Upload
lisa-chan
View
193
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morfologi berasal dari kata "morfo" dan "logos", yaitu morfo yang
berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Jika digabungkan. morfologi berarti ilmu
yang mempelajari tentang bentuk-bentuk. Jadi, morfologi gigi permanen artinya
ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk gigi permanen. Kita harus
mengetahui tentang morfologi gigi permanen baik rahang atas maupun bawah,
karena dalam pelajaran selanjutnya pengetahuan tentang anatomi dan morfologi
gigi sangat diperlukan.
Selain dari morfologi dan anatomi gigi juga perlu diketahui tentang
nomenklatur. Nomenklatur adalah pemberian notasi atau penomoran pada gigi,
tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mengidentifikasi gigi dengan cepat
dan singkat tanpa perle repot-repot menyebutkan/menusliskan nama gigi tersebut
secara lengkap. Nomenklatur sangat memudahkan penunjukan gigi yang
dimaksud, oleh karena itu kita dituntut untuk tahu nomenklatur tersebut dengan
sebaik-baiknya.
B. Maksud Dan Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk anatomi dan morfologi gigi permanen atas dan
bawah
2. Mampu menganalisa fungsi bentuk anatomi dan morfologi gigi
3. Mampi menggunakan nomenklatur dalam penulisan letak gigi
4. Mampu menjelaskan kontak poin dari gigi normal
5. Mampu menganalisa dan membedakan bentuk gigi permanen atas dan
bawah
1
BAB II
PEMBAHASAN
NOMENKLATUR
Nomenklatur atau disebut juga notasi dental, lebih dikenal dengan sistem
penomoran gigi, digunakan untuk oleh dokter gigi untuk mengidentifikasi atau
menunjukkan secara unik suatu gigi yang spesifik.1
Para dokter gigi, pada saat menulis ataupun berbicara, mengunakan beberapa
sistem notasi dental yang berbeda-beda untuk mengasosiasikan informasi untuk suatu
gigi yang spesifik. Sistem FDI paling banyak digunakan di dunia, sedangkan sistem
universal banyak digunakan secara luas di Amerika Serikat.2
1. Metode Zsigmondy
Gigi Permanen:
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Gigi Decidui
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
2. Metode Palmer
Notasi Palmer merupakan sistem yang digunakan oleh dokter gigi untuk
mengasosiasikan informasi untuk gigi tertentu. Metode ini banyak digunakan di
Inggris. Metode ini masi berhubungan dengan "sistem Zsigmondy" yang ditemukan
oleh dokter gigi Hungaria Adolf Zsigmondy yang mengembangkan ide ini di 1861,
dimana metode palmer ini menggunakan garis-garis Zsigmondy untuk menuliskan
2
kuadran dari posisi gigi. Hanya saja pada Zsigmondy, gigi anak-anak dituliskan
dengan menggunakan angka Romawi I-V untuk nomor gigi dari garis median. Palmer
mengubah ini menjadi A, B, C, dan E. 2
Gigi Permanen
Gigi Susu:
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
3. Metode FDI World Dental Federation
Notasi FDI World Dental Federation secara meluas digunakan oleh dokter gigi
secara internasional untuk mengasosiasikan informasi untuk gigi yang spesifik.
Sistem ini dikembangkan oleh Fédération Dentaire Internationale (FDI), yang juga
dikenal dengan notasi ISO-3950. Sistem FDI menggunakan sistem penomoran dua
digit dimana nomor yang pertama menunjukkan kuadran gigi dan nomor yang kedua
menunjukkan nomor gigi dari garis medial wajah.2 Gigi Permanen:
Kanan Atas Kiri Atas
3
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Kanan Bawah Kiri Bawah
Gigi Decidui:
Kanan Atas Kiri Atas
Kanan Bawah Kiri Bawah
4. Sistem Penomoran Universal
Sistem penomoran universal adalah sistem notasi dental untuk
mengasosiasikan informasi untuk gigi yang spesifik, dan umumnya digunakan di
Amerika Serikat. Huruf kapital A sampai T digunakan untuk gigi sulung dan
nomor 1-32 digunakan untuk gigi permanen. Setiap gigi mempunyai angka atau
huruf yang unik, yang mempermudah penulisan dengan menggunakan keyboard.3
Gigi Permanen:
4
Gigi Decidui:
5. Metode Utrecht (Belanda)
Digunakan Simbol:
S = Superior I = Inferior
d = Dexter s = Sinister
Gigi tetap menggunakan huruf besar, co: Insisivus centralis = I1
Gigi susu menggunakan huruf kecil, co Incisivus centralis = i1
MORFOLOGI
Incisivus
Incisivus Permanen Pertama Atas
Kalsifikasi awal: 3-4 bulan bayi lahir ; Erupsi: 7-8 tahun
Ia menempati daerah sentral pada kedua sisi garis tengah maxilla. Ia terbesar
dari semua incisivus, walaupun kadang-kadang secara keseluruhan incisivus kedua
atas bisa tampak sedikit lebih panjang. Tetapi mahkota lebih besar, yang lebih besar
