kepada siswa yang

mengalami kesulitan belajar berdasarkan hasil tes. Wawancara terhadap siswa dilakukan

setelah mereduksi hasil tes yang kerjakan siswa, untuk memperjelas letak kesulitan siswa

saat mengerjakan soal sekaligus mencari faktor penyebabnya. Wawancara terhadap guru dan

orang tua dilakukan secara tidak terstruktur yaitu tanpa ada pedoman wawancara secara

khusus, peneliti hanya akan menanyakan garis besar dari faktor penyebab kesulitan belajar

tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi biasa diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan dokumen baik berupa

foto atau paper hasil dari suatu kegiatan. Peneliti melakukan dokumentasi terhadap kegiatan

Page 49: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

43

observasi dan wawancara. Dokumentasi kemungkinan akan berbentuk hasil siswa

mengerjakan soal yang dibagian guru dan beberapa foto kegiatan belajar siswa dikelas.

F. Teknis Analisis Data

Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara berlangsung peneliti juga

melakukan analisis data. Jika jawaban dari narasumber belum memuaskan, peneliti akan

mengajukan pertanyaan lagi sampai data yeng diperoleh dianggap kredibel. Peneliti akan

melakukan analisis data menggunakan cara yang dikemukakan oleh Miles & Huberman yaitu

dengan data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/

verificotion (penarikan kesimpulan dan verifikasi). Berikut penjelasannya.

1. Data reduction (reduksi data)

Semakin lama peneliti berada di lapangan penelitian, semakin banyak pula data yang

diperoleh peneliti. Maka peneliti perlu malakukan reduksi terhadap data yang telah

terkumpul. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.58 Peneliti akan melakukan beberapa kali

reduksi data. Pertama, reduksi akan dilakukan setelah melakukan observasi. Reduksi data

kali ini dilakukan dengan merangkum garis besar yang dilakukan siswa selama kegiatan

belajar yang berlangsung. Reduksi data juga dilakukan dengan mengoreksi hasil tes soal

matematika tipe HOTS siswa dan menggaris bawahi letak kesulitan yang dialami siswa.

Kedua, reduksi data dilakukan saat dan setelah melakukan wawancara. Reduksi data

saat wawancara diperlukan untuk mengetahui apakan data yang diberikan oleh narasumber

sudah cukup atau belum, apabila data yang diperoleh masih belum cukup, maka peneliti akan

memberikan pertanyaan tambahan lagi. Reduksi data seletah wawancara dilakukan untuk

merangkum keseluruhan data yang diperoleh selama wawancara, baik dari siswa, guru,

58 Ibid, 247.

Page 50: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

44

maupun orang tua. Ketiga, reduksi data setelah kegiatan dokumentasi. Ini akan dilakukan

untuk memilih-milih hasil dokumentasi yang sesuai dengan apa yang menjadi fokus

penelitian.

2. Data display (menyajikan data)

Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono menyatakan “the most

frequent from of display data for qualitative research data in the pasthas been narrative

text” yang peling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat narative.59 Peneliti akan menyajikan hasil reduksi data dari

kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi kedalam bentuk narasi. Penyajian data

akan dilakukan secara sistematis agar data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.

Data yang disajikan akan berisi tentang kesulitan belajar yang dialami siswa dalam

memahami soal HOTS dalam Matematika, beserta faktor penyebabnya yang disusun secara

sistematis.

3. Conclusion drawing/verificotion (penarikan kesimpulan dan verifikasi)

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah menyajikan data secara keseluruhan. Hasil

dari kesimpulan yang diambil oleh peneliti diharapkan mampu menjawab semua rumusan

masalah dari penelitian yang dilakukan yaitu berupa kesimpulan kesulitan belajar

memahami soal HOTS matematika dan faktor penyebabnya. Peneliti juga melakukan

verifikasi dengan menunjukkan data-data yang dapat mendukung kesimpulan yang diambil

oleh peneliti.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk membuktikan kredibilitas data yang telah

diperoleh. Peneliti akan melakukan pengecekan keabsahan data dengan meningkatkan

ketekunan dan triangulasi.

59 Ibid, 249.

Page 51: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

45

Meningkatkan ketekunan berarti berarti malakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan.60 Peneliti meningkatkan ketekunan dengan membaca kembali hasil

penelitian yang telah diperoleh dan memriksa kembali hasil dokumentasi yang terkait dengan

temuan yang diperoleh.

Pengecekan keabsahan data juga dilakukan menggunakan triangulasi yaitu triangulasi

teknik dan triangulasi sumber. Triagulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.61 Peneliti

akan memadukan dan mengecek hasil dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jika

terdapat perbedaan data peneliti akan langsung menghubungi sumber data. Triangulasi sumber

untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber.62 Peneliti akan memadukan hasil penelitian dari beberapa sumber

data untuk menghasilkan kesimpulan kredibel.

H. Tahapan-Tahapan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahap pra lapangan, tahapan pekerjaan

lapangan, dan tahap analisis data. Berikut penjelasanannya.

1. Tahap pra lapangan, yang akan dilakukan sebelum peneliti mamasuki lokasi penelitian. Pada

tahap ini peneliti akan menyusun rancangan penelitian (proposal), memilih lokasi penelitian,

mengurus perizinan penelitian, menjajaki keadaan lokasi penelitian, memilih sumber data

yang tepat, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan, yang akan dilakukan saat memasuki lokasi penelitian. Penelitia

akan mamahami latar penelitian dan mempersiapkan diri, memasuki lokasi penelitian, dan

berbaur dilokasi penelitian sekaligus mengumpulkan data.

3. Tahap analisis data, dilakukan setelah mengumpulkan data dari lokasi penelitian.

60 Ibid, 272. 61 Ibid, 274. 62 Ibid, 274.

Page 52: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Umum

1. Latar Belakang Madrasah

MIN 2 Ponorogo sebelum dinegerikan bermula dari MI Swasta yaitu MI PSM

Lengkong. MI PSM Lengkong berdiri pada tanggal 1 Januari 1957 di Desa Lengkng.

Berdirinya MI PSM Lengkong dprakarsai oleh ide Bapak H.Suroto. Ide tersebut

disampaikan kepada Mbah Siti Jamrosiyam, dan olehnya disampaikan kepada Mbah

H.Abdullah. Ide tersebut disampaikan kepada masyarat dan dirapatkan dengan masyarakat

terutama masyarakat Dukuh Sambi dan Dukuh Kidul Kali.

Dalam rapat tersebut disepakati didirikan sekolah formal yaitu MI PSM Lengkong.

Sejak saat itu anak –anak yang tidak bekerja sebagai pangon (bekerja memelihara

ternakmilikorang lain) masuk sekolah di pagi hari, sedangkan anak-anak yang bekerja

sebagai pangon masuk sekolah di malam hari.

Para tokoh yang perlu diteladani dalam perjuangn membesarkan PSM di Lengkong

diwaktu itu diantarnya Mbah Lurah Mukibbat dan istrinya Mbah Jamrosiyam dan Bapak

Abdullah dan beberapa tokoh lainnya. Mereka para perintis MI PSM Lengkong. Mereka

memiliki niat yang suci dan perjuangan yang hebat untuk kemajuan generasi mendatang.

Beliau-beliau ini berjuang samapi harta bendanya digunakan untuk perjuangan. Guru-guru

putra yang rumahnyajauh dengan madrasah disediakan temapt di rumah H.

Abdullah,sedangkan guru putri yang jauh ditempatkan di rumah mbah Jamrosiam.Semua

kebutuhan makannya dicukupi oleh H. Abdullahdan Mbah Jamrosiyam. Demikian

perkembangan MI PSM ini sampai pada tahun 1967 dinegerikan, tepatnya pada tanggal 29

46

Page 53: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

47

Juli 1967 oleh pemerintah (Departemen Agama). Penegerian MI ini dilakukan secara

kolektif diterimakan kePSM pusat di Takeran Magetan.63

2. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi Madrasah

“Terwujudnya lulusan madrasah yang beriman dan bertaqwa, berprestasi, kreatif dan

berbudaya lingkungan”

b. Misi Madrasah

1) Menciptakan lingkungan madrasah sebagai miniature masyarakat islam dan pusat

pengendalian serta pengembangan ilmu agama.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

yang mengarah pada pengembangan bakat dan minat siswa dalam berbagai bidang.

3) Meningkatkan pencapaian prestasi berbagai bidang dengan optimalisasi sarana

prasarana, metode dan media pembelajaran yang mengacu pada lingkungan hidup.

4) Menciptakan hubungan kerja sama yang harmonis berdasarkan konsep manajemen

partisipatif antara semua warga madrasah.

5) Menanamkan sikap santun, berbudi pekerti luhur dan berbudaya, budaya hidupsehat,

cinta kebersihan, cinta kelestarian lingkungan dengan dilandasi keimanan dan

ketaqwaan terhadap Allah SWT.

6) Melaksanakan budaya hidup bersih dalam rangka mencegah pencemaran lingkungan.

7) Menanamkan hidup hemat (air dan listrik) dalam upaya melestarikan lingkungan.

8) Membiasakan perilaku santun dalam upaya mencegah terjadinya kerusakan

lingkungan.

c. Tujuan Madrasah

Dengan berpedoman pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta kondisi madrasah,

tujuan madrasah yang ingin dicapai pada tahun 2020/2021 adalah sebagai berikut :

63 Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ponorogo Tahun 2020 (Lengkong, Sukorejo, Ponorogo), 3-5.

Page 54: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

48

1) Mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan

melalui kegiatan baca tulis Al-Qur’an, hafalan surat-surat pendek dala Al-Qur’an,

shalat berjamaah, pengajian agama.

2) Terlaksananya proses belajar mengajar dan bimbingan secara aktif, kreatif, efektif

dan menyenangkan dengan pendekatan saintifik untuk mencapai KI 1 (Sikap

spiritual), KI 2 (Sikap social), KI 3 (Pengetahuan), dan KI 4 (Keterampilan)

padakelas 1 s/d VI.

3) Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal di tingkat kecamatan.

4) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal melanjutkan

ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

5) Menjadikan madrasah yang diminati masyarakat sehingga animo siswa baru

meningkat disbanding tahun sebelumnya.

6) Mengembangkan KTSP dan Kurikulum 2013 dengan dilengkapi Silabus tiap mata

pelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa dan Sistem

Penilaian yang mengacu pada lingkungan hidup.

7) Menanamkan kreatifitas kepada seluruh warga madrasah.

8) Meningkatkan kepedulian dan kesadaran warga madrasah terhadap keamanan,

kenyamanan, kebersihan dan keindahan dari tahun sebelumnya.

9) Meningkatkan kesadaran dan kecintaan warga madrasah terhadap lingkungan.

10) Mengembangkan program-program pengembangan diri beserta jadwal

pelaksananaannya.

11) Mengikutsertakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalampelatihan

peningkatan profesionalitas melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG),

PTK,Lomba-lomba, Seminar, Workshop, Kursus Mandiri, dan kegiatan lain yang

menunjang profesionalisme.

Page 55: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

49

12) Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran (ruang media,

perpustakaan, media pembelajaran Matematika, IPA dan IPS, dan Laboratorium

Keterampilan) serta sarana penunjang berupa tempat ibadah, kebun sekolah, tempat

parker, kantin sekolah, lapangan olahraga dan WC sekolah dengan mengedepankan

skala prioritas yang mengacu pada tata hidup sehat.

13) Mengoptimalkan pelayanan administrasi dan managemen madrasah.

14) Meningkatkan dalam pengembangan model pembelajaran lingkungan hidup

terintegrasipada semua mata pelajaran.

15) Meningkatkan dalam penggalian dan pengembangan materi dan persoalan

lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.

16) Meningkatkan pelaksanaan budaya hidup dalam mencegah pencemaran lingkungan.

17) Meningkatkan penanaman hidup hemat dalam upaya pelestarian lingkungan.

18) Meningkatkan pembiasaan perilaku santun dalam upaya mencegah terjadinya

kerusakan lingkungan.64

3. Profil Singkat Madrasah

a. Nama Lembaga : MIN 2 Ponorogo

b. Alamat / desa : Lengkong

Kecamatan : Sukorejo

Kabupaten : Ponorogo

Propinsi : Jawa Timur

Kode Pos 64361

No.Telepon : 082337704782 / 081359659427 / 085336208508

c. Nama Yayasan : -

d. Status Sekolah : Negeri

e. Status Lembaga MI : MI Negeri

64 Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ponorogo Tahun 2020 (Lengkong, Sukorejo, Ponorogo), 5-7.

Page 56: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

50

f. No SK Kelembagaan : -

g. NSM 111135020007

h. NPSN 60714330

i. Tahun didirikan/beroperasi 1967

j. Status Tanah : Milik Sendiri

k. Luas Tanah : 1986 M2

l. Nama Kepala Sekolah : Lia Anitasari, S. Pd.

m. Status akreditasi : A

n. No dan SK akreditasi : 159/BAN-S/M.35/SK/XII/201865

B. Tahapan-Tahapan Penelitian

1. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan dilaksanakan dengan merancang kegiatan penelitian yang akan

dilakukan serta mempersiapkan instrumen penelitian. Peneliti merancang kegiatan

penelitian melalui pengerjakan skripsi bab 1 sampai dengan bab 3, konsultasi, dan

bimbingan dengan dosen pembimbing peneliti, yaitu Bapak Sofwan Hadi, M. Pd.. Peneliti

mendapatkan banyak masukan dan arahan dari beliau. Pada saat pengerjaan skripsi bab 1

sampai dengan bab 3 beliau menyarankan untuk menambahi kajian teori yang sudah ada.

Setelah menyelesaikannya, penelitian membuat instrumen penelitian untuk mempermudah

peneliti dalam mengumpulkan data saat dilapangan. Instrumen penelitian yang dibuat berupa

soal tes HOTS matematika materi bangun ruang dan instrumen wawancara. Peneliti terlebih

dahulu membuat instrumen soal sebelum membuat iinstrumen wawancara.

