Upload
trinhkien
View
233
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP INOVATIF TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA
NEGERI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
TESIS
OLEH
HARUDDIN
NIM: 1110789
Ditulis untuk memenuhi sebagian prsyaratan dalam
mendapatkan gelar Megister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAMPASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014
2
ABSTRACT
Haruddin. 2014. Contribution of Emotional InteligenceandInnovative Attitudeto Teachers’ Job Satisfaction inSenior High SchoolDistrict of LengayangPesisir Selatan Regency. Thesis. Graduate Program. State University of Padang.
Based on preliminary study, researchers found that the symptoms of poor
performance of Senior High School teacher in the distictLengyangPesisir Selatan Regency and the researchers suspect that due to the teachers emotiona intelligence and their innovative attitude.If this condition is left, worried would affect the quality improvement of education in the District of LengayangPesisir Selatan Regency.
The purpose of this study was to determine the contribution of emotional intelligence and innovative attitude on teachers job satisfaction Senior High School at Lengayang District Pesisir Selatan Regency. The hypothesis in this study were: (1) emotional intelligence contributed to teachers job satisfaction, (2) innovative attitude contributes to the teachers job satisfaction, and (3) emotional intelligence and innovative attitude jointly contribute to the teachers job satisfaction.
The research method used was quantitative correlational study with a population of senior high school teachers in the District of Lengayangas much as 88 and 50 samples were extracted using proportional stratified random sampling technique by considering the period of employment and educational strata. The instrument used was a questionnaire already tested the reliability and validity. The data are then analyzed using correlation and regression techniques.
The results showed that (1) Emotional intelligence contributes very significantly to teachers job satisfaction by 20,4% (2) Innovative attitude contribute significantly to teachers job satisfactionby 6,7% (3) emotional intelligence and innovative attitude together contribute to teachers job satisfactionat 25,6%. The results showed that the hypothesis can be empirically acceptable. These findings can be concluded that emotional intelligence and innovative attitude are two factors that contribute to teachers job satisfaction. Therefore, it is expected that the relevant parties to consider both factors of job satisfaction for teachers to increase.
i
3
ABSTRAK
Haruddin, 2014. Kontribusi Kecerdasan Emosional Dan Sikap Inovatif Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Padang.
Berdasarkan pengamatan kasat mata di lapangan ditemukan bahwa guru
kurang bergairah dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut diduga karena adanya factor kekurang puasan guru. Kuran gpuasnya guru di duga karena di pengaruhi factor kecerdasan emosional nya dan sikap inovatifnya. Jika kondisi ini di biarkan, di kawatirkan akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan seberapa besar kontribusi kecerdasan emosional guru dan sikap inovatif terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kecamatan Lengayang. Terdapat tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru, sikap inovatif berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru, kecerdasan emosional dan sikap inovatif berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru
Metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional den ganpopulasi guru SMA Negeri di Kecamatan Lengayang sebanyak 88 dan sampel penelitian sebanyak 50 orang yang diambil menggunakan teknik stratified Proportional Random Sampling den ganmem pertimbang kangolongan dan masa kerja. Instrumen yang digunakana dalahangket yang sudah di uji kehandalan dan kesahihannya. Data tersebut kemudian dianalisi smenggunakan teknikkorelasi dan regresi.
Hasilan alisis menunjukkan bahwa (1) Kecerdasan emosional berkontribusi sangat signifikan terhadap kepuasan kerja guru sebesar 20,4 % (2) Sikap inovatif berkontribusi signifikan terhadap kepuasan kerja guru sebesar 6,7% (3) Kecerdasan emosional dan sikap inovatif secarab ersama-sama berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru sebesar 25,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima secara empiris.Hasil temuan ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional dan sikap inovatif merupakan dua faktor yang berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru. Oleh karena itu diharapkan kepada pihak-pihak terkait agar memperhati kan kedua factor tersebut agar kepuasan guru dapat meningkat.
ii
4
5
6
7
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesi
sini yang berjudul “Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Sikap Inovatif
terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Lengayang
Kabupaten Pesisir Selatan”.
Selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis inginmenyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Kasman Rukun, M. Pd dan Dr. H. Yahya, M. Pd selaku pembimbing
I dan II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
bimbingan dari awal sehingga selesainya penulisan laporan ini.
2. Bapak Prof. Dr. H Sufyarma Marsidin, M.Pd, Prof. Dr. Gusril,M.Pd serta
Prof. Dr. H Rusdinal, M.Pd selaku kontributor yang tlah memberikan sumban
gan pemikiran dalam rangka penyempurnaan laporan penelitian ini.
3. Bapak Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan beserta dosen yang telah
memberikan bantuan dan ilmu kepada penulis.
4. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah
memberikan masukan dan saran selama penelitian.
5. Rektor Universitas Negeri Padang yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu di kampus tercintaini.
vi
8
6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan yang telah
member izin untuk mendapatkan data guru.
7. Bapak dan Ibu Guru SMAN egeri di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir
Selatan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan data yang di
butuhkan.
8. Kedua orang tua, ayahnda Buyung Nengah dan Ibunda Timi serta saudara
yang telah memberikan doa restu dan dukungan moril kepada penulis dalam
penyelesaian tesis ini. Istri ter cinta Gustini, anakku Lanang Hendro Susilo,
Hijratul Wina Hartini, yang begitu tabah, sabar dan setia dari awal sampai
selesai pendidikan penulis di Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
9. Rekan-rekan yang tidak bias disebutka nnama nya satu per satu pada Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah ikut memberikan saran
serta masukan dalam penyelesaian tesis ini.
Semoga tesis ini bermanfaat.
Painan, Juli2014 Penulis,
HARUDDIN NIM: 1110789
vii
9
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT……………………………………………………………….
ABSTRAK ………………………………………………………………...
PERSETUJUAN AKHIR TESIS...............................................................
PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS................................................
SURAT PERNYATAAN.............................................................................
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………....
DAFTAR TABEL ………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
x
xi
xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................. B. Identifikasi Masalah .................................................................. C. Pembatasan Masalah................................................................... D. Perumusan Masalah.................................................................... E. Tujuan Penelitian........................................................................ F. Manfaat Penelitian.....................................................................
1 4 9 10 11 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori................................................................................
1. Kepuasan Kerja Guru............................................... ............ 2. Kecerdasan Emosional Guru................................................ 3. Sikap Inovatif Guru..............................................................
B. Penelitian yang Relevan............................................................. C. Kerangka Pemikiran.................................................................. D. Hipotesis....................................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian.......................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... C. Populasi dan Sampel.................................................................. D. Definisi Operasional..................................................................
13 13 17 24 32 33 36
37 37 37 42
viii
10
A. Pengembangan Instrumen .................................................................... 43
B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 47
C. Teknik Analisis Data ............................................................................ 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 51
B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................ 59
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 63
D. Pembahasan ......................................................................................... 74
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 80
BABV. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 82
B. Implikasi Hasil Penelitian .................................................................... 83
C. Saran-saran ........................................................................................... 85
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 88
ix
11
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sebaran Populasi Penelitian ................................................................. 38
2. Hasil Perhitungan Sampel ................................................................... 40
3. SebaranSampel padaMasing-masing Strata ......................................... 41
4. Kisi-Kisi Instrumen Uji CobaPenelitian .............................................. 44
5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian setelah Ujicoba .................................... 46
6. Rangkuman Analisis Keandalan Instrumen ........................................ 46
7. Distribusi Frekuensi Skor KepuasanKerjaGuru (Y) ........................... 52
8. Tingkat Capaian Responden untuk Indikator KepuasanKerjaGuru ..... 53
9. Distribusi Frekuensi Skor KecerdasanEmosional (X1) ....................... 54
10. Tingkat Capaian Responden untuk Indikator KecerdasanEmosional .. 55
11. Distribusi Frekuensi Skor SikapInovatif(X2) ...................................... 57
12. TingkatCapaian Responden untuk Indikator SikapInovatif ................. 58
13. Rangkuman Hasil Uji Normalitas ....................................................... 60
14. HasilPengujianHomogenitas Variabel ................................................. 61
15. Rangkuman Analisis Kemandirian Antar Variabel Bebas .................. 61
16. Hasil Uji Linearitas Variabel X1 terhadap Variabel Y ........................ 62
17. Hasil Uji Linearitas Variabel X2 terhadap Variabel Y ........................ 62
18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi antara Variabel X1 dan Y .......... 63
19. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y .............. 64
20. Rangkuman Hasil UjiKoefisienRegresi Sederhana Variabel X1
dengan Variabel Y .............................................................................. 64
21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi antara Variabel X2 dan Y .......... 66
22. Rangkuman Hasil Uji Koefisien KeberartianPersamaanRegresi
Variabel X2 terhadap Y ....................................................................... 67
23. Rangkuman Hasil untukUjiKoefisienRegresi Variabel X2 dengan
24. Variabel Y ...........................................................................................67
25. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi antara Variabel X1 dan
x
12
X2dengan Variabel Y ........................................................................... 69
26. Hasil Analisis Garis Regresi Berganda Variabel X1 dan
X2 secara bersama-sama terhadap Variabel Y .................................... 69
27. Rangkuman Hasil untukUjiKoefisienRegresi Variabel X1 dan
X2 dengan Variabel Y ......................................................................... 70
28. Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Relatif dan Kontribusi
Efektif Variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap
Variabel Y ............................................................................................ 72
29. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial ........................................ 72
xi
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi KepuasanKerjaGuru .................... 5
2. Kerangka Konseptual ........................................................................... 36
3. Histogram KepuasanKerjaGuru .......................................................... 52
4. Histogram KecerdasanEmosional ........................................................ 55
5. Histogram SikapInovatif ...................................................................... 57
6. Regresi Linier KecerdasanEmosional thadapKepuasanKerjaGuru ..... 65
7. Garis Regresi Linear Sikapinovatif terhadap KepuasanKerjaGuru .... 68
8. Garis Regresi Linear KecerdasanEmosionaldan SikapInovatifterhadap
KepuasanKerjaGuru ............................................................................ 71
xii
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Uji Coba Penelitian ............................................................. 90
2. Data Uji Coba Penelitian
a. KepuasaanKerja Guru (Y) ............................................................ 93
b. KecerdasanEmosional (X1) ............................................................ 96
c. Sikapnovatif (X2) .......................................................................... 99
3. Hasil Analisis Data Uji Coba Instrumen .............................................. 103
4. Instrumen Penelitian ........................................................................... 113
5. Data Penelitian ………………………………………………………. 119
6. Lampiran Analisis Hasil Penelitian
a. Deskripsi Data ................................................................................ 120
b. Uji Persyaratan Analisis ................................................................. 121
c. Uji Hipotesis ................................................................................... 124
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat
berlangsungnya proses pendidikan secara terstruktur dengan melibatkan
sejumlah sumber daya yang bekerjasama untuk mencapai tujuan. Sumber daya
yang dimaksud meliputi sumber daya manusia yaitu kepala sekolah, guru,
tenaga administrasi dan siswa; dan sumber daya bukan manusia yaitu
kurikulum atau sumber belajar, fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana.
Guru merupakan salah satu sumber daya manusia yang mempunyai
peranan cukup penting dalam proses pendidikan. Pentingnya peranan guru
dalam proses pendidikan telah menimbulkan semacam keyakinan bahwa
tinggi rendahnya kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas guru.
Guru dituntut untuk bekerja dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepadawarga sekolah seperti siswa, orang tua, dan masyarakat. Salah satu
faktor yang menunjangguru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya yaitu
kepuasan kerja. Artinya jika guru puas terhadapperlakuan organisasi (sekolah)
maka mereka akan bekerja penuh semangat dan bertanggungjawab.
Pada umumnya guru yang puas dengan apa yang diperolehnya dari
sekolah akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus
berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya guru yang kepuasan kerjanya
rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan
membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu
1
2
merupakan keharusan bagi kepala sekolah untuk mengenali faktor-faktor apa
saja yang membuat guru puas mengajar di sekolah. Ketika guru merasakan
kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin
dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugasnya.
Kepuasan kerja guru perlu mendapat perhatian yang serius, karena
kepuasan kerja itu memungkinkan timbulnya dedikasi yang tinggi terhadap
pekerjaan yang dilakukannya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh
para ahli meyakinkan akan pentingnya kepuasan kerja bagi seorang guru.
Gibson (2000:135) mengemukakan seseorang tidak merasa puas dengan
pekerjaan yang diterimanya maka ia akan melakukan pekerjaannya tersebut
tidak sepenuh hati yang pada akhirnya kualitas kerjanya tidak akan baik. Jika
seorang guru merasa puas dengan apa yang diterimanya, akan menghasilkan
kualitas dan produktifitas yang tinggi. Sebaliknya, apabila guru tidak
merasakan kepuasan dalam melaksanakan tugasnya, maka hal ini mungkin
akan menimbulkan proses pembelajaran tidak terlaksana sebagaimana
mestinya.
Guru sebagai tenaga pendidik merupakan pelaku utama dalam
pelaksanaan pendidikan yang selalu berhadapan langsung dengan siswa yang
sangat menentukan terhadap pencapaian keberhasilan pendidikan dalam
rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam bekerja
guru harus memiliki rasa tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi terhadap
pekerjaan itu sendiri maupun terhadap lingkungan pekerjaannya. Rasa
tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi akan dimiliki jika guru memperoleh
3
kepuasan terhadap pekerjaannya.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada waktu pre-survey di
lapanganpada minggu ketiga September 2013 dengan sebagian guru SMA
Negeri Kecamatan Lengayang, bahwa masih rendahnya kepuasan kerja
guruini terindikasi dari fenomena empirik, antara lain: 1) sebagian guru
terkesan kurang mau mengajar hal ini terlihat pada akhir-akhir
bulan,tugasmengajarnya di bebankankepada guru yang masih junior
atautenagahonorer, 2) masih ada guru yang kurang senang atas imbalan yang
telah diterimanya,3) masih ada guru yang kurang senang dengan kondisi
kerja,4) beberapa orang guru kurang puas atas penghargaan yang diberikan
oleh pimpinan, dan 5) masih ada guru yang kurang mendapat dukungan dari
rekan sekerja.
Fenomena di atas, selain diperoleh dari observasi langsung juga
diperoleh dari data yang ada yang diperoleh dari SMA Bersangkutan. Semua
fenomena yang terindikasi seperti di atas berdampak pada timbulnya ketidak
puasan kerja dikalangan guru SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten
Pesisir Selatan. Bilamana fenomena tersebut terus terjadi dan dibiarkan
sedemikian rupa dikuatirkan akan menurunkan kualitas sumber daya manusia
di sekolah tersebut. Masalah kepuasan kerja guru ini penting dan menarik
untuk diteliti secara ilmiah dalam rangka menemukan beberapa hal yang dapat
dijadikan sebagai solusi dari permasalahan yang terdapat sekarang maupun
untuk mengantisipasi pada masa mendatang.
4
Berdasarkan uraian di atas dan fenomena kepuasan kerja guru yang
peneliti temukan dari survei awal di SMA Negeri Kecamatan
LengayangKabupaten Pesisir Selatan, maka peneliti merasa perlu untuk
mengungkapkan tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya
kepuasan kerja guru, sehingga upaya untuk menemukan solusi dalam
meningkatkan kepuasan kerja guru dapat dicapai dengan baik. Solusiinilah
yang nantinya akan menjadi penunjang dalam mencapai tujuan pendidikan
melalui peningkatan kepuasan kerja guru.
B. Identifikasi Masalah
Kepuasan kerja guru merupakan sejauh mana penerimaan dan nilai-
nilaiseorang guru terhadap faktor-faktor seperti evaluasi, hubungan rekan
kerja,tanggung jawab, dan pengakuan (Hughes, 2006: 27). Seorang guru
akanbekerja lebih efektif hanya ketika mereka puas dengan pekerjaannya.
Kepuasankerja guru merupakan faktor yang paling penting dalam membuat
pekerjaansebagai guru menjadi lebih berguna dalam suatu negara (Kumar,
2007:123). As’ad (2004:112)mengemukakan pendapatnya tentang faktor-
faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Faktor-faktor tersebut adalah:
1) faktor hubungan antar guru, antara lain: hubungan antara kepala sekolah
dengan guru; faktor fisik dan kondisi kerja; hubungan sosial di antara rekan
sekerja; emosi dan situasi kerja; 2) faktor individual, yaitu yang berhubungan
dengan: sikap orang terhadap pekerjaannya; umur orang sewaktu bekerja;
tingkat kecerdasan (ESQ yakni kecerdasan emosional, spiritual dan
intelegensi), sikap inovasi (innovative)seseorang; jenis kelamin; dan 3) faktor-
5
faktor luar (extern), yaitu berhubungan dengan faktor-faktor pendorong guru
yang berasal dari luar selain dirinya sendiri, yaitu: keadaan keluarga
karyawan; rekreasi; pendidikan (training, upgrading dan sebagainya).
Selanjutnya menurutLester dan Bishop, ada sembilan aspek yang
dapat mengukur kepuasan kerja seorang guru, yaitu pengawasan (supervision),
rekan kerja(colleagues), iklim kerja (work conditions), imbalan (pay),
tanggung jawab (responsibility), partisipasi (participation), kenaikan jabatan
(advancement), keamanan (security), penghargaan (reward) (Ritz,
2009:391).Dengan demikian dapat peneliti gambarkan beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja guru yaitu sebagai berikut:
Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Guru
Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja guru dapat diuraikan satu persatu sebagai
berikut:
Kepuasan Kerja
Kenaikan Jabatan
Sikap Inovatif
Rekan kerja Supervisi
Iklim Kerja
Kecerdasan Emosional
Imbalan
Keamanan
Penghargaan
Tanggung Jawab
6
Supervisi menurut Purwanto (2000:31) adalahsuatu aktivitas
pembinaan yang dirancang untuk membantu para guru dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif. Apabila supervisi dilaksanakan dengan baik
akan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar sehingga akan
berdampak pada semangat, gairah serta dorongan guru untuk melakanakan
proses pembelajaran dengan baik. Fenomena di lapangan ditemukan bahwa
pelakanaan supervisi oleh kepala sekolah cenderung mencari-cari kelemahan
dan kesalahan guru dan jarang mencari tindak lanjut pemecahan masalah,
selain itu program supervisi, proses pelaksanaan supervisi, teknik yang
digunakan, materi yang akan disupervisi kurang sesuai dengan permasalahan
yang sedang dihadapi guru, sehingga supervisi dirasakan oleh guru sebagai
beban. Hal ini menyebabkan guru merasa takut bilasupervisi dilaksanakan
oleh kepala sekolah, mereka menjadi tidak nyaman dalam melaksanakan
pembelajaran
Rekankerja(colleagues); guru akan senang jika dalam melakukan
pekerjaannya didampingi oleh rekan rekan kerjanya. Kelompok kerja juga
memberikan sistem pendukung sosial kepada para guru. Pada umumnya, guru
sering menggunakan rekan kerjanya sebagai sarana untuk memecahkan
masalah pribadi atau sebagai sumber kenyamanan. Namun fenomena
dilapangan terlihat masih ada sesama rekan kerja yang kurang terjalin
komunikasi dengan baik, malahan sesama rekan kerja terjadi persaingan yang
kurang sehat.
7
Iklim kerja merupakan suasana kerja dalam organisasi yang diciptakan
oleh pola hubungan antar pribadi individu dalam organisasi yang diwarnai
oleh rasa saling percaya, saling menghormati dan saling menghargai. Sekolah
yang kondusif dapat diciptakan dengan menjalin hubungan yang harmonis
antar seluruh komponen sekolah. Iklim yang ada disekolah akan berpengaruh
terhadap produktivitas individu yang ada di sekolah. Guru yang memiliki
hubungan yang harmonis dengan personil sekolah akan termotivasi dalam
melaksanakan tugasnya sehingga tugas-tugas dapat terlaksana dengan baik.
Fenomena yang ada dilapangan bahwa kerjasama kurang terjalin dengan baik
seperti kurang terjalinya semangat kerja dengan baik seperti antara guru yang
satu dengan yang lain kurang terjalin kerjasama dalam pemecahan masalah
yang dihadapi siswa, sehingga lebih mengutamakan kepentingan pribadi
masing-masing dan antara guru dengan kepala sekolah kurang adanya rasa
keakraban seperti kurang memanfaatkan waktu kosong untuk berdiskusi atau
saling bertukar fikiran tentang kendala-kendala yang ditemui dalam
melaksanakan tugas, kalau itu dibiarkan akan berdampak terhadap kompetensi
guru.
Imbalan yang diberikan akan dapat memotivasi seseorang dalam
bekerja. Apabila insentif yang diterima seorang pekerja sesuai dengan jenis
pekerjaan yang diembannya, maka hal ini akan mendorong nya untuk bekerja
lebih baik. Begitu juga halnya dengan guru di sekolah. Apabila gaji atau
insentif yang diterimanya sesuai dengan beban pekerjaan yang dilakukannya
dan gaji tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka hal itu akan
8
mendorongnya untuk bekerja dengan baik. Kalau guru sudah bekerja dengan
baik tentu prestasi kerjanya akan mencapai hasil yang diharapkan. Realitanya
yang ada memperlihatkan bahwa insentif yang diberikan terhadap guru-guru
yang mempunyai kreatifitas masih kurang, baik dari pemerintah maupun dari
lingkungan kerja. Faktor ini juga mempengaruhi kinerja guru di SMANegeri
Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Guru kurang memiliki buku
referensi. Inisentif yang diterima tidak mencukupi untuk membeli buku, pada
hal guru harus memiliki banyak referensi.