mesiodistal daripada gigi-geligi anterior manapun. 3
5
Permukaan labial mahkota cembung halus dan ditandai oleh 2 alur
perkembngan sama-samar yang berjalan vertical yang giginya menjadi 3 lobus. Yang
memberikan tepi insisal pada gigi yang belum terkikis. Tiga buah protuberantia
membulat, yang disebut putting (mamelon). 3
Permukaan palatal mahkota berbentuk cekung, kecuali cingulum cembung
yang menonjol, dengan 'marginal ridge' mesial dan distal bersatu dengan ini, yang
meluas ke tepi insisal, meliputi bagian cekung mahkota yang disebut fossa lingual. 3
Bagian mesial dan distal member gambaran yang mirip, yang menunjukkan
mahkota berbentuk baji dengan dasar padat pada cervical marginalberkelok-kelok dan
tepi insisal tipis. Karena sudut mesio-insisal lebih lancip dari pada permukaan mesial
mahkota tampak lebih panjang dari pada permukaan distal.3
Gigi Incisivus Permanen Pertama Bawah
Kalsifikasi awal: 3-4 bulan setelah bayi lahir ; Erupsi: 6-7 tahun
Gigi incisivus pertama bawah menempati ruangan tengah, pada kedua sisi
garis tengah mandibula. Mahkota mempunyai bentuk incisivus yang khas, tetapi
dalam ukuran yang lebih kecil bila dibanding dengan gigi incisivus pertama atas di
depannya. Tepi incisal mempunyai 3 mamelon kecil pada gigi yang baru erupsi.4
6
Permukaan lingual berbeda dari gigi incisivus pertama atas relative halus dan
tanpa ciri khas dengan marginal ridge dan cingulum yang kurang berkembang.
Daerah 1/3 tengah dan incisal memperlihatkan konkavitas dangkal, dan kearah 1/3
cervikal, permukaan lingual cembung karena adanya cingulum yang kecil. 5
Permukaan labial cenderung cembung, terutama 1/3 cervikal dan melurus
kearah 1/3 incisal. Gigi ini mempunyai akar tunggal dengan dimensi yang kurang
lebih sama, labio-lingual dan longitudinal seperti incisivus pertama atas, tetapi ia
lebih tipis mesio-distal dengan akar tumpul. 5
Karena mahkota simetris, maka sukar membedakan incisivus pertama kiri
dengan kanan, tetapi gigi dapat memberikan tiga tanda penting: permukaan distal dan
mesial mempunyai alur di seluruh penjangnya, tetapi lebih jelas pada permukaan
distal; akar cenderung bengkok ke distal; dan ‘cervical margin’ meluas lebih jauh ke
insisal pada sisi mesial. 4
Gigi Incisivus Permanen Kedua Atas
Mahkota incisivus kedua atas berbentuk seperti pisau, yang serupa dengan
incisivus pertama atas dan mempunyai bentuk baji bila diliat dari sisi mesial atau
distal. Bentuk dasar incisivus ini memungkinkannya membantu fungsi incisivus
pertama dalam memotong atau mengiris makanan. 4
7
Bentuk umum mahkota sangat mirip incisivus pertama atas, walaupun lebih
pendek dan jauh lebih sempit. Tepi incisal mempunyai sifat yang sama karena sudut
disto-incisal lebih membulat dan tumpul bila dibanding dengan sudut mesio-incisal
yang lebih lancip. Tetapi ciri-ciri ini berlebihan pada incisivus kedua atas, walaupun
ada fakta secara keseluruhan mahkota lebih bulat. 4
Cingulum dapat dilihat dari sisi palatal dan kurang menonjol dibanding
incisivus pertama. Permukaan palatal mahkota cekung yang kedang-kadang sampai
tingkat menghasilkan kecekungan seperti sekop yang dalam (fossa linguale). Ia
dibatasi di mesial dan distal oleh margin ridge yang menonjol, yang terlipat bersama
sekeliling cingulum yang berakhir dalam lubang yang bervariasi kedalamannya
(foramen caecum incisivum). 4
Gigi Incisivus Permanen Kedua Bawah
Kalsifikasi awal: 3-4 bulan setelah bayi lahir ; Erupsi: 7-8 tahun
Gigi incisivus kedua bawah terletak kedua garis tengah mendibula dan sangat
lmirip dengan incisivus pertama bawah. Pandangan ini juga menunjukan sisi mesial
mahkota sedikit lebih panjang dari pada distal. Sudut disto insisal relative lebih
membulat dan tumpul dari pada sudut mesio distal yang lancip. 5
Sisi mesial dan distal kedua gigi serupa. Mereka memperlihatkan mahkota
berbentuk baji, dengan dasar yang padat, diameter labio-lingual yang serupa dengan
8
incisivus pertama bawah, pada cervical margin dan tepi insisal tipis. Akar tunggal
incisivus kedua bawah juga cenderung berinklinasi ke distal. 5
Caninus
Gigi Caninus Permanen Atas
Gigi caninus atas merupakan gigi ketiga dari garis tengah dan merupakan gigi
terpanjang didalam mulut, berdasarkan akar tunggal yang berkembang kuat, yang
mempunyai bentuk mirip gigi incisivus pertama atas.4
Mahkotanya bersifat sangat kekar dan cembung diseluruh permukaan, yang
membuat morfologi dari gigi ini sama sekali berbeda dari incisivus berdekatan.
