Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KINERJA PEGAWAI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR
SARTIKA
Nomor Stambuk : 10561 04353 11
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRSI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
2
KINERJA PEGAWAI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
SARTIKA
Nomor Stambuk : 10561 04353 11
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
3
4
5
6
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan .................................................................................. i
Halaman Penerimaan…………………………………………………………. ii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................. iii
Abstrak ………………………………………………………………………. iv
Kata Pengantar………………………………………………………………. v
Daftar Isi..................................................................................................... vii
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
D. Kegunaan Penelitian...................................................................................... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kinerja ................................................................................................... 10
B. Konsep Pelayanan Publik .................................................................... 14
C. Kebijakan Internal ................................................................................ 17
D. Kerangka Pikir..................................................................................... 21
E. Fokus Penelitian................................................................................... 23
F. Deskriprisi Fokus Penelitian ................................................................ 23
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................. 25
B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................................... 25
C. Sumber Data ...................................................................................................... 26
D. Informan Penelitian ............................................................................................ 26
v
i
7
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 27
F. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 28
G. Pengabsahan Data .............................................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian…………………………….………………… 32 B. Kinerja Pegawai Pelayanan Publik Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Makassar ....................................................................................................... …. 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………. 86 B. Saran …………………………………………………………………….. 88
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..... 89
LAMPIRAN…………………………………………………………………... 92
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………… 94
8
ABSTRAK
SARTIKA. Kinerja Pegawai Pelayanan Publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar (dibimbing oleh Abdul Kadir
Adys dan Muhammad Idris).
Kinerja Pegawai merupakan hasil yang menentukan pencapaian tujuan suatu
organisasi dan sangat terkait langsung dengan pelayanan publik dalam proses
pencapaiannya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba
menggambarkan dan menjelaskan kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe kualitatif. Dasar penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
teknik observasi, dokumentasi dan wawancara dengan 7 informan. Data dikumpulkan
dari berbagai sumber sehingga didapatkan data yang cukup. Data yang diperoleh
selanjutnya di analisa secara kualitatif melalui pengorganisasian data, menjabarkan
kedalam unit-unit, menguraikan kedalam bentuk kata dan kalimat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai pelayanan publik di
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar yang diperoleh penulis
dari data yang diperoleh langsung dengan informan maupun data-data yang diperoleh
melalui pengamatan, wawancara, dan dokumen-dokumen tentang Kinerja Pegawai di
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dapat ditarik
kesimpulan bahwa kinerja pegawai pelayanan publik yang diteliti melalui
produktivitas, efektivitas, efisiensi, dan kualitas kerja sudah berjalan dengan baik
akan tetapi masih ada sedikit kekurangan, artinya dalam proses aktivitas kerja
pegawai tersebut diterapkan namun masih belum optimal.
Kata kunci: kinerja pegawai, pelayanan publik
i
v
9
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Kinerja Pegawai Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Makassar”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karna itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Andi Badaruddin.S dan
Ibunda St. Sahri yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat, perhatian,
kasih sayang, nasehat,dan batuan, baik moril maupun materil kepada penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan kepada kalian.
2. Bapak Abdul Kadir Adys, SH.MM selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. H.
Muhammad Idris, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan
v
10
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sejak penyusunan proposal
hingga penyelesaian skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. H. Irwan Akib M.Pd, sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimbah
ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
6. Bapak Adnan Ma’ruf, S.Sos, M.Si selaku penasehat akademik yang senantiasa
memberikan nasehat dan masukan kepada penulis.
7. Ibu Nielma Palamba, SH.M.AP, selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Makassar yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian
dan seluruh pegawai yang ada dikantor tersebut atas bantuan dan kerja samanya
selama mengadakan penelitian.
8. Kepada saudaraku tercinta dan segenap keluarga khususnya Kak Syamsiani, Kak
Ahmad, Kak Asong, Kak Wulan, Kak Adlan, Kak Adnan, Kak Ani, Kak Isna,
dan Kak Unha yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
9. Teristimewa juga untuk orang terdekatku Amar Maulana, S.Sos atas segala
bantuan, perhatian, dan motivasi yang diberikan selama penulis menjalani
11
perkuliahan sampai penyelesaian skripsi. Perhatian dan motivasi yang diberikan
membuat penulis bersemangat dalam penyusunan skripsi.
10. Teman-teman terbaikku yang telah menemani melewati masa-masa kuliah Itha
yunita, Idha, Iefha, Tiwhy, Ria, Ana, dan Firna (Thanks your support Beloved
Sistah).
11. Teman-teman seperjuangan Peserta KKP mahasiswa Fakultas SOSPOL di Kantor
Kecamatan Wajo Kota Makassar khususnya kelurahan Mallimongan Tua.
12. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Administrasi Negara “Angkatan 2011” terkhusus
kelas G terima kasih atas dorongan serta kekompakan selama menjalani
perkuliahan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu sekali lagi terima kasih...
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar................ 2015
Sartika
12
DAFTAR TABEL
No. Tabel Nama Tabel Halaman
4. 1 Daftar Tabel informan 27
4.2 Daftar keadaan pegawai menurut kepangkatan 33
4. 3 Daftar keadaan pegawai menurut tingkat pendidikan 33
4. 4 Daftar jumlah pegawai yang telah mengikuti pendidikan 33
dan latihan
4. 5 Daftar jumlah pegawai yang menduduki jabatan struktural 34
dan fungsional
4. 6 Daftar sarana dan prasarana Dukcapil 36
V
II
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi memberikan ruang gerak bagi setiap masyarakat dalam
menerima pelayanan sebaik-baiknya dari pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas lembaga pemerintah dalam reformasi administrasi, aspek kinerja pegawai
dari pelayanan publik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana
pelayanan dan kemanfaatan pelayanan bagi pengguna pelayanan.
Menurut Hahn Been Lee : 1971 dalam Zauhar (2002:44), Reformasi
Administrasi memiliki tiga tipe, yakni; reformasi prosedur, reformasi teknik, dan
reformasi program disamping itu, pemerintah selalu mengusahakan pemberian
pelayanan terbaik. Menjadi gambaran nyata bahwa, faktor yang paling mendukung
dalam keberhasilan kinerja pegawai pelayanan publik adalah sumber daya manusia
(SDM) yang memadai dan mempunyai kompeten dalam bidang keahliannya sebagai
upaya melakukan pekerjaan dengan bidang kemampuannya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik yang dikehendaki oleh masyarakat.
Asropi (2007:2), menjelaskan bahwa, upaya pemerintah daerah dalam
meningkatkan kualitas pelayanan masih terdapat tantangan yang sulit, karena tuntutan
pelayanan publik semakin kompleks dengan berbagai jenis dan tuntutan kualitas
pelayanan masyarakat semakin meningkat.
14
Pelayanan publik memiliki peranan yang penting dalam kehidupan bernegara.
Menurut Agus Dwiyanto (2006:20-24), ada beberapa alasan mengapa pelayanan
publik menjadi titik strategis. Pertama, pelayanan publik merupakan sektor dimana
negara yang diwakili oleh pemerintah berinteraksi dengan lembaga non pemerintah.
Artinya ada keterhubungan yang intensif antara pemerintah dan warganya. Kedua,
pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance. Pemerintah
sebagai representasi negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar memiliki
kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam sektor pelayanan publik. Ketiga,
berbagai aspek tata pemerintahan yang baik dapat diartikulasikan lebih mudah dalam
bidang pelayanan publik. Pada bagian lain, lembaga pelayanan publik dihadapkan
pada berbagai keterbatasan, terutama dalam hal kompetensi dan relevansi pegawai
(lack of competencies) dan kemampuan anggaran daerah untuk memenuhi tuntutan
tersebut. Selain itu, gerak lembaga pelayanan publik di daerah dalam upaya
pemberian pelayanan kepada masayarakat, juga sangat dipengaruhi oleh kondisi
makro yang disebabkan oleh belum jelasnya pembagian kewenangan antara
pemerintah pusat dan daerah. Hal itu menjadi tantangan yang harus dihadapi dan di
carikan alternatif penyelesaian dan penyesuaian mengingat pelayanan publik
merupakan aspek penilaian kinerja bagi pemerintah untuk mengukur sebagai
keberhasilan pemerintahan yang baik (good governance) penerapan prinsip-prinsip
good governance dalam pengelolaan pemerintahaan menjadi suatu tuntutan utama
terhadap peningkatan kinerja pelayanan aparatur negara semakin dirasakan dan
penting, karna pelayanan yang baik dan prima akan berdampak pada terwujudnya
15
iklim usaha yang kondusif, adapun keberadaan sumber daya manusia (SDM)
pelayanan, seringkali menjadi kendala tersendiri dalam penempatannya, terutama
dalam pembagian pekerjaan dan kompetensi yang dimiliki. Konsep the right man and
the right place menjadi terabaikan ketika kebutuhan SDM pemerintah semakin
berkurang dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan semakin meningkat.
Upaya peningkatan kinerja organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban
yang harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan guna dapat
mewujudkan kualitas pelayanan publik, yang dimaksud untuk melestarikan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintahnya (Surjadi, 2012).
Peraturan pemerintah tentang pelaksanaan undang-undang nomor 25 tahun
2009 tentang pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik, kemudian bagaimana kegiatan
masyarakat dan kegiatan pemerintah itu dapat terjadi sinkronisasi yaitu saling
bersentuhan, menunjang dan melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju
tercapainya tujuan pembangunan nasional. Suasana tersebut dapat diciptakan jika
aparatur negara memiliki semangat pengabdian yang tinggi dan profesional dalam
pemberian layanan publik.
Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat
digunakan sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Pada
pegawai pelayanan publik memiliki tugas serta fungsi koordinasi yang memberikan
16
pelayanan administrasi memerlukan insformasi mengenai kinerja yang ada di dalam
organisasi, sehingga dapat dilakukan penilaian seberapa jauh pelayanan yang
diberikan oleh organisasi dapat memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa.
Pegawai pelayanan publik tersebut menampakkan bahwa kesiapan pelaksanaan
otonomi daerah dalam hal aparatur maupun pegawai lainnya belum sepenuhnya
terwujud, kinerja pemerintah masih dihadapkan permasalahan-permasalahan tidak
efisien, tidak efektif, dan kurang profesional. Dalam disiplin kerja pegawai masih
banyak yang kurang akan kesadaran, lebih mementingkan urusan luar kantor dari
pada pekerjaan yang membutuhkan. Disiplin yang baik timbul karena adanya sikap
saling hormat-menghormati dan penuh pengertian terhadap hak-hak dan tanggung
jawab antara yayasan dengan pegawai dan demikian sebaliknya. Dengan adanya
disiplin yang baik, akan terjalin hubungan kerja yang harmonis antara yayasan
dengan pegawai dan sebaliknya begitu juga antar pegawai itu sendiri. Penegakkan
disiplin salah satunya dilakukan dengan adanya tindakan disiplin yang dilakukan
Widyatama kepada pegawai. Tindakan disiplin ini bersifat pembinaan, perbaikan, dan
pendidikan. Dikecualikan bagi pelanggaran yang termasuk kategori berat dan tidak
memungkinkan untuk diadakan pembinaan, maka yayasan dapat menggunakan
haknya untuk mengakhiri hubungan kerja pegawai tersebut berdasarkan ketentuan
dalam Peraturan Kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ukuran kerja instansi pemerintah dapat dilihat dari kinerjanya dalam
menyelenggarakan pelayanan publik, sehingga dalam memberikan pelayanan publik
(public service) dan mewujudkan tujuan organisasi maka performance atau kinerja
17
dari organisasi itu sendiri memiliki pengaruh yang cukup besar. Kinerja organisasi
yang baik akan memberi konstribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi maupun
pelayanan publik yang diberikan, Sedangkan kinerja adalah sesuatu yang melekat
dalam diri pegawai secara umum, karena hal itu berkaitan langsung dengan
kepentingan masyarakat sebagai konsumen pemerintah.
Sebagaimana di pahami bahwa esensi pemerintah adalah pelayanan kepada
masyarakat oleh karna itu pemerintah tidak diadakan untuk dirinya sendiri tetapi
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat serta menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan demi
kreativitas demi mencapai tujuan bersama.
Pelayanan publik menjadi masalah utama karena perbaikan pelayanan publik
di Indonesia cenderung berjalan di tempat sedangkan implikasinya sangatlah luas
dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial, serta budaya dan lain-lain.
Demikian juga Kinerja pegawai pelayanan publik merupakan salah satu isu
yang sangat krusial di mana hal itu terjadi karena disatu sisi tuntutan masyarakat
terhadap sistem pelayanan dari tahun ketahun semakin besar. Sementara itu praktek
penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perubahan yang berarti, masyarakat
yang setiap waktu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari pemerintah,
meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris
pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, pilih kasih,
(lebih mengutamakan keluarga), lambat, mahal, dan melelahkan. Kecenderungan
seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang melayani
18
bukan di layani. Oleh karena itu, pada dasarnya dibutuhkan reformasi kinerja pegawai
pelayanan publik yang lebih produktif, efektif, efisien, dan berkualitas agar dapat
mengembalikan dan mendudukkan pelayanan dan yang dilayani ke pengertian yang
sesungguhnya.
Walaupun kinerja pegawai pelayanan publik menjadi tolak ukur keberhasilan
suatu instansi pemerintah atau swasta dalam pelayanan yang diberikan, namun masih
ada organisasi atau instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta yang
memberikan pelayanan kurang baik kepada pengguna layanan atau masyarakat,
seperti yang terjadi di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar,
hal ini sesuai dengan kesenjangan yang terjadi adanya masyarakat yang mengeluhkan
kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Makassar di karenakan pelayanan publik yang belum maksimal atau belum
sesuai dengan keinginan masyarakat, Seperti pengalaman saya pribadi ketika saya
membutuhkan pelayanan di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
yang saya alami dilapangan, antrian pelayanannya terlalu sangat berantakan sehingga
kartu antrian yang seharusnya diberlakukan tidak dimanfaatkan, dan tak ada teguran
dari pegawai yang bertugas, sampai saya merasa bosan mengurus keperluan
kependudukan saya dengan kondisi berdesak-desakan dengan masyarakat lain yang
membutuhkan pelayanan publik dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar.
