28
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya atas terselesainya makalah ini, selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi.Muhammad Swa. Yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman dengan penuh kemajuan seperti yang kita rasakan saat ini Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar mengajar, guna menambah wawasan bagi teman- teman semua sehingga kita semua mampu untuk berfikir agar menjadi lebih maju. Terima kasih kepada Bapak guru yang telah membibing kami, terima kasih pula kepada rekan-rekan yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari ke sempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang dapat membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Bengkulu, Mei 2012 Husni Hasanuddin

korupsidocx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

as

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya atas terselesainya makalah ini, selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi.Muhammad Swa. Yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman dengan penuh kemajuan seperti yang kita rasakan saat iniMakalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar mengajar, guna menambah wawasan bagi teman-teman semua sehingga kita semua mampu untuk berfikir agar menjadi lebih maju.Terima kasih kepada Bapak guru yang telah membibing kami, terima kasih pula kepada rekan-rekan yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Akhir kata, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari ke sempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang dapat membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.Bengkulu, Mei 2012

Husni Hasanuddin

DAFTAR ISIKATA PENGENTAR

iDAFTAR ISI

ii LATAR BELAKANG

1-2 RUMUSAN MASALAH

2 TUJUAN

3KAJIAN PUSTAKA

3-8 PENGERTIAN KORUPSI

3-4 JENIS-JENIS KORUPSI

4-6 CIRI-CIRI KORUPSI

6-7 DAYA RUSAK KORUPSI

7-8 CONTOH KASUS KORUPSI

8PEMBAHASAN

8 KENDALA DALAM KASUS KORUPSI

8-9 UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN

9-10 DAMPAK KORUPSI

10 PIDANA KORUPSI

11 SEBAB KORUPSI

11-14 CARA MEMBERANTAS KORUPSI 15-16 PENUTUP

17 KESIMPILAN

17 SARAN

17DAFTAR PUSTAKA

18

BAB I1. Latar belakang Sering kita dengar kata yang satu ini, yaitu KORUPSI korupsi ada di sekeliling kita, mungkin terkadang kita tidak menyadari itu. Korupsi bisa terjadi dirumah, sekolah, masyarakat, maupun distansi tertinggi dalam pemerintahan. Mereka yang melakukan korupsi menganggap remeh hal yang dilakukan itu. Hal ini sangat mengkhawatirkan, sebab bagaimana pun, apabila suatu organisasi dibangun dari korupsi, maka korupsi akan merusaknya.Korupsi sering diartikan dengan perilaku menyimpang dari kesucian yang dilakukan seseorang/organisasi yang tindakanya tidak bermoral, kebejatan, kebusukan, kerusakan, ketidak jujuran, ataupun kecurangan. Dari pandangan hukum korupsi mempunyai arti: melawan hukum, menyalahgunakan kekuasaan, memperkaya diri, merugikan keuangan negara.menurut peresrektif hukum, pengertian korupsi secara gambling dijelaskan dalam UU No 31 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana. Dilihat dari bentuk-bentuk penyimpangan sosial korupsi pen masuk dalam penyimpangan skunder (gaya hidupnya didominasi oleh prilaku menyimpang dan masyarakat tidak bisa memaafkanya). Ciri-ciri dari penyimpangan skunder adalah: gaya hidupnya didominasi oleh perbuatan menyimpang, masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.Persoalan korupsi di indonesia terbilang ironis bahkan telah membudaya. Pengalaman pemberantasan korupsi di indonesia menunjukan kegagalan demi kegagalan lebih sering terjadi terutama pengendalian koruptor kelas kakap dibanding koruptor keas teri. Beragam lembaga, produk hukum, reformasi birokrasi, dan sinkronisasi telah dilakukan, akan tetapi hal itu belim juga dapat menggeser kasta pemberantasan korupsi, seandainya saj kita sadar, pemberantasan korupsi meski sudah pada tahun keenam perayaan hari anti korupsi ternyata jalan