42
1 LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROPINSI ACEH BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 NAMA PENELITI UTAMA : Dr. Yenni Yusriani, S.Pt, M.P

LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

1

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROPINSI ACEH

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

NAMA PENELITI UTAMA : Dr. Yenni Yusriani, S.Pt, M.P

Page 2: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

2

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP Kegiatan 2013

:

Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Propinsi Aceh

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Aceh

3. Alamat Unit Kerja : Jalan P. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh- 23125

4. Sumber Dana : Dipa BPTP Aceh 2015

5. Status Penelitian : Lama 6. Penanggung Jawab : A. Nama : Dr. Yenni Yusriani, SPt, M.P

B. Pangkat / Golongan : Penata Tk 1/IIId

C. Jabatan Peneliti Muda

7. Lokasi : Provinsi Aceh

8. Agroekosistem : Dataran Rendah

9. Tahun Mulai : 2011

10. Tahun Selesai : 2015

11. Output Tahunan : Menyediakan pendampingan dalam pengembangan KRPl di kabupaten/kota di Provinsi Aceh

12. Output Akhir : Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari dalam satu kawasan

13. Biaya : 313.150,000,- (Tiga Ratus Tiga Belas Juta Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

Mengetahui : Kepala Balai Besar

Menyetujui Kepala Balai

Dr. Ir. Abdul Basit MS NIP. 19610929 198603 1 003

Ir. Basri A. Bakar, M.Si.

NIP. 19600811 198503 1 001

Koordinator Program, Dr. Rachman Jaya, S.Pi., M.Si

NIP. 19740305 200003 1 001

Penanggungjawab Kegiatan,

Dr. Yenni Yusriani, SPt, M.P

NIP. 19730716 199903 2 002

Page 3: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

3

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, karena dengan rahmat-Nya penulis beserta tim

telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Propinsi Aceh. Laporan ini disusun berdasarkan

kegiatan yang telah dilaksanakan selama bulan Maret sampai Desember tahun

2015 di Propinsi Aceh. Kegiatan ini didukung oleh DIPA-018.09.2.567392/2015.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif

seluruh Dinas/Instansi yang terkait, petani kooperator dan penyuluh/peneliti

yang ada di BPTP Aceh. Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan

kegiatan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya

kegiatan ini mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang

dilanjutkan dengan penyusunan laporan tengah tahun ini, kami ucapkan terima

kasih dan semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, Desember 2015 Penanggungjawab,

Dr. Yenni Yusriani, SPt, M.P NIP. 19730716 199903 2 002

Page 4: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

4

RINGKASAN

1. Judul RDHP : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Provinsi Aceh

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

3. Lokasi : Provinsi Aceh

4. Agroekosistem : Dataran rendah dan Dataran tinggi 5. Status : Lanjutan 6. Tujuan : Memberi pendampingan dalam

pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari di 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh

7. Keluaran : Terdampinginya kegiatan pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Provinsi Aceh

8. Hasil : Berkembangnya KRPL yang sesuai dengan spesifik lokasi di seluruh kabupaten/kota Provinsi Aceh

9. Prakiraan Manfaat : Mendukung kebijakan pembangunan pertanian wilayah melalui pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan terlantar

10. Prakiraan Dampak : Berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera melalui pemanfaatan lahan pekarangan.

11. Prosedur : (1) Penguatan Kebun Bibit Inti (Kbi), (2) Penguatan Kelembagaan M-Krpl, Dan (3) Sosialisasi Dan Pelatihan Untuk Pendampingan Pengembangan Krpl Di Setiap Kabupaten/Kota.

12. Jangka Waktu : Tahun Ke 5 13. Biaya : Rp.313.150,000,- (Tiga Ratus Tiga

Belas Juta Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

Page 5: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

5

SUMMARY

1. Title : The Area of Sustainable Food House Program in Aceh Province

2. Implementation Unit : Assessment Institute for Agriculture Technology (AIAT Aceh)

3. Location : Aceh Province

4. Agroecosystem : Dry land area

5. Status : Continued 6. Objectives

: Provide assistance in developing the

Sustainable Food House Program in Aceh Province

7. Output

: Available assistance in Area Sustainable Food-house Program in Aceh Province

8. Outcome

: Development of Sustainable Food house rogram in each district in Aceh Province suitable to local specific condition.

9. Expected benefit : Supporting local goverment agricultural program through maximasing utility of home garden.

10. Expected impact : Development of family and community ability in fullfiling sustainable food and nutrition requirement through utilisation home garden.

11. Procedure

: (1) Establish Main Seed Garden, (2) Upgrade existing Sustainable Food-reserved Garden, and (3) Socialisation and training for assistance in developing the sustainable food-reserved garden program in each district in Aceh Province.