Mengingat betapa pentingnya kinerja pegawai pelayanan publik yang telah di
kemukakan, maka untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi yang baik perlu
19
diusahakan peningkatan dan pemahaman akan kinerja pegawai pelayanan publik.
Selain itu menjadi keharusan bagi kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Makassar untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam menjalankan fungsi
pelayanan publik secara optimal guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar dengan judul “Kinerja Pegawai Pelayanan Publik Di Kantor Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Makassar”
20
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana produktivitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar ?
2. Bagaimana tingkat efektifitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar?
3. Bagaimana tingkat efisiensi kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar ?
4. Bagaimana Kualitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk:
1. Mengetahui produktivitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.
2. Mengetahui tingkat efektifitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.
3. Mengetahui tingkat efisiensi kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.
4. Mengetahui kualitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.
21
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dalam pembahasan-pembahasan mengenai kinerja pelayanan publik. Selanjutnya
peneitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi masyarakat serta sebagai bahan
referensi bagi peneliti maupun pihak yang terkait.
2. Kegunaan praktis, Sebagai bahan/informasi bagi instansi yang bersangkutan guna
mengambil langkah-langkah secara konkret dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan pada pegawai atau karyawan dan membantu menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya dalam pengambilan keputusan di instansi tersebut.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kinerja
1. Pengertian kinerja
Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai aktivitas.
Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik secara alami (ada sejak lahir)
atau dipelajari.
Wibowo (2007:1), kinerja itu berasal dari kata performance yang berarti hasil
pekerjaan atau prestasi kerja.Namun perlu pula dipahami bahwa kinerja itu bukan
sekedar hasil pekerjaan atau prestasi kerja, tetapi juga mencakup bagaimana proses
pekerjaan itu berlangsung.
Ruky (2006:15), memberikan pengertian kinerja (perfomance) adalah apa
yang dilakukan oleh pegawai atau karyawan.
Hasibuan (2005:34), memberikan pengertian yaitu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta ketepatan waktu.
Wirawan (2009:95), kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja
yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Kinerja adalah keluaran
yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu
profesi dalam waktu tertentu.
10
23
Abdullah (2014:3), kinerja itu adalah terjemahan dari performance yang
berarti hasil kerja atau prestasi kerja. dan dalam pegertian yang simple kinerja adalah
hasil dari pekerjaan organisasi, yang dikerjakan oleh karyawan dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan petunjuk (manual), arahan yang diberikan oleh pemimpin
(manajer), kompetensi dan kemampuan karyawan mengembangkan nalarnya dalam
bekerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang
merupakan hasil dari implementasi rencana kerja yang dibuat oleh suatu institusi
yang dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan (SDM) yang bekerja di institusi itu
baik pemerintah maupun perusahan (bisnis) untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengertian Kinerja Pegawai
Kusriyanto (1991:3) dalam Mangkunegara (2007:9), mendefinisikan kinerja
karyawan sebagai perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja
persatuan waktu (lazimnya per jam).
Mangkunegara (2007:9), mendefinisikan kinerja karyawan (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
a) Standar Kinerja Yang Efektif
Standar kinerja yang efektif adalah standar kinerja yang dibuat berdasarkan
pekerjaan yang tersedia di organisasi itu, dipahami, disetujui, Spesifik, terukur,
berorientasi pada waktu, tertulis, dan terbuka, untuk menerima perubahan. Standar
10
24
kinerja yang efektif menurut Abdullah (2014:118), yaitu dibuat berdasarkan
pekerjaan, harus dapat dicapai, harus dapat dipahami, disepakati, terukur, beriorentasi
pada waktu, dan tertulis dapat berubah.
b) Tim Yang Berkinerja Tinggi
Menurut Danim (2008:253), sebuah tim merupakan kumpulan individu yang
masing-masing harus berkinerja tinggi secara bersinergi. Sebuah tim yang secara
masuk akal dapat dinilai sepuluh untuk masing-masing kualitas anggota, belum tentu
menjadi tim yang baik. Tim yang efektif dan berkinerja tinggi biasanya
mempersyaratkan: dukungan, kerja sama, kepercayaan, kemampuan beradaptasi,
kesabaran, persahabatan, komitmen, keberanian, humor, antusiasme, kecocokan, dan
ketidakegoisan.
3. Indikator Kinerja
Menurut Sedarmayanti (2010:198), Indikator kinerja merupakan sesuatu yang
akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat
tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah kegiatan
selesai. Indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja organisasi/unit
kerja yang bersangkutan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam rangka
menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Menurut Moeheriono dalam bukunya Abdullah (2014:152), mengemukakan
empat kategori ukuran indikator kinerja tersebut, sebagai berikut:
a. Produktivitas
b. Efektif
25
c. Efesien
d. Kualitas
4. Pengukuran Kinerja
T.R. Mitchell (1978:343) dalam Sedarmayanti (2001:51), menyatakan pula
bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu Kualitas Kerja (Quality of Work),
Ketepatan (Promptness), Inisiatif (Initiative), Kemampuan (Capability), dan
Komunikasi (Communication).
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Menurut A. Dale Timple dalam Mangkunegara (2005:15), faktor-faktor
kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor
yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya kinerja seseorang baik
disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja
keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja kurang baik disebabkan orang
tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-
upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku,
sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan
iklim organisasi.
6. Penilaian Kinerja Pegawai
Menurut Rivai (2005:309), salah satu cara yang dapat digunakan untuk
melihat perkembangan perusahaan atau organisasi adalah dengan cara melihat hasil
penilaian kinerja. Sasaran yang menjadi objek penilaian kinerja adalah Kinerja
26
Pegawai di Kantor Badan Kepegawaian Daerah, (Dirk) 1392 kecakapan, kemampuan
karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan
menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala. Dari
hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan atau organisasi yang dicerminkan oleh
kinerja karyawan atau dengan kata lain, kinerja merupakan hasil kerja konkret yang
dapat diamati dan dapat diukur.
B. Konsep Pelayanan Publik
Istilah pelayanan publik disebut juga dengan istilah pelayanan kepada orang
banyak (masyarakat), pelayanan sosial pelayanan umum dan pelayanan
prima.Menurut Lijan, dkk (2014: 5), pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan
dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut A.S. Moenir (2002:26-27), Pelayananan publik sebagai kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu
dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau
dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pengguna.
Surjadi (2012:9), Dalam penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan
berdasarkan pada asas-asas umum kepemerintah yang baik ,meliputi kepastian
27
hukum, transparansi, daya tanggap, berkeadilan, efektif dan efesien, tanggung Jawab,
akuntabilitas, dan tidak menyalahgunakan kewenangan.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
63/M.PAN/7/2003 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan
sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi
pelayanan.
Moenir (2008:17), mengartikan pelayanan dapat dikatakan sebagai proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung, merupakan
konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai aspek kelembagaan.
Halim (2007:286), menyatakan bahwa pelayanan pemerintah daerah
merupakan tugas dan fungsi utama pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan
fungsi dan tugas utama pemerintah secara umum, yaitu memberi pelayanan kepada
masyarakat. Dengan pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat maka
pemerintah akan dapat mewujudkan tujuan Negara yaitu menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat tersebut terintegrasi dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.
28
Kualitas Pelayanan Publik menurut Sinambela (2010:6), secara teoritis, tujuan
pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. untuk mencapai
kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yaitu:
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses
oleh semua pihak yang membutuhkan dan disedikan secara memadai serta mudah
dimengerti.
2. Akuntabilitas, pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan
penerima pelayanan dengan tetap berpengang pada prinsip efesiensi dan
efektifitas.
4. Partisipatif, pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan,
dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek
apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, pelayanan yang mempertimbangkan aspek
keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.
Jika dihubungkan dengan administrasi publik, pelayanan adalah kualitas
pelayanan birokrat terhadap masyarakat. Kata kualitas memiliki banyak defenisi yang
berbeda dan bervariasi mulai dari yang konvensional hinggah yang lebih strategis.
29
Defenisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung
dari suatu produk, seperti Kinerja (performance), Keandalan (realibility), Mudah
dalam pengguna (ease of use), dan Estetika (esthetics).
C. Kebijakan Internal
Berdasarkan Undang-Undang Nomor: 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah disebutkan dalam Bab III Pasal 14 bahwa urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota antara lain ”Pelayanan
Kependudukan dan Catatan Sipil” hal ini menunjukkan tanggung jawab bagi
Pemerintah Daerah untuk melaksanakan urusan kependudukan dan catatan sipil
sebagai salah tugas nasional guna mengelola dan memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki sehingga dapat menciptakan pelaksanaan pemerintahan yang baik secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi tuntutan pelayanan kepada masyarakat
yang prima.
Selanjutnya pada Bab IV Pasal 22 disebutkan bahwa dalam hal
penyelenggaraan otonomi, daerah mempunyai kewajiban antara lain disebutkan
”Mengelola Admnistrasi Kependudukan” oleh karena itu dalam implementasi
pengelolaan administrasi kependudukan, maka program penataan administrasi
kependudukan menjadi sangat strategis untuk peningkatan kinerja dalam penerbitan
administrasi kependudukan baik aspek pendaftaran penduduk maupun pencatatan
sipil, sehingga akan memberikan nilai konstruktif tertib dalam pemberian pelayanan
pemerintahan bidang kependudukan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
30
Sehubungan dengan itu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sesuai dengan peraturan Daerah
Kota Makassar Nomor 9 Tahun 2009 tentang Administrasi Kependudukan dan
Catatan Sipil di Kota Makassar, kaitannya dengan Undang-undang 23 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.24 Tahun 2013 tentang
Administrasi Kependudukan serta implementasi lanjutan Program Administrasi
Kependudukan Gratis untuk penerbitan dokumen kependudukan secara gratis antara
lain akta kelahiran, akta kematian, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Surat
Keterangan Pindah Kependudukan.
Kebijakan administrasi kependudukan dalam rangka penataan dan tertib
pemilikan dokumen kependudukan di dasarkan pada ketentuan Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, penyelenggaraannya
bertujuan untuk, memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen
penduduk dan peristiwa penting lain yang dialami oleh penduduk. Memberikan
perlindungan status hak sipil penduduk, menyediakan data dan informasi
kependudukan hasil pelayanan pendaftaran penduduk secara lengkap, akurat, mutahir
dan muda diakses sehingga dapat menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan
pembangunan, mewujudkan administrasi kependudukan secara terpadu antara daerah,
regional dan nasional dan menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar
bagi sektor terkait dan pihak lain dalam penyelenggaraan pemerintahan,pembangunan
dan kemasyarakatan.
31
Efektifitas pelayanan kependudukan dan tujuan yang ingin di capai
sebagaimana tersebut diatas didasarkan pada penjabaran peraruran daerah Nomor 3
Tahun 2009 tentang pembentukan dan susunan organisasi perangkat daerah Kota
Makassar Dinas kependudukan dan catatan sipil, yang mengatur tentang tugas-tugas
kependudukan dan catatansipil di kota Makassar melalui beberapa bidang tugas.Hal
ini tentu menjadi penting untuk diketahui oleh seluruh masyarakat pada umumnya.
Beberapa fungsi bidang tugas kependudukan dan catatan sipil dijabarkan didalam
tugas masing-masing bidang antara lain, Sekretariat memiliki beberapa fungsi, yaitu
fungsi pengelolaan kesekretariatan, pelaksanaan urusan kepegawaian, pelaksanaan
urusan keuangan dan penyusunan neraca SKPD, pelaksanaan urusan perlengkapan,
pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga, pengkoordinasian perumusan program
dan rencana kerja, serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
atasan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sekretariat dalam bekerja juga
dibantu oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang memiliki peranan dan tugas
yang sangat penting dalam melaksanakan tugas teknis. Seperti, menyusun rencana
kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola administrasi
kepegawaian, serta melaksanakan urusan rumah tangga. Dalam pelaksanaaan tugas
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yaitu dengan berfungsi melaksanakan
penyusunan dan program kerja, serta mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan
ketatausahaan, meliputi surat menyurat, surat perjalanan dinas, dan mendistribusikan
surat sesuai bidang dalam lingkup dinas kependudukan dan catatan sipil. Selain itu
juga melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas, melaksanakan usul kenaikan
32
pangkat, mutasi dan pensiun, melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar, dan
izin belajar termasuk menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang-
undangan dibidang kepegawaian dalam lingkup dinas, menyiapkan bahan
penyusunan standarisasi yang meliputi bidang kepegawaian ketatalaksanaan.
Selain tugas tersebut Sub Bagian Umum dan Kepegawaian juga melakukan
koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya, seperti
melakukan koordinasi pada sekretariat Korpri Kota Makassar, melaksanakan tugas
pembinaan terhadap anggota Korpri pada unit kerja masing-masing, menyusun
laporan hasil pelaksanaan tugas dan melaksanakan tugas kedinasan lain yang
diberikan oleh atasan.
Sub Bagian Keuangan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
juga mempunyai tugas mengurusi soal internal Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil yakni bertugas menyusun rencana kerja dan melaksanakan tugas teknis
keuangan, dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi, menyusun
rencana dan program kerja Sub Bagian Keuangan, mengumpulkan dan menyusun
rencana kerja tahunan dan lima tahun SKPD.Juga mengumpulkan dan menyiapkan
bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan
Anggaran (DPA) dari masing-masing bidang dan sekretariat sebagai bahan konsultasi
perencanaan ke Bappeda melalui Kepala Dinas.Tugas lainnya, penyusunan realisasi
penghitungan anggaran dan administrasi pembendaharaan dinas, mengumpulkan dan
menyiapkan bahan laporan akuntabilitas kinerja instansi dari masing-masing satuan
kerja.