di tempat dan berkuat pada tingkat kuantitas. Keberadaan lembaga-lembaga yang mengurus korupsi belum memiliki dampak yang menakutkan bagi para koruptor, bahkan hal tersebut disempurnakan dengan pemihakan-pemihakan yang tidak jelas. Hukuman yang setengah-setengah sudah tidak mempan lagi. Mulainya dari mana juga merupakan masalah besar karena boleh dikatakan semuanya terjangkit penyakit birokrasi.Kemajuan suatau negara sangat dituntukan oleh kemampuan dan keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses prubahan yang direncanakan mencangkup semua aspek kehidupan di masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh 2 faktor yaitu: sumberdaya manusia yakni (orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yang paling mendominasi adalah faktor manusia, indonesia merupakan salah satu negara yang miskin, mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Kualtas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau itelegtualnya saja, tetapi juga menyangkut moral dan kepribadianya. Rapuhnya moral dan tingkat kejujuran dari antar aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di indonesia sudah menjadi penyakit sosial yang sangat berbahaya dan mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian material keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi, adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara kokletif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi bidang, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di semua daerah di seluruh indonesia hal ini merupakan cerminan moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalanya adalah korupsi diberantas, ? tidak ada jawaban lain jika kita ingin maju, adalah korupsi yang harus di berantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendah maka jangan berharap negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya di banding negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak yang negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.2. Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut Kendala/hambatan apa saja yang dihadapi dalam pemberantasan korupsi ? Upaya-upaya apa saja yang dihadapi dalam pemberantasan korupsi ? Dampak apa saja yang timbul akibat seorang melakukan korupsi ? Pidana apa yang pantas dijatuhkan kepada para koruptor ? Apa sebab-sebab korupsi ? Bagaimana cara memberantas korupsi ?3. TujuanMaksud dan tujuan pembuatan makalah antara lain Sebagai bahan kajian para siswa mengenai definisi korupsi, jenis-jenis korupsi,dampak negatif korupsi, contoh korupsi, akibat korupsi, daya rusak korupsi, sebab-sebab korupsi, serta penjatuhan pidana. Sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi korupsi yang sedang dikaji Untuk mempelajari supaya tidak ada lagi korupsi di negara ini bersi seutuhnya, agar kehidpan kita sejahtera Sebagai metode pengumpilan data tentang korupsiBAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1 KorupsiA. Pengertian korupsiKorupsi berasal dari kata latin corrumpere atau corruptus yang diambil dari kata hafila adalah penyimpangan dari kesucian (profanity), tindakan korupsi di katakan perbuatan tak bermoral, kebejatan, kebusukan, kerusakan, ketidak jujuran, atau kecurangan. Dengan demikan korupsi memiliki konotasi adanya tindakan-tindakan hina, fitnah atau hal-hal buruk lainnya. Bahasa eropa barat kemudian mengadopsi kata ini dengan sedikit modifikasi; inggris: corrupt, coruption; Prancis:corruption; Belanda korrupte. Dan akhirnya dari bahasa belanda terdapat penyesuaian ke bahasa indonesia menjadi:korupsi. Istilah penyogokan (graft) merujuk kepada pemberian hadiah atau upeti untuk maksud mempengaruhi keputusan orang lain. Pemerasan (ektortion) yang diartikan sebaagai permintaan setengah memaksa atas hadiah-hadiah tersebut dalam pelaksanaan tugas-tugas negara. Kecuali itu ada istilah penggelapan (fraud) untuk menunjuk kepada tindakan pejabat yang menggunakan dana publik yang mereka urus untuk kepentingan