48
PERENCANAAN PENATAAN BANGUNAN KSN KAWASAN 5 ULU KOTA PALEMBANG LAPORAN ANTARA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN BANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

Laporan Antara Lengkap_5ulu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENATAAN KSN 5 ULU PALEMBANG

Citation preview

Page 1: Laporan Antara Lengkap_5ulu

PERENCANAAN PENATAAN BANGUNAN KSN KAWASAN 5 ULU KOTA

PALEMBANG

LAPORAN ANTARA

PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN

PENATAAN BANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 2015

Page 2: Laporan Antara Lengkap_5ulu

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Ilahi atas kesempatan yang diberikan Satker

Pengembangan Kawasan Permukiman Dan Penataan Bangunan Provinsi Sumatera

Selatan untuk berapresiasi dalam kegiatan perencanaan penataan bangunan KSN

kawasan 5 ulu kota Palembang. Pekerjaan ini merupakan suatu kegiatan yang

diharapkan dapat menjadi pedoman dan panduan dalam pengembangan kegiatan

dan pembangunan di kawasan strategis Seberang Ulu I. Laporan Antara ini

merupakan laporan tahap II yang berisikan:

1) Pendahuluan

2) Tinjauan Kebijakan

3) Gambaran Umum Wilayah

4) Pembahasan dan Analisis

5) Rencana Penataan

Tersusunnya Laporan Antara perencanaan penataan bangunan KSN kawasan

5 ulu kota Palembang tidak lepas dari peran serta instansi terkait dilingkungan

pemerintah Kota Palembang

Palembang, Nopember 2015

Tim Penyusun

Page 3: Laporan Antara Lengkap_5ulu

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................ 4

1.2. TUJUAN ..................................................................................................... 5

1.3. SASARAN .................................................................................................. 5

1.4. DASAR HUKUM ....................................................................................... 6

1.5. RUANG LINGKUP ................................................................................... 7

1.5.1. Lokasi.................................................................................................... 7

1.5.2. Lingkup kegiatan................................................................................... 8

1.6. METODOLOGI........................................................................................... 9

1.7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ..................................................... 10

1.8. TENAGA AHLI ........................................................................................ 11

1.9. KELUARAN ............................................................................................. 12

1.10. LAPORAN .............................................................................................. 12

BAB 2. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ....................................... 14

2.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PALEMBANG ........... 14

2.1.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang ............................ 16

2.1.2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang ....................... 17

2.1.3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang ........................... 18

2.2. PANDUAN RANCANG KOTA ............................................................... 21

2.2.1 Pengertian ............................................................................................. 22

2.2.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................................... 24

2.2.3. Kriteria Dalam Penentuan Batas dan Luasan Kawasan Perencanaan .. 24

BAB 3. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ......................... 26

3.1, KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN .................................................. 26

3.1.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif ....................................... 26

3.1.2. Klimatologi ............................................................................................. 26

3.1.3 Fisiografis ................................................................................................ 27

3.1.4 Jenis Tanah .............................................................................................. 28

3.1.5 Hidrologi.................................................................................................. 28

Page 4: Laporan Antara Lengkap_5ulu

3

3.2. SARANA / FASILITAS KOTA ............................................................... 29

3.2.1. Sarana Pendidikan............................................................................... 29

3.2.2 Sarana Kesehatan ................................................................................. 30

3.2.3 Sarana Perdagangan ............................................................................. 31

3.2.4 Sarana Olahraga dan Rekreasi ............................................................. 31

BAB 4. PEMBAHASAN DAN ANALISA ........................................................ 33

4.1. KONDISI KAWASAN PERENCANAAN ............................................. 33

4.1.1. Sejarah Kampung 5 Ulu ....................................................................... 33

4.1.2. Kondisi Wilayah ................................................................................. 33

4.2. RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN ........................ 37

4.2.1. Visi Dan Misi Pengembangan Kawasan ............................................. 37

4.2.2. Konsep Ruang Terbuka Dan Tata Hijau ............................................. 38

4.2.3. Arahan Pada Kawasan Studi ................................................................ 39

4.3. USULAN KEGIATAN .............................................................................. 41

BAB 5. RENCANA PENATAAN KAWASAN ................................................ 42

5.1. RENCANA PEMBANGUNAN FISIK ..................................................... 42

5.1.1. Promenade .......................................................................................... 43

5.1.2. Jalan Inspeksi ...................................................................................... 44

5.1. RENCANA TAPAK ................................................................................. 45

5.1. RENCANA TAMPILAN FISIK ............................................................... 46

Page 5: Laporan Antara Lengkap_5ulu

4

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sebagai sebuah kota yang lama terbentuk di Provinsi Sumatera Selatan,

Palembang awalnya merupakan kota peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Terbentuk

pada tanggal 16 Juni 682 Masehi berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang

ditemukan di Bukit Siguntang.

Secara geografis Kota Palembang yang memiliki luas wilayah 358,55 km2

terletak di tengah‐tengah jalur Lintas Timur, memiliki potensi serta fungsi

strategis sebagai kota transit. Sebagai kota yang membentang kurang lebih 5.533

meter di sepanjang sungai Musi. Palembang mempunyai potensi besar

untuk dikembangkan kembali sebagai Kota Tepian Air (Water front City).

Disebut berfungsi strategis sebagai kota transit, Palembang ternyata

menyimpan dan mempunyai aneka wisata alam dan budaya dengan karakteristik

yang berbeda dari aneka wisata alam dan budaya se‐Nusantara.

Dalam Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang tahun

2012-2032 disebutkan tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang adalah :

“Tujuan penataan ruang wilayah adalah untuk mewujudkan Palembang

sebagai Kota Tepian Sungai berbasis pariwisata, jasa dan perdagangan berskala

Internasional yang Berbudaya, Aman, Nyaman, Produktif, Hijau, Berwawasan

Lingkungan, dan Berkelanjutan”.

Kawasan 5 Ulu di lihat dari foto udara wilayah kelurahan 5 ulu merupakan

sebuah pulau yang diapit oleh 3 buah sungai, di sebelah utara Sungai Musi; di

sebelah Barat Sungai Tuan Putri atau dikenal penduduk bermukim sekarang

bernama sungai Kedukan; Sebelah Timur sungai Kenduruan. Sungai Tuan Putri &

sungai Kenduruan merupakan anak sungai Musi.

Page 6: Laporan Antara Lengkap_5ulu

5

Kawasan & koridor Seberang Ulu I sepanjang sungai Musi adalah satu

kesatuan kawasan & koridor strategis karena posisinya sebagai “etalase kota” dari

arah sungai dimana merupakan Background View dari Kawsan Wisata Benteng

Kuto Besak (BKB).

Oleh karena itu dalam deskripsi diatas, guna mengakselerasi

serta mengimplementasikan visi pembangunan pariwisata kota Palembang,

termasuk issue pengembangan utama secara bertahap, terpadu dan

berkelanjutan, maka untuk pedoman aplikasi pembangunan fisik lapangan

termasuk pemanfaatan serta pengendaliannya perlu disusun : perencanaan

penataan bangunan KSN kawasan 5 Ulu kota Palembang.

1.2. TUJUAN

Tujuan penyusunan Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan Strategis

Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan adalah

6) Menyusun konsep dan strategi perancangan pembangunan fisik

kawasan‐koridor yang berkarakter wilayah tepian air secara terpadu.

7) Merancang dan membuat DED ruang koridor tepi sungai 5 Ulu Sebagai

kawasan‐koridor strategis wisata dan budaya.

8) Merancang skenario aplikasi pembangunan fisik secara bertahap

9) Merancang kemungkinan skenario pendanaan aplikasi pembangunan

fisik beserta kelembagaannya.

1.3. SASARAN

Sasaran dari Penyusunan Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan

Strategis Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan adalah:

1) Tersusunnya dokumen konsep dan strategi pembangunan fisik

kawasan‐koridor yang berkarakter wilayah tepian air secara terpadu,

yang dapat digunakan sebagai pedoman aplikasi pembangunan dan

pengendalian.

2) Tersusunnya dokumen DED termasuk gambar bestek beserta

anggaran pembiayaan pembangunan masing‐ Masing cluster di

Page 7: Laporan Antara Lengkap_5ulu

6

kawasan‐koridor 5 Ulu. Untuk keperluan tender (lelang) pelaksanaan

pembangunan fisik.