33
D. Kerangka Pikir
Dikantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dapat dilihat
dari hasil kinerja pelayanan yang baik untuk itu dari kinerja pegawai pelayanan
publik meliputi Standar kinerja yang efektif, kualitas kerja, kuantitas kerja, dan
kinerja pegawai dilihat dari motivasi dan pengetahuan pekerjaan, untuk mencapai
kinerja yang baik harus ada indikator kinerja yang efektif serta optimal dalam
pencapaiannya. Menurut Moeheriono dalam bukunya Abdullah (2014:152),
mengemukakan empat kategori ukuran indikator kinerja tersebut yaitu produktivitas,
efektivitas, efesien, dan kualitas.
34
Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar I. Skema Kerangka pikir
Kinerja Pegawai
Pegawai
Produktivitas Efektivitas Efisiensi Kualitas
a. Hasil Kerja
b. Disiplin
Kerja
a. Kecepatan
pelayanan
b. Kepastian
waktu kerja
a. Kepastian Tarif
b. Kemudahan
Akses
Informasi
a. Komitmen
Pimpinan
dan Pegawai
b. Akuntabilitas
Peningkatan Kerja
35
E. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan suatu lingkup permulaan yang akan dijadikan
sebagai wilayah penelitian, sehingga penelitian akan memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang situasi yang akan diteliti. Penetapan fokus penelitian juga sebagai
upaya pencegahan terjadinya pembiasaan di dalam mendiskripsikan dan membahas
masalah yang sedang diteliti.
Berdasarkan judul dan teori yang digunakan, dengan demikian yang menjadi
fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai pelayanan
publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.
F. Deskripsi Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah, maka dapat
dikemukakan deskripsi fokus penelitian sebagai berikut:
1. Produktivitas, pencapaian kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar dalam menyelesaikan setiap
tugas yang dibebankannya, yang dapat dilihat berdasarkan pada cara kerja atau
metode kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil atau pencapaian
kerja yang memuaskan kepada masyarakat.
2. Efektivitas, dalam kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar, sangat berpengaruh dari tingkat
keefektifan kerja pegawai pelayanan publik yang dilihat dari pencapaian hasil
kerja yang telah dicapai sebelumnya.
36
3. Efisiensi, dalam kinerja pegawai pelayanan publik sangat berpengaruh dari
tingkat efisiensi yakni menekankan pada usaha pegawai dalam segala pelayanan
publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar dan tidak
terjadi pemborosan ataupun pemungutan biaya apapun.
4. Kualitas, untuk mengetahui kulitas kerja pegawai dapat dilihat dari tingkat
pelaksanaan tugas, komitmen pimpinan dan pegawai yang dilakukan atau
dilaksanakan karyawan atas tugas-tugasnya di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan dari bulan Juli-Agustus.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Makassar, dengan alasan di Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Makassar kinerja pegawai pelayanan publik belum
optimal dan belum sesuai dengan keinginan masyarakat.
B. Jenis dan Tipe penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif
kualitatif, dengan mengkaji objek dan mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada
melalui pengumpulan data yang diperoleh. Kualitatif menyediakan kedalaman rincian
melalui pengutipan secara langsung dan deskripsi yang diteliti tentang situasi kerja
pegawai pelayanan publik, alasan menggunakan metode kualitatif karena
permasalahan masih sangat beragam sehingga untuk mengidentifikasi masalah yang
urgen diperlukan pendalaman lebih lanjut. Metode ini digunakan dalam penelitian
untuk mendapatkan data dan informasi tentang Kinerja Pegawai Pelayanan Publik di
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.
25
38
Tipe penelitian yang menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
digunakan untuk menggambarkan secara rinci mengenai objek penelitian.
C. Sumber Data
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka
penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif dengan mengumpulkan
berbagai data baik itu data primer maupun data sekunder.
1. Data Primer
Data primer data yang digunakan dengan melakukan observasi dengan cara
pengamatan langsung di lokasi yang menjadi objek penelitian dan wawancara
langsung secara terbuka sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Penulis melakukan wawancara dengan informasi menggunakan pedoman
wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pendukung dalam penelitian yang dapat diperoleh
melalui laporan-laporan, jurnal, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
kinerja pegawai maupun perpustakaan yang berhubungan dengan masalah
penelitian yang dibahas.
D. Informan Penelitian
Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui
informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber
data yang bagus yang mempunyai keterkaitan dengan hal yang diteliti,
39
mengetahui dan terlibat langsung maupun mempunyai pengaruh dalam
penelitian. peneliti menetapkan anggota Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
kota Makassar sebagai subyek penelitian yaitu seperti tabel dibawah ini :
TABEL INFORMAN
NO
NAMA
INISIAL
JABATAN/STRATA
KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
St. Mulyati, S.Sos
Nirwana, S.IP
Situru, S.E
Betty jane, S.Sos
Hanafi Agus, S.Pd
M. Rauf
Nurul fitriah
SM
NW
ST
BJ
HA
MR
NF
Kasubag Umum &
Kepegawaian
Staf Subag Umum &
Kepegawaian
Staf Subag Umum &
Kepegawaian
Staf Subag Umum &
Kepegawaian
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
Jumlah
7 Orang
Tabel 4.1 Tabel informan
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk penelitian ini, cara pengumpulan data yang yang penelitian digunakan
sebagai berikut:
a. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks dan tersusun dari berbagai
proses pengamatan dan ingatan, Sutrisno dalam Sugiyono (2011:166), dalam
40
penelitian ini dilakukan dengan observasi tidak terstruktur dimana dalam
pengamatan tidak menggunakan instrument yag telah baku,tetapi hanya rambu-
rambu pengamatan. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi di kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar dengan mengamati proses
kinerja pegawai pelayanan publik serta seluruh variabel-variabel yang
mendukung pelayanan publik tersebut. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
pengamatan terkait dengan proses kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar.
b. Wawancara (interview) salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini
untuk mendapatkan data yang cara tanya jawab langsung dengan informasi yang
telah dipilih.
c. Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat
peneltian. Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil observasi
dan wawancara. Agar lebih memperjelas dari mana informasi itu didapatkan,
peneliti mengabadikan dalam bentuk foto-foto relefan dengan penelitian. Adapun
sasaran dokumentasi yaitu foto-foto dari Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Makassar, dan pengguna layanan yang memberi informasi dan
lokasi dari mana peneliti mendapatkan informasi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengelola data di mana data
yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan
persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Dalam model ini terdapat
41
3 komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:91), ketiga
komponen tersebut yaitu:
a. Reduksi data, data yang dapat di lapangan diketik ditulis dengan baik, terinci serta
sistematis setiap selesai pengumpulan data. Data-data yang terkumpul semakin
bertambah biasanya mencapai sekian banyak lembar. Oleh karena itu laporan
harus dianalisis sejak dimulai penelitian. Laporan-laporan itu perlu di reduksi,
yakni dengan hal-hal pokok uang sesuai dengan fokus penelitian. Data-data yang
telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan
dan mempermudah peneliti untuk mencari jika sewaktu-waktu diperlukan.
b. Penyajian data, data yang semakin bertumpuk kurang dapat memberikan
gambaran secara menyeluruh. Display data memberikan penyajian data dalam
bentuk matriks, network, chart atau grafik, dengan demikian penelitian dapat
menguasai data.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, dari peneliti berusaha mencari makna dari
data yang diperoleh, dengan maksud untuk mencari pola, model, tema, hubungan,
persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan data baru. Laporan
penelitian kualitatif dikatakan ilmiah jika persyaratan validasi, rehabilitas,
realibilitas dan objektivitasnya sudah terpenuhi. Oleh sebab itu semula proses hal-
hal tersebut selalu mendapat perhatian.
G. Pengabsahan Data
Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas data
adalah dengan triangulasi. Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan
42
menggunakan teknik triangulasi. Dimana triangulasi silang dengan mengadakan
pengecekan akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu yang
berbeda.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh
melalui beberapa sumber dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan
pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan
dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan
dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang
ada.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-
beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar
atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.
43
3. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil
penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar berada tepat di
jalan St. Alauddin No.295 Makassar. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar merupakan unsur pelaksana pemerintah kota Makassar dibidang
kependudukan dan pencatatan sipil yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris
daerah kota. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar berkoordinasi
dengan pihak terkait yang meliputi 14 Kecamatan dan 143 kelurahan di kota
Makassar.
2. Sumber Daya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota
Makassar
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dalam melakukan
tugas dan fungsi pelayanan pendaftaran penduduk dan pelayanan pencatatan sipil
di Kota Makassar memiliki sumber daya sebagai berikut :
a. Keadaan Pegawai :
Struktur organisasi Dukcapil Kota Makassar dapat digambarkan keadaan
sumber daya aparatur yang dimiliki yaitu:
32
45
Tabel 4.2 Keadaan pegawai menurut kepangkatan sebagai berikut :
Tabel 4.3 Keadaan pegawai menurut tingkat pendidikan :
No Pendidikan Jumlah
L P Total
1 Strata 2 (S-2) 6 6 12
2 Strara 1 (S-1) 33 37 70
3 Diploma 3 (D-3) 3 4 7
4 S M A 27 43 70
5 S M P 1 - 1
Jumlah 70 90 160
Tabel 4.4 Jumlah pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan latihan:
No Pendidikan
Penjenjangan/Diklat
Jumlah
L
P
Total
1 Spamen/Pim. Tk. II
- 1 1
2 Spama/Pim. Tk. III
2 3 5
3 Adum/Adumla
2 4 6
4 Bendaharawan
2 2 4
Jumlah
6 10 16
No
Pangkat
Golongan
Jumlah
L P Total
1 Pembina IV 4 4 8
2 Tenaga Kontrak III 11 29 40
3 Pengatur II 8 18 26
4 Juru I 1 - 1
5 Tenaga Kontrak - 41 44 85
Jumlah 65 95 160
46
Tabel 4.5 Jumlah pegawai yang menduduki jabatan struktural dan fungsional :
No
Menurut Eselonering
Jumlah
L P Total
1 Eselon II - 1 1
2 Eselon III 3 2 5
3 Eselon IV 4 11 15
4 Non Eselon 17 37 54
Jumlah 24 51 75
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, Dikutip tanggal 6
Juli 2015.
Keadaan pegawai diatas menunjukan struktur sumber daya aparatur yang
memadai disertai dengan tingkat pendidikan yang berimbang antara pegawai
berpendidikan sarjana dan non sarjana, namun untuk jumlah pegawai non PNS masih
lebih besar dibanding dengan pegawai organik, tentu hal ini memerlukan pembinaan
yang intensif terhadap tugas dan fungsi bidang kependudukan dan pencatatan sipil
untuk meningkatkan kinerja pegawai pelayanan publik yang lebih optimal, baik pada
pelayanan pendaftaran penduduk 14 kecamatan maupun pelayanan pencatatan sipil di
dinas dalam masa waktu lima tahun kedepan.
b. Sarana dan Prasarana Kependudukan dan Catatan Sipil
Pelaksanaan tugas kependudukan dan pencatatan sipil Kota Makassar
dilengkapi dengan sarana dan prasarana pelayanan berupa gedung dan perangkat
sistem pelayanan SIAK pada dinas dan 14 kecamatan. Perangkat pelayanan SIAK
tersebut dibangun sejak 2005 melalui APBD Kota Makassar dalam porgram
penataan administrasi kependudukan dengan kegiatan Pembangunan Sistem
47
Pendaftaran Penduduk yang terintegrasi dengan Sistem Pencatatan Sipil dengan
menggunakan jaringan online antara kecamatan dan dinas untuk pelayanan KTP, KK
dan Surat Pindah.
Selanjutnya pada tahun 2007 Direktorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kemendagri RI memberi bantuan perangkat pelayanan SIAK kepada seluruh
Kabupaten/Kota dan melakukan peningkatan kapasitas pelayanan kependudukan
berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
untuk peningkatan Sistem Administasi Kependudukan (SAK) nasional dengan
melakukan konversi sistem pelayanan tahun 2009 dari SIAK transisi yang digunakan
oleh Kabupaten/Kota kedalam Sistem Pelayanan kependudukan dan Pencatatan sipil
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan pada
tahun 2011 Kementerian Dalam Negeri RI melalui Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil memberi bantuan Sarana komputerisasi
pelayanan KTP Elektrik untuk 14 kecamatan dan Dinas masing-masing sebanyak 2
set. Sehubungan dengan itu sarana perangkat SIAK yang digunakan sejak tahun 2005
sampai sekarang memerlukan penggantian komputer yang teknologinya sudah kurang
renspon terhadap tuntutan pelayanan, begitupula dengan rencana
pemekaran/penambahan kecamatan menjadi 19 kecamatan, tentu hal tersebut
memerlukan penambahan sarana komputer SIAK pada 5 kecamatan tambahan.
Adapun besaran sarana dan prasaran dukcapil sebagai berikut :
48
Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana
No.
Uraian
Satuan
Jumlah
Ket
1.
Tanah
Bidang
1
2.
Alat-Alat Angkutan
Unit
34
3.
Alat-Alat Kantor
dan Rumah Tangga
Buah
784
4.
Alat-Alat Studio
dan Komunikasi
Unit
44
5.
Bangunan Gedung
Unit
7
6.
Jaringan
Unit
1
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, Dikutip
tanggal 6 Juli 2015.
3. Struktur Organisasi dan uraian tugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Makassar
Struktur organisasi adalah salah satu susunan kerja yang memiliki fungsi di
tiap jabatan yang diembannya. Dimana pengorganisasian dirumuskan sebagai
keseluruhan aktifitas kerja dalam mengelompokkan orang-orang, penetapan tugas,
wewenang, fungsi dan tanggung jawab masing-masing serta tujuan terciptanya
kinerja pegawai pelayanan publik yang berdaya guna dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan terlebih dahulu. Bagi suatu instansi pemerintah atau bentuk-bentuk
organisasi lainnya, pembagian kerja secara tepat diantara pegawai instansi pemerintah
49
dan penetapan mekanisme bertujuan untuk mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas
instansi yang bersangkutan. Salah satu hasil dari pengorganisasian adalah struktur
organisasi yang merupakan prosedur formal pengelolaan organisasi.