Setelah selesai membuat instrumen soal, peneliti melakukan uji validasi. Uji validasi

instrumen instrumen soal yang pertama oleh Dosen Ahli, yaitu Ibu Hestu Wilujeng,. Uji

validasi ini dilakukan secara online melalui Whatsapp. Peneliti menghubungi beliau pada

65 Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ponorogo Tahun 2020 (Lengkong, Sukorejo, Ponorogo), 8-9.

Page 57: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

51

hari Kamis, 28 Januari 2021 pada pukul 14.34 untuk meminta izin validasi. Setelah

mendapat izin, uji validasi dilaksanakan pada saat itu juga dan dilanjutkan pada hari Selasa,

2 Februari 2021 pukul 05.29 sampai pukul 09.10. Berikut hasil dari validasi kepada dosen

Ahli. Hasil dari uji validasi terdapat beberapa revisi pada bagian indikator soal yang

didalamnya belum disampaikan soal nomer 1 , 2, dan 3 termasuk indikator HOTS yang

mana. Revisi juga dilakukan pada beberapa kalimat atau susunan kata pada soal yang masih

ambigu. Setelah divalidasi oleh dosen ahli, instrumen soal direvisi oleh peneliti kemudian

diuji validasikan kepada guru matematika kelas V MIN 2 ponorogo.

Validasi instrumen penelitian yang kedua oleh guru matematika kelas V MIN 2

ponorogo, yaitu Bapak Nur Cholis, S. Pd. I. Uji validasi dilaksanakan secara offline dengan

menemui beluai di Madrasah. Sebelum melaksanakan uji validasi, peneliti datang ke

madrasah pada hari Jum’at, 5 Februri 2021 untuk menemui beliau akan tetapi beliau pada

saat itu sedang work from home sesuai dengan aturan pemerintah, sehingga peneliti

mengajukan perminta izin validasi secara online melalui Whatsapp pada hari Sabtu, 6

Februari 2021 pukul 07.09. Pada pukul 08.26 beliau memberikan izinnya. Uji validasi

dilaksanakan pada hari Senin, 8 Februari 2021 secara offline di MIN 2 Ponorogo. Hasil dari

uji validasi tersebut terdapat revisi soal pada pemilihan bangun ruang, beliau menyarankan

untuk menggunakan bangun ruang kubus dan balok saja, karena pada kelas V materi yang

disampaikan hanya bangun ruang kubus dan balok. Berikut tabel hasil validasi dari kedua

validator.

Tabel 4.1 Hasil Validasi.

Instrumen Validator 1 Validator 2

Soal tes Ketiga soal memiliki ciri yang sama

dalam mengerjakan, gunakan soal

yang lebih bervariasi supaya siswa

tidak mengetahui pola

menjawabnya. Ketiga soal belum

terlihat sesuai dengan indikator

HOTS yang apa karena pada kisi kisi

Sebagian besar soal sudah sesuai

dengan kompetensi yang ditentukan

madrasah. Pada soal nomer 1 dan 2

pemilihan bangun datar yang

digunakan belum sesuai dengan

kemampuan siswa kelas V. Bangun

kubus dan balok lebih disarankan

Page 58: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

52

soal tidak ada indikator HOTS.

Bahasa yang digunakan oleh peneliti

masih perlu diperbaiki karena masih

sedikit ambigu dalam mencerna

kalimatnya.

untuk digunakan pada soal tes

tersebut.

Hasil dari validasi tersebut akan digunakan untuk melakukan revisi soal agar layak

digunakan untuk penelitian. Kegiatan revisi soal dimulai dari revisi yang diberikan oleh

validator 1, setelah itu di serahkan kepada validator 2. Kemudian soal direvisi lagi

berdasarkan saran dari validator 2.

Peneliti juga membuat instrumen wawancara, instrumen ini akan digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan wawancara. Instrumen wawancara dibuatan dengan mengacu

pada tahapan pemecahan masalah matematika menurut Kruliks dan Rusdick untuk

mengetahui kesulitan belajar siswa serta faktor kesulitan belajar. Wawancara dilakukan

untuk menganalisis hasil tes yang telah diberikan kepada siswa. Setelah membuat instrumen

soal tes dan instrumen wawancara, peneliti memasuki tahap pekerjaan lapangan dengan

melakukan penelitian di madrasah.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini, peneliti memasuki madrasah untuk mulai melakukan penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan membagikan soal kepada siswa dan melakukan wawancara.

Soal yang telah divalidasi oleh dosen ahli dan guru Matematika dibagikan kepada siswa

kelas V MIN 2 Ponorogo yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas V Hanafi dan kelas V Maliki.

Peneliti memilih kedua kelas tersebut karena kedua kelas tersebut memiliki guru Matematika

yang sama yaitu Bapak Nur Cholis, S. Pd. I. Pembagian soal kepada siswa dilakukan pada

hari Sabtu, 13 Februari 2021 kepada siswa kelas V. Siswa mengambil soal ke Madrasah

untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Siswa mengembalikan soal ke Madrasah pada

hari Selasa, 16 Februari 2021.

Wawancara terhadap siswa berlangsung pada hari selasa, 23 Februari 2021.

Wawancara dilaksanakan dengan mendatangkan siswa yang terpilih ke Madrasah untuk

Page 59: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

53

diwawancarai. Secara bergantian peneliti mewawancarai siswa tersebut. Wawancara

diberikan agar peneliti dapat mengetahui letak kesulitan belajar siswa dan faktor yang

mempengaruhinya.

Wawancara terhadap guru berlangsung pada hari Kamis, 25 Februari 2021 di MIN 2

Ponorogo. Guru yang diwawancarai oleh peneliti ialah Bapak Nur Cholis, S. Pd. I. selaku

guru matematika kelas V MIN 2 Ponorogo. Setelah terkumpul data dari beberapa sumber,

peneliti akan mulai menganalisis data.

3. Tahap analisis data

Setelah diperoleh data dari beberapa sumber, peneliti memasuki tahap analisis data.

Tahap ini dimulai dari mereduksi data yang sudah ada. Peneliti mereduksi data dengan

memilih data-data yang penting sesuai fokus penelitian dan merangkumnya. Langkah

selanjutnya peneliti menyajikan data dengan mulai mengerjakan laporan skripsi bab IV dan

menyusun lampiran. Langkah terakhir dari analisis data ialah penarikan kesimpulan yang

dilakukan dengan mengerjakan laporan skripsi bab V dan bab VI.

C. Deskripsi Data Khusus

Hasil belajar merupakan hal yang diperlihatkan oleh siswa yang merupakan bentuk hasil

dari aktivitas belajarnya. Melalui hasil belajar ini dapat diketahui sejauh mana kemampuan

yang dimiliki siswa dalam memahami suatu masalah. Proses pemecahan masalah matematika

pada siswa juga dapat diketahui melalui hasil belajar ini. Pembahasan kali ini akan disampaikan

hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah matematika. Siswa telah dikelompokkan

menjadi 3 kelompok berdasarkan kemampuannya dalam memecahkan masalah matematika,

yaitu kelompok rendah, kelompok sedang, dan kelompok tinggi. Dari masing-masing kelompok

akan diambil satu subjek, sehingga akan ada tiga subjek siswa yang akan diwawancarai.

Page 60: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

54

Tabel 4.2 Subjek Penelitian.

Nama subjek Kriteria Keterangan

Subjek 1 Siswa yang memasuki kelompok rendah ialah siswa

yang kurang mampu dalam memecahkan masalah.

Siswa tidak menuliskan langkah-langkah pemecahan

masalah matematika.

Siswa kelas V

MIN 2 Ponorogo

dari kelompok

rendah.

Subjek 2 Siswa yang memasuki kelompok sedang ialah siswa

yang memiliki kemampuan sedang dalam

memecahkan masalah. Siswa yang masuk dalam

kelompok ini, pada lembar jawabnya tertuliskan

jawaban akhir beserta cara pemecahan masalahnya

yang belum lengkap.

Siswa kelas V

MIN 2 Ponorogo

dari kelompok

sedang.

Subjek 3 Siswa yang memasuki kelompok tinggi ialah siswa

yang mampu memecahkan masalah. Siswa yang

masuk dalam kelompok ini, pada lembar jawabnya

tertuliskan jawaban akhir beserta cara pemecahan

masalahnya yang lengkap.

Siswa kelas V

MIN 2 Ponorogo

dari kelompok

tinggi.

Berdasarkan kriteria yang terdapat pada Tabel 4.2 diperoleh data hasil belajar. Hasil tes

yang diperoleh setelah pengembalian jawaban ke Madrasah terdapat 20 siswa yang

mengumpulkan jawaban dan 6 siswa yang tidak mengumpulkan jawaban dari kelas Hanafi.

Serta, 22 siswa yang mengumpulkan jawaban dan 3 siswa yang tidak mengumpulkan jawaban

dari kelas Maliki. Total seluruh jawaban siswa yang terkumpul dari kedua kelas tersebut ada

42. Berikut pembagian kategori dari 42 siswa tersebut.

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Matematika

Kategori Interval nilai Frekuensi Persentase

Tinggi 89 – 100 10 siswa 23,8 %

Sedang 76 – 88 17 siswa 40,5%

Rendah ≤ 75 15 siswa 35,7%

Total = 42 siswa

Melalui ketiga pengkategorian tersebut akan diambil 1 siswa pada masing-masing

kategori untuk diwawancarai berdasarkan hasil tesnya. Siswa dengan kemampuan pemecahan

masalah tinggi yang terpilih untuk diwawancarai adalah Fadila Nur Laily dari kelas V Hanafi.

Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang yang terpilih untuk diwawancarai

Page 61: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

55

adalah Aqeela Ifra Hilwana dari kelas V Maliki. Serta, siswa dengan kemampuan pemecahan

masalah rendah yang terpilih untuk diwawancarai adalah dan Muhammad Geofani Putra

Fadhilah dari kelas V Hanafi. Hasil belajar masing-masing Subjek akan dijabarkan berdasarkan

tahapan pemecahan masalah menurut Kruliks dan Rusdick. Berikut adalah data hasil belajar

dari masing-masing.

1. Kemampuan Subjek 1 dari Kelompok Rendah

Subjek 1 tidak menuliskan langkah-langkah pemecahan masalah matematika. Subjek

1 memiliki kemungkinan belum bisa memahami soal tes yang diberikan oleh peneliti. Subjek

1 terlihat mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah pada soal. Berikut data-data

yang diperoleh dari siswa kelompok rendah.

Pada soal pertama, Subjek 1 diminta untuk menggambar kolam renang beserta

ukurannya yang bentuk balok dengan tinggi kolam yang belum diketahui serta mengevaluasi

“Apakah Imam akan tenggelam ketika ia masuk kedalam kolam tersebut?”. Sedangkan yang

diketahui pada soal hanya panjang kolam, lebar kolam, dan tinggi badan Imam. Sehingga

untuk menjawab pertanya tersebut Subjek 1 harus terlebih dahulu mencari tinggi air pada

kolam renang. Setelah mengetahui tinggi air siswa membandingkan tinggi air dengan tinggi

badan Imam.

a) Data kemampuan subjek 1 soal nomor 1

Gambar 4.1 Lembar Jawab Nomer 1 Subjek 1

Page 62: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

56

Bedasarkan gambar 4.1, Subjek 1 dalam lembar tesnya tidak menuliskan apa yang

diketahui, ditanya, dan langkah pemecahan masalahnya. Berikut akan disampaikan hasil

belajar Subjek 1 yang telah direduksi berdasarkan tahapan pemecahan masalah menurut

Krulik dan Rusdick.

1) Membaca

Langkah pertama dalam memecahkan masalah matematika disini adalah

memahami soal dengan membaca. Melalui langkah membaca siswa diharapkan

mampu menuliskan ada yang diketahui dan ditanyakan soal. Berdasarkan Gambar 4.1,

Subjek 1 tidak menuliskan variabel yang diketahui dan ditanyakan didalamnya sebagai

hasil dari siswa membaca.66 Ketika ditanya mengenai variabel yang diketahui dan

ditanya, Subjek 1 kebinggungan menjawabnya. Subjek 1 membaca kembali soal

nomer 1. Subjek 1 hanya membacakan soal tanpa menyebutkan kembali variabel yang

diketahui dan ditanya dari soal.67 Hal ini menunjukkan bahwa Subjek 1 belum

memahami sepenuhnya apa yang ia baca pada soal.

2) Mengeksplorasi

Langkah kedua dalam memecahkan masalah matematika adalah

mengeksplorasikan nilai-nilai yang ada pada soal pada variabel yang diketahui pada

soal serta mengetahui hubungan antara yang diketahui dengan yang ditanyakan.

Menggambar merupakan salah satu cara untuk mengeksplorasikan pemahaman siswa.