12. Duration : 5 th Year

13. Budget : IDR 313.150.000

Page 6: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

6

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

RINGKASAN .................................................................................................... iii

SUMMARY ...................................................................................................... iv

DAFTAR ISI..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................................ .... vi

DAFTAR GAMBAR ................ ............................................................................vii

I.PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Dasar Pertimbangan ........................................................................... 3

1.3. Tujuan ............................................................................................... 3

1.4. Keluaran yang Diharapkan ................................................................... 4

II. PROSEDUR ............................................................................................... 7

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan........................................................ ................ 7

3.2. Pendekatan.......................................................................................... 7

3.3. Bahan dan Alat ................................................................................... 7

3.4. Tahapan Pelaksanaan ............................................................................ 8

3.5. Pemilihan Lokasi................................................................................10

3.6. Teknologi dalam Pendampingan..........................................................11

3.7. Analisa data .....................................................................................13

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 14

4.1 Pendampingan KRPL .......................................................................... 14

4.2 Penguatan Kebun Benih/Bibit Induk (KBI)............................................17

IV.KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 22

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 22

5.2. Saran .................................................................................................. 22

V.DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23

Page 7: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

7

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Komoditas yang diimplementasikan...........................................................8

2. Nama Penjab dan kabupaten/kota lokasi m-KRPL di Provinsi Aceh ............... 11

3. Kegiatan pendampingan KRPL yang telah dilaksanakan .............................. 18

4. Masalah teknis dan non teknis yang dihadapi dalam pendampingan

serta ulasan kegiatan pendampingan ke depan .......................................... 21

5. Kegiatan penguatan KBI dan status penilaian sebelum dan

sesudah penguatan KBI ........................................................................... 21

6. Permasalahan Teknis dan Non Teknis.............................................. .......... 23

Page 8: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

8

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman 1. Foto- Foto Kegiatan .......................................................................... 29

Page 9: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

9

1 PENDAHULUAN

1. 1. Latar belakang

Kesadaran tentang pentingnya upaya diversifikasi pangan telah lama

dilaksanakan di Indonesia, namun demikian hasil yang dicapai belum seperti

yang diharapkan. Kebijakan diversifikasi pangan diawali dari Instruksi Presiden

(Inpres) Nomor 14 tahun 1974 tentang Upaya Perbaikan Menu Makanan Rakyat

(UPMMR), dengan menggalakkan produksi telo, Kacang dan Jagung yang dikenal

dengan Tekad, sampai yang terakhir adanya Peraturan Presiden Nomor 22

Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Walaupun telah berbagai upaya telah

dilakukan pemerintah dan berbagai kalangan terkait, namun pada kenyataannya

tingkat konsumsi masyarakat masih bertumpu pada pangan utama beras. Hal itu

diindikasikan oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang belum sesuai harapan,

dan belum optimalnya pemanfaatan sumber bahan pangan lokal dalam

mendukung penganeka-ragaman konsumsi pangan (BKP, 2010).

Dikaitkan dengan potensi yang ada, Indonesia memiliki sumber daya

hayati yang sangat kaya. Ironisnya, tingkat konsumsi sebagian penduduk

Indonesia masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu

upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga dapat dilakukan

melalui pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan

di lingkungannya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan

lahan pekarangan yang dikelola oleh rumah tangga.

Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam terbentang

dari wilayah Sabang sampai Merauke. Berbagai jenis tanaman pangan seperti

padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari

hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan

obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini.

Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran

pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan

ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan

Page 10: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

10

sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya.

Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang

relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian,

sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan

tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil

maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara

lain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat

pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.

Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai

salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan

keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian mengembangakan konsep KRPL. Untuk mewujudkan gagasan tersebut

di tingkat lapangan di daerah, maka setiap Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) di masing-masing provinsi ditugaskan melaksanakan pembangunan

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Sasaran yang ingin dicapai dari KRPL ini

adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi

dan sosial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju

keluarga dan masyarakat yang sejahtera (Kementerian Pertanian, 2011). Melalui

pengembangan KRPL tersebut ditargetkan skor Pola Pangan Harapan (PPH)

masyarakat meningkat dari 65,6 persen menjadi lebih dari 90 persen dan

pengeluaran pangan keluarga menurun menjadi 50-55 persen.

Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk

ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang

lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai

pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan

lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di

pedesaan.

Page 11: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

11

1.2 Dasar Pertimbangan

Berdasarkan pemikiran bahwa dalam mewujudkan ketahanan dan

kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga, maka

pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah

tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian

pangan rumah tangga.