Sikap dalam bekerja monoton atau tidak mempengaruhi tingkat
kepuasan guru dalam bekerja. Artinya jika sikap guru dalam melaksanakan
pekerjaannya dengan inovasi-inovasi terbaru akan menimbulkan kegairahan
mereka dalam bekerja sehingga tercipta kepuasan guru dalam bekerja.
Sebaliknya jika guru dalam melaksanakan pekerjaannya kurang berinovasi
maka akan mengurangi gairah guru dan kepuasan guru dalam bekerja juga
rendah.
Tanggungjawab adalah kesanggupan untuk menjalankan suatu tugas
kewajiban yang dipikulkan kepadanya dengan sebaik-baiknya.
Tanggungjawab guru adalah merencanakan dan melakukan kegiatan-kegiatan
belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkannya.
Maka untuk mencapai cita-cita ideal tersebut dan pengajarannya berhasil, ada
beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru yaitu mempelajari karakteristik
setiap siswa di kelasnya. Fenomena di lapangan masih ada sebagian guru yang
9
kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, guru meninggalkan
siswa di kelas pada saat pembelajaran.
Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru.
Kecerdasan emosional pada dasarnya merupakan kemampuan untuk
mengendalikan emosi diri sendiri serta mampu memahami dan mengelola
emosi orang lain. Guru yang memiliki kecerdasan emosional akan mampu
mengendalikan emosinya ketika menghadapi masalah. Kenyataan yang ada di
lapangan, guru kurang bisa mengendalikan emosi ketika menghadapi siswa
yang bermasalah dalam proses pembelajaran. Guru sering marah-marah jika
menemui permasalahan yang kecil. Apabila guru mampu mengendalikan
emosinya, maka setiap permasalahan yang dihadapi akan dapat terselesaikan
dengan baik. Dengan demikian guru akan merasa puas dengan kemampuannya
dalam mengendalikan emosi diri.
Penghargaan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima guru sebagai imbalan atau jasa
yang diberikan. Fenomena di lapangan masih ada sebagian guru yang kurang
mendapat penghargaan dari kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas.
Kenaikan jabatan adalah suatu pangkat yang berdasarkan perbedaan
tingkat atau golongan, sehingga kedudukan tersebut memberikan kedudukan
tertentu pada orang yang melakukannya. Fenomena di lapangan terlihat bahwa
masih banyak guru yang merasa sulit untuk naik golongan.
Keamanan dalam bekerja merupakan suatu faktor dalam menunjang
kepuasan kerja guru. Namun fenomena di lapangan terlihat bahwa masih ada
10
sebagian guru yang kurang nyaman dalam melaksanakan pekerjaan disebaban
oleh berbagai tekanan.
C. Pembatasan Masalah
Uraian identifikasi masalah di atas memperlihatkan banyak faktor yang
diduga berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. Peneliti tentu tidak
mungkin meneliti dengan melibatkan semua faktor tersebut.
Berdasarkan hasil pra-survey dan wawancara yang telah dilakukan,
faktor yang diteliti dibatasi pada kecerdasan emosional dan sikap inovatif
guru. Pembatasan masalah ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kedua
faktor tersebut diduga memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
kepuasan kerja guru. Penelitian ini dirancang untuk memeriksa dugaan
tersebut.
Pengaruh kecerdasan emosional dan sikap inovatif terhadap kepuasan
kerja guru pada dasarnya dapat diteliti pada semua lembaga pendidikan di
mana saja. Akan tetapi, karena beberapa keterbatasan tenaga dan biaya,
penelitian ini difokuskan di SMA Negeri di Kecamatan Lengayang Kabupaten
Pesisir Selatan. Peneliti membatasi lokasi dengan maksud agar penelitian
dapat berjalan lancar dan dapat memperoleh hasil yang optimal dengan
dukungan data yang akurat. Dengan demikian penelitian ini akan
mengungkapkan kontribusi kecerdasan emosional dan sikap inovatif terhadap
kepuasan kerja guru.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini yaitu:
11
1. Apakah kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kepuasan
kerja guru di SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten
Pesisir Selatan?
2. Apakah sikap inovatif berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru
SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?
3. Apakah kecerdasan emosional dan sikap inovatif secara bersama-
sama berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri
Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengungkapkan:
1. Kontribusi kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja guru di
SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
2. Kontribusi sikap inovatif terhadap kepuasan kerja guru SMA
Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
3. Kontribusi kecerdasan emosional dan sikap inovatif secara
bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri
Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat diuraikan secara teoris dan praktis. Secara
teoritis yaitu dapat meningkatkan wawasan kepala sekolah dan guru SMA
khususnya di Kecamatan Lengayang, tentang peningkatan kecerdasan
12
emosional dan sikap inovatif guru, dan dapat meningkatkan wawasan
Mahasiswa Pascasarjana UNP khususnya Administrasi Pendidikan. Tentang
kontribusi kecerdasan emosional dan sikap inovatif terhadap kepuasan kerja
guru. Adapun manfaat penelitian ini secara praktis yaitu:
a. Bagi guru sebagai bahan masukan dalam melaksanakan tugasnya dan
peningkatan kecerdasan emosional dan sikap inovatif guru.
b. Bagi kepala sekolah, sebagai masukan dalam meningkatkan kepuasan
kerja guru.
c. Dinas Pendidikan sebagai masukkan maupun informasi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan strategi kepuasan kerja guru melalui
peningkatan kecerdasan emosional dan sikap inovatif guru.
d. Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang kepuasan
kerja guru.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Dalam manajemen pendidikan, keberhasilan pendidikan tidak hanya
karena faktor kurikulum, sarana dan prasarana sekolah serta intelektualitas
siswa namun peran guru perlu dan penting untuk diperhatikan mengingat justru
gurulah yang berperan aktif dalam merangsang siswa untuk berhasil dalam
kegiatan belajar mengajar. Maka guru sebagai manusia pekerja perlu
diperhatikan faktor yang bisa mendorong ia bisa eksis dalam pekerjaannya
Kepuasan kerja menurut Robbins (2001:179) adalah suatu sikap umum
seorang individu terhadap pekerjaannya. Sedangkan menurut Handoko
(2000:193) kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang
pekerjaan mereka.Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa guru harus
ditempatkan pada tugas yang sesuai dengan bidang keahlian dan latar belakang
keterampilannya.
Menurut Davis (2002:105) menyatakan bahwa “kepuasan kerja
merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak
menyenangkan pekerjaan mereka”.Jadi kepuasan kerja mengandung arti yang
sangat penting, baik dari sisi guru maupun sekolah serta bagi masyarakat
secara umum. Oleh karena itu maka menciptakan keadaan yang bernilai positif
13
14
dalam lingkungan kerja yaitu sekolah mutlak merupakan kewajiban dari setiap
pimpinan pada sekolah yang bersangkutan.
Menurut Herzberg (2000:107) mengembangkan teori kepuasan yang
disebut teori dua faktor yaitu faktor yang tidak merasa puas (dissatisfier) dan
faktor orang yang merasa puas (satisfier). Artinya ketidak puasan dan kepuasan
bukan merupakan variabel yang kontinyu.
Greenberg dan Baron (2003:148) yang dikutip oleh wibowo
menyatakan bahwa kepuasaan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang
dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka, sementara itu Vecchio
(1995:124) yang dikutip oleh wibowo (2010:501) menyatakan kepuasaan kerja
sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang, yang
merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan.Pandangan senada juga
dikemukan oleh Gibson (2000:106) yang menyatakan kepuasaan kerja sebagai
sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal tersebut merupakan
persepsi mereka tentang pekerjaan.
Berdasarkan hal di atas dapat penulis simpulkan bahwa kepuasan kerja
adalah suatu sikap positif dan senang seseorang terhadap pekerjaannya yang
mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dalam pekerjaannya serta
harapan-harapannya terhadap pengalaman dalam melaksanakan tugas.
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Di dunia pendidikan bisa terjadi guru-guru yang sudah tua cenderung
lebih puas dalam bekerja dibanding dengan guru-guru yang masih muda,
karena harapannya tidaklah setinggi jika dibandingkan dengan guru-guru yang
15
lebih muda. Guru-guru yang memperoleh jabatan tambahan, tugas tambahan di
sekolah akan lebih puas dalam bekerja dibanding dengan guru-guru yang
memperoleh tugas mengajar saja tanpa tambahan tugas/jabatan lain, ini
dikarenakan guru yang memperoleh jabatan/tugas tambahan tentu lebih banyak
tunjangannya, disamping dia merasa dihargai dan diperlukan dalam
organisasi/sekolah. Selanjutnya pada sekolah-sekolah yang besar dengan
jumlah guru yang banyak akan membuat kepuasan kerja guru menjadi kurang,
ini disebabkan semakin besar organisasi semakin banyak guru akan semakin
rumit mengelola organisasi tersebut.
Sedangkanmenurut Hasibuan (2005:203) berikutnya menyatakan
bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi faktor-faktor berikut :1). balas jasa
yang adil dan layak; 2) penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian; 3)
Beratringannya pekerjaan; 4) suasana dan lingkungan pekerjaan; 5) peralatan
yang menunjang pelaksanaan pekerjaan; 6) sikap pimpinan dalam
kepemimpinannya; 7) sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Sedangkan menurut Gibsons dan Donelly (1991:464) kepuasan kerja
tergantung pada tingkat perolehan faktor instrinsik dan ekstrinsik serta
pandangan pekerjaan terhadap perolehan itu, Sementara itu Berg (1995:126)
menyebutkan lima faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru 1)
pekerjaan itu sendiri, 2) upah, 3) promosi, 4) kelompok kerja, 5) kondisi tempat
kerja. Robbins (2003:108) menjelaskan, kajian terhadap bukti menunjukkan
empat faktor yang kondusif bagi munculnya level tinggi kepuasan kerja guru
16
yaitu 1) pekerjaan yang menantang, 2) imbalan yang setimpal, 3) kondisi kerja
yang mendukung, 4) mitra kerja yang mendukung.
Berdasarkan kajian teoritis di atas penulis menyimpulkan bahwa
kepuasan kerja guru adalah sikap seorang guru terhadap pekerjaannya yang
mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dalam pekerjaannya serta
harapan-harapannya terhadap pengalaman dalam melaksanakan tugas.
c. Indikator Kepuasaan Kerja Guru
Secara teoritis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasaan
kerja sangat banyak jumlahnya, seperti gaya kepemimpinan, produktivitas
kerja, perilaku dan lain sebagainya. Menuurt Rivai (2011: 860) Faktor yang
biasanya digunakan untuk mengukur kepuasaan kerja ialah isi pekerjaan,
penampilan tugas kerja yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan,
supervisi, organisasi dan manajemen, kesempatan untuk maju, gaji dan
keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif, rekan
kerja, dan kondisi pekerjaan.
Sedangkan menurut Usman (2011:501) adapun indikator-indikator
yang dapat mengukur kepuasaan kerja: kebebasan memanfaatkan waktu
luang, kebebasan bekerja secara mandiri, kebebasan berganti pekerjaan dari
waktu kewaktu, kebebasan bergaul, gaya kepemimpinan atasan langsung,
kompetensi pengawas, tugas yang diterima, persiapan kerja, imbalan yang
setimpal, kondisi kerja yang kondusif, rekan kerja yang mendukung,
kesempatan mengembangkan karier, kesempatan menggunakan metode
kerja. Namun lebih lanjut menurut Usman (2011:502) untuk mengukur
17
kepuasaan kerja yang dilakukan untuk penelitian maka dibatasi sesuai
dengan keadaan yang ada di sekolah yakni, imbalan yang setimpal,
pekerjaan yang menantang, jaminan pendidikan, prestasi, penghargaan,
rekan kerja yang mendukung, kondisi kerja yang mendukung, pimpinan, dan
keamanan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dalam penelitian ini, peneliti
memilih aspek-aspek yang mampu dan terwakili untuk mengukur kepuasaan
kerja yakni : (1)imbalan dan penghargaan, (2) dukungan rekan kerja, (3)
kondisi kerja yang kondusif, (4) kesempatan mengembangkan karier.
2. Kecerdasan Emosional Guru
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional (EQ) menurut Stenberg (Michael, 2005:118)
merupakan kemampuan untuk penyesuaian dengan sengaja ke bentuk dan
memilih lingkungan yang sesuai. Sementara Steven dan Howard
(Eko,2005:127) menjelaskan bahwa kecerdasan intelegensi hanya menentukan
6%-20% dalam kesuksesan seseorang dalam membina karir, 80% -96%
kesuksesan dalam membina karir ditentukan oleh faktor kecerdasan emosional.
Shapiro (1997:8) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah
“himpunan bagian dari keceerdasan sosial yang melibatkan kemampuan
memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain,
memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing
pikiran dan tindakan”. Begitu juga Cooper (1999:xv) yang diterjemahkan oleh
18
Widodo mengemukakan “kecerdasan emosional adalah kemampuan
merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan
emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang
manusiawi”.
Menurut Goleman (2002:512), kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to
manage our emotional life with intelligence), menjagakeselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan diri yang dimiliki seseorang.
Kemampuan tersebut adalah kemampuan seseorang dalam merasakan,
memahami dan mengendalikan perilaku dan emosinya dalam bersikap.
b. Aspek Kecerdasan Emosional
Harper’s (Goleman, 2002:56) menyatakan bahwa salah satu aspek
penting dalam kecerdasan emosional adalah kecerdasan sosial. Kecerdasan
sosial merupakan kemampuan untuk memahami orang lain dan bertindak
bijaksana dalam hubungan antar manusia.
Aspek kecerdasan sosial merupakan aspek penting harus dimiliki
seseorang. Hal ini untuk menghindari terjadinya benturan-benturan dalam
pergaulan, dalam berinteraksi dengan pimpinan maupun sesama kolega dalam
melaksanakan tugas. Dengan demikian, dapat dihindari terjadinya gesekan,
19
sikap saling menyalahkan, hilangnya rasa tanggung jawab yang berakibat bagi
kurang optimalnya pelaksanaan tugas di lapangan.
Berkaitan dengan aspek kecerdasan tersebut, Salovery dalam Goleman
(2002:57) menyatakan aspek kecerdasan emosional dapat diamati melalui
indikator: 1) mengenal diri, 2) mengelola emosi, 3) memotivasi diri, 4)
mengenal emosi orang lain dan, 5) membina hubungan dengan sesama.
Mengenal emosi diri, kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu
perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan
untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu.Mengelola emosi, menangani
perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung
pada kesadaran diri, kemampuan melepaskan kecemasan, kemurungan atau
ketersinggungan.
Mengenal emosi orang lain, empati yang bergantung pada kesadaran
diri, keterampilan bergaul. Kemampuan empati akan dapat menangkap sinyal-
sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan
atau dikehendaki Orang lain.Memotivasi diri, menata emosi sebagai alat
mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk
memberikan perhatian untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri
sendiri untuk berkreasi.
Jadidapatsimpulkanbahwamembina hubungan, seni hubungan sebagian
besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Ini merupakan
keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan
antar pribadi. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses
20
dalam bidang apapun yang mengendalikan pergaulan yang mulus dengan
orang lain.
c. Faktor-faktor Kecerdasan Emosional
Goleman (2002:274) menyatakan tujuh faktor sangat penting berkaitan
dengan kecerdasan emosional, yakni: 1) keyakinan, 2) rasa ingin tahu, 3) niat,
4) kendali diri, 5) keterkaitan, 6) kecakapan berkomunikasi, dan 7)
kooperatif.Keyakinan, perasaan kendali diri, penguasaan seseorang terhadap
tubuh, perilaku dan perasaan bahwa ia lebih cenderung berhasil dari pada
tidak dalam apa yang dikerjakannya.
Rasa ingin tahu, merupakan perasaan yang dimiliki seseorang untuk
meyelidiki segala sesuatu itu positif dan menimbulkan kesenangan. Niat,
hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan untuk bertindak berdasarkan niat itu
dengan tekun. Ini berkaitan dengan perasaan terampil dan perasaan efektif.
Kendali diri, kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan tindakan
dengan pola yang sesuai dengan usia, suatu rasa kendali batiniah. Keterkaitan,
kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada
perasaan saling memahami.
Kecakapan berkomunikasi, keyakinan dan kemampuan verbal untk
bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Ini berkaitan
dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlihat dengan orang
lain. Kooperatif, kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri
dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan kelompok.
21
Goleman mengutip Salovery (2002:58-59) menempatkan kecerdasan
pribadi dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya
dan memperluas kemampuan utama, yaitu:
a) Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk
mengenali perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari
kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri
sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.
Menurut Mayer (Goleman, 2002:64) kesadaran diri adalah waspada
terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang
waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan
dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan
emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk
mengendalikan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting
untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
b) Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani
dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras,
sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi
yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan
emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitasnya terlampau
lama mengoyak kestabilan bila (Goleman, 2002:77-78). Kemampuan ini
mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan
22
kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan
yang menekan.
c) Memotivasi Diri Sendiri
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu,
yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan
dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi
yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
d) Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.
Menurut Goleman (2002:57) kemampuan seseorang untuk mengenali
orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang.
Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap
sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang
dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang
orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk
mendengarkan orang lain.
Rosenthal dalam Goleman (2002:136) penelitiannya menunujukkan bahwa
oran-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih
mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih popular, lebih mudah
bergaul, dan lebih peka. Nowicki dalam Goleman (2002:172) menjelaskan
23
bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan
emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi. Seseorang yang
mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang
tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal
dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai
kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
e) Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan
yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi
(Goleman, 2002:59). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan
kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit
untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami
keinginan serta kamauan orang lain.
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan
sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena
mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini
populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan
karena kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002:59). Ramah tamah,
baik hati, dihormati dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif
bagaimana guru mampu membina hubungan dengan orang lain.
Sejauhmana kepribadian guru berkembang dilihat dari banyaknya
hubungan interpersonal yang dilakukannya.
24
Berdasarkan kajian teoritis yang dibahas di atas,penulis menyimpulkan
bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan diri yang dimiliki
seseorang dalam merasakan, memahami dan mengendalikan perilaku dan
emosinya dalam bersikap.Adapunkomponen-komponen utama dan prinsip-
prinsip dasar dari kecerdasan emosional akan dijadikan indikator dan
dikembangkan menjadi instrumen yang mengukur kecerdasan emosional,
yang terdiri atas: 1) mengenal emosi diri, 2) mengelola emosi, 3) memotivasi
diri, 4) mengenal emosi orang lain, dan 5)membina hubungan.
3. Sikap Inovatif Guru
a. Pengertian Sikap
Sikapmerupakan tingkah laku dan konsekuensi dalam melakukan
pekerjaan yang menyenangkan dan akan memperkuat kemauan dalam
menyelesaikan tugas, akan meningkatkan frekuensi seseorang untuk
melakukan pekerjaan. (Djaali, 2008:88).Teori operant conditioning dari
Buurhus Frederic Skinner penganut behaviorisme yang dianggap
kontropersial, dengan teori pembiasaan sikap responnya, tingkah laku
terbentuk oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendidri.
Pavlov dan Watson, Skinner juga memikirkan tingkahlaku sebagai hubungan
antara peransang dan respon.”
Djaali (2007:88) menyatakan sikap sebagai hubungan antara peransang
dan respon, sikap terbentuk oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah
laku itu sendiri. Miftah Thoha (2008:97) menjelaskan, sikap manusia adalah
sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan
25
lingkungan. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan,
kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya.
Ini semuanya adalah karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik ini
akan dibawa olehnya manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru.
Fattah Hanurawan (2005:59) menyatakan sikap yang dapat membuat
seseorang (pemimpin) mampu mempengaruhi orang lain. Agar organisasi
dapat berjalan secara efektif maka harus ada suatu faktor sehingga perilaku
individu dapat diarahkan pada orientasi penyelesaian tugas dan membantu
stabilitas suatu organisasi dalam lingkungannya yang selalu berubah dengan
melakukan penyesuaian dan adaptasi untuk merubah kondisi-kondisi
lingkungan.
Dari berbagai pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa sikap
manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu
dengan lingkungan. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi
kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan.
b. Inovasi
Kata inovasi berasal dalam bahasa Inggris "innovation" yangberarti
proses pembaharuan atau perubahan baru. Menurut Noor(2000:541)
membicarakan inovasi berkaitan erat dengan istilahinvention dan discovery.
Discovery adalah penemuan sesuatu bendayang sebelurnnya sudah ada. Dalam
inovasi dapat diartikan suatuusaha menemukan benda dengan melakukan
innovation dan discovery.Dinyatakan pula. bahwa inovasi adalah penemuan
yang dapat berupaide, barang, kejadian. metode yang diamati sebagai sesuatu
26
hal barubagi seseorang atau kelompok dalam masyarakat. Inovasi dapat
berupahasil invention dan discovery karena inovasi dilakukan nntuk
tujuantertentu dalam pemecahan masalah.
Bila Idris (2003:217) menyebut invention sebagai penemuan yang
benar-benarbaru sebagai hasil karya individu, maka Benyamin
Setiawan(2001:20) menyebutnya sebagai penemuan kreativitas. Gagasan
baruyang kreatif dan inovatif menyebabkan adanya perubahan yang
terusmenerus dalam masyarakat.
Dalam kreativitas menurut Benyamin Setiawan (2001:22)
yangmenonjol orisinalitas (keaslian) artinya bahwa produk, proses
danorangnya mampu menciptakan sesuatu yang baru belum diciptakanorang
lain. Sedangkan inovasi yang terjadi adalah prosespenyempurnaan suatu
produk atau proses yang tidak ada.Dalam suatuinovasi produk atau proses
yang telah ada diperbaiki, disempurnakanagar lebih praktis, lebih menarik,
lebih mudah dikerjakan.
Di Indonesia pendidikan yang diberikan orang tua maupun disekolah
kurang banyak memberikan kesempatan berani mengutarakanpendapat dan
kurang percaya diri. Bila hal ini terjadi terus menerus danpara orang tua
maupun guru tidak bersikap inovatif, maka pendidikanakan statis dan tidak
teljadi perubahan menuju pembaharuan. Sifatpribadi inovatif meliputi:
Proaktif, berfikir akan tujuan akhir, adaprioritas, menghargai karya orang lain,
kedewasaan, sinergi dansaling menguntungkan. Sikap pribadi inovatif
dinyatakan dalamakronim "DJITU" yang meliputi D = dedikasi dan disiplin, J
27
= jujurdanjeli, I = inovatif dan inisiatif, T =tegas dan teliti. U = unggulan
danulet (Benyamin Setiawan, 2001:123-124).
Implementasi inovasi dan perubahan dalam pengelolaaninstitusi dan
organisasi sangat bervariasi, yang disebabkan oleh adanyaketidaksesuaian staf
dengan pimpinan kurang cukup sumber danauntuk menyusun program
pembaharuan yang etektif, bahkan kurangefektifnya penggunaan waktu yang
tersedia. Berbagai perubahan daninovasi pendidikan yang membutuhkan
strategi inovasi yang berhasil meliputi: 1) perubahan dan organisasi institusi,
2) perubahan pengelolaan finansial dan alokasi sumber, 3) perubahan dalam
sistem penyampaian pendidikan, dan 4) perubahan pada organisasi, lembaga
penelitian dan pengembanganaktivitas yang ada (Sanyal, 1995:6).
Dengan demikian inovasi adalah suatu pembaharuan atau perubahan
baru yangmencakup ide atau gagasan, proses dan produk yang
meliputipenerimaan dan penolakan inovasi, penerapan inovasi dan
dampakpenerapan inovasi. Dalam inovasi tidak hanya menciptakan ide
ataugagasan yang baru, tetapi juga penyempurnaan proses dan produk yang
telah ada.
c. Pentingnya Sikap Inovatif
Penerimaan inovasi seseorang dalam mengadopsi gagasanbaru atau
suatu inovasi pada prosesnya sudah langsung menerima danmelaksanakan
gagasan baru atau inovasi yang ditawarkan, melainkanterlebih dahulu melalui
beberapa proses. Dalam hal ini, tahapseseorang dalam mengadopsi gagasan
28
baru atau inovasi dalam limatahap sebagai berikut (Unruh & Alexander,
1991:243-245):
1) Tahap kesadaran (awareness), pada tahap ini seseorang telah
menyadari adanya inovasi, tetapi mengenai informasi masih
relatifkecil.
2) Tahap ketertarikan (interest), pada tahap ini seseorang mulai mencari
informasi mengenai inovasi atau gagasan baru yang diterimanya
karena telah mulai tertarik akan inovasi.
3) Tahap evaluasi (evaluation), pada tahap ini mulai mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan dari suatu inovasi atau gagasan baru
tersebut.
4) Tahap mencoba (trial), pada tahap ini individu mulai mencoba meski
dalam skala kecil untuk meningkatkan estimasi pada inovasi.
5) Tahap adopsi (adoption), pada tahap ini individu memutuskan untuk
mcnggunakan sepenuhnya gagasan baru atau inovasitersebut.
Penolakan inovasi atau tidak dapat diterimanya inovasi olehpara
pelaksana inovasi alau adopter disebabkan oleh antara lain (Unruh&
Alexander, 1991:152):
1) Para pelaksana inovasi di lapangan termasuk para guru tidak
dilibatkan dalam proses perencanaan, penciptaan ide/gagasan baru
serta pelaksanaan inovasi sehingga ide baru atau inovasi dianggap
bukan milik dan.kemauannya, merupakan program orang lain yang
29
tidak perlu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan dan
kondisi di lapangan baik sekolah guru maupun siswa.
2) Pengguna inovasi (guru) ingin mempertahankan sistem atau metode
yang mereka lakukan sekarang. Sistem yang dilaksanakan dianggap
memberikan rasa aman dan kepuasan.
3) Inovasi yang datang dari pusat dianggap belum sepenuhnya memenuhi
kebutuhan dan aspirasi dari pelaksana sehingga adalah kecenderungan
untuk kepentingan para pejabat atau atasan.
4) Dengan adanya kekuasaan dari pusat cenderung rnemberi tekanan
kepada pengguna inovasi baik sekolah maupun guru yang belumtentu
sesuai dengan kemauan dan kemampuan sekolah dan guru.
Penerapan inovasi di bidang pendidikan akan mencapaikeberhasilan
apabila memperhatikan faktor-faktor guru, siswa,fasilitas, program dan tujuan
yang jelas. Guru sebagai ujung tombakdalam pelaksanaan inovasi-inovasi
pendidikan merupakan pihakyang sangat bertanggung jawab dalam proses
belajar mengajar.Kemampuan dan kewibawaan guru sangat menentukan
keberhasilanproses belajar mengajar yang inovatif, baik di kelas maupun di
luarkelas. Dalam penerapan inovasi hendaknya guru dilibatkan mulai
dariperencanaan inovasi sampai inovasi layak diimplementasikan.
Siswasebagai subjek didik yang dalam proses belajar mengajar menjadipelaku
dan beraktivitas untuk mempelajari pengetahuan dan sisteminovatif. Siswa
beraktivitas dalam belajar dengan kemampuanintelegensi, ketrampilan
motorik, strategi kognitif, kemauan danperasaannya. Siswa terlibat dalam
30
penerapan inovasi. Peran siswadalam inovasi sebagai penerima pelajaran yang
inovatif, pembelajaranyang aktif dalam mendiskusikan materi yang inovatif,
sebagai tutor bagi teman-temannya. Oleh karena itu dalam penerapan
inovasipendidikan bukan sekedar menerimanya saja.
Fasilitas pembelajaran yang meliputi sarana dan prasaranapendidikan
tidak bisa diabaikan dalam proses pembelajaran. Semakinmemenuhi era
informasi perangkat keras dan perangkat lunak semakinbanyak dimanfaatkan.
Bila sekolah, guru dan siswa tidakmemanfaatkan inovasi teknologi pendidikan
maka penerapan inovasipendidikan akan tidak berjalan dengan baik.
Ketersediaan fasilitaspembelajaran disesuaikan dengan kemampuan para
pelaksana inovasitersebut.
Program dan tujuan inovasi yang jelas akan sangat membantupara
pelaksana inovasi, khususnya guru. Kejelasan program dan tujuanakan dapat
dipelajari dan dilaksanakan sesuai dengan program yangberlaku. Sebagai
dampak penerapan inovasi secara langsung maupuntidak langsung akan
memhawa perubahan lingkungan sekolah,masyarakat dan orang-orangnya
sebenarnya apa yang ingin diterapkandari inovasi dampaknya akan mengubah
masyarakat dalam strukturmaupun gaya hidup masyarakat. Keterlibatan
masyarakat dalampenerapan inovansi, merupakan dampak dari inovasi
tersebut.
Oleh karena itu, sebagai perubahan yang terarah dan terencana,dalam
penerapannya perlu memperhatikan berbagai pihak. Inovasijuga merupakan
proses internal psikologi yang dialami seseorang ataukelompok sejak
31
menerima inovasi, menerapkan inovasi maupunmengadopsinya menjadi suatu
kebiasaan yang rutin. Model keputusandan penentuan sikap inovatif terdiri
dari lima tahap (Unruh &Alexander, 1991:57):
1) Pengenalan (knowledge), dimana seseorang mengenal, mengetahui
adanya inovasi dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.
2) Persuasi, dimana seseorang membentuk sikap terhadap inovasi apakah
sanggup menerima inovasi atau menolak.
3) Keputusan, dimana seseorang bersikap menerima atau menolak
inovasi.
4) Konfirmasi, dimana seseorung mencari penguat bagi keputusan
inovasi.
5) Rutinitas, artinya inovasi-inovasi telah dilaksanakan sebagaimana
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari yang lebih menjadi tugas rutin
dan tugas biasa.
Guru sebagai profesional di sekolah, mempunyai peran yangtepat
dalam inovasi. Di sekolah, guru adalah seorang figur yang akandicontoh oleh
murid maupun rekan sekerjanya. Figur yang signifikandalam mengadopsi
suatu inovasi pendidikan mendorong guru dalambersikap secara ultima, antara
lain sikap inovatif dalam mengajar atauproses pembelajaran seakan-akan
perubahan dan inovasi menjadi milikseorang guru atau setidaknya perubahan
nampak dalam perencanaan,proses, maupun dalam organisasi pengajaran.
Dari pembahasan teori di atas maka peneliti menyimpulkan yang
dimaksud dengan sikap inovatif adalah suatu sikap individu terhadap
32
pembaharuan atauperubahan baru yang mencakup ide atau gagasan dan
produk yangmeliputi penerimaan dan penolakan inovasi, penerapan dan
dampakinovasi. Indikator sikap inovatif dalam penelitian ini adalah: a)
kesadaran, b) ketertarikan, c) evaluasi, d) mencoba, dan e) adopsi.
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan, maka penulis
menemukan penelitian yang penulis anggap relevan dengan apa yang akan penulis
teliti. Penulis yakin bahwa masih ada peneliti-peneliti yang meneliti tentang hal
yang sama pada tempat yang berbeda. Berikut ini dikemukakan penelitian yang
relevan dengan variabel-variabel yang dilakukan.
1. Rivai Simanjuntak (2010) dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Budaya Organisasi, Kecerdasan Emosional dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Guru: Studi Empiris di SMK Negeri Kabupaten Deli Serdang”.
Ditemukan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja guru sebesar 25,03%. Hal ini membuktikan semakin tinggi
kecerdasan emosional guru, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja
guru.
2. Ignatius Sumarno (2009) dengan penelitiannya yang berjudul “Hubungan
antara Sikap Inovatif dan Kedisiplinan dengan kepuasan Kerja Guru
Sekolah Dasar Negeri Gugus Ronggowarsito Kecamatan Ngadirojo
Kabupaten Wonogiri Tahun 2008”. Ditemukan bahwa sikap inovatif guru
memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja guru. Artinya
33
semakin tinggi kualitas maupun kuantitas sikapinovatif guru maka akan
semakin tinggi pula kepuasan kerja yang dimiliki guru.
3. Lilis Rosida (2011) dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Persepsi Guru tentang Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Kecerdasan Emosional, dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen
Organisasi (Studi Empiris di SMKN-BM Medan)”. Ditemukan bahwa
kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
guru sebesar 31,92%. Hal ini berarti bahwa kecerdasan merupakan salah
satu faktor penting di dalam meningkatkan kepuasan kerja guru.
C. Kerangka Pemikiran
1. Kontribusi Kecerdasan Emosional terhadap Kepuasan Kerja Guru
Kepuasan kerja guru ditimbulkan atas harapan dan perasaan senang
terhadap pekerjaannya. Harapan guru di dalam tugasnya meliputi tercapainya
tugas, terpenuhinya kebutuhan, lingkungan yang kondusif dan ketersediaan
fasilitas yang memadai.
Dalam memenuhi kepuasan kerja guru, maka seorang guru hendaknya
memiliki kecerdasan dan kemampuan intelektual. Tidak saja kecerdasan dan
kemampuan intelektual yang dibutuhkan, tetapi pengendalian emosi seorang
guru sangatlah dibutuhkan di dalam pencapaian tujuan.
Guru yang mempunyai cerdas secara emosional merupakan
keuntungan yang besar bagi siswa, dimana guru yang memiliki cerdas
emosional akan dapat menanggapi perasaan siswa dengan cukup serius untuk
berupaya memahami apa sebenarnya yang diinginkan siswa dan menolong
34
menemukan cara-cara positif untuk menenangkan perasaannya sehingga
tujuan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Jika tujuan yang diharapkan
yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh seorang guru sudah tercapai, maka
guru tersebut akan merasa puas dengan pekerjaannya.
Oleh karena itu kepuasan kerja seorang guru akan dirasakan dari
pencapaian tujuannya pada saat melaksanakan tugas. Ketercapaian tugas
hanya diperoleh oleh seorang guru yang mempunyai kecerdasan emosional.
Dengan demikian diyakini bahwa kecerdasan emosional memiliki kontribusi
terhadap kepuasan kerja guru.
2. Kontribusi Sikap Inovatif terhadap Kepuasan Kerja Guru
Sikap inovatif diperlukan guru dalam rangka mengembangkanpotensi
dan mengikuti perkembangan jaman. Dalam hal ini tahapanseseorang dalam
mengadopsi gagasan baru ada lima tahap sebagai berikut:kesadaran seseorang
telah menyadari adanya inovasi; ketertarikan,seseorang mulai mencari informasi
mengenai inovasi atau gagasan baruyang diterima karena mulai tertarik akan
inovasi; evaluasi,mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari suatu
inovasi;mencoba, individu mulai mencoba meskipun dalam skala kecil
untukmeningkatkan estimasi pada inovasi; dan adopsi, individu memutuskanuntuk
menggunakan sepenuhnya gagasan baru atau inovasi tersebut.
Sikap inovatif guru tercermin dalam pelaksanaan tugas
profesinya.Penerapan inovasi dapat dimulai dari perencanaan pembelajaran
yanginovatif, metode yang inovatif yang mampu memberikan hasil belajaryang
inovatif pula. Jika para guru mampu memperhatikan perubahan daninovasi dalam
35
proses pembelajaran diharapkan hasil belajar meningkat sehingga menimbulkan
kepuasan tersendiri bagi guru.Semakin tinggi sikap inovatif yang dimiliki guru
diduga kepuasan guru didalam bekerja akan meningkat.
3. Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Sikap Inovatif terhadap Kepuasan Kerja Guru
Kepuasan kerja guru merupakan variabel yang tidak berdiri sendiri.
Hal ini disebabkan karena begitu banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang tinggi akan dapat dicapai melalui kecerdasan
emosional dan sikap inovatif yang baik pula. Kecerdasan emosional yang baik
dapat meningkatkan kemauan guru dalam melaksanakan tugasnya, karena guru
mampu memahami dirinya dengan baik, memahami orang lain, mampu
mengendalikan emosi diri dan dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara baik,
memahami orang lain, mampu mengendalikan emosi diri dan dapat berinteraksi
dan berkomunikasi secara baik, dengan demikian dapat mendorong guru lebih
bersungguh-sungguh melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehingga
menimbulkan kepuasan bagi dirinya dalam bekerja.
Semakin baik kecerdasan emosional seorang guru maka akan dapat
menciptakan kepuasan guru di dalam bekerja. Dengan demikian diyakini semakin
baik kecerdasan emosional guru akan dapat meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Begitu juga halnya dengan sikap inovatif yang dimiliki guru. Jika para
guru mampu memperhatikan perubahan daninovasi dalam proses pembelajaran
diharapkan hasil belajar meningkat sehingga menimbulkan kepuasan tersendiri
bagi guru.Semakin tinggi sikap inovatif yang dimiliki guru maka kepuasan guru
didalam bekerja akan meningkat.
36
Jika kecerdasan emosional guru sudah baik kemudian diikuti dengan
sikap inovatif guru yang tinggi maka diduga kepuasan kerja guru juga akan
meningkat. Dengan meningkatnya kepuasan kerja guru tersebut diharapkan tujuan
pendidikan di sekolah dapat dicapai secara optimal.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas,
maka konsep hubungan antara ketiga variabel dapat digambarkan secara skematik
pada Gambar 2 berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis
yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kecerdasan emosional berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru
2. Sikap inovatif berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru
3. Kecerdasan emosional dan sikap inovatif secara bersama-sama
berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru.
Kepuasan Kerja Guru
(Y)
Sikap Inovatif
(X2)
Kecerdasan Emosional
(X1)
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini diadakan dengan menggunakan metode kuantitatif
Korelasional, Agus Irianto (2004:133) menyatakan bahwa metode penelitian
korelasional digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel
dengan variabel yang lainnya. Sedangkan untuk mengetahui besarnya
kontribusi variabel bebas dengan variabel terikat diperlukan perhitungan
dalam bentuk koefisien korelasi.
Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Analisis
deskriptif dimaksudkan untuk mengambarkan kondisi variabel sebagaimana
adanya tanpa memberikan perlakuan dan menarik generalisasi dari sampel
terhadap populasi. Inferensial digunakan untuk mengungkapkan kontribusi
variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent
variable)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2013, yang
berlokasi di SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri yang PNS di
SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatanyang
berjumlah 88 orang. Diperoleh keadaan populasi sebagai berikut:
37
38
Tabel 1. Sebaran Populasi Penelitian
No. Kelompok <IV/a
Jumlah>IV/a
Jumlah Total > 15 < 15 >15 <15
1 SMAN 1 Lengayang 2 19 21 18 0 18 39
2 SMAN 2Lengayang 0 21 21 5 0 5 26
3 SMAN 3Lengayang 18 0 18 5 0 5 23
Jumlah 20 40 60 28 0 28 88 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan (2013)
2. Sampel
Mengingat jumlah populasi cukup besar, pengambilan sampel ini
akan dilakukan dengan menggunakan teknik "stratified proportional
random sampling". Melalui teknik ini diharapkan akan diperoleh sampel
sesuai dengan proporsi dari setiap kelompok dalam strata populasi.
Besarnya sampel ditentukan dengan menggunkan rumus Cochran
(1977:321)
Untuk pengambilan sampel dilakukan bertahap sebagai berikut: a)
Mengidentifikasi dan pengelompokkan populasi berdasarkan strata, b)
menentukan proporsi berdasarkan strata, c) menentukan ukuran sampel,d)
menentukan subjek yang akan dijadikan responden.
a. Identifikasi Populasi Berdasarkan Strata
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Pesisir Selatan, Strata populasi terdiri dari: 1) golongan, yaitu
golongan IV/a keatas dan golongan dibawah IV/a; 2) masa kerja yang
terdiri dari 15 tahun keatas dan dibawah 15 tahun. Kedua strata ini
dipertimbangkan dalam pengambilan sampel dengan alasan masa
39
kerja memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja guru, sedangkan
golongan yang berbeda akan memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang berbeda terhadap kepuasan kerja guru.Dengan kata
lain golongan dan masa kerja diduga ikut berpengaruh pada kepuasan
kerja guru
a. Penentuan Proporsi Masing-masing strata
Besarnya proporsi masing-masing strata dapat dilihat pada uraian
berikut:
1.) Untuk strata golongan adalah:
>IV/a=28 p1 = 28/88 p1 = 0,32
<IV/a =60 q1 = 60/88 q1 = 0,68
2.) Untuk Strata masa kerja adalah :
> 15 = 34 p2 = 34/88 p2 = 0,39
< 15 = 54 q2 = 54/88 q2 = 0,61
b. Menentukan besarnya sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus Cochran dalam Sudjana
(1992:258) sebagai berikut:
n0 = t2 x p x q d2
n = no 1+no N
40
Keterangan :
n o = Jumlah sampel yang dikoreksi
n = besar sampel
N = jumlah populasi penelitian
t = besar harga (1,96)
p = besar populasi klasifikasi
q = 1 - p
d = besar kekeliruan sampel (dalam penelitan ini ditetapkan 10%)
Analisis diuraikan sebagai berikut: a. Untuk strata golongan
01,08359,0
01,02176,0.84,3
)1,0(68,0.32,0.)96,1(
d)(..tN0 2
2
2
2
1 ====QP
59,8301,0
8359,0N01 ==
87,4295,159,83
95,0159,83
8859,831
59,83N1 ==+
=+
=
b. Untuk strata masa kerja
01,09139,0
01,02379,0.84,3
)1,0(61,0.39,0.)96,1(
d)(..tN0 2
2
2
2
1 ====QP
39,9101,0
9139,0N01 ==
84,44038,239,91
038,1139,91
8839,911
39,91N1 ==+
=+
=
Tabel 2. Hasil Perhitungan Sampel
No Klasifikasi Strata p q no N 1 Golongan 0,32 0,68 83,59 42,87 2 Masa Kerja 0,39 0,61 91,39 44,84*
Ket: * Angka yang terpilih
41
Jumlah sampel yang diambil ditetapkan sebesar 44,84 ≈ 45
(angka maksimal). Dengan demikian jumlah responden yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah 45/88 x 100% = 51,14% = 52 %
c. Penentuan subjek penelitian
Besar sampel ditetapkan dengan angka 45 atau 52% dari populasi.
Persentase tersebut digunakan untuk menetapkan besar sampel pada
masing-masing strata. Sebaran sampel pada masing-masing strata dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sebaran Sampel pada Masing-masing Strata
Sekolah Golongan Masa Kerja Sampel52% Dibulatkan SMA Negeri 1 Lengayang
<IV/a > 15 ( 2 ) 1,04 2 < 15 ( 19 ) 9,88 10
>IV/a > 15 ( 18 ) 9,36 10 < 15 ( 0 ) 0 0
SMA Negeri 2Lengayang
<IV/a > 15 ( 0 ) 0 0 < 15 ( 21 ) 11,12 12
>IV/a > 15 ( 5 ) 2,6 3 < 15 ( 0 ) 0 0
SMA Negeri 3Lengayang
<IV/a > 15 ( 18 ) 9,36 10 < 15 ( 0 ) 0 0
>IV/a > 15 ( 5 ) 2,6 3 < 15 ( 0 ) 0 0
Jumlah 50
Jadi sampel penelitian ini adalah 50 orang guru yang ditetapkan secara
acak dengan sistem undian. Hal ini dilakukan untuk memberi peluang yang
sama bagi semua anggota populasi yang sama pada strata untuk menjadi
anggota sampel.