Berdasarkan Gambar 4.1, Subjek 1 menggambar kolam renang dilihat dari sudut

pandang atas, sehingga kedalaman kolam renang tidak terlihat. Penulisan ukuran

kolam renang juga belum sesuai dengan soal.68 Saat wawancara, Subjek 1 memberikan

keterangan terkait bentuk dari kolam renang tersebut dengan ragu-ragu. Subjek 1 tidak

66 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 67 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 68 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 63: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

57

memahami soal, sehingga ia memilih membacakan kembali soal tersebut. Selain itu

Subjek 1 juga memberikan keterangan bahwa ia belum bisa membedakan bangun

ruang kubus dan balok. Subjek 1 masil mengalami kesulitan memberikan contoh

benda-banda yang bentuknya menyerupai bangun ruang kubus dan balok.69 Guru

matematika kelas V juga memberikan keterangan bahwa setiap siswa memiliki daya

imajinasi dalam berpikir yang berbeda-beda. Jadi kadang ketika diberi sebuah bacaan

soal dalam bentuk sebuah kubus atau balok, siswa harus dapat membayangkan

bentuknya seperti apa, kemudian siswa akan dapat menentukan dimana letak

ukurannya. Siswa sering mengalami kesulitan dalam membayangkannya.70

3) Menyusun strategi

Langkah ketiga dari pemecahan masalah matematika ialah langkah menyusun

strategi bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ditemui berdasarkan apa yang

sudah diperoleh pada dua tahap pertama. Berdasarkan Gambar 4.1, Subjek 1 tidak

dituliskan susunan strategi yang ia gunakan untuk memecahkan masalah.71 Padahal

untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan beberapa langkah. Mulai dari

menentukan rumus yang tepat untuk menghitung tinggi kolam, kemudian

membandingkan tinggi kolam dengan tinggi Imam. Pada saat wawancara Subjek 1

memberikan keterangan bahwa selian ia belum bisa membedakan bentuk bangun

kubus dan balok, ternyata ia juga belum memahami rumus volume bangun ruang

tersebut.72

69 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 70 Nur Cholis, Guru Matematika Kelas V MIN 2 Ponorog, Wawancara 02/W4/26-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 71 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 72 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 64: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

58

4) Memecahkan masalah

Langkah keempat dari pemecahan masalah ialah langkah memecahkan masalah.

Pada langkah ini agar dapat memecahkan masalah matematika siswa harus

menggunakan keterampilan berhitungnya. Berdasarkan Gambar 4.1, Subjek 1 tidak

menulis operasi hitung untuk menemukan jawaban akhir soal.73 Pada saat wawancara

Subjek 1 ditanya bagaimana cara ia menghitungnya. Subjek 1 menjawab bahwa ia

menghitungnya bersama teman-temannya menggunakan kalkulator yang ada di HP.74

Jawaban akhir yang dituliskan Subjek 1 pada poin b sudah benar, tetapi belum jelas

dari mana asalnya jawaban tersebut, karena ia tidak menuliskan strategi pemecahan

masalah dan operasi hitungnya.

5) Meninjau kembali

Langkah terakhir dari pemecahan masalah ini ialah langkah meninjau kembali.

Pada langkah ini siswa memeriksa kembali jawabannya. Berdasarkan Gambar 4.1,

jawaban poin a yang disajikan oleh Subjek 1 belum sesuai dengan kunci jawaban.

Sedangkan jawaban poin b Subjek 1 sudah sesuai dengan kunci jawaban.75 Ia pun

dimintai keterangan saat wawancara apakah ia memeriksa kembali jawaban sebelum

dikumpulkan dan bagaimana ia cara ia memeriksa kembali jawabannya. Kemudian ia

memberikan keterangan bahwa ia telah meneliti jawaban tersebut sebelum

mengumpulkan jawabannya. Subjek 1 meneliti jawaban bersama teman-temannya.76

b) Data kemampuan Subjek 1 pada soal nomor 2

Pada soal yang kedua, siswa diminta menganalisis keuntungan yang diperoleh dari

menjual kue wajik. Diketahui pada soal tersebut banyak adonan kue, modal membuat

kue, harga jual kue per biji, serta bentuk dan ukuran kue. Siswa harus mencari volume

73 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 74 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 75 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 76 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 65: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

59

kue per biji, jumlah kue yang dibuat dari adonan yang tersedia, harga jual kue, dan yang

terakhir mencari keuntungan dari berjualan kue.

Gambar 4.2 Gambar Kue Wajik

Gambar 4.3 Lembar Jawab Nomer 2 Subjek 1

1) Membaca

Berdasarkan Gambar 4.3, Subjek 1 tidak menulis yang diketahui dan ditanyakan

oleh soal seperti yang diajarkan oleh guru matematika.77 Hal ini menunjukkan bahwa

ada kemungkinan Subjek 1 ini mengalami kesulitan memahami soal saat membaca.

Saat wawancara ia diminta untuk menyebutkan variabel yang diketahui dan

ditanyakan oleh soal. Subjek 1 menjawab dengan membaca soal, tanpa menyebutkan

77 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 66: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

60

variabel-variabelnya.78 Hal ini menunjukkan bahwa ia belum dapat memahami soal

sutelah membaca.

2) Mengeksplorasi

Langkah kedua dalam memecahkan masalah matematika adalah

mengeksplorasikan nilai-nilai yang ada pada soal serta mengetahui hubungan antara

yang diketahui dengan yang ditanyakan. Siswa mengeksplorasikan pemahamannya

dengan menyajikan masalah yang ada kedalam bentuk yang mudah dipahami

menggunakan bahasanya sendiri. Berdasarkan Gambar 4.3, Subjek 1 tidak menulis

yang diketahui dan ditanyakan oleh soal, ia juga tidak menuliskan yang ia pahami

menggunakan bahasanya sendiri.79 Saat dimintai keterangan tentang hal tersebut

Subjek 1 hanya membacakan kembali soal yang ada, ia tidak menyampaikan

pemahamannya menggunakan bahasanya sendiri.80

Menggambar juga merupakan salah satu cara siswa untuk mengeksplorasikan

pemahamannya. Akan tetapi pada nomer 2 ini Subjek 1 tidak diminta untuk

menggambar. Subjek 1 diminta secara tidak langsung untuk mengamati gambar untuk

menentukan nama bangun ruang untuk menyusun strategi. Saat ditanya nama bangun

ruang dari Gambar 4.2, Subjek 1 menjawab “balok”, padahal kue wajik yang ada di

Gambar 4.2 berbentuk kubus.81 Sehingga dapat diketahui bahwa Subjek 1 masih

kebinggungan membedakan kedua bangun tersebut. Selain itu, peneliti hanya

menyebutkan satu ukuran sisi bangun ruang pada soal. Ketika Subjek 1 sudah benar-

benar bisa membedakan antara bangun ruang kubus dan balok maka ia tidak akan salah

dalam menjawab pertanyaan tersebut.

78 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 79 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 80 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 81 Ibid.

Page 67: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

61

3) Menyusun strategi

Berdasarkan Gambar 4.3, Subjek 1 tidak menulis strategi yang ia gunakan untuk

memecahkan masalah soal.82 Padahal untuk memecahkan masalah yang diberikan

diperlukan beberapa langkah. Mulai dari mengenali bangun ruang, menentukan rumus

volume bangun ruang, menentukan jumlah kue yang akan dijual, menentukan uang

yang diperoleh dari menjual kue, dan yang terakhir menentukan keuntungan yang

diperoleh dari menjual kue. Pada saat wawancara Subjek 1 diminta untuk

menyampaikan rumus volume bangun ruang kubus, ternyata ia belum mengetahui

rumus volume bangun ruang tersebut. Ia terlihat kebinggungan menjawab pertanyaan

tersebut. Kemudian Subjek 1 ditanya lagi dari mana ia mendapat jawaban akhirnya. Ia

menjawab dengan jujur bahwa ia mengerjakan soal ini bersama dengan teman-

temannya.83 Selain itu pada langkah sebelumnya Subjek 1 mengalami kesulitan dalam

memahami soal. Sehingga ada kemungkinan, ia juga mengalami kesulitan dalam

menyusun strategi.

4) Memecahkan masalah

Pada langkah ini agar dapat memecahkan masalah matematika siswa harus

menggunakan keterampilan operasi hitungnya untuk menemukan. Siswa

diperbolehkan menggunakan kalkulator jika diperlukan. Berdasarkan Gambar 4.3

Subjek 1 tidak menuliskan operasi hitung untuk menemukan jawaban.84 Pada saat

wawancara diperoleh keterangan bahwa ia menghitung bersama teman-temannya yang

lainnya menggunakan kalkulator yang ada di HP.85 Sama seperti soal sebelumnya, ia

terlihat tidak menggunakan keterampilan operasi hitungnya untuk menemukan

82 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 83 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 84 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 85 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 68: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

62

jawaban akhir dari soal ini. Subjek 1 terlihat mengalami kesulitan dalam melakukan

operasi hitung. Jawaban akhir yang diperolehnya belum sesuai dengan kunci jawaban.

5) Meninjau kembali

Bedasarkan Gambar 4.3 Subjek 1 menulis jawaban akhir dari masalah yang ada

pada soal. Jawaban yang ditulis oleh Subjek 1 belum sesuai dengan kunci jawaban.86

Subjek 1 dimintai keterangan saat wawancara apakah ia meneliti terlebih dahulu

jawabannya sebelum dikumpulkan dan apakah ia yakin dengan jawaban tersebut.

Subjek 1 memberikan keterangan bahwa ia telah meneliti jawaban tersebut sebelum

mengumpulkan jawaban. Ia meneliti jawabannya menggunakan kalkulator bersama

teman-temannya dan ia yakin dengan jawabannya.87

c) Data kemampuan Subjek 1 pada soal nomor 3

Pada soal yang ketiga siswa diminta untuk mencari “Berapa kali truk menganggut

tanah?” dan mengevaluasi “Apakah uang yang ada dapat digunakan untuk membeli

seluruh tanah yang diperlukan?”. Diketahui pada soal tersebut ukuran bak truk, ukuran

kolam, harga satu truk tanah, dan uang yang dimiliki Pak Ahmad untuk membeli tanah.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut siswa harus mencari volume dari bak truk dan

kolam, menentukan berapa kali truk menganggut tanah, menentukan jumlah uang yang

dibutuhkan Pak Ahmad untuk membeli tanah, dan yang terakhir mengevaluasi apakah

uang yang dimiliki Pak Ahmad cukup untuk membelu seluruh tanah.

86 observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 87 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 69: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

63

Gambar 4.4 Lembar Jawab Nomer 3 Subjek 1

a) Membaca

Berdasarkan Gambar 4.4, Subjek 1 tidak menuliskan yang diketahui dan

ditanyakan sama seperti pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.3.88 Hal ini menunjukkan

bahwa ada kemungkinan ia mengalami kesulitan dalam memahami soal saat membaca.

Subjek 1 kembali dimintai keterangan mengenai variabel yang diketahui dan ditanya.

Ia terlihat binggung dan mencari-cari jawaban dari pertanyaan peneliti.89 Menurut guru

matematika kelas V secara umum, para siswa agak kesulitan dalam memahami pesan

yang ada di dalam soal itu sehingga ketika menentukan variabel-variabel yang harus

ditulis kemudian mamahami tagihan soal itu kadang masih mengalami kebinggungan.

Jadi beberapa kali beliau menemui dilapangan ketika siswa diberikan soal matematika

yang sifatnya secara langsung contohnya perkalian, akar kuadrat atau yang lainnya

yang dituliskan secara langsung siswa bisa menjawab. Tetapi ketika dimasukkan

kedalam sebuah soal cerita atau uraian penyelesaian masalah itu siswa sering

mengalami kendala dalam memahami unsur-unsur yang ada dalam soal itu, sehingga

kadang itu kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.90

88 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 89 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 90 Nur Cholis, Guru Matematika Kelas V MIN 2 Ponorog, Wawancara 02/W4/26-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian.

Page 70: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

64

b) Mengeksplorasi

Langkah kedua dalam memecahkan masalah matematika adalah

mengeksplorasikan nilai-nilai yang ada pada soal. Menyajikan masalah kedalam

bentuk yang mudah dipahami menggunakan bahasanya sendiri merupakan salah satu

cara yang bisa dilakukan oleh siswa untuk mengeksplorasikan pemahamannya. Sama

seperti di lembar jawab sebelumnya, selain tidak menuliskan diketahui dan ditanya

sesuai yang diajarkan oleh guru matematika. Berdasarkan Gambar 4.4, Subjek 1 juga

tidak menuliskan kembali yang ia pahami dari soal menggunakan bahasanya sendiri.91

Setelah diminta untuk menceritakan permasalahan yang ada pada soal, ia hanya

membacakan kembali soal tersebut dan tidak menyampaikan kembali yang ia pahami

menggukanan bahasanya sendiri.92

c) Menyusun strategi

Berdasarkan Gambar 4.4, Subjek 1 juga tidak menuliskan susunan strategi yang

ia gunakan untuk memecahkan masalah pada soal sama seperti pada Gambar 4.1 dan

Gambar 4.3.93 Padahal untuk memecahkan masalah yang diberikan diperlukan

beberapa langkah. Mulai dari menentukan rumus bangun ruang yang digunakan,

mencari volume kolam dan bak truk, menentukan berapa kali truk mengangkut tanah,

dan yang terakhir memberikan evaluasi apakah uang yang dimiliki cukup untuk

membeli tanah. Pada saat wawancara keterangan yang diberikan Subjek 1 sama

dengan keterangan yang diberikan saat ditanya mengenai Gambar 4.1 dan Gambar 4.3.

Ia masih terlihat kebinggungan menentukan rumus bangun ruang tersebut dan

menyususun strategi, ia mengerjakan soal tersebut bersama teman-temannya.94 Guru

matematika kelas V MIN 2 Ponorogo menyampaikan bahwa penyelesaian masalah

91 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 92 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 93 observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 94 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 71: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

65

terkait volume siswa harus betul-betul menguasai rumus luas dahulu, ketika materi

rumus luas pembelajarannya kurang maksimal bisa jadi siswa masih punya

tanggungan untuk pemahaman hal tersebut. Guru juga belum menemukan istilah yang

sesuai yang dapat mempermudah siswa dalam menghafalkan rumus tersebut.95 Sama

halnya dengan soal-soal sebelumnya, mulai dari langkah awal membaca soal ia sudah

mengalami kesulitan, sehingga Subjek 1 juga mengalami kesulitan pada langkah ini.

