Kuliah Autisme Masa Kanak & Adhd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

autisme

Citation preview

  • AUTISME MASA KANAK

  • AUTISME MASA KANAKBATASAN:Autisme masa kanak (selanjutnya disebut autisme saja) adalah gangguan perkembangan yang kompleks dengan keterlambatan dalam kemampuan interaksi sosial ,komunikasi timbal balik,serta perilaku berulang (stereotipik) disertai minat yang terbatas Gejala harus sudah tampak sebelum usia 3 tahun

  • ETIOLOGI Faktor Psikodinamika dan keluarga

    Faktor neurologik dan biologik

    .sebagian kasus mengalami kejang

    .sebagian menunjukan pelebaran ventrikel pada CT SCAN

    Faktor genetik:2-4 % sdr kandung autisme (+)

    Faktor Imunologi Faktor perinatal: riwayat perdarahan setelah trimester l,mekonium dalam amnion,penggunaan obat obatan waktu hamil,hypoksia saat persalinan

  • Faktor neuro anatomi:peningkatan volume otak pada lobus oksipital,parietal,dan temporal,berkurangnyajumlah sel sel Purkinye di otak kecil mengakibatkan g.perhatian,arausal dan proses proses sensori

    Faktor Biokimia:kadar serotonin plasma meningkat,peningkatan kadar homovanilik acid (metabolid dopamin) dalam cairan serebrospinal -berhubungan dgn perilaku menarik diri

    Faktor Lingkungan: pada banyak anak autisme didapati logam berat yg berlebihan(Hg,Pb,As,Al, dan Cd ) pada pemeriksaan rambut

  • Mikroorganisme patogen dalam Saluran Cerna.Gangguan pencernaan kronis. Pada biakan faeces terdapat berbagai jenis agen penyebab termasuk jamur, bakteri, virus, dan parasit.

    Defisiensi NutrisiZn, Ca, Mg, Omega-3 fatty Acid, antioksidans, dan berbagai vitamin-sebagai konsekwensinya .-gg. pencernaan, fungsi imunologi, fungsi otak.

    AutoimmunitasPd kasus autisme ditemukan :adanya . AntiMyelin Basic Protein (antibodi) . Autoantibodi terhadap Protein filamen neuron dan glia.

  • Teori Opioid Opioid yg berlebihan di otak sbg hasil pencernaan tak sempurna dari glutein dan casein

    Angka KejadianKaplan & sadock (1997) menyebutkan angka kejadian 2-5 kasus per 10.000 anak (1 : 2000 5000) pada populasi di bawah usia 12 tahun. Rutter & Taylor (2002) menyebukan angka 16,8 per 10.000 untuk Autisme dan 45,8 per 10.000 untuk Gangguan Perkembangan Pervasif lainnya.

  • Diagnosis dan PemeriksaanDiagnosis didasarkan atas anamnesis yang teliti dan observasi perilaku anak. Anamnesis meliputi perkembangan anak sejak lahir, serta keadaan ibu sebelum dan selama hamil serta saat persalinan, riwayat keluarga untuk berbagai gg. perkembangan serta gg jiwa. Pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan tambahan hanya bila benar diperlukan .

  • Kriteria DiagnosisA. Abnormalitas atau terganggunya perkembangan sudah terlihat sebelum usia 3 tahun, minimal satu dari area di bawah ini:1. Kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif dalam komunikasi sosial2. Perkembangan kelekatan sosial yang selektif atau interaksi sosial timbal balik.3. Kemampuan menggunakan mainan sesuai fungsinya atau bermain pura-pura

  • B. Minimal ada 6 gejala total dari 1,2, dan 3 dengan sedikitnya dua gejala dari 1, dan satu gejala dari masing-masing 2 dan 3.1.Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial. Minimal dua dari:a. kurangnya kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh dan gerak-gerik untuk melakukan interaksi sosialb. gagal dalam mengembangkan kemampuan interaksi dengan sebaya yang meliputi minat, aktivitas dan emosic. kurangnya kemampuan bereaksi timbal balik secara sosial dan emosionald. kurangnya minat untuk berbagi kegembiraan atau kesenangan dengan orang lain (misal: memamerkan benda, menunjuk benda atau orang lain)

  • 2. Abnormalitas secara kualitatif dalam komunikasi. Minimal satu dari:a. terlambat atau belum bisa berbahasa serta kurang mampu menggunakan bahasa isyaratb. kegagalan memulai suatu atau mempertahankan dialog timbal balikc. penggunaan bahasa yang stereotipi atau berulang-ulangd. kurang daya khayal serta kemampuan bermain pura-pura dan meniru.

  • 3. Perilaku berulang (stereotipi) serta minat dan aktivitas yang terbatas. Minimal satu dari:a. preokupasi terhadap satu atau lebih minat yang abnormal dalam hal isi, atau keterpakuan, atau intensitasnyab. kelekatan yang kompulsif pada rutinitas yang tak bertujuan atau suatu ritual.c. gerakan motorik berulang pada tangan atau jari-jari, kepak-kepak atau gerakan memelintir, atau gerakan tubuh yang kompleks.