42
D. Definisi Operasional
Variabel bebas (independent variable) penelitian ini adalah
kecerdasan emosional dan sikap inovatif sedangkan variabel terikat
(dependent variable)adalah kepuasan kerja guru. Variabel tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Kepuasan Kerja Guru (Y)
Kepuasan kerja guru dalam penelitian ini adalah persepsi guru atas
sikapnya terhadap pekerjaan yang mencerminkan pengalaman yang
menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya terhadap
pengalaman dalam melaksanakan tugas di sekolah. Indikator dalam
penelitian ini adalah: (1) imbalan dan penghargaan, (2) dukungan rekan
kerja, (3) kondisi kerja yang kondusif, (4) kesempatan mengembangkan
karier.
2. Kecerdasan Emosional (X1)
Kecerdasan emosional guru dalam penelitian ini adalah kemampuan
seorang guru dalam merasakan, memahami dan mengendalikan perilaku
dan emosinya dalam bersikap.Indikator kecerdasan emosional terdiri atas:
1) mengenal emosi diri, 2) mengelola emosi, 3) memotivasi diri, 4)
mengenal emosi orang lain, dan 5) membina hubungan.
3. Sikap Inovatif (X2)
Sikap inovatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adalah sikap
seorang guru terhadap pembaharuan atau perubahan baru yang mencakup
ide atau gagasan dan produk yang meliputi penerimaan dan penolakan
43
inovasi, penerapan dan dampak inovasi bagi kemajuan pembelajaran di
sekolah. Indikator sikap inovatif dalam penelitian ini adalah: a) kesadaran,
b) ketertarikan, c) evaluasi, d) mencoba, dan e) adopsi.
E. Pengembangan Instrumen
1. Jenis Instrumen
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik komunikasi tidak langsung.Dalam hal ini alat yang digunakan
adalah kuesioner (angket) yang dibagikan pada responden.Kemudian diisi
langsung oleh responden yang bersangkutan, tiap pilihan yang telah
disediakan untuk setiap pernyataan.
2. Skala Pengukuran Data
Instrumen adalah suatu alat untuk mengumpulkan data.Adapun
bentuk instrumen pengumpulan data primer adalah dengan menggunakan
kuesioner.Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan
menggunakan skala tingkat (Likert).Metode skala Likert yaitu metode
perskala.Pertanyaan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai
dasar penentuan nilai skalanya. Teknik pengukuran yang diterapkan
adalah berdasarkan rangkaian atau peringkat atau atribut yang dinyatakan,
dimana responden hanya memilih satu dari lima alternatif yang disediakan.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini
adalah berupa kuesioner dengan menyediakan alternatif jawaban dan skor
sebagai berikut: Untuk menilai kecerdasan emosional, sikap inovatif dan
44
kepuasan kerja guru dapat diukur dengan menggunakan skala Likert
dengan kategori pengukuran yaitu:
1) SS (Sangat Setuju); dengan kategori nilai: 5
2) S (Setuju); dengan kategori nilai: 4
3) KS (Kurang Setuju); dengan kategori nilai: 3
4) TS (Tidak Setuju); dengan kategori nilai: 2
5) Sangat Tidak Setuju (STS); dengan kategori nilai: 1 (Arikunto, 2008:303)
3. Penyusunan Instrumen
Penyusunan Instrumen dalam penelitian ini berdasarkan pada
indikator variabel.Penentuan indikator-indikator berdasarkan pada teori
yang telah diuraikan sebelumnya. Tahap penyusunan instrumen dilakukan
dengan langkah sebagai berikut
a Pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator variabel
b Penyusunan butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan kisi-kisi yang
telah dibuat
c Pembuatan butir-butir item dalam bentuk pernyataan berdasarkan
indikator variabel.
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian
No Variabel Penelitian Indikator
1 Y Kepuasan Kerja Guru
1. Imbalan dan Penghargaan. 2. Dukungan rekan kerja 3. Kondisi kerja yang kondusif 4. Kesempatan pengembangan karier
45
2 X1 Kecerdasan Emosional
1. Mengenal emosi diri 2. Mengelola emosi 3. Memotivasi diri 4. Mengenal emosi orang lain 5. Membina hubungan.
3 X2 Sikap Inovatif
1. Kesadaran 2. Ketertarikan 3. Evaluasi 4. Mencoba 5. Adopsi.
4. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disusun sebelum digunakan terlebih dahulu
diujicobakan untuk mengetahui keandalan dan kesahihannya. Yang
diberikan kepada 30 orang guru dari populasi yang sama, diluar sampel
penelitian ini yang dipilih secara acak dengan mempertimbangkan
proporsi masing-masing strata yang terdapat dalam populasi. Ujicoba
instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian sesungguhnya.Data hasil
ujicoba dianalisis dengan menggunakan alat bantu komputer SPSS versi
19 yang menyajikan analisis kesahihan butir dan uji keandalan instrumen.
Untuk mengetahui validitas butir dilakukan analisis butir dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment.Kriteria yang
digunakan untuk menguji validitas instrumen adalah bila koefisien korelasi
(rxy) dengan nilai probabilitas kekeliruan (p) lebih kecil dari taraf
signifikansi alpha 0,05, maka butir pernyataan itu dinyatakan valid dan
sahih. Hasil analisis butir dirangkum pada tabel 5:
46
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Setelah Ujicoba
No Variabel Indikator Butir Ujicob
a
Butir Gugu
r
Butir Sahih
1 Kepuasan Kerja Guru
(Y)
1. Imbalan dan Pengharagaan. 2. Dukungan rekan kerja 3. Kondisi kerja yang kondusif 4. Kesempatan pengembangan
karier
12 11 10 7
9, 11 13 - -
10 10 10 7
Jumlah 40 3 37 2 Kecerdasan
Emosional (X1)
1. Mengenali emosi diri 2. Mengelola emosi 3. Memotivasi diri 4. Mengenali emosi orang lain 5. Membina hubungan
9 9 7
12 10
2 - - - 1
7 9 7 12 9
Jumlah 47 3 44 3 Sikap Inovatif
(X2) 1. Kesadaran 2. Ketertarikan 3. Evaluasi 4. Mencoba 5. Adopsi
7 11 6 5 7
1 1 - - -
6 10 6 5 7
Jumlah 36 2 34
Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas instrumen dilakukan
dengan teknik AlphaCronbach. Kriteria yang digunakan untuk menguji
realiabilitas (rtt) adalah apabila rtt lebih besar dari r tabel dalam taraf
signifikan alpha 0,05, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel atau
handal.Rangkuman hasil analisis keandalan instrumen tercantum pada
Tabel 6.
Tabel 6. Rangkuman Analisis Keandalan Instrumen
Variabel BanyakButir
rtt p Ket.
Kepuasan keja Guru (Y) 37 0,930 <0,001 Andal Kecerdasan Emosional Guru (X1) 44 0,907 <0,001 Andal Sikap Inovatif (X2) 34 0,925 <0,001 Andal
47
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angket tertutup, yang telah disusun sesuai dengan variabel penelitian yang
akan diberikan kepada responden. agar pengumpulan data dapat berlangsung
secara teratur, sistematis dan sukses, maka peneliti melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Menyiapkan instrumen penelitian secara lengkap
2. Menetapkan sumber data
3. Menyiapkan operator pelaksana
4. Melakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya
G. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Data ketiga variabel, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Berdasarkan data frekuensi tersebut didapatkan skor mean, (nilai rata)
modus (nilai yang sering muncul), median (nilai tengah), dan standar
deviasi. Untuk mengetahui tingkat pencapaian responden pada setiap
variabel digunakan rumus:
DP = %1001
xinggixskalatertnx
XΣ
Σ
Keterangan: DP = Derajat/ tingkat pencapaian
xΣ = Skor rata-rata iNxΣ = Jumlah item instrument
Skala tertinggi = 5
48
Untuk menentukan kategori tingkat pencapaian responden
digunakan klasifikasi yang dikemungkakan Sudjana (2005), seperti berikut
ini:
Persentase Interpretasi 90%-100% Sangat Baik/ Sangat tinggi 80%-89% Baik / Tinggi 65%-79% Cukup/ Sedang 55%-64% Kurang Baik/Kurang 0%-54% Tidak Baik/ Rendah
2. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan terhadap persyaratan analisis, Sudjana (2005)
mengemukakan persyaratan tersebut sebagai berikut:
a) Pemeriksaan Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normalitas sebaran ketiga
variabel penelitian. Untuk itu uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji kolmogorov-smirnov test (pengujian K-S).
b) Pemeriksaan Homogenitas Populasi
Pemeriksaan homogenitas populasi dilakukan dengan menggunakan
teknikLevene Statistic Test (uji L-S), untuk melihat apakah data yang
diperoleh berasal dari variansi kelompok yang homogeny atau tidak.
c) Pemeriksaan Linearitas garis regresi
Pemeriksaan linearitas garis regresi dilakukan dengan teknik regresi
sederhana.Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kelinearan
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
49
d) Pemeriksaan independensi variabel bebas
Pemeriksaan independent antar variabel bebas dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment.Pemeriksaan ini
bertujuan apakah data kedua variabel bebas tidak mempunyai
hubungan yang berarti.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi dan
regresi sederhana dan regrasi berganda dibantu dengan program SPSS
versi 19.
a. Hipotesis pertama dan kedua di uji dengan menggunakan teknik
korelasi dan regresi sederhana. Besarnya koefisien korelasi r dihitung
dengan menggunakan rumus product moment regresi sederhana untuk
kecerdasan emosional dan sikap inovatif terhadap kepuasan kerja guru
yang dihitung dengan model persamaan Ỷ = a + bx. Kemudian
persamaan regresi ini Ỷ = a + bx diuji keberartian dan kelinerannya
dengan menggunakan uji t dan diperiksa kontribusi variabel X
terhadap Y dengan mengkuadratkan koefisien determinasi.
b. Hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi
berganda. Koefisien korelasi berganda (R) digunakan untuk
mengetahui hubungan dan kontribusi dari kedua variabel secara
bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru. Analisis regresi ganda
digunakan untuk memprediksi bagaimana pengaruh variabel terikat
bila variabel bebas sebagai faktor prediktor. Persamaan regresi ganda
50
untuk dua prediktor adalah Ỷ= a+ b1X1 + b2 X2 ini di uji keberartian
dan kelinerannya dengan menggunakan uji F.
c. Sedangkan untuk mencari nilai dari kontribusi maka digunakan rumus
= R2 x 100
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data variabel Kepuasan
kerja guru (Y), data variabel Kecerdasan emosional(X1), dan data variabel
Sikap inovatif(X2). Data tersebut dideskripsikan berikut ini.
1. Kepuasan Kerja Guru(Y)
Angket variabel Kepuasan kerja guruterdiri dari 37 butir, maka
skor minimum adalah 37 dan skor maksimum 185. Dari jawaban
responden, diperoleh skor terendah adalah 115 dan skor tertinggi adalah
151. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean ) sebesar
134,80, modus (mode) sebesar 136,74 median sebesar 135,50 dan
simpangan baku (standard deviation)sebesar7,396. Selisih skor rata-rata,
modus, dan median tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa
distribusi frekuensi skor variabel Kepuasan kerja gurucenderung normal.
Gambaran distribusi frekuensi skor Kepuasan kerja gurudapat dilihat pada
Tabel 7 dan grafik histogram pada Gambar 4.
51
Ke
gurub
guru
interv
kerja
indik
Tabel 7. D
elas Interval150 – 156 143 – 149 136 – 142 129 – 135 122 – 128 115 - 121 Jumlah
Pada Tab
berada pada
di atas kela
val skor rat
a guruberada
Selanjutny
kator Kepuas
0
4
8
12
16
20
Frekuensi
Distribusi F
l f0 1 5
19 16 5 4
50
Gambar 4.
bel 7 tamp
a kelas inter
as interval sk
ta-rata. Ini b
a di atas kela
ya hasil anal
san kerja gur
118
4
S
Frekuensi Sk
%f2
103832108
10
Histogram
ak bahwa
rval skor rat
kor rata-rata
berarti bahw
as interval sk
lisis tingkat p
rudapat dilih
125 132
5
16
Skor Tengah Kelas In
kor Kepuasa
fo 2 0 8 2 0
8 00
Kepuasan
32% dari
ta-rata, 50%
a dan 18% b
wa sebagian
kor rata-rata.
pencapaian r
hat pada Tab
139 14
19
5
nterval
an kerja gu
fk 1 6
25 41 46 50
Kerja Guru
skor Kepua
% skor Kepu
berada di ba
n besar skor
.
responden u
bel 8.
46 153
5
1
52
uru(Y)
%fk 2
12 50 82 92
100
u
asan kerja
uasan kerja
awah kelas
r Kepuasan
untuk setiap
53
Tabel 8. Tingkat Pencapaian Respon untuk setiap Indikator Kepuasan kerja guru
No Indikator Skor
Ideal Skor Rata-
Rata %Tingkat
Pencapaian Kategori
1 Imbalan dan Penghargaan 50 39 78 Cukup 2 Dukungan rekan kerja 50 25 51 Sangat
Kurang 3 Kondisi kerja yang kondusif 50 44 87 Baik 4 Kesempatan pengembangan
karier 35 27 77 Cukup
Keseluruhan Respon Kepuasan kerja guru
185 134,8 72,86 Cukup
Pada Tabel 8 tampak bahwa tingkat capaian rata-ratasecara
umumadalah 72,86%. Tingkat capaian ini berada pada kategori cukup. Ini
berarti bahwa secara umum dapat dikatakan kepuasan kerja guru guru
SMAN Kecamatan Lengayang dilihat dari aspek imbalan dan
penghargaan, dukungan rekan kerja, kondisi kerja yang kondusif serta
kesempatan pengembangan karier perlu untuk ditingkatkan kearah yang
lebih baik lagi
Namun, jika diamati perindikator maka terlihat ada satu indikator
yaitu dukungan rekan kerja masih sangat kurang dibanding indikator yang
lain, yaitu dukungan rekan kerja dengan indicator sangat kurang yakni
dengan tingkat capaian 51%. Hal ini mengindikasikan bahwa guru kurang
mendapat dukungan dari rekan kerjanya di sekolah. Adapun upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkannya adalah : guru hendaknya dapat
menghargai teman sejawatnya di sekolah, menghargai ide-ide yang
diberikan, menghargai sumbangan pikiran dalam memecahkan masalah
yang dihadapi bersama, mendukung ide-ide yang diberikan oleh guru lain,
54
maupun dari kepala sekolah. Apabila guru telah mendapatkan dukungan
dari rekan kerjanya, tentu dengan sendirinya guru akan merasa senang
dalam melaksanakan tugasnya dan pada akhirnya guru merasa puas
dengan pekerjaannya.
2. Kecerdasan Emosional(X1)
Angket variabel kecerdasan emosionalterdiri dari 37 butir. Maka
skor minimum adalah 37 dan skor maksimum 185. Dari jawaban
responden, diperoleh skor terendah adalah 151 dan skor tertinggi adalah
208. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean ) sebesar
182,62, modus (mode) sebesar 188, median sebesar 184,05 dan
simpangan baku (standard deviation) sebesar 13,775. selisih skor rata-rata,
modus, dan median tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa
distribusi frekuensi skor variabel Kecerdasan emosionalcenderung normal.
Gambaran distribusi frekuensi skor Kecerdasan emosional, dapat dilihat
pada Tabel 9 dan grafik histogramnya pada Gambar 5.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Emosional(X1)
Kelas Interval f0 %fo fk %fk 205 – 213 3 6 3 6 196 – 204 7 14 10 20 187 – 195 12 24 22 44 178 – 186 11 22 33 66 169 – 177 6 12 39 78 160 – 168 9 18 48 96 151 – 159 2 4 50 100 Jumlah 50 100
55
Pada Tabel 9 tampak bahwa 22% dari skor Kecerdasan
emosionalberada pada kelas interval skor rata-rata, 44 % skor Kecerdasan
emosionaldi atas kelas interval skor rata-rata dan 34% berada di bawah
kelas interval skor rata-rata. Ini berarti bahwa sebagian besar skor
Kecerdasan emosionalberada di atas kelas interval skor rata-rata.
Selanjutnya hasil analisis tingkat pencapaian responden untuk setiap
indikator Kecerdasan emosionalpada dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Tingkat Pencapaian Respon untuk setiap Indikator Kecerdasan Emosional
No Indikator Skor
IdealSkor Rata-
Rata %Tingkat
Pencapaian Kategori
1 Mengenal emosi diri 35 31 88 Baik 2 Mengelola emosi 45 38 84 Baik 3 Memotivasi diri 35 27 78 Cukup 4 Mengenal emosi orang lain 60 46 76 Cukup 5 Membina hubungan 45 41 90 Sangat
Baik Keseluruhan respon Kecerdasan emosional
220 182,6 83,01 Baik
Pada Tabel 10 tampak bahwa tingkat capaian rata-ratasecara
umumadalah 83,01%. Tingkat capaian ini berada pada kategori baik. Ini
berarti bahwa secara umum dapat dikatakan kecerdasan emosional guru
SMAN Kecamatan Lengayang dilihat dari aspek mengenal emosi diri,
mengelola emosi, memotivasi diri, mengenal emosi orang lain, membina
hubungan berada pada kategori baik, dan perlu ditingkatkan ke arah yang
lebih baik.
56
Namun, jika diamati perindikator maka terlihat ada satu indikator
yaitu mengenal emosi orang lain masih kurang dibanding indikator yang
lain, yaitu kurang baik dengan tingkat capaian 76%. Hal ini
mengindikasikan bahwa guru kurang mengenali emosi rekan kerjanya,
sehingga akan memicu timbulnya masalah diantara sesama guru. Untuk itu
hendaknya guru harus mampu memahami dan mampu mengenali emosi
orang lain, terutama rekan kerjanya, sehingga akan tercipta suasana kerja
yang menyenangkan. Adapun upaya yang hendaknya dapat dilakukan oleh
guru adalah : guru hendanya menghargai pendapat orang lain walaupun
pendapat mereka berbeda dengan pendapatnya, tidak ikut campur terhadap
masalah yang dihadapi guru lain, memahami sifat-sifat dari teman
sejawatnya di sekolah, dan membuka diri dalam berinteraksi dengan orang
lain. Dengan demikian hendaknya kecerdasan emosional guru dapat lebih
ditingkatkan lagi.
3. Sikap Inovatif (X2)
Angket variabel Sikap inovatifterdiri dari 34 butir. Maka skor
minimum adalah 34 dan skor maksimum 170. Dari jawaban responden,
diperoleh skor terendah adalah 72 dan skor tertinggi adalah 155. Hasil
pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean ) sebesar 125,10 modus
(mode) sebesar 130,24, median sebesar 128,45 dan simpangan baku
(standard deviation) sebesar 18,652. Selisih skor rata-rata, modus, dan
median tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi
frekuensi skor variabel Sikap inovatifcenderung normal. Gambaran
distri
grafi
Ke
pada
interv
rata.
kelas
Frekuensi
ibusi frekue
ik histogram
Tabel 11
elas Interval150 – 162 137 – 149 124 – 136 111 – 123 98 – 110 85 – 97 72 – 84 Jumlah
Pada Tabe
a kelas inter
val skor rata
Ini berarti
s interval sko
0
4
8
12
16
20
24
Frekuensi
G
ensi skor Sik
mnya pada Ga
1. Distribus
l f0 4 8
21 7 4 4 2
50
l 11 tampak
rval skor rat
a-rata dan 3
bahwa seba
or rata-rata.
78 91
24
Skor
Gambar 6. H
kap inovatif
ambar 6.
i Frekuensi
%f8
164214884
10
k bahwa 42
ta-rata, 24 %
4 % berada
agian besar
104 117
4
7
r Tengah Kelas Interva
Histogram
f, dapat dilih
i Skor Sikap
fo 8 6 2 4
8 8 4 00
% dari skor
% skor Sika
di bawah k
skor Sikap
130 143
21
8
al
Sikap Inova
hat pada Tab
p Inovatif (X
fk 4
12 33 40 44 48 50
r Sikap inov
ap inovatifdi
kelas interval
inovatifbera
156
4
atif
57
bel 11 dan
X2)
%fk 8
24 66 80 88 96
100
vatifberada
i atas kelas
l skor rata-
ada di atas
58
Selanjutnya hasil analisis tingkat pencapaian responden untuk setiap
indikator Sikap inovatifdapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Tingkat Pencapaian Respon untuk Setiap Indikator Sikap Inovatif
No Indikator Skor
Ideal Skor Rata-
Rata %Tingkat
Pencapaian Kategori
1 Kesadaran 30 26 87 Baik 2 Ketertarikan 50 38 76 Cukup 3 Evaluasi 30 17 55 Kurang 4 Mencoba 25 19 76 Cukup 5 Adopsi 35 26 74 Cukup
Keseluruhan Respon Sikap inovatif
170 125,1 73,59 Cukup
Pada Tabel 12 tampak bahwa secara umum tingkat pencapaian skor
Sikap inovatif adalah 73,59% kategori cukup.Hal ini menunjukkan bahwa
Sikap inovatifguru SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir
Selatan dilihat dari aspek kesadaran, ketertarikan, evaluasi, mencoba, dan
adopsi masih berada pada ketagori cukup.
Tingkat capaian masing-masing indicator sangat kurang memuaskan,
namun jika dilihat perindikator maka tampak bahwa aspek evaluasi masih
sangat rendah dengan tingkat capaian 55 dengan kategori kurang. Untuk
itu hendaknya seluruh indicator perlu untuk diringkatkan, sehingga sikap
inovatif akan terus meningkat dan akan memberikan dampak yang sangat
baik bagi siswa maupun guru itu sendiri. Adapun upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkannya adalah : selalu memeriksa kesiapan
dalam melakukan pembaharuan media pembelajaran, memastikan
kelengkapan dalam melakukan inovasi, mengevaluasi inovasi media yang
digunakan apakah dapat diadopsi untuk seluruh guru, tidak menunggu
59
perintah dari kepala sekolah dalam mengevaluasi setiap media yang
digunakan, bekerja sama dengan sesama guru dalam melaksanakan
evaluasi dalam berinovasi. Dengan demikian hendaknya sikap inovatif
dapat ditingkatkan.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan
regresi. Penggunaan teknik ini hanya dapat dilakukanapabila memenuhi
beberapa persyaratan seperti yang dikemukakan Sudjana (2006). Persyaratan
itu adalah: 1) data bersumber dari sampel yang dipilih secara acak, 2) data
berdistribusi normal, 3) data bersifat homogen, 4) data antar variabel bebas
bersifat independen, dan 5) garis regresi bersifat linier.
1. Data Bersumber dari Sampel yang Diperoleh secara Acak
Prosedur pengambilan sampel secara acak dilakukan sewaktu
memilih sampel dengan menggunakan teknik Stratified Proportional
Random Sampling. Dengan demikian syarat pertama telah terpenuhi.
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas terhadap skor variabel Kepuasan kerja
guru(Y), Kecerdasan emosional(X1) dan Sikap inovatif(X2) dilakukan
dengan menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov-Z (Program SPSS
Versi 17.00). Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika K-S
mempunyai taraf signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05, sebaliknya jika taraf
signifikansinya (Asymp. Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi
normal. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 13.
60
Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Uji K-S Kepuasan kerja guru
(Y)
Kecerdasan emosional
(X1)
Sikap inovatif(X2)
Kolmogorov-Smirnov Z 1,078 0,706 0,975 ρ 0,195 0,701 0,298
Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi masing-masing
variabel ternyata lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian
persyaratan kedua yaitu normalitas data sudah terpenuhi.
3. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas data dilakukan dengan menggunakan uji
levenestatistic. Kriteria yang digunakan adalah jika levene statistichitung
dengan p> 0,05, maka varian kelompok adalah homogen. Hasil pengujian
dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Hasil Pengujian Homogenitas Variabel
No. Variabel Pengujian Golongan Masa Kerja
Lev Statistic
nilai sig.
Lev Statistic
nilai sig.
1. Kepuasan kerja guru (Y) 0,368 0,547 1,762 0,191 2. Kecerdasan emosional (X1) 0,481 0,491 1,722 0,196 3. Sikap inovatif (X2) 0,602 0,442 0,265 0,609
Tabel 14 memperlihatkan hasil analisis Levene Statistics memiliki
nilai sig p>α (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa variansi data antar
kelompok-kelompok populasi tidak berbeda secara signifikan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari
61
populasi yang homogen. Maka salah satu persyaratan untuk analisis
pengujian hipotesis telah pula terpenuhi.
4. Uji Independensi Variabel Bebas (X1) dengan (X2)
Uji persyaratan lain yang perlu dipenuhi untuk analisis korelasi dan
regresi adalah uji independensi antar variabel bebas, yaitu untuk
memastikan tidak terjadi pembauran (kontaminasi) dalam kontribusi
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk
mengetahui independensi variabel bebas ini dilakukan dengan teknik
korelasi dengan program bantuan SPSS (Versi 17.00). Hasil analisis
korelasi antar variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:
Tabel15. Rangkuman Analisis Kemandirian antar Variabel Bebas
Korelasi r1,2 p X1dengan X2 0,068 0,637
Hasil perhitungan pada Tabel 15 menunjukkan bahwa koefisien
korelasi variabel X1 dengan X2 (rx1x2) adalah sebesar 0,068 dengan p =
0,637> α = 0,05. Ini berarti bahwa variabel kecerdasan emosionaltidak
berkorelasi secara siginifikan dengan variabel Sikap inovatifatau dengan
kata lain kedua variabel saling independen. Dengan demikian persyaratan
independensi variabel sudah terpenuhi.
5. Uji Linearitas
Persyaratan terakhir adalah pengujian garis regresi variabel bebas
dengan variabel terikat. Pengujian garis regresi ini dilakukan untuk
melihat apakah data variabel Kecerdasan emosionaldan Sikap
inovatifcenderung membentuk garis linier terhadap variabel Kepuasan
62
kerja guru. Keputusan tentang linier atau tidaknya garis regresi diuji
dengan uji F dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai signfikansi F lebih
besar dari alpha 0,05, maka hal ini berarti garis regresi linier, tetapi jika
nilai signifikansi F lebih kecil dari alpha 0,05 berarti garis regresi tidak
linier.
Untuk mengetahui apakah persamaan regresi linier atau tidak, maka
dicari terlebih dahulu persamaan regresi antara Kepuasan kerja guru(Y)
dengan Kecerdasan emosional(X1), dan Kepuasan kerja guru(Y) dengan
Sikap inovatif(X2). Model persamaan regresi yang digunakan adalah Ŷ =
a+bX1 dan Ŷ = a+bX2. Hasil uji linieritas antara X1dan X2 terhadap Y
disajikan pada Tabel16 dan 17.
Tabel 16. Rangkuman Hasil Analisis Uji Linieritas X1 terhadap Y
Sumber Jumlah Kuadrat
dk RJK F p
Deviasi 1735,844 28 61,994 1,126 0,305Dalam Kelompok 396,667 20 19,833 Total 2680,000 49
Pada Tabel 16tampak bahwa harga F = 1,126 dengan p = 0,305 (p>
0,05). Ini berarti bahwa persamaan regresinya linier.
Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Uji Linieritas X2 terhadap Y
Sumber Jumlah Kuadrat
dk RJK F p
Deviasi 1350,500 32 42,203 0,587 0,902Dalam Kelompok
1150,050 16 71,878
Total 2680,000 49
63
Pada Tabel 17 tampak bahwa harga F = 0,587 dengan p = 0,902 (p>
0,05). Ini berarti bahwa persamaan regresinya linier.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah
“Kecerdasan emosionalberkontribusi terhadap Kepuasan kerja guru”.
Untuk mengetahui kontribusi Kecerdasan emosionalterhadap Kepuasan
kerja gurudigunakan analisis korelasi sederhana. Sesuai dengan hasil
perhitungan diperoleh koefisien korelasi Kecerdasan emosionaldengan
Kepuasan kerja guruadalah sebesar 0,562. Rangkuman hasil analisis dapat
dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Variabel Kecerdasan emosional (X1) dan Kepuasan kerja guru(Y)
Korelasi Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (r2)
ρ
ry1 0,452 0,204 0,001
Hasil perhitungan pada Tabel 18 menunjukkan bahwa koefisien
korelasi (ry1 ) = 0,452 dengan ρ = 0,001<α 0,01. Ini berarti bahwa
terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan
emosionaldengan kepuasan kerja guru. Besarnya koefisien determinasi (r2)
sebesar 0,204. Untuk mengetahui bentuk hubungan prediktif atau tidak
antara Kecerdasan emosionaldan Kepuasan kerja guru, dilakukan analisis
regresi sederhana. Sesuai dengan hasil analisis diperoleh persamaan
64
regresi Ŷ = 91,773 + 0,426 X1. Persamaan ini kemudian diuji
keberartiannya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 19berikut:
Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Variabel Kecerdasan Emosional(X1) dan Kepuasan Kerja Guru(Y)
Sumber Jumlah Kuadrat
(JK) dk
Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)
F hitung ρ
Regresi 547,490 1 547,490 12,323 0,001Residu 2132,510 48 44,427 Total 2680,000 49
Hasil perhitungan Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa F hitung =
12,323 dengan ρ = 0,001<α 0,01. Ini berarti persamaan adalah sangat
signifkan dalam taraf kepercayaan 99% dan dapat digunakan untuk
memprediksi kepuasan kerja guru.
Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi. Rangkuman
hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Rangkuman Hasil Uji Koefisien Regresi Kecerdasan emosional(X1) terhadap Kepuasan kerja guru(Y)
Sumber Koefisien t Sig.
Konstanta 90,485 7,148 0,000
Kecerdasan emosional 0,243 3,510 0,001
Pada Tabel 20 kelihatan bahwa harga t koefisien regresi 3,510 dan
taraf signifikansi 0,001. Ini berarti bahwa koefisien regresi = 0,243sangat
signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi Kepuasan kerja guru.
Persamaan regresi Ŷ = 90,485 + 0,243 X1menjelaskan bahwa setiap
peningkatan kecerdasan emosional sebesar 1 skala akan berkontribusi
terhadap peningkatan kepuasan kerja guru sebesar 0,243 skala. Sementara
65
nilai kepuasan kerja guru sudah ada sebesar 90,485 skala tanpa kecerdasan
emosional. Sebagai contoh, seorang guru memiliki skor kecerdasan
emosionalsebesar 100 skala, maka kepuasan kerja guru selanjutnya dapat
diprediksi sebesar 100 x 0,243 + 90,485 = 114,785. Untuk lebih
jelasnyacontoh ini dapat dijelaskan secara grafis pada grafis melalui
Gambar 6.
Setelah menelaah hasil analisis di atas, dapat diyakini bahwa
hipotesis penelitian yang menyatakan ”kecerdasan emosional
berkontribusi terhadap kepuasan kerja guru” dapat diterima dalam taraf
kepercayaan 99%.
Selanjutnya, dapat diinterpretasikan bahwa faktor kecerdasan
emosional memiliki daya prediksi yang sangat signifikan terhadap
Gambar 6. Regresi Linier Kecerdasan emosional (X1) dan Kepuasan kerja guru (Y)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0 20 40 60 80 100 120
Kepu
asan
kerja guru (Y)
Kecerdasan emosional (X1)
66
kepuasan kerja guru. Besarnya kontribusi kecerdasan emosional terhadap
kepuasan kerja guruguru SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten
Pesisir Selatanadalah sebesar 20,4%.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah sikap
inovatifberkontribusi terhadap kepuasan kerja guru. Dalam menguji
hipotesis ini terlebih dahulu dilakukan analisis korelasi dan kemudian
dilakukan analisis regresi sederhana. Hasil analisis korelasi skor sikap
inovatif dengan skor kepuasan kerja gurudapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Skor Variabel Sikap Inovatif (X2) dengan Variabel Kepuasan Kerja Guru (Y)
Korelasi Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Determinasi
(r2)
P
(ry2) 0,259 0,067 0,030
Hasil perhitungan pada Tabel 21 memperlihatkan bahwa harga
koefisien korelasi antara variabel sikap inovatifdengan variabel kepuasan
kerja guruadalah sebesar 0,259 dengan p = 0,030<α = 0,05 dan koefisien
determinasi sebesar 0,067. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
sikap inovatifmempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan
kerja guru.
Untuk mengetahui bentuk hubungan tersebut apakah bersifat
prediktif atau tidak dilakukan analisis regresi. Hasil perhitungan analisis
regresi diperoleh persamaan regresi Ŷ = 121,965 + 0,103 X2.. Persamaan
67
ini kemudian diuji keberartiannya dengan uji F. Rangkuman hasil analisis
untuk pengujian keberartian persamaan dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Rangkuman Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Sikap Inovatif(X2) terhadap Variabel Kepuasan Kerja Guru(Y)
Sumber Jumlah
Kuadrat dk Rata-Rata
Kuadrat Fhitung Sig.
Regresi 179,450 1 179,450 6,445 0,030Residu 2500,550 48 52,095 Total 2680,000 49
Pada Tabel 22 kelihatan bahwa harga Fhitung sebesar 6,445 dengan
nilai p = 0,030< α = 0,05. Ini berarti bahwa persamaan regresi Ŷ =
121,965 + 0,103 X2signifikan dalam taraf kepercayaan 95% dan dapat
digunakan untuk memprediksi kepuasan kerja guru.
Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi. Rangkuman
hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Rangkuman Hasil untuk Uji Koefisien Regresi Sikap Inovatif(X2) terhadap Kepuasan Kerja Guru(Y)
Sumber Koefisien t Sig. Konstanta 121,965 17,447 0,000 Sikap inovatif 0,103 1,856 0,040
Pada Tabel 23 kelihatan bahwa harga t koefisien regresi 1,856 dan
taraf signifikansi 0,040. Ini berarti bahwa koefisien regresi = 0,103
signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan kerja guru.
Daya prediksi model regresi yang ditemukan di atas ditentukan oleh
koefisien arah sebesar 0,103. Ini berarti bahwa setiap peningkatan sikap
inovatif sebesar 1 skala akan berkontribusi terhadap peningkatan kepuasan
68
kerja guru sebesar 0,103. Sementara nilai kepuasan kerja guru sudah ada
sebesar 121,965 skala tanpa sikap inovatif. Sebagai contoh, misalkan
seorang guru memiliki skor sikap inovatifsenilai 100 skala, maka
kepuasan kerja guru selanjutnya dapat diprediksi sebesar 100 x 0,103 +
121,965 =132,265. Contoh ini dapat dijelaskan secara grafis melalui
Gambar 7.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan di atas semuanya
sangat signifikan maka hipotesis yang menyatakan bahwa sikap
inovatifberkontribusi terhadap kepuasan kerja guru, dapat diterima dalam
taraf kepercayaan 95% dan besarnya kontribusi 6,7%.
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah “kecerdasan
emosionaldan sikap inovatifsecara bersama-sama berkontribusi terhadap
Gambar 7. Regresi Linier Sikap inovatif (X2) dan Kepuasan kerja guru (Y)
0
20
40
60
80
100
120
140
0 20 40 60 80 100 120
Kepu
asan
kerja guru (Y)
sikap inovatif (XI)
69
kepuasan kerja guru”. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan
analisis korelasi ganda. Setelah dianalisis diperoleh koefisien korelasi
ganda kecerdasan emosionaldan sikap inovatifsecara bersama-sama
dengankepuasan kerja gurusebesar 0,506. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 24 berikut.
Tabel 24. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Variabel Kecerdasan Emosional(X1) dan Sikap Inovatif (X2) terhadap Kepuasan Kerja Guru(Y)
Korelasi Koefisien Korelasi (R)
Koefisien Determinasi (R2)
ρ
Ry1.2 0,506 0,256 0,001
Hasil perhitungan pada Tabel 24 menunjukkan bahwa koefisien
korelasi (Ry1.2) = 0,506 dengan ρ = 0,001 <α 0,01. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara
kecerdasan emosionaldan sikap inovatifsecara bersama-sama
dengankepuasan kerja guru.
Untuk mengetahui bentuk hubungan prediktif atau tidak antara
kecerdasan emosionaldan sikap inovatifsecara bersama-sama terhadap
kepuasan kerja guru, dilakukan analisis regresi ganda dan didapatkan
persamaan regresi Ŷ =80,665 + 0,234 X1 + 0,091 X2. Persamaan tersebut
perlu diuji keberartiannya. Rangkuman hasil analisis pengujian
keberartian persamaan dapat dilihat pada Tabel 25berikut.
Tabel 25. Rangkuman Hasil Analisis RegresiBerganda Antara Variabel Kecerdasan Emosional(X1) dan Sikap Inovatif (X2) terhadap Kepuasan Kerja Guru(Y)
Sumber JK dk RJK F hitung ρ Regresi 687,286 2 343,643 8,105 0,001
70
Residu 1992,714 47 42,398 Total 2680,000 49
Pada Tabel 25 menunjukkan bahwa F hitung = 8,105 dengan ρ = 0,001
<α 0,01. Ini berarti persamaan regresi Ŷ = 80,665 + 0,234 X1 + 0,091 X2
sangat signifikan dalam taraf kepercayaan 99% dan dapat digunakan
untuk memprediksi kepuasan kerja guru.
Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi. Rangkuman
hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Rangkuman Hasil untuk Uji Koefisien Regresi Kecerdasan Emosional(X1) dan Sikap Inovatif (X2) terhadap Kepuasan Kerja Guru(Y).
Sumber Koefisien t Sig. Konstanta 80,665 5,976 0,000 Kecerdasan emosional
0,234 3,461 0,001
Sikap inovatif 0,091 1,816 0,046
Pada Tabel 26 kelihatan bahwa harga t koefisien regresi kecerdasan
emosional adalah 3,461 dan taraf siginifikansinya adalah 0,001,
sedangkan t koefisien regresi sikap inovatifadalah 1,816 dan taraf
signifikansinya 0,046. Ini berarti bahwa koefisien regresi 0,234 dan
0,091signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan kerja
guru.
Model persamaan regresi Ŷ = 80,665 + 0,234 X1 + 0,091 X2
menjelaskan bahwa koefisien arah X1 sebesar 0,234 dan koefisien arah X2
sebesar 0,091. Ini berarti bahwa setiap peningkatan kecerdasan emosional
(X1) sebesar 1 skala akan berkontribusi terhadap penambahan nilai
kepuasan kerja guru (Y) sebesar 0,234 skala, dan peningkatan sikap
71
inovatif (X2) sebesar 1 skala akan berkontribusi terhada penambahan nilai
kepuasan kerja guru (Y) sebesar 0,091. Sebelumnya nilai kepuasan kerja
guru sudah ada sebesar konstanta yaitu80,665 skala tanpa pengaruh dari
kedua prediktor tersebut. Sebagai contoh, misalkan seorang guru diketahui
skor penilaian untuk kecerdasan emosional dan sikap inovatif masing-
masingnya sebesar 100 skala, maka nilai kepuasan kerja guru dapat
diprediksi sebesar 100 x 0,234 + 100 x 0,091 +80,665 = 113,165. Contoh
ini dapat dijelaskan melalui grafis yang ada pada Gambar 8.
Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa
hipotesis ketiga yang berbunyi Kecerdasan emosionaldan Sikap
inovatifsecara bersama-sama berkontribusi terhadap kepuasan kerja
gurudapat diterima dalam taraf kepercayaan 95%. Besarnya kontribusi
Gambar 8. Regresi Ganda Kecerdasan emosional (X1) dan Sikap inovatif (X2) terhadap Kepuasan kerja guru (Y)
0
20
40
60
80
100
120
0 20 40 60 80 100 120
Kepu
asan
kerja guru (Y
)
Kecerdasan emosional (X1) dan Sikap Inovatif (X2)
72
yaitu 25,6%. Sedangkan 74,4% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya Kontribusi Relatif (KR) dan
Kontribusi Efektif (KE) masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27.Kontribusi Relatif dan Kontribusi Efektif Kecerdasan Emosional (X1) Sikap Inovatif (X2) terhadap Kepuasan Kerja Guru(Y)
Variabel Kontribusi Relatif (KR%)
Kontribusi Efektif (KE%)
Kecerdasan emosional(X1) 75,28 20,4 Sikap inovatif(X2) 24,72 6,7 Total 100,00 27,1
Berdasarkan Tabel 27 dapat dijelaskan bahwa besarnya kontribusi
efektif variabel kecerdasan emosional(X1) terhadap kepuasan kerja
guru(Y) sebesar 20,4%. Sedangkan kontribusi efektif variabel sikap
inovatif (X2) terhadap kepuasan kerja guru(Y) sebesar 6,7%. Besarnya
Kontribusi efektif dari masing-masing variabel bebas dipengaruhi oleh
interaksi antara variabel bebas lainnya. Guna mengetahui Kontribusi
Efektif secara murni dari masing-masing variabel bebas, dilakukan
analisis Korelasi Parsial. Rangkuman hasil analisis Korelasi Parsial dapat
dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial
Korelasi Parsial Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (r2)
ρ
r1.y-2 0,451 0,203 0,001 r2.y-1 0,256 0,066 0,036
73
Tabel 28 di atas memperlihatkan bahwa hubungan kecerdasan
emosionaldengan kepuasan kerja gurusaat sikap inovatifdalam keadaan
konstan = 0,451 dan koefisien determinasinya = 0,203 dengan ρ = 0,001<
α 0.01. Ini berarti variabel kecerdasan emosional memberikan kontribusi
sebesar 20,3% terhadap kepuasan kerja guruapabila variabel sikap
inovatifdalam keadaan konstan. Sebaliknya, sikap inovatifmemiliki
hubungan dengan kepuasan kerja gurusebesar 0,256 disaat kecerdasan
emosionaldalam keadaan konstan, dengan koefisien determinasi sebesar
0,066 dan ρ = 0,036< 0,05. Ini berarti sikap inovatifmemberikan
kontribusi sebesar 6,6% terhadap kepuasan kerja gurusaat kecerdasan
emosionaldikontrol.
Kontribusi kecerdasan emosionalterhadap kepuasan kerja guruketika
sikap inovatifdalam keadaan konstan adalah 20,3%, sedangkan kontribusi
efektif kecerdasan emosionalterhadap kepuasan kerja guruketika
kecerdasan emosionaltidak dalam keadaan konstan adalah 20,4%. Hal ini
menggambarkan kontaminasi variabel sikap inovatifterhadap kecerdasan
emosionalsebesar 0,1%.
