31
Klasifikasi lipatan menurut Billing (1986) di dasarkan pada: Bentuk pen ampang tegak, Intensitas lipatan, Sifat lipatan dan kedalaman, dan Kedudukan axial surface dan hinge line. Berikut akan dijelaskan lebih rinci terkait klasifikasi lipatan tersebut: · A. Berdasarkan bentuk penampang tegak :   Lipatan simetri :lipatan dimana axial plane-nya vertikal  Lipatan asimetri :lipatan dimana axial plane-nya condong  Overturned fold :lipatan dimana axial plane-nya condong dan kedua sayapnya miring ke arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda   Recumbent fold  :lipatan dimana axial plane-nya horizontal  Vertical isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya vertical   Isoclined isoclinal fold  :lipatan dimana axial plane-nya condong   Recumbent isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal  Chevron fold  :lipatan dimana hinge-nya tajam dan menyudut   Box fold :lipatan dimana crest-nya luas dan datar   Fan fold  :lipatan dimana sayapnya membalik   Monocline :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal  Structure terrace :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal dianggap horizontal   Homocline :lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif sama · B. Berdasarkan intensitas lipatan :   Open fold  :lipatan yang lapisannya tidak mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang lemah  Closed fold :lipatan yang lapisannya mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang kuat   Drag fold  :lipatan-lipatan kecil yang terbentuk pada sayap-sayap lipatan yang besar akibat terjadinya pergeseran antara lapisan kompeten dengan lapisan tak kompeten   En enchelon fold  :beberapa lipatan yang sifatnya lokal dan saling overlap satu dengan yang lain  Culmination dan depression :lipatan-lipatan yang menunjam pada arah yang berbeda, sehingga terjadi pembubungan dan penurunan   Anticlinorium :yaitu antiklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil  Synclinorium :yaitu sinklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil · C. Berdasarkan sifat lipatan dan kedalaman :   Similar fold :lipatan yang tiap lapisannya lebih tipis pada sayapn ya dan lebih tebal pada hinge-nya   Paralel/concentric fold  :lipatan dengan anggapan bahwa ketebalan lapisan tidak berubah selama perlipatan   Pierching/diaphiric fold  :lipatan dimana intinya yang aktif telah mene robos melalui  batuan diatasnya yang lebih rapuh

Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 1/31

Klasifikasi lipatan menurut Billing (1986) di dasarkan pada: Bentuk penampang tegak, Intensitaslipatan, Sifat lipatan dan kedalaman, dan Kedudukan axial surface dan hinge line. Berikut akandijelaskan lebih rinci terkait klasifikasi lipatan tersebut:

· A. Berdasarkan bentuk penampang tegak :

Lipatan simetri :lipatan dimana axial plane-nya vertikal Lipatan asimetri :lipatan dimana axial plane-nya condong Overturned fold :lipatan dimana axial plane-nya condong dan kedua sayapnya miring ke

arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda Recumbent fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal Vertical isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya vertical Isoclined isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya condong Recumbent isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal Chevron fold :lipatan dimana hinge-nya tajam dan menyudut Box fold :lipatan dimana crest-nya luas dan datar Fan fold :lipatan dimana sayapnya membalik Monocline :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal Structure terrace :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal dianggap horizontal Homocline :lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif sama

· B. Berdasarkan intensitas lipatan :

Open fold :lipatan yang lapisannya tidak mengalami penebalan atau penipisan karenadeformasi yang lemah

Closed fold :lipatan yang lapisannya mengalami penebalan atau penipisan karenadeformasi yang kuat

Drag fold :lipatan-lipatan kecil yang terbentuk pada sayap-sayap lipatan yang besarakibat terjadinya pergeseran antara lapisan kompeten dengan lapisan tak kompeten

En enchelon fold :beberapa lipatan yang sifatnya lokal dan saling overlap satu denganyang lain

Culmination dan depression :lipatan-lipatan yang menunjam pada arah yang berbeda,sehingga terjadi pembubungan dan penurunan

Anticlinorium :yaitu antiklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil Synclinorium :yaitu sinklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil

· C. Berdasarkan sifat lipatan dan kedalaman :

Similar fold :lipatan yang tiap lapisannya lebih tipis pada sayapnya dan lebih tebal padahinge-nya

Paralel/concentric fold :lipatan dengan anggapan bahwa ketebalan lapisan tidak berubahselama perlipatan

Pierching/diaphiric fold :lipatan dimana intinya yang aktif telah menerobos melalui batuan diatasnya yang lebih rapuh

Page 2: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 2/31

Supratenuous fold :lipatan yang terbentuk karena adanya perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di punggung bukit

Disharmonic fold :lipatan yang bentuknya tak seragam dari lapisan ke lapisan

· D. Berdasarkan kedudukan axial surface dan hinge line :

Horizontal normal :lipatan dimana kedudukan axial surface vertikal dan hinge linehorizontal

Plunging normal :lipatan dimana kedudukan axial surface vertikal dan hinge linemenunjam

Horizontal inclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge linehorizontal

Plunging inclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge linemenunjam, tetapi jurus axial plane miring terhadap sumbu lipatan

Reclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line menunjam, tetapi

jurus axial plane tegak lurus terhadap sumbu lipatan Vertical :lipatan dimana kedudukan axial surface dan hinge line vertical Recumbent :lipatan dimana kedudukan axial surface dan hinge line horizontal

Makalah Geologi Struktur

8.1 Pengertian Geologi StukturGeologi stuktur adalah ilmu yang mempelajari geometri (struktur) pada batuan serta berbagaimekanisme (gaya-gaya) yang menyebabkan terbentuknya geometri-geometri tersebut. Struktur-

struktur geologi yang ada di muka bumi ini umumnya sesuai dengan sifat pergerakan tektoniklempeng yang ada di daerah tersebut. Struktur geologi sendiri dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:lipatan, sesar dan kekar.

