Upload
fauziah-prabarini
View
235
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kritik deskriptif dengan objek Masjid Al Irsyad Bandung
Citation preview
KRITIK DESKRIPTIF
Objek : MASJID AL IRSYAD, BANDUNG
Masjid Al Irsyad merupakan sebuah masjid yang berlokasi di Jalan Parahyangan km. 2.7
Kota Parahyangan, Bandung, Jawa Barat. Lokasi masjid yang berada diatas tanah yang lebih
tinggi dari area sekitar, menjadikannya mudah terlihat dari kejauhan. Masjid Al Irsyad terletak
di sebelah Al Irsyad Satya Islamic School yang berafilisasi dengan Al Irsyad Singapura.
Gambar 1. Masjid Al Irsyad Bandung
Masjid ini diarsiteki oleh Ridwan Kamil, dan dibangun oleh pengembang di kawasan Kota
Baru Parahyangan, PT Belaputra Intiland. Pembangunan dimulai sejak tanggal 7 September
2009 dan diresmikan pada 27 Agustus 2010, dengan luas bangunan 1696 m2 dan selasar seluas
807 m2.
Masjid ini memiliki nuansa yang berbeda dari masjid pada umumnya, yaitu terlihat dari
bentuk masjid yang biasanya identik dengan ‘kubah’.
Masjid Al Irsyad ini telah mendapatkan dua penghargaan yaitu: penghargaan dari
National Frame Building Association sebagai salah satu Building of The Year 2010 dalam
kategori arsitektur religius, dan penghargaan sebagai FuturArc Green Leadership Award 2011
oleh Building Contruction Information (BCI) karena konsep bangunannya yang ramah
lingkungan.
Gambar 2. Persperktif
Secara keseluruhan, masjid ini hanya memiliki tiga warna, yaitu putih, hitam, dan abu-
abu. Susunan tiga warna tersebut membuat tampilan bangunan menjadi lebih modern, simpel
namun tetap elegan.
Gambar 3. Salah satu sisi dinding masjid
Dilihat dari kejauhan, akan menghadirkan lafaz Arab yang terbaca sebagai dua kalimat
tauhid, Laailaha Ilallah Muhammad Rasulullah, yang artinya Tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah. Kekuatan desain Masjid Al-Irsyad tampak pada embedding
teks kaligrafi Arab dengan jenis tulisan khat kufi. Bentuknya, dua kalimah tauhid yang melekat
pada tiga sisi bangunan dalam bentuk susunan batu bata, yang dirancang sebagai kaligrafi tiga
dimensi raksasa.
Masjid Al Irsyad ini memiliki tiga pintu utama, yaitu berada di sisi timur, utara, dan
selatan. Ketiga pintu tersebut memiliki bentuk yang sama, yaitu sebuah lorong yang menjorok
ke halaman.
Gambar 4. Pintu masuk masjid Al Irsyad
Beberapa bangku diletakkan di lorong tersebut sebagai tempat duduk untuk menunggu.
Deretan majalah dinding yang memuat beragam informasi berkaitan dengan aktivitas
meramaikan masjid ditampilkan secara normatif.
Gambar 5. Lorong pada pintu masuk
Pada sisi utara, terdapat sebuah koridor yang menghubungkan pintu masuk masjid dengan
ruang wudhu, toilet, dan kantor pengurus masjid.
Gambar 6. Koridor pada sisi utara
Sementara pada sisi barat atau bagian kiblat, terdapat bukaan yang lebar pada bagian
tengahnya. Terdapat kolam kecil dengan sebuah batu berbentuk bolah berukuran besar yang
berada diatasnya.
Gambar 7. Sisi barat masjid
Pada halaman masjid pada sisi barat daya, dekat jalan masuk ke areal masjid, terdapat sebuah
menara yang tingginya sekitar 24 m dan terbuat dari material yang sama dengan bangunan
utama masjid.
Gambar 8. Menara masjid Al Irsyad
Di dalam interior masjid, jumlah lampu yang dipasang sebanyak 99 buah sebagai simbol
99 nama-nama Allah atau Asmaul Husna. Masing-masing lampu yang berbentuk kotak itu,
memiliki sebuah tulisan nama Allah. Tulisan pada lampu-lampu itu dapat dibaca secara jelas
dimulai dari sisi depan kanan masjid hingga tulisan ke-99 pada sisi kiri bagian belakang masjid.
Gambar 9. Interior masjid
Ruang solat dalam masjid Al Irsyad tidak memiliki kolom atau pilar ditengah ruangan
untuk menopang atap sehingga area solat terasa luas. Hanya empat sisi dinding yang menjadi
pembatas sekaligus penopang atapnya. Untuk pembagian ruang antara jamaah pria dan
wanita, hanya dibatasi oleh pembatas putih untuk jamaah wanita.
Gambar 10. Area solat
Untuk menambah kesan alami, lantai masjid tidaklah dibuat menghampar hingga bagian
bawah dindingnya melainkan disisakan sekitar setengah meter di setiap sisinya. Kalau di sisi
kiblat dibuat semacam kolam, maka di ketiga sisi lainnya diletakkanlah bebatuan putih sebagai
dekorasi.
Gambar 11. Bebatuan putih disekeliling bangunan
Pencahayaan pada siang hari tidaklah memerlukan penerangan dari lampu. Sinar
matahari dapat masuk dan berpendar ke dalam ruang masjid melalui celah-celah yang ada
pada dinding. Namun untuk malam hari, 99 buah lampu sebagai simbul Asmaul Husna yang
dipasang sebagai dekorasi di bagian atap, siap untuk menerangi ruang sholat masjid ini.
Gambar 12. Pencahayaan alami dapat masuk ke interior masjid
Lansekap dan ruang terbuka di sekitar masjid Al Irsyad sengaja dirancang berbentuk
garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan masjid. Lingkaran-lingkaran yang
mengelilingi masjid ini terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Kakbah.
Gambar 13. Lansekap masjid Al Irsyad Bandung
Jadi kesimpulan yang didapatkan dari penjelasan diatas, bahwa masjid Al Irsyad
merupakan sebuah pengingat bahwa masjid tidak harus berbentuk kubah seperti masjid pada
umumnya.
KRITIK ARSITEKTUR
MASJID AL-IRSYAD BANDUNG
Disusun Oleh:
Fauziah Prabarini
I0213032
Dosen Pembimbing:
Ofita Purwani, S.T, M.T
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret