9
Data Pengamatan Absorban Blanko Alat = 0.144 1) Pemisahan 1 (warna hijau lebih muda) - Pada λ = 350 nm A sampel+pelarut = 0.105 A pelarut = 0.089 -Pada λ = 400nm A sampel+pelarut = 0.108 A pelarut = 0.086 -Pada λ = 450 nm A sampel+pelarut = 0.135 A pelarut = 0.071 -Pada λ = 500 nm A sampel+pelarut = 0.092 A pelarut = 0.068 -Pada λ = 550 nm A sampel+pelarut = 0.086 A pelarut = 0.054 -Pada λ = 600 nm A sampel+pelarut = 0.118 A pelarut = 0.063 -Pada λ = 650 nm A sampel+pelarut = 0.137 A pelarut = 0.061 2) Pemisahan 2 (warna hijau lebih pekat) - Pada λ = 350 nm A sampel+pelarut = 0. 154 A pelarut = 0.143 -Pada λ = 400nm A sampel+pelarut = 0.149 A pelarut = 0.098 -Pada λ = 450 nm A sampel+pelarut = 0.181 A pelarut = 0.085 -Pada λ = 500 nm A sampel+pelarut = 0.094 A pelarut = 0.076 -Pada λ = 550 nm A sampel+pelarut = 0.107 A pelarut = 0.074 -Pada λ = 600 nm A sampel+pelarut = 0.158

Laporan Anor Pemisahan Secara Penukar Ion (Autosaved)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laprak

Citation preview

Page 1: Laporan Anor Pemisahan Secara Penukar Ion (Autosaved)

Data Pengamatan

Absorban Blanko Alat = 0.144

1) Pemisahan 1 (warna hijau lebih muda)

- Pada λ = 350 nm

A sampel+pelarut = 0.105

A pelarut = 0.089

-Pada λ = 400nm

A sampel+pelarut = 0.108

A pelarut = 0.086

-Pada λ = 450 nm

A sampel+pelarut = 0.135

A pelarut = 0.071

-Pada λ = 500 nm

A sampel+pelarut = 0.092

A pelarut = 0.068

-Pada λ = 550 nm

A sampel+pelarut = 0.086

A pelarut = 0.054

-Pada λ = 600 nm

A sampel+pelarut = 0.118

A pelarut = 0.063

-Pada λ = 650 nm

A sampel+pelarut = 0.137

A pelarut = 0.061

2) Pemisahan 2 (warna hijau lebih pekat)

- Pada λ = 350 nm

A sampel+pelarut = 0. 154

A pelarut = 0.143

-Pada λ = 400nm

A sampel+pelarut = 0.149

A pelarut = 0.098

-Pada λ = 450 nm

A sampel+pelarut = 0.181

A pelarut = 0.085

-Pada λ = 500 nm

A sampel+pelarut = 0.094

A pelarut = 0.076

-Pada λ = 550 nm

A sampel+pelarut = 0.107

A pelarut = 0.074

-Pada λ = 600 nm

A sampel+pelarut = 0.158

A pelarut = 0.069

-Pada λ = 650 nm

A sampel+pelarut = 0.135

A pelarut = 0.067

Page 2: Laporan Anor Pemisahan Secara Penukar Ion (Autosaved)

3) Pemisahan 3 (warna hijau paling pekat)

- Pada λ = 350 nm

A sampel+pelarut = 0.185

A pelarut = 0.168

-Pada λ = 400nm

A sampel+pelarut = 0.318

A pelarut = 0.109

-Pada λ = 450 nm

A sampel+pelarut = 0.352

A pelarut = 0.092

-Pada λ = 500 nm

A sampel+pelarut = 0.154

A pelarut = 0.086

-Pada λ = 550 nm

A sampel+pelarut = 0.228

A pelarut = 0.081

-Pada λ = 600 nm

A sampel+pelarut = 0.339

A pelarut = 0.078

-Pada λ = 650 nm

A sampel+pelarut = 0.244

A pelarut = 0.076

Pengolahan Data

Keterangan :