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan

keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus berlangsung

hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan sistematis

pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya. Oleh

karena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis

sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu

diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di lahan

pekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh bekerjasama dengan

Pemerintah Daerah Provinsi Aceh pada tahun 2011 telah memulai

mengembangkan model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pada

tahun pertama kegiatan M-KRPL dibangun satu unit M-KRPL. Kegiatan

tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat. Pada tahun 2012

kegiatan M-KRPL dikembangkan di delapan kabupaten/kota lainnya.

Kegiatan tersebut dapat berjalan lancar karena mendapat dukungan dari

Pemda setempat, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

Melalui kegiatan M-KRPL tersebut diharapkan akan memicu lahirnya

pemikiran dan konsep bagi optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan.

Pada prinsipnya, KRPL merupakan program pemanfaatan pekarangan

yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi

keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Kegiatan M-

KRPL yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh diharapkan akan terus

dikembangkan dan discaling-up oleh Pemda dan pihak lainnya melalui

Page 12: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

12

dana APBD maupun dari dukungan APDN melalui kegiatan-kegiatan

sejenis baik dari Kementerian Pertanian maupun Kementerian lainnya.

1. 3. Tujuan

Tujuan umum pengembangan KRPL di Provinsi Aceh antara lain:

1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam

pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk

budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga

(toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta

pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos.

2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat

secara lestari dalam suatu kawasan.

3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan

menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

Tujuan tahunan pengembangan KRPL di Provinsi Aceh adalah:

1. Membangun unit percontohan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

di setiap kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

2. Membangun jejaring kerjasama dengan Pemerintah Daerah, swasta,

dan organisasi masyarakat lainnya dalam pengembangan

pemanfaatan lahan pekarangan menggunakan pola KRPL.

1. 4. Keluaran Yang Diharapkan

Keluaran jangka panjang kegiatan KRPL adalah:

1. Meningkatnya keterampilan keluarga dan masyarakat dalam

pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk

budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga

(toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta

pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. Peningkatan

adopsi teknologi anjuran tepat guna

2. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat

secara lestari dalam suatu kawasan.

Page 13: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

13

3. Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif keluarga dan

menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

Keluaran tahunan kegiatan KRPL adalah:

1. Terbangunnya unit percontohan Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) di setiap kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

2. Terbangunnya jejaring kerjasama dengan Pemerintah Daerah, swasta,

dan organisasi masyarakat lainnya dalam pengembangan

pemanfaatan lahan pekarangan menggunakan pola KRPL

Page 14: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

14

II. PROSEDUR PELAKSANAAN

2.1. Ruang Lingkup Kegiatan

a. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan antara tahapan kegiatan persiapan,

pelaksanaan, pengumpulan data, monitoring dan evaluasi serta pelaporan.

Kooperator dalam pelaksanaan pengembangan model KRPL adalah kelompok

tani, kelompok wanita tani (KWT), dan seluruh masyarakat desa/kota yang

tergabung dalam desa/kota KRPL.

b. Pelaksanaan: Pembangunan model KRPL di Provinsi Aceh akan dilaksanakan

di 10 kabupaten/kota, di masing-masing kabupaten/kota akan dipilih dua

desa/kelurahan binaan.

c. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan

d. Pelaporan.

2.2. Pendekatan

Pola kegiatan dilaksanakan dalam satu kawasan yang terdiri dari satu RT

dengan pendekatan secara partisipatif yang melibatkan kelompok sasaran, tokoh

masyarakat, dan perangkat desa.

2.3. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain :

1. Sarana Produksi berupa :

Bibit tanaman (tanaman sayuran, umbi-umbian, buah)

Pupuk antara lain : pupuk kandang, pupuk organik plus, NPK dan Urea

(dalam jumlah terbatas)

Pestisida : pestisida nabati, pestisida kimiawi/fungisida, insektisida (dalam

jumlah terbatas)

Media tanam : sekam, tanah, mikroorganisme

2. Bahan Pendukung lainnya berupa :

Polybag, plastik semai, pot

Rak vertikultur (bambu, besi, dll)

Bahan KBI (rak pesemaian, atap rumah bibit, kayu, bambu, dll)

3. Alat tulis dan computer suplay

4. Komoditas

Page 15: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

15

Untuk komoditas yang diimplementasikan pada kegiatan KRPL dapat dilihat

pada Tabel 1 di bawah ini .

Tabel 1. Komoditas yang diimplementasikan

Komoditas Jenis

Sayuran Cabe, tomat, sawi, kool bunga, kubis, selada, terung,

kangkung, daun bawang, seledri, bayam, bawang merah

Buah-buahan Pepaya , sirsak

Bio farmaka Jahe, kencur, serai, kunyit,

2.4. Tahapan Pelaksanaan

Lokasi dan Waktu Kegiatan

Lokasi kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dilaksanakan di 10

(sepuluh) kabupaten/kota. Kegiatan dimulai bulan Januari sampai dengan bulan

Desember 2015.