Adapun susunan organisasi dan tata kerja Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Makassar berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3
tahun 2009 terdiri atas :
a. Kepala Dinas;
Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijaksanaan, penyiapan koordinasi, pembinaan, pemberian bimbingan, dari
pengendalian tugas kantor sesuai dengan kebijaksanaan walikota berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud. kepala dinas menyelenggarkan fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebikjakan teknis di bidang administrasi dokumen
kependudukan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing
(WNA).
2. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program di bidang pengeloloaan dan
pelayanan pencatatan dan penerbitan kutiapan akta kelahiran, perkawinan,
perceraian, kematian, pengakuan,dan pengesahan anak.
3. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis di bidang penyiapan dan
pemeliharaan dokumen dan peleksanaan register akta catatan sipil ke
Pengadilan Negeri .
50
4. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis pengumpulan dan
pengelolaan informasi data kependudukan dan catatan sipil serta memberi
laporan dan penyuluhan.
5. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.
b. Sekretariat:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyusun
rencana kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola
administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumahtanggan dinas.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud,Subbagian Umum dan
Kepegawaian menelanggrakan tugas dan fungsi :
a. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja subbagian Umum dan
Kepegawaian.
b. Mengatur pelaksanaan kegiatan subbagian urusan ketatausahaan meliputi
surat-menyurat, kearsipan, surat perjalanan dinas, mendistribusikan surat
sesuai bidang.
c. Melaksanakan urusan kerumahtanggan dinas
d. Melaksanakan usul kenaikan pangkat, mutasi dan pensiun
e. Melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar dan izin belajar
2. Subbagian Keuangan
51
Subbagian mempunyai tugas menyusun rencana kerja dan
melaksanakan tugas teknis keungan. Dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana di maksudkan, subbagian keuangan menyelanggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana dan program kerja subbagian keuangan
b. Mengumpulkan dan menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
c. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran
(RKA ) dan Dokumen Perencanaan Anggaran ( DPA ) dari masing-masing
Bidang dan sekertariat sebagai bahan konsultasi perencanaan ke Bappeda
melalui kepala dinas
d. Menyusun realisasi perhintungan anggaran dan administarsi perbendaharaan
dinas
e. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
dari masing-masing satuan kerja
3. Subbagian Perlengkapan
Subbagian perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kerja,
melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta
mengevaluasi semua pengadaan barang. Dalam melaksanakan tugas
sebagaiamana dimaksudkan, Subbagaian perlengkapan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
a. Menyusun rencana dan program kerja subbagian perlengkapan
b. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU)
52
c. Meminta Usulan Rencana Kebutuhan Barang Unit ( RKBU) dari semua bidang
dalam lingkup Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
d. Membuat Daftar Kebutuhan Barang ( RKB)
e. Membuat Rencana Tahunan Barang Unit ( RTBU)
c. Bidang Administrasi Kependudukan
Bidang administrasi kependudukan mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan peningkatan pelayanan administrasi kependudukan Warga Negara
Indonesia dan Warga Negara Asing. Dalam melaksankan tugas sebagai mana di
maksud, bidang administrasi kependudukan menyelenggarakan fungsi:
1. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis
2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan rencana dan program pendaftaran
pencatatan administrasi kependudukan
I. Seksi Administrasi Pendaftaran Penduduk
Seksi administrasi pendaftaran penduduk mempunyai tugas menyusun
rencana, melakukan pembinaan, dan peningkatan teknis pelayanan administrasi
pendaftaran penduduk. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi
administrasi pendaftaran penduduk menyelenggarakan fungsi:
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi administrasi pendaftaran
penduduk
2. Melakukan teknis administrasi pendaftaran penduduk dan pendistribusian
formulir pendaftaran penduduk yang terintegrasi dengan pencatatan sipil
53
dalam kerangka Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) bagi
warga WNI dan WNA yang diterima dari subbagian perlengkapan.
II. Seksi Mutasi dan Pelaporan Penduduk
Seksi mutasi dan pelaporan penduduk mempunyai tugas menyusun rencana
dan melakukan pembinaan serta peningkatan teknis pelayanan mutasi data dan
pelaporan penduduk. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi
mutasi dan pelaporan penduduk menyelenggarakan fungsi:
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi mutasi penduduk
2. Melakukan penerbitan dokumen penduduk pindah datang dan pindah keluar
WNI dan WNA
III. Seksi Penerbitan Dokumen Penduduk
Seksi penerbitan dokumen penduduk mempunyai tugas menyusun rencana
melakukan pembinaan dan peningkatan teknis pelayanan penerbitan dokumen
penduduk. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi penerbitan
dokumen penduduk menyelenggarakan fungsi:
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi penerbitan dokumen
penduduk
2. Melakukan kegiatan supervise evaluasi kinerja pelayanan pendaftaran
penduduk di kecamatan dan kelurahan
d. Bidang Akta Kelahiran, Kematian dan Panganggakatan Anak
Bidang akta kelahiran, kematian dan pengangakatan anak mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan pelayanan pencatatan dan penerbitan akta kelahiran
54
akta kematian dan akta pengangkatan anak. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, bidang akta kelahiran, kematian, dan pengangkatan anak
menyelenggarkan fungsi :
1. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis bidang
pelayanan pencatatan dan penerbitan akta kelahiran, akta kematian, dan
pengangkatan anak.
2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan rencana dan program pencatatan
akta kelahiran, akta kematian dan akta pengangkatan anak menurut
peraturan perudang-undangan yang berlaku.
I. Seksi Kelahiran Umum
Seksi kelahiran umum mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan
pencatatan dan penerbitan akta kelahiran umum. Dalam melakukan tugas
sebagaimana dimaksud, seksi kelahiran umum menyelenggaraan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi kelahiran umum
2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas permohonan pencatatan dan penerbitan
akta kelahiran umum WNI dan WNA
II. Seksi Kelahiran Terlambat
Seksi kelahiran terlambat mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan
pencatatan dan penerbitan akta kelahiran terlambat. Dalam melakukan tugas
sebagaimana dimaskud, seksi kelahiran terlambat menyelanggarkan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi kelahiran terlambat
55
2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas permohonan pencatatan dan penerbitan
akta kelahiran terlambat WNI dan WNA.
III. Seksi Kematian dan Pengangatan Anak
Seksi kematian dan pegangkatan anak mempunyai tugas menyusun rencana,
melakukan pencatatan penerbitan akta kematian dan pengangkatan anak. Dalam
melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud, seksi kematian dan pengangkatan anak
menyelenggarkan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi kematian dan pengangktatan
anak .
2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas permohohan pencatatan dan penerbitan
akta kematian dan pengangkatan anak WNI dan WNA .
e. Bidang Akta Perkawinan, Perceraian dan Pengangkatan anak
Bidang akta perkawinan , perceraian dan pengakuan anak yang mempunyai
tugas melakasnakan pembinaan dan pelayanan pencatatan dan penerbitan akta
perkawinan, akta perceraian,akta pengesahan dan pengakuan anak. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang akta perkawinan, penceraian dan
pengakuan anak menyelenggarkan fungsi :
1. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis bidang
pelayanan.
2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan rencana dan program pelayanan
pencatatan dan penerbitan akta perkawinan, akta penceraian dan akta
pengakuan anak.
56
I. Seksi Akta Perkawinan
Seksi akta perkawinan mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan
pencatatan dan penerbitan akta perkawinan. Dalam melakukan tugas sebagaimana
dimaksud, seksi akta perkawinan menyelenggarakan fungsi:
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi akta perkawinan
2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas peemohonan pencatatan dan penerbitan
akta perkawinan WNI dan WNA.
II. Seksi Akta Perceraian
Seksi akta perceraian mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan
pencatatan dan penerbitan akta perceraian. Dalam melakukan tugas sebagai
dimaksud, seksi akta perceraian menyelanggarkan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi perceraian
2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas permohonan pencatatan dan penerbitan
akta perceraian WNI dan WNA
III. Seksi Akta Pengesahan dan Pengakuan Anak
Seksi akta pengesahan da pengakuan anak mempunyai tugas melakukan
pencatatan dan penerbitan akta perceraian. Dalam melakukan tugas sebagaimana
dimaksud, ayat (1) Seksi akta pengesahan dan pengakuan anak menyelenggarkan
fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi pengesahan dan pengakuan
anak.
57
2. Melakukan verifikasi terhadap berkas permohonan pencatatan dan penerbitan
akta pengesahan anak dan pengakuan anak WNI dan WNA.
f. Bidang Data dan Informasi
Bidang data dan informasi dipimpin oleh seorang kepala bidang yang
mempunyai tugas melasanakan pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi
Kependudukan dan Catatan Sipil. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Bidang data dan informasi menyelenggarakan fungsi :
1. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis bidang data dan
informasi Kependudukan dan Catatan Sipil
2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan rencana kerja dan program pelayanan
data dan informasi Kependudukan dan Catatan Sipil.
I. Seksi Penyimpanan dan Perubahan
Seksi penyimpanan dan perubahan mempunyai tugas menyusun rencana,
melakukan penyimpanan dokumen kependudukan dan dokumen catatan sipil.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi penyimpanan dan
perubahan menyelenggarakan fungsi:
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi penyimpanan dan perubahan
2. Melakukan penyimpanan, penataan, dan pemeliharaan buku register akta dokumen
sistem pendaftaran penduduk.
58
II. Seksi Penyuluhan
Seksi penyuluhan mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan
penyuluhan penyelenggaraan kependudukan dan catatan sipil. Dalam melakukan
tugas sebagaimana dimaksud, seksi penyuluhan menyelenggarkan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi penyuluhan
2. Menelaah peraturan perundang-undangan dalam bidang kependudukan
III. Seksi Informasi Data
Seksi informasi data mempunyai tugas menyusun rencana dan melakukan
pengelolaan serta pemantauan kinerja database kependudukan dan catatan sipil.
Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud, seksi informasi menyelenggarakan
fungsi:
1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi informasi data.
2. Melakukan pengolahan database kependudukan dan catatan sipil dalam
kerangka sistem informasi admnistrasi kependudukan (SIAK).
59
SUBBAG UMUM
DAN
KEPEGAWAIAN
SUBBAG
KEUANGAN
SUBBAG
PERLENGKAPAN
Bidang Administrasi
Kependudukan
Bidang Akta Kelahiran,
Kematian dan
Pengangkatan Anak
Bidang Akta Perkawinan,
Perceraian, dan Pengakuan
Anak
Bidang Data dan
Informasi
Seksi Administrasi
Pendaftaran Penduduk
Seksi Kelahiran Umum
Seksi Mutasi dan
Pelaporan Penduduk
Seksi Kelahiran Terlambat
Seksi Akta Perkawinan
Seksi Penyimpanan dan
Perubahan
Seksi Akta Perceraian
Seksi Penyuluhan
Seksi Penerbitan Dokumen
Penduduk
Seksi Kematian dan
Pengangkatan Anak
Seksi Akta Pengesahan dan
Pengakuan Anak
Seksi Informasi Data
UPTD
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
60
4. Tupoksi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor : 3 tahun 2009 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Makassar, merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota Makassar
dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Wali kota melalui Sekretaris daerah Kota.
a. Tugas Pokok
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas pokok
merumuskan, membina dan mengendalikan kebijakan di bidang kependudukan dan
catatan sipil sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi
Pelaksanaan tugas pokok diatas Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Makassar mempunyai fungsi melakukan :
1. Penyusunan rumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan administrasi
kependudukan dan pelayanan akta catatan sipil.
2. Penyusunan rencana dan program dibidang pendaftaran penduduk, penerbitan
dokumen penduduk dan mutasi penduduk.
3. Pelaksanaan pengendalian teknis operasional di bidang pelayanan data dan
informasi kependudukan.
61
4. Pelaksanaan ketatausahaan.
5. Pembinaan unit pelaksana teknis.
c. Visi
”Makassar Menuju Tertib Kepemilikan Dokumen Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Tahun 2019“
Adapun makna dari Visi tersebut adalah bahwa Dinas Kependudukan Catatan
Sipil Kota Makassar sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berfungsi
melakukan pemberian pelayanan publik mengandung arti yaitu upaya atau tekad
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar untuk memberikan Pelayanan
kepada masyarakat yang semaksimal mungkin, guna tertib dalam penerbitan
dokumen kependudukan di bidang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta
Pengelolaan Data base Kependudukan di Kota Makassar untuk kepentingan
perencanaan pembangunan dan pihak lain dalam skala waktu yang ditentukan.
Perwujudan dari hal tersebut sangat dipengaruhi oleh arah kinerja pegawai terhadap
pelaksanaan kegiatan sehingga terjadi kesinambungan dengan misi Pemerintah Kota
Makassar yang sejalan dengan kebijakan Nasional pada implementasi Sistem
Informasi Admnistrasi Kependudukan (SIAK) sebagai pola strategis pelayanan
Pencatatan Admnistrasi Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Makassar.
d. Misi
Agar visi yang telah dirumuskan dapat diaplikasikan secara sistimatik dan
bertahap, maka perumusan misi adalah merupakan suatu hal yang sangat strategi
62
untuk mengarahkan implementasi tugas organisasi sesuai Visi, sehingga tujuan dan
sasaran dapat tercapai sesuai dengan visi yang telah ditetapkan.
Adapun Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sebagai
berikut :
1. Menyelenggarakan administrasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil
secara terintegrasi melalui SIAK (Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan).
2. Meningkatkan pengelolaan database kependudukan secara berkelanjutan.
3. Meningkatkan Sumberdaya yang profesional secara berkelanjutan.
4. Menambah dan mengembangkan sarana dan prasarana SIAK secara
berkelanjutan.
5. Meningkatkan intensitas kajian kebijakan dan pengendalian administrasi
kependudukan dan catatan sipil.
