12
CASE REPORT 3 Clinical Exposure 3 Bebby Syafitrie Kusuma Wardani/00000001638 IDENTITAS Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 42 tahun Alamat : Teluk Naga Pekerjaan : Ibu rumah tangga Status pernikahan : Sudah Menikah ANAMNESIS Dilakukan secara autoanamnesis, pada hari Selasa, 10 Maret 2015 bertempat di Puskesmas Teluk Naga. Keluhan Utama : Sesak nafas

lapkas tbc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapkas tbc

Citation preview

CASE REPORT 3Clinical Exposure 3Bebby Syafitrie Kusuma Wardani/00000001638

IDENTITASNama: Ny. SJenis Kelamin: PerempuanUsia: 42 tahunAlamat: Teluk NagaPekerjaan: Ibu rumah tanggaStatus pernikahan: Sudah Menikah

ANAMNESISDilakukan secara autoanamnesis, pada hari Selasa, 10 Maret 2015 bertempat di Puskesmas Teluk Naga.Keluhan Utama: Sesak nafasRiwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu. Sesak yang dirasakan pasien timbul sesaat setelah pasien terkena hujan dan digambarkan sebagai rasa ngap. Sesak diakui pasien diperberat dengan aktivitas ringan dan diperingan dengan istirahat. Pasien mengaku tidak bisa tidur tanpa menggunakan bantal karena merasa sesak. Keluhan lainnya berupa batuk berdahak yang timbul sesaat sebelum keluhan sesak. Dahak diakui pasien berwarna coklat-kehijauan tanpa adanya darah atau bercak-bercak merah. Pasien juga mengeluhkan pusing yang timbul bersamaan dengan keluhan sesak dan batuk.Pasien juga mengeluhkan semakin kurang nasfu makan setelah mengalami sesak dan batuk. Pasien susah untuk makan karena walau hanya makan sedikit pasien sudah merasa tidak enak. Pasien juga merasa setiap malam tidurnya terganggu dan sering berkeringat pada malam hari. Pasien merasa sakit kepala bersamaan dengan keluhan sesak dan batuknya Pasien menyangkal adanya demam, nyeri dada, mual/ muntah, ataupun adanya gangguan buang air kecil (BAK) / buang air besar (BAB). Pasien juga menyangkal adanya edema kaki, pembesaran perut, batuk darah.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu: TBC 3 tahun yang lalu dan telah diobati dengan OAT.Riwayat Alergi: Tidak ada riwayat alergiRiwayat Pengobatan: Tidak adaRiwayat Penyakit Keluarga: Di keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa dengan pasien, tidak ditemukan riwayat penyakit jantung, DM, hipertensi.Riwayat KebiasaanMerokok: Tidak ada riwayat merokokAlkohol: Tidak ada riwayat mengkonsumsi alkoholGaya hidup: Jarang sekali berolahraga dan lebih sering melakukan aktifitas sambil duduk.Riwayat Lingkungan dan SosialSehari-hari pasien hanya melakukan kegiatan dirumah dikarenakan pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Keluarga pasien yang tinggal serumah dengan pasien tidak ada yang merasakan gejala serupa. Namun, diketahui suami pasien adalah perokok berat (sekitar 3-4 bungkus sehari). Pasien tinggal didaerah yang padat penduduk. Dirumah pasien dengan ukuran 5x6m dihuni 4 orang anggota keluarga.

Reaksi PasienFeelings: Pasien merasa terganggu & khawatir akan sesak yang di deritanya.Insights: Pasien menduga TBC yang di deritanya semakin parah.Functions: Pasien menjadi sulit beraktivitas karena sesak.Expectations: Pasien berharap agar sesak yang dialaminya dapat membaik.Pemeriksaan FisikStatus general: Kesan sakit: Tampak sakit sedang, tampak sesak Kesadaran: Compos mentis TB/BB : 150 cm / 42 kg BMI: 18.67 kg/m2 Sikap pasien : kooperatif Cara bicara : terengah-engah

Tanda Tanda Vital : - Tekanan Darah : 180/90 mmHg - Denyut Nadi : 106 kali/menit - Pernafasan : 26 kali/menit - Suhu : 36.7 oCInspeksi: Wajah: Simetris Kulit: kuning langsat Kepala: rambut hitam,tidak mudah rontok, normosefali, deformitas (-) Mata: pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+, sklera ikterik -/-, conjunctiva pucat -/- Telinga: bentuk normal dan simetris, lubang lapang dan sekret atau darah (-) Hidung: nafas cuping hidung (+), deviasi septum (-), sekret (-) Mulut : Bibir : mukosa tidak tampak kering, sianosis (-)Lidah: lidah tampak basah, tidak kotor Leher: pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)Thorax :Paru-paru : I :Dada statis dan dinamis simetris, lesi kulit -, otot bantu pernafasan +/+

P :Pernapasan dada simetris. Tactile fremitus kanan=kiri

P:Perkusi bagian depan sonor pada kedua lapangan paru

A:Suara nafas vesikular +/+ , Ronkhi kasar +/+, Wheezing -/-

Cor:I:Iktus kordis tidak tampak

P:Iktus kordis teraba lemah di ruang antar iga V pada garis aksilaris anterior

P:Batas kanan atas jantung ICS II linea parasternalis dekstra Batas kanan bawah jantung ICS IV linea parasternalis dekstraBatas kiri atas jantung ICS II linea parasternalis sinistraBatas kiri bawah jantung di ICS V linea midklavikularis sinistra