diri sendirisehingga harga yang harus dibayar oleh masyarakat menjadi lebih mahal. Dengan demikain, korupsi merupakan tindakan yang merugikan negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan ditinjau dari berbagai aspek normatif, korupsi merupakan suatu penyimpangan atau pelanggaran. Dimana norma sosial, norma hukum, norma etika pada umumnya secara tegas menganggap korupsi sebagai tindakan yang buruk.1. dari segi hukum korupsi mempunyai arti melawan hukum menyalahgunakan kekuasaan memperkaya diri merugikan keuangan negaramenurut presfekif hukum, pengertian korupsi secara gamblang dijelaskan dalam UU No 31 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana2. pengertian korupsi secara hukummerupakan tindak pidana sebagaimana maksud dalam ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Pengertian korupsi lebih di tekankan pada perbuatan yang menyimpang dan merugikan publik atau masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau golongan korupsi kolusi dan nepotismekolusi ialah perbuatan yang tidak jujur . misalnya pemberian pelicin agar kerja mereka lancar, namun memberikannya secara sembunyi-sembunyinepotisme ialah pendahuluan orang dalam atau keluarga dalam menempati suatu jabatan dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencangkup unsur-unsur sebagai berikut;- perbuatan melawan hukum- enyalahgunaan wewenang- merugikan keuangan negara atau perekonomian negaraB. Jenis-jenis korupsimenurut UU No 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Ada beberapa jenis tindakan yang dikategorikan sebagai tindak korupsi1. kerugian keuntungan negara2. suap-menyuap (sogok atau pencicilan)3. penggelapan dalam jabatan4. pemerasan5. perbuatan curang6. bantuan kepentingan dalam pengadaan7. gratifikasi (pemberian hadiah)selanjutnya alatas dkk (kumorotomo 1992; 192-193) mengemukakan ada 7 jenis korupsi1. korupsi transaktifjenis korupsi ini disebabkan oleh adanya kesepakatan timbal-balik antara pihak pemberi dan pihak penerima demi keuntungan kedua belah pihak dan secara aktif mereka mengusahakan keuntungan tersebut2. korupsi yang memeraspemerasan adalah korupsi dimana pihak pemberi dipaksa menyerahkan uang suap untuk mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingan atau sesuatu yang mengancamnya3. korupsi defensifOrang bertindak menyeleweng karena jika tidak dilakukannya, urusan akan terhambat atau terhenti(prilaku korban korupsi dengan pemerasan jadi korupsinya dalam rangkamempertahankan diri)korupsi investif4. korupsi investifpemberian barang atau jasa tanpa memperoleh keuntungan tertentu, selain keuntungan yang masih di angan-angan atau yang dibayangkan akan diperleh dimasa mendatang5. korupsi perkerabatan atau nepotismejenis korupsi ini meliputi penunjukan secara tidak sah kepada sanak keluarga atau teman dekat untuk mendapatkan jabatan dalam pemerintahan, imbalan yang bertentangan dengan norma dan peraturan itu mungkin dapat berupa uang, fasilitas khusus dan sebagainya6. korupsi otogenikbentuk korupsi yang tidak melibatkan orang lain,dan pelakunya hanya satu orang saja7. korupsi dukungankorupsi yang dilakukan untuk melindungi atau memperkuat korupsi yang sudah ada maupun yang akan dilaksanakan.C. Ciri-ciri korupsi melibatkan lebih dari satu oran. Setiap perbuatan korupsi tidak mungkin dilakukan sendiri, past melibatkan lebih dari satu orang. Bahkan, pada perkembangannya sering kali dilakukan secara bersama-sama menyulitkan pengusutan serba kerahasiaan. Meski dilakukan secara bersama-sama, korupsi dilakukan dalam kordinator kerahasian yang sangat ketat. Masing-masing pihak yang terlibat akan berusaha semaksimal mungkin menutupi apa yang telah dilakukannya melibatka elemen perizinan dan keuntungan timbal balik. Yang dimaksud elemen perizinan adalah bidang strategis yang dikuasai oleh negara menyangkut pengembangan usaha tertentu. Misalnya izin mendirikan bangunan, izin perusahaan, dll selalu berusaha menyembunyikan perbuatan/maksud tertentu dibalik