1
A. KOMPLIKASI Pielonefritis berulang dapat mengakibatkan hipertensi, parut ginjal, hidronefrosis, gagal ginjal kronik dan sepsis (Pielonefritis berulang timbul karena adanya faktor predisposisi) (Hari, 2011). Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut, yaitu: 1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi. 2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus. 3. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik (Gomella dkk, 2011). Komplikasi pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, dan pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea, yang mangakibatkan terbentuknya batu) (Gomella dkk, 2011).

KOMPLIKASI PYELONEFRITIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dfssedewf

Citation preview

Page 1: KOMPLIKASI PYELONEFRITIS

A. KOMPLIKASI

Pielonefritis berulang dapat mengakibatkan hipertensi, parut ginjal, hidronefrosis,

gagal ginjal kronik dan sepsis (Pielonefritis berulang timbul karena adanya faktor

predisposisi) (Hari, 2011).

Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut, yaitu:

1.  Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area

medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada

penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.

2.  Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali

dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami

supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus.

3.  Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam

jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik (Gomella dkk, 2011).

Komplikasi pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari

hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, dan

pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea, yang

mangakibatkan terbentuknya batu) (Gomella dkk, 2011).