6
1. Torus Torus merupakan pembengkakan pada rahang yang menonjol dari mukosa mulut yang tidak berbahaya dan disebabkan oleh pembentukan tulang normal yang berlebihan, tampak radiopak dan dapat terjadi di beberapa tempat dari tulang rahang. Umumnya, Torus menjadi jelas setelah dewasa meskipun kadang-kadang, pada anak sudah jelas. Pasien umumnya tidak menyadari hanya diketahui oleh dokter atau dokter gigi, terutama dalam hubungannya dengan pembuatan desain gegligi tiruan. Frekuensi bervariasi dengan usia. Rasio wanita: pria adalah 2:1. Torus dapat disebabkan oleh faktor genetik a dan fungsi. Namun peran factor fungsi tidak begitu kuat. Pada gambaran mikroskopis tampak korteks tulang yang padat, dan kompak, dengan daerah sentral tulang lebih spongiosa, dan kadang-kadang ditemukan lemak dalam sum-sum tulang. Proyeksi tulang yang sama dapat terlihat pada permukaan labial, atau bukal dari lingir alveolar( alveolar ridge) maksila atau mandibula dan dinamakan tulang eksostosis. Umumnya, kelinan ini tidak membutuhkan perawatan, kala mengganggu pemakaian gigi tiruan atau bicara, dapat dilakukan pengambilan secara bedah. 2. Agnasia Kesalahan pembentukan lengkung mandibula sering dihubungkan dengan anomali fusi telinga luar pada daerah garis tengah yang normalnya ditempati oleh mandibula sehingga telinga bertemu di garis tengah. Agnesis absolut mandibula, masih diragukan apakah bisa terjadi. Pada keadaan ini, lidah juga tidak terbentuk atau mengalami reduksi ukuran. Meskipun astomia(tidak terbentuknya mulut) dapat terjadi, mikrostomia(mulut yang kecil) lebih sering terjadi. Kadang-kadang tidak ada hubungan dengan faring, yang tersisa hanya membran buko faringeal. Agnasia sering disebabkan oleh gangguan vaskularisasi . 3. Mikrognasia Menunjukkan pengecilan ukuran mandibula dan maksila. Dagu dapat sangat retrusif atau absen sama sekali. Hidung dan bibir atas menjadi menonjol sehingga muka seperti burung. Keadaan ini dapat bersifat congenital seperti yang ditemukan pada berbagai sindrom,

Kon Genital 15

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kelainan kongenital rongga mulut 15

Citation preview

Page 1: Kon Genital 15

1. TorusTorus merupakan pembengkakan pada rahang yang menonjol dari mukosa mulut yang tidak berbahaya dan disebabkan oleh pembentukan tulang normal yang berlebihan, tampak radiopak dan dapat terjadi di beberapa tempat dari tulang rahang.

Umumnya, Torus menjadi jelas setelah dewasa meskipun kadang-kadang, pada anak sudah jelas. Pasien umumnya tidak menyadari hanya diketahui oleh dokter atau dokter gigi, terutama dalam hubungannya dengan pembuatan desain gegligi tiruan. Frekuensi bervariasi dengan usia. Rasio wanita: pria adalah 2:1. Torus dapat disebabkan oleh faktor genetik a dan fungsi. Namun peran factor fungsi tidak begitu kuat. Pada gambaran mikroskopis tampak korteks tulang yang padat, dan kompak, dengan daerah sentral tulang lebih spongiosa, dan kadang-kadang ditemukan lemak dalam sum-sum tulang.

Proyeksi tulang yang sama dapat terlihat pada permukaan labial, atau bukal dari lingir alveolar( alveolar ridge) maksila atau mandibula dan dinamakan tulang eksostosis.Umumnya, kelinan ini tidak membutuhkan perawatan, kala mengganggu pemakaian gigi tiruan atau bicara, dapat dilakukan pengambilan secara bedah.