Tahapan Kegiatan

Untuk merencanakan dan melaksanakan pengembangan KRPL,

dibutuhkan 9 (sembilan) tahapan kegiatan seperti telah dituangkan dalam

Pedoman Umum Model KRPL (Kementerian Pertanian, 2011), yaitu:

a. Persiapan: (1) Pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya,

lokasi dan kelompok sasaran, (2) Pertemuan dengan dinas terkait untuk

mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi,

(3) koordinasi dengan Dinas pertanian dan dinas terkait lainnya di

kabupaten/kota, (4) Memilih pendamping yang menguasai teknik

pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

b. Pembentukan Kelompok: Kelompok sasaran adalah rumah tangga atau

kelompok rumah tangga dalam satu Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga

(RW) atau satu dusun/kampung. Pendekatan yang digunakan adalah

partisipatif, dengan melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan

perangkat desa. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para

anggota kelompok itu sendiri. Dengan cara berkelompok akan tumbuh

kekuatan beriinisiatif dari para anggota dengan prinsip keserasian,

kebersamaan dan kepemimpinan dari mereka sendiri.

Page 16: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

16

c. Sosialisasi: Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat

kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan.

Kegiatan sosialisasi dilakukan pada kelompok sasaran dan pemuka

masyarakat serta petugas pelaksana dari instansi terkait.

d. Penguatan Kelembagaan Kelompok: Dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan kelompok: (1) Mengambil keputusan bersama melalui

musyawarah; (2) Menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3)

Memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) Bekerjasama dalam kelompok

(sifat kegotong-royongan); dan (5) Bekerjasama dengan aparat maupun

dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

e. Perencanaan Kegiatan: Melakukan perencanaan/rancang bangun

pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman

pangan, sayuran dan obat jeluarga, ikan dan ternak, diversifikasi pangan

berbasis sumberdaya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan,

kebun bibit desa, serta pengelolaan limbah rumah tangga. Selain itu,

dilakukan juga penyusunan rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan ini

dilakukan bersama-sama dengan kelompok dan instansi terkait.

f. Pelatihan: Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis

pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman pangan,

buah dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak, perbenihan dan

pembibitan, pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan

limbah rumah tangga. Jenis pelatihan lainnya adalah tentang penguatan

kelompok.

g. Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan

pengawalan teknologi oleh peneliti dan pendampingan antara lain oleh

Penyuluh dan Petani Andalan. Secara bertahap, pelaksanaan kegiatan ini

diarahkan untuk menuju pada pencapaian kemandirian pangan rumah

tangga, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, konservasi tanaman

pangan untuk masa depan, pengelolaan kebun bibit desa, dan peningkatan

kesejahteraan.

h. Pembiayaan: Bersumber dari kelompok, masyarakat, partisipasi

pemerintah daerah dan pusat, perguruan tinggi, Lembaga Swadaya

Masyarakat, swasta dan dana lain yang tidak mengikat.

Page 17: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

17

i. Monitoring dan Evaluasi: Dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan

pelaksanaan kegiatan kawasan, dan menilai kesesuaian kegiatan yang telah

dilaksanakan dengan perencanaan. Evaluator dapat dibentuk oleh

kelompok. Evaluator dapat juga berfungsi sebagai motivator bagi pengurus,

anggota kelompok dalam meningkatkan pemahaman yang berkaitan dengan

pengelolaan sumberdaya yang tersedia di lingkungannya agar berlangsung

lestari.

2.5. Pemilihan Lokasi

KRPL dapat diterapkan pada suatu satuan komunitas yang mencakup

luasan satu dusun dalam satu desa ataupun satu desa secara keseluruhan yang

berada di daerah pedesaan atau perkotaan. Skala luasnya KRPL tergantung

pada ketersedian sumberdaya yang ada, baik sumberdaya alam (lahan

pekarangan), sumberdaya manusia sebagai pelaksana (rumah tangga dan

tenaga pendamping), dan sumberdaya keuangan untuk pembiayaan awal

pengembangan KRPL.

Lokasi KRPL Provinsi Aceh pada tahun 2015 dilaksanakan di 10

kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Aceh. Nama kabupaten/kota tempat

lokasi M-KRPL di Provinsi Aceh terdapat pada Tabel 2. Pada setiap

kabupaten/kota akan dibangun dan dikembangankan masing-masing 2 (dua) unit

M-KRPL. Pemilihan lokasi didasarkan pada kesesuaian model yang akan

dikembangkan dengan potensi lahan pekarangan yang tersedia, minat dan

partisipasi masyarakat lokal dalam pemanfaatan pekarangan, serta ketersediaan

sarana dan prasarana penunjang seperti akses informasi, komunikasi, dan

transportasi. Diharapkan pada desa-desa yang akan terpilih akan menjadi

contoh bagi pengembangan desa-desa lainnya di wilayah Provinsi Aceh.

