Upload
luky-prasetya-darman
View
2
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
PENGUJIAN SIFAT FISIK KIMIAWI PROTEIN
Luky Prasetya Darman, 230210140006
Kelompok 9, Kelas Kelautan
ABSTRAK
Protein pada dasarnya merupakan suatu molekul yang terdiri dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida, sehingga protein disebut juga sebagai polipeptida.
Jika protein dipanaskan, maka akan terjadi denaturasi protein yang artinya adalah hilangnya
sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain
yang memutuskan molekul protein. Pada praktikum ini dilakukan dengan tujuan agar memahami
perubahan sifat-sifat protein karena berbagai perlakuan dengan penambahan asam, basa dan
pemanasan. Selain itu agar memahami ikatan peptida pada protein, sifat koagulan protein baik
yang amfoter maupun reversible. Metode yang digunakan yaitu dengan cara menambahkan asam
atau basa sesuai perlakuan pada sampel lalu dipanaskan selama 10 menit ukur pHnya lalu
tambah pereaksi. Hasil dari praktikum ini yaitu dapat disimpulkan bahwa struktur protein dapat
berubah atau terdenaturasi karena adanya faktor reaksi kimia yang dihasilkan dari reaksi dengan
larutan asam kuat, basa kuat dan adanya proses pemanasan
Kata kunci: Protein, Denaturasi,Koagulasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Protein sangat penting bagi tubuh. Ia mengandung unsur semacam C, O, H dan N yang
tidak dipunyai oleh karbohidrat juga lemak. Protein merupakan salah satu dari biomolekul
raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Teori Dasar
Secara kimia protein dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari
polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern,
karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan
aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga
menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan,
pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang
tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptida (Hart, 1987). Sifat-sifat protein
beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen
dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Semua molekul dengan jenis protein
tertentu mempunyai komposisi dan deret asam amino dan panjang rantai polipeptida yang sama.
Protein memiliki fungsi sebagai berikut (Lehninger, 1996): Enzim, merupakan katalis biokimia;
Pengukur pergerakan; Alat pengangkut dan penyimpan; Penunjang mekanisme tubuh;
Pertahanan tubuh (imune atau anti-bodi); Media perambatan impuls saraf; dan Pengendali
pertumbuhan.
Denaturasi protein merupakan proses perubahan struktur lengkap dan karakteristik
bentuk protein akibat terjadinya gangguan pada struktur sekunder, tersier, dan kuaternernya
sehingga kembali ke struktur primer. Denaturasi protein juga dapat diartikan suatu proses
terpecahnya ikatan hidrogen bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein
berubah. Dengan perkataan lain, denaturasi protein adalah terjadinya kerusakan struktur primer,
sekunder, tersier dan struktur kuarterner protein, tetapi struktur primer (ikatan peptida) masih
utuh. Fungsi protein secara biokimia tergantung pada tiga dimensi bentuknya atau susunan
senyawa yang terdapat pada asam amino. Hasil denaturasi adalah hilangnya aktivitas biokimia
yang terjadi di dalam senyawa protein itu sendiri. Denaturasi protein tidak mempengaruhi
kandungan struktur utama protein yaitu C, H, O, dan N, meskipun beberapa protein mengalami
kemungkinan untuk kehilangan kandungan senyawa mereka saat terjadi denaturasi. Namun,
kebanyakan protein tidak akan mengalami hal tersebut, hanya saja tidak menutup kemungkinan
juga protein akan mengalami perubahan struktur skala kecil saat proses denaturasi terjadi.
Bagaimanapun, untuk perubahan denaturasi secara umum, prosesnya sama dan tidak dapat
diubah. ( Stoker, 2010)
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum pengujian sifat fisik kimiawi protein ini agar
memahami perubahan sifat-sifat protein karena berbagai perlakuan dengan penambahan asam,
basa dan pemanasan. Selain itu agar memahami ikatan peptida pada protein, sifat koagulan
protein baik yang amfoter maupun reversible
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 November 2015 di Laboratorium Fisiologi
Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad pukul 14:30-16:00 WIB.
Alat dan Bahan
Untuk menunjang pelaksaaan praktikum ini, maka diperlukan alat seperti cawan petri
yang berfungsi sebagai wadah percobaan bahan padat, gelas ukur untuk mengukur volume
cairan, beaker glass sebagai wadah penampung filtrat, ph meter untuk mengukur kadar ph,
indikator universal sebagai acuan dari besarnya ph berdasarkan warna yang didapat, tabung
reaksi sebagai wadah reaksi bahan cair, pipet tetes untuk mengambil sample cair, mortar untuk
menghaluskan sampel padatan, dan juga hotplate sebagai alat pemanas. Bahan yang digunakan
sebagai objek percobaan adalah putih telur mentah, daging ikan, tulang ikan, dan kulit ikan; NH3
sebagai larutan basa lemah, NaOH sebagai larutan basa kuat, H2SO4 sebagai larutan asam kuat,
dan CH3COOH sebagai larutan asam lemah; serta pereaksi ninhidrin untuk mengetahui ada
tidaknya asam amino.
Prosedur
Diambil sebanyak 5ml atau 5gr
Diletakan di cawan petri atau beaker glass atau tabung reaksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASILBerikut ini adalah data hasil praktikum yang dilakukan di Lab FHA FPIK Unpad pada hari
Selasa, 3 November 2015. Kelompok Sampel Perlakuan pH Pengamatan
Awal Akhir Awal Penambahan Pemanasan Penambahan
Diukur pH-nya
Ditambahkan 1, 3, dan 5 ml asam atau basa (sesuai perlakuan)
Dipanaskan diatas hot plate
Diukur kembali pHnya
Ditambahkan pereaksi ninhidrin
Diamati perlakuan dan dicatat hasilnya
Asam dan Basa Ninhidrin9
DagingIkan
H2SO4
6
1
Bau amis, warna merah
pucat, &tekstur halus
berserat
Bau &warna tetap, dan suhu
naik
Cairan bening, koagulasi
terlihat, & tidak berbau
Bau tetap, terbentuk 2 fase, warna
keunguan (atas) & bening
(bawah), & endapan sedikit larut kembali
(+)C
H3
COOH
2Bau zat kimia menyengat & warna tetap
Bau menyengat, koagulasi
sedang, & warna putih
Bau menyengat, warna
keunguan, endapan sedikit larut, & tekstur endapan tetap
(+)Aquades
6 Bau amis & warna tetap
Daging tidak terlalu
menggumpal, putih pucat, & tidak berbau
Bau tetap, cairan
kekuningan, & endapan halus warna putih
(-)10 NaOH
14
Bau amis, warna putih keabuan, &
tekstur empuk
Bau NaOH & warna
kecokelatan
Bau amis samar, terdenaturasi, & warna cokelat
Bau amis & warna lebih
gelap(+)
NH3
11Bau NH3
menyengat & warna tetap
Bau NH3, ada endapan & cairan
warna sedikit kekuningan
Tidak ada perubahan
(-)
Aquades7 Bau amis &
warna tetapBau telur, keruh,
&warna tetap
Tidak ada perubahan
(-)11
TulangIkan
H2SO4
7
1
Bau amis, hitam
keabuan, &tekstur keras
Bau & warna tetap, tulang terpisah dari
kulit, & panas
Bau amis hilang, tulang menjadi
bersih, & larutan berwarna keruh
Tidak ada perubahan
(-)
CH3
COOH
3
Bau menyengat, warna keruh,
tulang terpisah dari kulit
Bau menyengat, warna
kecokelatan, tulang sedikit
terpisah dari kulit
Tidak ada perubahan
(-)
Aquades7 Bau amis &
warna tetapBau & warna
tetap
Tidak ada perubahan
(-)12 NaOH
13
Bau amis, warna putih,
& tekstur keras
Berbau, warna keruh
Berbau & warna keruh
Tidak bau & kuning keruh
(-)NH3
9
Bau menyengat, warna keruh
Bau menyengat, warna keruh &
terdapat gumpalan
Bau menyengat & keruh
(-)
Aquades7 Bau amis &
warna tetap
Bau tidak terlalu amis & warna
bening
Warna bening & sedikit keruh
(-)13 Kulit
IkanH2SO4 7
1Bau amis,
warna abu tua, & tekstur
sedikit kenyal
Berbuih & wana putih keruh
Berubah menjadi ungu & kulit ikan hancur
Tidak ada perubahan
(-)C
H3
3 Bau asam & warna agak
Putih keruh & kulit ikan keras
Tidak ada perubahan
COOH
keruh (-)
Aquades7 Bau amis &
warna tetapPutih keruh & kulit ikan keras
Tidak ada perubahan
(-)14 NaOH
14
Bau amis, warna
keabuan, & tekstur elastis
dan lunak
Bau amis & warna tetap
bau amis memudar, warna
kuning keemasan, kulit ikan hancur, &
ada 3 fase
Bau tengik, warna tetap,
&larut(-)
NH3
10 Bau amis & warna tetap
Bau menyengat, warna larutan keabuan, & air menjadi keruh
Bau menyengat & warna tetap
(-)
Aquades7 Bau amis &
warna tetap
Bau amis, larutan tetap bening, & kulit tetap utuh
Tidak ada perubahan
(-)15
PutihTelur
H2SO4
9
0
Bau amis, warna bening,
& tekstur kental
2 fase & ada endapan
Memiliki 2 fase & mengendap
Tidak ada perubahan
(-)C
H3
COOH
3 Bau menyengat, 2 fase, & berbusa
Bau menyengat, berbusa, & 2 fase
Tidak ada perubahan
(-)
Aquades10 Bau telur, 2 fase,
& encerBau telur, encer,
& 2 fase
Tidak ada perubahan
(-)16 NaOH
13
Bau amis, warna bening,
& tekstur kental
Bau amis telur & warna tetap
bau menyengat, warna kuning
(atas) & cokelat (bawah)
Bau menyengat, warna pekat bagian atas
kuning kehijauan &
bagian bawah kuning
(-)NH3
12 Bau amis telur & warna tetap
Tidak berbau, ada endapan
putih, & bagian atas bening
Bau menyengat, warna ungu
(atas) & putih (bawah), &
(+)Aquades
10 Bau amis telur & warna tetap
Tidak berbau, warna putih susu,
ada endapan putih, & bagiana
atas keruh
Tidak ada perubahan
(-)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger (1996). Dasar-dasar Biokimia.Jakarta:Erlangga.
Hart, H (1987). Kimia Organik. alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta.
Stoker, H. Stephen. 2010. General, Organic, And Biological Chemistry Fifth Edition Page 684 . Cengage Learning : Belmont, CA USA
LAMPIRAN