A pada tabel di dapat dari :

A = A sampel+pelarut – A pelarut

λ Pemisahan 1 (A) Pemisahan 2 (A) Pemisahan 3 (A)350 0.016 0.011 0.017400 0.022 0.051 0.209450 0.064 0.096 0.26500 0.024 0.018 0.068550 0.032 0.033 0.147600 0.055 0.089 0.261650 0.076 0.068 0.168

Page 3: Laporan Anor Pemisahan Secara Penukar Ion (Autosaved)

Pembahasan

Page 4: Laporan Anor Pemisahan Secara Penukar Ion (Autosaved)

Resin penukar kation mengandung kation-kation bebas yang dapat ditukar dengan kation dalam larutan.

(Res. A) B+ + e+ (larutan) (Res. A) e+ + B+ (larutan)

Resin penukar kation adalah suatu polimer berbobot tinggi, yang terangkai silang yang mengandung gugus-gugus sulfonat, karboksilat, fenolat, dan sebagiannya sebagai suatu bagian integral dari resin itu serta sejumlah kation yang ekuivalen.

Syarat-syarat dasar suatu resin yang berguna adalah:

1. Resin itu harus cukup terangkai silang, sehingga keterlarutannya yang dapat diabaikan.

2. Resin harus cukup hidrofilik untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui strukturnya dengan laju yang terukur dan berguna.

3. Resin harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat dicapai dan harus stabil kimiawi.

4. Resin yang sedang mengembang, harus lebih besar rapatannya daripada air.

Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah ion kompleks Cr (III) yang berasal dari turunan CrCl3.6H2O. Senyawa ini larut dalam air dan memberikan senyawaan diskrit trans CrCl2 (H2O)4

+. Dalam praktikum ini ada 3 percobaan.

Percobaan yang pertama adalah percobaan pada ion trans-diklorotetraquon (III). Yang digunakan untuk mengelusi CrCl2 (H2O)4

+ adalah larutan HClO4 0.1 M. Kemudian HClO4 0.1 M dan CrCl2 (H2O)4

+ dimasukkan pada kolom penukar ion yang sudah kudapat dalam kolom.

Untuk membuat larutan baku yang akan digunakan pada percobaan, digunakan CrCl3.6H2O yang dilarutkan dalam 100ml HClO4 0.002 M. Larutan ini setelah dibuat harus disimpan pada waterbath dengan suhu 25°C agar masih ada senyawa kompleks CrCl2 (H2O)4

+. Bila larutan ini tidak dijaga pada suhu 25°C, kemungkinan semua CrCl2 (H2O)4

+ akan berubah menjadi CrCl

(H2O)52+. Hasil tetesan dari koloni ditampung dan kemudian diukur absorbansinya dalam

rentang panjang gelombang 350-650 nm.

Untuk percobaan kedua menggunakan larutan baku yang sama. Ion kompleks dalam percobaan kedua ini adalah CrCl (H2O)5

2+. Pada percobaan ini larutan baku dipanaskan dulu selama 11/2 menit dan kemudian ditambahkan aquades dingin dan dituangkan kedalam beker sampai batas atas, lalu larutan tersebut dielusi dengan HClO4 1M sampai semua CrCl2 (H2O)4

+ yang tidak bereaksi tidak terelusi. Selain itu ion CrCl (H2O)5

2+ dielusikan dengan HClO4 1M dan hasil tetesannya diambil 5 ml, kemudian diukur dengan spectrometer.

Page 5: Laporan Anor Pemisahan Secara Penukar Ion (Autosaved)

Percobaan yang ketiga yaitu untuk ion Cr (H2O)63+ yang dielusikan dengan HClO4 3M tidak

dilakukan karena alat spektrofotometer tidak sensitif untuk konsentrasi sebesar itu.