Massa dentinnya yang lebih besar, yang memberikannya kekuatan, seiring
menyebabkan mahkota sedikit lebih gelap, lebih kuning daripada gigi geligi lain.
Permukaan cembung dan relative tanpa ciri juga memberikan perlindungan tertentu
terhadap karies. 4
Tepi incisal caninus dipuncaki oleh cuspis besar runcing, dengan ujungnya
kurang lebih ditengah, segaris dengan sumbu panjang gigi. Ia mempunyai lereng
mesial dan distal, dengan lereng distal lebih panjang. Ialah petunjuk utama sewaktu
kita ingin menentukan dari sisi maxilla gigi tersebut berasal dan ia terjelas terlihat
dari permukaan labial. Permukaan labial yang halus mempunyai kecembungan
serviko-insisal yang tegas. Ia terbalik dilihat dari sisi mesial dan distal, yang dari sini
dapat juga dilihat sejumlah ciri penting lain.4
Gigi Caninus Permanen Bawah
9
Ia gigi ketiga dari garis tengah mendibula dan walaupun umumnya ia lebih
kecil dan lebih sempit daripada caninus tetap atas, kadang-kadang kedua gigi ini
dikelirukan, karena bsarnya kemiripannya. Untuk alas an inilah dapat dianjurkan
membandingkan gigi geligi ini ketimbang berusaha untuk menelitinya secara
tersendiri.4
Tepat seperti ciri incisivus bawah yang kurang berkembang dibanding
pasangan maxillanya, maka caninus bawah kuang berkembang baik dibanding yang
atas. Marginal ridge dan cingulum hamper tak dapat dilihat an cuspis tunggal kurang
runcing dibanding caninus atas, tetapi yang jauh lebih sempit di mesiodistal, yang
memberikannya penampilan lebih panjang. Diameter labiolingual mahkota pada
cervical margin juga lebih kecil daripada caninus atas.4
Permukaan lingual mahkota atas, dengan ridge samar-samar yang berjalan
dari ujung cuspis ke (dan bergabung dengan) cingulum. Pada sisi manapun terdapat 2
buah lubang dangkal, fossa lingual mesial dan distal.4
Dari permukaan lingual, dapat terlihat beberapa ciri penting gigi ini, yang
tidak hanya mengidentifikasikannya sebagai caninus bawah, tetapi yang juga
menunjukkan asal sisi mandibulanya: mahkota tampak miring kedistal pada akar,
karena permukaan mesilanya kira-kira dalam garis lurus dan bersambung dengan
permukaan mesial akar serta juga karena bentuk luar distal cembung pada setengah
bagian insisal dam cekung pada setengah bagian servikal; bentuk luar mesial lebih
panjang dan lurus daripada distal; lereng mesial cuspis lebih pendek daripada distal,
seperti caninus atas, tetapi cirinya lebih membulat.4
Permukaan labial mahkota cembung dan dari bagian mesial atau distal, profil
cembungnya dapat tampak terlihat mersambung dengan kecembungan vertikal akar
padat panjang, sehingga bersama-samamembentuk suatu lengkungan yang halus.4
Premolar
Gigi Premolar Permanen Pertama Atas
10
Gigi premolar pertama atas erupsi pada umur 10-11 tahun. Gigi ini
merupakan gigi keempat dari garis tengah maxilla. Gigi ini bersama dengan gigi
premiolar kedua, berfungsi menghancurkan makanan dan memotongnya menjadi
potongan lebih kecil.4
Bila dilihat dari permukaan bukal, mahkota menyerupai caninus atas, kecuali
bahwa lereng mesial lebih panjang daripada lereng distal. Hal ini berlawanan dengan
kaninus atas.4
Gigi premolar pertama atas mempunyai lekukan jelas pada permukaan
mesialnya, yang meluas dari setengah servikal mahkota ke bifurkasi akar. Ini adalah
fossa canina, lekukan perkembangan mesial atau 'canine fossa' dan umumnya
dianggap bahwa ia disebabkan oleh besar dan lebih dini lengkapnya mahkota gigi
premolar pertama atas. Belum pasti apakah ini penjelasan tepat bagi pembentukan
fossa canina, tetapi dalam kasus apapun ia cara mudah mengingat ciri morfologi
penting ini. Bila ada akar tunggal, maka kecekungan sangat jelas.4
Walaupun umumnya ia premolar satu-satunya dengan dua akar, namun hal ini
harus hanya dianggap sebagai ciri identifikasi sekunder, tetapi tentu saja tanpa fossa
canina.4
Cuspis premolar pertama atas lebih tajam daripada premolar kedua atas.