A:murmur (-), gallop (-)

Abdomen: I:Rata, Cekung, lesi (-), massa (-), striae (-)

P:nyeri tekan pada lapang perut (-), nyeri tekan pada ulu hati (-), massa (-), undulasi (-), hepatosplenomegali (-), ballotement (-/-)

P:Timpani pada seluruh region abdomen, nyeri ketuk (-),shifting dullness (-)

A:Bising usus (+) kesan normal

Ekstremitas :I : clubbing finger (-/-), deformitas (-/-), valgus, varus (-/-), edema (-/-)P : krepitasi (-/-), edema (-/-), CRT < 2 detikM : Nyeri gerak aktif (-), nyeri gerak pasif (-) ResumePerempuan, 42 tahun datang ke Puskemas Teluk Naga dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu. Sesak timbul sesaat setelah pasien terkena hujan dan di gambarkan seperti rasa ngap. Sesak diperberat dengan aktivitas ringan dan diperingan dengan istirahat. Pasien tidak bisa tidur tanpa menggunakan bantal karena sesak. Keluhan lain berupa pusing dan batuk berdahak berwarna coklat-kehijauan tanpa adanya darah atau bercak merah. Diketahui nafsu makan pasien menurun. Pasien setiap malam tidurnya terganggu dan berkeringat pada malam hari. Pada riwayat penyakit dahulu diketahui 3 tahun yang lalu pasien mengidap TBC dan telah diobati dengan OAT. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BMI 18.67 kg/m2 ,tachycardia, tachypnea, nafas cuping hidung, dan penggunaan otot bantu pernafasan. Ditemukan pula ronkhi kasar di kedua lapang paru.

Diagnosis KerjaTuberculosis Relaps Diagnosis BandingPneumoniaPemeriksaan Lanjutan1. Cek lab 2. Tes Sputum

Review of DiseaseTuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex, merupakan masalah kesehatan yang penting pada masa sekarang. Jumlah terbesar kasus TB berada di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus TB di dunia. Diperkirakan pada tahun 2002 terdapat 2 juta kematian akibat TB.Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisis/jasmani, pemeriksaanbakteriologi,radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnyaGejala klinikGejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat)

1.Gejala respiratorik

-batuk>2 minggu -batuk darah -sesak napas -nyeri dada

Gejala respiratori ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saatmedical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.

2.Gejala sistemik

-Demam -gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun

3.Gejala tuberkulosis ekstraparu

Gejala tuberkulosis ekstraparu tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitis tuberkulosis akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosis akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosis terdapat gejala sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.

A. TUBERKULOSIS PRIMER

Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional).Afek primer bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib sebagai berikut :

1.Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad integrum)

2.Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)

3.Menyebar dengan cara :

a.Perkontinuitatum, menyebar ke sekitarnyaSalah satu contoh adalah epituberkulosis, yaitu suatu kejadian penekanan bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada saluran napas bersangkutan, dengan akibat atelektasis. Kuman tuberkulosis akan menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai epituberkulosis.

b.Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke paru sebelahnya atau tertelan

c.Penyebaransecara hematogen dan limfogen.Penyebaran ini berkaitan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang ditimbulkandapat sembuh secara spontan, akan tetetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat seperti tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosis,typhobacillosis Landouzy.Penyebaran ini juga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan sebagainya.Komplikasi dan penyebaran ini mungkin berakhir dengan :

-Sembuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya pertumbuhan terbelakang pada anak setelah mendapat ensefalomeningitis, tuberkuloma ) atau

-Meninggal.Semua kejadian diatas adalah perjalanan tuberkulosis primer.

B.TUBERKULOSIS POSTPRIMER

Tuberkulosis postprimer akan muncul bertahun-tahun kemudian setelah tuberkulosis primer, biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun. Tuberkulosis postprimer mempunyai nama yang bermacam-macam yaitu tuberkulosis bentuk dewasa,localized tuberculosis, tuberkulosis menahun, dan sebagainya. Bentuk tuberkulosis inilah yang terutama menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan. Tuberkulosis postprimer dimulai dengan sarang dini, yang umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus inferior. Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumoni kecil. Sarang pneumoni ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai berikut :

1.Diresopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat

2.Sarang tersebut akan meluas dan segera terjadi proses penyembuhan dengan penyebukan jaringan fibrosis. Selanjutnya akan terjadi pengapuran dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran. Sarang tersebut dapat menjadi aktif kembali dengan membentuk jaringan keju dan menimbulkan kaviti bila jaringan keju dibatukkan keluar.

3.Sarang pneumoni meluas, membentuk jaringan keju (jaringan kaseosa).Kaviti akan muncul dengan dibatukkannya jaringan keju keluar. Kaviti awalnya berdinding tipis, kemudian dindingnya akan menjadi tebal (kaviti sklerotik).Kaviti tersebut akan menjadi:

-meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru.Sarang pneumoni ini akan mengikuti pola perjalanan seperti yang disebutkan di atas

-memadat dan membungkus diri (enkapsulasi), dan disebut tuberkuloma. Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh, tetapi mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan menjadi kaviti lagi

-bersih dan menyembuh yang disebutopen healed cavity, atau kaviti menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya mengecil. Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang terbungkus dan menciut sehingga kelihatan seperti bintang (stellate shaped).