8.2 Lipatan8.2.1 PengertianTerdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain:1. Hill (1953).Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan olehdua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang

bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak

luurs terhadap bidang permukaan lapisan.2. Billing (1960)Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.3. Hob (1971)Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidanglapisan(gambar 8.1), sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajardengan bidang lapisan (gambar 8.1). Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses bucklingterjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin,

Page 3: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 3/31

berkembang suatu rekahan yang disebabkan oleh akibat adanya tegasan tensional (tarikan)sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan ShearJoint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.4. Park (1980)Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

8.2.2 Unsur-unsur Lipatan1. Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertical.2. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin3. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin.4. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai darilengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip ( sayap yangdimulai dari lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin ). Sayap lipatandapat berupa bidang datar ( planar), melengkung curve, atau bergelombang wave ).5. Hinge Point, mtitik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan.6. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang

sama.7. Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.8. Axial Line, garis khayal menghubungan titik-titik dari lengkungan maksimum

pada tiap permukan lapisan dari suatu struktur lapisan.9. Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayapsayap lipatannya.

8.2.3 GeometriSecara umum lipatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :1. Antiklin, yaitu lipatan yang cembung ke atas2. Sinklin, yaitu lipatan yang cekung ke bawah

8.2.4 KlasifikasiBeberapa klasifikasi lipatan antara lain:1. Hubungan antara hinge line dan axial surface (fleuty, 1964)2. Bentuk lipatan, yang meliputi:3. Fold tightness (fleuty,1964)4. Kesimetrisan lipatan5. Bentuk keseluruhan (Huddlestone, 1973)6. Perubahan ketebalan (Van Hisse, 1986)

8.2.5 DeskripsiBeberapa hal yang dapat di deskripsikan untuk lipatan antara lain:1. Strike/dip perlapisan batuan dan tentukan apakah lipatan tersebut telah mengalami pembalikanatau belum.2. Unsur-unsur lipatan lainnya (melalui stereonet).3. Stuktur-struktur lain yang menyertai lipatan tersebut.4. Geometri lipatan tersebut.

Dari hal-hal tersebut maka kita dapat menentukan:

Page 4: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 4/31

1. Jenis lipatan2. Arah sumbu lipatan.3. Mekanisme yang menyebabkan lapisan tersebut.4. Arah tegasan.

8.3 Kekar8.3.1 DefinisiKekar (joint) adalah strukturb rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relative sedikit sekaliterjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum pada batuan. Joint setadalah kumpulan kekar pada satu tempat yang memiliki ciri khas yang dapat dibedakan denganJoint set lainnya.

8.3.2 Geometri dan KlasifikasiSecara genetik, kekar terbagi atas:1. Kekar Genus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan yang cenderungmengelincir bidang satu sama lainnya yang berdekatan (Gambar 8.6).

Ciri-ciri: Biasanya bidangnya licin. Memotong seluruh batuan Memotong komponen batuan Bidang rekahnya relative kecil. Adanya joint set berpola belah ketupat

2. Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gayayang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yangcenderung untuk membelah dengan cara menariknya pada arah yang berlawanan, dan akhirnyakedua dindingnya akan saling menjauhi (Gambar 8.7)Ciri-ciri dilapangan:

Bidang kekar tidak rata. Bidang rekahnya relative lebih besar. Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak. Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut vein.

3. Kekar Hibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar tarikandan pada umunya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.8.3.3 DeskripsiData yang harus kita tentukan jika kita menemukan kekar adalah:

Lihat bagaimana geometri kekarnya. Tentukan jenis kekarnya. Hitung strike/dip bidang kekarnya. Tentukan vein (mineral yang mengisi bidang kekar) jika ada.

Dari data-data tersebut maka kita dapat menentukan: Bagaimana pembentukan kekar tersebut Kemungkinan adanya hubungan antara kekar dengan struktur lainnya. Arah dan sifat tegasan yang membentuk kekar terebut.

Page 5: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 5/31

8.4 Sesar8.4.1 Definisi

Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran yang berarti. Suatu sesar jarang yang terdapat soliter (satu bidang), tetapi pada umumnya berupa satu zona sesar yangdidalamnya terdiri dari banyak sesar-sesar minor.

8.4.2 KlasifikasiBerdasarkan arah pergeserannya sesar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:a. Strike Slip Fault, sesar yang pergerakannya searah dengan strike bidang sesar (pitc 00 - 100).Sesar ini juga disebut sebagai sesar mendatar. Sesar mendatar terbagi lagi atas:

1. Sesar mendatar dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya lebih mendekati pengamat (Gambar 8.8)

2. Sesar mendatar sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya lebih mendekati pengamat (Gambar 8.9). b. Dip Slip Fault, sesar yang pergerakannya tegak lurus dengan strike bidang sesar dan berada pada dip bidang sesar. Sesar jenis ini dicirikan oleh nilai pitch sekitar 800-900. Dip Slip Faultterbagi lagi atas :1. Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative kebawah terhadapfootwall (Gambar 8.10).2. Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative keatas terhadap footwall(Gambar 8.11).c. Strike-Dip Slip Fault atau (Oblique Fault), yaitu sesar yang pergerakannya relative diagonalterhadap srike dan dip bidang sesar. (Pitch 100-800). Strike-dip slip fault terbagi lagi ataskombinasi-kombinasi strike slip fault dan dip slip fault, yaitu:1. Sesar Normal Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging Wallnya relative kebawahterhadap foot-wall dan blok di sebelah kiri bidang sesar relative mendekati pengamat.2. Sesar Normal Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative kebawahterhadap foot-wall dan blok disebelah kanan bidang sesar relative mendekati pengamat.3. Sesar Naik Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative keatas terhadapFoot-Wall dan blok di sebelah kiri bidang sesar relative mendekati pengamat.4. Sesar Naik Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative keatas terhadapdan Foot-Wall dan blok di sebelah kanan bidang sesar relative mendekati pengamat.

8.4.3 Indikasi Sesar1. Adanya pola-pola kelurusan..Suatu sesar akn mengakibatkan terbentuknya pola-pola kelurusan, seperti kelurusansungai.2. Triangular Facet.Erosi pada gawir umunya akan membentuk triangular facet.3. Keberadaan mata air panas.Sesar-sesar yang dalam dapat mengakibatkan magma memanaskan aquifer air.4. keberadaan zona hancuran.

Page 6: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 6/31

Proses penggerusan pada skala besar yang diakibatkan oleh sesar akan menyebabkan perubahan orientasi dan kemiringan batuan yang disebut sebagai zona hancuran.5. Keberadaan kekar.Suatu sesar dapat membentuk rekahan-rekahan lain yang lebih kecil (kekar).6. Keberadaan lipatan seret (Dragfold).

Lipatan yang diakibatkan penggerusan pada batuan.7. Keberadaan bidang gores garis (slicken Side)dan Slicken Line.Pergeseran batuan yang terjadi pada batuan akan membentuk bidang sesar (slickenside) yang didalamnya terdapat slicken line.

8. Adanya tatanan Stratigrafi yang tidak teratur.Sesar akan mengakibatkan penghilangan atau perulangan urut-urutan batuan.9. Keberadaan air terjun.Terjadi pada air yang mengalir pada sesar dip slip.

10. Batuan sesar (fault rock).Contohnya : Breksi sesar dan milonit.11. Intusi batuan bekuSesar akan membentuk zona lemah yang kemudian dapat diterobos oleh intrusi.

GEOLOGI STRUKTUR

1.1 Pengenalan Geologi Struktur

Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari bentuk arsitektur kerak

bumi. Geologi struktur mengkajian mengenai batuan, termasuk asal-usulnya, geometri dan kinetiknya.

Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun yang terekam

melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu

tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya

merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada

batuan tersebut. Deformasi adalah perubahan dalam tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan.

Deformasi secara definisi dapat dibagi menjadi :

- Distortion, yaitu perubahan bentuk.

- Dilatation, yaitu perubahan volume.

Page 7: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 7/31

- Rotation, yaitu perubahan orientasi.

- Translation, yaitu perubahan posisi.

Gambar 1Jenis-Jenis Deformasi

Arah dari gaya yang bekerja pada atau dalam kulit bumi dapat bersifat :

a. Berlawanan arah tetapi bekerja dalam satu garis. Gaya seperti ini dapat bersifat: Tarikan (tension) dan

Tekanan (compression).

b. Berlawanan, tetapi bekerja dalam satu bidang (couple)

c. Berlawanan, tetapi bekerja pada kedua ujung bidang (torsion).

Page 8: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 8/31

d. Gaya yang bekerja dari segala jurusan terhadap suatu benda, yang pada umumnya berlangsung dalam

kerak bumi (tekanan Lithostatis).

Kita dapat membagi material menjadi 2 (dua) kelas didasarkan atas sifat perilaku dari material ketika

dikenakan gaya tegasan padanya, yaitu :

Gambar Jenis Gaya Tension, Compression dan Couple

Gambar

Bentuk Torsion

Page 9: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 9/31

a. Material yang bersifat retas (brittle material), yaitu apabila sebagian kecil atau sebagian besar bersifat

elastis tetapi hanya sebagian kecil bersifat lentur sebelum material tersebut retak/pecah.

b. Material yang bersifat lentur (ductile material) jika sebagian kecil bersifat elastis dan sebagian besar

bersifat lentur sebelum terjadi peretakan / fracture.

Bagaimana suatu batuan / material akan bereaksi tergantung pada beberapa faktor, antara lain adalah:

a. Temperatur.

Pada temperatur tinggi molekul molekul dan ikatannya dapat meregang dan berpindah, sehingga

batuan/material akan lebih bereaksi pada kelenturan dan pada temperatur, material akan bersifat retas.

b. Tekanan bebas

Pada material yang terkena tekanan bebas yang besar akan sifat untuk retak menjadi berkurang

dikarenakan tekanan disekelilingnya cenderung untuk menghalangi terbentuknya retakan. Pada material

yang tertekan yang rendah akan menjadi bersifat retas dan cenderung menjadi retak.

c. Kecepatan tarikan

Gambar 2. Gambar Deformasi Brittle dan Ductile

Page 10: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 10/31

Pada material yang tertarik secara cepat cenderung akan retak. Pada material yang tertarik secara

lambat maka akan cukup waktu bagi setiap atom dalam material berpindah dan oleh karena itu maka

material akan berperilaku / bersifat lentur.

d. Komposisi

Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar bersifat sangat retas. Mineral lainnya, seperti

mineral lempung, mica, dan kalsit bersifat lentur. Hal tersebut berhubungan dengan tipe ikatan kimianya

yang terikat satu dan lainnya. Jadi, komposisi mineral yang ada dalam batuan akan menjadi suatu faktor

dalam menentukan tingkah laku dari batuan. Aspek lainnya adalah hadir tidaknya air. Air kelihatannya

berperan dalam memperlemah ikatan kimia dan mengitari butiran mineral sehingga dapat

menyebabkan pergeseran. Dengan demikian batuan yang bersifat basah cenderung akan bersifat lentur,

sedangkan batuan yang kering akan cenderung bersifat retas.

Proses yang menyebabkan batuan mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja pada batuan

tersebut. Sebagaimana diketahui dalam teori “Tektonik Lempeng” dinyatakan bahwa kulit bumi

tersusun dari lempeng-lempeng yang saling bergerak satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng-

lempeng tersebut dapat berupa pergerakan yang saling mendekat (konvergen), saling menjauh

(divergen), dan atau saling berpapasan (transform).

Page 12: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 12/31

Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan sumber asal dari gaya yang bekerja pada batuan

kerak bumi. Sehingga secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang

bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.

Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-

unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang

merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap

sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti

cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.

1.2 Prinsip Dasar Mekanika Batuan

Mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme pembentukan suatu struktur geologi

akan menjadi lebih mudah apabila kita memahami prinsip prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang

konsep gaya, tegasan (stress/compressive), tarikan (strength) dan faktor-faktor lainnya yang

mempengaruhi karakter suatu materi/bahan.

1.2.1. Gaya (Force)

a. Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatu benda.

b. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya gravitasi dan elektromagnetik)

atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-gaya yang bekerja di

sepanjang suatu sesar di permukaan bumi).

c. Gaya gravitasi merupakan gaya utama yang bekerja terhadap semua obyek/materi yang ada di sekeliling

kita.

d. Besaran (magnitud) suatu gaya gravitasi adalah berbanding lurus dengan jumlah materi yang ada, akan

tetapi magnitud gaya di permukaan tidak tergantung pada luas kawasan yang terlibat.

Transform Plate

Page 13: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 13/31

e. Satu gaya dapat diurai menjadi 2 komponen gaya yang bekerja dengan arah tertentu, dimana

diagonalnya mewakili jumlah gaya tersebut.

f. Gaya yang bekerja diatas permukaan dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu: satu tegak lurus dengan

bidang permukaan dan satu lagi searah dengan permukaan.

g. Pada kondisi 3-dimensi, setiap komponen gaya dapat dibagi lagi menjadi dua komponen membentuk

sudut tegak lurus antara satu dengan lainnya. Setiap gaya, dapat dipisahkan menjadi tiga komponen

gaya, yaitu komponen gaya X, Y dan Z.

1.2.2. Tekanan Litostatik

a. Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal sebagai tekanan hidrostatik.

Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda yang berada di dalam air adalah berbanding lurus

dengan berat volume air yang bergerak ke atas atau volume air yang dipindahkannya.

b. Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang berada di dalam air, maka batuan yang terdapat di

dalam bumi juga mendapat tekanan yang sama seperti benda yang berada dalam air, akan tetapi

tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam air, dan hal ini disebabkan karena

batuan yang berada di dalam bumi mendapat tekanan yang sangat besar yang dikenal dengan tekanan

litostatik. Tekanan litostatik ini menekan kesegala arah dan akan meningkat ke arah dalam bumi.

1.2.3. Tegasan

a. Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda. Tegasan juga dapat

didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal

dari luar.

b. Tegasan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada luasan suatu permukaan benda dibagi

dengan luas permukaan benda tersebut: Tegasan (P)= Daya (F) / luas (A).

c. Tegasan yang bekerja pada salah satu permukaan yang mempunyai komponen tegasan prinsipal atau

tegasan utama.

d. Tegasan pembeda adalah perbedaan antara tegasan maksimal dan tegasan minimal. Sekiranya

perbedaan gaya telah melampaui kekuatan batuan maka retakan/rekahan akan terjadi pada batuan

tersebut.

Page 14: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 14/31

e. Kekuatan suatu batuan sangat tergantung pada besarnya tegasan yang diperlukan untuk menghasilkan

retakan/rekahan.

1.2.4. Gaya Tegangan (Tensional Force)

a. Gaya Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan, dan melibatkan perubahan panjang,

bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation) atau ketiga-tiganya.

b. Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah volumenya (dilatasi)

tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang bila gaya hidrostatiknya diturunkan.

c. Perubahan bentuk biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada suatu benda. Bila suatu benda dikenai

gaya, maka biasanya akan dilampaui ketiga fasa, yaitu fasa elastisitas, fasa plastisitas, dan fasa pecah.

d. Bahan yang rapuh biasanya pecah sebelum fase plastisitas dilampaui, sementara bahan yang plastis akan

mempunyai selang yang besar antara sifat elastis dan sifat untuk pecah. Hubungan ini dalam mekanika

batuan ditunjukkan oleh tegasan dan tarikan.

e. Kekuatan batuan, biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada suhu dan tekanan

permukaan tertentu.

f. Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeda-beda, walaupun terdiri dari jenis yang sama. Hal ini

dikarenakan kondisi pembentukannya juga berbeda-beda.

g. Batuan sedimen seperti batupasir, batugamping, batulempung kurang kuat dibandingkan dengan batuan

metamorf (kuarsit, marmer, batusabak) dan batuan beku (basalt, andesit, gabro).

1.3 Struktur Batuan

Struktur batuan terbagi atas tiga, yaitu :

1. Struktur Primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukannya, struktur ini biasanya

dikenal sebagai struktur sedimen. contohnya :

- Graded Bedding

Page 15: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 15/31

- Parallel Lamination

2. Struktur Sekunder, yaitu struktur yang terjadi setelah batuan terbentuk, struktur ini bisa biasanya

dihasilkan oleh interaksi batuan dengan batuan, batuan dengan mahluk hidup, batuan dengan erosi dan

dengan sedimentasi, serta batuan dengan proses tektonik.

- Bioturbation (batuan-mahluk hidup)

- Load Cast (batuan-batuan)

- Flute Cast (batuan-erosi-sedimentasi)

- Sesar,Lipatan, Kekar (batuan-tektonik)

Geologi Struktur dalam kajiannya akan mempelajari struktur sekunder batuan yang terbentuk sebagai

akibat interaksi batuan dengan tektonik, walaupun tidak semua struktur geologi terbentuk akibat

interaksi ini.

r Batuan

Unsur struktur geologi, berdasarkan pengertian geometrinya terbagi atas: Struktur Bidang (3D atau 2D)

dan Struktur Garis (2D).

Beberapa unsur struktur yang termasuk struktur bidang adalah :

a. Bidang Sumbu Lipatan.

b. Bidang Kekar.

c. Bidang Sesar.

Beberapa unsur struktur yang termasuk struktur garis adalah:

a. Sumbu Lipatan.

b. Gores Garis (Striation) pada Cermin Sesar (Slicken Side).

c. Lineasi Mineral (Contohnya Foliasi pada Gneiss)

Page 16: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 16/31

1.5 Struktur Geologi

Struktur Geologi mencakup berbagai skala dan dimensi, dari mulai microstructures sampai

megastructures. Struktur geologi yang dikenal secara umum adalah:

1. Sesar /patahan (fault).

2. Lipatan (fold).

3. Kekar (joint).

1.5.1 SESAR Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami “pergeseran yang berarti”

pada bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa bidang sesar (Fault Plain) atau rekahan tunggal. Tetapi

sesar dapat juga dijumpai sebagai semacam jalur yang terdiri dari beberapa sesar minor. Jalur sesar atau

jalur penggerusan, mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam, dari skala minor sampai

puluhan kilometer. Kekar yang memperlihatkan pergeseran bisa juga disebut sebagai sesar minor.

Rekahan yang cukup besar akibat regangan, amblesan, longsor, yang disebut Fissure, tidak termasuk

dalam definisi sesar.

Beberapa indikasi umum adanya sesar :

1. Kelurusan pola pengaliran sungai.

2. Pola kelurusan punggungan.

3. Kelurusan Gawir.

4. Gawir dengan Triangular Facet.

4. Keberadaan mata air panas.

5. Keberadaan zona hancuran.

6. Keberadaaan kekar.

Page 17: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 17/31

7. Keberadaan lipatan seret (Dragfolg)

8. Keberadaan bidang gores garis (Slicken Side) dan Slicken Line.

9. Adanya tatanan stratigrafi yang tidak teratur.

Klasifikasi Sesar

a. Slip (pergeseran relatif)

Pergeseran relatif pada sesar, diukur dari jarak blok pada bidang pergeseran titik-titik yang

sebelumnya berhimpit. Jarak total dari pergeseran disebut dengan Net Slip.

Slip Fault terbagi atas:

a) Strike Slip Fault, sesar yang arah pergerakannya relatif paralel dengan strike bidang sesar. (Pitch 0 0 -

10 0). Sesar ini disebut juga sebagai Sesar Mendatar. Sesar mendatar terbagi lagi atas :

- Sesar Mendatar Sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya lebih mendekati pengamat.

- Sesar Mendatar Dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya lebih mendekati pengamat.

Page 18: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 18/31

b) Dip Slip Fault, sesar yang arah pergerakan nya relatif tegak lurus strike bidang sesar dan beradapada dip bidang sesar. (Pitch 80 0 - 90 0). Dip Slip Fault terbagi lagi atas :

- Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif turun terhadap Foot-Wall.

- Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif naik terhadap Foot-Wall.

Page 19: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 19/31

- Strike-Dip Slip Fault atau (Oblique Fault), yaitu sesar yang vektor pergerakannya terpengaruh arahstrike dan dip bidang sesar. (Pitch 10 0 - 80 0). Strike-Dip Slip Fault terbagi lagi atas kombinasi-kombinasiStrike Slip Fault dan Dip Slip Fault, yaitu:

Sesar Normal Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif turun dan sinistral terhadap

Foot-Wall.

Sesar Normal Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif turun dan dextral terhadap

Foot-Wall.

Sesar Naik Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif naik dan sinistral terhadap

Foot-Wall.

Sesar Naik Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif naik dan dextral terhadap Foot-

Wall.

Page 20: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 20/31

b. Separation (Pergeseran Relatif Semu)

Bila pitch tidak dapat ditemukan, maka pergeseran tidak dapat ditentukan, maka

pergeseran disebut separation.

Unsur- unsur struktur sesar

1. Bidang Sesar, yaitu bidang rekahan tempat terjadinya pergeseran yang kedudukannya

dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.

2. Hanging-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relatif diatas bidang sesar.

3. Foot-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang relatif berada dibawah bidang sesar.

4. Throw, yaitu besarnya pergeseran vertikal pada sesar.

5. Heave, yaitu besarnya pergeseran horizontal pada sesar.

6. Pitch, yaitu besarnya sudut yang terbentuk oleh perpotongan antara gores garis (Slicken Line)

dengan garis horizontal (garis horizontal diperoleh dari penandaan kompas pada bidang sesar

saat pengukuran Strike bidang sesar).