kebenaran koruptor menginginkan keputusan-keputusan yang tegas memiliki pengaruh. Senantiasa berusaha mempengaruhi pengambilan kebijakan agar berpihak padanya. Mengutamakan kepentingannya dan melindungi segala apa yang diinginkannya tindakan korupsi mengundang penipuan yang dilakukan oleh badan hukum publik dan masyarakat umum. Badan hukum yang dimaksud suatu lembaga yang bergerak dalam pelayanan publik atau penyediaan barang dan jasa kepentingan publik setiap tindakan korupsi adalah penghianatan kepercayaan. Ketika seorang berjuan meraih kedudukan tertentu, dia pasti berjanji akan melakukan hal yang terbak untuk kepentingan semua pihak. Tetapi setelah mendapatkan kepercayaan kedudukan tidak pernah melakukan apa yang dijanjikannya Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif dari koruptor sendiri.sikap dermawan dari koruptor yang sering kali ditampilkan di hadapan publik adalah bentuk fungsi ganda yang kontradiktif. Di satu pihak sang koruptor menunjukan sikap menyembunyikan tujuan untuk menyeret semua pihak untuk ikut bertanggung jawab, di pihak lain ia menggunakan perilaku tadi untuk meningkatkan posisi tawarannyaD. Daya rusak korupsisecara umum korupsi menyebabkan mutu pelayanan publik berkurang dan menjadi sangat bervariasi sesuai dengan uang suap yang diberikan. Pengurus SIM dan KTP yang telah ditentukan prosedur, tarif dan jangka waktunya bisa diakali dengan memberi ongkos tambahan petugas. Bahkan, sudah menjadi rahasia umum jika dalam pengurusan kedua urusan tersabut dan juga jasa pelayanan publik lainnya, menjadi tempat para mafia dan calomencari nafkah. Mereka bekerja sama dengan orang dalam yang turut andil mengabaikan prosedur baku yang telah ditentukan. Tentu saja hal ini merugikan, misalnya, untuk sebagian orang yang lebih dulu mendaftar tetapi tidak mempinyai uang lebih untuk menyogok petugas. Mereka yang berkantong tipis biasanya kurang dipedulikan oleh petugas.Dalm lingkungan yang koruktif, ekonomi dan bisnis dijalankan tidak berdasarkan biaya yang nyata. Banyak sekali unsur biaya yang sulit dipertanggung jawabkan yang di sebut biaya slumana. Akibatnya percuma saja di gembar-gembor murahnya tenaga kerja Indonesia sementara faktor biaya ini tidak bisa di kendalikan. Pada gilirannya, ekonomi biaya tinggi ini membuat produk indonesia tidak kompotitif baik di pasar domestik maupun internasional. Korupsi juga akan membawa efek lanjutan berupa menurunnya investasi dan pertumbuhan ekonomi karena kebijakan yang tidak selayaknya telah menguntungkan sekelompok orang dan menafikkan orang banyak. Tidak saja di bidang ekonomi, korupsi juga memiliki daya rusak dahsyat terhadap kepemimpinan lokal. Sleksi dan penentuan jabatan politik yang sarat dengan politik uang akan mengabaikan kriteria integritas dan kompetisi, dan pada ujungnya akan mengarah pada praktek korupsi baru di pemerintahan lokal.Selain itu dampak yang tidak kalah dahsyat, adalah hancurnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga yudikatif. Lembaga yudikatif sebagai benteng terakhir kemudian telah dirasuki mafia; dimulai dari posisi yang menyelidik laporan atau pengakuan perkara, lalu jasa yang menyelidiki, sampai para hakim yang memeriksa dan menentukan vonis. Dilain pihak, para pengacara yang kerap bersuara vokal membela hak-hak klient nya pun untuk memenangkan perkara. Semua ini terjadi karena prektek korupsi, telah pila menambah pada lembaga yeng mestinya bermoral, bermartabat terhormat tersebut.E. Contoh kasus korupsi dalam kehidupan sehari-hari nyogok agar lulus pegawai negri sipil (PNS)hal yang demikian ini merupakn contoh korupsi yang sering terjadi setiap tahunnya. Mereka lebih baik menjual sawah, ladang, kebun, ataupun rumah hanya untuk menyogok agar dirinya bisa lulus menjadi PNS. Hanya orang-orang yang masih berpaham primitiflah yang mau melakukan hal semacam itu. Sangat merugikan sekali bagi orang lain dan dirinya sendiri, mereka tidak sadar bahwa gajinya iiti adalah dariuangnya sendiri