Selain membangun KRPL pada lokasi baru, melalui kegiatan

pengembangan KRPL ini juga akan dilanjutkan pembinaan dan pendampingan

terhadap KRPL pada lokasi sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menjamin

keberlanjutan KRPL di lokasi lama tersebut. Jumlah unit KRPL yang telah

dibangun sejak tahun 2011 sampai 2013 adalah sebanyak 55 unit yang tersebar

di 23 kabupaten/kota. Pembinaan dan dukungan terutama dalam hal

pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD), hal ini untuk mendukung keberlanjutan

Page 18: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

18

dan pengembangan jumlah RPL yang berpartisipasi dalam kegiatan KRPL di

masing-masing lokasi.

Tabel 2. Nama Penjab dan kabupaten/kota lokasi M-KRPL di Provinsi Aceh. No Kabupaten/Kota Tipe M-KRPL Nama Penjab

1 Kota Banda Aceh Perkotaan Ir. Basri AB, MSi

2 Aceh Besar Perdesaan Cut Nina Herlina, SPi

3 Pidie Perdesaan Fenty Ferayanti, SP

4 Pidie Jaya Perdesaan Idawanni, SP

5 Lhokseumawe Perkotaan Dr. Yenni Yusriani, SPt, MP

6 Kota Langsa Perkotaan Dr. Drh. Iskandar Mirza, MP

7 Aceh Tengah Perdesaan Ir. T. Iskandar, MSi

8 Aceh Jaya Perdesaan Ir. Nani Yunizar

9 Nagan Raya Perdesaan Ir. Elviwirda

10 Aceh Selatan Perdesaan Ir. Firdaus, MSi

2.6. Teknologi dalam pendampingan

Pendampingan KRPL dalam lingkup Pemerintah daerah dimaksudkan

untuk menyebarluaskan dan mempercepat pengembangan KRPL di Provinsi

Aceh, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Pendampingan ditujukan pada

lokasi-lokasi yang sudah dibangun KRPL oleh BPTP Aceh pada tahun sebelumnya

dan pada lokasi-lokasi dimana KRPL dibangun oleh berbagai pihak, baik

Pemerintah Kabupaten, Lembaga swadaya Masyarakat, swasta, maupun

masyarakat secara swadaya.

Pendampingan pada lokasi KRPL yang sudah ada bertujuan untuk

memperkuat kelembagaan yang sudah terbangun (Kelompok Wanita tani dan

Kebun Bibit Desa) dan untuk pengembangan kawasan serta pemasaran. Melalui

pendampingan ini, kelompok KRPL dan KBD akan terus dipertahankan

keberlanjutannya dan akan diperluas kapasitasnya. Kawasan akan diperluas

dengan menambah rumah tangga baru sebagai peserta kelompok ataupun

dengan membentuk kelompok-kelompok baru di sekitar kawasan (desa).

Sedangkan KBD akan dikembangkan kapasitas produksinya sehingga mampu

mensuplai kebutuhan benih/bibit pada kawasan yang semakin bertambah. KBD-

KBD tersebut akan dihubungkan dengan Kebun benih Induk (KBI) yang dibangun

di BPTP Aceh sebagai sumber benih utama. Selain itu, kegiatan kelompok juga

akan terus ditingkatkan, terutama kegiatan ekonomi produktif. Hasil produksi

Page 19: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

19

dari KRPL ataupun produk olahannya diupayakan untuk dapat dipasarkan. BPTP

Aceh akan memfasilitasi untuk tujuan tersebut melalui identifikasi potensi jalur

pemasaran dan advokasi dalam proses pemasaran.

Pendampingan pada lokasi-lokasi KRPL yang dibangun dan dikembangkan

oleh pihak lain dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi konsep KRPL secara utuh

kepada pihak pengembang, pelatihan-pelatihan teknis (budidaya dan disain

kawasan) dan demonstrasi pengelolaan RPL pada salah satu rumah tangga yang

ada dalam kawasan KRPL tersebut.

Teknologi budidaya yang diperkenalkan adalah teknik-teknik budidaya

yang sudah menganut prinsip-prinsip Good Agriculture Practices (GAP) dan

Good Harvest Practices (GHP). Dengan demikian produk pertanian rumah

tangga yang dihasilkan akan memiliki nilai tambah yang lebih baik dibandingkan

cara-cara budidaya konvensional, baik dari segi kuntitas produksi maupun

kualitas kesehatan.

Penataan tanaman pada KRPL didasarkan pada prinsip konservasi dan

diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, terutama untuk pemenuhan

kebutuhan rumah tangga dan dipasarkan jika terdapat hasil lebih. Pemanfaatan

limbah rumah tangga dan pertanian juga akan diterapkan dengan mengajarkan

kepada rumah tangga peserta tentang pengolahan dan pembuatan kompos.