Cuspis palatal agak lebih kecil daripada cuspis bukal, dengan ujungnya terletak tepat
mesial terhadap garis tengah bukopalatal mahkota. Dari permukaan oklusal, mahkota
nampak lebih angular daripada premolar kedua atas, yang lebih lebar pada sisi bukal
daripada sisi bukal daripada sisi palatalnya. Kedua cuspis dipisahkan oleh fissura
perkembangan mesio-distal yang dalam, yang menyilang di atas 'margilar ridge'
mesial untuk bersatu pada permukaan mesial cekung.4
Gigi Premolar Permanen Pertama Bawah
11
Gigi premolar pertama bawah erupsi pada 10-12 tahun. Gigi premolar pertama
bawah terletak keempat dari garis tengah mandibula dan lebih kecil daripada
premolar kedua bawah dan susunannya berlawanan dengan premolar atas.5
Ini merupakan premolar terkecil pada gigi geligi manusia dan mempunyai dua
cuspis serta morfologi premolar yang jelas, walaupun ia juga mempunyai beberapa
sifat caninus bawah tetangganya.5
Cuspis bukal jauh lebih besar daripada cuspis lingual, yang pada banyak
kasus, tidak cukup tinggi untuk beroklusi dengan gigi-gigi atas. Hal ini menyebabkan
permukaan okulusal gigi miring sekitar 45o ke lingual dan terbaik dilihat dari
permukaan mesial atau distal. Dari sudut pandang ini, terbukti inklinasi lingual
mahkota, sifat semua gigi-geligi posterior bawah. Ujung cuspsi bukal terletak kira-
kira di tengah di alur sumbu panjang akar.4
Dari permukaan bukal, lereng mesial cuspis lebih pendek daripada distal,
sehingga profil mahkota serupa dengan caninus bawah.4
Dari permukaan oklusal, bisa terlihat beberapa ciri penting 'marginal
ridge'mesial dan distal yang jelas, masing-masingnya menyertai fossa dari tiap sisi
'ridge'enamel, yang berjalan dari cuspis bukal yang besar ke cuspis lingual yang lebih
besar; umumnya fossa distal in lebih besar daripada fossa mesial; bentuk luar tepi
permukaan oklusal kira-kira sirkularm tetapi mendatar mesiolingual seakan-akan dua
titik dalam lingkaran dan daerah ini juga menampung alur perkembangan
mesiolingual.4
Akarnya tunggal, membulat dan biasanya membengkok ke distal, ia alur
longitudinal pada permukaan mesial dan distalnya, dengan alur mesial lebih jelas,
yang menyerupai fossa canina premolar pertama atas.4
Gigi Premolar Permanen Kedua Atas
12
Gigi premolar kedua atas erupsi pada tahun 10-12 tahun. Gigi premolar kedua
atas merupakan gigi kelima dari garis tangah maxilla dan mirip dengan premolar
pertama atas ada banyak keadaan, sehingga dapat dianjurkan dengan membandingkan
kedua gigi ini ketimbang menelitinya secara terpisah. Tetapi terdapat pada beberapa
perbedaan penting: premolar kedua atas lebih kecil dengan mahkota lebih membulat;
fisura fisura perkembangan mesoidistal tidak memotong marginal ridge mesial; tidak
ada fossa canina: bentuk mahkota lebih simetris dengan kedua cuspis yang terletak di
tangah yang berhubungan satu sama lain dan sama tinggi; premolar kedua atas
hampir selalu mempunyai akar tunggal.4
Akar lebih panjang daripada kedua akar premolar pertama atas dasar cuspis
tinggi, yang menyebabkan mahkota tampak lebih pendek. Kedua faktor ini membuat
proporsi mahkota terhadap akar sangat berbeda di antara dua gigi ini.5
Dari permukaan bukal, cuspis bukal premolar kedua atas tampak serupa,
tetapi lebih kecul dan lebih membulat, yang menggambarkan caninus atas. Lereng
distal cuspis ini (seperti caninus), lebih panjang daripada mesial dan merupakan
penuntun bermanfaat untuk menunjukkan asal gigi.4
Gigi Premolar Permanen Kedua Bawah
Gigi premolar kedua bawah erupsi pada tahap 11-12 tahun. Ia gigi kelima dari
garis tengah dan mandibula, serta membantu fungsi premolar pertama bawah dalam
menghancurkan makanan. Tetapi berbeda dengan premolar atas, terlihat perbedaan
morfologi yang jelas: premolar kedua bawah lebih besar; sebagan besar gigi ni
mempunyai 3 cuspis, ketimbang 2; cuspis lingual lebih tinggi, yang menyebabkan
inklinasi lingual lebih dangkal pada permukaan oklusal (30o dari bidang horizontal
ketimbang 45o); profil lebih segi empat ketimbang sirkular.
Morfologi oklusal premolar kedua bawah cukup bervariasi, dengan 2 atau 3
cuspis. Variasi terjadi pada cuspis lingual, yang pada kedua bentuk ini, lebih
13
menonjol daripada premolar pertama bawa, Ia bisa ada sebagai cuspis tunggal atau ia
bisa terbagi menjadi dua cuspis, yang memberikan bentuk luar lebih angular, yang
pada kasus ini diberi nama sebgai berikut dalam urutan ukuran dan tinggi mengecil:
cuspis bukal: cuspis mesiolingual dan cuspis distolingual.
Cuspis bukal umumnya lebih pendek dan tidak terlalu jauh letaknya di atas
sumbu panjang akar, seperti premolar pertama bawah, namun iamembentuk massa
mahkota.