6. Meningkatkan intensitas koordinasi dan singkronisasi dengan instansi terkait
dalam pelaksanaan tugas.
e. Motto
Dari pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan catatan sipil disertai
dengan motto
“ Masyarakat Tertib Data Penduduk Akurat”
63
f. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran yang akan dicapai antara lain :
1. Peningkatan efektifitas tertib pelayanan pendaftaran penduduk yang
terintegrasi dengan sistem pelayanan pencatatan sipil.
Dari tujuan tersebut diatas ditentukan sasaran yaitu :
a. Persentase dokumen kependudukan yang penyelesaiannya sesuai dengan
SOP dan SPM.
b. Persentase kepemilikan akta kelahiran kematian dan pengangkatan anak.
c. Persentase kepemilkan akta perkawinan, perceraian dan pengakuan anak
2. Penyusunan Database Kependudukan yang akurat untuk kepentingan
perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan
Dari tujuan tersebut diatas ditentukan sasaran yaitu :
a. Persentase jumlah dan jenis data yang dapat diakses secara online
b. Penyediaan informasi data kependudukan yang dapat diakses dengan
mudah.
B. Kinerja pegawai pelayanan publik di kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Makassar.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dukcapil kaitannya dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah Kependudukan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 dengan Undang-undang Nomor 24
tahun 2013 tentang Administrasi tentang Pelaksanaan Administrasi Kependudukan,
64
serta Peraturan Presiden Nomor: 25 Tahun 2008 tentang Prosedur dan Tata cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, memerlukan adanya penyerasian
terhadap kinerja pegawai pelayanan publik yang Produktif, efektif, efisien, dan
berkualitas sehingga administrasi kependudukan di Kota Makassar dapat mencapai
tujuan yakni tertib penyelenggaraan administrasi kependudukan secara nasional.
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis menjadi bagian dari pada pelayanan publik untuk
masyarakat dibidang kependudukan. Oleh karena itu fungsi pelayanan publik
kependudukan dan catatan sipil menjadi bagian dari pada pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat sebagai penduduk dan warga negara maka atas dasar itu pemenuhan hak
masyarakat dapat terpenuhi jika kinerja pegawai pelayanan publik harus berdayaguna
sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal tersebut tentu memerlukan adanya
penataan lebih lanjut, cermat dalam pemberian pelayanan yang tidak membeda-
bedakan, tertib dalam penerbitan dokumen kependudukan yang konsekwensinya
dapat membawa akibat hukum dalam tatanan kehidupan masyarakat dimasa yang
akan datang. Lebih lanjut diperlukan adanya peningkatan kualitas aparatur pelaksana
tugas melalui pembinaan dan pemahaman terhadap tugas-tugas dan fungsi pelayanan
publik dalam penerbitan dokumen kependudukan yang didasari dengan integritas,
kesadaran dan ketaatan hukum. Upaya peningkatan kinerja pegawai serta kualitas
pelayanan publik administrasi kependudukan terhadap pencatatan biodata penduduk,
pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan
administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu
65
identitas atau surat keterangan kependudukan, berupa Nomor Induk Kependudukan
(NIK), Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Keterangan
kependudukan lainnya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 9 Tahun
2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota
Makassar. Sejalan dengan pencapaian visi dan misi Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil di Kota Makassar dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat
khususnya dalam mengamati kinerja pegawai, maka penulis melakukan penelitian,
observasi, dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh di lapangan sebagai
hasil penelitian dan pembahasan terkait dengan masalah kinerja pegawai pelayanan
publik di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar. Adapun
uraian hasil penelitian dan pembahasan terkait dengan masalah tersebut diuraikan
seperti di bawah ini :
1. Produktivitas
Salah satu hal yang paling mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam suatu
kinerja yaitu dengan mengamati produktivitas kerja pegawai yakni pencapaian tujuan
suatu organisasi yang terkait langsung dengan tingkat disiplin pegawai, adapun
indikator produktivitas kerja sebagai berikut:
a. Hasil kerja
Hasil kerja dalam kinerja pegawai merupakan tujuan yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan serta waktu dalam mewujudkan pelayanan publik.
66
Berkaitan dengan hasil kerja, maka hasil wawancara dengan Kepala
Subbagian Umum dan Kepegawaian terkait dengan kinerja pegawai pelayanan
publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
mengungkapkan bahwa:
“Menurut penilaian saya sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, kinerja
pegawai dalam pelayanan publik sangatlah memenuhi persyaratan
kepegawaian sesuai dengan hasil kerja yang diharapkan pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil yang bertujuan untuk meningkatkan
terwujudnya data kependudukan yang akurat. Hasil kerja dari pegawai
akan jauh lebih baik lagi apabila adanya kesadaran yang lebih akan tugas
dan tanggung jawab yang diemban oleh pegawai itu sendiri guna
menghasilkan kinerja yang maksimal pula. “(Hasil wawancara dengan S.M
Senin, 06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dari informan diatas menunjukkan kejelasan
bahwa apa yang informan amati sesuai dengan hasil kerja dari pegawai pelayanan
publik sudah sesuai dengan apa yang diharapkan untuk dapat meningkatkan tujuan
dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, namun yang terpenting dari seorang
pegawai yaitu kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelayan
publik kepada masyarakat.
Sejalan dengan hal itu, hasil wawancara dengan salah seorang staf pegawai
mengungkapkan bahwa:
”Menurut saya pribadi hasil kerja pegawai di kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil sudah bisa dikatakan cukup baik karna kami semua
menjalankan tugas dan fugsi sesuai dengan jabatan yang kami terima jika
ada kesalahan yang membuat prosedur kerja sehingga pelayanan terhambat
kami sesegera mungkin mengatasinya. Dalam hal bekerjasama serta
67
membangun pekerjaan ini bersama guna mencapai tujuan yang dihasilkan”.
(Hasil wawancara dengan N.W Senin, 06 Juli 2015 ).
Hasil wawancara dengan salah satu informan diatas menjelaskan bahwa hasil
kerja di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah cukup baik, dilihat dari
kinerja pegawainya yang menjalankan tugas-tugas serta fungsinya sesuai dengan
jabatan yang mereka terima. Adapun kendala-kendala yang mereka hadapi dalam
proses pelayanan, mereka dengan segera mungkin mengatasi agar terbangun kinerja
baik yang dihasilkan sesuai dengan sasaran dan tujuan sebelumnya.
Adapun hasil wawancara dari staf kepegawaian Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Makassar mengungkapkan bahwa:
“Hasil kerja dari pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah
cukup baik pegawai-pegawai yang bertugas memberikan arahan serta
pemahaman yang sangat membantu pada masyarakat dalam pelayananan
sehingga dapat memudahkan masyarakat yang sedang melakukan
kepengurusan kependudukan yang perlu di tingkatkan hanyalah
pemahaman serta kesadaran masyarakat untuk membawa kelengkapan
data-data yang dibutuhkan sehingga tidak menghambat kerja pegawai
dalam proses pelayanan”. (Hasil wawancara dengan S.T Senin, 06 Juni
2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu informan di atas
menjelaskan bahwa hasil kerja pegawai sudah cukup baik, pegawai-pegawai yang
bertugas sudah memberikan arahan serta pemahaman yang dapat membantu
masyarakat yang sedang melakukan pengurusan kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, hanya saja yang perlu ditingkatkan
pemahaman serta kesadaran masyarakat akan kelengkapan data yang dibutuhkan
68
sehingga tidak menghambat kerja pegawai dalam proses pelayanan publik guna
meningkatkan kinerja pegawai.
Hasil wawancara dari staf pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Makassar mengungkapkan bahwa:
”Menurut saya hasil kerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil cukup memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dari segi
pelayanannya karna seperti yang sedang saya jalani saya di wajibkan
mengutamakan kepentingan publik atau masyarakat yang dilayani di atas
kepentingan pribadi, menjalani prosedur kerja sesuai dengan apa yang
ditugaskan kepada kami sebagai pegawai memberikan pelayanan yang baik
terhadap masyarakat guna mewujudkan tujuan dari Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Makassar yaitu mewujudkan keakuratan dokumen
kependudukan”. (Hasil wawancara dengan B.J Senin, 06 Juni 2015).
Hasil wawancara dari informan di atas mengungkapkan bahwa hasil kerja
pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar cukup
memberikan dampak baik terutama dari segi pelayanan seperti yang di katakana oleh
informan bahwa ia diwajibkan mengutamakan kepentingan publik melayani
masyarakat dibandingkan dengan kepentingan pribadi, serta melaksanakan kewajiban
kerja sebagai seorang pegawai guna untuk menjalankan tujuan dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dengan mewujudkan keakuratan
dokumen kependudukan.
69
Selanjutnya adapun hasil wawancara dengan informan utama yakni
masyarakat yang melakukan pengurusan dokumen kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, mengungkapkan bahwa:
“saya cukup merasa puas dengan pelayanan yang di berikan kepada saya saat
ini, pegawai atau petugas pelayanan yang melayani saya mengarahkan serta
memberi tahukan data-data kelengkapan apa saja yang di butuhkan dalam
kepengurusan sehingga saya dengan mudah mengurus dokumen
kependudukan yang saya perlukan dan di sini saya bisa melihat hasil kerja
dari pegawai atau petugas pelayanan sudah bisa di katakan baik” (Hasil
wawancara dengan H.A Senin, 06 Juli 2015).
Sebagaimana dengan hasil wawancara dari informan di atas mengatakan
bahwa ia sebagai masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari petugas atau
pegawai pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sudah
merasa puas akan pelayanan yang diberikan kepadanya sebab pegawai yang sedang
menjalankan tugasnya sudah memberi dan mengarahkan masyarakat mengenai data-
data kelengkapan prosedur pelayanan dalam pengurusan dokumen kependudukan,
dan dari hal itupun informan diatas melihat hasil kerja yang baik.
Selanjutnya adapun wawancara dengan masyarakat yang berbeda, yang juga
melakukan pengurusan kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Makassar mengungkapkan:
“saya kurang merasa puas dengan hasil kerja pegawai dalam melayani saya
di kantor ini, saya sudah diberi pemberitahuan untuk menunggu akan tetapi
rasanya terlalu lama dan berbelit-belit sehingga saya merasa bosan
menunggu untuk antrian pengambilan dokumen kependudukan yang saya
urus dari beberapa jam yang lalu”. (Hasil wawancara dengan M.R Senin,
06 Juli 2015).
70
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang
dijadikan informan utama mengungkapkan hasil wawancara yang berbeda,
masyarakat yang melakukan pengurusan dokumen kependudukan kurang merasa
puas dengan hasil kerja pegawai dalam segi kepuasaan dalam pelayanan kepada
masyarakat sehingga membuat informan ini merasa bosan disebabkan oleh pelayanan
yang berbelit-belit untuk pengambilan hasil dokumen yang beberapa jam lalu di urus
oleh informan di atas.
Sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa informan di atas ditemukan
beberapa kejelasan tentang hasil kerja pegawai dalam pelayanan publik , berpatokan
pada keakuratan dokumen kependudukan sebagai acuan utama. Di lihat dari hasil
wawancara dengan beberapa informan di atas cukup memberikan kejelasan bahwa
hasil kerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sudah cukup
baik. Selain itu informan di atas juga menjelaskan bahwa yang paling terpenting
adalah setiap orang yang melakukan pengurusan dokumen kependudukan harus
melengkapi persyaratan yang telah ditentukan terlebih dahulu, sehingga proses
pengurusan dokumen di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar bisa
langsung dilaksanakan dan tidak terhambat.
Penjelasan yang berbedapun di ungkapkan oleh salah satu informan diatas
bahwa hasil kerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
kurang baik jika di lihat dari segi kepuasan masyarakat, di sebabkan adanya
pelayanan yang sedikit berbelit-belit dan dalam proses pengantrian hasil pengurusan
71
dokumen kependudukan memakan waktu yang lama membuat informan di atas
merasa bosan. Meskipun pada dasarnya sudah banyak informan yang memberikan
hasil wawancara yang mendukung hasil kerja dari pegawai tapi tetap saja ada salah
satu dari informan di atas memberi hasil wawancara yang kurang baik.
b. Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah ketaatan dan kepatuhan seorang karyawan terhadap
semua peraturan dan prosedur kerja yang telah di tetapkan oleh perusahaan, serta
bertanggung jawab terhadap hasil kerjanya. Terkhusus dalam hal pelayanan dokumen
kependudukan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
pegawai atau karyawan memerlukan diterapkannya disiplin kerja.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka hasil wawancara dengan Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Makassar mengungkapkan bahwa:
“Seperti yang saya ketahui disiplin kerja yang diterapkan untuk pegawai
sudah di jadikan acuan utama di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Makassar hal ini dapat dilihat dari absensi kehadiran,
keterlambatan masuk kerja, serta mendahului jam pulang kerja, pegawai di
kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sudah
menjalani dan melakukan disiplin kerja yang baik guna memberikan
pelayanan yang maksimal” (Hasil wawancara dengan S.M Senin,06 Juli
2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa disiplin kerja yang diterapkan untuk pegawai sudah dijadikan
acuan utama, dilihat dari absensi kehadiran, keterlambatan masuk kerja, serta
72
mendahului jam pulang kerja. Informan diatas juga menjelaskan bahwa pegawai di
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sudah menjalani dan
melakukan disiplin kerja yang baik guna memberikan pelayan yang maksimal.
Senada dengan hal di atas, hasil wawancara dengan salah seorang staf
pegawai yang menjadi informan mengungkapkan bahwa :
“Disiplin kerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
sudah sangat disiplin, ada sanksi yang diberikan jika pegawai yang bertugas
tidak ada di tempat pelayanan. jika secara terus-menerus seperti itu maka
pegawai yang bertugas akan diberi sanksi sesuai dengan kesalahan yang
dilakukan” (Hasil wawancara dengan N.W Senin, 06 Juli 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dari informan di atas menjelaskan bahwa
disiplin kerja di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sudah
sangat disiplin, dan lebih jelasnya menurut penjelasan informan di atas jika pegawai
tidak disiplin, saat waktu tugas pelayanan dan pegawai tidak ada di tempat pelayanan
maka pegawai akan diberikan sanksi sesuai dengan kesalahan apa yang dilakukan
pada saat bertugas.