  • Autisme Tak KhasAbnormalitas atau gangguan perkembangan terlihat setelah usia 3 tahun (memenuhi kriteria autisme kecuali dalam hal usia)Tidak mencukupi total 6 gejala atau kurang dari yang diminta untuk kriteria B.Tidak memenuhi kriteria diagnosis autisme. Bisa tidak khas untuk onset umurnya, atau gejalanya , atau keduanya

  • Diagnosis BandingGangguan perkembangan pervasif sering disebut dengan gangguan spektrum autisme. Ada 5 diagnosis banding yaituSindrom RettGangguan disintegratif masa kanak lainnyaSindrom AspergerGangguan aktivitas berlebih yang berhubungan dengan retardasi mental dan gerakan stereotipikGangguan perkembangan pervasif ytt/tak khas

  • Diagnosis banding di luar kelompok gangguan perkembangan pervasif meliputi:Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasaGangguan hiperkinetik (ICD-10/PPDGJ-3) atau Attention Deficit Hiyperactivity Disorder/ADHD (DSM-IV)Gangguan perkembangan belajar khas, meliputi:Gangguan membaca khas, gangguan mengeja khas, gangguan berhitung khas, gangguan belajar campuran, dan gangguan belajar lannya/ytt.

  • 4. Retardas Mental5. Skizofrenia onset masa kanak6. Tuli kongenital atau gangguan pendengaran yang berat7. Deprivasi psikososial8. Gangguan psikotik lainnya.

  • PenyulitAdanya gangguan perkembangan atau penyakit lain yang menyertainya, seperti Retardasi Mental dan Cerebral Palsy

  • PenatalaksanaanTerapi perilaku

    Terapi Biomedis, meliputi:- Psikotropika, misalnya: risperidone 0,02-0,05 mg/kg BB/hari, atau haloperidol dengan dosis yang sama. Diberikan 2 kali sehari sampai gejala klinis membaik.- Medikamentosa lainnya- Pengaturan diet, dianjurkan menghindari makanan yang mengandung casein dan gluten- Pemberian enzym pencernaan- Pemberian vitamin A, B6, B12, asam folat, C, dan E sesuai kebutuhan harian- pemberian mineral: Calcium, magnesium, Zinc, dan Selenium sesuai kebutuhan harian.

  • 3. Terapi tambahan sesuai kondisi masing-masing kasus:- Terapi wicara- Terapi okupasi- Terapi sensori integrasi- Terapi musik/terapi seni

  • GANGGUAN AKTIVITAS DAN PERHATIAN (ADHD)BatasanGangguan aktivitas dan perhatian merupakan gangguan perilaku dengan gejala utama berkurangnya perhatian dengan aktivitas berlebihan yang tidak sesuai dengan taraf perkembangannya, timbul sebelum usia 7 tahun

  • ETIOLOGI/PATOFISIOLOGIPenyebab ADHD belum diketahui, diperkirakan terdapat beberapa faktor penyebab yakni:Genetik (kelambatan kematangan otak)Kerusakan otak minimal (minimal brain damage)NeuroanatomiDidapatkan perkembangan otak yang abnormal pada daerah globus pallidus, nukleus kaudatus (basal ganglia) dan korteks prefrontal, yakni berkembang lebih kecil dan aktivitas metabolik pada area-area di atas menurun

  • 4. Neurokimiawi Didapatkan penurunan kadar dopamin dan noradrenalin di daerah nukleus kaudatus dan korteks prefrontal sehingga fungsi pengaturan diri dan penyelesaian tugas terganggu

    5. Psikososial Adanya depresi emosional pada anak ADHD yang berlangsung lama (misalnya anak di yayasan sosial)

  • Gejala KlinisTidak dapat memusatkan perhatianHiperaktivitasImpulsivitas (sebagai gejala penyerta)Gejala semua ini nampak pada lebih dari satu situasi (misalnya di rumah, di kelas dan di klinik)

  • Pemeriksaan dan DiagnosisSecara umum pemeriksaan untuk Gangguan Aktivitas dan Perhatian adalah sebagai berikut:Heteroanamnesis orangtua yang teliti mengenai riwayat psikososial dan tingkah laku anakLaporan guru saat anak di dalam kelas waktu menyelesaikan tugasnyaTes Bender Gestalt atau Tes Frostig untuk mengetahui gangguan persepsi visual motorPemeriksaan neurologi untuk mengetahui adanya gangguan koordinasi motorik kasar dan halus (soft neurological sign)Pemeriksaan EEG, terutama diperlukan bila ada anamnesis gejala kejang (epilepsi)

  • Kriteria Gangguan Hiperkinetik menurut PPDGJ III dengan beberapa contohgejala diambil dari PPDGJ II adalah sebagai berikut:Ciri utama ialah berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan.

    Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk diagnosis dan ahruslah nyata ada pada lebih dari satu situasi (di rumah, di kelas, di klinik)

  • Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas dan ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum tuntas selesai (tidak berhasil menyelesaikan pekerjaannya). Seringkali beralih dari satu kegiatan ke giatan lain, kehilangan minat terhadap tugas yang sedang dikerjakan, sukar mengatur tugas dan aktivitasnya, sering tampak seperti tidak mendengarkan atau sering kehilangan perlengkapan sekolahnya.

    Berkurangnya ketekunan dan perhatian seharusnya hanya didiagnosis bila sifatnya berlebihan untuk anak dengan usia atau IQ yang sama.

  • Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut keadaan relatif tenang, mencakup:- berlari-lari atau melompat-lompat sekeliling ruangan- memanjat secara berlebihan- bangun dari tempat duduk dalam situasi yang menghendaki anak tetap duduk- sulit disuruh diam atau tidak dapat tenang

  • menggerakkan tangan atau kakinya saat duduk

    - terlalu banyak bicara/bicara berlebihan dan ribut

    - kegugupan/kegelisahan dan berputar putar/berbelit-belit (selalu bergerak terus atau bertingkah laku bagaikan didorong mesin).

    - berlebihan disini adalah dalam konteks apa yang diharapkan pada suatu situasi dan dibandingkan dengan anak lain yang sama umur dan IQ-nya.

  • Gambaran penyerta, seperti:- kecerobohan dalam hubungan sosial - kesembronoan dalam situasi yang berbahaya- sikap yang secara impulsif melanggar tata tertib sosial (mencampuri urusan atau mengganggu kegiatan orang lain, terlampau cepat menjawab pertanyaan yang belum lengkap diucapkan orang atau tidak sabar menunggu gilirannya)

    Gangguan belajar serta kelakuan motorik sangat sering terjadi

  • DIAGNOSIS BANDINGGangguan tingkah laku hiperkinetik (gg.aktivitas dan perhatian disertai gg.tingkah laku)Gangguan tingkah laku agresif tak berkelompokGangguan bipolar I (dengan mania)Gangguan belajar (gangguan membaca, matematika, menulis)

  • PENYULITKegagalan sekolahGangguan Tingkah LakuGangguan Kepribadian Antisosial

  • PENATALAKSANAANPengobatan disesuaikan dengan etiologi, keadaan dan usia anak.Terapi obat-obat dengan salah satu obat di bawah ini:a. Stimulansia- Methylphenidate dengan dosis 0,3 mg/kg BB/hari Diberikan - pagi dan siang hari, peroral- sesudah makan- lama : * minimal 3 bulan * paling lama 6 bulan- Sebaiknya diberikan pada anak usia > 6 tahun, karena dapat menghambat pertumbuhan

  • b. Antidepresan trisiklik- Imipramine: dosis 1,5 mg/kg. BB/hari Diberikan :- pagi dan siang hari, peroral- sesudah makan- lama : * minimal 3 bulan * paling lama 6 bulan- Jangan diberikan pada anak dengan kelainan jantung atau epilepsi.

  • c. Antihistamin- Diphenhydramine, dosis 4-6 mg/kg.BB/hari- Sebaiknya diberikan peroral, malam hari karena berakibat mengantuk- Dapat dipakai untuk anak usia di bawah 6 tahun, karena hampir tak ada efek samping

  • d. BenzodiazepineDiberikan pada anak dengan kejang epilepsiDiazepan 0,2 0,5 mg/kg.BB/hariDiberikan : - siang dan malam hari- peroral- minimal 3 bulan- paling lama: 6 bulan (tergantung kondisi pasien)

  • e. Neuroleptika- Haloperidol 0,025-0,075 mg/kg.BB/hari (dibagi padi dan malam)- Diberikan terutama pada anak gangguan aktivitas dan perhatian yang disertai gejala agresivitas- peroral, pagi dan malam hari- sebelum atau sesudah makan- minimal 3 bulan- paling lama 6 bulan- jangan diberikan pada anak usia < 6 tahun, karena efek samping gejala ekstrapiramidal

  • 2. Psikoterapi suportif- Memebrikan pengertian pada anak akan kekurangannya- Memberikan harapan atau keinginan anak sewajarnya- Membantu menyelesaikan persoalan emosi anak yang timbul akibat gangguannya (rasa putus asa, depresi, rasa rendah diri, rasa marah atau permusuhan)

  • 3. Modifikasi Tingkah Laku- Untuk anak > 6 tahun (reward and punishment)

    4. Bimbingan untuk orangtua- Memberikan pengertian bahwa ada gangguan pada anaknya dan bahwa gejala hiperaktif kemungkinan akan berkurang sesudah pubertas- Dapat membantu mengarahkan aktivitas anak ke hal yang bersifat produktif

  • 5. Bimbingan untuk Guru- Memberikan pengertian kepada guru akan gangguan pada anak dan bahwa diperlukan kesabaran dari guru dalam mengajar anak di sekolah- Diperlukan sistem mengajar yang disesuaikan dengan kekurangannya (remedial teaching)