1.5.2. LIPATAN Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain:

1. Hill (1953).

Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh

dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya

yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerjategak lurus terhadap bidang permukaan lapisan.

2. Billing (1960)

Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.

3. Hob (1971)

Page 21: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 21/31

Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan,

sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang

lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan pola

keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang

disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidanglapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada

sinklin.

4. Park (1980)

Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

Beberapa unsur perlipatan

1. Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal.

Page 22: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 22/31

2. Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.

3. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin

4. Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada bidang poros.

5. Depresion , daerah terendah dari puncak lipatan.

6. Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan.

7. Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua Hinge Line

dari suatu lipatan.

8. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan

maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip (sayap yang dimulai dari lengkungan

maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar),

melengkung (curve), atau bergelombang (wave).

9. Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.

10. Back Limb, sayap yang landai.

11. Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan.

12. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang sama.

13. Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.

14. Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik tertinggi

pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin.

15. Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak di

dalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan.

16. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin.

17. Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah ada setiap permukaan

lapisan pasa sebuah sinklin.

18. Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line.

Page 23: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 23/31

19. Axial Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum pada tiap

permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.

20. Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-sayap

lipatannya.

Klasifikasi lipatan

1. Klasifikasi lipatan berdasarkan unsur geometri, antara lain:

A. Berdasarkan kedudukan Axial Plane, yaitu:

Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan setangkup).

Gambar unsur lipatan

Page 24: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 24/31

Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)

Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan menggantung).

Recumbent Fold (lipatan rebah)

2. Klasifikasi lipatan berdasarkan bentuknya, antara lain:

Concentric Fold\

Similar Fold.

Chevron Fold.

Isoclinal Fold.

Box Fold

Fan Fold.

Box Fold

Fan Fold.

Closed Fold

Harmonic Fold

Disharmonic Fold.

Open Fold

Kink Fold, terbagi lagi atas :

a. Monoklin.

b. Homoklin.

c. Terrace.

Page 25: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 25/31

1.5.3 KEKAR

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatif sedikit sekali

terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum pada batuan.

Klasifikasi kekar

Secara genetik, kekar terbagi atas:

1. Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung mengelincir

bidang satu sama lainnya yang berdekatan.

2. Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya

yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress

Jenis-jenis lipatan

Page 26: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 26/31

yang cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan, dan

akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.

3. Kekar Hibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar tarikan dan

pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.

a. Kekar Gerus.

Ciri-ciri dilapangan :

Biasanya bidangnya licin.

Memotong seluruh batuan.

Memotong komponen batuan.

Bidang rekahnya relatif kecil.

Adanya joint set berpola belah ketupat.

b. Kekar Tarikan

Ciri-ciri dilapangan :

Page 27: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 27/31

- Bidang kekar tidak rata.

- Bidang rekahnya relatif lebih besar.

- Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.

- Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut vein.

Kekar tarikan dapat dibedakan atas:

1. Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan tegasan.

2. Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan,

orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya disebut STYLOLITE.

DefinisiLipatan adalah bentuk lengkung suatu benda yang pipih/lempeng, dapat disebabkan oleh 2macam mekanisme, yaitu buckling (melipat) dan bending (melengkung), (Sukendar Asikin,1978).

Pada gejala buckling atau melipat, gaya penyebab adalah gaya tekan yang arahnya sejajar dengan permukaan lempeng, sedang pada bending atau pelengkungan gaya utamanya mempunyai arahyang tegak lurus pada permukaan lempeng.

Gaya perlipatan pada umumnya terjadi pada lapisan batuan sedimen. Sebelum suatu urutan batuan sedimen mengalami perlipatan, batuan tersebut diendapkan dalam keadaan yangmendatar. Tetapi ada kalanya juga sudah mempunyai timbulan-timbulan, hal ini disebabkan olehkeadaan cekungannya yang sifat permukaannya tidak rata. Kemudian sejak saat

pengendapannya, lapisan-lapisan sedimen tersebut telah pula mengalami tekanan-tekanan atautarikan-tarikan oleh gaya-gaya berasal dari dalam. Kebanyakan berupa gaya tekan atau shearing.Dengan perkataan lain sedimen tersebut secara terus menerus mengalami perubahan-perubahansepanjang sejarah pembentukkannya, dan mengakibatkan terjadinya lipatan-lipatan berukuran

besar ataupun kecil.

Lipatan yang berukuran besar dapat mencapai berkilo-kilo meter untuk melaluinya, sedangkan

yang berukuran kecil hanya beberapa meter sampai sentimeter.

II. Geometri Lipatan

• Lipatan merupakan struktur seperti gelombang yang terhasil akibat canggaan perlapisan, foliasidan permukaan planar yang lain pada skala yang berbagai.• Lipatan terbentuk di persekitaran canggaan yang berbagai, daripada permukaan kerak bumiyang rapuh hingga ke bahagian dalam bumi yang mulur.

Page 28: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 28/31

• Lipatan boleh berbentuk secara terbuka dan landai hingga ke sangat ketat dan berlaku secara berasingan atau berkumpulan.• Batuan mungkin mengalami satu episod perlipatan atau lebih, sehingga menyebabkan

pertindihan beberapa generasi lipatan.• Semasa mengkaji lipatan, ada tiga skala digunakan untuk memudahkan penerangan, iaitu

struktur mikroskopik (dilihat di bawah mikroskop), mesoskopik (saiz daripada sampel tanganhingga singkapan) dan makroskopik (saiz peta atau lebih besar).• Kebanyakan kajian geometri lipatan melibatkan pengukuran pada skala mesoskopik, dan skalayang lain menguatkan lagi cerapan kita. Biasanya struktur berskala kecil akan menyerupaistruktur berskala besar dan sebaliknya.