Subjek 1 akan lebih mudah dalam menyusun strategi pemecahan masalah jika ia telah

memahami apa yang diketahui dan ditanyakan oleh soal.

d) Memecahkan masalah

Pada langkah ini agar dapat memecahkan masalah matematika siswa harus

menggunakan keterampilan operasi hitungnya. Siswa diperbolehkan menggunakan

kalkulator jika diperlukan. Berdasarkan Gambar 4.4, Subjek 1 tidak menuliskan

operasi hitung yang ia lakukan untuk menemukan jawaban, sama seperti soal-soal

sebelumnya.96 Pada saat wawancara diperoleh keterangan yang sama seperti

jawabannya mengenati Gambar 4.1 dan Gambar 4.3, bahwa ia menghitung bersama

teman-temannya menggunakan kalkulator yang ada di HP.97 Disini terlihat bahwa

subjek mengalami kesulitan dalam melakukan operasi hitung. Berdasarkan Gambar

4.4 jawaban poin a dan poin b yang diperoleh Subjek 1 belum sesuai kunci jawaban

dan belum jelas dari mana asal jawaban tersebut.

e) Meninjau kembali

Berdasarkan Gambar 4.4 kedua jawaban akhir yang diperoleh Subjek 1 belum

sesuai dengan kunci jawaban.98 Subjek 1 memberikan keterangan yang sama saat

wawancara. Ia telah meneliti jawaban tersebut sebelum mengumpulkan jawabannya

95 Nur Cholis, Guru Matematika Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W4/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 96 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 97 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 98 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 72: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

66

menggunakan kalkulator bersama temannya. Oleh karena itu, ia bisa yakin dengan

jawaban yang ia tulis.99 Guru matematika juga memberikan keterangan mengenai

jawaban akhir dari siswa ini, bahwa kesalahan pada akhir jawabannya itu, memang

karena ketidak mampuan siswa dari awal. Mulai dari memahami tagihan dari soalnya

ataupun cara penyelesaiannya yang memang belum paham itu mengakibatkan jawaban

siswa salah.100

Berdasarkan Gambar 4.1, Gambar 4.3, dan Gambar 4.4 Subjek 1 tidak menulis yang

diketahui dan ditanyakan pada seluruh lembar jawab soal. Ia juga tidak menulis langkang

penyelesaian masalah. Ia hanya menuliskan jawaban akhir dari soal. sehingga belum jelas

dari mana dapatnya jawaban akhir tersebut. Jawaban akhir yang ia tulis juga belum sesuai

dengan kunci jawaban.101 Berdasarkan hasil wawancara, pada dasarnya Subjek 1 senang

dengan pelajaran matematika, karena ia merasa kadang matematika itu mudah dikerjakan

dan kadang matematika itu sulit dikerjakan. Saat merasa matematika itu sulit dikerjakan

Subjek 1 mengalami kesulitan belajar sehingga ia tidak senang dengan pelajaran ini.102

Subjek 1 tidak sungguh-sungguh senang dengan pelajaran ini, sehingga ia kurang berbakat

dalam pelajaran ini dan mengakibatkan ia mengalami kesulitan belajar. Subjek 1 terlihat

kurang berminat dengan pelajaran ini, karena bakat dan kecakapannya dalam bidang ini

masih kurang.

Pembelajaran pada tahun ini berlangsung secara daring (dalam jaringan), guru

membuat video untuk menyampaikan pembelajaran. Tetapi Subjek 1 tidak menonton video

tersebut, sehingga ia kurang memahami materi ini. Ia juga jarang membaca buku pelajaran

yang dibagikan oleh pihak sekolah.103 Oleh karena itu motivasi Subjek 1 masih kurang dan

99 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 100 Nur Cholis, Guru Matematika Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W4/26-2/2021, Lampiran

Laporan Hasil Penelitian. 101 Observasi 01/O1/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 102 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 103 Ibid.

Page 73: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

67

mengakibatkan kesulitan belajar. Guru juga memberikan keterangan bahwa terkadang anak

itu masih sulit untuk memahami materi meskipun sudah diajar dengan durasi normal, apa

lagi saat ini pembelajaran dilakukan secara daring, video pembelajaran hanya dibuat dengan

durasi sekitar 10 menit.104

Saat mengerjakan soal ini Subjek 1 tidak didampingi oleh orang tua atau anggota

keluarga yang lainnya, ia mengerjakan soal bersama dengan teman-teman sebayanya.105 Hal

tersebut mengakibatkan kurangnya perhatian dari keluarga dalam bidang ini, sehingga siswa

mengalami kesulitan belajar matematika.

2. Kemampuan Subjek 2 dari Kelompok Sedang

Subjek 2 pada lembar jawabnya tertuliskan jawaban akhir beserta cara pemecahan

masalahnya yang belum lengkap. Ia memiliki kemungkinan sudah bisa memahami soal tes

yang diberikan oleh peneliti dan juga memiliki kemungkinan sebaliknya yaitu belum bisa

memahami soal tes yang diberikan oleh peneliti. Subjek 2 terlihat mengalami beberapa

kesulitan dalam memecahkan masalah pada soal. Berikut akan disampaikan hasil belajar

Subjek 2 dari kelompok sedang yang telah direduksi berdasarkan tahapan pemecahan

masalah menurut Krulik dan Rusdick.

a) Data kemampuan Subjek 2 pada soal nomor 1

104 Nur Cholis, Guru Matematika Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W4/23-2/2021, Lampiran

Laporan Hasil Penelitian. 105 Muhammad Geofani Putra Fadhilah, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W1/23-2/2021,

Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 74: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

68

Gambar 4.5 Lembar Jawab Nomer 1 Subjek 2

1) Membaca

Berdasarkan Gambar 4.5, Subjek 2 tidak menuliskan variabel yang diketahui dan

ditanyakan oleh soal.106 Subjek 2 memberikan keterangan bahwa ia dapat memahami

soal tetapi kebingungan dalam menuliskan variabel dan nilai dari variabel yang

diketahui dan ditanyakan pada soal. Ketika diwawancarai secara mendalam tentang

variabel diketahui dan ditanya pada soal, Subjek 2 dapat menjawabnya dengan

menggunakan bahasanya sendiri.107 Hal ini menunjukkan bahwa dengan membaca

soal Subjek 2 sudah mampu memahami masalah akan tetapi masih kesulitan dalam

menuangkannya dalam tulisan.

2) Mengeksplorasi

Menggambar merupakan salah satu cara untuk mengeksplorasikan pemahaman

siswa. Berdasarkan Gambar 4.5, Subjek 2 menggambar kolam renang dari sudut

pandang bangun balok sehingga letak kedalaman kolam renang dapat terlihat.

Penulisan ukuran kolam renang pada Gambar 4.5 juga sudah sesuai dengan yang

diinginkan soal.108 Saat wawancara Subjek 2 memberikan keterangan bahwa ia yakin

106 Observasi 01/O2/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 107 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, Wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 108 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian.

Page 75: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

69

dengan gambar yang ia buat. Ia yakin bahwa gambar kolam renang yang ia buat sudah

berbentuk balok seperti yang diminta oleh soal. Setelah diwawancarai secara

mendalam, Subjek 2 sudah dapat membedakan antara bangun ruang kubus dan balok,

ia sudah dapat menyebutkan contoh bangun ruang yang ada disekitarnya dan rumus

volume kedua bangun ruang tersebut.109

3) Menyusun strategi

Berdasarkan Gambar 4.5, Subjek 2 tidak dituliskan susunan strategi yang ia

gunakan untuk memecahkan masalah pada soal.110 Pada saat wawancara Subjek 2

memberikan keterangan bahwa ia menggunakan oret-oretan untuk menemukan

jawaban akhir dari soal. Subjek 2 sudah dapat menentukan rumus volume bangun

ruang, akan tetapi ia mangalami kesulitan dalam menentukan rumus tinggi bangun

ruang melalui rumus volume balok tersebut. Ia juga dibantu kakak-kakak pondok

untuk menyusun strategi memecahkan masalah.111

4) Memecahkan masalah

Berdasarkan Gambar 4.5, Subjek 2 tidak menulis operasi hitung untuk

menemukan jawaban. Akan tetapi, jawaban akhir yang ditulis oleh siswa sudah sesuai

dengan kunci jawaban. Pada Gambar 4.5 jawaban poin a sudah benar tetapi Subjek 2

tidak menuliskan darimana asal kedalaman kolam renang tersebut. Sedangkan pada

Gambar 4.5 jawaban poin b sudah benar, ia juga menyertakan alasan kenapa Imam

tidak tenggelam ketika memasuki kolam renang.112 Pada saat wawancara Subjek 2

ditanya terkait operasi hitung yang ia gunakan untuk memperoleh jawaban ini. Subjek

2 menyampaikan bahwa ia mencari jawaban dibantu oleh kakak-kakak pondok dalam

menentukan operasinya, tetapi ia sendiri yang mengoperasikan untuk menemukan

109 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 110 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 111 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 112 observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian.

Page 76: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

70

jawaban akhir. Subjek 2 membuat oret-oretan untuk menghitung tanpa menggunakan

kalkulator, oleh karena itu ia tidak menuliskan operasi hitung pada lembar

jawabnya.113

5) Meninjau kembali

Berdasarkan Gambar 4.5 jawaban akhir yang ditulis Subjek 2 sudah sesuai

dengan kunci jawaban akan tetapi belum dilengkapi dengan cara penyelesaiannya.114

Subjek 2 dimintai keterangan saat wawancara apakah ia memeriksa kembali jawaban

sebelum dikumpulkan serta berapa kali ia memeriksa jawaban tersebut. Kemudian ia

memberikan keterangan bahwa ia telah meneliti jawaban tetapi hanya sekali.115

b) Data kemampuan Subjek 2 pada soal nomor 2

Gambar 4.6 Lembar Jawab Nomer 2 Subjek 2

1) Membaca

Melalui kegiatan membaca siswa diharapkan mampu memahami soal.

berdasarkan Gambar 4.6, Subjek 2 tidak menuliskan apa yang diketahui dan

113 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 114 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 115 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian.

Page 77: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

71

ditanyakan oleh soal seperti yang diajarkan oleh guru matematika.116 Hal ini

menunjukkan bahwa ada kemungkinan Subjek 2 ini mengalami kesulitan pada saat

membaca dalam memahami soal. Saat wawancara Subjek 2 diminta untuk

menyebutkan variabel diketahui dan ditanyakan oleh soal. Ia dapat menyebutkannya

dengan benar.117 Melalui hal tersebut dapat diketahui bahwa, Subjek 2 sudah dapat

memahami soal hanya saja ia tidak menulis pemahamannya tersebut.

2) Mengeksplorasi

Menyajikan masalah kedalam bentuk yang mudah dipahami menggunakan

bahasanya sendiri merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan oleh siswa untuk

mengeksplorasikan pemahamannya. Selain tidak menulis apa yang diketahui dan

ditanyakan oleh soal, pada Gambar 4.6 Subjek 2 juga tidak menuliskan apa yang ia

pahami menggunakan bahasanya sendiri.118 Tetapi saat dimintai keterangan tentang

hal tersebut siswa dapat menyampaikan pemahamannya menggunakan bahasanya

sendiri.119

Siswa juga dapat mengeksplor pemahamannya dengan menggambar. Pada soal

nomer 2 ini, siswa diminta secara tidak langsung untuk mengamati Gambar 4.2 agar

dapat menentukan strategi yang akan digunakan untuk memecahkan masalah. Saat

ditanya nama bangun ruang dari Gambar 4.2, siswa menjawab “kubus”. 120 Jawaban

yang diberikan Subjek 2 sudah tepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia sudah dapat

membedakan kedua bangun tersebut. Subjek 2 tidak mengalami kesulitan dalam

mengeksplor pemahamannya, hanya saja ia tidak menuliskan eksplorasinya pada

lembar jawaban.

116 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 117 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 118 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 119 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 120 Ibid.

Page 78: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

72

3) Menyusun strategi

Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa secara tidak langsung telah

menuliskan susunan strategi yang ia gunakan untuk memecahkan masalah. Ia

menyusun strategi dengan runtut. Akan tetapi tidak terlalu detail.121 Pada Gambar 4.6

terlihat strategi yang digunakan oleh Subjek 2, mulai dari mengubah satuan,

menentukan volume kue, menentukan jumlah kue, menentukan hasil dari penjualan

kue, dan menentukan keuntungan dari penjualan kue. Subjek 2 tidak menuliskan

rumus apa yang ia gunakan. Ia juga tidak menuliskan bagaimana cara mengubah

satuan liter menjadi cm3, ia hanya menuliskan “8 liter = 8000”. Pada saat wawancara

Subjek 2 diminta untuk menyampaikan rumus volume bangun ruang kubus, ia pun

dapat menjawabnya dengan benar. Kemudian Subjek 2 ditanya lagi dari mana ia

mendapat “8 liter = 8000”, ia menjawab “dapatnya dari 1 liter = 1000 cm3.122

4) Memecahkan masalah

Berdasarkan Gambar 4.6, Subjek 2 menuliskan operasi hitung untuk

menemukan jawaban.123 Operasi hitung yang ditulis Subjek 2 terlihat disingat untuk

mempercepat penulisan. Pada saat wawancara diperoleh keterangan bahwa ia

menghitung sendiri menggunakan oret-oretan.124 Meskipun dalam menyusun strategi

ia dibantu oleh kakak pondok, ia tetap berusaha untuk menghitung sendiri. Hasil dari

operasi hitung Subjek 2 juga sudah benar. Berbeda dengan soal sebelumnya, ia terlihat

menggunakan keterampilan operasi hitungnya untuk menemukan jawaban akhir dari

soal ini. Disini Subjek 2 tidak terlihat mengalami kesulitan dalam melakukan operasi

hitung.

121 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 122 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 123 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 124 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian.

