39
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

  • Upload
    astra

  • View
    114

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN. SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK. orang pribadi atau badan sebagai: pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Page 2: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK

1. orang pribadi atau badan sebagai:pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak

yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

Page 3: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

1. Official Assessment System: Wewenang untuk menentukan

besarnya pajak yang terhutang ada pada pihak aparat pajak.

Wajib pajak bersifat pasif.Hutang pajak timbul setelah

dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh aparat pajak

Page 4: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

2. Self Assessment System:Wewenang untuk menentukan besarnya

pajak yang terhutang ada pada wajib pajak sendiri.

Wajib pajak aktif.Pihak aparat perpajakan tidak ikut campur

melainkan hanya mengawasi

Page 5: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

3. Withholding Systemkewenangan untuk menentukan

besarnya pajak terhutang ada pada pihak ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan aparat pajak

Page 6: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Jenis Pajak Berdasarkan System Pemungutan

1. Official Assessment System Pajak Bumi dan Bangunan

2. Self Assessment System PPh Tahunan Wajib Pajak Badan PPh Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi PPh Pasal 25

3. Withholding Assessement System Pemotongan PPh Pasal 21 Pemotongan PPh Pasal 22 Pemotongan PPh Pasal 23 Pemotongan PPh Pasal 26 Pemotongan PPh Final

Page 7: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Aplikasi Stelsel dalam Sistem Pemungutan Pajak

1. Stelsel Nyata: pengenaan pajak didasarkan pada objek atau penghasilan yang sesungguhnya diperoleh oleh Wajib Pajak. Dengan demikian pajak baru dapat dipungut setelah akhir tahun pajak yaitu setelah diketahui penghasilan yang sesungguhnya.

2. Stelsel Fiktif: Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan dan anggapan tersebut tergantung bunyi undang-undangnya. Misalnya anggapan bahwa penghasilan tahun sekarang sama dengan penghasilan tahun lalu, sehingga pada awal tahun sudah dapat diketahui besarnya pajak terutang

Page 8: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Aplikasi Stelsel dalam Sistem Pemungutan Pajak

3. Stelsel Campuran: Kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel fiktif. Pengenaan pajak dilakukan pada awal tahun berdasarkan anggapan dan pada akhir tahun dilakukan koreksi

Page 9: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SYARAT MENJADI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

kewajiban pajak subjektif

kewajiban pajak objektif

• orang pribadi tersebut dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia dan

• berakhir pada saat orang pribadi tersebut meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.

Mempunyai penghasilan di atas penghasilan tidak kena pajak atau dalam satu tahun penghasilan neto harus Rp. 15.840.000

+ +

WAJIB PAJAK

=

Page 10: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SYARAT MENJADI WAJIB PAJAK BADAN

kewajiban pajak subjektif

kewajiban pajak objektif

• badan tersebut didirikan di Indonesia dan

• berakhir pada saat badan tersebut dibubarkan atau tidak lagi bertempatkedudukan di Indonesia.

Mempunyai penghasilan tanpa syarat

Page 11: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

DEFINISI NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

1. Sarana dalam administrasi perpajakan yang

dipergunakan sebagai tanda pengenal diri

atau identitas Wajib Pajak.

2. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga

ketertiban dalam pembayaran pajak dan

dalam pengawasan administrasi pajak

Page 12: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

NPWP DAN PENGUKUHAN PKP

WAJIBPAJAK

persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam UU PPh

PersyaratanSubjektif

persyaratan bagi subjek pajak yg menerima atau memperolehpenghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai dengan Ketentuan UUPPh

PersyaratanObjektif

Bukan Pengusaha Pengusaha

NPWP NPWP dan Pengukuhan

Page 13: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak

dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. (Pasal 1 angka 6 UU KUP)

terdiri dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 (enam) digit

berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan.

01.234.567.8 – 999 . 000

Kode WP Kode KPP

Kode cbg

Page 14: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PENETAPAN NPWP SECARA JABATAN

1. Apabila Wajib Pajak atau PKP tidak mendaftarkan

diri untuk mendapatkan NPWP, berdasarkan data

yang diperoleh atau dimiliki oleh Direktorat

Jenderal Pajak

2. orang pribadi atau badan atau pengusaha telah

memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP dan

atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Page 15: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Penghapusan NPWP

Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya Wajib Pajak badan

dilikuidasi karena penghentian atau peggabungan usaha

Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia atau

Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak

Page 16: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

1. Pengusaha Kena pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain,

2. bubar atau tidak memenuhi syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Page 17: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

WAJIB PAJAK NON EFEKTIF

1. Wajib Pajak meninggal dunia/bubar. 2. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia tetapi

belum diterima pemberitahuan tertulisnya secara resmi dari ahli warisnya (belum dilampirkan surat keterangan/akte kematian).

3. Wajib Pajak badan yang telah bubar tetapi belum ada akte pembubarannya dari instansi yang berwenang atau belum ada penyelesaian likuidasi (bagi badan yang sudah mendapat pengesahan dari Departemen kehakiman)

4. Wajib Pajak yang tidak diketahui lagi alamatnya, walaupun sudah dilakukan pencarian oleh petugas verifikasi atau petugas yang ditunjuk untuk itu

5. Wajib Pajak yang secara nyata berdasarkan hasil penelitian/pengamatan tidak menunjukkan adanya kegiatan usaha lagi.

Page 18: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

MELAPORKAN PAJAK: SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

Surat pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban menurut peraturan perundang-undangan perpajakan.