2. AgnasiaKesalahan pembentukan lengkung mandibula sering dihubungkan dengan anomali fusi telinga luar pada daerah garis tengah yang normalnya ditempati oleh mandibula sehingga telinga bertemu di garis tengah. Agnesis absolut mandibula, masih diragukan apakah bisa terjadi. Pada keadaan ini, lidah juga tidak terbentuk atau mengalami reduksi ukuran. Meskipun astomia(tidak terbentuknya mulut) dapat terjadi, mikrostomia(mulut yang kecil) lebih sering terjadi. Kadang-kadang tidak ada hubungan dengan faring, yang tersisa hanya membran buko faringeal. Agnasia sering disebabkan oleh gangguan vaskularisasi .

3. MikrognasiaMenunjukkan pengecilan ukuran mandibula dan maksila. Dagu dapat sangat retrusif atau absen sama sekali. Hidung dan bibir atas menjadi menonjol sehingga muka seperti burung. Keadaan ini dapat bersifat congenital seperti yang ditemukan pada berbagai sindrom, dapat pula terjadi sesudah lahir misalnya akibat trauma atau infeksi seperti atritis rematoid juvenilis. Mikrognasia dapat terjadi disebabkan oleh kegagalan pusat pertumbuhan di kepala sendi. Penyebabnya adalah kelainan perkembangan atau didapat. Pada kepala sendi oleh trauma pada saat lahir atau infeksi pada telinga, dapat menyerang pusatkepala sendi. Kemungkinan lain adalah trauma atau infeksi daerah kepala sendi yang umumnya unilateral dan menyebabkan pengecilan ukuran rahang yang unilateral.

4. Makrognasia

Pembesaran rahang, jika terjadi pada rahang bawah hal ini dapat menyebabkan protusi( kelas III Angle) dengan dagu menonjol. Keadaan ini dapat bersifat kongenital dan dapat pula bersifat dapatan melalui penyakit serta dapat dikoreksi dengan tindakan bedah.

Ada beberapa sindrom perkembangan yang menunjukkan mikrognasia, rahang atas sebagai bagian

Page 2: Kon Genital 15

dari suatu sindrom misalnya sindrom down atau sindrom apert. Sindrom down merupakan penyakit genetika yang palig sering ditemukan dengan ciri khas berupa rahang atas yang kecil selain tanda lainnya. Pada penyakit crouzon yang merupakan craniofasial sinestosis yang berkaitan dengan sindrom apert, ditemukan rahang atas dan hidung yang kecil sehingga menyebabkan muka melesak ke dalam.

5. Tongue-tie / Short Frenulum / AnkyloglossiaTongue-tie atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan tali lidah pendek merupakan kelainan bawaan pada pita lidah atau tali jaringan ikat yang menghubungkan dasar lidah dengan ujung lidah bagian bawah. Tali ini dapat tebal dan kurang elastis ataupun tipis dan elastis. Ini menyebabkan lidah berbentuk seperti jantung pada saat dijulurkan. Keadaan ini lumayan sering ditemukan. Anak laki-laki tiga kali lipat lebih sering dibandingkan perempuan.

Pada sebagian besar anak, tongue-tie ini tidak menyebabkan gangguan apapun, akan tetapi pada sebagian kecil lainnya dapat menyebabkan kesulitan misalnya:

MenyusuBeberapa laporan kasus menyatakan bahwa tongue-tie menyebabkan kesulitan dalam menyusu. Tongue-tie menyebabkan mulut bayi tidak dapat menempel dengan baik pada puting susu sehingga kemampuan menghisap susu berkurang. Akibatnya, kenaikan berat badan yang dicapai tidak maksimal. Dan ibu sering mengeluh puting payudaranya menjadi lecet sehingga ibu sering mengambil keputusan untuk segera menghentikan menyusui anaknya dan mengganti dengan susu formula.BicaraSering kali orang tua menghubungkan keterlambatan bicara anaknya dengan tongue-tie, padahal sebenarnya tidak. Perkembangan bicaranya normal seperti anak lain. Namun beberapa literatur menyatakan bahwa tongue-tie dapat menyebabkan kesalahan artikulasi kata-kata, terutama pada huruf-huruf yang membutuhkan gerakan lidah ke atas seperti pengucapan huruf R dan L. Derajat keparahan kesalahan artikulasi ini bervariasi, dapat sangat jelas atau bahkan sama sekali tidak terdengar.MekanisLidah juga berperan dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan. Tongue-tie dapat menyebabkan kemampuan lidah untuk membersihkan gigi berkurang karena geraknya yang terbatas. Tongue-tie ini juga dapat menyebabkan jarak antar gigi menjadi renggang karena tekanan mekanis lidah sehingga gigi anak menjadi jarang dan tak rapi.Perawatan Tongue-tie :Tongue-tie ini merupakan salah satu kelainan yang mudah dikoreksi dengan tindakan bedah. Tindakan bedah yang dilakukan tergolong sangat ringan. Yaitu dengan cara membebaskan tali jaringan ikat tersebut. Terdapat dua macam tindakan bedah pada tongue-tie ini yaitu frenotomy berupa pemotongan jaringan ikat dan frenuloplasty berupa pembebasan tali jaringan ikat secara keseluruhan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tindakan bedah pada tongue-tie ini sangat bermanfaat.Tindakan bedah untuk mengkoreksi tongue-tie dapat dipertimbangkan pada bayi yang mengalami kesulitan dalam menyusui dan anak dengan gangguan artikulasi kata-kata. Kesulitan dalam menyusu ditandai dengan luka pada puting payudara ibu dan kenaikan berat badan anak yang tidak normal.

Page 3: Kon Genital 15

6. Makroglossia Makroglosia merupakan suatu keadaan lidah yang mempunyai ukuran lebih besar dari normal. Etiologi makroglosia dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan utama yaitu True makroglosia dan Pseudo makroglosia. True makroglosia didapat secara congenital dan acquired (didapat). Secara congenital disebabkan oleh hemangioma, limfangioma, sindroma Down, dan sindroma Beekwith Wiedemann, sedangkan makroglosia acquired disebabkan karena hipertiroidisme (kretinisme), akromegali,dan amiloidosis. Penyebab Pseudo makroglosia adalah kebiasaan menjulurkan lidah, pembesaran tonsil, adenoid, hipotonia pada lidah serta defisiensi mandibula. Makroglosia dapat menyebabkan gangguan kesehatan umum seperti kesulitan makan, menelan, berbicara, dan bernafas sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu makroglosia juga dapat menimbulkan kelainan pada gigi dan rahang. Perawatan makroglosia Perawatan makroglosia tidak akan berhasil kecuali menghilangkan penyebabnya. Perawatan makroglosia secara surgical dapat dilakukan dengan glossektomi, sedangkan perawatan yang ditimbulkan makroglosia terhadap gigi dapat dikoreksi dengan perawatan orthodonsi. Makroglosia dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembanga anak, maka dokter gigi harus mengetahui dan menanggulangI makroglosia ini, sehingga gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dicegah secara dini.