Keberlanjutan pengembangan rumah pangan lestari dapat diwujudkan

melalui pengaturan pola dan rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-

ternak dan model diversifikasi yang tepat sehingga dapat memenuhi pola pangan

harapan dan memberikan kontribusi pendapatan keluarga.

2.7 Analisis Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan analisis secara deskriptif.

Page 20: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

20

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pendampingan KRPL

Kegiatan pendampingan KRPL merupakan kegiatan lanjutan. Namun

koordinasi dirasa masih sangat dibutuhkan karena koordinasi merupakan upaya

untuk menciptakan atau mencapai keserasian, keselarasan, keseimbangan,

sinkronisasi, dan integrasi keseluruhan kegiatan dari orang-orang, kelompok

orang, atau satuan-satuan kerja dalam suatu organisasi atau antar organisasi,

sehingga kegiatan yang dilaksanakan menjadi teratur, tertib, dan mencapai hasil

secara efisien dan efektif (Makalalag, L. 2013).

Menurut Amin, S. et al. (2013), koordinasi sangatlah penting di dalam

suatu organisasi baik organisasi negeri maupun organisasi swasta. Koordinasi

dilakukan untuk menciptakan suatu usaha yang seragam dan harmonis pada

sasaran yang telah ditentukan.Oleh karena itu koordinasi kegiatan pendampingan

KRPL juga harus dilakukan pada tahap awal.

Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari dilaksanakan di

10 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.Pendampingan dilakukan di lokasi binaan

BPTP dan juga mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Aceh yang dilaksanakan

oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan P2KP kabupaten/kota. Pada Tabel 5

disajikan kegiatan pendampingan KRPL yang telah dilaksanakan.

Tabel 3. Kegiatan pendampingan KRPL yang telah dilaksanakan Kota/kab Desa Kegiatan Yang dilaksanakan

Kota Banda Aceh

Desa Lampineung

Desa Ie Masen Kayee Adang

Desa Lamjamee

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol

Pupuk organik

Page 21: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

21

Kampung Laksana

Kampung Lamdom

Kota Baru

Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Kab Aceh

Besar

Desa Cot Preh

Desa Lampermai

Desa Lambada Peukan

Pembuatan Mikro Organisme Lokal

Pengolahan daun Pegagan

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan Insektisida Nabati

Pengolahan daun Pegagan

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan Mikro Organisme Lokal

Pengolahan daun Pegagan Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Kab Pidie Desa Pulo Tu

Desa Cot Ara

Desa Buloh Peudaya

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Kab Pidie Jaya Desa Keude Jangka Buya

Desa Meunasah Raya

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan Kota Desa Blang Naleung Pembuatan mol

Page 22: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

22

Lhokseumawe Mameh ,

Desa Blang Buloh

Desa Blang Cut

Pupuk organik

Pestisida nabati Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol

Pupuk organik Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol

Pupuk organik Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Kota Langsa Pb. Seulemak Kp.

Mutia

Budidaya sayuran dengan teknik

fertikulktur

Praktek pengolahan bahan pangan non

beras Praktek pemanfaatan limbah rumah

tangga menjadi pupuk organik

Praktek pembuatan pestisida nabati

Praktek pembuatan media tanam sistem

hidroponik Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Sugai Pauh Budidaya sayuran dengan teknik

fertikulktur

Praktek pengolahan bahan pangan non

beras Praktek pemanfaatan limbah rumah

tangga menjadi pupuk organik

Praktek pembuatan pestisida nabati

Praktek pembuatan media tanam sistem

hidroponik Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Kab Aceh Tengah

Desa Tubes Lues

Desa Musara Leus

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol Pupuk organik

Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan Kab Aceh Jaya Desa Keutapang

Desa Bahagia

Pembuatan Saus Tomat

Pembuatan Saus Cabe Pembuatan Pupuk Organik

Pembuatan MOL

Pembuatan Pestisida Nabati Penyuluhan pentingnya pangan dan

gizi

Pembuatan Saus Tomat Pembuatan Saus Cabe

Page 23: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

23

Desa Padang Datar

Pembuatan Pupuk Organik

Pembuatan MOL Pembuatan Pestisida Nabati

Penyuluhan pentingnya pangan dan gizi

Pembuatan Saus Tomat

Pembuatan Saus Cabe

Pembuatan Pupuk Organik Pembuatan MOL

Pembuatan Pestisida Nabati Penyuluhan pentingnya pangan dan

gizi

Kab Nagan

Raya

Desa Kuta Makmue,

Desa Lung Mane,

Desa Blang Tengoh,

Pembuatan mol

Pupuk organik Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol

Pupuk organik Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pembuatan mol

Pupuk organik Pestisida nabati

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Kab Aceh Selatan

Desa Gadang

Desa Padang

Pengolahan bahan dari ubi kayu

Pembuatan saus cabe

Pembuatan selai tomat

Pembuatan kompos

MOL

Aneka olahan pasca panen ubi kayu.

