Author
agung-pirsada
View
316
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kaligrafi
BAB VII
Khat Riq’ah
Riq’ah adalah salahsatu gaya khat ciptaan masyarakat Turki Usmani.
Penggagas dan peletak dasar-dasar kaidah khat Riq’ah adalah Mumtaz Bek Musthafa
Afandi, seorang konsultan di zaman Sultan Abdul Majid Khan (1280 M). Posisi khat
Riq’ah berada di antara khat Diwani dan khat Siyaqat, Mumtaz Bek sangat masyhur
dengan keahliannya di bidang Diwani seperti para kaligrafer lainnya.
Gb. 116 a
Tujuan awal diciptakannya tulisan ini adalah untuk standardisasi tulisan
seluruh pegawai kerajaan, sehingga mereka hanya ada satu gaya khat dalam semua
pencatatan resmi yang diterapkan untuk kantor-kantor pemerintahan.
Gb. 116 b
Penciptanya menamakannya Riq’ah yang artinya menurut kamus bahasa
ialah “potongan daun untuk menulis”. Beberapa sultan Usmani seperti Sulaiman al-
Kanuni dan Abdul Hamid I sangat memperhatikan dan banyak menulis dengan khat
Riq’ah.
Spesifikasi khat Riq’ah terdapat pada huruf-hurufnya yang pendek dan bisa
ditulis lebih cepat daripada khat Naskhi, karena kesederhanaannya dan tidak
memiliki struktur yang rumit. Khat Riq’ah khusus digunakan untuk catatan tangan
atau dikte. Di lapangan advertising atau untuk penulisan judul-judul surat kabar,
Riq’ah sering digunakan karena dapat mencakup kata-kata panjang dengan goresan-
goresan yang tidak banyak makan tempat.
Pada saat tidak menggunakan pena tipis tebal, khat Riq’ah berfungsi untuk
menulis catatan harian seperti pelajaran dan kuliah atau surat-menyurat dan
reportase para juru tulis seperti wartawan. Kecepatan gerak Riq’ah dapat disamakan
dengan stenografi dalam tulisan latin. Hal ini memungkinkan karena spesifikasi
hurufnya yang pendek dan beberapa huruf yang diringkas seperti sin tanpa gigi, alif
dan lam tanpa tarwisy, dan lengkungan-lengkungan sederhana pada ya’, jim, qaf,
dan nun.
Pada contoh karya kaligrafer Turki Muhammad Afandi yang ditulis dengan
pena Riq’ah ‘arid, Riq’ah wasat, dan Riq’ah rafi’, kentara karakter Riq’ah yang simpel
pada sin yang tidak bergigi, alif dan lam qamariyah dan lam syamsiyah yang tidak
bertarwisy, titik tunggal tidak membentuk bujur sangkar penuh dan dua titik ta’ dan
ya’ yang sekali gores, atau huruf-huruf ra’ dan wawu yang kurang melengkung.
Gb. 117
Keringkasan Riq’ah dapat juga dilihat pada struktur dan komposisi di mana
huruf dan kata bertumpang tindih untuk memperpendek jarak tulisan bagi kata-kata
yang panjang, seperti pada contoh berikut. Mode ini banyak digunakan terutama
untuk judul-judul koran dan ungkapan iklan. Huruf alif, misalnya, dipendekkan dan
posisinya di bawah atau di atas huruf-huruf lain. Begitu pula penumpangan awal
kata di atas ujung kata sebelumnya supaya tulisan tampil lebih ringkas.
Tokoh-tokoh Khat Riq’ah
Para kaligrafer yang sangat aktif dan menonjol dalam khat Riq’ah antara
lain: Amin Fahs al-Lubnani, Al-Hafizh Tahsin, Jawad Sabti al-Najfi, Sayid Ibrahim,
Muhammad Sabri al-Hilali, Ahmad Sabri Zaid, Abdurrahman Sadeq Abusy,
Abdurrazaq ‘Aud, Abdurrazaq Muhammad Salim, Abdul Kadir Asyur, Ali Ibrahim,
Muhammad Husni al-Dimasyqi, Muhammad Sa’ad Haddad, Muhammad
Abdurrahman, Muhammad Izzat Afandi, Muhammad Ali Makawi, Hasyim
Muhammad al-Baghdadi, dan banyak lagi yang lainnya.
Penggunaan Khat Riq’ah
Kegunaan awal tulisan ini untuk penyeragaman tulisan pegawai kerajaan
yang membutuhkan pencatatan adminitrasi, pencatatan keputusan, dan berbagai
pencatatan kerajaan secara cepat. Khat Riq’ah juga digunakan untuk catatan tangan
atau dikte. Di bidang advertising (periklanan) atau untuk penulisan judul-judul surat
kabar, Riq’ah sering digunakan karena dapat mencakup kata-kata panjang dengan
goresan-goresan yang tidak banyak makan tempat
Contoh-contoh penggunaan Khat Riq’ah antara lain:
Catatan
Gb. 118
Iklan/Surat kabar
Gb. 119
Ciri-ciri Khat Riq’ah
Ciri-ciri umumnya antara lain:
a. Aturan/Kaidah baku dan tidak banyak variasi.
b. Tulisan perkata/persambungan biasa dirangkai miring.
Gb. 120
c. Titik 2 berupa garis tebal memanjang, titik 3 berupa lengkungan.
d. Tidak berharokat.
e. Hiasan hanya berupa awan yang mengelilingi tulisan.
Gb. 121
Ciri-ciri khusus Riq’ah :
a. Sambungan antar huruf enderung membentuk garis lurus dan sudut
patah bukan lengkungan.
Gb. 122
b. Awal huruf ba’, ta’, tsa bisa berbentuk runcing.
c. Huruf waw, fa dan qof yang berada di awal kata kepalanya, tertutup.
Gb. 123
d. Huruf waw, ra’ dan za’ ekornya pendek .زروContoh huruf –huruf terpisah sebagai berikut:
Gb. 124
Contoh-contoh Khat Riq’ah:
Gb. 125, 126, 127