7
Komplikasi dan masalah2 yang dapat timbul akibat dari karies gigi yaitu infeksi odontogen. Definisi Infeksi Odontogenik Infeksi odontogenik merupakan salah satu diantara beberapa infeksi yang paling sering kita jumpai pada manusia. Pada kebanyakan pasien infeksi ini bersifat minor atau kurang diperhitungkan dan seringkali ditandai dengan drainase spontan di sepanjang jaringan gingiva pada gigi yang mengalami gangguan. Fistula Bakteremie-Septikemie Selulitis Acute-Chronic Infeksi Spasium Periapikal Infection yang dalam 6

Komplikasi Dan Masalah2 Yang Dapat Timbul Akibat d

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Komplikasi dan masalah2 yang dapat timbul akibat dari karies gigi yaitu infeksi odontogen.

Citation preview

Page 1: Komplikasi Dan Masalah2 Yang Dapat Timbul Akibat d

Komplikasi dan masalah2 yang dapat timbul akibat dari karies gigi yaitu infeksi odontogen.

Definisi Infeksi Odontogenik

Infeksi odontogenik merupakan salah satu diantara beberapa infeksi

yang paling sering kita jumpai pada manusia. Pada kebanyakan pasien

infeksi ini bersifat minor atau kurang diperhitungkan dan seringkali ditandai

dengan drainase spontan di sepanjang jaringan gingiva pada gigi yang

mengalami gangguan.

Fistula Bakteremie-Septikemie

Selulitis Acute-Chronic Infeksi Spasium

Periapikal Infection yang dalam

Abses intra oral Osteomielitis Ke spasium yang lebihAtau jaringan lunak-kutis tinggi – infeksi serebral

Gambar 2.1 : Arah Penyebaran Infeksi odontogenikSumber : Oral and Maxillofacial Infection, Topazian Richard G, Morton H Goldberg, James R hupp. 4th ed;Philadelphia, W.B.Saunders Co.

6

Page 2: Komplikasi Dan Masalah2 Yang Dapat Timbul Akibat d

Infeksi odontogenik merupakan infeksi rongga mulut yang paling sering

terjadi. Infeksi odontogenik dapat merupakan awal atau kelanjutan penyakit

periodontal, perikoronal, trauma, atau infeksi pasca pembedahan.5 Infeksi

odontogenik juga lebih sering disebabkan oleh beberapa jenis bakteri seperti

streptococcus. Infeksi dapat terlokalisir atau dapat menyebar secara cepat ke sisi

wajah lain.

Komplikasi2 dan masalah2 yang dapat timbul dari karies gigi

Menurut Zelvya (dalam Kawuryan, 2008) penyakit gigi dan mulut yang paling banyak terjadi adalah karies gigi Karies gigi merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum) yang bersifat kronis progesif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan organik. Karies gigi ini adalah penyakit infeksi yang telah dikenal sejak zaman perunggu. Penyakit ini merusak struktur gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi antara lain peradangan, abses, hipertensi, ginjal, radang otak dan jantung rematik (Ginting, 1984) bahkan dapat menyebabkan kematian. Ketua Umum PDGI, drg. Emir M. Muis mengatakan bahwa hasil dari sebuah penelitian mengenai sejumlah kasus penyakit jantung, sebanyak 54% pasien memiliki riwayat penyakit gigi (Muftihat, 2011)

Karies gigi ini banyak terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung lebih menyukai makanan manis-manis yang bisa menyebabkan terjadinya karies gigi. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk karena anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies Machfoedz dan Zein (dalam Kawuryan, 2008). Diantara kerugian yang paling banyak disorot dari pemakaian gula pasir dalam makanan bergula seperti permen, snack, minuman adalah kerusakan atau pengeroposan gigi, terutama pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan atau karies gigi, maka gula digolongkan sebagai senyawa kariogenik (Ramadhan, 2010).