Pada bentuk 2 cuspis, cuspis bukal berhubungan dengan cuspis lingual oleh
'ridge' enamel samar-samar, yang bergabung dengan kedua cuspis. Seperi premolar
pertama bawah, fossa distal lebih besar daripada fossa mesial. Kedua fossa ini
dihubungkan oleh alur perkembangan sentral, yang melengkung mesiodistal di sekitar
sisi lingual cuspis bukal. Bila ia mencapai 'ridge'enamel yang menghubungkan kedua
cuspis, maka ia berjalan di atasnya, atau menyebranginya yang membuat
'ridge'hampir tak terlihat. Pada premolar atas, alur perkembangan sentral berjalan
praktis sebagai garis lurus, karena ukuran cuspis lebih mirip.
Kedua premolar bawah mempunyai akar tunggal, tetapi premolar kedua
bawah cenderung agak lebih panjang dan lebih kekar. Potongan melintangnya kurang
lebih bundar (sirkular) dan mempunyai apeks kerucut tumpul, yang membengkok ke
distal. Berbeda dari premolar pertama bawah, tidak ada alur longitudinal pada akar.
Molar
Gigi Molar Permanen Pertama Atas
Gigi molar tetap pertama rahang atas merupakan gigi terbesar pada maxilla
dan melambangkan bentuk molar atas, yang mempunyai mahkota yang besar dengan
4 cuspis utama dan permukaan oklusal yang lebar, yang dirancang untuk menggiling
makanan. Pada beberapa kasus ada cuspis kelima pada permukaan palatal cuspis
14
mesiopalatal, yang dikenal sebagai cusp carabelli dimana biasanya timbul bilateral di
dalam rongga mulut.
Cuspis terletak pada sudut bagan oklusal jajargenjang dan diberi nama
menurut posisinya sebagai berikut:
o Menurut urutan ukuran dari terbesar ke terkecil:
Cusp mesiobuccalis, Cusp mesiopalatal, Cusp distopalatal, Cusp
distobuccalis, Cusp carabelli
o Menurut urutan ukuran dari tertinggi ke terendah:
Cusp mesiopalatal, Cusp distopalatal, Cusp mesiobuccalis, Cusp
distobuccalis, Cusp carabelli
Empat cuspis dipisahkan oleh pola fissura berbentuk "H". Palang horizontal
huruf "H" dibentuk oleh fissura yang menyilang "ridge" oblique (crista oblique).
"Oblique ridge" menghubungkan cuspis mesiopalatal dan distobuccal. Molar
pertama rahang atas mempunyai 3 akar yang posisinya mudah mudah diingat dengan
geometri sederhana: diameter buccal maxilla lebih banyak akar, karena itu ada 2 akar
buccal dan 1 akar palatal. Akar palatal yang terpanjang dan paling divergen untuk
mengikuti bentuk tulang sekitar sinus maxillaries. Kedua akar buccal cenderung
bengkok ke distal. Akar distobuccal lebih pendek daripada akar mesiobuccal.
Gigi Molar Permanent Pertama Bawah
Gigi molar pertama tetap bawah terletak keenam dari garis tengah mandibula
dan normalnya gigi bawah terbesar. Gigi molar tetap pertama bawah mempunyai 5
cuspis dalam urutan yaitu:
o Menurut urutan ukuran dari terbesar ke terkecil:
15
Cusp mesiobuccalis, Cusp mesiolingualis, Cusp distolingualis, Cusp
distobuccalis, Cusp distal
o Menurut urutan ukuran dari tertinggi ke terendah:
Cusp mesiolingualis, Cusp distolingualis, Cusp mesiobuccalis, Cusp
distobuccalis, Cusp distal
Yang merupakan ciri khas dari gigi molar tetap bawah ialah berbentuk Y,
yang dibentuk oleh fissura lingual dan 2 fissura buccal dengan baris mesiolingual dan
distolingual bertemu pada daerah fossa central bukan pada cuspis mesiobuccal dan
distolingual.
Karena sisi buccal menerima cuspis tambahan, maka ukuran mesio-distalnya
lebih panjang daripada sisi lingual. Diameter mesiodistal lebih besar daripada
buccolingual, yang berbeda dari molar atas karena terdapat proporsi yang
berlawanan. Marginal ridge tidak setinggi yang di mesial dan sering patah oleh
karena perpanjangan alur segmental sentral, yang bisa meluas ke permukaan distal
sendiri.
Permukaan buccal mahkota jelas cembung dan terbagi menjadi 3 lobus,
masing-masing ditempati oleh satu cuspis buccal. Di antara lobus ini terdapat alur
dangkal, yang meluas dari fissura oklusal di antara cuspis mesiobuccal dan
distobuccal serta berakhir pada "pit" buccal.
Molar pertama tetap bawah mempunyai 2 akar yang bergabung pada batang
akar umum. Akar mesial datar, dengan alur longitudinal pada permukaan mesialnnya
dan membengkok ke distal. Akar distal lebih membulat pada potongan melintang dan
sedikit lebih pendek.