Kontribusi sikap inovatifterhadap kepuasan kerja guruketika
kecerdasan emosionaldalam keadaan konstan adalah 6,6%, sedangkan
kontribusi efektif ketika kecerdasan emosionaltidak dalam keadaan
konstan adalah 6,7%. Hal ini menggambarkan terjadinya kontaminasi
variabel kecerdasan emosionalterhadap sikap inovatifsebesar 6,7%.
74
Terjadinya kontaminasi ini disebabkan karena pada saat dilakukan
korelasi antara variabel kecerdasan emosional(X1) dengan variabel
kepuasan kerja guru(Y), variabel sikap inovatif(X2) tidak dikontrol.
Demikian juga sebaliknya pada saat dilakukan korelasi antara Sikap
inovatif(X2) dengan variabel kepuasan kerja guru(Y), variabel kecerdasan
emosional(X1) juga tidak dikontrol, sehingga variabel-variabel yang tidak
dikontrol tersebut ikut mempengaruhi variabel lainnya.
Atas dasar perhitungan-perhitungan di atas, maka ketiga hipotesis
yang diuji dalam penelitian ini dapat diterima dalam taraf kepercayaan
99%.
D. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil analisis data dan tingkat pencapaian respon
guru SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap
variabel-variabel yang diukur, maka dapat dijelaskan bahwa tingkat
pencapaian respon guru terhadap variabel kepuasan kerja guru guru,
kecerdasan emosional, dan Sikap inovatif berada pada kategori cukupdan
baik (72,86%, 83,01%, dan 73,59% dari skor ideal). Temuan penelitian ini
berbeda dengan hasil pengamatan awal yang peneliti lakukan. Pengamatan
awal menemukan bahwa Kepuasan kerja guruSMA Negeri Kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatanterlihat masih rendah. Perbedaan
temuan penelitian dengan temuan pengamatan awal terjadi karena hasil
pengukuran yang dilakukan berdasarkan pengamatan saja atau tanpa
instrumen yang valid dan reliabel tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar
75
dalam melakukan generalisasi, sehingga perlu dilakukan penelitian yang
sistematis sesuai dengan prosedur, untuk mendapatkan pembuktian dan
kebenaran secara empiris.
Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
ketiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini dapat diterima. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa Kecerdasan emosional dan Sikap inovatif baik
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki pengaruh atau peranan
yang berarti untuk meningkatkan Kepuasan kerja guruSMAN Kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas mengenai temuan
penelitian secara rinci.
1. Kontribusi Kecerdasan Emosionalterhadap Kepuasan Kerja Guru
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kecerdasan emosional
memiliki hubungan yang signifikan dan memberikan kontribusi yang
berarti untuk Kepuasan kerja guru. Besarnya kontribusi Kecerdasan
emosional terhadap Kepuasan kerja guru adalah 20,4%. Selanjutnya
persamaan regresi yang diperoleh antara variabel kecerdasan emosional
dengan Kepuasan kerja guru yaitu Ŷ = 90,485 + 0,243 X1. Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat X1 belum memberikan pengaruh terhadap
Y, nilai Y ada sebesar 90,485 dan pada saat X1 memberikan pengaruh
terhadap Y, maka nilai Y akan berubah sebesar 90,485 + 0,243 (satu
satuan). Persamaan regresi tersebut memberikan gambaran bahwa
Kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang berarti terhadap
76
peningkatan Kepuasan kerja guru. Hal ini sejalan dengan pendapat
Kunandar (2007:57) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
Kepuasan kerja guru salah satunya adalah Kecerdasan emosional. Dan
diperkuat oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Rivai Simanjuntak
(2010) dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi,
Kecerdasan Emosional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru: Studi
Empiris di SMK Negeri Kabupaten Deli Serdang”. Ditemukan bahwa
kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
guru sebesar 25,03%. Hal ini membuktikan semakin tinggi kecerdasan
emosional guru, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja guru.
Kecerdasan emosional merupakan pendorong utama setiap guru
untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan partisipatif dalam melaksanakan
tugas keprofesiannya sesuai ketentuan yang berlaku sebagai tenaga profesi
kependidikan. Dapat dijelaskan bahwa dengan adanya kecerdasan
emosionalyang tinggi, tentunya guru akan mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif terlihat bahwa Kecerdasan
emosional termasuk kategori baik dengan skor rata-rata 83,01% dari skor
ideal. Sedangkan apabila dilihat dari masing-masing indikator penelitian
terlihat bahwa indikator yang tingkat capaian skor tertinggi adalah pada
indikator kelima yaitumembina hubungan dengan tingkat capaian 90%.,
sedangkan untuk indikator yang tingkat capaian responnya terendah adalah
77
indikator keempat yaitu mengenal emosi orang lain yang berada pada
cukup (76% dari skor ideal).
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa Kecerdasan emosionalSMA
Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatanperlu untuk
ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Peningkatan kecerdasan emosional
ini bertujuan agar dalam pelaksanaan tugasnya guru memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi dan kesungguhan terhadap pekerjaan tersebut.
Kecerdasan emosional ini dapat ditingkatkan melalui pemberian
kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dirinya melalui kegiatan-
kegiatan pendidikan seperti seminar pendidikan, melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam artian jika seseorang diberikan
kesempatan untuk mengembangkan dirinya maka wawasan dan
keterampilan yang dimilikinya pun tentu akan bertambah dan berkembang
pula, sehingga dengan wawasan dan keterampilan yang dimilikinya dapat
memberi kemudahan baginya dalam melaksanakan tugasnya tersebut.
2. Kontribusi Sikap inovatif terhadap Kepuasan kerja guru Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Sikap inovatif yang
diterima guru memiliki hubungan yang signifikan dan memberikan
kontribusi yang berarti untuk Kepuasan kerja guru. Besarnya kontribusi
Sikap inovatif terhadapKepuasan kerja guru adalah 6,7%. Selanjutnya
diperoleh persamaan regresi yang diperoleh antara variabel Sikap inovatif
denganKepuasan kerja guru yaitu Ŷ = 121,965 + 0,103 X2. Hal ini berarti
bahwa pada saat X2 belum memberikan pengaruh terhadap Y, diperoleh
78
nilai Y= 121,965 sedangkan disaat X2 memberikan pengaruh satu satuan,
maka nilai Y berubah sebesar 121,965 + 0,103 (satu satuan). Persamaan
regresi tersebut memberikan gambaran bahwa Sikap inovatifmemiliki
pengaruh yang berarti terhadap peningkatan Kepuasan kerja guru.
Analisis deskriptif menunjukkan bahwa Sikap inovatifSMA Negeri
Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kategori
cukup dengan tingkat ketercapaian respon73,59% dari skor ideal.
Selanjutnya apabila dilihat dari masing-masing indikator tampak bahwa
indikator yang tingkat capaian skornya yang tertinggi adalah indikator
yang kedua yaitu kesadaran yang berada pada kategoribaik (87% dari
skor ideal), selanjutnya indikator yang tingkat capaian skornya terendah
adalah indikator yang ketiga yaitu evaluasi yang berada pada kategori
kurang (55% dari skor ideal). Ini menunjukkan bahwa Sikap
inovatifSMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir
Selatanperlu untuk ditingkatkan.
Merujuk pada uraian yang dikemukakan di atas tergambar bahwa
Sikap inovatifdalam penelitian ini juga memiliki hubungan yang
signifikan dan memberi kontribusi yang berarti terhadap Kepuasan kerja
guru. Hal ini sejalan dengan pendapat (Robbins, 2002:106) menegaskan
bahwa Sikap inovatif yang dilakukan dengan efektif dapat dapat
meningkatkan keterampilan dan kemapauan kerja seseorang.Dan
diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ignatius Sumarno
(2009) dengan penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Sikap
79
Inovatif dan Kedisiplinan dengan kepuasan Kerja Guru Sekolah Dasar
Negeri Gugus Ronggowarsito Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri
Tahun 2008”. Ditemukan bahwa sikap inovatif guru memiliki hubungan
yang signifikan dengan kepuasan kerja guru. Artinya semakin tinggi
kualitas maupun kuantitas sikapinovatif guru maka akan semakin tinggi
pula kepuasan kerja yang dimiliki guru
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Sikap inovatif ikut
menjadi penentu baik atau tidaknya Kepuasan kerja guru yang mereka
miliki. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai seorang pimpinan
hendaknya mampu melakukanSikap inovatifyang baik kepada guru,
karena sesuai hasil penelitian di atas, dinyatakan bahwa pemberian Sikap
inovatif yang baik dapat meningkatkan Kepuasan kerja guru yang
dimiliki oleh seorang guru. Kepala sekolah dapat memberikan supervise
ini dalam bentuk pembinaan, pengarahan dan bimbingan kepada para
guru.
3. Kontribusi Kecerdasan Emosionaldan Sikap Inovatif Secara Bersama-sama Terhadap Kepuasan Kerja Guru
Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Kecerdasan emosionaldan variabel Sikap inovatif secara bersama-sama
memberikan kontribusi terhadap variabel Kepuasan kerja guru. Besaran
kontribusi kedua variabel secara besama-sama terhadap Kepuasan kerja guru
sebesar 25,6%, sisanya sebesar 74,4% merupakan sumbangan variabel lain yang
mempengaruhi Kepuasan kerja guruGuru SMA Negeri Kecamatan Lengayang
Kabupaten Pesisir Selatanyang tidak dikaji dalam penelitian ini. Dilihat dari
80
persamaan regresi saat variabel X1 dan X2 secara bersama-sama memprediksi Y,
diperoleh Ŷ = 80,665 + 0,234 X1 + 0,091 X2. Ini berarti bahwa saat X1 dan X2
belum berpengaruh terhadap Y.
Analisis data menunjukkan bahwa secara signifikan kepuasan
kerja guru dipengaruhi oleh Kecerdasan emosional dan Sikap inovatif,
baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Kecerdasan emosional
dan Sikap inovatif merupakan dua faktor yang sangat penting karena
dapat mempengaruhi Kepuasan kerja guru yang dimiliki oleh guru.
Kecerdasan emosionalyang tinggi dan didukung olehSikap inovatif
yangbaik, akan dapat lebih meningkatkan Kepuasan kerja guru menjadi
lebih baik.
Dengan demikian, untuk meningkatkan Kepuasan kerja guru dapat
dilakukan dengan berupaya meningkatkan Kecerdasan emosional agar
lebih baik dan berusaha melaksanakanSikap inovatif agar lebih baik pula,
sehingga diharapkan Kepuasan kerja guru akan semakin baik. Ini sejalan
dengan pendapat Kunandar (2007:326) yang menyatakan bahwa
Kepuasan kerja guru yang dimiliki oleh guru dipengaruhi oleh kecerdasan
emosional yang dimilikinya. Ini berarti tinggi rendahnya Kecerdasan
emosional ikut mempengaruhi baik buruknya Kepuasan kerja guru
mereka.
E. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini telah diusahakan dengan teliti berdasarkan
metode dan prosedur yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Namun
kesempurnaan hasilnya merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk
81
diwujudkan. Inilah hasil terbaik untuk saat ini, walaupun dengan
keterbatasan dan kelemahan yang ditemui selama proses penelitian.
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan yang
tidak dapat dihindari, meskipun telah menggunakan instrumen yang
dirancang sebaik mungkin, bahkan telah dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas. Namun masalah respon yang diberikan responden yang
menyangkut sikap, pernyataan, pendapat dan pengetahuan tidak luput
kemungkinan adanya unsur subjektivitas individu dalam memberikan
respon. Ini dikarenakan tidak adanya pengawasan dalam pengisian
instrumen penelitian.
Kemungkinan adanya kecemasan yang dimiliki responden bahwa
pengisian instrumen penelitian akan berpengaruh pada kondisi mereka jika
menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya merupakan salah satu
keterbatasan penelitian. Meskipun dari awal peneliti telah
menginformasikan bahwa data yang diberikan benar-benar hanya akan
digunakan untuk penelitian ini dan tidak berpengaruh sama sekali pada
kondisi mereka. Keterbatasan lainnya adalah adanya kemungkinan ketika
instrumen penelitian dibagikan, responden dalam keadaan sibuk bekerja
sehingga tidak dapat membaca instrumen penelitian dengan teliti yang
mengakibatkan jawaban yang diberikan kurang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
82
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada BAB IV maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kecerdasan emosional memberikan kontribusi sebesar 20,4% terhadap
Kepuasan kerja guruSMAN Kecamatan Lengayang. Hal ini berarti bahwa
untuk meningkatkan Kepuasan kerja guru, maka guru haruslah memiliki
Kecerdasan emosionalyang tinggi. Dilihat dari hasil analisis deskripsi data
variabel Kecerdasan emosionalSMAN Kecamatan Lengayang diketahui
berada pada kategori baik dengan skor 83,01% dari skor ideal.
2. Sikap inovatif berkontribusi sebesar 6,7% terhadap Kepuasan kerja guru
GuruSMAN Kecamatan Lengayang. Hal ini mengisyaratkan bahwa Sikap
inovatif merupakan faktor yang sangat penting dan perlu diperhatikan
dalam peningkatan Kepuasan kerja guruSMAN Kecamatan Lengayang.
Selanjutnya hasil analisis deskripsi data variabel sikap inovatifoleh Kepala
SMAN Kecamatan Lengayang secara umum diketahui berada pada
kategori cukup dengan skor 73,59% dari skor ideal.
3. Kecerdasan emosional dan Sikap inovatif secara bersama-sama
memberikan kontribusi yang berarti (25,6%) terhadap Kepuasan kerja
guru guruSMAN Kecamatan Lengayang. Hal ini menggambarkan bahwa
bila guru memiliki Kecerdasan emosionalyang tinggi dan didukung
82
83
olehsikap inovatif gurumaka Kepuasan kerja guru cenderung meningkat.
Ini mengisyaratkan bahwa untuk meningkatkan Kepuasan kerja guru yang
baik dan ideal, sebaiknya dilakukan melalui peningkatan Kecerdasan
emosional dan sikap inovatif guru. Dilihat dari hasil analisis deskripsi data
variabel Kepuasan kerja guruSMAN Kecamatan Lengayang diketahui
berada pada kategori cukup dengan skor 72,86% dari skor ideal.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kecerdasan emosionaldan
Sikap inovatif berkontribusi signifikan terhadap Kepuasan kerja guru, baik
secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Ini berarti bahwa
Kepuasan kerja guru dapat ditingkatkan menjadi lebih baik melalui
peningkatan Kecerdasan emosional sertaSikap inovatif .
Berdasarkan hasil analisis deskripsi data diketahuikecerdasan
emosional guru di SMAN Kecamatan Lengayang,dan sikap inovatif masih
belum berjalan dengan baik atau masih berada pada kategori cukup. Oleh
karena itu faktor utama yang perlu menjadi perhatian kepala sekolah dan
pihak yang terkait dalam meningkatkan Kepuasan kerja guru adalah
melakukan peningkatan terhadap Kecerdasan emosional dan perbaikan
sikap inovatif guru.
Peningkatan Kecerdasan emosionalyang dapat dilakukan oleh guru
adalah dengan menanamkan dalam dirinya kesadaran akan tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pekerjaan serta menanamkan dalam dirinya
sebuah keyakinan bahwa bekerja itu ibadah. Peran serta dari kepala
84
sekolah selaku pimpinan di sekolah sangat penting membantu guru dengan
selalu memberikan arahan dan teladan maupun membantu guru dalam
perencanaan pembelajaran, maupuan dalam pelaksanaan pembelajaran
sehingga guru benar-benar cerdas dalam memenej kecerdasan
emosionalnya.
Selanjutnya upaya meningkatkan Kecerdasan emosional yang dapat
dilakukan oleh kepala sekolah adalah melalui pemberian penghargaan
terhadap hasil kerja guru dan memberikan perhatian kepada guru yang
memiliki prestasi kerja. Selanjutnya upaya yang dapat dilakukan oleh
kepala sekolah adalah membina guru yang tidak berprestasi dalam
pekerjaannya ke arah yang lebih baik. Pembinaan ini dapat dilakukan oleh
guru melaluipemberian bimbingan atau pengarahan.
Selain upaya-upaya yang dikemukakan di atas, peningkatan
Kepuasan kerja guru itu sendiri dapat pula ditingkatkan oleh kepala
sekolah dengan memberikan aturan-aturan dan arahan-arahan yang jelas
kepada guru tentang pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan sebuah
pekerjaan. Diharapkan dengan adanya aturan dan arahan yang jelas, guru
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Selain itu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap
inovatif guru adalah dengan memberikan motivasi berupa reward kepada
guru yang mau melakukan inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran,
selain itu guru juga diikut sertakan dalam berbagai kegiatan peningkatan
inovasi pembelajaran.
85
Kesimpulan dari implikasi di atas, menunjukkan bahwa untuk
meningkatkan kepuasaan kerja guru sangat penting memperhatikan
bagaimana kecerdasan emosionalnya dan sikap inovatif guru dalam
merancang bahan pembelajaran.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa upaya untuk
meningkatkan Kecerdasan emosional dan Sikap inovatif dapat pula
meningkatkan Kepuasan kerja guruSMAN Kecamatan Lengayang.
C. Saran-saran
Dari temuan penelitian ini diajukan beberapa saran sebagai rekomendasi
kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi guru SMAN Kecamatan Lengayang agar dapat meningkatkan
Kepuasan kerja gurunya dengan caramendapat dukungan rekan kerja, ini
dikarenakan berdasarkan analisis diketahui bahwa indicator ini merupakan
indikator yang tingkat ketercapaian responnya terendah atau masih berada
pada kategori sangat kurang. Peningkatan ini dapat dilakukan melalui
peningkatan kecerdasan emosional yang dimiliki oleh guru dan sikap
inovatif. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan
kerja guru diantaranya dengan menghargai ide oleh teman sejawat
danselalu berupaya menjaga hubungan baik dengan teman sejawat.
Namun Secara umum peningkatan Kepuasan kerja guru ini dapat
dilakukan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar, workshop
yang berhubungan dengan pendidikan dan Kepuasan kerja guru.
86
2. Bagi kepala sekolah SMAN Kecamatan Lengayang agar dapat
meningkatkan Kepuasan kerja guru melalui peningkatan dukungan
terhadap guru beberapa contoh yaitu, memberikan ide dalam rangka
perbaikan pembelajaran, mendukung prestasi yang telah dicapai oleh guru
kepala sekolah hendaknya melibatkan guru dalam menyusun strategi
untuk kemajuan sekolah. Dengan demikian diharapkan kepuasan kerja
dapat meningkat.
Selain itu kepala sekolah hendaknya mengupayakandan mengarahkan
guru agar selalu mengajar sesuai SK dan KD yang dianggap mudah
dikuasai siswa, menyediakan sarana informasi bagi guru dalam
pengembangan materi pembelajaran, menyediakan media pembelajaran
yang kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan memantau
guru dalam bimbingan kepada siswa yang kesulitan belajar, sehingga guru
lebih inovatif jika semua media tersedia dan timbul kepuasaan dalam diri
guru. Upaya lainnya dalam meningkatkan kepuasaan kerja guru dengan
memberikan kesempatan kepada guru meningkatkan pendidikannya
melalui izin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Upaya lainnya dalam
meningkatkan kepuasaan kerja guru, diperlukan pelatihan- pelatihan,
diskusi- diskusi dan seminar- seminar baik ditingkat regional maupun
nasional yang dapat meningkatkan kepuasaan kerja guru. Untuk itu guru
perlu diberikan rewad yang berupa bonus atau insentif mewakili rasa
terimakasih pihak sekolah bagi guru yang berprestasi.
87
Bagi Dinas Pendidikan dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru
guru dapat diupayakan melalui kebijakan program peningkatan
profesionalitas guru, program peningkatan kompetensi dan motivasi kerja
guru.
3. Pengawas Sekolah, agar dapat meningkatkan Kepuasan kerja guru yang
dimiliki oleh guru dengan caramelakukan pembinaan dan pengawasan
yang lebih intensif secara terus menerus.
4. Bagi Dinas Pendidikan agar dapat melakukan pembinaan profesi guru
secara terus menerus (continuous professional development), yaitu melalui
wadah guru yang sudah ada seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP). Selain itu diharapkan Dinas Pendidikan dapat membuat
kebijakan mengenai peningkatan Kepuasan kerja guru ke arah yang lebih
baik. Salah satu langkah penting yang perlu dipertimbangkan oleh pihak
Dinas adalah adalah memberikan kemudahan proses perizinan bagi guru
dalam meningkatkan kualifikasi pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi, mempermudah proses admininstrasi bagi guru, dan
menyelenggarakan program pelatihan, seminar dan workshop.
5. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggali lebih dalam faktor-
faktor yang belum diteliti pada penelitian ini.
88
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Berg, P. and Frost, A. 1995. ‘Dignity at Work for Low Wage, Low Skill Service
Workers’, Relations Industrielles/Industrial Relations. New York: ILR Press.
Djaali, 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta :Bumi Aksara. Fattah Hanurawan. 2005. Psikologi Sosial Terapan dan Masalah-Masalah
Sosial.Yogyakarta: UAD Press. Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1991. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses.
Jakarta Barat: Binarupa Aksara. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donelly, J.H. 2000. Organization (8th ed.). Jakarta:
Binarupa Aksara. Goleman, Daniel terjemahan T. Hermaya, 2002, Emotional Intelegence, Jakarta: Gramedia. Hughes, F, O, 2006. Ship Structural Design, John Wiley & Son, New York, 1983.