Demikianlah korupsi sebagai fenomena sosial, ekonomis dan politis ternyata memiliki penamaan yang beraneka raga. Namun meski berubah-ubah, dasar pijakannya adalah korupsi jenis transaktif dan pemerasan dengan penyalahgunaan kekuasaanBAB IIIPEMBAHASAN3.1 Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemberantasan korupsi

Korupsi dapat terjadi di negara meju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Adapun hasil analisisis penulis dari beberapa teori dan kejadian di lapangan, ternyata hambatan/kendala-kendala yang dihadapi bangsa indonesia dalam meredam korupsi antara lain penegakan hukum yang tidak konsisten dan cendrung setengah-setengah struktur birokrasi yang berorientasi ke aras, termasuk perbaikan birokrasi yang cendrung terjebak perbaikan renumentasi tanpa membenahi struktur dan kultur. Kurang optimalnya fungsi komponen-komponen pengawas/pengontrol sehingga tidak ada check and balance Banyaknya celah/lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan korupsi pada sistem politik dan sistem administrasi negara indonesia Sulit dalam menempatkan atau merumuskan masalah/perkara sehingga dari contoh-contoh kasusyang terjadi pelaku korupsi begitu gampang mengelak dari tuduhan yang dijatuhkan jaksa Taktik-taktik koruptor untuk mengelabuhi aparat pemeriksa, masyarakat dan negara yang semakin canggih Kurang kokohnya landasan moral untuk mengendalikan diri dalam menjalankan amanah/jabatan yang diemban3.2 Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam pemberantasan korupsiDengan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebab korupsi dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemberantasannya, dapatlah dikemukakan beberapa upaya yang dapat menangkalnya, yakni; menegakkan hukum secara adil dan konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan norma-norma lainya yang berlaku menciptakan kondisi birokrasi yang ramping struktur dan kaya fungsi. Penambahan pegawai sesuai dengan kualifikasi tingkat kebutuhan baik segi kualitas maupun kuantitas optimalisasi fungs pengawasan/kontrol, sehingga komponen-komponen tersebut betul-betul melaksanakan pengawasan secara progrematis dan sistematis mendayagunakan segenap suprakstruktur politik maupun infrastruktur politik dan pada saat yang sama membenahi birokrasi sehingga lubang-libang yang dapat dimasuki tindakan korup dapat di tutup adanya penjabaran rumusan perundang-undangan yang jelas, sehingga tidak menyebabkan kekaburan atau perbedaan presepsi diantara para penegak hukum dalam mengenai kasus korupsi semua elemen (apratur negara, masyarakat akademisi, wartawan) harus memiliki idealisme, keberanian untuk mengungkap penyimpangan-penyimpangan secara objektif, jujur, kritis terhadap tatanan yang ada disertai dengan keyakinan penuh terhadap prinsip-prinsip keadilan melakukan pembinaan mental dan moral manusia melalui khotbah-khotbah, ceramah atau penyuluhan dibidang agama,etika dan hukum. Karena bagaimana pun juga baiknya satu sistem, jika memang individu-individu didalamnya tidak dijiwai dengan nilai-nilai akan dapat diskejujuran dan harkat kemanusian, niscahya sistem tersebut akan dapat disalahgunakan, dislewengkan dan di korup3.3 Dampak dari seseorang melakukan korupsikorupsi menenjukan tantangan serius terhadap pembangunan didalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tat pemerintahan yang baik (good govermance)