16
Gigi Molar Permanen Kedua Atas
Gigi ini berfungsi dalam menghancurkan dan mengelilingi makanan
Walaupun bentuk umum sangat menyerupai gigi molar tetap pertama ats, tetapi tidak
ada basnyak cirri yang memungkinkannya mudah diidentifikasi. Umumnya mahkota
lebih kecil, dengan cuspis distopalatal sangat kecil (hypoconus), yang kadang-kadang
malah tidak ada sama sekali.
Pada gigi molar kedua atas biasanya tidak ada cuspis carabelli. Akarnya kira-
kira sama panjang molar pertama atas, tetapi tampak lebih panjang dibandingkan
mahkota, dan cenderung lebih melereng ke distal. Akar palatal kuang divergen
ketimbang serta kedua akar bukal lebih berdekatn ketimbang molat pertam atas.
Sering ia mengakibatkan penggabungan, terutam akar buka dan juga salah astu atas
kedanya dengan kara palatal. Fusi akar lebih sering pada molar kedua ats daripada
molar pertama atas (pada kira-kira 30% kasus).
Gigi Molar Permanen Kedua Bawah
17
Ini gigi ketujuh dari garis tengah mandibula dan mempunyai bentuk umum
mirip molar pertama bawah, tetapi mempunyai 4 cuspis bukan 5 buah, yang sebagai
akibat pengurangan total cuspis distal kelima (hypoconulus), mengubah profil oklusal
dan mengurangi ukurannya.
Gigi ini mempunyai 4 cuspis yang terketal simetris pada sudut-sudut bulat
dari bagian perifer persegi permukaan oklusal dengan pola alur cruciformis yang
memisahkannya. Anggap gigi ini seperti hotcross bun (roti dengan tanda silang)
Molar kedua bawah mempunyai 2 akar yang sama dengan molar pertama bahwa, satu
distal. Ia saling berdekatan dan membengkokkan lebih ke distal, dangan sambungan
yang hampir sejajar, dibanding dengan akar molar pertama bawah yang lebih
divergen. Kedua akar mendatar mesiodistal dan yang mesial lebih besar.
Gigi Molar Permanent Ketiga Rahang Atas
Umumnya gigi molar tetap tiga rahang atas terkecil dan terletak terjauh dari
garis tengah, juga dikenal sebagai "gigi geraham bungsu atas". Bentuk mahkota khas
serupa dengan molar kedua atas, tetapi kurang berkembang baik. Secara kasar bagian
oklusal berbentuk segitiga karena cuspis distopalatal sangat kecil. Bila cuspis ini
tidak ada, maka "oblique ridge" tidak ada, tetapi hanya "marginal ridge" distal yang
meliputi sisi distal segitiga dasar.
Seperti mahkotanya, akar juga kurang berkembang. Biasanya ia berjumlah 3
dan susunannya serupa dengan molar atas lain. Ia juga cenderung konvergen
18
sementara melereng ke distal, dan penggabungan 2 atau 3 akar pendek ini membentuk
massa kerucut tidak teratur. Kadang-kadang terdapat sisa akar tambahan.
Gigi Molar Permanen Ketiga Rahang Bawah
Gigi geraham bungsu rahang bawah merupakan gigi terakhir pada lengkung
mandibula dan juga merupakan gigi kedelapan dari garis tengah. Gigi molar tetap
ketiga rahang bawah membantu gigi geligi molar bawah lain dalam menggiling dan
menghancurkan makanan, walaupun sering tidak dapat melakukan fungsinya dengan
baik karena posisinya yang buruk.
Molar ketiga rahang bawah empunyai bentuk mahkota yang sangat mirip
dengan molar kedua rahang bawah, dengan 4 cuspis dan morfologi rahang bawah
yang khas seperti yang telah diuraikan sebelumnya tetapi dengan banyak fisura
tambahan yang berjalan dari fossa sentral.
Pada hakekatnya mempunyai 2 akar (1 mesial dan 1 distal), mirip dengan
molar pada rahang bawah lainnya, namun molar ketiga rahang bawah ini lebih
pendek dan tidak berkembang baik atau bias cenderung saling berdifusi menjadi satu.
Lengkungan akar selalu ke distal, dan biasanya lebih besar daripada molar kedua
rahang bawah.
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Nomenklatur
Ada banyak jenis nomenklatur, beberapa di antaranya yang lazim digunakan yaitu
metode Palmers, Zsigmondy, FDI, US, dan Utrecht (Belanda)
Morfologi:
Incisivus
- Permanen Pertama Atas
1. Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ketepi
insisal.
2. Sudut disto-insisal lebih bulat.
3. Mahkota besar, dibandingkan akar merupakan gigi anterior terbesar.
4. Marginal ridge cukup jelas pada permukaan palatal cekung, dengan cingulum
berkembang baik.
5. Mahkota berinklinasi ke palatal , akar berinklinasi sedikit ke distal.
6. Permukaan labial cembung dan halus.
7. Cervical margin paling berkelok pada sisi mesial.
8. Akar tunggal meruncing,dengan potongan melintang terbentuk segitiga
membulat dan salah satupermukaan yang agak datar menghadap ke labial.
- Permanen Pertama Bawah
1. Akar tunggal, mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal.
2. Tepi incisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio-
lingual.