Page 19: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

FUNGSI SPT PAJAK PENGHASILAN

Sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang dan untuk melaporkan tentang:

1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

2. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak

3. Harta dan Kewajiban 4. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang

pemotongan atau pemungut pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak yang ditentukan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku

Page 20: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

FUNGSI SPT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan PPnBM.yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

1. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan

sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.

3. Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi SPT adalah sevagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipugut dan disetorkannya.

Page 21: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

JENIS SURAT PEMBERITAHUAN

SPT Masa adalah Surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama tiga bulan.

SPT Tahunan adalah SPT untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

SPT Masa SPT Tahunan

Page 22: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SPT Masa• SPT Masa PPh Pasal 21,• SPT Masa Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,

• SPT Masa PPh Pasal 22, • SPT Masa PPh Pasal 4

ayat 2 (final).

SPT Tahunan• SPT Tahunan Wajib Pajak Orang

Pribadi Formulir 1770 (SPT WPOP 1770),

• SPT Tahunan Wajib Pajak Badan Formulir 1771 (SPT WP Badan 1771),

• SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770S (SPT WPOP 1770S).

• SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770SS (SPT WPOP 1770SS).

Contoh SPT

Page 23: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SYARAT PENGISIAN SPT: BENAR, LENGKAP DAN JELAS

• Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;

• Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan

• Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.

Page 24: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA: SURAT PEMBERITAHUAN TIDAK DISAMPAIKAN TEPAT WAKTU

• Surat Pemberitahuan masa PPN dan PPnBM, denda sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah).

• Surat Pemberitahuan lainnya, denda sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah)

• Surat Pemberitahuan tahunan, denda sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) untuk Wajib Pajak Badan dan

• Surat Pemberitahuan tahunan PPh, denda sebesar Rp. 100.000 (lima ratus ribu) untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.

Page 25: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

JATUH TEMPO PEMBAYARAN/PELAPORAN

1. Untuk SPT masa pajak paling lambat 15 (lima belas) hari setelah terutangnya pajak atau masa pajak berakhir.

2. Bergantung jenis SPT Masa: SPT Masa PPN: akhir bulan berikutnya setelah bulan terhutangnya pajak

1. Untuk SPT tahunan, kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT harus dibayar lunas paling lambat tanggal 25 (dua pulih lima) setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir, sebelum SPT disampaikan.

Page 26: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

JATUH TEMPO PELAPORAN: SPT Tahunan

2. SPT Tahunan Wajib Pajak Badan: paling lambat tanggal 30 April setelah berakhirnya tahun pajak

3. SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi: paling lambat tangl 31 Maret setelah berakhirnya tahun pajak

Page 27: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PENYETORAN PAJAK TERUTANG DAN SANKSI KETERLAMBATAN

• Sanksi apabila pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan

• Bunga dihitung dari jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 (satu ) bulan baik untuk pembayaran masa atau tahunan

Page 28: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Kantor Pos

Warnet

MEKANISME e-Registration

Provider

WajibPajak

Konsentrasi Data Nasional

KP.DJP

Form Aplikasipendaftaran

e-registratione-registratione-registratione-registration

KTP, KK, SIUP DLL

SKTS & SKTS & NPWPNPWP

SKTS & NPWP

KANWIL

KPP

KPP

KartuNPWP & SKT

KartuNPWP & SKT

Kios Pendaftaran

e-registratione-registration

KTP, KK, SIUP DLL

E-mailE-mail

Page 29: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SANKSI DALAM PERPAJAKAN: SANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA

• Sanksi Administrasi berupa denda

• Sanksi administrasi berupa bunga

• Sanksi administrasi berupa kenaikan

Sanksi Pidana:1. tidak menyampaikan SPT

atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,

2. atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

Page 30: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SURAT SETORAN PAJAK

bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan

Page 31: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

HASIL PEMERIKSAAN: SURAT KETETAPAN PAJAK

Hasil Pemeriksaan Kepada

Wajib Pajak

SKPKB

SKPLB

SKPKBT

SKPN

Page 32: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

HASIL PEMERIKSAAN: SURAT KETETAPAN PAJAK

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). SKPKB adalah SKP yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT). SKPKBT adalah SKP yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan

Page 33: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

HASIL PEMERIKSAAN: SURAT KETETAPAN PAJAK

3. Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB). SKPLB adalah SKP yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih bedar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN). SKPN adalah SKP yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak

Page 34: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK

1. Kewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP

2. Kewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan pengukuhan NPPKP

3. Kewajiban Pembayaran, Pemotongan/Pemungutan, Dan Pelaporan

4. Kewajiban Dalam Hal Diperiksa

Page 35: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

HAK WAJIB PAJAK: KERAHASIAAN WAJIB PAJAK

Wajib Pajak mempunyai hak untuk mendapat perlindungan kerahasiaan atas segala sesuatu informasi yang telah disampaikannya kepada Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka menjalankan ketentuan perpajakan.

1. Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan dokumen lainnya yang dilaporkan oleh Wajib Pajak;

2. Data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia;

3. Dokumen atau rahasia Wajib Pajak lainnya sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

Page 36: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Hak Wajib Pajak

Pengurangan PBB

Pengurangan PPh Pasal 25

Pengangsuran Pembayaran

Penundaan

Page 37: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Penundaan Pelaporan SPT Tahunan

Pembebasan Pajak

Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak

Pajak Ditanggung Pemerintah

Insentif Perpajakan

Hak WajbPajak

Page 38: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Banding

Peninjauan Kembali (PK).

Kelebihan Pembayaran

Keberatan

Hak WajbPajak

Page 39: KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

DALUARSA DALAM PAJAK

Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam SPT menjadi pasti sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak tidak diterbitkan surat ketetapan pajak.