Anak memasuki usia sekolah mempunyai resiko mengalami karies makin tinggi. Pada usia 6-12 tahun diperlukan perawatan lebih intensive karena pada usia tersebut terjadi pergantian gigi dan tumbuhnya gigi baru. Banyaknya jajanan di sekolah, dengan jenis makanan dan minuman yang manis, sehingga mengancam kesehatan gigi anak. Peningkatan frekuensi konsumsi makanan kariogenik menyebabkan keberadaan pH yang rendah di dalam mulut dipertahankan sehingga terjadi peningkatan demineralisasi dan penurunan remineralisasi. Padahal anak-anak usia sekolah dasar mengkonsumsi makanan

7

Page 3: Komplikasi Dan Masalah2 Yang Dapat Timbul Akibat d

yang mengandung sukrosa ini lebih dari 3 kali sehari. Rahardjo (2007), membuktikan dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 terdapat 76,2 persen anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang.

  Manifestasi klinis          Menurut tanda dan gejala karies gigi Tarigan (2004) antara lain adalah:a.    Terdapat lesi.b.    Tampak lubang pada gigi.c.       Bintik hitam pada tahap karies awal.d.      Kerusakan leher gigi ( pada karies botol susu).e.       Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentin.f.       Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala.g.    Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan terutama

pada waktu malam.h.      Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah

Komplikasi karies gigiMenurut Ginting (1984) apabila karies ini dibiarkan tanpa diatasi maka akan terjadi beberapa komplikasi seperti:

a.       Timbulnya peradangan dan nanah pada gusi.b.      Abses pada jaringan gusi dan otot.c.       Peradangan pada tulang rahang bahkan kematian pada tulang rahang.d.      Sellulitis e.  Pembengkakan dan peradangan di kerongkongan sehingga menyebabkan

kesulitan menelan dan tidak bisa membuka mulut.f.       Ginjalg.      Hipertensih.      Radang otaki.        Jantung rheumatik

Karies botol adalah karies yang menyerang gigi sulung pada anak-anak dan bayi yang berhubungan dengan pola pemberian minum seperti minum dari botol, pemberian ASI yang melebihi waktu normalnya. Karies botol ini mempunyai pola yang sangat khas. Gigi yang paling sering terkena adalah gigi insisivus sentralis dan lateralis maksila dan molar pertama maksila dan mandibula yang kemudian diikuti oleh gigi molar kedua dan kaninus. Gigi anterior mandibula sangat jarang terkena atau merupakan gigi yang paling terakhir terkena. Walaupun perawatan dan pencegahan terhadap karies sudah ditingkatkan, namun prevalensi karies botol masih tinggi di beberapa negara. Di Indonesia prevalensi karies botol adalah 48 persen. Karies botol adalah suatu penyakit yang multitaktorial dimana banyak faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit dan perkembangannya. Disamping itu terdapat faktor yang mempengaruhi perkembangannya diantaranya adalah mikroorganisme (Streptokokus mutans), diet dan pola pemberian minum.

8

Page 4: Komplikasi Dan Masalah2 Yang Dapat Timbul Akibat d

Pentingnya menggunakan obat kumur

Pada saat melakukan Oral hygiene dibutuhkan antiseptik yang merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan atauperkembangan mikroorganisme tanpa merusak secara keseluruhan. Sebagai antibakteri, pemakaian antiseptik sebagai obat kumur bertujuan menghambat pertumbuhan bakteri dalam mulut (Ardhiani, 2000).Terdapat banyak antiseptik sebagai obat kumur yang dijual baik di apotik maupun toko obat, tapi kebanyakan antiseptik sebagai obat kumur tersebut mengandung alkohol dan zat kimia yang bila digunakan dalam jangka waktu lama akan merusak (sehat) mukosa mulut, menimbulkannoda pada gigi dan juga merusak flora normal dalam mulut, begitu pula dengan povidone iodine 1% juga mengandung alkohol, sisa alkohol yang tertinggal dalam mulut klien setelah dilakukan tindakan oral hygiene bisa menimbulkan bau mulut (Sari, 2000)

Banyak antiseptik sebagai bahan dasar obat kumur yang dapat digunakan untuk membersihkan mulut atau kumur-kumur, sebagian besarpencuci mulut atau obat kumur yang diperdagangkan mengandung alkohol yang bisa jadi menyebabkan iritasi pada mukosa mulut, dan sisa alkohol dalam mulut bisa menimbulkan bau mulut. Dengan demikian diperlukan obat kumur atau cairan pencuci mulut yang alami tidak memiliki efek samping dan tidak mengganggu keseimbangan rongga mulut. Povidone iodine adalah obat kumur dan pembersih mulut 1% nama generiknya betadine. (Ardhiani, 2000, hlm. 15).

9