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Pengolahan bahan dari ubi kayu

Pembuatan saus cabe

Pembuatan selai tomat

Pembuatan kompos

MOL

Aneka olahan pasca panen ubi kayu.

Penyuluhan pentingnya gizi dan pangan

Penggunaan Pestisida Nabati Untuk Mempertahankan Kesehatan Sayuran

Pekarangan

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif

sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-

buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan

Page 24: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

24

pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang

akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan

konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan

tambahan pendapatan bagi keluarga.

Pada pelaksanaannya, ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah

adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). OPT merupakan salah satu faktor

pembatas penting dalam upaya peningkatan produksi sayuran. Serangan OPT terjadi di

semua tahap pengelolaan agribisnis sayuran dimulai dari sebelum masa tanam, di

pertanaman, sampai penyimpanan dan pengangkutan produk. Masyarakat sudah tidak

asing dengan nama-nama OPT sayuran, seperti ulat daun kubis, lalat pengorok daun,

kutu daun, penyakit hawar daun, penyakit layu bakteri, penyakit bengkak akar,

nematoda sista kentang (NSK) dan masih banyak lagi.

Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman petani

menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang

sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, hal ini disebabkan pestisida

bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan

kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat.

Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat

memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.

Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia lainnya adalah:

1. Hama menjadi kebal (resisten)

2. Peledakan hama baru (resurjensi)

3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen

4. Terbunuhnya musuh alami

Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimia,

dianjurkan untuk menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah

pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang

sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati selain dapat

mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila

dibandingkan dengan pestisida kimia.

Pestisida nabati merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

tumbuh-tumbuhan dengan mekanisme kerja yang unik terhadap hama sasaran.

Page 25: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

25

Kata “unik” ini merujuk pada sebuah efek yang tidak berarti harus membunuh

hama sasaran. Unik bisa berarti mengusir, memperangkap, menghambat

perkembangan serangga/hama, mengganggu proses cerna, mengurangi nafsu

makan, bersifat sebagai penolak, bahkan memandulkan hama sasaran.

Keunggulan Pestisida nabati adalah :

1. murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani

2. relatif aman terhadap lingkungan

3. menyebabkan keracunan pada tanaman

4. sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama

5. kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.

Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :

1. merusak perkembangan telur, larva dan pupa

2. menghambat pergantian kulit

3. mengganggu komunikasi serangga

4. menyebabkan serangga menolak makan

5. menghambat reproduksi serangga betina

6. mengurangi nafsu makan

7. memblokir kemampuan makan serangga

8. mengusir serangga

9. menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot

(sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Supaya penyemprotan

pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke

bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang

kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang

kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama

seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah

terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan

pengendalian.

Bimbingan teknis sangat diperlukan petani. Pelatihan lebih terarah pada

peningkatan kemampuan dan keahlian petani yang berkaitan dengan keahlian

atau fungsi yang menjadi tanggung jawab petani. Sasaran yang ingin dicapai dan

suatu pelatihan ini adalah peningkatan pengetahuan dan kemampuan petani

dalam budidaya di lahan pekarangan.

Page 26: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

26

Tabel 4. Masalah teknis dan non teknis yang dihadapi dalam pendampingan serta ulasan kegiatan pendampingan ke depan

No. Lokasi Masalah Usulan Kegiatan

Pendampingan ke

depan Teknis Non Teknis

1. Semua

Kabupaten

dan Kota Lokasi KRPL

Anggota kelompok dari

pendampingan pada

umumnya belum

mengatahui cara pembuatan pupuk

organik

Waktu

pendampingan

terlalu singkat ,

binaan Pemda belum mengetahui

tata cara budidaya sayuran ,

Perjalanan

ditambah

supaya

memudahkan dalam

pendampingan karena dana

terbatas

3.2 Penguatan Kebun Benih/Bibit Induk (KBI)

Pengembangan display di kantor BPTP Aceh bertujuan sebagai wahana

kunjungan tamu dan pembelajaran bagi siswa, petani, penyuluh, dan stakeholder

lainnya. Display terdiri atas beberapa bagian, diantaranya adalah 1) display

sayuran yang terletak di samping gedung utama BPTP Aceh, 2) Kebun Bibit Inti

(KBI). Display tanaman disamping gedung utama memperlihatkan tanaman

dengan 3 (tiga) pola penataan, polybag, bedengan dan rak.