1.4. DASAR HUKUM

Perencanaan Penataan bangunan KSN kawasan 5 Ulu Kota Palembang

Provinsi Sumatera Selatan didasarkan pada:

1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman;

2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Budaya;

3) Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana

4) Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;

5) Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;

6) Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang

Lingkungan Hidup;

7) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

8) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang

9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung

11) Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di

KawasanPerkotaan;

Page 8: Laporan Antara Lengkap_5ulu

7

13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

14) Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan

Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan

Lingkungan;

15) SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan

Perumahan di Perkotaan;

16) Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang

Provinsi Sumatera Selatan

17) Peraturan Daerah Bangunan Gedung Kota PalembangProvinsi Sumatera

Selatan

1.5. RUANG LINGKUP

1.5.1. Lokasi

Lokasi menunjukkan batasan wilayah perencanaan penataan bangunan KSN

kawasan 5 ulu kota palembang

Kawasan perencanaan merupakan kawasan tepi sungai yaitu pada wilayah

Garis Sempadan Sungai Musi, yang berada dalam wilayah administrasi Kelurahan

5 Ulu dan sebagian masuk ke dalam wilayah Kelurahan 7 Ulu.

Page 9: Laporan Antara Lengkap_5ulu

8

1.5.2. Lingkup kegiatan

a) Lingkup kegiatan Perencanaan Penataan bangunan KSN kawasan 5 Ulu

Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan tidak terbatas (dapat

dikembangkan dengan inovasi dan teknologi) pada kegiatan-kegiatan

berikut : Melakukan survey rinci kondisi & dimensi eksisting setiap

lantai/bagian/komponen kawasan yang akan direncanakan merupakan

menjadi obyek perencanaan renovasi.

b) Mengidentifikasi, mencatat dan mendokumentasikan setiap bagian /

komponen sarana dan prasarana kawasan yang kondisinya rusak / kusam

dan memerlukan renovasi / rehabilitasi.

c) Membuat gambar denah rinci untuk setiap lantai sarana dan prasarana

eksisting, lengkap dengan dimensi dan catatan bahan komponen

penyusun gedung, dengan merujuk pada hasil survey.

d) Mengumpulkan data dan / atau dokumen rujukan harga bahan, upah dan

sewa peralatan yang berlaku di Kota Palembang.

e) Koordinasi dan konsultasi dengan pengguna jasa dan / atau

pengguna/Pemerintah Kota Palembang untuk menampung saran

masukan dan aspirasi, sebagai bahan pertimbangan dalam proses

perencanaan teknis.

f) Menyusun konsep lingkup kegiatan Perencanaan Teknis Kawasan 5

Ulu Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatanyang mendapat reverensi

dari Badan Pengawsan Lingkungan (Bapedalda) Kota Palembang.

g) Mengidentifikasi dan menghitung semua item pekerjaan & volume

yang dibutuhkan untuk kegiatan dalam rangka optimasi kegiatan tsb

dengan alokasi dana yang tersedia.

h) Membuat analisa harga satuan untuk setiap item pekerjaan yang ada pada

kegiatan Perencanaan Teknis Kawasan 5 Ulu Kota Palembang.

i) Mengidentifikasi dan menentukan lingkup rinci kegiatan Perencanaan

Penataan bangunan KSN kawasan 5 Ulu Kota Palembang Provinsi

Sumatera Selatanberdasarkan hasil optimalisasi kegiatan RTBL tahun

2011

Page 10: Laporan Antara Lengkap_5ulu

9

j) Membuat gambar rencana dan gambar detail secara rinci Perencanaan

Penataan bangunan KSN kawasan 5 Ulu Kota Palembang Provinsi

Sumatera Selatan untuk setiap segmen dan/atau bagian /komponen,

dengan mencantumkan ukuran, spesifikasi bahan dan skala yang cukup

jelas sehingga mudah di implementasikan.

k) Mengidentifikasi dengan cermat semua item pekerjaan yang diperlukan

dan menghitung volume dari setiap item pekerjaan, guna menyusun

Engineer Estimate (EE) untuk Rencana Anggaran Biaya (RAB).

l) Menyusun spesifikasi teknis, Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta

jadwal rencana kegiatan pelaksanaan konstruksi, dalam rangka

penyiapan dokumen tender.

m) Membuat laporan-laporan yang menjadi kewajiban konsultan perencana.

1.6. METODOLOGI

Metodologi pelaksanaan kegiatan Perencanaan Penataan bangunan KSN

kawasan 5 Ulu Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan dengan

mekanisme kegiatan sebagai berikut:

1) Survey kondisi

Survey kondisi dilakukan dengan metode pengamatan,pengukuran

terinci/detail dengan memakai alat ukur theodolit dan water pass digital,pencatatan

dan pendokumentasian.

2) Identifikasi kebutuhan Perencanaan Penataan bangunan KSN kawasan 5

Ulu Kota Palembang :

Identifikasi kebutuhan Perencanaan Penataan bangunan KSN kawasan 5 Ulu

Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan dilakukan dengan metode pengamatan,

Pemetaaan, pengukuran, pencatatan dan pendokumentasian. Penggambaran denah

rincidan identifikasi kebutuhan.

3) Referensi harga material, upah dan peralatan

Dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder (Buku Pedoman

Harga Satuan Kota Palembang, Penyusunan RTBL Kota Palembang 2011 dll.).

4) Optimalisasi dan prioritisasi kebutuhan dengan ketersediaan dana

Page 11: Laporan Antara Lengkap_5ulu

10

Komparasi (perbandingan) nilai total estimasi kebutuhan dengan alokasi dana

Pelingkupan (Optimasi dan prioritisasi) kebutuhan Perencanaan Penataan bangunan

KSN kawasan 5 Ulu Kota Palembang.

5) Pembuatan & penyusunan gambar rencana teknis & spesifikasi

Pembuatan gambar rencana teknis rinci, lengkap dengan dimensi/ukuran,

spesifikasi bahan dan skala gambar yang jelas. Penyusunan spesifikasi teknis

pelaksanaan dan jadwal rencana kerja

6) Penghitungan Bill Of Quantity (BOQ)/Estimate Engineer (EE)

a) Identifikasisemua itempekerjaan

b) Estimasidengan cermatvolume setiapitemkegiatan

c) Perhitungan Bill Of Quantity (BQ) / Estimate Engineer(EE)

7) Penyusunan dokumen Leleang

Dilakukan dengan metode pengumpulan dan pemberkasan dokumen-

dokumen: gambar rencana; BOQ; Spesifikasi teknis dan Rencana Kerja dan Syarat

(RKS) menjadi Dokumen lelang.

1.7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Perencanaan Penataan bangunan KSN

kawasan 5 Ulu Kota Palembang adalah 75 (tujuh puluh lima) hari kalender.

Terhitung dari Surat Perintah Kerja diterbitkan olah Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK)

Matriks jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan ialah sebagai berikut :

NO KEGIATAN MINGGU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Rapat Persiapan

2. Sosialisasi dan Koordinasi

Awal di tk. Kab/Kota

3. Laporan Pendahuluan

4. Pelaksanaan Survey Lokasi

di Lokasi Rencana

5. Laporan Antara

6. Laporan Akhir

7. Penyerahan Produk

Page 12: Laporan Antara Lengkap_5ulu

11

Sesuai dengan waktu pelaksanaan dan rencana kerja, tim penyedia jasa

diwajibkan untuk menyusun matrik pelaksanaan kegiatan secara rinci dengan

mencantumkan seluruh items pekerjaan, keterlibatan para tenaga ahli dan waktu

yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing items pekerjaan, serta

keluaran dari masing-masing kegiatan.

1.8. TENAGA AHLI

Tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan ini:

No TenagaAhli Pengalaman Keterangan 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

S1 Sipil

S1 Arsitektur

S1 Teknik Lingkungan

S1 Transportasi

S1 Teknik Sipil

S1 Teknik Sipil D3 Teknik Sipil

D3 Teknik Sipil

D3 Teknik Sipil/Arsitektur

D3 Teknik Sipil

SLTA sederajat

5 Tahun

3 Tahun

3 Tahun

3 Tahun

3 Tahun

2 Tahun

2 Tahun

2 Tahun

2 Tahun

2 Tahun

3 Tahun

Tenaga Ahli

Tenaga Ahli

Tenaga Ahli

Tenaga Ahli

Tenaga Ahli

Estimator

Surveyor Juru Ukur

Autocat dan Tridimex

Estimator

Tenaga Administrasi

Tenaga–tenaga tersebut harus membuat surat pernyataan tenaga tugas penuh

pada perusahaan,dan melampirkan foto kopi KTP serta Ijasah.