akibat dari korupsi berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintahan berkurangnya wibawa pemerintahan dalam masyarakat menurunnya pendapatan negara hukum tidak lagi dihormati3.4 Pidana yang dijatuhkan kepada para koruptorhukuman terhadap orang yang melakukan tindak pidana korupsia. pidana matidapat dipidana mati kepada orang yang melawan hukum atau merugikan negara (perekonomian negara)b. pidana penjaraseumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun paling lama 20 tahunc. pidana tambahanperampasan barang bergerak atau tidak bergerak yang diperoleh dari tindak pdana korupsi3.5 Sebab-sebab korupsidi lingkungan masyarakat asia, selain mereknya kegiatan pemerintah yyang dikelolah oleh birokrasi, terdapat pula ciri spesifik dalam birokrasi itu sendiri yang menjadi penyebab meluasnya korupsi. Kebanyakan model birokrasi yang terdapat di negara-negara asia termasuk indonesia adalah birokrasi patrimonial. Adapun kelemahan yang melekat pada birokrasi seperti in antara lain tidak mengenal perbedaan anatar lingkup pribadi dan lingkup resmi. Hal ini menyebabkan timbulnya ketidak mampuan membedakan antara kewajiban perorangan dan kewajiban masyarakat atau perbedaan antara sumber milik pribadi dan sumber milik pemerintahselain itu, yang patut diperhatikan ialah korupsi yang bermula dari adanya konflik loyalitas diantara para pejabat publik. Pandangan-pandangan feodal yang masih mewarnai pola prilaku para birokrat di indonesia mengakibatkan efek konflikl loyalitas. Para birokrat kurang mampu mengidentifikasi kedudukannya sendiri sehingga sulit membedakan antara loyalitas terhadap keluaraga, golongan, partai atau pemerintah.Akibat yang paling nyata dari merajalelanya korupsi ditingkat teknis operasional adalah perkembangannya suasana yang penuh tipu muslihat dalam setiap urusan administrasi seandainya saja kita meneliti secara cermat, banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh korupsi, seperti: munculnya pola-pola kejahatan teroganisasi rendahnya tingkat pelayanan karena playanan harus ditumbus oleh uang sogok atau pengaruh personal, berbagai sektor pembangunan menjadi lumpuh karena alat kontrol untuk mengawasi tindak berjalan seperti yang diharapkan. Kelesuhan juga meliputi dunia swasta karena mereka tidak melihat pembagian sumberdaya masyarakat secara adil. Hal sejalan dengan pendapat Myrdal (1977: 166-170), bahwa:1. korupsi memantapkan dan memperbesar masalah-masalah yang menyangkut kurangnya hasrat untuk terjun dibidang usaha dan kurang tumbuhnya pasaran nasional2. permaslahan masyarakat majemuk semakin dipertajam oleh korupsi dan bersamaan dengan itu kesatuan negara juga melemah. Juga karena menurunnya martabat pemerintah, tendesi-tendesi itu turut membahayakan stabilitas politik.3. karena adanya kesenjangan diantara para pejabat untuk memancing suap dengan menyalahgunakan kekuasaannya, maka disiplin sosial menjadi kendur, dan efesiensi merosot.Disaat transaksi ekonomi dan perputaran uang didominasi oleh negara, masyarakat dengan mudah menuding pelaku birokrasi sebagai penyebab utama korupsi tetapi hampir semua unsur masyarakat memberi kontribusi terhadap maraknya praktek korupsi: bisa jadi pejabat petinggi, pimpinan paratai pelitik, eksekutif prusahaan swasta, anggota legislatif, pejabat BUMN, hingga anggota masyarakat luas, termasuk para aktifis LSM. Dengan demikian aktor atau pelaku korupsi meluas rak hanya dikalang pejabat pemerintah saja, tetapi telah menjalar pula ke lapisan masyarakat luasDisamping aktornya yang meluas, sebab terjadinya korupsi yang didasarkan pada pandangan bahwa korupsi makan marak karena gaji pegawai negri yang kecil, sudah tidak valid lagi.dalam banayak hal, korupsi sudah menjadi simbol kerusakan bukan cara untuk mempertahanka hidup semata. Hal ini terlihal dari indikasibahwa korupsi tidak hanya dilakukan olah perorangan yang miskin atau hidup kekurangan tetapi pula melibatka banyak orang yang berpengaruh dalam sistem sosial, ekonomi dan politik. Dari bentiknya yang paling sederhana hingga yang paling canggih, sehingga korupsi di mata Abadansky (salah seorang ilmuan sosial) tak ubahnya sebagai kejahatan yang terorganismeKorupsi muncul karena berbagi sebab yang paling menunjang, sehingga ia dapat tumbuh amat cepat dan subur ditengah masyarakat. Menurut catatan Sudirmai Said terdapat 4 aspek pokok yang menyebabkan terjadinya praktek korupsi