Kebun Bibit Inti (KBI) di bangun di BPTP merupakan sarana

pembelajaran/kunjungan siswa, petani, dan petugas. Di KBI tersedia berbagai

macam bibit sayuran, buah papaya dan tanaman obat -obatan sayuran.

Tabel 5. Kegiatan penguatan KBI dan status penilaian sebelum dan sesudah

penguatan KBI

Kegiatan Penguatan

KBI TA. 2015

Status Penilaian KBI (hijau, kuning, atau

merah) Masalah/Kendala Usulan

Kegiatan KBI Ke depan Sebelum

Penguatan Sesudah

Penguatan

Kuning Hijau

Perubahan cuaca yang tiba-tiba menyebabkan tanaman mati

Pelestarian Sumber Daya genetik

Tabel 6. Permasalahan Teknis dan Non Teknis

No. Provinsi Masalah Usulan Kegiatan

Penguatan KBI ke depan

Teknis Non Teknis

Page 27: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

27

1 Aceh Kurangnya

tenaga yang terampil

Atap untuk

tempat KBI

rusak akibat diterjang angin

saat hujan Salinitas air

yang semakin

tinggi

Cuaca yang

berubah – ubah

menyebabkan

tanaman cepat mati

Perlu pelatihan

dan praktek lapangan dalam

pembibitan

tanaman sayuran

Keanekaragama

n pangan organik ramah

lingkungan

dalam membangun

keluarga sehat

Page 28: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

28

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Adanya kegiatan M-KRPL khususnya aktivitas menanam sayuran di lahan

pekarangan menambah wawasan dan keterampilan ibu-ibu dan anggota

keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan.

2. Untuk kegiatan pendampingan khususnya binaan Pemda setempat masih

sangat kurang teknologi baik tentang budidaya tanaman sayuran,

pembuatan pupuk organik dan pengolahan pangan

3. Untuk penguatan KBI diharapkan ada pelatihan bagi tenaga yang selama

ini membantu dari persemaian bibit, pemindahan ke polybag atau

bedengan, pemupukan sampai pemeliharaan

4.2. Saran

Perlu adanya dukungan stakeholders untuk mengembangkan KBD

disetiap desa/kota

Page 29: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

29

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 1999. Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif. Badan Litbang Pertanian Jakarta.

Badan Litbang Pertanian. 2011. Pedomen Umum Model Rumah Pangan Lestari. Badan Litbang Pertanian Jakarta.

Badan Ketahanan Pangan (BKP). 2010. Perkembangan Situasi Konsumsi Penduduk di Indonesia.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Bogor.

Irawan. B. 2006. Pelaksanaan PRA dan Rancang Bangun Agibisnis Materi disampaikan pada Workshop Prima Tani di Ciloto tanggal 19-22 September 2006. BBP2TP. Bogor.

Sukartawi, A. Soeharjo, John L. Dillon dan J. Brian Hardaker. 1984. Ilmu usahatani dan penelitian untuk pengembangan petani kecil. UI. Jakarta.

Handewi P. S. 2011. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL): Sebagai Solusi

Pemantapan Ketahanan Pangan. Makalah pada Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS), Jakarta, 8-10 Nopember 2011.

http://bengkulu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&i

d=236:model-kawasan-rumah-pangan-lestari&catid=153:ad-hock&Itemid=192

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. http://jambi.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=category&la

yout=blog&id=63&Itemid=70. KRPL.

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/903/. Kawasan Rumah Pangan Lestari di

Pacitan http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/916/ Mentan Tinjau Kawasan Rumah

Pangan Lestari di Pacitan. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1020/. Rumah Pangan Lestari menjadi

Primadona di HPS Gorontalo.

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Jakarta.

Rachman, Handewi .P.S. dan M. Ariani. 2007. Penganekaragaman Konsumsi

Pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk Kebijakan dan Program. Makalah pada “Workshop Koordinasi Kebijakan Solusi Sistemik Masalah Ketahanan Pangan Dalam Upaya Perumusan Kebijakan Pengembangan Penganekaragaman Pangan”, Hotel Bidakara, Jakarta, 28

Page 30: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

30

November 2007. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

Page 31: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

31

FOTO KEGIATAN

1. KOTA BANDA ACEH

Page 32: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

32

2. KAB ACEH BESAR

Page 33: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

33

3. KAB PIDIE

Page 34: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

34

4. KAB PIDIE JAYA

Page 35: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

35

5. KOTA LHOKSEUMAWE

Page 36: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

36

6. KOTA LANGSA

Page 37: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

37

7. KAB ACEH TENGAH

Page 38: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

38

8. KAB ACEH JAYA

Page 39: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

39

9. KAB NAGAN RAYA

Page 40: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

40

10. KAB ACEH SELATAN

Page 41: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

41

11. KBI

Page 42: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/05-Isi.pdf · telah dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah

42