1) Ahli teknik Arsitektur akan bertindak sebagai Ketua Tim (Team Leader)

perencana teknik yang bertanggung jawab terhadap hasil kegiatan kepada

pengguna jasa.

2) Berkoordinasi secara intensif dengan pengguna jasa (owner) dan/atau

pengguna jasa baik PPK maupun Pemerintah Kota Palembang guna

menampung saran masukan untuk bahan pertimbangan perencanaan

teknis.

3) Melaksanakan semua kegiatan yang tercantum dalam butir-butir lingkup

kegiatan layanan jasa konsultansi.

4) Mempunyai inisiatif dan konsep yang jelas untuk ditawarkan kepada

pengguna jasa sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan terkait dengan kegiatan Perencanaan.

5) Selalu berupaya menciptakan produk perencanaan yang secara teknis dan

ekonomis merupakan produk yang optimal.

Page 13: Laporan Antara Lengkap_5ulu

12

6) Membuat semua laporan-laporan sesuai ketentuan kerangka acuan

kerja dengan sistematika ringkasdan informatif.

1.9. KELUARAN

Keluaran dan/atau produk kegiatan Perencanaan Penataan bangunan KSN

kawasan 5 Ulu Kota Palembang ini adalah:

1) Dokumen gambar rencana teknis rinci (Gambar Siteplan, Denah,

Potongan Memanjang, Melintang per segmen, Gambar Detail tiap

segmen pekerjaan, gambar 3 Dimensi per item pekerjaan dalam bentuk

buku A3 dijilid ekslusif, Softcopy 5 keping CD)

2) Dokumen spesifikasi teknis

3) Dokumen Bill Of Quantity (BOQ) dan / atau Engineer Estimate (EE)

dilengkapi dengan Aktual Chec (perhitngan volume pekerjaan yang akan

di implementasikan)

4) Dokumen RKS (Rencana Kerja Dan Syarat)

1.10. LAPORAN

Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:

1) Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan berisi :

Metode pelaksanaan pekerjaan perencanaan (tahapannya)

Jadwal mobilisasi tenaga dan rencana kegiatan

Rangkuman hasil survey kondisi gedung;

Identifikasi kebutuhan Perencanaan Penataan bangunan KSN

kawasan 5 Ulu Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

Rujukan harga material, upah dan peralatan yang digunakan;

2) Laporan Antara

Merupakan dokumen perencana teknis yang berisikan:

Konsep/draft keluaran rencana kegiatan yang akan dilaksanakan;

Konsep/draft rancangan gambar detail (3D, Siteplan, Gambar

Konstruksidsb)

Dokumen pelelangan berupa Rencana Kerja dan Syarat-syarat teknis

yang didalamnya dituangkan ketentuan umum, administrasi

Page 14: Laporan Antara Lengkap_5ulu

13

pelaksanaan, teknis pelaksana, Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Pelaksanaan Konstruksi

Draft Laporan Akhir diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) rangkap,

termasuk 1 (satu) asli.

Softcopy berisikan produk draft rencana 10 (sepuluh) keping

3) Laporan Akhir

Laporan Akhir berisi rangkuman semua proses & produk kegiatan

yangsudah dilaksanakan oleh konsultan perencana pada kegiatan

Perencanaan Penataan bangunan KSN kawasan 5 Ulu Kota

Palembang. Laporan akhir diserahkan pada akhir kontrak, masing-

masing sebanyak 5 (lima) buku laporan.

CD yang berisi Laporan Akhir, Gambar Perspektif/Ilustrasi (3D),

Spesifikasi Teknis dan Bill Quantity dilengkapi dengan Aktual Check,

diserahkan bersamaan dengan laporan akhir.

Page 15: Laporan Antara Lengkap_5ulu

14

BAB 2. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

2.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PALEMBANG

Rencana Tata Ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang

dilakukan agar terwujud alokasi ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keseimbangan

antar wilayah.

Proses perencanaan tata ruang sendiri dapat dijelaskan dengan pendekatan

sistem yang melibatkan input, proses dan output. Input yang digunakan

adalah keadaan fisik seperti kondisi alam dan geografis, sosial budaya seperti

demografi sebaran penduduk, ekonomi seperti lokasi pusat kegiatan perdagangan

yang ada maupun yang potensial dan aspek strategis nasional lainnya.

Keseluruhan input tersebut diproses dengan menganalisis secara integral

baik kondisi saat ini maupun kedepan untuk masing-masing hirarki tata ruang

nasional, provinsi maupun kabupaten/kota sehingga menghasilkan output berupa

Rencana Tata Ruang yang menyeluruh.

Untuk dapat lebih menjabarkan RTRWN ke dalam rencana yang lebih rinci,

saat ini pemerintah telah menyusun konsep Rencana Tata Ruang tujuh pulau utama

seperti pulau Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Slawesi, Maluku, Nusa Tenggara

dan Papua. Rencana tata ruang pulau ini berfungsi antara lain sebagai alat untuk

mensinergikan aspek-aspek yang menjadi kepentingan Nasional yang

direncanakan dalam RTRWN dengan aspek-aspek yang menjadi kepentingan

daerah yang tercantum dalam RTRWP maupun RTRW Kabupaten/ Kota.

Dari sisi kebijakan pemerintah, juga terdapat peraturan dibidang penataan ruang

yaitu dengan terbitnya Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Dengan adanya Undang-undang baru tersebut, maka sudah pasti peraturan-peraturan di

bawahnya berpedoman pada undang-undang ini. Sebagai contoh, dalam UU Penataan

Ruang sebelumnya yaitu UU Nomor 24 Tahun 1992, hanya dimuat 2 (dua) pokok

kandungan utama yakni Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang. Jadi yang

ditekankan adalah lebih kepada aspek planning-nya saja, sedangkan aspek pengendalian

dengan law enforcement tidak dinyatakan secara gamblang. Dalam UU No.26 tahun

Page 16: Laporan Antara Lengkap_5ulu

15

2007, aspek pengendalian yang didalamnya ada unsur pengawasan/monitoring dan law

enforcement bagi pelanggar tata ruang sudah dinyatakan secara jelas berikut aturan

mainnya.

Sebagaimana telah di paparkan sebelumnya bahwa kebijakan penting yang juga

terkait erat dengan RTRW kota adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN). Dalam dokumen RTRW Nasional Tahun 2020 sebagaimana tercantum

dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008, yang merupakan Hasil

Penyempurnaan RTRWN yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun

1997, di wilayah Propinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang ditetapkan sebagai Pusat

Kegiatan Nasional (PKN), sehingga dengan demikian RTRW Kota Palembang harus

menyelaraskan dimensi ruang dan aktivitas dengan kehendak RTRWN tersebut.

Kebijakan Kota Palembang didasarkan pada pencapaian visi dan misi Kota

Palembang dengan prioritas utama pengembangan Kota Palembang sebagai Kota

internasional yang perlu ditunjang oleh penyediaan infrastruktur, yang seluruhnya perlu

diterjemahkan dalam dimensi ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.

Selain itu, dengan terdapatnya pemekaran wilayah Kota Palembang dari 8 kemudian 14

kecamatan dan terakhir menjadi 16 Kecamatan yang memerlukan penyediaan sarana

dan prasarana serta pelayanan yang lebih merata tiap wilayah.

Gambar 2-1. Peta Administrasi Kota Palembang

Page 17: Laporan Antara Lengkap_5ulu

16

2.1.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang

Tujuan penataan ruang wilayah kota merupakan arahan perwujudan ruang

wilayah kota yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Fungsi dari tujuan

ini antara lain sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi

penataan ruang, memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama, dan

sebagai dasar arahan penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah kota.

