Upload
pramushinta-arum-pynanjung
View
18
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
diktat fisika komputasi
Citation preview
Modul I. Metode Regresi Kuadrat Terkecil Linier
Perumusan Umum Metode Kuadrat Terkecil Linier
Formulasi Matrik untuk Metode Kuadrat Terkecil Linier
Model umum kuadrat terkecil adalah
y=a0 z0+a1 z1+a2 z2+…+am zm+e
dimana z0 , z1 ,…, zm adalah fungsi-fungsi yang saling berbeda. Terminologi linier diperoleh
dari kebergantungan model pada paramater model, yaitu pada ai.
Dalam bentuk matriks persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk
{Y }= [Z ] {A }+ {E }
dengan Z adalah matriks nilai dari fungsi yang dihitung untuk setiap variabel bebas, yang
dapat ditulis sebagai :
{Z }=[ z01 z11z02 z02
⋯ zm1⋯ zm2
⋮ ⋮z0n z1n
⋯ ⋮⋯ zmn
]m adalah jumlah parameter model dan n adalah jumlah data. Karena sering ditemui n ≥
m+1,matriks [Z] juga ditemukan tidak selalu berupa matriks bujur sangkar. Vektor kolom [Y]
berisi nilai dari hasil observasi, yaitu :
{Y }T= [ y1 y2 … yn ]Vektor kolom [A] merupakan koefisien parameter model
{ A }T= [a0 a1 … am ]dan vektor kolom [E] berisi selisih
{E }T= [e1 e2 … en ]Selisih kuadrat dari model ini dapat dituliskan sebagai :
Sr=∑i=1
n
( y i−∑j=0
m
a j z ji)2
Kuantitas ini diminimumkan dengan mengambil turunan parsial terhadap setiap parameter
model dan membuat turunan parsial tersebut sama dengan nol. Hasil dari proses tersebut
adalah :
[ [ Z ]T [ Z ] ] {A }={[ Z ]T {Y }}
Pencarian solusi matriks {A} dapat dilakukan dengan metode dekomposisi LU, eliminasi
Gauss, Eliminasi Gauss-Jordan, Gauss-Seidel maupun metode iteratif Jacobi.
Modul II. Metode Regresi Non Linier
Dalam beberapa kasus di pemodelan sains, terdapat beberapa permasalahan untuk
melakukan pencocokan kurva dengan model yang bersifat non linier, seperti model cuaca,
persamaan pemodelan kedepan Sef Potential, peluruhan radioaktif dan lain-lain.
Seperti halnya kuadrat terkecil, regresi non linier didasarkan pada penentuan nilai parameter
model yang meminimumkan jumlah dari kuadrat kesalahan. Namun, tidak seperti halnya
pada kasus linier, pada kasus non linier solusi diperoleh melalui proses yang dilakukan
secara iteratif.
Pada kasus non linier, secara umum hubungan antara data dengan persamaan non linier
yang dianggap dapat menghampiri data adalah :
y i=f (x i ;a0 , a1 ,…,am)+ei
dengan yi adalah data hasil pengukuran, f(xi) adalah fungsi dari variabel bebas dan fungsi
non linier dari parameter model a0, a1, ..., am dan ei adalah kesalahan acak.
Metode Gauss Newton
Pada metode ini, fungsi nonlinier diekspansikan dalam deret Taylor. Bentuk hampiran
tersebut berbentuk fungsi linier.
f (x i ) j+1=f (x i ) j+∂ f (x i ) j∂a0
∆a0+∂ f (x i ) j∂a1
∆a1
dengan j adalah tebakan awal, j+1 adalah prediksi, a0 = a0,j+1 - a0,j dan a1 = a1,j+1 - a1,j
Dari proses ini terlihat hubungan yang linier antara model asal terhadap parameter
modelnya. Persamaan hampiran kemudian disubstitusikan ke persamaan model
menjadi:
y i−f (x i) j=∂ f (x i ) j∂a0
∆a0+∂ f (xi ) j∂a1
∆a1+e i
atau dalam bentuk matriks :
{D }= [Z j ] {∆ A }+ {E }
dengan [Zj] adalah matrik turunan parsial fungsi non linier terhadap setiap parameter
model, atau biasa juga disebut sebagai matriks Jacobi.
[Z j ]= [∂ f 1∂a0
∂ f 1∂a1
∂ f 2∂a0
∂ f 2∂a1
⋮∂ f n∂a0
⋮∂ f n∂a1
]dengan n adalah jumlah data dan
∂ f n∂ak
adalah turunan parsial fungsi terhadap
parameter model ke k yang kemudian dievaluasi pada data ke i. Vektor {D} berisi selisih
antara data dengan nilai fungsi
{D }=[y1−f (x1)y2−f (x2)y3−f (x3)
⋮yn−f (xn)
]dan vektor {A} adalah vektor yang berisi perubahan nilai parameter model.
{∆ A }=[∆a0∆a1∆a2⋮∆am
]dengan menggunakan teorema kuadrat terkecil diperoleh
[ [Z j ]T [Z j ] ] {∆ A }={[Z j ]T {D }}solusi setiap langkahnya dapat diperoleh dengan menggunakan teknik penyelesaian
SPL pada umumnya. Hasil dari proses ini adalah lebar langkah dari perubahan
parameter model, yang kemudian dapat digunakan untuk melakukan perbaikan
hampiran parameter model yang diperoleh pada iterasi sebelumnya.
Modul III. Interpolasi
Estimasi nilai tengah dari suatu rentang nilai eksak sering dijumpai dalam permasalahan
sains. Metode yang sering digunakan untuk mengatasi hal ini adalah metode interpolasi
polinomial. Secara umum polinomial yang digunakan adalah dalam bentuk seperti di bawah
ini :
f(x)= a0 + a1x + a2x2 + a3x3 + ... + anxn
Untuk data sejumlah n+1, terdapat hanya sebuah polinomial berderajat n yang melewati
seluruh titik data. Sebagai contoh adalah sebuah garis lurus (polinomial orde 1) yang
menghubungkan dua titik dan sebuah parabola yang menghubungkan tiga buah titik.
Algoritma Interpolasi Newton Beda TerbagiMasukan : x,y (m,n ukuran x)Keluaran : f(xu)Langkah :
untuk i=1:n
R(i ,1)=f (x ( i ))
untuk j=2:n
untuk i=1:(n+1-j)
R(i , j)=R (i+1 , j−1 )−R (i , j−1)
x ( j+i−1 )−x (i)
untuk i=2:n
b_kw(i)=1;
untuk j=1:(i-1)
b_kw(i) = b_kw(i)*(x_u-x(j))
suku(i)=R(1,i)*b_kw(i)
f(xu) = R(1,1)
untuk i=2:n
f(xu) = f(xu) + suku(i)