III. Anatomi Lipatan Ringkas

- Anticline (antiform), adalah unsur struktur lipatan dengan bentuk yang konveks ke atas.- Syncline (sinform) adalah lipatan yang concave ke atas.

- Limb (sayap) adalah bagian dari lipatan yang terletak down dip dimulai dari lengkunganmaksimum suatu antiklin atau updip bila dari lengkungan maksimum suatu syncline.- Backline adalah sayap yang landai.- Fore limb adalah sayap yang curam pada bentuk lipatan yang tidak simetris.- Axial line (garis poros), garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkunganmaksimum pada setiap permukaan lapisan dari suatu struktur.- Axial suface, permukaan khayal dimana terdapat semua axial line dari suatu lipatan.Pada beberapa lipatan permukaan ini dapar merupakan suatu bidang planar, dan dinamakan axial

plane.- Crestal line (garis puncak), suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik tertinggi padasetiap permukaan lapisan dari suatu antiklin.

IV. Jenis Lipatan

Pengelompokkan lipatan secara morfologisDidasarkan atas :1. Perubahan bentuk daripada lipatan pada kedalaman.2. Susunan atau pola daripada struktur lipatan, dilihat dalam penampang denah.

Jenis-jenis lipatan tersebut adalah :- Concentric fold (lipatan konsentris/lipatan paralel) adalah sebutan untuk perlapisan dimana

jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.- Similar fold adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang terlipat/dilipatdengan bentuk-bentuk yang sama sampai ke dalam. Antiklin maupun sinklin ukurannya tidak

banyak berubah ke dalam maupun ke atas.

V. Klasifikasi Lipatan

Ada beberapa pengelasan yang digunakan oleh pengkaji tertentu dengan penekanan yang

Page 29: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 29/31

berbeda. Ada yang berdasarkan kepada bentuknya dan ada berdasarkan kepada mekanisma pembentuknya.

Antara yang lebih terkenal adalah pengelasan John Ramsay, di mana beliau menggunakan isogonsebagai petunjuk secara tidak bias kelas lipatan tertentu.

Isogon adalah garis yang menyambung titik pada sayap lipatan yang mempunyai kemiringanyang sama. Taburan garis isogon ini samada selari, mencapah atau menumpuh menjadi asas

pengelasan ini. Mengikut pengelasan Ramsay ada 3 kelas lipatan. Kelas pertama menunjukkanisogon yang menumpuh, sementara kelas 2 dan 3 menunjukkan isogon yang selari danmencapah, masing-masing.

VI. Mekanisme Lipatan

• Perlipatan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, cecair dan sifat badan batuan (komposisi, teksturdan sifat setiap lapisan).

• Mekanisma perlipatan merangkumi pemampatan atau pemendekkan (buckling), pembengkokkan (bending), aliran fleksur (flexural flow) dan aliran pasif (passive flow). Setiapmekanisma ini disertai oleh gelincir fleksur (flexural slip).• Untuk lapisan mengekalkan ketebalannya semasa ia dilipat, gelincir fleksur berlaku sepanjangsempadan perlapisan. Kesan gelinciran ini diperhatikan daripada kehadiran kesan gores-garis(slickenside) pada permukaan lapisan.• Mekanisma pembengkokkan melibatkan arah canggaan yang tegak dengan sesuatu lapisan dan

biasanya menghasilkan lipatan yang terbuka, seperti kubah, lembangan dan gerbang.• Pem bengkokkan boleh berlaku bila ada objek tertentu (seperti intrusi batuan igneus, strukturdupleks) berada di bawah sesuatu lapisan.• Pemampatan/Pemendekkan (buckling) melibatkan arah canggaan yang selari dengan

perlapisan. Pada suhu yang rendah, buckling disertai oleh gelincir fleksur.• Sebelum buckling berlaku lapisan biasanya dipendekkan secara mendatar dan ditebalkan secaramenegak dengan lapisan.• Variasi daripada buckling adalah kinking. Kinking ini biasanya berasosiasi dengan batuan skisdan membentuk lipatan chevron. Ia terhasil akibat daripada proses gelincir fleksur yangterkekang.• Mekanisma aliran fleksur (flexural flow) berlaku bila sebahagian lapisan bersifat mulur dansebahagian bersifat rapuh. Lapisan yang bersifat rapuh mempengaruhi bentuk lipatan yangterhasil.• Mekanisma aliran pasif (passive flow) melibatkan aliran mulur pada keseluruhan batuan.Perlapisan, foliasi atau jalur hanya menjadi lapisan petunjuk. Aliran pasif ini hanya berlaku pada

batuan di mana tidak ada perbezaan kemuluran antara lapisan dan menghasilkan lipatan serupa.• Kombinasi antara beberapa mekanisma di atas sering berlaku atau bersaingan pada persekitarantekanan dan suhu yang berbagai.• Dekat permukaan bumi, gelincir fleksur dan buckling biasa berlaku. Bil a lipatan menjadi lebihketat, geseran antara lapisan meningkat dan gelinciran sukar berlaku. Pada peringkat inimekanisma yang menghasilkan ira mengambilalih untuk proses canggaan seterusnya.