Sejalan dengan hal di atas, adapun staf kepegawaian mengungkapkan bahwa:
“disiplin kerja pegawai di Kantor ini sudah berjalan dengan baik bisa dilihat
dari jadwal tugas dalam pelayanan semua pegawai yang bertugas hari itu
harus berada ditempat pelayanan melayani masyarakat dengan baik” (Hasil
wawancara dengan S.T Senin, 06 Juli 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas menjelaskan bahwa
disiplin kerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
73
Makassar sudah berjalan dengan baik, informan juga menjelaskan jika pegawai yang
bertugas diwajibkan berada di tempat pelayanan melayani masyarakat dengan baik.
Hasil wawancara dengan salah seorang staf pegawai yang menjadi informan
mengungkapkan bahwa:
“Berbicara mengenai disiplin kerja yang di terapkan di kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sudah cukup baik menurut
saya karna apabila saya atau pegawai lainpun tidak masuk kantor saya harus
memberi kejelasan izin atau semacam informasi kepada pihak kantor” (Hasil
wawancara dengan B.J Senin, 06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan informan diatas menjelaskan bahwa
disiplin kerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
sudah cukup baik, informan juga mengungkapkan apabila ia atau pegawai lain yang
tidak masuk kantor maka pegawai tersebut harus memberi kejelasan seperti izin
bahkan informasi apa saja yang membuat pegawai tersebut tidak masuk kerja.
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan menjelaskan bahwa disiplin
kerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar sudah cukup baik,
dilihat dari absensi kehadiran, keterlambatan masuk kerja, serta mendahului jam
pulang kerja, semua hal terkait disiplin kerja yang diterapkan sudah berjalan dengan
baik. Adapun beberapa hal yang membangun disiplin kerja yang baik di kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar yakni mengenai di wajibkan adanya
informasi masuk jika pegawai tidak masuk kantor untuk bertugas diharapkan adanya
kejelasan yang sejelas-jelasnya dari pegawai itu sendiri, agar Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil kota Makassar tetap bisa mengacu pada disiplin kerja yang sangat
74
baik, akan tetapi menurut saya sebagai peneliti menemukan dan melihat apa yang
terjadi dilapangan tidak sesuai dengan hasil wawancara yang diberikan oleh pimpinan
serta beberapa staf pegawai kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar yang saya lihat pegawai di sana masuk kantor kadang pada waktu yang
tepat dan kadang juga sangat terlambat sehingga loket yang seharusnya sudah diisi
oleh pegawai yang bertugas masih kosong sehingga ini memperlambat pelayanan
pada masyarakat yang membutuhkan pelayanan publik dan pada saat waktu jam kerja
belum selesai banyak pegawai yang pulang jauh sebelum jam pulang kantor karna
melihat kondisi di kantor sudah tak sepadat pada waktu pelayanan pada pagi hari.
2. Efektivitas
Efektivitas dalam kinerja pegawai sangat penting, efektivitas merupakan
unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap
organisasi. Efektivitas disebut juga efektif apabila tercapainya tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat efektivitas kerja pegawai dapat diukur
dari keadaan dan kemampuan berhasilnya suatu kerja yang dilakukan, serta
memberikan guna yang diharapkan. Adapun indikator efektivitas kerja sebagai
berikut:
a. Kecepatan pelayanan (kesederhanaan prosedur)
Salah satu hal yang paling mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam kinerja
pegawai yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang baik, dengan melihat
tingkat kecepatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Terkhusus
75
pada kesederhanaan prosedur artinya prosedur dalam pelayanan publik tidak
berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. Salah satu hal yang
sangat penting dalam pelayanan publik khususnya pada pelayanan administrasi
kependudukan dan catatan sipil seperti pelayanan pengurusan dokumen
kependudukan harus dilaksanakan dengan prosedur yang sederhana, mudah
dipahami, dan mudah untuk dilaksanakan.
Berkaitan dengan kecepatan pelayanan yakni kesederhanaan prosedur, maka
hasil wawancara dengan kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar mengungkapkan bahwa :
“Kesederhanaan prosedur dalam pelayanan pengurusan dokumen
kependudukan sangat amat sederhana dan mudah dipahami. Yang paling
terpenting dalam pelayan dokumen adalah bagaimana masyarakat mampu
melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi sebelum mengurus di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dan setelah seluruh
persyaratan sudah terpenuhi maka petugas pemberi layanan akan segera
mengerjakannya. “(Hasil wawancara dengan S.M, Senin, 06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa prosedur dalam pelayanan dokumen kependudukan sudah sangat
sederhana, namun yang terpenting adalah bagaimana masyarakat melengkapi seluruh
persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengurusan pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar. Selain itu informan di atas
menjelaskan bahwa prosedur dalam pelayanan dokumen kependudukan sangat
sederhana, mudah dipahami, dan tentunya mudah untuk dilaksanakan.
76
Sejalan dengan hal itu, hasil wawancara dengan salah seorang staf pegawai
yang bertugas pada saat itu, mengungkapkan bahwa :
“Tingkat kesederhanaan prosedur pengurusan dokumen kependudukan
sangatlah sederhana dan mudah dipahami. Masyarakat yang sedang
melakukan pengurusan dokumen akan dilayani dengan baik oleh staf yang
sedang bertugas. Maka dari itu kami senantiasa menghimbau kepada
masyarakat agar tidak menggunakan calo dalam kepengurusan data
kependudukan apapun itu baik itu berupa KTP, KK, akta kelahiran dan
lain-lain, karena prosedur yang kami miliki sesuai dengan SOP sudah
sangat sederhana dan mudah dipahami” (Hasil wawancara dengan N.W.
Senin, 06 Juli 2015).
Hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas menjelaskan bahwa
tingkat kesederhanaan prosedur pengurusan dokumen kependudukan sudah sangat
sederhana dan mudah untuk dipahami. Pengurusan dokumen kependudukan apa saja
yang dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar memiliki
dasar SOP yang mengharapkan agar pelayanan pengurusan dokumen kependudukan
bisa dilaksanakan dengan mudah dan sederhana. Namun terkadang masyarakat masih
banyak yang menggunakan jasa calo dalam melakukan pengurusan dokumen
kependudukan baik itu dokumen kependudukan seperti, KTP, KK, akta kelahiran,dan
lain-lain meski pihak dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar
telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar senantiasa melakukan
pengurusan yang berkaitan dengan data kependudukan secara langsung tanpa
menggunakan jasa dari pihak lain.
Hasil wawancara dengan salah seorang pegawai yang menjadi informan
mengungkapkan bahwa:
77
“Prosedur yang dibutuhkan dalam pengurusan data kependudukan di Kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menurut saya tidak begitu sulit bahkan
bisa dikatakan sangat mudah untuk diketahui, sebab segala persyaratan
kepengurusan dokumen kependudukan sudah sangat jelas tertulis serta
ditempelkan di papan pengumuman yang berada di Kantor ini, masyarakat
bisa dengan leluasa melihat serta membaca prosedur apa saja yang dibutuhkan
dalam pengurusan dokumen kependudukan” (Hasil wawancara dengan S.T.
Senin, 06 Juli 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas menjelaskan bahwa
prosedur yang dibutuhkan dalam pengurusan dokumen kependudukan sangat mudah
untuk diketahui. Informan juga menjelaskan bahwa prosedur persyaratan pengurusan
dokumen kependudukan sudah sangat jelas dapat dilihat pada papan pengumuman
yang berada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, masyarakat
bisa dengan leluasa melihat dan membaca prosedur apa saja yang dibutuhkan dalam
pengurusan dokumen kependudukan.
Adapun hasil wawancara dengan staf pegawai yang menjadi tambahan
informan mengungkapkan bahwa:
“kecepatan pelayanan di kantor ini menurut saya sudah cukup baik dan
tidak sulit dilihat dari kesederhanaan prosedurnya cukup memberi
kemudahan bagi masyarakat yang dilayani” (Hasil wawancara dengan B.J.
Senin 06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa dilihat dari kesederhanaan prosedurnya kecepatan pelayanan di
kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sudah cukup baik dan
tidak sulit, masyarakat diberi kemudahan dari prosedur yang cukup sederhana.
78
Hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang sedang melakukan
pengurusan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar mengungkapkan bahwa :
“Pengurusan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil kota Makassar cukup sederhana dan tidak rumit. Yang perlu kita
ketahui sebelum melakukan pengurusan dokumen kependudukan adalah kita
harus tau dulu apa yang menjadi persyaratan yang harus dibawa sehingga
kita tidak perlu repot untuk kembali jika berkas kita belum lengkap. “(Hasil
wawancara dengan H.A. Senin, 06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa prosedur pengurusan dokumen kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar cukup sederhana dan tidak rumit.
Yang perlu diperhatikan oleh setiap orang yang ingin melakukan pengurusan
dokumen kependudukan adalah melengkapi persyaratan yang telah ditentukan
sehingga tidak menjadi kerepotan apabila masih ada persyaratan yang harus diminta
oleh petugas atau staf yang memberikan pelayanan.
Adapun hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang mengurus
dokumen kependudukan mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya selama mengurus keperluan dokumen kependudukan di
kantor ini pelayanannya sangat cepat dan tidak sulit bagi saya jika dilihat
dari kesederhanaan prosedur pelayanan yang diberikan” (Hasil wawancara
dengan N.F. Senin, 06 Juli 2015 ).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat diatas
mengungkapkan bahwa selama informan mengurus dokumen kependudukan di Dinas
79
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar pelayanannya sangat cepat dapat
dilihat dari kesederhanaan prosedur pelayanan yang diberikan.
Selanjutnya adapun hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang
berbeda yang sedang menunggu hasil pengurusan dokumen kependudukan
mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya kesederhanaan prosedur yang diberikan di kantor ini memang
tidak rumit akan tetapi saya merasa bosan menunggu hasil kepengurusan
dokumen kependudukan yang saya urus sedari tadi antriannya terlalu lama”
(Hasil wawancara dengan M.R. Senin, 06 Juli 2015).
Berdasarkan hasil wawancara diatas informan mengungkapkan bahwa
prosedur pelayanan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sangatlah
sederhana akan tetapi informan merasa bosan menuggu hasil kepengurusan dokumen
kependudukan yang diurusnya sedari tadi menurut informan antriannya terlalu lama.
Sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa informan di atas ditemukan
beberapa kejelasan tentang tingkat kesederhanaan prosedur dalam pengurusan
dokumen kependudukan yang sudah sangat cukup sederhana, mudah dipahami, dan
tentunya mudah untuk dilaksanakan oleh petugas pemberi layanan. Selain itu
informan di atas juga menjelaskan bahwa yang paling terpenting adalah setiap orang
yang melakukan pengurusan dokumen kepedudukan apapun baik itu berupa KTP,
KK, akta kelahiran, dan dokumen kependudukan lainnya harus melengkapi
persyaratan yang telah ditentukan terlebih dahulu, sehingga proses pengurusan
dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar
80
bisa langsung dilaksanakan dan tidak terhambat. Penjelasan salah seorang informan
juga mengungkapkan bahwa masih ada masyarakat yang menggunakan jasa pihak
lain dalam pengurusan dokumen kependudukan meski pada dasarnya pihak Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar telah beberapa kali menghimbau
kepada masyarakat untuk langsung melakukan pengurusan karena prosedur yang
digunakan sudah cukup sangat sederhana, meskipun ada himbauan dari pihak Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar bahwa masyarakat tidak harus
menggunakan jasa calo untuk tiap pengurusan dokumen kependudukan yang
diurusnya tetapi kenyataan yang saya temukan dilapangan tetap saja ada masyarakat
yang menggunakan jasa calo untuk mengurus di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil kota Makassar. Adapun informan yang mengatakan kesederhanaan prosedurnya
memang sangatlah sederhana akan tetapi informan tersebut mengeluhkan antrian
untuk menuggu hasil pengurusan dokumen kependudukan yang sangat lambat.
b. Kepastian Waktu Kerja
Kepastian waktu kerja adalah dalam pelaksanaan pelayanan publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Waktu yang ditentukan dalam
pelayanan publik adalah hal yang sangat penting untuk melakukan penilaian atas
keberhasilan kinerja pelayanan publik yang diberikan oleh sebuah instansi
pemerintahan. Terkhusus dalam hal pelayanan pengurusan dokumen kependudukan
berupa KK, KTP, akta kelahiran dan dokumen kependudukan lainnya di Dinas
81
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar masyarakat tentunya memerlukan
kepastian waktu yang diberikan dalam pelayanan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka hasil wawancara dengan kepala
Subbagian Umum dan Kepegawaian di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar mengungkapkan bahwa :
“Waktu yang dibutuhkan dalam pengurusan dokumen kependudukan
berupa KTP, KK, akta kelahiran dan pengurusan dokumen lainnya relatif
sangat cepat karena bisa terselesaikan dalam satu hari kerja. Masyarakat
tentunya sangat ingin jika semua urusan yang sedang dilaksanakan bisa
selesai dengan cepat, maka dari itu kami berupaya untuk memberikan
kepastian waktu dalam pengurusan akta kelahiran bisa terselesaikan dalam
satu hari kerja saja. “ (Hasil wawancara dengan S.M. Senin, 06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa waktu yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pengurusan
dokumen kependudukan berupa KTP, KK, akta kelahiran dan pengurusan dokumen
kependudukan lainnya relative cepat karena bisa terselesaikan dalam satu hari kerja
saja. Masyarakat yang melakukan pengurusan dokumen tentunya berharap agar
urusan yang sedang dilaksanakan bisa segera terselesaikan.
Senada dengan hal di atas, hasil wawancara dengan salah seorang staf yang
menjadi informan mengungkapkan bahwa :
“Pengurusan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil kota Makassar cukup sangat cepat terselesaikan, karena kami
memberikan kepastian waktu dalam kurun satu hari kerja saja. Bahkan
biasanya masyarakat hanya perlu menunggu sekitar kurang dari dua jam
saja. “(Hasil wawancara dengan N.W. Senin,06 Juli 2015).