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang dirumuskan dengan

mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :

a) Mengacu pada arah pembangunan jangka panjang Kota Palembang.

b) Visi Kota Palembang, yaitu “Palembang Kota Internasional, Sejahtera,

Berkualitas, Berbudaya 2013”.

c) Isu strategis yang dihadapi dalam pembangunan Kota Palembang.

d) Tujuan penataan secara umum yang telah ditetapkan dalam UU Nomor

26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu menciptakan ruang yang

aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

e) Dalam rangka mewujudkan Palembang sebagai Kota Tepian Sungai

dengan konsep “Water Front City”.

f) Dalam rangka meningkatkan peran Kota Palembang sebagai Pusat

Kegiatan Nasional yang mampu melayani berbagai aktivitas masyarakat

dalam wilayah kota, provinsi maupun nasional;

g) Mewujudkan keseimbangan pembangunan antar wilayah, baik antara

Seberang Ilir dengan Seberang Ulu maupun pusat kota dengan pinggiran

kota;

h) Mewujudkan kawasan strategis kota yang menunjang pertumbuhan

ekonomi, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan warisan budaya.

Berdasarkan delapan pertimbangan diatas, maka dapat dirumuskan Tujuan

Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang adalah untuk mewujudkan Palembang

sebagai Kota Tepian Sungai berbasis pariwisata, jasa dan perdagangan berskala

Internasional yang Berbudaya, Aman, Nyaman, Produktif, Hijau, Berwawasan

Lingkungan, dan Berkelanjutan.

Page 18: Laporan Antara Lengkap_5ulu

17

2.1.2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang

Kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arah tindakan yang harus

ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota. Fungsi dari

kebijakan tersebut antara lain sebagai dasar untuk memformulasikan strategi

penataan ruang wilayah kota, sebagai dasar untuk merumuskan rencana struktur

dan rencana pola ruang wilayah kota, memberikan arahan bagi penyusunan indikasi

program utama, dan sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kota.

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang yang ditetapkan

dalam rangka pencapaian tujuan seperti disebutkan di atas, terdiri dari :

1) Penataan Kawasan Tepian Sungai Musi dengan memperhatikan daya

dukung lingkungan.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan penataan ruang Kawasan

Koridor Sungai Musi sebagai salah satu kawasan potensial dan menjadi ikon Kota

Palembang secara berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

2) Pengelolaan kawasan strategis dari aspek ekonomi dan sosial budaya.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan penataan ruang Kawasan

Strategis sesuai dengan aspeknya sehingga dapat mengoptimalkan potensi ekonomi

yang ada, menjaga/melestarikan budaya sebagai ciri khas Kota Palembang dengan

tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

3) Pengembangan sistem pusat pelayanan kota secara berhirarki.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendistribusikan pusat-pusat pelayanan

secara berjenjang sesuai dengan skala pelayanannya mulai dari pusat kota hingga

ke lingkungan permukiman sehingga menjadi acuan dalam pembangunan sarana

prasarana perkotaan.

4) Pengembangan sistem prasarana dan sarana kota secara merata di seluruh

wilayah.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah

kota sehingga dapat mengantisipasi berbagai permasalahan kota seperti kemacetan,

kekumuhan, dan lain-lain.

5) Peningkatan kualitas Ruang Terbuka Hijau sebagai paru-paru kota.

Page 19: Laporan Antara Lengkap_5ulu

18

Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup

di Kota Palembang dalam mewujudkan Palembang sebagai kota yang “hijau, biru,

dan bersih” (green, blue, and clean).

6) Peningkatan fungsi kota sebagai pusat jasa, perdagangan, dan pariwisata

berskala internasional.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan Palembang sebagai pusat

jasa, perdagangan, dan pariwisata berskala internasional yang didukung oleh

ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan, jaringan informasi

7) Pengembangan kawasan budidaya ke seluruh wilayah kota sesuai dengan

potensinya.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang bagi

kawasan budidaya sebagai wadah aktivitas masyarakat.

2.1.3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang

Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran kebijakan

penataan ruang wilayah kota kedalam langkah-langkah operasional untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi dari strategi penataan ruang wilayah kota

antara lain sebagai dasar untuk menyusun rencana struktur ruang dan pola ruang

wilayah kota serta penetapan kawasan strategis kota, memberikan arahan bagi

penyusunan indikasi program utama RTRW Kota dan sebagai dasar penetapan

ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

1) Strategi penataan kawasan tepian sungai dengan memperhatikan daya

dukung lingkungan meliputi :

Mengidentifikasi dan menetapkan Kawasan Tepian Sungai

berdasarkan kondisi fisik, potensi-potensi pengembangan yang

dimiliki oleh kawasan sepanjang tepian sungai.

Menata pinggiran Badan Air sungai sebagai ruang terbuka utama

pembentuk Struktur Tata Ruang Kota.

Pengembangan "stripe" (pita) antar node sebagai pembentuk karakter

koridor sungai.

Pengisian kegiatan di dalam Node membentuk rangkaian kegiatan

wisata di koridor sungai. ’

Page 20: Laporan Antara Lengkap_5ulu

19

2) Strategi untuk Kebijakan Pengelolaan kawasan strategis dari aspek

ekonomi dan sosial budaya, meliputi :

Mengidentifikasi dan menetapkan kawasan strategis kota berdasarkan

aspek ekonomi dan sosial budaya.

Meningkatkan daya saing investasi dan peluang usaha pada kawasan

strategis ekonomi.

Meningkatkan keseimbangan ekologis pada kawasan strategis aspek

ekonomi dan sosial budaya

Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak

pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan

strategis.

3) Strategi untuk Kebijakan Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan Kota

Secara Berhirarki, meliputi :

Menetapkan Pusat Pelayanan Kota (PPK), Sub Pusat Pelayanan Kota,

dan Pusat Lingkungan.

Strategi ini dimaksudkan untuk membagi pusat pelayanan

berdasarkan hirarki sehingga pengembangan sarana dan prasarana

perkotaan dapat dibangun secara efisien dan efektif.

Mengembangkan kegiatan yang berfungsi primer di Pusat Pelayanan

Kota sehingga kegiatan tersebut akan mampu meningkatkan

pelayanan dalam skala kota, regional, nasional dan internasional,

sesuai dengan fungsi Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan

Nasional.

Strategi ini dimaksudkan agar peran Kota Palembang sebagai Pusat

Kegiatan Nasional dapat berjalan sebagaimana mestinya, yaitu

memberikan pelayanan bukan hanya dalam lingkup kota tetapi juga

hingga skala nasional.

Mengembangkan kegiatan ekonomi pada setiap pusat pelayanan

secara merata dan berhierarkhi.

Strategi ini dimaksudkan agar perkembangan kota merata ke seluruh

wilayah secara berhirarki sesuai dengan fungsi dan peran yang

diemban kota Palembang.

Page 21: Laporan Antara Lengkap_5ulu

20

Menghubungkan pusat pelayanan kota dengan masing-masing sub

pusat pelayanan kota serta antar sub pusat pelayanan kota melalui

jaringan jalan yang berjenjang dengan pola pergerakan merata.

Strategi ini dimaksudkan agar hirarki pelayanan kota dapat berjalan

sesuai dengan peran yang diberikan kepada masing-masing wilayah

kota.

Mengembangkan jaringan pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan

kota, dan pusat pelayanan lingkungan secara berimbang dan saling

terkait menjadi satu kesatuan sistem kota.

Strategi ini dimaksudkan agar sistem pusat pelayanan dapat berjalan

sebagaimana mestinya berdasarkan hirarki yang telah ditetapkan.

4) Strategi untuk kebijakan Pengembangan sistem prasarana dan sarana kota

secara merata di seluruh wilayah, meliputi:

Peningkatan sistem jaringan transportasi yang melayani seluruh

wilayah kota.

Peningkatan fungsi jaringan drainase sebagai sarana pengendalian

banjir secara terpadu, berhirarki dan efisien;

Peningkatan pelayanan air bersih yang merata, berkualitas dan

berkelanjutan;

Pengelolaan sistem persampahan dengan menerapkan sistem re-use,

reduce dan recycle;

Peningkatan kualitas sistem telekomunikasi baik kabel maupun

nirkabel yang dapat menjangkau seluruh wilayah kota;

Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan energi dan kelistrikan

bagi seluruh masyarakat kota;

5) Strategi untuk kebijakan Peningkatan kualitas Ruang Terbuka Hijau

sebagai paru-paru kota, meliputi:

pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat merusak

lingkungan dan kawasan lindung.

mewujudkan RTH paling sedikit 30 % dari luas wilayah kota;

menyediakan taman-taman lingkungan yang berada di pusat

pelayanan lingkungan perumahan;

Page 22: Laporan Antara Lengkap_5ulu

21

mewajibkan kepada para pemilik lahan dan/atau investor untuk

menyediakan dan mengembangkan RTH privat; dan

menjalin kemitraan dengan swasta dalam penataan.