7. Sumbing Bibir dan PalatumSumbing bibir dan palatum merupakan kelainan congenital yang sering kali menyebabkan menurunnya fungsi bicara, pengunyahan, dan penelanan yang sangat berat. Seringkali terjadi peningkatan referensi gangguan yang berhubungan dengan malformasi congenital sperti ketidakmampuan bicara sekunder serta menurunnya fungsi pendengaran, umumnnya bibir sumbing dan palatum dibagi dalam 4 kelompok besar, yaitu:1. sumbing bibir2. sumbing palatum3. sumbing bibir dan palatum unilateral4. sumbing bibir dan palatum bilateralBiasanya, sumbing bibir dan palatum disertai kelainan bawaan lahir misanya hidrosefalus(peninggian tekanan intracranial), sindaktilia (jari-jari saling melekat) atau polidaktilia(jari-jari berlebih).Sumbing bibir dapat terjadi bilateral pada regio incisive lateral dan caninus. Lebih sering terjadi unilateral, sisi kiri lebih sering dari sisi kanan. Sumbing dapat sempurna meluas ke dasar hidung atau tidak sempurna sebagai lekukan pada bibir atas. Penyebab sumbing bibir dan palatum tidak diketahui dengan pasti. Sebagian besar kasus sumbing bibir atau sumbing palatum atau keduanya dapat dijelaskan dengan hipotesis multifactor. Teori multifactor yang diturunkan menyatakan bahwa gen-gen yang beresiko berinteraksi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan, menyebabkan cacat pada perkembangan janin. Sumbing bibir dan palatum merupakan kegagalan bersatunya jaringan selama perkembangan. Gangguan pola normal pertumbuhan muka dalam bentuk defisiensi processus muka merupakan penyebab kesalahan perkembangan bibir dan palatum. Sebagian besar ahli embriologi percaya bahwa defisiensi jaringan terjadi pada semua deformitas sumbing sehingga struktur anatomi normal tidak terbentuk. Periode perkembangan struktur bersifat spesifik sehingga sumbing bibir dapat terjadi terpisah dari sumbing palatum, meskipun keduanya dapat terjadi bersama-sama dan bervariasi dalam derajat

Page 4: Kon Genital 15

keparahannya tergantung pada luas sumbing yang dapat bervariasi mulai dari lingir alveolar (alveolar ridge) sampai ke bagian akhir dari palatum lunak. Variasi dapat pula dimulai dari sudut mulut atau bifid uvula sampai defformitas berat berupa sumbing bibir yang meluas ke tulang alveolar dan seluruh palatum secara bilateral. Variasi yang terjadi merupakan refleksi dari defiasi rangkaian perkembangan palatum yang dimulai pada minggu ke 8 pada regio premaksila dan berakhir pada minggu ke 12 pada uvula di palatum lunak.Sumbing yang hanya mengenai bibir dinamakan cheiloschisis. Sumbing bibir umumnya terjadi pada minggu ke 6 sampai 7 iu, sesuai dengan waktu perkembangan bibir normal..Dengan terjadinya kegagalan penetrasi dari sel mesodermal pada groove epitel diantara processus nasalis medialis dan lateralis.Sumbing sempurna yang meliputi kelainan dimulai dari perbatasan bibir dan kulit melalui tulang alveolar rahang atas sampai bagian bawah (dasar) rongga hidung dan rongga mulut disebut dengan cheilognathoschisis. Sumbing palatum terjadi pada minggu ke 8 akibat kegagalan fusi processus palatinus dan processus premaksila. Sumbing yang sudah melibatkan palatum dinamakan chilognathopalatoskisis.Klasifikasi Veau untuk sumbing bibir :Klas I : Takik unilateral pada tepi merah bibir dan meluas sampai bibir.Klas II : Bila takik pada merah bibir sudah meluas ke bibir tetapi tidak mengenai dasar hidungKlas III : Sumbing unilateral pada merah bibir yang meluas melalui bibir ke dasar hidungKlas IV : Setiap sumbing bilateral pada bibir yang menunjukkan takik tak sempurna atau merupakan sumbing yang sempurna

Klasifikasi Veau untuk sumbing palatum :Klas I : Sumbing yang terbatas pada palatum lunakKlas II : Cacat pada palatum keras dan lunak, meluas tidak melampaui foramen insisivum dan terbatas hanya pada palatum sekunderKlas III : Sumbing pada palatum sekunder dapat komplit atau tidak komplit. Sumbing palatum komplit meliputi palatum lunak dank eras sampai foramen insisivum. Sumbing tidak komplit meliputi palatum lunak dan bagian palatum keras, tetapi tidak meluas sampai foramen insisivum. Sumbing unilateral yang komplit dan meluas dari uvula sampai foramen insisivum di garis tengah dan processusu alveolaris unilateral.Klas IV : Sumbing bilateral komplit meliputi palatum lunak dan keras serta processus alveolaris pada kedua sisi premaksila, meninggalkan daerah itu bebas dan seringkali bergerak.