82
Hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas menjelaskan bahwa
pengurusan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar cukup sangat cepat terselesaikan, karena pihak pemberi layanan
memberikan kepastian waktu dalam kurun hanya satu hari kerja. Bahkan biasanya
masyarakat cukup menunggu kurang dari dua jam saja. Hasil wawancara tersebut
menunjukkan bahwa kepastian waktu yang dibutuhkan cukup cepat sehingga
masyarakat tidak merasakan kejenuhan dalam mengurus dokumen kependudukan
yang diperlukan.
Adapun hasil wawancara dengan salah satu staf pegawai yang menjadi
informan mengungkapkan:
“Kepastian waktu kerja di kantor ini sudah dijalankan dengan baik menurut
saya dapat di lihat dari pelayanan kami sebagai pegawai memberikan
pelayan yang baik merupakan hal utama yang di tekankan kepada kami agar
masyarakat merasa terbantu dengan pekerjaan yang kami jalankan” (Hasil
wawancara dengan S.T. Senin,06 Juli 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas menjelaskan bahwa
kepastian waktu kerja di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar sudah berjalan dengan baikdapat dilihat dari pelayanan pegawainya yakni
memberikan pelayanan yang cukup baik kepada masyarakat agar masyarakat merasa
terbantu dengan pekerjaan yang informan jalankan.
Selanjutnya adapun hasil wawancara dengan salah seorang masyarakat yang
menjadi informan mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya kepastian waktu kerja di kantor ini sudah sangat cepat karna
saya melakukan pengurusan dokumen merasakan hal tersebut dilihat dari
83
pelayanan yang diberikan cukup baik” (Hasil wawancara dengan H.A.
Senin, 06 Juli 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas menjelaskan bahwa
kepastian waktu kerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar sudah
sangat cepat karna sejak informan melaksanakan pengurusan dokumen kependudukan
merasakan hal tersebut dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan cukup baik .
Selain itu, hasil wawancara dengan salah seorang masyarakat yang melakukan
pengurusan dokumen kependudukan mengungkapkan bahwa:
“Pengurusan dokumen kependudukan yang saya lakukan di Dinas
Kependukan dan Catatan Sipil kota Makassar hanya berkisar kurang lebih
sekitar 2 jam saja. Dari tingkat waktu pelayanannya, saya merasa cukup
puas karena tidak perlu menunggu berhari-hari baru bisa terselesaikan.”
(Hasil wawancara dengan N.F. Senin, 06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa waktu yang dibutuhkan dalam pengurusan dokumen
kependudukan yang diurusnya di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar hanya berkisar kurang lebih dua jam saja. Dari penggunaan waktu yang
cukup cepat itu, masyarakat yang melakukan pengurusan dokumen kependudukan
merasa puas karena tidak perlu menunggu berhari-hari baru terselesaikan.
Selanjutnya adapun informan salah satu mayarakat yang berbeda
mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya waktu yang digunakan dalam pelayanan sudah cukup cepat
akan tetapi yang saya lihat dan rasakan terlalu banyak antrian serta saya
merasa bosan menuggu pada saat saya melakukan pengurusan dokumen di
kantor ini”(Hasil wawancara dengan M.R. Senin, 06 Juli 2015).
84
Sebagaimana dengan hasil wawancara dengan informan diatas dijelaskan
bahwa waktu yang digunakan dalam pelayanan sudah cukup cepat namun masih ada
saja ada kendala tersendiri yang di ungkapkan informan yaitu banyaknya antrian dan
informan tersebut merasa bosan menunggu pada saat informan melaksanakan
pengurusan dokumen di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar.
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan menjelaskan bahwa
kepastian waktu yang dibutuhkan dalam pengurusan dokumen kependudukan di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar cukup sangat cepat, karena
bisa terselasaikan dalam kurun satu hari kerja saja. Kepastian waktu yang cukup
terjangkau oleh masyarakat dalam melakukan pengurusan dokumen kependudukan
sangat memberikan rasa kepuasan atas pelayanan yang diberikan oleh pihak Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar. Namun ada juga salah satu informan
yang merasa bosan pada saat antrian hasil pengurusan di kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil kota Makasssar. Dari hasil observasi saya secara langsung
dilapangan, pelayanan dari pegawai belum dapat dikategorikan memberi kepuasaan
karena saya melihat banyaknya antrian yang padat dan sangat tidak beraturan dan
saya mendengar keluhan dari masyarakat lain yang sedari tadi menunggu hasil
dokumen kependudukan yang di urusnya yang belum juga terselesaikan.
85
3. Efisiensi
Efisiensi merupakan metode perbandingan antara usaha yang dilakukan
dengan hasil yang ingin dicapai. Efisiensi dapat diterjemahkan dengan daya guna. Ini
menunjukkan bahwa efisiensi selain menekankan pada hasilnya, juga ditekankan
pada daya atau usaha/pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut agar tidak terjadi
pemborosan. Adapun indikator efisiensi kerja sebagai berikut:
a. Kelenturan Fleksibilitas (Kepastian Tarif Biaya)
Dinamika perkembangan administrasi pelayanan publik dalam tubuh
pemerintahan saat ini menuntut adanya sikap aparat birokrat yang lebih fleksibel
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Keterbukaan pemerintah dalam hal
pelayanan publik mencerminkan terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik
(Good Governance) guna di capainya kinerja pegawai yang lebih efisien. Pelayanan
publik merupakan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dengan dasar dan tujuan
yang jelas dalam pengelolaan pemerintahan. Dalam hal pelayanan publik tentunya
terdapat beberapa pelayanan yang menerapkan penarikan tarif atau biaya sebagai
penerimaan atas daerah atau Negara (PAD). Dalam menentukan tarif dan biaya dalam
pelayanan publik tentunya pihak pemerintah harus memiliki dasar peraturan dan
perundang-undangan sehingga tercapiannya tujuan dari kinerja pegawai pelayanan
publik yang efisien.
86
Berkaitan dengan hal ini, maka hasil wawancara dengan Kepala Subbagian
Umum dan Kepegawaian mengungkapkan bahwa :
“Dalam penetapan tarif dan biaya untuk pengurusan dokumen kependudukan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan peraturan daerah bapak Wali Kota
Makassar. Hal tersebut yang menjadi acuan dari penetapan biaya atau tarif
pengurusan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil kota Makassar. “ (Hasil wawancara dengan S.M. Senin,06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan informan di atas menjelaskan bahwa
penetapan tarif atau biaya dalam pengurusan dokumen kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar telah memiliki kepastian dengan
mengacu pada kebijakan bapak Wali Kota Makassar. Jadi penetapan tarif atau biaya
yang diterapkan dalam pengurusan dokumen kependudukan tidak serta merta
dilakukan oleh oknum pegawai dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar.
Senada dengan hal tersebut, maka hasil wawancara dengan staf pegawai
mengungkapkan bahwa :
“Kepastian biaya dari pengurusan dokumen kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar tidak memberikan beban
kepada masyarakat karena gratis.” (Hasil wawancara dengan N.W. Senin,06
Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan informan di atas menjelaskan bahwa
kepastian biaya dari pengurusan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil kota Makassar pada dasarnya tidak menjadi beban bagi masyarakat
kalangan menengah ke bawah karena bersifat gratis.
87
Selanjutnya adapun hasil wawancara dengan salah satu staf kepegawaian
mengungkapkan bahwa:
“kepastian tarif di kantor ini bersifat gratis tidak ada sedikitpun tarif yang
dikenakan kepada masyarakat dalam pengurusan dokumen kependudukan
apapun itu baik itu dokumen kependudukan berupa KTP, KK, akta kelahiran
dan dokumen kependudukan lainnya” (Hasil wawancara dengan S.T.
Senin,06 Juli 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat dijelaskan bahwa
kepastian tarif di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar
bersifat gratis, tidak ada sedikitpun tarif yang dikenakan kepada masyarakat dalam
pengurusan dokumen kependudukan apapun itu baik pengurusan dokumen
kependudukan berupa KTP, KK, akta kelahiran dan pengurusan dokumen
kependudukan lainnya.
Selain dari itu, hasil wawancara dengan salah seorang masyarakat
mengungkapkan bahwa :
“Dalam pengurusan dokumen kependudukan yang saya urus di kantor ini
saya tidak membayar sepeserpun kecuali biaya untuk foto copy dan lain-
lain. Hanya itu saja yang menjadi beban biayanya”. (Hasil wawancara
dengan N.F. Senin,06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa biaya yang diterapkan dalam pengurusan dokumen
kependudukan cukup terjangkau sehingga masyarakat tidak terlalu merasakan beban
dari ketentuan tersebut. Selain itu ketetapan tentang biaya dari pengurusan dokumen
kependudukan menjadi pasti dengan adanya dasar hukum yang menjadi acuannya.
88
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan di atas menjelaskan bahwa
kepastian tarif atau biaya dari pengurusan dokumen kependudukan pada dasarnya
memiliki landasan aturan hukum yang jelas dari kebijakan pemerintah kota yang
dikeluarkan atau ditetapkan oleh bapak Wali Kota. Selain itu hasil wawancara dengan
beberapa informan di atas mengungkapkan bahwa biaya gratis yang ditetapkan oleh
pemerintah dalam hal pengurusan dokumen kependudukan tidak memberikan beban
bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Informan di atas juga memperjelas
dalam pengurusan dokumen kependudukan apapun baik itu berupa KTP, KK, akta
kelahiran dan dokumen kependudukan lainnya sedikitpun tidak membebankan tarif
biaya kepada masyarakat karna semua dokumen kependudukan di kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar bersifat gratis, namun saya tidak
membenarkan hal ini karena yang saya temukan dilapangan ketika saya masuk ke
antrian pengunjung di loket pengambilan data tepat di pintu samping kantor Dinas
Kependuukan dan Catatan Sipil kota Makassar saya mendengar adanya masyarakat
yang mengatakan bahwa jika kepengurusan ingin cepat ia harus membayar dari harga
yang di sebutkan Rp. 200.000, Rp. 150.000, dan paling sedikit Rp. 50.000 agar
dokumen kependudukan yang masyarakat urus cepat diselesaikan bahkan bisa sampai
kurang dari sejam menunggu.
b. Kemudahan Akses Informasi
Salah satu hal yang menjadi cerminan dari tata kelola pemerintahan yang baik
adalah dengan adanya kemudahan untuk mengakses informasi dari pelayanan publik
atau kinerja dari aparatur birokrasi. Kemudahan akses informasi dalam pelayanan
89
publik juga tentunya akan memicu tingkat partisipasi publik yang lebih tinggi dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Kemudahan akses informasi juga akan menjadi
indikator utama terselenggaranya pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab.
Berkaitan dengan hal ini, maka hasil wawancara dengan Kepala Subbagian
Umum dan Kepegawaian di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar mengungkapkan bahwa :
“Setiap masyarakat kota Makassar mampu mengakses informasi dari kantor
kami, baik yang dilakukan secara langsung dengan cara mendatangi kantor,
maupun dengan cara membuka website kami. “ (Hasil wawancara dengan
S.M. Senin,06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa seluruh masyarakat kota Makassar mampu mengakses informasi
tentang pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar baik
secara langsung maupun dengan cara membuka website dari Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil kota Makassar.
Selain dari itu, hasil wawancara dengan salah seorang staf pegawai juga
mengungkapkan bahwa :
“Untuk mengetahui atau mengkses informasi tentang pelayanan di kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar setiap orang dapat
langsung membuka website. Namun jika ada informasi yang belum ada pada
website, maka anda dapat menanyakan langsung ke pada kami”. (Hasil
wawancara dengan N.W. Senin,06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan informan di atas menjelaskan bahwa
informasi lebih mudah diakses melalui website, namun jika masih ada informasi yang
90
belum tampil pada website, maka masyarakat dapat menanyakan langsung ke pihak
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar.
Hasil wawancara lain dari salah seorang masyarakat mengungkapkan bahwa :
“Informasi tentang pelayanan dokumen kependudukan sangat mudah untuk
diketahui baik dengan melihat website maupun dengan mengunjungi kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar. Selain itu alur atau
gambaran tentang prosedur dari pengurusan juga ada”. (Hasil wawancara
dengan H.A. Senin,06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan informan di atas menjelaskan bahwa
informasi tentang pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar
sangat mudah untuk diakses baik di website maupun secara langsung karena pada
kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar banyak gambar ataupun
penjelesan tentang beberapa pelayanan publik di kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar.
Adapun hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang dijadikan
informan mengungkapkan bahwa:
“Informasi pelayanan yang diberikan di kantor ini sangat mudah didapatkan,
ada beberapa informasi yang ditempelkan pada papan pengumuman yang
berada di sekitar tempat pelayanan tapi berbicara mengenai website serta
data informasi pelayanan yang dapat di temukan pada website Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil saya mengalami kendala menggunakan
internet saya kurang mengerti dengan hal itu maka saya hanya datang ke
kantor ini dan menanyakan secara langsung kepada pegawai kantor ini”.
(Hasil wawancara dengan N.F. Senin,06 Juli 2015).
Berdasarkan hasil wawancra dengan informan di atas mengungkapkan bahwa
informasi pelayanan yang diberikan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
kota Makassar sangat mudah didapatkan ada beberapa informasi yang ditempelkan
91
pada papan pengumuman yang berada di sekitar tempat pelayanan akan tetapi
informan terkendala pada penggunaan internet untuk dapat membuka website
Dukcapil sehingga informan harus datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Makassar guna untuk mendapatkan informasi langsung dengan cara
menanyakan secara langsung kepada pegawai yang bertugas dikantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar.
Sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa informan di atas menjelaskan
bahwa informasi tentang pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar sangatlah mudah untuk diakses baik yang ada di website maupun secara
langsung. Meskipun adanya informan yang mengungkapkan ketidak pahaman dalam
menggunakan internet sehingga informan tidak dapat mengakses website Dukcapil
akan tetapi informan tersebut dapat secara langsung mendatangi kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar guna menanyakan secara langsung
kepada pegawai yang bertugas. Kemudahan akses informasi merupakan salah satu
bukti dari terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang efisien, karena
terpeliharanya prinsip keterbukaan terhadap publik.
4. Kualitas
Kualitas merupakan suatu standar fisik yang diukur karena hasil kerja yang
dilakukan atau dilaksanakan karyawan atas tugas-tugasnya, dalam pelayanan publik
yakni dengan tingkat profesionalitas pegawai dalam bekerja yang memberikan
92
kualitas kerja yang baik. Hal ini tentunya bertujuan untuk mencapai tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih. Adapun indikator kualitas kerja sebagai berikut:
a. Komitmen Pimpinan dan Pegawai
Komitmen semua pihak (Stakeholders) dirumuskan pada suatu nilai
kesepakatan, untuk melakukan aksi bersama pada upaya pencapaian tujuan, melalui
pembagian peranan, sesuai tugas masing-masing dalam mendukung tercapainya
tujuan dari organisasi guna memberikan kualitas kerja yang maksimal. Dalam
pengurusan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar tentunya membutuhkan komitmen seluruh pihak dalam menjalankan semua
perannya untuk berusaha mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, maka hasil wawancara dengan kepala Subbagian
Umum dan Kepegawaian mengungkapkan bahwa :
“Komitmen kami dalam usaha pencapaian tujuan dari organisasi sangatlah
besar dan kuat. Maka dari itu kami berupaya memaksimalkan semua potensi
sumber daya yang kami miliki untuk mencapai Makassar menuju tertib
kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipl tahun 2019”.
(Hasil wawancara dengan S.M. Senin,06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas yang
menjelaskan bahwa komitmen dari pimpinan serta seluruh staf sangat besar dalam
menjalankan tugas dan wewenangnnya masing-masing. Dalam usaha untuk
mewujudkan Makassar menuju tertib kepemilikan dokumen kependudukan dan
pencatatan sipl tahun 2019, maka seluruh potensi sumber daya yang dimiliki akan
93
digunakan dengan sebaik-baiknya khususnya dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat guna memberikan kualitas kerja yang cukup baik.
Senada dengan hal tersebut, hasil wawancara dengan salah seorang staf
pegawai juga mengungkapkan bahwa :
“Komitmen dari seluruh aparatur atau pegawai di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar dalam mewujudkan tujuan organisasi sudah
dimantapkan melalui beberapa bimbingan teknis yang diberikan baik di
tingkat kota, provinsi, maupun pusat. Oleh karena itu, saya meyakini bahwa
seluruh pegawai baik staf dan pimpinan punya komitmen besar dalam usaha
mencapai tujuan organisasi”. (Hasil wawancara dengan N.W. Senin,06 Juli
2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa komitmen seluruh aparatur dan pegawai di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil kota Makassar telah dimantapkan dengan diberikannya beberapa
kegiatan bimbingan teknis, baik dari tingkat kota, provinsi, maupun pusat. Dari hal
ini, informan di atas meyakini bahwa komitmen seluruh pegawai baik di tingkat
pimpinan sampai staf mempunyai komitmen yang besar untuk mewujudkan tujuan
dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar.
Selain itu, hasil wawancara dengan salah seorang staf pegawai juga
mengungkapkan bahwa :
“Kami telah bertekad untuk mendedikasikan diri serta berusaha semaksimal
mungkin untuk mencapai tujuan dari organisasi. Komitmen kami dalam
melayani masyarakat dengan baik juga sangat besar”. (Hasil wawancara
dengan S.T. Senin,06 Juli 2015).
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa seluruh staf juga mempunyai komitmen yang besar dan kuat
94
dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Selain itu para staf
bertekad untuk mendedikasikan diri dalam pekerjaannya semata-mata hanya untuk
mencapai tujuan organisasi yaitu mewujudkan Makassar menuju tertib kepemilikan
dokumen kependudukan dan pencatatan sipil tahun 2019.
Adapun hasil wawancara dari staf pegawai juga mengungkapkan bahwa:
“Komitmen kami sebagai pelayan publik untuk mencapai tujuan dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sangatlah besar dengan cara
memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang
membutuhkan pelayanan” (Hasil wawancara dengan B.J. Senin,06 Juli
2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas mengungkapkan bahwa
seluruh pegawai sebagai pelayan publik memiliki komitmen yang sangat besar untuk
mencapai tujuan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dengan
cara memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang membutuhkan
pelayanan.
Sebagaimana hasil wawancara dengan seluruh informan di atas, dapat
disimpulkan bahwa komitmen dari seluruh pegawai di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar mulai dari pimpinan hingga staf mempunyai komitmen
yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, memberikan
pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat. Selain itu, para pegawai juga
telah beberapa kali diberikan bimbingan teknis baik oleh pemerintah kota, provinsi,
maupun tingkat pusat sehingga komitmen tersebut dapat dipegang erat serta
95
dijalankan untuk mewujudkan Makassar menuju tertib kepemilikan dokumen
kependudukan dan pencatatan sipil tahun 2019.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas pegawai merupakan hal yang paling menentukan dalam menilai
mentalitas pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Pegawai yang
akuntabel akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik serta berani
untuk mempertanggung jawabkan apa yang menjadi tugasnya. Pertanggung jawaban
yang hakiki dalam instansi pemerintahan bukanlah pertanggung jawaban terhadap
pimpinan, akan tetapi pertanggung jawaban terhadap masyarakat dan peraturan
perundang-undangan.
Berkaitan dengan masalah itu, maka hasil wawancara dengan kepala
Subbagian Umum dan Kepegawaian mengungkapkan bahwa :
“Menurut penilaian saya selama ini, setiap pegawai mampu
mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya masing-masing sehingga
kinerja dari mereka masih relative bagus. “ (Hasil wawancara dengan S.M.
Senin,06 Juli 2015).
Hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas menjelaskan bahwa
para pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar mampu
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik serta mampu
mempertanggung jawabkan seluruh aktivitas yang dilakukan dalam bekerja.
Selain dari itu, hasil wawancara dengan salah seorang staf pegawai
mengungkapkan bahwa :
96
“Dari pengamatan saya selama ini seluruh pegawai yang bertugas dan
bekerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar cukup
bertanggung jawab atas apa yang mereka telah kerjakan, dan hasilnya belum
ada yang mengecewakan”. (Hasil wawancara dengan N.W. Senin,06 Juli
2015).
Hasil wawancara dengan informan di atas menjelaskan bahwa selama ini para
pegawai yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar
mampu menjalankan tugasnya dengan baik serta bertanggung jawab atas setiap
tindakan yang mereka lakukan. Selain itu informan di atas juga mengungkapakan
bahwa kinerja dari para pegawai yang mengurus tentang pelayanan belum ada yang
pernah mengecewakan.
Hasil wawancara dengan salah seorang masyarakat sebagai informan
mengungkapkan bahwa :
“Menurut saya pegawai yang bertugas memberikan pelayanan cukup
bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Hal tersebut dapat terlihat
dari kemampuannya menyelesaikan hanya dalam waktu kurang lebih dua
jam”. (Hasil wawancara dengan H.A. Senin,06 Juli 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang informan di atas
menjelaskan bahwa pegawai yang bertugas memberikan pelayanan sudah cukup
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Hal tersebut dapat
dilihat dari kemampuannya memberikan pelayanan dalam waktu kurang lebih dua
jam. Dari pencapaian tersebut boleh dibilang pegawai tersebut sudah mampu bersikap
akuntabel dalam menjalankan tugasnya.
Sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa informan di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat akuntabilitas pegawai dalam menjalankan tugas dan
97
fungsinya pada pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar sudah cukup baik. Hal tersebut dapat terlihat dari uraian beberapa informan
di atas. Akuntabilitas pemberi layanan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan
sebuah organisasi publik di era saat ini, di mana tuntutan masyarakat dalam
pelayanan adalah adanya kinerja yang cukup baik berupa tenaga pemberi pelayanan
yang mampu bertanggung jawab penuh atas tindakan-tindakan yang dilaksanakan
sesuai dengan keputusan yang telah ditetapkan guna memberikan hasil kerja yang
berkualitas.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jika dilihat dari segi produktivitas yang meliputi hasil kerja dan disiplin kerja
untuk kinerja pegawai pelayanan publik di kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar belum optimal.
2. Tingkat efektivitas yang diukur dari kecepatan pelayanan (kesederhanaan
prosedur) dan kepastian waktu kerja di kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar belum bisa dikatakan baik disebabkan banyaknya
masyarakat yang menggunakan jasa calo meskipun kesederhanaan prosedur
guna mempercepat kecepatan pelayanan sudah berjalan, dan juga dari segi
kecepatan waktu kerja belum bisa memuaskan masyarakat disebabkan
banyaknya antrian yang tidak beraturan disebabkan padatnya masyarakat yang
menunggu.
3. Tingkat efisiensi yang diukur dari kelenturan fleksibilitas (kepastian tarif
biaya) dan kemudahan akses informasi di kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar belum dapat dikatakan efisien disebabkan masih
adanya pemungutan tarif biaya secara sembunyi-sembunyi untuk pengurusan
yang semestinya digratiskan, sedangkan dari segi kemudahan informasi sudah
sangat efisien karna mempermudah masyarakat mengakses data dimanapun
86
99
tanpa harus mendatangi kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar.
4. Dilihat dari segi kualitas yang meliputi komitmen pimpinan dan pegawai dan
akuntabilitas untuk kinerja pegawai pelayanan publik di kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar sudah cukup baik, hal itu
disebabkan komitmen yang sama dari pimpinan dan pegawai yang ingin
diwujudkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar,
sementara dari segi akuntabilitas pegawai di kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar sudah cukup baik karna dari hasil wawancara
sudah menjelaskan tanggung jawab pegawai yang sebenarnya.
100
B. Saran
1. Dilihat dari produktivitas, sebaiknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
kota Makassar harus meningkatkan pelayanan publik yang lebih optimal, serta
meningkatkan kesadaran diri sebagai pegawai yang bertanggung jawab akan
pekerjaannya guna memberikan kinerja yang sangat optimal demi pencapaian
kepuasan masyarakat akan pelayanan publik.
2. Dari tingkat efektivitas, sebaiknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Makassar harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan jasa calo
atau pihak lain yang melakukan pengurusan di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota Makassar demi motif ekonomi atau keuntungan.
3. Dari tingkat efisiensi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar
tidak harus membeda-bedakan, masyarakat yang dilayani harus diberikan
pelayanan yang maksimal dan memberikan pelayanan secara cuma-cuma karna
merupakan ketentuan dari Walikota sudah bersifat gratis tidak ada pungutan
biaya apapun.
4. Melakukan peningkatan sosialisasi yang lebih intensif tentang arti penting dari
dokumen kependudukan dan persyaratan dari setiap jenis pelayanan yang
dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar.
101
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ma’ruf. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan.
Yongyakarta: Aswaja Prasindo.
Agus, Dwiyanto. 2006. Manajemen dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana
Asropi, 2007. jurnal ilmu administrasi : Budaya Inovasi dan Reformasi Birokrasi.
Danim, Sudarman. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Halim, Abdul. 2007. Akutansi Sektor Publik, Akutansi Keuangan Daerah. Jakarta:
Salemba Empat.
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Moeheriono, 2012. Pengukuran Kinerja berbasis Kompetensi. Jakarta: Grafindo
Persada.
Moenir, A.S. 2002. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: Bumi Aksara
, 2008. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT Refika Aditama.
Ruky, S.A. 2006. Sumber Daya Manusia Berkualitas, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Surjadi, 2012. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung: PT Refika
Aditama.
Sedarmayanti, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT Refika Aditama
, 2001. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja.
89
102
Sinambela, Lijan Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
, 2006. Teori Kebijakan dan Implementasi.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
, 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Tjutju, Yuniarsih. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.
Bandung: Alfabeta
Veinthzal, Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wirawan, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat.
Yayasan Widyatama, 2013-2014. Peraturan Kepegawaian. Universitas
Widyatama Bandung.
Zauhar, Soesilo. 2002. Reformasi Administrasi (Konsep, Dimensi dan Strategi).
Jakarta: Bumi Aksara.
103
Sumber lain :
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63/M.PAN/7/2003 Tentang
Kegiatan Dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2008 Tentang Prosedur Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.
Undang-undang No. 9 Tahun 2009 Tentang Administrasi Kependudukan dan Catatan
Sipil
Undang-undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Untuk
Peningkatan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK).
Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Peraturan Daerah, Pelaksanaan
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil.
Undang-undang No. 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Etnis Pada Pelayanan Publik Untuk Masyarakat di Bidang Kependudukan.
Undang-undang No. 24 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
104
Lampiran-Lampiran
Sumber : Dokumentasi Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota
Makassar, Dikutip Tanggal 6 juli 2015.
105
Sumber : Dokumentasi Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota
Makassar, Dikutip Tanggal 7 juli 2015.
106
RIWAYAT HIDUP
Sartika. Dilahirkan di Makassar pada tanggal 10 oktober 1992,
anak ke 7 (Tujuh) dari 7 (Tujuh) bersaudara yang merupakan anak
dari pasangan Ayahanda Andi Badaruddin.S dengan Ibunda St. Sahri.
Penulis memulai pendidikan formal pada tahun 1998 di SD
Muhammadiyah 2 Kota Makassar dan berhasil menyelesaikan Sekolah Dasar pada
tahun 2004, kemudian pada tahun yang sama peneliti melanjutkan di Sekolah Tingkat
Pertama di SMP Nasional Makassar pada tahun 2007, kemudian melanjutkan lagi ke
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 8 Makassar dan tamat pada tahun 2010.
Setelah tamat, selang setahun kemudian terdaftar sebagai Mahasiswa Angkatan 2011
pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
( FISIPOL) di Universitas Muhammadiyah Makassar Program Strata satu ( SI).
107