6) Strategi untuk kebijakan Peningkatan fungsi kota sebagai pusat jasa,

perdagangan, dan pariwisata berskala internasional, meliputi:

mengembangkan kawasan perkantoran/pemerintahan yang terpadu

dan efisien dalam meningkatkan pelayanan publik;

mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang nyaman dan

berdaya saing;

meningkatkan kegiatan ekspor berbasis sumber daya lokal;

mengembangkan kawasan pariwisata sesuai dengan potensi,

karakteristik dan jenis wisata unggulan; dan

mengembangkan konsep wisata MICE (Meeting, Insentive,

Convention, Exibition);

7) Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:

mendorong pengembangan perumahan di wilayah baru dengan pola

Kasiba/Lisiba;

mengembangkan perumahan vertikal terutama pada kawasan padat

penduduk dengan memperhatikan ketersediaan prasarana dan sarana;

menata, merehabilitasi dan meremajakan kawasan permukiman yang

rendah kualitas lingkungannya; dan

mengembangkan pembangunan perumahan bagi masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR).

membentuk kluster-kluster industri yang berwawasan lingkungan;

mengembangkan kegiatan pertanian tanaman pangan, hortikultura,

dan perikanan pada kawasan agropolitan dan minapolitan.

Mengembangkan kegiatan agrowisata dalam kawasan agropolitan

dan minapolitan.

2.2. PANDUAN RANCANG KOTA

Panduan Rancang Kota yang dimaksud adalah Panduan Rancang Kota

Berdasarkan Permen PU No. 6/PRT/M/2007 yang berisi uraian teknis secara terinci

Page 23: Laporan Antara Lengkap_5ulu

22

tentang ketentuan-ketentuan, persyaratan-persyaratan, standar dimensi, standar

kualitas yang memberikan arahan bagi terselenggaranya serta terbangunnya suatu

kawasan fisik kota tertentu baik bangunan-bangunannya, sarana dan prasarana,

utilitas maupun lingkungan, sehingga sesuai dengan rencana kota yang

digariskan. Panduan Rancang Kota tidak dimaksudkan untuk membuat suatu

ketentuan, arahan ataupun persyaratan yang bersifat kaku (inflexible), tidak pula

bermaksud untuk mengendalikan aspek arsitektur suatu bangunan, kawasan atau

kota, yang dapat membatasi kreatifitas perencana, perancang, maupun pengelola.

Panduan Rancang Kota dimaksudkan untuk mengidentifikasi tujuan serta standar-

standar perancangan yang dianggap penting untuk suatu kawasan tertentu.

2.2.1 Pengertian

1) Kawasan

Dalam konteks RTBL kawasan merupakan bagian kota seluas sekitar 5-60

Ha yang memiliki benda alam, bangunan dan prasarananya dan karakter yang

relatif homogen dan dapat ditetapkan batas tepinya.

2) Penataan ruang

Adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

3) Penyelenggaraan penataan ruang

Adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan

pengawasan penataan ruang.

4) Perencanaan kota

Adalah kegiatan penyusunan rencana-rencana kota maupun kegiatan

peninjauan kembali atas rencana kota yang telah ada untuk disesuaikan dengan

kondisi dan situasi kebutuhan pengembangan kota untuk masa tertentu.

5) Rancang Kota/Urban design

Merupakan bagian dari proses perencanaan yang menekankan pada ‘the

physical quality of live environment‘(Shirvani: 1985). Makna dan tujuan akhir dari

proses ini adalah perlindungan terhadap kepentingan publik atau menciptakan

public domain yang berkualitas bagi kemanusiaan (Gosling, 1984, Siswanto, 1993)

6) Strategi pengembangan

Page 24: Laporan Antara Lengkap_5ulu

23

Adalah langkah-langkah sistematis penataan bangunan dan lingkungan serta

pengelolaan kawasan yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan misi

pembangunan/penataan kawasan yang telah ditetapkan.

7) Pengendalian pemanfaatan ruang

Adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang

8) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang

dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan

lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuanprogram bangunan dan

lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan

pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

9) Penataan Bangunan dan Lingkungan:

Adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan,

memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/

kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian

bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses

perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,

pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan

Melihat rentang kegiatan yang luas tersebut, maka setting lokasi kegiatan

RTBL dapat menjadi sangat beragam meliputi kawasan/lingkungan bagian wilayah

kota, kawasan perkotaan atau pedesaan yang meliputi; kawasan baru yang

berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan yang dilestarikan, kawasan rawan

bencana, atau kawasan yang mencakup item yang telah disebutkan di atas.

Berdasarkan pola penataan bangunan dan lingkungan yang ditetapkan dalam

kawasan prencanaan meliputi:

a) perbaikan kawasan, seperti penataan lingkungan permukiman

kumuh/nelayan (perbaikan kampung), perbaikan desa pusat

pertumbuhan, perbaikan kawasan, serta pelestarian kawasan;

b) pengembangan kembali kawasan, seperti peremajaan kawasan,

pengembangan kawasan terpadu, revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi

dan rekonstruksi kawasan pascabencana;

Page 25: Laporan Antara Lengkap_5ulu

24

c) pembangunan baru kawasan, seperti pembangunan kawasan permukiman

(Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun – Berdiri Sendiri),

pembangunan kawasan terpadu, pembangunan desa agropolitan,

pembangunan kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa (KTP2D),

pembangunan kawasan perbatasan, dan pembangunan kawasan

pengendalian ketat (high-control zone);

d) pelestarian/pelindungan kawasan, seperti pengendalian kawasan

pelestarian, revitalisasi kawasan, serta pengendalian kawasan rawan

bencana.

2.2.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan:

Pengendalikan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan suatu

kawasan perencanaan.Perencanaan penataan bangunan dan lingkungan meliputi

pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan taraf hidup

masyarakat melalui kealitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan

pembangunan lingkungan yang berkelanjutan, serta peningkatan vitalitas ekonomi

lingkungan.

Sasaran:

Tersusunnya acuan umum desain),seperti : perancangan lingkungan kota,

peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan, system sirkulasl &

jalur penghubung, ruang terbuka dan tata hijau, dan seterusnya;

a) Tersusunnya panduan pengembangan rancangan dan detail rencana

rancangan

b) Tersusunnya program pembiayaan

c) Tersusunnya panduan pengendalian pelaksanaan penataan bangunan dan

lingkungan;

d) Tersusunnya program pengelolaan pemanfaatan asset property pasca

pelaksanaan .

2.2.3. Kriteria Dalam Penentuan Batas dan Luasan Kawasan Perencanaan

Penentuan deliniasi kawasan perencanaan dapat berdasarkan pada:

Page 26: Laporan Antara Lengkap_5ulu

25

a) Administrasi, berdasarkan batas wilayah kota/desa, kecamatan,

kelurahan. RW, dan RT

b) Non Adminiatrasi, yang ditentukan secara cultural tradsional. Seperti

desa adat, gampong, dan nagari.

c) Kawasan yang memiliki kesatuan karater tematis, seperti kawasan kota

lama, lingkungan sentra perindustrian rakyat, kawasan sentra pendidikan,

dan kawasan permukiman tradisional.

d) Kawasan yang memiliki sifat campuran, seperti kawasan campuran

antara fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial-budaya atau keagamaan

serta fungsi khusus misalnya kawasan militer, kawasan bersejarah dll

e) Jenis kawasan, seperti kawasan baru yang berkembang cepat, kawasan

terbangun yang memerlukan penataan, kawasan dilestarikan, kawasan

rawan bencana, dan kawasan gabungan atau campuran.

Page 27: Laporan Antara Lengkap_5ulu

26

BAB 3. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

3.1, KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN

3.1.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Kota Palembang terletak pada posisi antara 2052’ - 305’ Lintang

Selatan dan 104037’ - 104052’ Bujur Timur. Ketinggian rata-rata 8 meter dpl.

Tahun 2007 Kota Palembang dibagi menjadi 16 Kecamatan dan 107

Kelurahan. Berdasarkan PP Nomor 23 tahun 1988 luas wilayah Kota

Palembang adalah 400.61 km atau 40.061 Ha.

Secara administrasi Kota Palembang berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kabupaten Banyuasin.

Sebelah Timur : Kabupaten Banyuasin.

Sebelah Barat : Kabupaten Banyuasin

Sebelah Selatan : Kabupaten Ogan Ilir dan Muara Enim.