Page 79: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

73

5) Meninjau kembali

Berdasarkan Gambar 4.6 jawaban akhir yang dituliskan Subjek 2 sudah sesuai

dengan kunci jawaban.125 Subjek 2 pun dimintai keterangan saat wawancara apakah ia

meneliti terlebih dahulu jawabannya sebelum dikumpulkan dan apakah ia yakin

dengan jawaban tersebut. Ia pun memberikan keterangan bahwa ia telah meneliti

sebanyak satu kali jawaban tersebut bersamaan dengan nomer sebelumnya .126 Hal ini

menunjukkan bahwa Subjek 2 masih belum meneliti dengan benar seluruh

jawabannya. Meskipun jawaban akhir yang ia tuliskan sudah benar, namun masih ada

kekurangan saat menuliskan “8 liter = 8000” siswa belum menuliskan satuan cm3 pada

bilangan 8000.

c) Data kemampuan Subjek 2 pada soal nomor 3

Gambar 4.7 Lembar Jawab Nomer 3 Subjek 2

1) Membaca

Berdasarkan Gambar 4.7, Subjek 2 juga tidak menuliskan apa yang diketahui

dan ditanyakan oleh soal sama seperti yang terdapat pada Gambar 4.5 dan Gambar

125 Observasi 01/O1/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 126 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian.

Page 80: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

74

4.6.127 Disini ada kemungkinan siswa dengan sengaja tidak menuliskannya sama

seperti pada soal-soal sebelumnya karena Subjek 2 merasa binggung. Subjek 2 kembali

dimintai keterangan mengenai hal tersebut. Ia dapat menyebutkan variabel yang

diketahui dan ditanya pada soal setelah membacanya satu kali. Ia dapat

menyebutkannya menggunakan bahasanya sendiri.128 Hal ini menunjukkah bahwa

Subjek 2 sudah dapat memahami soal hanya saja ia tidak menuliskannya pada lembar

jawab karena merasa kebinggungan, dengan kata lain Subjek 2 mengalami kesulitan

dalam menuliskan variabel yang diketahui dan yang ditanyakan oleh soal.

2) Mengeksplorasi

Menyajikan masalah kedalam bentuk yang mudah dipahami menggunakan

bahasanya sendiri merupakan salah satu cara siswa mengeksplorasikan

pemahamannya. Sama seperti di lembar jawab sebelumnya, Subjek 2 tidak menuliskan

diketahui dan ditanya sesuai yang diajarkan oleh guru matematika. ia juga tidak

menuliskan kembali apa yang ia pahami dari soal menggunakan bahasanya sendiri.129

Setelah diminta untuk menceritakan permasalahan yang ada pada soal, ia dapat

menceritakannya meskipun hanya singkat.130

3) Menyusun strategi

Berdasarkan gambar 4.7, Subjek 2 terlihat bahwa ia telah menyusun strategi

untuk memecahkan masalah.131 Langkah-langkahnya dalam menyelesaikan masalah

dapat dipahami dengan mudah karena tersusun dengan rapi. Siswa juga menuliskan

rumus volume bangun ruang dengan tepat, menentukan berapa kali truk mengangkut

tanah, menetukan jumlah uang yang diperlukan Pak Ahmad, dan mengevaluasi apakah

127 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 128 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 129 Observasi 01/O2/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 130 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 131 Observasi 01/O2/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 81: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

75

uang yang dimiliki Pak Ahmad dapat membeli seluruh tanah yang diperlukan. Subjek

2 kembali dimintai keterangan tentang susunan strategi yang ia tulis, ia menyusun

strategi ini bersama dengan kakak pondok. Meskipun demikian ia tidak hanya

mengandalkan kakak pondok, ia juga ikut menyusun strategi dan menentukan rumus

yang akan digunakan.132

4) Memecahkan masalah

Berdasarkan Gambar 4.7, Subjek 2 menuliskan operasi hitung dengan lengkap

dan detail. Operasi hitung perkalian dan pembagian digunakan dengan tepat.133 Pada

saat wawancara diperoleh keterangan yang sama dengan soal-soal sebelumnya, bahwa

ia menghitung menggunakan oret-oretan tanpa menggunakan kalkulator dalam

mengoperasikannya.134 Disini juga terlihat bahwa Subjek 2 tidak mengalami kesulitan

operasi hitung pada langkah memecahkan masalah ini.

5) Meninjau kembali

Berdasarkan Gambar 4.7 kedua jawaban akhir Subjek 2 dari poin a dan poin b

sudah sesuai dengan kunci jawaban.135 Subjek 2 memberikan keterangan yang sama

saat wawancara, bahwa ia telah meneliti jawaban tersebut sebelum mengumpulkan

jawabannya sebanyak satu kali bersamaan dengan nomer-nomer sebelumnya.136 Pada

nomor ini Subjek 2 telah meneliti dengan benar seluruh jawabannya. Karena jawaban

akhir yang ia tuliskan sudah benar dan tertulis jelas darimana asal jawaban tersebut

meskipun ia tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.

Berdasarkan Gambar 3.5, Gambar 3.6, dan Gambar 3.7 Subjek 2 tidak menulis yang

diketahui dan ditanyakan oleh soal. Subjek 2 hanya menuliskan jawaban akhir pada nomer

132 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 133 Observasi 01/O2/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 134 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 135 Observasi 01/O2/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 136 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian.

Page 82: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

76

1. Sedangkan pada nomer 2 dan nomer 3, Subjek 2 menyertakan langkah penyelesaian

masalah.137 Subjek 2 tidak menulis yang diketahui dan ditanya karena ia merasa

kebinggungan. Berdasarkan hasil wawancara, pada dasarnya Subjek 2 tidak begitu menyukai

pelajaran matematika. Akan tetapi karena ia rajin membaca buku dan mengerjakan tugas

dari guru, ia mampu memecahkan masalah matematika meskipun belum maksimal, dengan

kata lain siswa masih mengalami kebingungan dalam mengerjakan soal.138 Ia merasa kalau

jawaban dari soal matematika itu beranak. Hal tersebut yang mengakibatkan Subjek 2 tidak

begitu menyukai pelajaran ini, sehingga Subjek 2 kurang berbakat dan berminat dalam

pelajaran ini, sehingga mengakibatkan ia mengalami kebinggungan atau kesulitan belajar

matematika.

Pada saat pembelajaran daring Subjek 2 tidak menonton video yang dibagikan oleh

guru. Ia hanya mengerjakan tugas-tugas yang dibagikan oleh guru. Kemampuan yang

dimiliki Subjek 2 dalam materi ini, ia peroleh dari membaca buku pelajaran yang dibagikan

oleh pihak madrasah.139 Subjek 2 ini mampu memotivasi dirinya sendiri, sehingga kesulitan

belajar yang ia alami tidak terlalu banyak. Subjek 2 hanya mengalami kebinggungan saat

menuliskan jawaban tetapi ia masih dapat menyelesaikannya.

Subjek 2 ini tinggal di pondok, ia tidak mendapat pemdampingan secara langsung dari

orang tua dan keluarga. Akan tetapi ia tetap memperoleh pendampingan dari orang yang

lebih berpengalaman saat mengerjakan soal.140 Guru mengetahui bahwa sesekali orang tua

dari Subjek 2 menjenguknya di pondok.141.

137 Observasi 01/O2/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 138 Aqeela Ifra Hilwana, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W2/23-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 139 Ibid. 140 Ibid. 141 Nur Cholis, Guru Matematika Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W4/23-2/2021, Lampiran

Laporan Hasil Penelitian.

Page 83: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

77

3. Kemampuan Subjek 3 dari Kelompok Tinggi

Siswa yang memasuki kelompok tinggi ialah siswa yang memiliki kemampuan tinggi

dalam memecahkan masalah. Subjek 3 yang masuk dalam kelompok ini, pada lembar

jawabnya tertuliskan jawaban akhir beserta cara pemecahan masalahnya yang lengkap. Ia

memiliki kemungkinan sudah bisa memahami soal tes yang diberikan oleh peneliti. Berikut

akan disampaikan hasil belajar Subjek 3 dari kelompok tinggi yang telah direduksi

berdasarkan tahapan pemecahan masalah menurut Krulik dan Rusdick.

a) Data kemampuan Subjek 3 pada soal nomor 1

1) Membaca

Gambar 4.8 Lembar Jawab Nomer 1 Subjek 3 Bagian Diketahui Dan Ditanya

Berdasarkan Gambar 4.8, Subjek 3 dapat menuliskan variabel yang diketahui

dan ditanyakan oleh soal.142 Saat diwawancarai Subjek 3 memberikan keterangan

bahwa ia paham dengan yang telah ia tulis sesuai Gambar 4.8. Ia dapat menyebutkan

variabel yang diketahui dan ditanya pada soal sesuai dengan yang ia tuliskan dilembar

jawabnya.143 Hal ini menunjukkan bahwa siswa ketiga ini tidak mengalami kesulitan

dalam memahami soal setelah membacanya.

142 Observasi 01/O3/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 143 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian.

Page 84: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

78

2) Mengeksplorasi

Gambar 4.9 Lembar Jawab Nomer 1 Subjek 3 Bagian Jawaban Poin a

Menggambar merupakan salah satu cara untuk mengeksplorasikan pemahaman

siswa. Berdasarkan Gambar 4.9 menggambar kolam renang dilihat dari sudut pandang

bangun balok, sehingga letak kedalaman kolam renang dapat terlihat. Gambar balok

pada Gambar 4.9 yang dibuat oleh Subjek 3 masih kurang rapi. Ukuran yang dituliskan

pada gambar sudah sesuai dengan soal.144

Saat diwawancarai Subjek 3 terlihat yakin dengan jawaban yang ia berikan. Ia

yakin bahwa gambar kolam renang yang ia buat sudah berbentuk balok seperti yang

diminta oleh soal. Setelah diwawancarai secara mendalam tentang pemahaman Subjek

3, ternyata ia sudah dapat membedakan antara bangun kubus dan balok. Ia dapat

menyebutkan contoh dari kedua bangun tersebut yang ada dikehidupan sehari-harinya.

Ia juga dapat menyebutkan rumus volume kedua bangun ruang tersebut.145

Berdasarkan Gambar 4.8, Gambar 4.9, dan keterangan yang diberikan Subjek 3 saat

wawancara dapat disimpulkan bahwa Subjek 3 ini tidak mengalami kesulitan dalam

mengeksplor pemahamannya melalui gambar.

144 Observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 145 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian.

Page 85: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

79

3) Menyusun strategi

Gambar 4.10 Lembar Jawab Nomer 1 Subjek 3 Bagian Jawaban Poin b

Berdasarkan Gambar 4.10, Subjek 3 menuliskan susunan strategi yang ia

gunakan untuk memecahkan masalah pada soal. Strategi yang disusun siswa sudah

tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.146 Rumus volume bangun ruang juga ia

tuliskan pada lembar jawabnya. Pada saat wawancara Subjek 3 memberikan

keterangan bahwa ia dibantu oleh kakaknya dirumah untuk menyusun strategi tersebut.

Meskipun dibantu oleh kakaknya, siswa tetep ikut mengerjakan soal tersebut.

Kakaknya hanya membantu pada saat meneliti kembali jawaban.147

4) Memecahkan masalah

Berdasarkan Gambar 4.10, Subjek 3 telah menulis operasi hitung untuk

menemukan jawaban dengan jelas dan benar. Subjek 3 menuliskan operasi hitung yang

ia gunakan untuk menemukan tinggi kolam dan menyertakan alasan yang logis kenapa

Imam tidak tenggelam ketika memasuki kolam renang.148 Pada saat wawancara Subjek

3 ditanya bagaimana cara ia menghitung untuk memperoleh jawaban ini. Untuk

mempermudahnya dalam menghitung ia tidak hanya menggunakan oret-oretan, tetapi

ia juga menggunakan kalkulator.149

146 Observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 147 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 148 observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 149 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian.

Page 86: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

80

5) Meninjau kembali

Berdasarkan Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 jawaban akhir yang ditulis Subjek 3

sudah sesuai dengan kunci jawaban. Pada Gambar 4.9 Subjek 3 tidak menuliskan

berapa ukuran kedalaman kolam, karena didalam soal belum diketahui ukuran

kedalamaannya. Pada Gambar 4.10 Subjek 3 menuliskan operasi hitung yang ia

gunakan untuk menemukan tinggi kolam dan menyertakan alasan yang logis kenapa

Imam tidak tenggelam ketika memasuki kolam renang.150 Subjek 3 dimintai

keterangan saat wawancara apakah ia memeriksa kembali jawaban sebelum

dikumpulkan serta bagaimana ia memeriksa jawaban tersebut. Kemudian ia

memberikan keterangan bahwa ia telah meneliti jawaban. Saat meneliti jawaban ia

dibantu oleh kakaknya dirumah.151

a) Data kemampuan Subjek 3 pada soal nomor 2

1) Membaca

Gambar 4.11 Lembar Jawab Nomer 2 Subjek 3 Bagian Diketahui dan Ditanya

Melalui kegiatan membaca siswa diharapkan mampu memahami soal.

berdasarkan Gambar 4.11, Subjek 3 menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan

oleh soal seperti yang diajarkan oleh guru matematika.152 Ia menuliskannya dengan

detail pemahamannya dari soal. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan Subjek

3 sudah mampu memahami soal dan tidak mengalami kesulitan pada saat membaca.

150 observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 151 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 152 Observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian.

Page 87: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

81

Saat wawancara siswa diminta untuk menyebutkan kembali variabel diketahui dan

ditanyakan oleh soal. Ia dapat menyebutkannya dengan benar.153

2) Mengeksplorasi

Menyajikan masalah kedalam bentuk yang mudah dipahami menggunakan

bahasanya sendiri merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan oleh siswa untuk

mengeksplorasikan pemahamannya. Berdasarkan Gambar 4.11, Subjek 3 telah

menuliskan apa yang ia pahami pada lembar jawab sesuai format yang diajarkan oleh

guru matematika.154 Saat diwawancarai peneliti meminta Subjek 3 untuk

menyampaikan menggunakan bahasanya sendiri. Siswa dapat menceritakan kembali

seperti apa masalah yang ada pada soal tersebut.155

Menggambar juga merupakan salah satu cara untuk mengeksplorasikan

pemahaman siswa. Subjek 3 diminta secara tidak langsung untuk mengamati Gambar

4.2 pada soal nomer 2 agar dapat menentukan strategi yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah. Saat ditanya nama bangun ruang dari Gambar 4.2, Subjek 3

menjawab “kubus”. 156 Jawaban yang diberikan Subjek 3 sudah tepat. Subjek 3 terlihat

tidak mengalami kesulitan mengeksplorasikan pemahamannya pada soal.