VII. Lipatan Kompleks

Page 30: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 30/31

• Lipatan kompleks berlaku apabila sa tu set lipatan ditindih oleh satu atau lebih set lipatan baru,samada akibat arah daya yang sama atau berlainan.• Bentuk lipatan bertindih ini adalah berkaitan dengan orientasi kedua -dua set lipatan itu dan

juga sifat fizikal batuan yang tercangga.

• Du a episod perlipatan boleh dipisahkan oleh masa beberapa saat sahaja atau berjuta tahun, atau berlaku secara berterusan.• Batuan bersifat mulur membolehkan lipatan kompleks terhasil. Keadaan ini biasanya terdapatdi kawasan teras pergunungan, di kawasan zon subduksi dan kawasan sesar transform di manamampatan, metamorfisma dan ricihan berterusan berlaku.• Secara amnya ada tiga jenis lipatan bertindih.

1. Struktur Kotak Telur atau Corak Kubah dan Lembangan.Ia berlaku bila dua set lipatan tegak bertemu atau berinteraksi pada sudut besar.

2. Corak Boomerang

Ia berlaku bila lipatan yang dengan paksi permukaan miring (e.g. lipatan isoklinal) dan lipatandengan paksi permukaan tegak (e.g. lipatan tegak) bertemu/berinteraksi pada sudut yang besar.

3. Corak HookIa berlaku bila lipatan isoklinal yang ketat dilipat semula pada paksi yang sama, pada berbagaiskala.• Kombinasi ketiga -tiga jenis di atas juga boleh berlaku. Satu jenis boleh bertukar secara

beransur-ansur ke jenis yang lain.• Lipatan yang bertindih ini penting untuk menentukan sejarah canggaan sesuatu kawasan.• Kita boleh mengenalpasti pertindihan lipatan ini bila kita membuat permerhatian dan pemetaanstruktur secara terperinci sesuatu kawasan.• Biasanya, satu kawasan yang telah menga lami dua arah perlipatan menunjukkan perubahanarah jurus dan miringan yang agak mendadak tetapi sistematik.

II. Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell, 1932).Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari prosespelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi, tertansportasioleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau tersedimentasikan.

III.

Sulit rasanya menelusuri sejarah perkembangan ilmu sedimentologi, terutama pada awal perkembangannya. Dengan dikemukannya doktrin uniformitarisme pada akhir abad ke 19 berdampak besar sekali pada perkembangan ilmu sedimentologi ini. Hal ini terlihat jelas padatulisan beberapa penulis, seperti Sorby (1853) dan Lyell (1865) yang mengemukakan interpretasimodern tentang struktur dan tekstur dari batuan sedimen.

Sampai pertengahaan abad ke 20, sedimentologi lebih dikenal hanya sebatas pada studi di bawahmikroskop, terutama untuk fosil. Dalam perioda itu mineral berat dan penghitungan secara

petrografis (point counting) berkembang dengan pesat. Secara serentak, para ahli stratigrafimenemukan fosil-fosil kunci penunjuk umur batuan.

Page 31: Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

8/10/2019 Klasifikasi Lipatan Menurut Billing Dimas

http://slidepdf.com/reader/full/klasifikasi-lipatan-menurut-billing-dimas 31/31

Para ahli geologi struktur mempunyai andil besar mendorong pengembangan ilmusedimentologi. Mereka menemui kesulitan dalam menentukan bagian atas dan bagian bawahsuatu lapisan yang sudah terlipat kuat sampai terjadi pembalikan lapisan. Beberapa struktursedimen seperti retakan (desiccation crack), silang siur dan perlapisan bersusun, sangat edialuntuk memecahkan persoalan ini (Shrock, 1948). Pada 1950an sampai awal 1960an berkembang

konsep tentang arus turbit. Sementara itu ahli petrografi masih sibuk menghitung zirkon dan ahlistratigrafi sibuk pula mengumpulkan fosil sebanyak-banyaknya, ahli struktur geologi sudahmulai bertanya berapa tebal runtunan endapan turbit ini di geosinklin. Pertanyaan inimenyibukan geologiawan untuk mengetahui hasil endapan turbit pada setiap jenis.

Pendorong lain terhadap perkembangan sedimentologi datang dari perusahaan minyak, dimanamereka mulai mencari jebakan stratigrafi. Pelopornya adalah American Petroleum Institutedengan Project 51-nya, yang mempelajari secara multi disiplin dari sedimen moderen di TelukMeksiko. Kemudian kegiatan seperti ini diikuti oleh perusahaan lain, universitas dan institusioseanografi. Sehingga pada akhir 1960an sedimentologi sudah kokoh menjadi suatu cabang ilmu

pengetahuan sendiri.

Pada 1970an penelitian sedimentologi mulai beralih dari makroskopis dan fisik ke arahmikroskopis dan kimia. Dengan perkembangan teknik analisa dan penggunaan katadoluminisendan mikroskop elektron memungkinkan para ahli sedimentologi mengetahui lebih baik tentanggeokimia. Perkembangan yang pesat ini memacu kita untuk mengetahui hubungan antaradiagenesa, pori-pori dan pengaruhnya terhadap evolusi porositas dengan kelulusan batupasir dan

batugamping.

Saat ini berkembang perbedaan antara makrosedimentologi dan mikrosedimentologi.Makrosedimentologi berkisar studi fasies sedimen sampai ke struktur sedimen. Di lain fihak,mikrosedimentologi meliputi studi batuan sedimen di bawah mikroskop atau lebih dikenaldengan petrografi.