3.1.2. Klimatologi

Kondisi iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin

lembab nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Sebagian

besar wilayah Kota Palembang berdasarkan data dari stasiun Meteorologi tahun

2012 rata-rata 26,20C sampai dengan 28.400C. Suhu udara maksimum terjadi pada

bulan September yang berkisar 34,600C, sedangkan suhu udara minimum terjadi di

bulan Januari dan Februari yang berkisar 23.400C. suhu minimum kota terjadi pada

bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei.

Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban

udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%.

Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang

tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota.

Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah

tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 - 20 m dpl.

Page 28: Laporan Antara Lengkap_5ulu

27

Pada tahun 2002 Tanah dataran tidak tergenang air: 49 %, tanah tergenang

musiman: 15 %, tanah tergenang terus menerus: 37 % dan jumlah sungai yang

masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai

saluran pembuangan primer.

Tropis lembab nisbi, suhu antara 220-320 celcius, curah hujan 22-428

mm/tahun, pengaruh pasang surut antara 3-5 meter dan ketinggian tanah rata-rata

12 meter dpl. Jenis tanah kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak

pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga

dikenal dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat

yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi

air, terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.

3.1.3 Fisiografis

1) Topografi

Kota Palembang terletak pada posisi belahan Timur Pulau Sumatera yang

merupakan dataran rendah dan berawan, serta terdapat perbedaan karakter topografi

antara seberang ulu dengan seberang ilir. Bagian wilayah seberang ulu pada

umumnya mempunyai topografi yang relatif datar dan sebagian besar dengan tanah

asli berada di bawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi Dibagian

seberang ilir adanya variasi topografi Dengan demikian aspek topografi pada

prinsipnya tidak ada faktor pembatas untuk pengembangan ruang, baik berupa

kelerengan atau kemiringan yang besar.

2) Geologi

Bentuk dan keadaan wilayah Kota Palembang memiliki jenis tanah lapisan

alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang masih muda, banyak

mengandung minyak bumi yang juga dikenal dengan lembah Palembang - Jambi.

Tanah relatif datar dan rendah, tempat-tempat yang agak tinggi terletak di bagian

utara Kota. Sebagian Kota Palembang digenangi air, terlebih lagi bila terjadi hujan

terus menerus.

3) Hidrologi

Kota Palembang mempunyai 108 sungai. Terdapat 5 buah sungai yang dapat

dilayari yaitu Sungai Musi sepanjang 15 km, kedalaman 8-12 m dengan lebar

Page 29: Laporan Antara Lengkap_5ulu

28

berkisar 220-313 m, Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Keramasan, dan

Sungai Terusan yang panjang sungai yang kedalaman serta lebarnya lebih kecil dari

Sungai Musi.

3.1.4 Jenis Tanah

Jenis lapisan tanah yang terdapat di Kota Palembang berupa tanah lempung,

pasir lempung, napal dan napal pasiran. Keadaan stratigrafi wilayah Kota

Palembang terbagi atas 3 bagian, yaitu :

1) Satuan Aluvial dan Rawa, terdapat di Seberang Ulu dan Rawa-Rawa

dibagian Timur dan bagian Barat wilayah Kota Palembang.

2) Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung

pasiran yang kedap air, tersebar dibagian Utara yaitu Kenten, Talang

Betutu dan Sungai Ringgit (Kabupaten Banyu Asin). Sedangkan

disebelah Selatan tersebar ke arah Indralaya (Kabupaten Ogal Ilir) dan

Gelumbang (Kabupaten Muara Enim).

3) Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang

dengan arah memanjang ke Barat daya dan Tenggara merupakan suatu

rangkaian antiklin

3.1.5 Hidrologi

Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang

Ulu dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-

anak sungai dalam wilayah. Dibagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak

sungai yang relatif besar dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi

yang relatif besar dan berhulu di Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan

dan Sungai Komering Sedangkan anak-anak Sungai Musi yang relatif kecil adalah

Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara Enim.

Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan

pendek yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota

Palembang dan kawasan sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna.

Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai terbagi menjadi

2 (dua) sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya punggungan

topografi. Pada bagian Selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang

Page 30: Laporan Antara Lengkap_5ulu

29

mengalir pada Sungai Musi dan berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak

sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro, Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan

sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat anak-anak sungai yang

mengalir keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.

3.2. SARANA / FASILITAS KOTA

3.2.1. Sarana Pendidikan

Pada tahun 2010 seharusnya jumlah TK adalah 1.178 unit dengan jumlah

penduduk pendukung sebanyak 1.250 dan kebutuhan lahan seluas 500 m2/unit.

Jumlah ini mungkin akan lebih kecil apabila jumlah penduduk pendukung dihitung

dari jumlah anak usia TK.

Untuk sarana SD, dengan jumlah penduduk pendukung sebanyak 1.600 jiwa,

maka jumlah SD di Kota Palembang seharusnya sebanyak 886 unit, akan tetapi baru

ada sebanyak 447 unit SD, sehingga kekurangan SD sebanyak 439 unit. Kebutuhan

tahun 2010 seharunya 921 unit,tahun 2020 sebanyak 1.121 unit dan pada tahun

2030 sebanyak 1.420 unit dengan kebutuhan lahan seluas 284 Hektar. Tahun 2010

seharurnya jumlah SLTP harusnya sebanyak 317 unit, tahun 2020 sebanyak 388

unit dan pada tahun 2030 sebanyak 473 unit dengan kebutuhan lahan seluas 426

hektar.

Dalam memprediksikan jumlah kebutuhan sarana pendidikan dimasa

mendatang di Kota Palembang digunakan asumsi proporsi jumlah penduduk Kota

Palembang dan demand tingkat pendidikan selain rencana kebutuhan menurut

standar.

Rencana pengembangan sarana pendidikan dilakukan terutama di wilayah

pengembangan perumahan baru dan daerah yang belum terjangkau pelayanannya

dengan skala pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta diikuti oleh

profesional dan jumlah guru di setiap sekolah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.

Distribusi fasilitas pendidikan disesuaikan dengan struktur hirarki pelayanan yang

didasari jenjang pendidikannya. Untuk fasilitas pendidikan yang pelayanan

berskala regional ditempatkan pada kawasan tertentu yang berhubungan dengan

transportasi lalu lintas regional. Untuk fasilitas pendidikan dasar dan menengah

yang pelayanannya berskala kota didistribusikan dibagian wilayah kota/kecamatan,

Page 31: Laporan Antara Lengkap_5ulu

30

kelurahan hingga lingkungan, khusus untuk fasilitas pendidikan menengah lanjutan

atas diarahkan ke pusat-pusat bagian wilayah kota dan untuk akademi dan

perguruan tinggi pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan.

Sebaran sarana pendidikan menjadi salah satu faktor yang membangkitkan

pergerakan, yaitu dari kawasan permukiman menuju kawasan pendidikan

(sekolah). Seiring dengan semakin meningkatnya permasalahan kemacetan lalu

lintas, maka beberapa kebijakan yang dapat diberlakukan antara lain :

1) Memberlakukan secara konsisten konsep rayonisasi sekolah/pendidikan

mulai jenjang SD hingga SLTA/SMU. Siswa tidak diperkenankan untuk

bersekolah di luar rayon yang telah ditentukan sehingga pergerakan antar

wilayah atau bagian kota menjadi berkurang/minimal.

2) Kualitas sekolah disamakan mutunya (kualitas guru dan sarana

prasarana) sehingga akan menghasilkan anak didik yang berkualitas

tinggi dimanapun lokasi sekolahnya.

3) Peningkatan kualitas guru sebagai program strategis yang dilaksanakan

secara berkelanjutan

3.2.2 Sarana Kesehatan

Pengembangan fasilitas kesehatan kesehatan ini disesuaikan dengan macam

dan jenis pelayanan kesehatan yang ada dengan jenjang pelayanannya masing-

masing. Adapun jenjang tingkat pelayanan, Rumah sakit Umum kelas A dengan

skala pelayanan tingkat nasional, Rumah Sakit Umum kelas B skala pelayanan

tingkat propinsi, Rumah Sakit umum kelas C skala pelayanan tingkat kota, Rumah

Sakit Umum kelas D skala pelayanan tingkat kota wilayah kota/kecamatan,

Puskesmas skala pelayanan tingkat kecamatan, Puskesmas Pembantu skala

pelayanan tingkat kelurahan, Poliklinik/Rumah Bersalin /Pos Kesehatan

terpadu/Pos KB, Rumah sakit Khusus lainnya (misal: Rumah sakit Paru, Mata,

Lepra dan lain-lain) penyediaan disesuaikan dengan kabutuhan atas dasar indikasi

penyakit khusus dengan skala pelayan tingkat propinsi/kota.