3. Panjang akar 12 mm.
4. Alur longitudinal distal akar lebih jelas dari akar mesial.
20
5. Gigi terkecil pada gigi geligi tetap.
- Permanen Kedua Atas
1. Sudut mesio-incisal lancip: sudut disto-incisal lebih membulat.
2. Tepi incisal jelas miring ke bawah ke permukaan distal yang lebih pendek.
3. Mahkota lebih membulat, lebih pendek dan lebih sempit dimensi mesio distal
daripada incisivus pertama atas.
4. Cingulum pada permukaan palatal sering menutupi lubang foramen caecum
incisivum.
5. Permukaan palatal lebih cekungdari pada incisivus pertama atas.
6. Akar tunggal yang meruncing halus ke apaeks, runcing yang membengkok ke
distal.
7. Cervical margin lebih berkelok pada permukaan mesialdaripada permukaan
distal.
- Permanen Kedua Bawah
1. Ia sedikit lebih kecil dari pada incisivus pertama bawah; mahota berbentuk
kipas daninsisal lebih lebar mesiodistal.
2. Sisi insisal: tepi insisal tidaktegak lurus terhadap garis yang membelah dua
akar, tetapi terpuntir ke distal, dalam arah lingual mengikuti garis lengkung
gigi.
3. Panjang akar 14 mm.
4. Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang dari pada distal, sehingga
tepi insisal dedikit miring.
5. Marginal ridge mesial dan distal samar-samar, tetapi lebih menonjol dari pada
incisivus pertama bawah.
Caninus
- Permanen Atas
1. Cuspis tunggal runcing kira-kira segaris dengan sumbu panjang akar
21
2. Lereng distal cuspis lebih panjang daripada lereng mesial dan menyatu
dengan permukaan distal cembung.
3. Proporsi keseluruhan kekar panjang.
4. Bagan labial cembung jelas dan cingulum palatal besar.
5. Garis cervical kurang berkelok pada permukaan distal.
6. Akar tunggal sangat panjang dengan potongan melintang segitiga membulat
7. Permukaan disto- dan mesio-palatal akar seting beralur longitudinal.
- Permanen Bawah
1. Profil distal mahkota lebih membulat daripada mesial
2. Mahkota lebih sempit mesiodistal dibanding caninus atas, sehingga mahkota
tampak lebih besar sebanding
3. Hanya caninus bawah yang mungkin mempunyai akar bifurkasi, suatu variasi
yang tidak jarang terjadi.
4. Lereng mesial cuspis lebih pendek daripada dengan caninus atas.
5. Permukaan mesial mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar.
6. Permukaan labial dari mahkota bersambung lengkung longitudinal dengan
akar.
7. Pada kebanyakan kasus, akar cenderung bengkok ke distal. Mahkota tampak
miring ke distal dalam hubungan dengan akar.
Premolar
- Permanen Pertama Atas
1. Dua akar yang berada di bukal dan palatal. Akar-akar ini cenderung
membengkok ke distal.
2. Dua cuspis berbentuk tegas yaitu bukal lebih besar daripada palatal.
3. Fossa canina cekung pada permukaan mesial mahkota, yang meluas ke alur
longitudinal yang menonjol pada permukaan mesial akar.
4. Alur perkembangan sentral memotong 'marginal ridge' mesial.
5. Lereng mesial cuspis bukal lebih panjang daripada distal
22
6. Cuspis palatal sedikit miring ke mesial.
7. Bagan oklusal lebih angular daripada premolar kedua atas.
- Permanen Pertama Bawah
1. Fossa Oklusal, distal lebih besar daripada mesial.
2. Dua cuspis digabung oleh 'ridge' enamel sentral: cuspis bukal besar runcing
dengan apeks yang terletak di tengah; cuspis lingual kecil.
3. Inklinasi mhkota lingual yang jelas di atas akar.
4. Permukaan bukal mahkota cembung; permukaan lingual hampir lurus.
5. Bagan oklusal sirkular, mendatar dan berada pada permukaan mesioloingual
6. Akar tunggal membulat, cenderung membengkok ke distal, Alur longtudinal
mesial lebih nyata daripada distal.
- Permanen Kedua Atas
1. Dua cuspis, satu palatal dan satu bukal; dengan ukuran lebih setara dan lebih
dangkal daripada premolar pertama atas.
2. Tidak ada fossa canina-permukaan mesial cembung.
3. Bagan oklusal oval.
4. Akar tunggal, mendatar mesiodistal-lebih panjang daripada premolar pertama
tas.
5. Lereng mesial cuspis bukal lebih pendek daripada lereng distal-tepat
berlawanan dengan keadaan pada premolar pertama atas, tetapi sama dengan
caninus atas.
6. Fissura mesiodistal oklusal tidak memotong 'marginal ridge'mesial.
Cenderung mempunyai fissura dan alur tambahan.
- Permanen Kedua Bawah
1. Mahkota lebih besar daripada premolar pertama bawah.
2. Ukuran cuspis lebih mirip dan tidak meruncing, biasanya 3 cuspis.
3. Bagan oklusal hampir empat persegi tanpa pendataran mesiolingual.
4. Fissura sentral melengkung sekitar cuspis bukal untuk menggabungkan fossa
mesial dan distal; fossa distal lebih besar.