IACS, Common Structural Rules for Double Hull Oil Tanker. Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian. Dasar,
Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Keith Devis, John W. 2000. Rules of Five Job Satisfaction. United Kingdoms:
UNiDAYS*. Kumar, C. J. 2007. Job Satisfaction of Teachers. United Kingdoms: UNiDAYS*. Marianne Perie, Baker, David P. 1997. Time Spent Teaching Core Academic
Subjecs in Elementary Schools (paperback). United States Govenment Printing.
Michaiko Michael, 2005, CQ Apakah Anda Kreatif : Prestasi Pustaka. Miftah Thoha. 2008. Perilaku Organisasi,Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta
: PT Raja Grapindo Persada. Purwanto. Ngalim. 2000. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan. Bandung:
Rosda.
89
Robbins, Stephen P. 2001. Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8). Jakarta: Prenhallindo.
__________________. 2003. Perilaku Organisasi.Jakarta: Indeks Kelompok
Gramedia. Rivai, Veithzal. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan.
Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Shapiro, Laurence E, 1997, Mengajarkan Emotional Inteligence Pada Anak, Alih
bahasa oleh Alex Trio Kantjono, Jakarta, Arga Wijaya Persada. Sondang P. Siagian. 2002. Kiat Peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta :Rineka
Cipta. Sutisna, Oteng .1993. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek.
Profesional. Bandung. Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media.
Group. Timpe, A Dale, 1992. Kinerja/Performance, alih bahasa, Sofyan Cikmat), Jakarta:
Gramedia. Usman, Husaini. 2011. Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.
N
IN
KONTINOVA
NEGERI
PEMBI
Prof. D
PRO
NSTRUM
TRIBUSI KATIF TERKECAMA
MBING I,
Dr. Kasman
OGRAM PR
UNI
MEN UJ
KECERDARHADAP ATAN LE
S
HANIM
Rukun, M.
STUDI ADROGRAMVERSITA
JICOBA
ASAN EMKEPUASA
ENGAYANSELATAN
Oleh: ARUDDINM. 111078
Pd.
DMINISTM PASCASAS NEGER
2014
A PENE
MOSIONAAN KERJNG KABU
N
N 89
PEM
Dr. H
TRASI PESARJANARI PADAN
ELITIAN
AL DAN SJA GURUUPATEN P
MBIMBING
H. Yahya, M
NDIDIKAA NG
90
N
IKAP U SMA PESISIR
G II,
M. Pd.
AN
91
Hal : Mohon Bantuan Pengisian Angket Kepada Yth. Bapak/Ibu Guru di Tempat
Dengan hormat,
Assalamualaikum Wr.Wb.
Bersama ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa saya bermaksud melakukan
penelitian di SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
tempat Bapak/Ibu bertugas. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penulisan
tesis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi
Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Sehubungan dengan itu maka saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu
untuk mengisi angket terlampir. Jawaban Bapak/Ibu tidak akan mempengaruhi
karir ataupun jabatan Bapak/Ibu di sekolah maupun di Dinas Pendidikan Pesisir
Selatan. Jawaban Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kepuasan kerja
Bapak/Ibu di masa yang akan datang.
Demikianlah permohonan ini, atas segala bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima
kasih.
Wassalam
Peneliti
Haruddin
92
KUESIONER PENELITIAN
KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP INOVATIF TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI KECAMATAN
LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
Kuesioner ini disusun untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja, kecerdasan
emosional dan sikap inovatif guru SMA di Kecamatan Lengayang Kabupaten
Pesisir Selatan. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini
dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu alami dan rasakan sendiri.
Bapak/Ibu tidak perlu ragu-ragu mengisinya karena tidak ada resiko apapun, serta
saya menjamin unsur kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu berikan. Tujuan
penelitian ini semata-mata dilakukan untuk pengembangan ilmu.
Petunjuk pengisian:
1. Isi identitas mengenai tempat bertugas (SMA), masa dinas dan golongan.
2. Berikutnya terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan tugas
Bapak/Ibu sehari-hari.
3. Kami mohon Bapak/Ibu memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom
jawaban yaitu: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan
tidak pernah (TP), atau sanagat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak
setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
4. Mohon Bapak/Ibu dapat menjawab semua pernyataan sesuai keadaan
sesungguhnya.
Contoh:
No Pernyataan SL SR KD JR TP
1. Saya merasa senang dengan hasil pembelajaran yang saya lakukan. X
Demikianlah petunjuk pengisian angket ini, atas bantuan dan kerjasama
Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Haruddin Peneliti
93
KEPUASAN KERJA GURU (Y)
No Pernyataan
A. Imbalan dan Penghargaan 2. Saya diberi pujian oleh kepala sekolah ketika saya
bekerja dengan baik SL SR KD JR TP
3. Saya diberikan hadiah dari sekolah jika melaksanakan pekerjaan melebihi jam kerja yang telah ditetapkan
SL SR KD JR TP
4. Saya diberi hadiah oleh kepala sekolah pada setiap lebaran karena mempunyai prestasi kerja SL SR K
D JR TP
5. Saya diberi bantuan biaya pengobatan oleh kepala sekolah jika sedang sakit SL SR K
D JR TP
6. Kepala sekolah memberikan kenang-kenangan bagi guru-guru yang mempunyai prestasi selama mengabdi
SL SR KD JR TP
7. Saya tidak pernah merasa puas dengan pujian yang diberikan oleh kepala sekolah SL SR K
D JR TP
8. Kepala sekolah memberikan saya hadiah jika siswa menang dalam perlombaan SL SR K
D JR TP
9. Saya senang jika menerima hadiah dari kepala sekolah SL SR K
D JR TP
10. Saya menerima hadiah sesuai dengan tenaga yang sudah saya keluarkan untuk bekerja SL SR K
D JR TP
11. Kepala sekolah bersikap terbuka kepada saya jika ada kesalahan yang saya lakukan di sekolah SL SR K
D JR TP
12. Teman sejawat memberikan informasi secara terbuka kepada saya tentang media pembelajaran yang terbaru
SL SR KD JR TP
13. Saya secara jujur memberikan laporan kepada kepala sekolah
SL SR KD JR TP
B. Dukungan Rekan Kerja 14. Saya malas kesekolah karena merasa tidak dihargai
teman sejawat SL SR KD JR TP
15. Saya menghargai teman sejawat di sekolah karena mereka banyak membantu saya SL SR K
D JR TP
16. Guru-guru di sekolah memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan masalah yang saya SL SR K
D JR TP
Identitas Responden
Guru di SMA : ……………………………
Masa dinas : < 15 tahun / ≥ 15 tahun
94
hadapi 17. Saya menghargai ide-ide baru yang diberikan oleh
teman sejawat SL SR KD JR TP
18. Saya menghargai pendapat teman sejawat walaupun saya kurang setuju dengan pendapat yang diberikannya
SL SR KD JR TP
19. Saya mendukung ide perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh kepala sekolah SL SR K
D JR TP
20. Saya menghargai pendapat-pendapat yang diberikan oleh kepala sekolah tentang inovasi pembelajaran SL SR K
D JR TP
21. Kepala sekolah mendukung prestasi yang telah saya dapatkan SL SR K
D JR TP
22. Saya menghargai semua pendapat yang diberikan oleh rekan kerja SL SR K
D JR TP
23. Saya menghargai pendapat siswa ketika mengajukan pertanyaan di kelas SL SR K
D JR TP
24. Kepala sekolah melibatkan saya dalam menyusun strategi kemajuan sekolah SL SR K
D JR TP
C. Kondisi Kerja yang Kondusif
25. Saya senang dengan interaksi antara individu di sekolah SL SR K
D JR TP
26. Saya senang dengan aturan yang berlaku untuk pengangkatan kepala sekolah SL SR K
D JR TP
27. Saya senang dengan aturan yang berlaku di sekolah saya SL SR K
D JR TP
28. Ide-ide yang saya sampaikan untuk kepentingan sekolah mendapatkan dukungan dari kepala sekolah SL SR K
D JR TP
29. Saya meminta izin kepala sekolah untuk melanjutkan pendidikan SL SR K
D JR TP
30. Saya meminta sarana belajar kepada kepala sekolah SL SR KD JR TP
31. Saya meminta bantuan biaya kepada kepala sekolah untuk membuat media pembelajaran SL SR K
D JR TP
32. Rekan kerja saya mendukung saya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi SL SR K
D JR TP
33. Lingkungan sekolah sangat mendukung program yang sudah saya rancang SL SR K
D JR TP
34. Kepala sekolah melibatkan seluruh warga sekolah dalam mengambil keputusan SL SR K
D JR TP
D. Kesempatan mengembangkan karier 35. Pomosi yang diberikan institusi tempat bekerja
berdasarkan prestasi kerja SL SR KD JR TP
36. Diberikan kesempatan untuk memperoleh SL SR K JR TP
95
pendidikan dan keterampilan yang lebih tinggi untuk menunjang karir
D
37. Guru yang prestasi kerjanya bagus diberi jabatan yang lebih tinggi SL SR K
D JR TP
38. Promosi jabatan diberikan berdasarkan kinerja masing-masing guru SL SR K
D JR TP
39. Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjangn yang lebih tinggi
SL SR KD JR TP
40. Guru yang berprestasi diberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan dari dinas terkait SL SR K
D JR TP
41. Guru diberi kebebasan dalam mengembangkan kariernya SL SR K
D JR TP
96
KECERDASAN EMOSIONAL (X1)
No Pernyataan SL SR KD JR TP
A. Mengenal emosi diri 1. Saya dapat menyembunyikan perasaan kesal kepada
siswa yang berulang membuat kesalahan yang sama.
SL SR KD JR TP
2. Hal terpenting yang harus saya lakukan adalah kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu.
SL SR KD JR TP
3. Saya tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik ketika memberikan materi kepada peserta didik.
SL SR KD JR TP
4. Kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi adalah suatu hal yang sangat baik.
SL SR KD JR TP
5. Saya gembira melihat keberhasilan siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. SL SR K
D JR TP
6. Saya mengambil keputusan dengan cara mendengarkan kata hati. SL SR K
D JR TP
7. Saya kesal jika orang lain dalam situasi tertentu tidak mau menerima pendapat saya. SL SR K
D JR TP
8. Saya menunjukkan wajah bersahabat kepada peserta didik yang mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan.
SL SR KD JR TP
9. Saya tidak perlu ikut mengomentari terhadap issu-issu negatif yang menimpa rekan sejawat apalagi yang tidak jelas sumbernya.
SL SR KD JR TP
B. Mengelola emosi 10. Saya sulit mengendalikan kemarahan yang sedang
bergejolak dalam diri saya SL SR KD JR TP
11. Saya berusaha untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam diri saya SL SR K
D JR TP
12. Saya tergesa-gesa menyelesaikan masalah yang dihadapi SL SR K
D JR TP
13. Saya cepat marah melihat prilaku siswa yang kurang baik SL SR K
D JR TP
14. Saya dapat menyembunyikan perasaan kesal kepada siswa SL SR K
D JR TP
15. Saya dapat menenangkan diri menghadap masalah yang saya hadapi SL SR K
D JR TP
16. Saya berusaha berfikir positif dalam mengahadapi persoalan dengan rekan sejawat SL SR K
D JR TP
17. Saya berusaha menyelesaikan konflik dalam diri SL SR K JR TP
97
dengan baik D 18. Saya mengambil hikmah dari permasalah yang
terjadi dalam diri saya
SL SR KD JR TP
C. Memotivasi diri 19. Kesulitan yang saya hadapi selalu ditemukan cara
mengatasinya SL SR KD JR TP
20. Saya merasa ada dorongan yang kuat dalam diri untuk melaksanakan pekerjaan lebih baik SL SR K
D JR TP
21. Saya berusaha mengembangkan rasa percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik SL SR K
D JR TP
22. Saya melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien SL SR K
D JR TP
23. Jika saya menemukan kendala dalam melaksanakan pekerjaan saya terdorong melakukan sesuatu yang baru
SL SR KD JR TP
24. Saya tidak termotivasi untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri SL SR K
D JR TP
25. Saya tidak merasa iri terhadap keberhasilan yang diperoleh rekan lain SL SR K
D JR TP
C. Mengenal emosi orang lain 26. Saya mendengarkan dengan baik pembicaraan
siswa yang mengungkapkan masalahnya SL SR KD JR TP
27. Saya berusaha mencarikan solusi dari masalah yang diungkapkan siswa SL SR K
D JR TP
28. Saya menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat mereka berbeda dengan pendapat saya SL SR K
D JR TP
29. Saya tidak mau ikut capur terhadap masalah yang dihadapi rekan lain SL SR K
D JR TP
30. Saya mempelajari sifat rekan sejawat untuk lebih memahami perilaku mereka SL SR K
D JR TP
31. Saya menghargai pendapat yang diajukan siswa dalam PBM walaupun pendapat itu tidak benar SL SR K
D JR TP
32. Saya menjalin kerjasama dengan rekan lain untuk kelancaran proses pembelajaran SL SR K
D JR TP
33. Saya berusaha membuka diri dalam berinteraksi dengan orang lain SL SR K
D JR TP
34. Saya ikut merasakan penderitaan orang lain yang mengalami masalah SL SR K
D JR TP
35. Saya saya dapat dengan mudah memahami kesulitan yang dialami siswa dalam belajar SL SR K
D JR TP
36. Saya berusaha dengan efektif menjalin hubungan dengan seluruh warga sekolah SL SR K
D JR TP
37. Saya bertukar pikiran dengan orang lain dalam memecahkan masalah SL SR K
D JR TP
98
D. Membina hubungan38. Saya melibat siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran dalam kelas SL SR KD JR TP
39. Saya berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan semua warga sekolah SL SR K
D JR TP
40. Saya memberitahu pihak yang berkompeten jika ada masalah yang berkaitan dengan siswa dalam kelas
SL SR KD JR TP
41. Saya meminta saran atasan dalam melakukan pekerjaan di sekolah SL SR K
D JR TP
42. Saya tidak merasa yakin akan pekerjaan saya bila belum mendapat persetujuan rekan lain SL SR K
D JR TP
43. Saya merasa bosan bila setiap pekerjaan saya dikomentari orang lain SL SR K
D JR TP
44. Jika rekan lain minta pendapat saya, saya memberikan pendapat saya secara baik dan benar SL SR K
D JR TP
45. Saya sering kesal jika dalam situasi tertentu orang tidak memperhatikan pendapat saya SL SR K
D JR TP
46. Saya tidak peduli jika rekan lain tidak diberi tugas oleh pimpinan SL SR K
D JR TP
47. Jika keinginan saya tidak dipenuhi,saya mengabaikan perintah yang diberikannya SL SR K
D JR TP
99
SIKAP INOVATIF (X2)
No Pernyataan SL SR KD JR TP
A. Kesadaran 1. Saya merasa pembaharuan dalam pendidikan
Sangat penting, karena akan memajukan dunia pendidikan
SL SR KD JR TP
2. Saya tidak perlu mengajak teman sejawat untuk menciptakan gagasan yang baru SL SR K
D JR TP
3. Menurut saya bahwa inovasi pendidikan tersebut akan menambah pekerjaan guru SL SR K
D JR TP
4. Saya tetap berpedoman pada ketentuan-ketentuan baru dalam pendidikan ,walaupun itu menyulitkan SL SR K
D JR TP
5. Pada saat ada inovasi baru dalam bidang pendidikan, saya berusaha mencari impformasi sebanyak mungkin
SL SR KD JR TP
6. Inovasi dalam pendidikan itu pada dasarnya akan menambah beban tugas guru SL SR K
D JR TP
7. Saya sukar menerima inovasi pendidikan, sebelum mempelajarinya terlebih dahulu SL SR K
D JR TP
B. Ketertarikan 8. Saya sangat tertarik dengan hal-hal baru yang
berkaitan dengan bidang pendidikan SL SR KD JR TP
9. Saya terbuka menerima kritikan dari teman sejawat tentang inovasi yang saya lakukan SL SR K
D JR TP
10. Saya menasehati teman sejawat yang menolak terhadap pembaharuan dengan tidak menyinggung perasaannya
SL SR KD JR TP
11. Saya tidak memiliki keinginan untuk mencari pengetahuan baru mengenai metode kerja yang lebih efektif dan efisien
SL SR KD JR TP
12. Saya menyenangi suatu inovasi yang berbentuk tantangan terhadap peningkatan pelaksanaan proses pembelajaran
SL SR KD JR TP
13. Penerapan pembaharuan pendidikan akan menuntut daya kreatif setiap guru SL SR K
D JR TP
14. Dalam berbagai situasi, saya tidak akan mempersiapkan rencana pembaharuan untuk keberhasilan proses belajar mengajar
SL SR KD JR TP
15. Saya senantiasa berusaha untuk mensosialisasikan pembaruan yang ada dalam bidang pendidikan SL SR K
D JR TP
16. Saya berusaha menyajikan imformasi terbaru yang berguna bagi guru-guru dan siswa SL SR K
D JR TP
17. Saya mendukung ide teman sejawat umtuk melakukan inovasi dalam bidang pendidikan SL SR K
D JR TP
100
18. Saya berusaha untuk menemukan metode pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam belajar
SL SR KD JR TP
C. Evaluasi 19. Saya memeriksa kesiapan dalam melakukan
pembaharuan media pembelajaran SL SR KD JR TP
20. Saya memastikan kelengkapan dalam melakukan inovasi sekolah SL SR K
D JR TP
21. Saya mengevaluasi apakah inovasi media yang digunakan dapat diadopsi untuk seluruh guru SL SR K
D JR TP
22. Sebagai seorang guru saya tidak menunggu perintah dari kepala sekolah untuk melakukan pembaharuan SL SR K
D JR TP
23. Saya yakin inovasi sangat bermamfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa SL SR K
D JR TP
24. Saya menyenangi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran SL SR K
D JR TP
D. Mencoba 25. Saya merasa senang ketika mencoba meneraokan
suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran di sekolah
SL SR KD JR TP
26. Saya berusaha mendorong teman sejawat untuk menerapkan inovasi dalam proses pembelajaran di skolah tempat tugas
SL SR KD JR TP
27. Saya berusaha mencari alternatif pemecahan masalah yang terjadi di sekolah yang lebih efektif dan efisien
SL SR KD JR TP
28. Saya tidak memerlukan perhatian dari teman untuk mencoba metode yang baru dalam kegiatan proses pembelajaran
SL SR KD JR TP
29. Pembaruan yang saya lakukan tidak perlukan disesuaikan dengan keadaan mental siswa SL SR K
D JR TP
E. Adopsi 30. Saya berusaha pro aktif melakukan pembaharuan
dotempat saya bertugas SL SR KD JR TP
31. Saya berusaha melakukan pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tempat tugas SL SR K
D JR TP
32. Saya sangat senang jika dapat menciptakan hal-hal baru dalam proses pembelajaran SL SR K
D JR TP
33. Saya berusaha untuk merevisi dan menciptakan perangkat pembelajaran yang lebih baik dari tahun lalu
SL SR KD JR TP
34. Saya tetap berpedoman kepada ketentuan-ketentuan baru dalam pendidikan,walaupun sulit untuk menerapkannya
SL SR KD JR TP
35. Saya merevisi dan menciptaakan perangkat SL SR K JR TP
101
pembelajaran yang lebih baik dari tahun lalu D 36. Pembaruan yang diusulkan oleh komite sekolah,
saya pertimbangkan terlebih dahulu apakah sesuai dengan kondisi sekolah
SL SR KD JR TP
102
103
104
N
P P
KONTINOVA
NEGERI
PEMBIMBI
Prof. Dr. K
PRO
INS
TRIBUSI KATIF TERKECAMA
ING I,
Kasman Ruk
OGRAM PR
UNI
TRUME
KECERDARHADAP ATAN LE
S
HANIM
kun, M. Pd.
STUDI ADROGRAMVERSITA
EN PEN
ASAN EMKEPUASA
ENGAYANSELATAN
Oleh: ARUDDINM. 111078
DMINISTM PASCASAS NEGER
2014
NELITIA
MOSIONAAN KERJNG KABU
N
N 89
PEM
Dr. H. Y
TRASI PESARJANARI PADAN
AN
AL DAN SJA GURUUPATEN P
MBIMBING I
Yahya, M. Pd
NDIDIKAA NG
IKAP U SMA PESISIR
II,
d.
AN
Hal : Mohon Bantuan Pengisian Angket Kepada Yth. Bapak/Ibu Guru di Tempat
Dengan hormat,
Assalamualaikum Wr.Wb.
Bersama ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa saya bermaksud melakukan
penelitian di SMA Negeri Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
tempat Bapak/Ibu bertugas. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penulisan
tesis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi
Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Sehubungan dengan itu maka saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu
untuk mengisi angket terlampir. Jawaban Bapak/Ibu tidak akan mempengaruhi
karir ataupun jabatan Bapak/Ibu di sekolah maupun di Dinas Pendidikan Pesisir
Selatan. Jawaban Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kepuasan kerja
Bapak/Ibu di masa yang akan datang.
Demikianlah permohonan ini, atas segala bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima
kasih.
Wassalam
Peneliti
Haruddin
KUESIONER PENELITIAN
KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP INOVATIF TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI KECAMATAN
LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
Kuesioner ini disusun untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja, kecerdasan
emosional dan sikap inovatif guru SMA di Kecamatan Lengayang Kabupaten
Pesisir Selatan. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini
dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu alami dan rasakan sendiri.