Pada tahun 2008 jumlah rumah sakit umum sudah mencapai 22 unit yang

seharusnya hanya butuh 12 unit saja dengan penduduk pendukung 120.000 jiwa.

Jumlah rumah sakit umum ini idealnya tidak usah ditambah hanya perlu

Page 32: Laporan Antara Lengkap_5ulu

31

ditingkatkan statusnya agar menjadi rumah sakit umum yang memounyai pelayanan

yang berkualitas, lengkap dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

3.2.3 Sarana Perdagangan

Sarana perdagangan diperlukan sebagai tempat pelayanan kebutuhan

penduduk akan kebutuhan sehari-hari. Sarana perbelanjaan dapat berupa toko,

warung/kios, pasar lingkungan, pasar, KUD, BANK dan sarana pelayanan lainnya.

Penyediaan sarana perbelanjaan ini diperlukan dalam suatu skala tertentu, dan

disesuaikan dengan jumlah penduduk yang dilayani.

Dalam pengembangan fasilitas perdagangan ini, pengalokasian fasilitas

perdagangan di Kota Palembang dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut:

1) Rencana pengembangan fasilitas perdagangan disesuaikan dengan

rencana jaringan jalan dan didukung oleh utilitas yang baik.

2) Lokasi sebaiknya tidak dekat dengan fasilitas peribadatan dan fasilitas

pendidikan.

3) Lokasi sebaiknya dekat dengan lokasi permukiman dan terjangkau oleh

transportasi umum.

Jumlah penduduk pendukung untuk 1 unit pasar adalah 30.000 jiwa dengan

luas lahan yang dibutuhkan adalah 10.000 m2 per unit pasar, sehingga pada tahun

2010 seharusnya jumlah pasar sebanyak 49 unit. Pada tahun 2020 diperkirakan

kebutuhan pasar sebanyak 60 unit dengan luas lahan 63 hektar dan pada tahun 2030

sebanyak 73 unit dengan luas lahan 76,96 hektar.

3.2.4 Sarana Olahraga dan Rekreasi

Fasilitas hiburan/rekreasi adalah fasilitas yang diperuntukkan bagi

masyarakat kota guna penyegaran dari kegiatan rutin sehari-hari disamping juga

dapat dijadikan sebagai kontak interaksi sosial (fasilitas sosial), juga berfungsi

sebagai tempat mengingatkan kita terhadap lingkungan atau alam, dan nilai-nilai

sejarah budaya. Fasilitas hiburan/rekreasi ini dapat berupa bangunan dan ataupun

kawasan yang bernilai sejarah budaya ataupun berupa alam (pantai, pengembangan

perairan sungai, danau, dan lain-lain). Pada Umumnya bangunan atau kawasan bagi

Page 33: Laporan Antara Lengkap_5ulu

32

fasilitas hiburan atau rekreasi tidak terdapat pada semua bagian wilayah kota,

sehingga perlu digali potensi yang ada pada masing-masing wilayah kota tersebut.

Jenis fasilitas dapat dibedakan atas fasilitas untuk kegiatan yang berada

didalam ruangan (in door) seperti gedung olah raga, bioskop, gedung kesenian.

Sedangkan fasilitas untuk kegiatan di luar lapangan (out door) seperti lapangan olah

raga dan taman. Sarana rekreasi dan olahraga diperlukan sebagai penyempurna

kebutuhan penduduk yang mempunyai arti penting guna peningkatan pelayanan

kenyamanan penduduk. Penggunaan sarana ini dapat berfungsi ganda, yaitu selain

berupa taman yang dapat dipergunakan sebagai tempat bermain bagi Kota

Palembang, juga dapat digunakan sebagai tempat olah raga. Hal ini sangat penting,

selain manfaatnya sebagai tempat rekreasi/ olahraga juga dapat memberikan

kesegaran pada lingkungan permukiman yang dilayani melalui udara yang segar

dan penetralisasian polusi udara lebih terjamin. Sedangkan penyediaan fasilitas

olah raga hendaknya memperhatikan skala pelayanan sampai tingkat kelurahan-

lingkungan. Kebutuhan fasilitas dasar tersebut, adalah lapangan olah raga serba

fungsi (sepak bola/voli/bola basket) dan gedung olah raga yang dapat disatukan

dengan gedung kesenian. Penyediaan kebutuhan berdasarkan standar minimal

dengan skala pelayanan kelurahan/lingkungan, bagi fasilitas olah raga dan pusat

komplek fasilitas olah raga dengan skala pelayanan tingkat kota regional. Kawasan

yang diarahkan pengembangannya sebagai kawasan olah raga dan rekreasi adalah

Kawasan Jakabaring Sport City dan Kawasan Kampus.

Page 34: Laporan Antara Lengkap_5ulu

33

BAB 4. PEMBAHASAN DAN ANALISA

4.1. KONDISI KAWASAN PERENCANAAN

4.1.1. Sejarah Kampung 5 Ulu

Di lihat dari atlas wilayah kelurahan 5 ulu merupakan sebuah pulau yang

diapit oleh 3 buah sungai, di sebelah utara Sungai Musi; di sebelah Barat Sungai

Tuan Putri atau dikenal penduduk bermukim sekarang bernama sungai Kedukan;

Sebelah Timur sungai Kenduruan. Sungai Tuan Putri & sungai Kenduruan

merupakan anak sungai musi.

Posisi tempat yang strategis menjadi pilihan orang-orang pendatang dari

warga Tionghoa menjadi tempat bermukim yang berbentuk rumah rakit di

sepanjang tepi sungai di sungai musi dari mulai wilayah 5 ulu, 7 ulu, 9/10 ulu, 11

ulu dan 12 ulu. Pilihan tempat tinggal di rumah rakit orang2 Tionghoa dikarenakan

di zaman Kolonial mereka tidak gampang mengakses wilayah daratan. Yang dapat

punya akses wilayah daratan pimpinan dari mereka, yang disebut Kapiten atau

Kapten. Peninggalan bangunan rumah sang Kapiten terdapat di wilayah 7 ulu yang

disebut kampong Kapiten.

Kebutuhan untuk membangun rumah dan perahu dijadikan peluang untuk

membuka usaha “panglong kayu” di kampung 5 ulu oleh warga Tionghoa.

Hidupnya ekonomi di sepanjang sungai membuat para pendatang dari desa

Muara Batun membawa hasil kebun untuk berdagang. Dari berdagang ada

kebutuhan tempat tinggal, dan mereka mendirikan pondok2 dengan cara

menumpang dengan tuan tanah dan penduduk asli palembang di sepanjang muara

sungai Tuan Putri dan sungai kenduruan. Lama kelamaan dari rumah pondok

seadanya, lalu mulai tumbuh rumah2 panggung.

Dinamakan Lorong Keramat karena di tengah Lorong jalan ada terdapat

kuburan yang panjangnya hampir 2 meter. Dulu orang tidak berani melintas jalan

di sekitar kuburan itu karena sering terdengar suara aneh dan angker.

4.1.2. Kondisi Wilayah

Page 35: Laporan Antara Lengkap_5ulu

34

Secara geografis wilayah 5 Ulu berada Antara 2°59'53.24" LS dan

104°45'32.43" BT dengan luas wilayah perencanaan + 2,5 Ha . sepanjang sekitar

750 meter di tepi sungai Musi.

Gambar 4.1. Letak Kawasan Perencanaan

Kalau di lihat dari kondisi sekarang yang menempati wilayah daratan banyak

terdapat pemukiman orang2 palembang asli, sebagian masih ada rumah yang

berbentuk Limas yang tidak terlalu terawat. Sedangkan wilayah pesisir sungai di

kampong 5 ulu Lorong Keramat & Siliwangi dihuni oleh para pendatang dari daerah

Muara Batun.