23
5. 'Marginal ridge' mesial lebih tinggi daripada distal.
6. Akar kerucut tunggal, sedikit mendatar mesiodistal, membengkok ke distal ke
apeks yang tumpul.
7. Tidak ada alur longitudinal.
Molar
- Permanen Pertama Atas
1. Pada beberapa kasus terlihat cuspis carabelli pada permukaan palatal cuspis
mesiopalatal
2. Tiga akar berkembang baik dan terpisah; palatal terpanjang dan paling
divergen. Akar buccal cenderung bengkok ke distal
3. Bagan oklusal jajargenjang
4. Gigi molar terbesar
5. Cuspis buccal lebih runcing dari cuspis palatal
6. Mahkota lebih lebar buccolingual daripada mesiodistal
- Permanen Pertama Bawah
1. Lima cuspis; 3 buccal dan 2 lingual
2. Bulat, permukaan buccal berinklinisi ke lingual dengan 2 alur
3. Gigi terbesar mandibula
4. Permukaan buccal:terlihat lima cuspis
5. Permukaan lingual:terlihat tiga cuspis
6. Mesiodistal mahkota lebih panjang daripada bukolingual; permukaan buccal
lebih panjang daripada lingual
7. Bagan oklusal kira-kira empat persegi
8. Dua akar; akar mesial lebih panjang, mendatar mesiodistal, beralur
longitudinal, dan bengkok ke distal; akar distal lebih membulat dan kurang
bengkok ke distal
24
- Permanen Kedua Atas
1. Tidak ada cuspis carabelli
2. Bagan oklusal jajaran genjang lebih jelas dan ukuran mesiodistal lebih sempit daripada molar pertama atas
3. Akar kurang divergen; kedua akar bukal kurang lebih sama panjang, terletak lebih berdekatan, sejajar, berinklinasi sedikit ke distal
4. Penggabungan akar lebih sering daripada molar pertama atas
5. Oblique ridge menghubungkan cuspis mesiopalatal dan distobukal; ukuran kedua cuspis distobukal ini mengecil
6. Keseluruhan mahkota agal lebih kecil daripada molar pertama atas, walaupun sangat mirip
- Permanen Kedua Bawah
1. Bagian oklusal persegi membulat
2. Cuspis: 2 cuspis lingual, 2 cuspis bukal, yang dipisahkan oleh pola fissure crusiformis sentral, yang jelas pada permukaan oklusal. Cuspis lingual lebih tinggi dari cuspis bukal
3. Mesiodistal tidak selebar molar pertama bawah
4. Permukaan bukal tampak gemuk dan berinklinasi lingual, dengan satu alur yang berakhir pada pit bukal, foramen caecum molarum
5. Cuspis lingual lebih tinggi daripada cuspis bukal
6. Cuspis mesial lebih besar daripada cuspis distal
7. Dua akar sama dengan molar pertama bawah, tetapi lebih sempit, lebih berdekatan satu sama lain dan kadang-kadang berfusi sebagian. Sumbu kedua akar hampir sejajar dan membengkok ke distal
- Permanen Ketiga Atas
1. Bagan oklusal segitiga, cuspis distopalatal yang kecil sering tidak ada
25
2. Akar pendek, kurang berkembang, konvergen, sering berfusi, membengkok ke
distal. Biasanya berjumlah 3 buah
3. Molar atas terkecil; secara keseluruhan mahkota lebih kecil daripada molar
kedua atas
4. Cuspis terbesar; mesiopalatal
5. Hanya mempunyai daerah kontak mesial
6. Mahkota sering tampak
- Permanen Ketiga Bawah
1. Bentuk mahkota sama dengan molar kedua rahang bawah, tetapi kebanyakan
lebih kecil
2. Mempunyai dua akar; pendek, kurang berkembang, sering bergabung, dan
inklinasi ke distal yang jelas
3. Bagan oklusal berbentuk segi empat, dimana tiap-tiap sudutnya membulat
sehingga menyerupai jantung
4. Mempunyai empat cuspis
5. Ukuran buccolingual terkecil pada bagian distal
6. Permukaan buccal yang jelas cembung berinklinisi ke lingual
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Web Dental Office. Dental Tooth Numbering System-Teeth Numbering
Charts. Available at http://users.forthnet.gr/ath/abyss/depp1151_1.htm
(Diakses 4 Februari 2009)
2. Wikipedia. Dental Notation. Available at
http://en.wikipedia.org/wiki/Dental_notation (Diakses 4 Februari 2009)
3. James L. Fuller, Gerald E. Denehy, Thomas M. Schulein. Concise Dental
Anatomy and Morphology. Iowa City: Universty of Iowa Publishing
Departement; 2001. p.2-7
4. Geoffrey C. van Beek. Morfologi Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 1986. p.54-103
5. Major M. Ash Jr., Stanley J. Nelson. Wheeler's Dental Anatomy,
Physiology, and Occlusion. Philadelphia: WB Saunders Company; 2003. p.
149-154
27