Bapak/Ibu tidak perlu ragu-ragu mengisinya karena tidak ada resiko apapun, serta
saya menjamin unsur kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu berikan. Tujuan
penelitian ini semata-mata dilakukan untuk pengembangan ilmu.
Petunjuk pengisian:
5. Isi identitas mengenai tempat bertugas (SMA), masa dinas dan golongan.
6. Berikutnya terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan tugas
Bapak/Ibu sehari-hari.
7. Kami mohon Bapak/Ibu memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom
jawaban yaitu: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan
tidak pernah (TP), atau sanagat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak
setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
8. Mohon Bapak/Ibu dapat menjawab semua pernyataan sesuai keadaan
sesungguhnya.
Contoh:
No Pernyataan SL SR KD JR TP
42. Saya merasa senang dengan hasil pembelajaran yang saya lakukan. X
Demikianlah petunjuk pengisian angket ini, atas bantuan dan kerjasama
Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Haruddin Peneliti
KEPUASAN KERJA GURU (Y)
No Pernyataan
A. Imbalan dan Penghargaan 1. Saya diberi pujian oleh kepala sekolah ketika saya
bekerja dengan baik SL SR KD JR TP
2. Saya diberikan hadiah dari sekolah jika melaksanakan pekerjaan melebihi jam kerja yang telah ditetapkan
SL SR KD JR TP
3. Saya diberi hadiah oleh kepala sekolah pada setiap lebaran karena mempunyai prestasi kerja SL SR K
D JR TP
4. Saya diberi bantuan biaya pengobatan oleh kepala sekolah jika sedang sakit SL SR K
D JR TP
5. Kepala sekolah memberikan kenang-kenangan bagi guru-guru yang mempunyai prestasi selama mengabdi
SL SR KD JR TP
6. Saya tidak pernah merasa puas dengan pujian yang diberikan oleh kepala sekolah SL SR K
D JR TP
7. Kepala sekolah memberikan saya hadiah jika siswa menang dalam perlombaan SL SR K
D JR TP
8. Saya senang jika menerima hadiah dari kepala sekolah SL SR K
D JR TP
9. Kepala sekolah bersikap terbuka kepada saya jika ada kesalahan yang saya lakukan di sekolah SL SR K
D JR TP
10. Saya secara jujur memberikan laporan kepada kepala sekolah
SL SR KD JR TP
B. Dukungan Rekan Kerja 11. Saya menghargai teman sejawat di sekolah karena
mereka banyak membantu saya SL SR KD JR TP
12. Guru-guru di sekolah memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan masalah yang saya hadapi
SL SR KD JR TP
13. Saya menghargai ide-ide baru yang diberikan oleh teman sejawat SL SR K
D JR TP
14. Saya menghargai pendapat teman sejawat walaupun saya kurang setuju dengan pendapat yang diberikannya
SL SR KD JR TP
15. Saya mendukung ide perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh kepala sekolah SL SR K
D JR TP
Identitas Responden
Guru di SMA : ……………………………
Masa dinas : < 15 tahun / ≥ 15 tahun
16. Saya menghargai pendapat-pendapat yang diberikan oleh kepala sekolah tentang inovasi pembelajaran SL SR K
D JR TP
17. Kepala sekolah mendukung prestasi yang telah saya dapatkan SL SR K
D JR TP
18. Saya menghargai semua pendapat yang diberikan oleh rekan kerja SL SR K
D JR TP
19. Saya menghargai pendapat siswa ketika mengajukan pertanyaan di kelas SL SR K
D JR TP
20. Kepala sekolah melibatkan saya dalam menyusun strategi kemajuan sekolah SL SR K
D JR TP
C. Kondisi Kerja yang Kondusif 21. Saya senang dengan interaksi antara individu di
sekolah SL SR KD JR TP
22. Saya senang dengan aturan yang berlaku untuk pengangkatan kepala sekolah SL SR K
D JR TP
23. Saya senang dengan aturan yang berlaku di sekolah saya SL SR K
D JR TP
24. Ide-ide yang saya sampaikan untuk kepentingan sekolah mendapatkan dukungan dari kepala sekolah SL SR K
D JR TP
25. Saya meminta izin kepala sekolah untuk melanjutkan pendidikan SL SR K
D JR TP
26. Saya meminta sarana belajar kepada kepala sekolah SL SR KD JR TP
27. Saya meminta bantuan biaya kepada kepala sekolah untuk membuat media pembelajaran SL SR K
D JR TP
28. Rekan kerja saya mendukung saya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi SL SR K
D JR TP
29. Lingkungan sekolah sangat mendukung program yang sudah saya rancang SL SR K
D JR TP
30. Kepala sekolah melibatkan seluruh warga sekolah dalam mengambil keputusan SL SR K
D JR TP
D. Kesempatan mengembangkan karier 31. Pomosi yang diberikan institusi tempat bekerja
berdasarkan prestasi kerja SL SR KD JR TP
32. Diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan yang lebih tinggi untuk menunjang karir
SL SR KD JR TP
33. Guru yang prestasi kerjanya bagus diberi jabatan yang lebih tinggi SL SR K
D JR TP
34. Promosi jabatan diberikan berdasarkan kinerja masing-masing guru SL SR K
D JR TP
35. Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjangn yang lebih tinggi
SL SR KD JR TP
36. Guru yang berprestasi diberikan beasiswa untuk SL SR K JR TP
melanjutkan pendidikan dari dinas terkait D 37. Guru diberi kebebasan dalam mengembangkan
kariernya SL SR KD JR TP
KECERDASAN EMOSIONAL (X1)
No Pernyataan SL SR KD JR TP
A. Mengenal emosi diri 48. Saya dapat menyembunyikan perasaan kesal kepada
siswa yang berulang membuat kesalahan yang sama.
SL SR KD JR TP
49. Hal terpenting yang harus saya lakukan adalah kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu.
SL SR KD JR TP
50. Saya tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik ketika memberikan materi kepada peserta didik.
SL SR KD JR TP
51. Kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi adalah suatu hal yang sangat baik.
SL SR KD JR TP
52. Saya mengambil keputusan dengan cara mendengarkan kata hati. SL SR K
D JR TP
53. Saya kesal jika orang lain dalam situasi tertentu tidak mau menerima pendapat saya. SL SR K
D JR TP
54. Saya menunjukkan wajah bersahabat kepada peserta didik yang mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan.
SL SR KD JR TP
B. Mengelola emosi 55. Saya sulit mengendalikan kemarahan yang sedang
bergejolak dalam diri saya SL SR KD JR TP
56. Saya berusaha untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam diri saya SL SR K
D JR TP
57. Saya tergesa-gesa menyelesaikan masalah yang dihadapi SL SR K
D JR TP
58. Saya cepat marah melihat prilaku siswa yang kurang baik SL SR K
D JR TP
59. Saya dapat menyembunyikan perasaan kesal kepada siswa SL SR K
D JR TP
60. Saya dapat menenangkan diri menghadap masalah yang saya hadapi SL SR K
D JR TP
61. Saya berusaha berfikir positif dalam mengahadapi persoalan dengan rekan sejawat SL SR K
D JR TP
62. Saya berusaha menyelesaikan konflik dalam diri SL SR K JR TP
dengan baik D 63. Saya mengambil hikmah dari permasalah yang
terjadi dalam diri saya
SL SR KD JR TP
C. Memotivasi diri 64. Kesulitan yang saya hadapi selalu ditemukan cara
mengatasinya SL SR KD JR TP
65. Saya merasa ada dorongan yang kuat dalam diri untuk melaksanakan pekerjaan lebih baik SL SR K
D JR TP
66. Saya berusaha mengembangkan rasa percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik SL SR K
D JR TP
67. Saya melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien SL SR K
D JR TP
68. Jika saya menemukan kendala dalam melaksanakan pekerjaan saya terdorong melakukan sesuatu yang baru
SL SR KD JR TP
69. Saya tidak termotivasi untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri SL SR K
D JR TP
70. Saya tidak merasa iri terhadap keberhasilan yang diperoleh rekan lain SL SR K
D JR TP
D. Mengenal emosi orang lain 71. Saya mendengarkan dengan baik pembicaraan
siswa yang mengungkapkan masalahnya SL SR KD JR TP
72. Saya berusaha mencarikan solusi dari masalah yang diungkapkan siswa SL SR K
D JR TP
73. Saya menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat mereka berbeda dengan pendapat saya SL SR K
D JR TP
74. Saya tidak mau ikut capur terhadap masalah yang dihadapi rekan lain SL SR K
D JR TP
75. Saya mempelajari sifat rekan sejawat untuk lebih memahami perilaku mereka SL SR K
D JR TP
76. Saya menghargai pendapat yang diajukan siswa dalam PBM walaupun pendapat itu tidak benar SL SR K
D JR TP
77. Saya menjalin kerjasama dengan rekan lain untuk kelancaran proses pembelajaran SL SR K
D JR TP
78. Saya berusaha membuka diri dalam berinteraksi dengan orang lain SL SR K
D JR TP
79. Saya ikut merasakan penderitaan orang lain yang mengalami masalah SL SR K
D JR TP
80. Saya saya dapat dengan mudah memahami kesulitan yang dialami siswa dalam belajar SL SR K
D JR TP
81. Saya berusaha dengan efektif menjalin hubungan dengan seluruh warga sekolah SL SR K
D JR TP
82. Saya bertukar pikiran dengan orang lain dalam memecahkan masalah SL SR K
D JR TP
D. Membina hubungan
83. Saya melibat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kelas SL SR K
D JR TP
84. Saya berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan semua warga sekolah SL SR K
D JR TP
85. Saya memberitahu pihak yang berkompeten jika ada masalah yang berkaitan dengan siswa dalam kelas
SL SR KD JR TP
86. Saya meminta saran atasan dalam melakukan pekerjaan di sekolah SL SR K
D JR TP
87. Saya tidak merasa yakin akan pekerjaan saya bila belum mendapat persetujuan rekan lain SL SR K
D JR TP
88. Saya merasa bosan bila setiap pekerjaan saya dikomentari orang lain SL SR K
D JR TP
89. Jika rekan lain minta pendapat saya, saya memberikan pendapat saya secara baik dan benar SL SR K
D JR TP
90. Saya sering kesal jika dalam situasi tertentu orang tidak memperhatikan pendapat saya SL SR K
D JR TP
91. Jika keinginan saya tidak dipenuhi,saya mengabaikan perintah yang diberikannya SL SR K
D JR TP
SIKAP INOVATIF (X2)
No Pernyataan SL SR KD JR TP
A. Kesadaran 37. Saya merasa pembaharuan dalam pendidikan
Sangat penting, karena akan memajukan dunia pendidikan
SL SR KD JR TP
38. Saya tidak perlu mengajak teman sejawat untuk menciptakan gagasan yang baru SL SR K
D JR TP
39. Menurut saya bahwa inovasi pendidikan tersebut akan menambah pekerjaan guru SL SR K
D JR TP
40. Saya tetap berpedoman pada ketentuan-ketentuan baru dalam pendidikan ,walaupun itu menyulitkan SL SR K
D JR TP
41. Inovasi dalam pendidikan itu pada dasarnya akan menambah beban tugas guru SL SR K
D JR TP
42. Saya sukar menerima inovasi pendidikan, sebelum mempelajarinya terlebih dahulu SL SR K
D JR TP
B. Ketertarikan 43. Saya sangat tertarik dengan hal-hal baru yang
berkaitan dengan bidang pendidikan SL SR KD JR TP
44. Saya terbuka menerima kritikan dari teman sejawat tentang inovasi yang saya lakukan SL SR K
D JR TP
45. Saya menasehati teman sejawat yang menolak terhadap pembaharuan dengan tidak menyinggung perasaannya
SL SR KD JR TP
46. Saya tidak memiliki keinginan untuk mencari pengetahuan baru mengenai metode kerja yang lebih efektif dan efisien
SL SR KD JR TP
47. Saya menyenangi suatu inovasi yang berbentuk tantangan terhadap peningkatan pelaksanaan proses pembelajaran
SL SR KD JR TP
48. Dalam berbagai situasi, saya tidak akan mempersiapkan rencana pembaharuan untuk keberhasilan proses belajar mengajar
SL SR KD JR TP
49. Saya senantiasa berusaha untuk mensosialisasikan pembaruan yang ada dalam bidang pendidikan SL SR K
D JR TP
50. Saya berusaha menyajikan imformasi terbaru yang berguna bagi guru-guru dan siswa SL SR K
D JR TP
51. Saya mendukung ide teman sejawat umtuk melakukan inovasi dalam bidang pendidikan SL SR K
D JR TP
52. Saya berusaha untuk menemukan metode pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam belajar
SL SR KD JR TP
C. Evaluasi 53. Saya memeriksa kesiapan dalam melakukan
pembaharuan media pembelajaran SL SR KD JR TP
54. Saya memastikan kelengkapan dalam melakukan inovasi sekolah SL SR K
D JR TP
55. Saya mengevaluasi apakah inovasi media yang digunakan dapat diadopsi untuk seluruh guru SL SR K
D JR TP
56. Sebagai seorang guru saya tidak menunggu perintah dari kepala sekolah untuk melakukan pembaharuan SL SR K
D JR TP
57. Saya yakin inovasi sangat bermamfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa SL SR K
D JR TP
58. Saya menyenangi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran SL SR K
D JR TP
D. Mencoba 59. Saya merasa senang ketika mencoba meneraokan
suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran di sekolah
SL SR KD JR TP
60. Saya berusaha mendorong teman sejawat untuk menerapkan inovasi dalam proses pembelajaran di skolah tempat tugas
SL SR KD JR TP
61. Saya berusaha mencari alternatif pemecahan masalah yang terjadi di sekolah yang lebih efektif dan efisien
SL SR KD JR TP
62. Saya tidak memerlukan perhatian dari teman untuk mencoba metode yang baru dalam kegiatan proses pembelajaran
SL SR KD JR TP
63. Pembaruan yang saya lakukan tidak perlukan disesuaikan dengan keadaan mental siswa SL SR K
D JR TP
E. Adopsi 64. Saya berusaha pro aktif melakukan pembaharuan
dotempat saya bertugas SL SR KD JR TP
65. Saya berusaha melakukan pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tempat tugas SL SR K
D JR TP
66. Saya sangat senang jika dapat menciptakan hal-hal baru dalam proses pembelajaran SL SR K
D JR TP
67. Saya berusaha untuk merevisi dan menciptakan perangkat pembelajaran yang lebih baik dari tahun lalu
SL SR KD JR TP
68. Saya tetap berpedoman kepada ketentuan-ketentuan baru dalam pendidikan,walaupun sulit untuk menerapkannya
SL SR KD JR TP
69. Saya merevisi dan menciptaakan perangkat pembelajaran yang lebih baik dari tahun lalu SL SR K
D JR TP
70. Pembaruan yang diusulkan oleh komite sekolah, saya pertimbangkan terlebih dahulu apakah sesuai dengan kondisi sekolah
SL SR KD JR TP
LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. DESKRIPSI DATA
Statistics
KecerdasanEmo
sional
SikapInovatif KepuasanKerja
Guru
N Valid 50 50 50
Missing 0 0 0
Mean 182.62 125.10 134.80
Median 185.00 129.50 135.50
Mode 188 133 136
Std. Deviation 13.775 18.652 7.396
Variance 189.751 347.888 54.694
Minimum 151 72 115
Maximum 208 155 151
Sum 9131 6255 6740
2. PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS
a. UJI NORMALITAS VARIABEL One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KecerdasanEmo
sional
SikapInovatif KepuasanKerja
Guru
N 50 50 50
Normal Parametersa,b Mean 182.62 125.10 134.80
Std. Deviation 13.775 18.652 7.396
Most Extreme Differences
Absolute .100 .138 .152
Positive .076 .062 .083
Negative -.100 -.138 -.152
Kolmogorov-Smirnov Z .706 .975 1.078
Asymp. Sig. (2-tailed) .701 .298 .195
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. UJI LINEARITAS
1) UjiLinearitas Y atas X1 ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KepuasanKerja Guru *
KecerdasanEmosional
Between
Groups
(Combined) 2283.333 29 78.736 3.970 .001
Linearity 547.490 1 547.490 27.605 .000
Deviation from
Linearity 1735.844 28 61.994 1.126 .305
Within Groups 396.667 20 19.833
Total 2680.000 49
2) UjiLinearitas Y atas X1 ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KepuasanKerja
Guru *
SikapInovatif
Between
Groups
(Combined) 1529.950 33 46.362 .645 .860
Linearity 179.450 1 179.450 2.497 .134
Deviation from
Linearity 1350.500 32 42.203 .587 .902
Within Groups 1150.050 16 71.878
Total 2680.000 49
c. UJI INDEPENDENSI ANTAR VARIABEL BEBAS
Correlations
KecerdasanEmos
ional
SikapInovatif
KecerdasanEmosional
Pearson Correlation 1 .068
Sig. (2-tailed) .637
N 50 50
SikapInovatif
Pearson Correlation .068 1
Sig. (2-tailed) .637
N 50 50
d. UJI HOMOGENITAS VARIABEL
1) VariabelKlasifikasiGolongan Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
KecerdasanEmosional .481 1 48 .491
SikapInovatif .602 1 48 .442
KepuasanKerja Guru .368 1 48 .547
2) VariabelKlasifikasiMasaKerja Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
KecerdasanEmosional 1.722 1 48 .196
SikapInovatif .265 1 48 .609
KepuasanKerja Guru 1.762 1 48 .191
3. PENGUJIAN HIPOTESIS
a. HipotesisPertama
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .452a .204 .188 6.665
a. Predictors: (Constant), KecerdasanEmosional
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 547.490 1 547.490 12.323 .001b
Residual 2132.510 48 44.427
Total 2680.000 49
a. Dependent Variable: KepuasanKerja Guru
b. Predictors: (Constant), KecerdasanEmosional
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 90.485 12.659 7.148 .000
KecerdasanEmosional .243 .069 .452 3.510 .001
a. Dependent Variable: KepuasanKerja Guru
b. HipotesisKedua
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .259a .067 .048 7.218
a. Predictors: (Constant), SikapInovatif
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 179.450 1 179.450 6.445 .030b
Residual 2500.550 48 52.095
Total 2680.000 49
a. Dependent Variable: KepuasanKerja Guru
b. Predictors: (Constant), SikapInovatif
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 121.965 6.991 17.447 .000
SikapInovatif .103 .055 .259 1.856 .040
a. Dependent Variable: KepuasanKerja Guru
c. HipotesisKetiga
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .506a .256 .225 6.511
a. Predictors: (Constant), SikapInovatif, KecerdasanEmosional
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 687.286 2 343.643 8.105 .001b
Residual 1992.714 47 42.398
Total 2680.000 49
a. Dependent Variable: KepuasanKerja Guru
b. Predictors: (Constant), SikapInovatif, KecerdasanEmosional
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 80.665 13.497 5.976 .000
KecerdasanEmosional .234 .068 .436 3.461 .001
SikapInovatif .091 .050 .229 1.816 .046
a. Dependent Variable: KepuasanKerja Guru
d. UjiKorelasiParsial
1) KorelasiVariabel X1terhadap Y, jikaVariabel X2Dikontrol
Correlations
Control Variables KecerdasanEmosional KepuasanKerja
Guru
SikapInovatif
KecerdasanEmosional
Correlation 1.000 .451
Significance (2-
tailed) . .001
df 0 47
KepuasanKerja Guru
Correlation .451 1.000
Significance (2-
tailed) .001 .
df 47 0
1) KorelasiVariabel X2terhadap Y, jikaVariabel X1Dikontrol
Correlations
Control Variables KepuasanKerja
Guru
SikapInovatif
KecerdasanEmosional
KepuasanKerja
Guru
Correlation 1.000 .256
Significance (2-
tailed) . .036
df 0 47
SikapInovatif
Correlation .256 1.000
Significance (2-
tailed) .036 .
df 47 0
MATRIKS REKOMENDASI DARI KONTRIBUTOR DAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR PROPOSAL TESIS
Nama Mahasiswa : Haruddin NIM : 1110789 Program Studi : Administrasi Pendidikan Judul Tesis : Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Sikap Inovatif Terhadap Kepuasaan Kerja Guru SMA Negeri
Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.
No Kontributor Rekomendasi Perbaikan Ketercapaian T.Tangan
1 Prof. Dr. Mukhaiyar, M.Pd
Abstrak harus ada latar belakang, tujuan penelitian, metodologi, hasil penelitian dan kesimpulan.
Abstrak diperbaiki, mulai dari latar belakang, tujuan penelitian, metodologi, hasil penelitian dan kesimpulan,
Kajian teori dipertajam Kajian teori dipertajam Satu teori dengan teori lainnya dikaitkan dan diambil satu kesimpulan
Diperbaiki Satu teori dengan teori lainnya dikaitkan dan diambil satu kesimpulan
Kutipan dilengkapai dengan halaman dimana dikutip
Diperbaiki Kutipan dilengkapai dengan halaman dimana dikutip
2 Prof. Dr. H. Rusdinal,
M.Pd Tambah teori antar variabel Pembahasan harus didukung oleh teori
Diperbaiki Pembahasan didukung oleh teori
Implikasi di pertajam Implikasi telah pertajam Saran berdasarkan temuan Diperbaiki saran berdasarkan
temuan
3 Dr. H. Yahya, M.Pd 4 Prof. Dr. Kasman
Rukun, M.Pd Konsistensi rumusan masalah, hasil penelitian dan kesimpulan.
5 Prof. Dr. H Sufyarma
Marsidin Pada bab IV Capaian dari setiap indicator terendah dijelaskan dan jelaskan upaya yang dapat menigkatkannya.