Pada percobaan kali ini, resin yang digunakan adalah Dewex 50-W-XB yang mempuyai jumlah ikatan silang sedang (sekitar 32) dan mempunyai sifat yag bagus untuk berbagai pemakaian dan hanya mempunyai sedikit warna kekuning-kuningan. Resin yang mempunyai warna kurang menguntungkan ecara visual, karena dapat mengikuti perkembangan yang ada didalamnya (proses pertukaran).

Resin pada saat digunakan tidak boleh kering karena dapat mempengaruhi percobaan dan gelembung-gelembung dalam resin akan menyebabkan channeling.

CrCl2 (H2O)4+ diharapkan bias ditarik oleh matriks anionic dari resin kurang kuat dibandingkan

CrCl (H2O)52+. Ion kompleks CrCl (H2O)5

2+ juga ditarik kurang kuat dibandingkan terhadap Cr

(H2O)63+.

Reaksi Pertukaran tempat

H+ + CrCl2 (H2O)4+ H+ + CrCl2 (H2O)4

+

2H+ + CrCl (H2O)52+ 2H+ + CrCl (H2O)5

2+

3H+ + Cr (H2O)63+ 3H+ + Cr (H2O)6

3+

Analisis spektrum absorbansi dari ion kompleks CrCl2 (H2O)4+ dan CrCl (H2O)5

2+ terjadi pergeseran hipertonik.

Jawaban Pertanyaan

1. Apa yang mungkin terjadi bila larutan CrCl2 (H2O)4+, CrCl (H2O)5

2+, Cr (H2O)63+ dielusi dalam

larutan HCl4 3M?

Jawab :

Akan terjadi bila larutan kecepatan ion CrCl2 (H2O)4+, CrCl (H2O)5

2+, Cr (H2O)63+ menjadi hamper

sama karena konsentrasi 3M memberikan peluang bagi muatan yang lebih besar untuk lebih cepat turun atau penarikan anionic menjadi lemah akibat resin cenderung lebih menarik H+ disbanding 1M

Page 6: Laporan Anor Pemisahan Secara Penukar Ion (Autosaved)

2. Tuliskan reaksi yang terjadi bila larutan CrCl2 (H2O)4+ dipanaskan pada suhu 35°C dan

kemudian dialirkan ke kolom penukar ion. Apa larutan hasil elusi yang akan Anda peroleh?

Jawab :

Reaksi CrCl2 (H2O)4+ CrCl (H2O)5

2+ Cr (H2O)63+

Eluen yang didapat spesi CrCl2 (H2O)4+ karena CrCl2 (H2O)4

+ yang masuk dalam kolom akan berubah menjadi CrCl (H2O)5

2+ dan Cr (H2O)63+. Spesi yang ada CrCl (H2O)5

2+ dan Cr (H2O)63+.

Kesimpulan

- Resin yang digunakan dalam kolom penukar ion adalah Dewex 50-W-XB

- CrCl2 (H2O)4+ dielusikan dengan HClO4 0.1M λmax = 650 nm ; A = 0.076

- CrCl (H2O)52+ dielusikan dengan HClO4 1M λmax = 450 nm ; A = 0.096

- Cr (H2O)63+ dielusikan dengan HClO4 1M λmax = 600 nm ; A = 0.261

Daftar Pustaka

- Tim KBI Anorganik. 2008. Praktikum Kimia Logam dan Non Logam. Depok : FMIPA UI

- Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC

Laporan

EDP

“Pemisahan Senyawa Kompleks Secara Penukar Ion”

Nama : 1. Lina Sutrisno

2. Ovan SunuMeirivandhy

Kelompok : 13

Page 7: Laporan Anor Pemisahan Secara Penukar Ion (Autosaved)

Asisten : Ka’ Vania

Tanggal Percobaan : 1 Mei 2010

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

Depok

2009