yaitu:Pertama, menyangkut aspek individu pelaku korupsi; kecendrungan menunjukan bahwa makin besar jumlah uang yang d korup, makin banyak yang terlibat. Kemiskinan tidak lagi dapat selalu dikaitkan sebagai penyebab korupsi, kasus-kassu korupsi besar yang mencuat sangat sedikit melibatkan orang-orang yang di kategorikan miskin atau kurang, pelaku korupsi mungkin adalah orang-orang yang penghasilannya cukup tinggi, bahkan berlebihan dibanding kebutuhan nidupnya. Selain itu, kesempatan untuk melakukan korupsi mungkin sudah pula kecilkarena sistem pengendalian manajemen yang sudah sangat bagus. Dalam kasus ini faktor yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi ialahketiadaan moral dalam dirisi pelaku. Si pelaku juga memiliki sifat tamak, rakus, hednois dan tidak taat agamaKedua, aspek organisasi termasuk dalam sistem perorganisasian lingkungan masyarakat sebagai suatu organisasi sosialkorupsi bisa terjadi karena didalam organisasi tersebut biasanya menberi peluang terjadinya korupsi. Peluang tersebut dapat muncul karena disebabkan olehadanya keteladanan dari pemimpin (pemimpinnya korup) budaya organisasi yang tidak benar, tidak memiliki sistem akuntanilitasyang memadai, lemahnya sitem pengendalianmanajemen dan manajeman yang bisa menutup-nutupi kasus korupsi di dalam organisiKetiga, aspek masyarakat tempat individu dan organisasi berada; dimana nilai-nilai dimasyarakat telah melonggar dan memberi toleransi untuk terjadinya korupsi. Masyarakat yang menyadari bahwa yang paling dirugikan dalamsetiap pratek koupsi misalnya dalam pengurusan KTP dan SIM, sertifikat tanah, dan berbagai urusan lain. Masyarakat dengan sadar membayar uang lebih(yang biasa disubut tpis, uang jasa, pelicin dan sebagainya) karena tidak mau repot mengurus. Dalam kasus pelanggaran lalu lintas misalnya, masyarakat lebih memilih memberi uan damai kepada petugas kepolisian ketimbang menghadapi sidangpengadilan.dalam conyoh-contoh kasus ini masyarakat terjebak padapragmatisme yang cendrung mengabaikan nilai-nilai normatif; dan lebih suka memilih jalan pintas agar urusannya tidak bertele-tele. Masyarakat belum sepenuhnya sadar, bahwa korupsi sebenarnya akan berkurang jika mereka menolak setiap praktek yang menunjang korupsi dalam sebutan tersebutKeempat, aspek legal, yakni peraturan perundang-udangan yang berlaku. Pda masa orde baru, banyak sekali peraturan perundang-undangan yang dibuat hanya untuk menguntung-untungkan krabat atau koloni presidenSoeharto menurut analisis Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) dalam kurun waktu 1993-1998 saja, terdapat 79 keputusan presiden (kepres) yang menyimpang, baik dri segi substansi maupun asas kepatutannya. Keppres yang menyimpang itu antara lain: pengalihan dana reboisasipada kroni soeharto yang digunakan di luar upaya reboisasi. Monopoli dana perintisan mobil nasional kepada anak-anak soeharto, dan penyalahgunan dana yang berasal dari yauasan keluarga soeharto. Kita juga menyeksikan drama brua praktik korupsi yang bersumber dari peraturan ilegal, sebagaimana terjadinya korupsi masal oleh pemimpin dan anggota DPRD provinsi sumatera, tak menutup kemungkinan juga terjadi di berbagai daerah lain terkait dengan proses disentralisasi (otonomi daerah) yang telah mengemuka belakangan ini.dalam kasus korupsi ilegal biasanya pembuatan perundang-undangan tidak melibatkan unsur masyarakat, masyarakat diposisikan sebagai objek hukum, sementara substansi hukum itu sendiri dinilai pandang bulu dan menjadi penyebab utama merajalelanya praktek korupsiDengan demikian akibat-akibat korupsi itu tidak hanya bisa ditelaah secara teoritis tetapi memang banayak dialami oleh masyarakat yang melemah oleh korupsi. Dan korupsi itu sendiri bisa menghancurkan keberanian orang untuk berpegang teguh pada nilai-nilai moral yang tinggi. Bahkan kerusakan oleh korupsi yang sudah menkelma menjadi kerusakan pikiran, perasaan, mental, dan akhlak dapat membuahkan kebijakan-kebijakan yang sangat tidak masuk akal. Sehingga terjadilah ketidak adilan kesenjangan yang sangat besar3.6 Cara memberantas korupsi strategi preventif. Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahan pada hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping itu perlu dibuat upaya yang dapat meminimalkan peliang untuk melakukan korupsi dan upaya ini melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya agar berhasil dan mampu mencegah adanya korupsi strategi deduktif. Dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar apabila suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebut akan dapat diketahui dalam waktu sesingkat-singkatnya dan seakurat-akuratnya, sehingga dapat ditindak lanjuti dengan tepat. Dengan dasar pemikiran ini, banyak sistem yang harus di benahi, sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang cukup tepat memberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini sangat membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu yang baik itu ilmu hukum, ilmu ekonomi, maupun ilmu politik dan sosial strategi reprensif. Strategi ini harus di buat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk memberikan sanksi hukuman yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar pemikiran yakni proses penanganan korupsi sejak dari tahap penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sampai dengan peradilan perlu dikaji.untuk dapat di sempurnakan di segala aspeknya, sehingga proses penangannan tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Namun implementasinya harus dilakukan secara terintegrasi. Bagi pemerintah banya pilihan yang dapat di lakukan sesuai denga strategi yeng hendak dilaksanakan. Bahkan dari masyarakat dan para pemerhati banyak memberikan sumbangan pemikiran dan opini strategi pemberantasan korupsi secara preventif maupun secara refresif antara lain :1. Konsepcarrot and stick yaitu: sederhana keberhasilan yang sudah terbukti di negara RRC dan Singapura2. Gerakan masyarakat anti korupsiyaitu pemberantasan korupsi di indonesia saat ini pelu adanya tekanan kuat dari masyarakat luas denga mengefektifkan gerakan rakyat anti korupsi, LSM, ICW,Ulama, NU Muhammadiyah ataupun ormas yang lain perlu bekerja sama dalam memberantas korupsi serta kemungkinan terbentuknya koalisi dari partai politik untuk melawan korupsi.3. Gerakan pembersihanyaitu menciptakan semua aparat hukum yang bersi, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab serta memiliki komitmen yang tinggi dan berani melakukan pemberantasan korupsi tanpa memandang status sosial untuk menegakkan hukum dan keadilan4. Gerakan moralyang secara terus menerus melakukan sosialisasi bahwa korupsi adalah kejahatan besar bagi kemanusiaan yang melanggar harkat dan martabat kemanusiaan. Melalui gerakan moral diharapkan tercipta lingkungan sosia di masyarakat yang sangat menolak, menentang, dan meghukum perbuatan korupsi dan akan menerima, mendukung, dan menghargai prilaku anti korupsi5. Gerakan pengefektifsn birokrasiyaitu dengan menyusutkan jumlah pegawai dalam pemerintahan agar didapt hasil yang optimal dengan jalan menempatkan orang yang sesuai dengan kemampuan dan keahliannyaBAB IVPENUTUP kesimpulanuraian mengenai fenomena korupsi dan berbagai dampak yang ditimbulkan telah menegaskan bahwa korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh operatur birokrasi orang-orang yang berkomponen birokrasi. Korupsi dapat bersumber dari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem administrasi negara dengan birokrasi sebagai prangkat pokoknya. Keburukan hukum merupakan penyebab lain eluasnya korupsi. Seperti halnya detik-detik hukum yang lain, detik hukum yang menyangkut korupsi di indonesia masih begitu rentan terhadap upaya pejabat-pejabat tersebut untuk membelokkan hukummenurut kepentingannya. Dalam realita dilapangan, banyak kasus untuk menangani tindak pidana korupsi yang sudah diperkarakan bahkan terdakwasun sudah divonis oleh hakim, tatapi selalu bebas dari hukum, itulah sebabnya hukum yang diterapkan tidak drastis, upaya pemberantasan korupsi dapat di pastikan gagal. Meski demikian, pemberantasan korupsi jangan menjadi jalan tak ada ujung; melaikan jalan itu harus lebih dekat ke ujung tujuan; upaya-upaya untuk mengatasi persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau sitem sosial, dari segi yuridis maupun segi etika atau ahklak manusia saran

sikap untuk menghindari korupsiseharusnya ditanam sejak dini. Dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecilDAFTAR PUSTAKAMuzadi,H. 2004. MENUJU INDONESIA BARU, strategi pemberantasan tindak pidana korupsi. Malang: Bayumedia PublishingLamintang,PAF, dan Samosir, Djisman. 1985. Hukum pidana indinesia. Bandung: Sinar BaruShaleh Watjtinik. 1978. tindak pidana korupsi di Indinesia. Jakarta: Ghaliaindonesia