3) Menyusun strategi

Gambar 4.12 Lembar Jawab Nomer 2 Subjek 3 Bagian Jawab

153 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 154 Observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 155 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 156 Ibid.

Page 88: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

82

Berdasarkan Gambar 4.12, Subjek 3 telah menuliskan susunan strategi yang ia

gunakan untuk memecahkan masalah. Ia menyusun strategi dengan runtut mulai dari

menentukan volume kue per biji sampai dengan mencari keuntungan dari menjual kue.

Subjek 3 menulisnya dengan detail. Berdasarkan Gambar 4.12 terlihat mengalami

kesulitan dalam menyusun strategi untuk mengubah satuan dari liter menjadi cm3. Ia

mengubah satuan liter ke m3 terlebih dahulu kemudian baru dirubah menjadi cm3.

Padahal ada cara yang lebih mudah untuk mengubah satuan liter ke cm3, didalam soal

juga sudah diberi keterangan.157 Peneliti menanyakan kepada Subjek 3 letak kesulitan

yang ia alami ketika menyelesaikan soal nomer 2. Subjek 3 mengakui bahwa ia

mengalami kebinggungan pada soal nomer 2 dalam mengubah satuan volume dari liter

ke cm3.158

4) Memecahkan masalah

Berdasarkan Gambar 4.12 Subjek 3 menuliskan operasi hitung yang dilakukan

siswa untuk menemukan jawaban dengan detail.159 Meskipun ia mengalami kesulitan

dalam operasi hitung saat mengubah satuan liter menjadi cm3 akan tetapi ia dapat

menangani masalah tersebut. Ia pun juga menuliskan dengan detail caranya mengubah

satuan tersebut dengan caranya sendiri. Untuk mempermudahnya dalam menghitung

ia tidak hanya menggunakan oret-oretan, tetapi ia juga menggunakan kalkulator.160

5) Meninjau kembali

Berdasarkan Gambar 2.12 jawaban akhir Subjek 3 sudah sesuai dengan kunci

jawaban.161 Subjek 3 dimintai keterangan saat wawancara apakah ia meneliti terlebih

dahulu jawabannya sebelum dikumpulkan dan bagaimana ia meneliti jawabannya

157 Observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 158 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 159 Observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian. 160 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 161 Observasi 01/O3/18-2/2021, lampiran laporan hasil penelitian.

Page 89: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

83

tersebut. Ia memberikan keterangan bahwa ia telah meneliti jawabannya sebelum

dikumpulkan. Ia dibantu kakaknya saat meneliti jawaban tersebut.162 Berdasarkan

Gambar 4.12 dan keterangan yang diberikan Subjek 3, dapat disimpulkan bahwa

Subjek 3 benar-benar meneliti jawabannya sebelum dikumpulkan karena pada lembar

jawab siswa juga tidak ditemukan kesalahan siswa dalam mengerjakan.

b) Data kemampuan Subjek 3 pada soal nomor 3

1) Membaca

Gambar 4.13 Lembar Jawab Nomer 3 Subjek 3 Bagian Diketahui dan Ditanya

Berdasarkan Gambar 4.13, Subjek 3 menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyakan oleh soal sama seperti Gambar 4.8 dan Gambar 4.11. Subjek 3 menulis

yang diketahui pada soal mulai dari ukuran bak truk, ukuran kolam, harga tanah per

truk, dan uang Pak Ahmad. Ia juga menulis yang ditanya pada soal yaitu berapa kali

truk mengangkut tanah dan apakah uang Pak Ahmad dapat membeli seluruh tanah

untuk menutup tanah. Ia menuliskannya dengan detail.163 Subjek 3 kemungkinan tidak

mengalami kesulitan dalam menulisnya. Subjek 3 ini kembali dimintai keterangan

mengenai hal tersebut. Saat wawancara Subjek 3 kembali memberikan keterangan

bahwa ia benar-benar paham dengan apa yang telah ia tuliskan di lembar jawaban. Ia

162 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 163 Observasi 01/O3/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 90: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

84

dapat menyebutkan variabel yang diketahui, nilai dari variabel tersebut, serta yang

ditanya pada soal sesuai dengan yang ia tuliskan dilembar jawabnya.164 Hal ini

menunjukkah bahwa Subjek 3 sudah dapat memahami soal dan menulisnya pada

lembar jawab, dengan kata lain siswa tidak mengalami kesulitan dalam membaca soal

karena ia dapat menuliskan variabel yang diketahui dan yang ditanya.

2) Mengeksplorasi

Menyajikan masalah kedalam bentuk yang mudah dipahami menggunakan

bahasanya sendiri merupakan salah satu cara mengeksplorasikan pemahaman siswa.

Berdasarkan Gambar 4.13, Subjek 3 menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan

oleh soal sama seperti Gambar 4.8 dan Gambar 4.11. Subjek 3 menulisnya dengan

detail.165 Sama seperti soal-soal sebelumnya, saat diminta untuk menyebutkan dan

menceritakan kembali yang diketahui dan yang ditanya pada soal, siswa dapat

menyebutkannya setelah membacanya kembali.166 Hal ini menunjukkan bahwa Subjek

3 benar-benar sudah dapat memahami soal dan tidak mengalami kesulitan saat

mengeksplorasikan masalah yang ada pada soal.

3) Menyusun strategi

Gambar 4.14 Lembar Jawab Nomer 3 Subjek 3 Bagian Jawab

164 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 165 Observasi 01/O3/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 166 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian.

Page 91: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

85

Berdasarkan Gambar 4.14, Subjek 3 telah menyusun strategi untuk memecahkan

masalah.167 Langkah-langkahnya dalam menyelesaikan masalah dapat dipahami

dengan mudah karena tersusun dengan rapi. Subjek 3 juga menuliskan rumus volume

bangun ruang dengan tepat, strategi menentukan berapa kali truk mengangkut tanah,

strategi menetukan jumlah uang yang diperlukan Pak Ahmad dan strategi untuk

mengevaluasi apakah uang yang dimiliki Pak Ahmad dapat membeli seluruh tanah

yang diperlukan. Saat menyusun langkah-langkah pemecahan masalah, Subjek 3

dibantu oleh kakaknya dirumah. Akan tetapi, ia tetep ikut mengerjakan soal tersebut.

Setelah diwawancarai secara mendalam tentang pemahamannya, ternyata Subjek 3 ini

sudah dapat membedakan antara bangun kubus dan balok. Ia dapat menyebutkan

contoh kedua bangun tersebut yang ada dikehidupan sehari-harinya. Ia juga dapat

menyebutkan rumus volume kedua bangun ruang tersebut. Kakaknya hanya

membentu pada saat meneliti kembali jawaban.168 Berdasarkan Gambar 4.14 dan hasil

wawancara, dapat diketahui bahwa Subjek 3 tidak mengalami kesulitan dalam

menyusun strategi. Ia dapat menyusun sendiri strategi tersebut dan ia juga mendapat

pengawasan dari kakaknya yang lebih berpengalaman.

4) Memecahkan masalah

Berdasarkan Gambar 4.14, Subjek 3 menulis operasi hitung dengan lengkap dan

detail. Operasi hitung yang ditulis Subjek 3 sudah benar sehingga jawaban akhir yang

diperoleh siswa sudah sesuai dengan kunci jawaban. Penggunaan operasi hitung

perkalian dan pembagian digunakan dengan tepat. Selain itu ia juga memberikan

alasan saat menjawab soal evaluasi. Ada sedikit coretan Gambar 4.14, peneliti mengira

itu hanya sebuah kesalahan Subjek 3 dalam menulis, karena siswa menuliskan

167 Observasi 01/O3/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 168 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian.

Page 92: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

86

jawabannya dengan pulpen sehingga ia tidak dapat menghapusnya.169 Saat wawancara

ia memberikan keterangan bahwa itu hanya salah penulisan yaitu kurangnya tanda

perkalian.170 Berdasarkan Gambar 4.14 dan hasil wawancara diketahui bahwa Subjek

3 tidak mengalami kesulitan operasi hitung meskipun pada nomer sebelumnya ia

mengalami kesulitan dalam mengubah satuan.

5) Meninjau kembali

Berdasarkan Gambar 3.14 kedua jawaban akhir yang ditulis Subjek 3 sudah

sesuai dengan kunci jawaban.171 Subjek 3 memberi keterangan yang sama saat

wawancara. Bahwa ia telah meneliti jawaban tersebut sebelum mengumpulkan

jawabannya bersamaan kakaknya yang ada dirumah.172 Guru matematika memberikan

keterangan bahwa presentase siswa yang memiliki kemampuan seperti Subjek 3

mamang sedikit dalam satu kelas. Siswa yang dapat menulis jawaban akhir dengan

benar biasanya sudah bisa dari awal mulai dari memahami soal sampai menemukan

jawabannya. Siswa yang memiliki kemampuan seperti Subjek 3 biasanya meneliti

terlebih dahulu jawabannya sebelum dikumpulkan untuk meminimalisir kesalahan.173

Berdasarkan Gambar 3.14 dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa Subjek 3 telah

meneliti dengan benar seluruh jawabannya. Karena jawaban akhir yang ia tuliskan

sudah benar dan tertulis jelas asal jawaban tersebut sesuai dengan pemahamnya.

Berdasarkan Gambar 4.8, Gambar 4.9, Gambar 4.10, Gambar 4.11, Gambar 4.12,

Gambar 2.13, dan Gambar 4.14, Subjek 3 menulis secara lengkap jawaban soal mulai dari

yang diketahui, ditanya, dan penyelesaian soal.174 Berdasarkan hasil wawancara, Subjek 3

169 Observasi 01/O3/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 170 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 171 Observasi 01/O3/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian. 172 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 173 Nur Cholis, Guru Matematika Kelas V MIN 2 Ponorog, Wawancara 02/W4/26-2/2021, Lampiran Laporan

Hasil Penelitian. 174 Observasi 01/O3/18-2/2021, Lampiran Laporan Hasil Penelitian.

Page 93: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

87

menyukai pelajaran matematika karena dia merasa senang dengan materi bangun ruang

ini.175 Ia merasa pelajaran ini sesuai dengan bidangnya. Subjek 3 memiliki bakat dan minat

dalam pelajaran ini sehingga mengakibatkan Subjek 3 berkurangnya kesulitan belajar

matematika.

Pembelajaran pada tahun ini berlangsung secara daring (dalam jaringan), guru

membuat video untuk menyampaikan pembelajaran. Subjek 3 aktif dalam mengikuti

pembelajaran daring ini, mulai dari menonton video pembelajaran sampai mengerjakan

tugas-tugas dari guru matematika. Ia juga membaca buku pelajaran yang dibagikan oleh

pihak sekolah.176 Pada saat wawancara, guru juga memberikan keterangan bahwa

kemampuan siswa juga dipengaruhi oleh kedekatan siswa dengan guru yang ada di

madrasah. Ketika siswa memiliki kedekatan dengan guru, biasanya ada feedback dari guru.

Subjek 3 memiliki kedekatan dengan guru.177 Besarnya motivasi yang dimiliki Subjek 3

dapat mengurangi kesulitan belajarnya.

Berdasarkan hasil wawancara, Subjek 3 mengerjakan soal ini pada waktu luang dihari

minggu dan senin setelah pengambilan soal pada hari sabtu. Pada saat mengerjakan soal ia

tidak ditemani oleh orang tuanya, karena orang tuanya sedang bekerja, ia hanya ditemani

oleh kakaknya saat mengerjakan soal.178 melalui hal tersebut dapat dilihat bahwa meskipun

siswa tidak mendapat perhatian dari orang tua, akan tetapi ia mendapat perhatian dari

anggota kelurga yang lain. Hal tersebut dapat mengurangi kesulitan siswa dalam belajar.

175 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian. 176 Ibid. 177 Nur Cholis, Guru Matematika Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran

Laporan Hasil Penelitian. 178 Fadila Nur Laily, Siswa Kelas V MIN 2 Ponorogo, wawancara 02/W3/23-2/2021, Lampiran Laporan Hasil

Penelitian.

Page 94: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Kesulitan Belajar Matematika dalam Memahami Soal HOTS pada Setiap

Tahapan Pemecahan Masalah Matematika Kruliks dan Rudnick

Peneliti telah memperoleh data kesulitan belajar dari lokasi penelitian. Data yang

diperoleh peneliti telah direduksi berdasarkan teori tahapan pemecahan masalah matematika

menurut Kruliks dan Rudnick. Kesulitan belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1 kesulitan belajar subjek penelitian

Tahapan pemecahan masalah matematika Soal nomor

1 (C5) 2(C4) 3(C5)

Subjek 1

Membaca √ √ √

Mengeksplorasi √ √ √

Memilih strategi √ √ √

Menyelesaikan masalah √ √ √

Meninjau kembali √ √ √

Subjek 2

Membaca √ √ √

Mengeksplorasi × × ×

Memilih strategi √ × ×

Menyelesaikan masalah √ × ×

Meninjau kembali × × ×

Subjek 3

Membaca × × ×

Mengeksplorasi × × ×

Memilih strategi × × ×

Menyelesaikan masalah × √ ×

Meninjau kembali × × ×

Keterangan : √ = Subjek mengalami kesulitan belajar

× = Subjek tidak mengalami kesulitan belajar

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa setiap subjek mengalami kesulitan belajar

pada tahapan pemecahan masalah yang berbeda-beda. Ketiga subjek tersebut memiliki

kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga kesulitan belajar matematika yang mereka alami

88

Page 95: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

89

juga berbeda-beda. Tingkat kesulitan yang dialami setiap subjek juga berbeda-beda. Berikut

akan paparkan hasil analisis peneliti terhadap kesulitan belajar masing-masing subjek pada

setiap tahapan pemecahan masalah matematika menurut Kruliks dan Rudnick.

1. Kesulitan menulis kata kunci

Melalui kegiatan membaca siswa diharapkan mampu mengenali masalah yang ada.

Hal yang dilakukan siswa pada tahap membaca ialah mencatat kata kunci, menentukan yang

diketahui dan yang ditanyakan serta menyatakan kembali masalah tersebut. Setiap subjek

mengalami kesulitan yang berbeda-beda pada tahap ini. Pada tahap membaca siswa

berkemampuan rendah mengalami kesulitan belajar. Ia mengalami kesulitan dalam mencatat

kata kunci berupa variabel-variabel yang ada pada soal. Ia juga mengalami kesulitan dalam

menentukan yang diketahui dan yang ditanyakan serta menyatakan kembali masalah tersebut

secara lisan maupun tertulis. Ia belum memahami soal yang ia baca. Siswa berkemampuan

sedang juga mengalami kesulitan dalam mencatat kata kunci berupa variabel-variabel yang

ada pada soal. Ia tidak mengalami kesulitan dalam menentukan yang diketahui dan yang

ditanyakan. Ia sudah dapat memahami soal yang ia baca. Ia hanya mengalami kesulitan

dalam menyatakan kembali masalah dalam bentuk tulisan. Siswa berkemampuan tinggi

tidak mengalami kesulitan belajar. ia dapat mencatat kata kunci berupa variabel-variabel

yang ada pada soal. ia dapat menentukan yang diketahui dan yang ditanyakan serta

menyatakan kembali masalah tersebut secara lisan maupun tertulis. Siswa berkemampuan

tinggi sudah dapat memahami soal yang ia baca. Berdasarkan ketiga kelompok kemampuan

siswa tersebut, secara umum pada tahap membaca siswa mengalami kesulitan menulis kata

kunci berupa variabel-variabel yang diketahui dan ditanya pada soal.

2. Kesulitan mengidentifikasi dan mengorganisasikan informasi pada soal

Pada tahap ini siswa mengidentifikasi masalah yang diberikan, menyajikan masalah

kedalam cara yang mudah dipahami. Siswa juga mengorganisasikan informasi yang ia

peroleh serta mencari informasi yang diperlukan dan yang tidak diperlukan untuk

Page 96: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

90

menyelesaikan masalah. Siswa berkemampuan rendah mengalami kesulitan dalam

mengidentifikasi masalah pada soal. Sehingga ia tidak mampu menyajikan masalah tersebut

kedalam bentuk lain yang mudah dipahami. Ia juga mengalami kesulitan mengorganisasikan

informasi yang ia peroleh serta mencari informasi yang diperlukan dan yang tidak diperlukan

untuk menyelesaikan masalah. Akan tetapi ia tetap berusaha menyajikan sebagian masalah

yang dapat ia tangkap. Berbeda dengan siswa berkemampuan sedang dan siswa

berkemampuan tinggi, mereka sudah dapat mengidentifikasi masalah yang diberikan pada

soal. Mereka tidak mengalami kesulitan dalam menyajikan masalah kedalam bentuk lain

yang lebih mudah dipahami. Mereka juga dapat mengorganisasikan informasi yang ia

peroleh serta mencari informasi yang diperlukan dan yang tidak diperlukan untuk

menyelesaikan masalah. Berdasarkan ketiga kelompok kemampuan siswa tersebut, siswa

pada tahap ini siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah dan menyajikan

kembali masalah dalam bentuk lain, serta mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan

informasi yang ada pada soal.

3. Kesulitan menentukan pola strategi memecahkan masalah

Pada tahap ini siswa menarik kesimpulan atau membuat hopitesis mengenai

bagaimana cara menyelesaikan masalah yang diperoleh pada dua tahap sebelumnya. Siswa

menemukan atau membuat pola berupa susunan strategi untuk memecahkan masalah. Siswa

berkemampuan rendah mengalami kesulitan pada dua tahap sebelumnya. Ia belum dapat

memahami masalah yang ada pada soal. Oleh karena itu, ia juga mengalami kesulitan dalam

menemukan dan membuat pola berupa susunan strategi untuk memecahkan masalah. Siswa

berkemampuan sedang mengalami kesulitan mencatat kata kunci berupa variabel-variabel

yang ada pada soal, akan tetapi ia sudah dapat memahami soal. Pada tahap ini ia dapat

menemukan dan membuat pola berupa susunan strategi untuk memecahkan masalah. Ia

kembali mengalami kesulitan dalam mencatat susunan strategi yang ia gunakan pada salah

satu soal. Siswa berkemampuan tinggi dapat menemukan dan membuat pola berupa susunan

Page 97: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

91

strategi untuk memecahkan masalah, tanpa mengalami kesulitan saat menyusun strategi.

Berdasarkan ketiga kelompok kemampuan tersebut, pada tahap ini siswa mengalami

kesulitan dalam menemukan dan menentukan pola strategi untuk memecahkan masalah.

Munculnya kesulitan ini salah satunya dipengaruhi oleh dua tahap sebelumnya. Jika pada

tahap sebelumnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami masalah, mengidentifikasi

masalah, menyajikan masalah, atau mengorganisasikan informasi, maka siswa pada tahap

ini juga akan mengalami kesulitan saat menentukan pola strategi memecahkan masalah.

4. Kesulitan memprediksi jawaban

Pada tahap ini siswa menggunakan semua keterampilan matematika seperti

menghitung dilakukan untuk menemukan suatu jawaban. Kegiatan yang dilakukan siswa

pada tahap ini ialah memprediksi, menggunakan kemampuan berhitung, dan menggunakan

kalkulator jika diperlukan. Siswa berkemampuan rendah mengalami kesulitan pada tahap

ini. Ia tidak memprediksi terlebih dahulu jawaban yang diinginkan soal. Ia juga tidak

menggunakan kemampuan berhitungnya untuk menyelesaikan masalah. Ia hanya

menggunakan kalkulator untuk menyelesaikan masalah. Jawaban akhir yang diperoleh siswa

ini juga belum sesuai karena ia menggunakan kalkulator tanpa mengetahui operasi

hitungnya. Siswa berkemampuan sedang dan siswa berkemampuan tinggi dapat

memprediksi terlebih dahulu jawaban yang diinginkan soal. Saat menuliskan jawaban akhir

dari soal, mereka menyertakan alasannya. Mereka menggunakan kemampuan berhitung

untuk menyelesaikan masalah.

Saat mereka menggunakan kemampuan berhitung, mereka mengalami kesulitan.

Kesulitan yang mereka alami berbeda-beda. Siswa berkemampuan sedang mengalami

kesulitan dalam menuliskan operasi hitung pada salah satu soal. Sedangkan siswa

berkemampuan tinggi mengalami kesulitan melakukan operasi hitung untuk mengubah

satuan. Mereka dapat mengatasi kesulitan belajar tersebut. Siswa berkemampuan sedang

tidak menggunakan kalkulator dalam operasi hitungnya, ia hanya menggunakan kertas oret-

Page 98: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

92

oretan. Siswa berkemampuan tinggi tidak hanya menggunakan kertas oret-oretan, akan

tetapi ia juga menggunakan kalkulator untuk memudahkan dalam operasi hitung.

Berdasakan ketiga kelompok kemampuan tersebut, kesulitan belajar yang dialami siswa

pada tahap ini ialah kesulitan memprediksi jawaban yang diinginkan oleh soal dan kesulitan

melakukan operasi hitung untuk menemukan jawaban.

5. Kesulitan mendiskusikan jawaban akhir

Pada tahap ini, siswa mengecek kembali jawaban dan melihat variasi dari cara

memecahkan masalah. Kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap ini ialah siswa memeriksa

kembali jawaban dan mendiskusikan jawabannya tersebut. Siswa berkemampuan rendah

memeriksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan. Ia juga mendiskusikan jawabannya

dengan teman sebayanya. Pada tahap ini ia mengalami kesulitan belajar. Ia tidak dapat

membedakan jawaban yang benar dan yang salah, karena ia hanya mendiskusikannya

dengan teman sebayanya yang memiliki kemampuan sama dengannya. Siswa

berkemampuan sedang dan siswa berkemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan belajar

pada tahap ini. Mereka memeriksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan. Mereka juga

telah mendiskusikan jawabannya dengan orang yang lebih berpengalaman atau orang yang

memiliki kemampuan lebih dari mereka. Sehingga mereka dapat mengetahui dan

membedakan jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Berdasarkan ketiga kelompok

kemampuan tersebut, pada tahap ini kesulitan dialami saat siswa mendiskusikan jawaban

akhir. Siswa yang mendiskusikan jawabannya dengan orang yang tepat akan dapat

mendiskusikan jawaban dengan benar.

Soal HOTS yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian ialah soal HOTS

kategori C4 (menganalisis) dan C5 (mengevaluasi). Ketiga subjek tersebut memiliki

kemampuan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan soal HOTS tersebut. Sehingga kesulitan

belajar matematika yang mereka alami juga berbeda-beda. Tingkat kesulitan yang dialami

setiap subjek juga berbeda-beda. Kesulitan yang dialami oleh subjek berkemampuan rendah

Page 99: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

93

belum tentu sama dengan kesulitan yang di alami oleg subjek berkemampuan sedang atau pun

tinggi, demikian juga sebaliknya. Berikut kesulitan yang dialami setiap subjek dalam

memahami soal HOTS.

1. Kesulitan belajar soal HOTS kategori C4 (menganalisis)

Soal HOTS kategori C4 pada soal tes terdapat pada soal nomor 2. Berdasarkan

pemaparan data khusus yang terdapat pada bab IV. Setiap subjek penelitian mengalami

kesulitan belajar yang berbeda-beda pada setiap tahap pemecahan masalah. Pada penelitian

ini subjek dengan kemampuan rendah mengalami kesulitan pada setiap tahap pemecahan

masalah. Ia mengalami kesulitan pada tahap membaca, tahap eksplorasi, tahap menyusun

strategi, tahap memecahkan masalah, dan tahap meninjau kembali saat menganalisis soal.

Kesulitan yang dialami meliputi kesulitan menuliskan kata kunci, kesulitan mengidentifikasi

dan mengorganisasikan informasi, menyusun stategi pemecahan masalah, memprediksi

jawaban, dan mendiskusikan jawaban. Berbeda dengan subjek dengan kemampuan sedang,

ia mengalami kesulitan pada tahap membaca yaitu dalam menulis kata kunci. Ia tidak

mengalami kesulitan pada tahap yang lainnya. Sedangkan subjek dengan kemampuan tinggi,

ia tidak mengalami kesulitan pada tahap membaca. Ia mengamali kesulitan pada tahap

menyelesaikan masalah yaitu pada saat mengubah satuan. Pada tahap yang lainnya ia tidak

mengalami kesulitan. Strategi yang ia gunakan untuk memecahkan masalah tesusun rapi,

sehingga mudah dipahami.

2. Kesulitan belajar matematika soal HOTS kategori C5 (mengevaluasi)

Soal HOTS kategori C5 pada soal tes terdapat pada soal nomor 1 dan nomor 3. Setiap

subjek mengalami kesulitan yang berbeda pada soal kategori C5 (mengevaluasi) ini. Subjek

dengan kemampuan rendah ia mengalami kesulitan pada setiap tahap pemecahan masalah.

Akan tetapi pada tahap mengeksplorasi ia dapat menggambar secara real meskipun belum

sesuai dengan yang diinginkan soal. Siswa ini memiliki daya imajinasi yang kuat dalam

menggambar. Jadi meskipun ia mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah, tetapi ia

Page 100: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

94

mampu berimajinasi dalam menggambar. Berbeda dengan subjek berkemampuan sedang, ia

mengalami kesulitan pada tahap membaca yaitu pada saat menuliskan kata kunci yang ada

pada soal. Pada soal nomor 1 ia mengalami kesulitan dalam menyusun strategi yaitu pada

saat menentukan rumus yang akan digunakan. Gambar yang ia buat pada tahap

mengeksplorasi sudah sesuai dengan yang diinginkan soal dan digambar dengan rapi.

Sedangkan subjek dengan kemampuan tinggi, ia tidak mengalami kesulitan dalam

memecahkan masalah. Jawaban pada lembar jawabnya tersusun dengan rapi. Hanya saja

pada tahap mengeksplorasi gambar yang ia buat kurang rapi tetapi sudah sesuai dengan yang

diinginkan soal.

B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Pembelajaran Matematika

Kesulitan belajar matematika pada siswa dipengaruhi beberapa faktor. Kesulitan belajar

tersebut dapat mengakibatkan siswa mengalami hambatan dalam memecahkan masalah

matematika. Untuk mencari faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam memecahkan

masalah matematika, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas V dan guru

matematika kelas V MIN 2 Ponorogo. Berikut akan disampaikan faktor internal dan faktor

eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar pada siswa kelas V MIN 2 Ponorogo.

1. Faktor internal

a. Minat belajar siswa

Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan menimbul

kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai bakat dan

kecakapannya, bahkan banyak menimbulkan problema pada dirinya karena pelajaran

yang ia pelajari tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya akan timbul kesulitan.

Siswa berkemampuan rendah merasa senang dengan pelajaran matematika, karena

ia merasa kadang matematika itu mudah dikerjakannya dan kadang matematika itu sulit

Page 101: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

95

dikerjakan. Siswa ini merasa materi bangun ruang tidak mudah dipelajari. Ia belum bisa

membedakan bangun kubus dan balok.

Siswa berkemampuan sedang tidak begitu menyukai pelajaran matematika. Akan

tetapi karena ia rajin membaca buku, sehingga ia mampu mengerjakan soal meskipun

belum maksimal. Tidak adanya minat tersebut menimbulkan kesulitan belajar.

Siswa berkemampuan tinggi menyukai pelajaran matematika alasanya dia merasa

senang dengan materi bangun ruang ini. Adanya minat siswa terhadap materi ini dapat

mengurangi kesulitan belajarnya. Pelajaran yang ia pelajari yang akan berproses dalam

otaknya, sehingga kesulitan belajar dapat berkurang bahkan bisa sampai hilang.

b. Perhatian siswa terhadap pelajaran

Motivasi berfungsi mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan

baik tidaknya dalam mencapai tujuan. Siswa yang motivasinya lemah, tampak acuh tak

acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka menganggu kelas,

sering meninggalkan kelas, sering meninggalkan pelajaran, akibatnya banyak mengalami

kesulitan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan

sehingga semakin besar motivasinya semakin besar kesuksesan belajarnya.

Pembelajaran pada tahun ini berlangsung secara daring (dalam jaringan), guru

membuat video untuk menyampaikan pembelajaran. Siswa berkemampuan rendah tidak

menonton video tersebut. Ia tidak mengikuti pembelajaran daring tersebut. Sehingga ia

masih banyak yang tidak paham pada materi ini. Ia pun juga tidak membaca buku

pelajaran yang dibagikan oleh pihak sekolah. Oleh karena itu motivasi yang dimiliki

siswa berkemampuan rendah termasuk lemah dan mengakibatkan kesulitan belajar. Siswa

berkemampuan sedang juga tidak melihat video pembelajaran yang dibagikan oleh guru

karena ia tinggal di pondok. Meskipun ia tidak mengikuti pembelajaran daring, akan

tetapi ia membaca buku pelajaran dari madrasah. Siswa berkemampuan sedang mampu

memotivasi dirinya sendiri, sehingga kesulitan belajar yang dialaminya tidak terlalu

Page 102: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

96

banyak. Ia hanya mengalami kebinggungan saat menuliskan jawaban tetapi ia masih

dapat menyelesaikannya. Berbeda dengan siswa dari dua kelompok sebelumnya, siswa

berkemampuan tinggi aktif dalam mengikuti pembelajaran daring, mulai dari menonton

video pembelajaran sampai mengerjakan tugas-tugas dari guru matematika. Ia juga

membaca buku pelajaran yang dibagikan oleh pihak sekolah. Besarnya motivasi yang

dimiliki siswa berkemampuan tinggi dapat mengurangi kesulitan belajar padanya.

2. Faktor eksternal

a. Pendampingan belajar

Pendampingan belajar siswa saat belajar sangat penting. Siswa berkemampuan

rendah mengerjakan soal tes bersama dengan teman sebayanya, siswa berkemampuan

sedang mengerjakan soal didampingi oleh kerabatnya, dan siswa berkemampuan tinggi

mengerjakan soal didampingi oleh anggota keluarganya yang juga merupakan guru les.

Selain itu pendampingan belajar oleh guru juga berkurang, karena pada pembelajaran kali

ini berlangsung secara daring (dalam jaringan).

b. Waktu belajar siswa

Berkurangnya waktu belajar siswa dapat menimbulkan kesulitan belajar. Durasi waktu

belajar siswa dengan guru dikelas pada pembelajaran ini berkurang karena pembelajaran

berlangsung secara daring. Guru membuat membuat video pembelajaran yang dengan durasi

yang terbatas. Sehingga penyampaian materi tidak sampai sedetail saat pembelajaran secara

langsung. Selain itu jika video pembelajaran dibuat dengan durasi yang lama dikhawatirkan

akan menimbulkan efek bosan pada siswa, karena hanya menonton video saja atau bisa

dikatakan tidak ada interaksi secara langsung saat pembelajaran.

Page 103: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab V hasil belajar subjek penelitian

dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu: subjek berkemampuan tinggi, subjek berkemampuan

sedang, dan subjek berkemampuan tinggi. Subjek berkemampuan tinggi ada 23,8% dari seluruh

subjek. Subjek berkemampuan sedang ada 40,5% dari seluruh subjek. Subjek berkemampuan

rendah ada 35,7% dari seluruh subjek.

Kesulitan belajar yang dialami setiap subjek juga berbeda-beda. Kesulitan belajar

matematika tidak sepenuhnya dialami oleh subjek berkemampuan rendah maupun sedang.

Akan tetapi, subjek berkemampuan tinggi juga mengalami kesulitan tersebut. Kesulitan yang

dialami oleh subjek berkemampuan tinggi belum tentu dialami oleh subjek berkemampuan

rendah maupun sedang, begitu pula sebaliknya. Subjek berkemampuan rendah dalam

memahami soal HOTS kategori C4 dan C5 mengalami kesulitan pada setiap tahap pemecahan.

Akan tetapi, pada tahap eksplorasi pada soal HOTS kategori C5 ia mampu menyajikan masalah

kedalam bentuk lain yang mudah dipahami dengan imajinasinya sendiri. Subjek berkemampuan

sedang secara umum dalam memahami soal HOTS kategori C4 dan C5 mengalami kesulitan

pada tahap membaca yaitu saat menulikan kata kunci. Subjek ini juga mengalami kesulitan pada

tahap menyusun strategi dan memecahkan pada soal HOTS kategori C5. Subjek berkemampuan

tinggi dalam memahami soal HOTS kategori C4 dan C5 tidak mengalami kesulitan. Akan

tetapi, ia mengalami hambatan dalam memecahkan masalah pada soal HOTS kategori C4 pada

tahap pemecahan masalah. Ia mengalami kebingungan saat mengubah satuan.

Kesulitan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi hal ini

berupa faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi minat belajar dan perhatian

97

Page 104: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

98

siswa terhadap pelajaran. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar

meliputi pendampingan belajar dan waktu belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang berjudul “Kesulitan

Belajar”, peneliti berharap dapat memberikan manfaat kepada pihak pembaca. Berikut

beberapa saran dari peneliti untuk pihak terkait.

1. Orang tua atau keluarga dapat memberikan perhatian yang lebih kepada putra/putrinya

terutama saat pendampingan belajar. Seorang anak membutuhkan pendampingan belajar

untuk mengantisipasi kesulitan belajar seperti yang telah disebutkan dalam kesimpulan.

Orang tua juga dapat menumbuhkan minat, bakat, dan motivasi pada siswa untuk lebih rajin

belajar guna mengurangi kesulitan belajar.

2. Guru dapat menemukan upaya yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar yang telah di

sebutkan dalam kesimpulan setelah membaca laporan hasil penelitian ini. Guru juga dapat

mengurangi faktor-faktor yang dapat memunculkan kesulitan belajar tersebut. Bersama

dengan orang tua atau wali murid, guru dapat menumbuhkan minat, bakat, dan motivasi pada

siswa untuk lebih rajin belajar guna mengurangi kesulitan belajar.

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait hal yang sama dengan

penelitian ini dengan metode penelitian yang lebih mendalam. Penelitian kali ini

dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 sehingga pembelajaran siswa berlangsung

secara daring. Sehingga ada kemungkinan siswa mengalami kesulitan belajar yang berbeda

saat pembelajaran berlangsung secara luring. Selain itu pada penelitian ini soal tes yang

digunakan hanya soal HOTS kategori C4 dan C5. Peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan soal tes HOTS kategori C6 agar

diperoleh hasil penelitian yang lebih maksimal mengenai soal HOTS dari penelitian ini.

Page 105: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

99

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, Albi dan Setiawan, Johan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak.

2018.

Ariani, Dessy Noor dan Batubara, Hamdan Husein. “Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik

dengan Strategi Heuristik Krulik dan Rudnick terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan

Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar” MUALLIMUNA Jurnal Madraah Ibtidaiyah vol. 2 no.

2. 2017.

Asriningtyas, Anastasia Nandhita dkk. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas 4 SD” JKPM Vol. 5 No. 1. 2018.

Chairani, Zahra. Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika. Yogyakarta: Penerbit

Deepublish (Grup Penerbit CV BUDI Utama). 2016.

Fanani, Zainal. “Strategi Prengembangan Higher Order Thinkking Skill dalam Kurikulum

2013” Journal Of Islamic Religious Education Vol. 2 No. 1. 2018.

Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas,

dan Studi Kasus. Sukabumi: Jejak. 2017.

Fitriani, Eka. “Pengembangan Instrument Assessment HOTS (High Order Thinking Skill)

pada Mata Pelajaran IPS Terintegrasi Nilai-Nilai Pembangunan Karakter Kelas V

Sd/Mi di Bandar Lampung” Skripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

2019.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 2011.

Handayani, Septyan Dwi. “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam memahami Soal Cerita

pada Materi Bilangan Pecahan Ditinjau dari Segi Prestasi Siswa Kelas V MIN 6

Ponorogo”. Skripsi IAIN Ponorogo. 2020.

Hanifah, Nurdinah. “Pengembangan Instrumen Penilaian Higher Order Thinking Skill

(HOTS) di Sekolah Dasar” Converence Series Jurnal Vol. 1 No. 1. 2019.

Hasibuan, Eka Khairani. “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Pokok

Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar di SMP Negeri 12 Bandung” AXIOM. Vol. 7. No.

1. 2018.

Husamah dkk. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Press. 2018.

Indrawati, Desi. “peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan

Problem Based Learning untuk siswa kelas V SD” Jurnal Satya Widya vol. 30 no. 1. 2014.

Page 106: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

100

Julia, Isrok’atun, dan Safari, Indra. Prosiding Seminar Nasional “Membangun Generasi

Emas 2045 yang Berkarakter dan Melek IT dan Pelatihan Berpikir Suprarasional”.

Sumedang: UPI Sumedang Press. 2018.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Senang Belajar Matematika SD/MI kelas V.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018.

Kristin, Firosalia. “Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa SD” Jurnal Pendidikan Perkhasa Vol. 2 No. 1. 2016.

Lisinus, Rafael dan Sembiring, Pastiria. Sebuah Perspektif Bimbingan dan Konseling

Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus. Medan: Yayasan Kita Menulis 2020.

Mujiyati Buku Pintar Matematika. Yogyakarta: Istana Media. 2015.

Parnawi, Afi. Psikologi Belajar. Sleman: CV Budi Utama. 2019.

Pratiwi, Adelina Ria. “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Tipe Higher

Order Thinking Skill (HOTS) pada Materi Pecahan Kelas V SDIT Nurul Izzah

Kediri”. Skripsi Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang. 2020.

Primayana, Kadek Hengki. “Menciptakan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah dengan

Berorientasi Pembentukan Karakter untuk Mencapai Tujuan Higher Order Thinkking Skill

(HOTS) pada Anak Sekolah Dasar” Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya vol. 3 no. 2. 2019.

Rahmawati, Afifah Miftah. dan Kurniawan, Riza Yonisa. “Analisis Hasil Pengembangan

Media Kokami (Kotak Dan Kartu Misterius) Untuk Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kritis, Aktivitas Belajar Dan Ketuntasan Belajar SMP-SMA” Jurnal

Universitas Negeri Surabaya vol. 5 No. 3. 2017.

Rahmawati, Mu’alifah Yuni “Implementasi Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMP Negeri 3 Tuban”

Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2019.

Rohim, Dhina Cahya “Strategi Penyusunan Soal HOTS pada Pembelajaran Matematika

SD” Jurnal Riset dan Konseptual. vol.4. no. 4. 2019.

Rukin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.

2019.

Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thingking Skills).

Tangerang: Tira Smart. 2019.

Sulfemi, Wahyu Bagja. “Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbantu Audio

Visual dalam Meningkatkan Minat, Motivasi dan Hasil Belajar IPS” Jurnal

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia Vol. 4 No. 1.

Page 107: KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI …

101

Saputra, Hendra Dani. Izmet, Faisal. dan Andrizal, “Pengaruh Motivasi terhadap Hasil

Belajar siswa SMK” Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi Vol.18 No. 1. 2018.

Saraswati, Lucky. “Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Materi Lingkaran bagi

Siswa Kelas VI di Mi Ma’arif Polorejo”. Skripsi IAIN Ponorogo. 2020.

Sari, Nur Laila Indah. Asiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar. Pulogadung: PT Balai

Pustaka. 2012.

Simartama, Jenner Dkk. Pembelajaran STEM Berbasis HOTS. Medan: Yayasan Kita

Penerbit. 2020.

Sugiyanti. “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Menghitung Luas

Bangun Datar Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Ngabeyan 01 Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018” Jurnal Pendidikan Empirisme.

Vol. 6. No. 10. 2019.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. April

2016.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia

Group. 2016.

Syaharuddin. “ Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dalam Hubungannya

dengan Pemahaman Konsep Dintinjau dari Gaya belajar Siswa Kelas VIII SMPN 4 Binamu

Kabupaten Jeneponto” Tesis Universitas Negeri Makassar. 2016.

Waskitoningtyas, Rahayu Sri “Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Kota Balikpapan pada Materi Satuan Waktu Tahun Ajaran 2015/2016”

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol. 5. No. 1. 2016.

Widana, Wayan. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta:

Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2017.

Yayuk, Erna. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Malang: Univeristas

Muhammadiyah Malang. 2018.

Yeni, Ety Mukhlesi. “Kesulitan Belajar Matematika di Sekolah Dasar” JUPENDES. Vol. 2.

No. 2. 2015.

Yuniar, Maharani. Rakhmat, Cece. dan Saepulrohman, Asep. “Analisis HOTS (Higher

Order Thinking Skill) pada Soal Objektif Tes pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2015.