Kawasan Perencanaan

Page 36: Laporan Antara Lengkap_5ulu

35

Kondisi anak sungai yang dangkal dan

kurang berfungsi sebagai aliran air

menuju sungai Musi dan banyaknya

bangunan yang dibangun di wilayah

garis sempadan sungai

Gambar 4.2. Kawasan Perencanaan

Kawasan Perencanaan adalah sepanjang Garis Sempadan Sungai yang berada

dalam wilayah administrasi Kelurahan 7 Ulu dan 5 Ulu, Kawasan ini dilewati 2

buah anak sungai, yaitu sungai Kenduruan dan sungai Kedukan.

Gambar 4.3. Kondisi anak sungai di Kawasan Perencanaan

Page 37: Laporan Antara Lengkap_5ulu

36

Daerah di sepanjang garis sempadan sungai merupakan daerah pemukiman

yang padat, sehingga menjadikan permukiman berpotensi kumuh. Masyarakat di

dalam kawasan perencanaan juga masih memanfaatkan sungai Musi untuk MCK,

kondisi ini memperburuk kualitas permukiman dalam kawasan.

Gambar 4.4. Kondisi Tepi Sungai Kawasan Perencanaan

Page 38: Laporan Antara Lengkap_5ulu

37

4.2. RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

4.2.1. Visi Dan Misi Pengembangan Kawasan

1) Visi

Perumusan visi yang tepat dapat menolong dan memacu setiap langkah

dalam memecahkan permasalahan dengan solusi yang tepat dan perumusan misi

dapat memberikan gambaran tolok ukur pemenuhan keberhasilan perumusan solusi

tersebut.

““Revitalisasi kawasan sebagai Kawasan Strategis Sosial Budaya yang

berbasis pada lingkungan Sungai dan Ekonomi Perkotaan sebagai elemen

penting peningkatan kualitas hidup kawasan

2) Misi

Pendekatan yang dilakukan dalam mencapai visi perencanaan RTBL adalah

dengan merumuskan misi penataan kawasan yang mengutamakan penghargaan

terhadap kebutuhan pengguna dan menciptakan kawasan yang tertib, indah, aman,

nyaman serta dapat menciptakan image bagi kawasan tersebut.

Misi pengembangan kawasan dirumuskan sebagai berikut:

a) Terwujudnya ruang kota yang fungsional sebagai pusat perdagangan dan

jasa dalam lingkup Kawasan tepian sungai Musi Kecamatan seberang ulu

Kota Palembang,

b) Terwujudnya ruang kota yang adaptif terhadap pertumbuhan dan

perkembangan wilayah berdasarkan skenario penataan ruang secara

makro.

c) Terbentuknya citra kawasan sebagai water front melalui penegasan

karakter dan peningkatan kualitas kawasan secara fisik dan visual.

d) Terciptanya kenyamanan dan kemudahan pergerakan dan aksesibilitas

dan pengguna ruang lainnya, melalui penegasan artikulasi antara

bangunan dan ruang terbuka (termasuk jalur kendaraan dan pedestrian).

e) Terpeliharanya karakter dan budaya lokal melalui transformasi arsitektur

dalam skala bangunan individu maupun arsitektur perkotaan.

Page 39: Laporan Antara Lengkap_5ulu

38

f) Terkendalinya kelestarian dan keberlanjutan sistem alam melalui

kebijakan pengendalian kawasan terbangun dan pola pengembangan

ruang terbuka.

g) Terciptanya kawasan permukiman dan fungsi lainnya dalam konteks

mix use yang nyaman, aman, dan mendukung pencitraan kawasan.

Gambar 4.5. Konsep Visi dan Misi Pengembangan Kawasan

4.2.2. Konsep Ruang Terbuka Dan Tata Hijau

Pada awal masa pertumbuhan kota, Taman sebagai Ruang Terbuka Hijau

hanya mempunyai 2 fungsi utama; yakni

1) Memberikan kesempatan untuk berekreasi pada masyarakat, baik

aktif maupun pasif.

2) Memberikan efek visual dan psikologi yang indah dalam totalitas

lingkungan kota tersebut.

Perkembangan kota yang pesat, baik dalam ukuran luas maupun jumlah

penduduk membawa masyarakat kota pada tingkat apresiasi yang lebih tinggi dan

sophisticated pada taman Ruang Terbuka Hijau.

Page 40: Laporan Antara Lengkap_5ulu

39

Kehadiran / eksistensi Ruang Terbuka Hijau dalam kota sudah

merupakan respon langsung terhadap tuntutan-tuntutan spesifik dari

masyarakat dan kota itu sendiri.

Taman pada Ruang Terbuka Hijau dalam kota dewasa ini

mempunyai beberapa fungsi dan manfaat sebagai berikut:

1) Fungsi Biologis :

Memberikan udara segar dan cahaya yang cukup bagi bangunan- bangunan

sekelilingnya, terutama bagi bangunan-bangunan tinggi di pusat pertokoan.

2) Fungsi Estetis :

Membentuk perspektif dan efek visual yang indah bagi lingkungan perkotaan

yang semakin padat.

3) Fungsi Rekreasi :

Menyediakan fasilitas rekreasi yang seluas-luasnya untuk masyarakat.

4) Fungsi Ekologis :

Memberikan proteksi ekologis untuk mencegah polusi udara dan sebagainya.

5) Fungsi Fisik :

Sebagai jalur batas untuk memisahkan suatu kompleks dalam perkotaan

terhadap kompleks sekelilingnya.

6) Fungsi cadangan / reserve :

Sebagai cadangan untuk kebutuhan-kebutuhan lain dimasa datang.

7) Fungsi Sosial :

Sebagai tempat untuk mempertemukan / menjalin komunikasi antar manusia/

masyarakat kota.

4.2.3. Arahan Pada Kawasan Studi

Arahan ruang terbuka pada kawasan perencanaan secara umum dibagi

dalam dua kelompok utama yaitu intensifikasi Ruang terbuka hijau dan

extensifikasi RTH. Intensifikasi kawasan RTH diarahkan pada segmen 2 - 4

Khususnya area pasar dan sekitarnya dengan mengenalkan desain pedestrian.

Untuk kelompok ekstensifikasi ruang diarahkan dengn desain RTH Koridor

pada kawasan koridor jalan-jalan utama (Jalan Kolektor dan Jalan Arteri) dengan

GSB yang besar merata pada seluruh segmen kawasan perencanaan, termasuk

Page 41: Laporan Antara Lengkap_5ulu

40

pula pada kawasan sekitar sumur komunal sebagai rth dengan fungsi tambahan

untuk bersosialisasi. Sementara beberapa kawasan potensial pengembangan taman

RTH pada semua segmen perlu ditindak lanjuti dengan mendekati pihak

masyarakat untuk mengembangkan bersama. Untuk lebih jelasnya, arahan tata

hijau RTH dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.6. Rencana Struktur Ruang Kawasan Perencanaan

Gambar 4.7. Rencana Ruang Terbuka

Page 42: Laporan Antara Lengkap_5ulu

41

4.3. USULAN KEGIATAN

Berdasarkan arahan RTBL di atas maka program kegiatan yang akan

dilaksanakan pada kawasan perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Mengamankan Kawasan Sempadan Sungai Musi dengan membangun

Promenade dan mengamankan sempadan anak sungai Kenduruan dan

sungai Kedukan dengan membangun jalan inspeksi. Kegiatan ini

disamping memiliki fungsi ekologis, biologis juga memiliki dampak

positif terhadap sector pariwisata.

2) Mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat dengan tidak melakukan

kegiatan MCK di sungai Musi, yaitu dengan menyediakan MCK

Komunal dan menyiapkan IPAL Komunal serta menyediakan Tempat

Pembuangan Sementara (TPS).

3) Menyiapkan ruang-ruang terbuka umum sebagai ruang yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, karena kawasan merupakan

kawasan padat penduduk yang tidak memiliki halaman lagi sebagai

tempat bermain atau tempat-tempat berkumpul lainnya.

4) Memperlancar aksesibilitas ke dalam maupun ke luar kawasan, melalui

pembangunan jembatan beton di atas kedua anak sungai.

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas sangat sesuai dengan RTRW Kota

Palembang tahun 2012 – 2032. Sebagaimana tertuang dalam Perda nomor 15 tahun

2012 tentang RTRW Kota Palembang pasal 11, butir o menyebutkan bahwa : Sub

PPK Seberang Ulu II meliputi 7 kelurahan, yaitu Kelurahan 11 Ulu, 12 Ulu, 13 Ulu,

14 Ulu, Tangga Takat, 16 Ulu dan Sentosa dengan fungsi utama sebagai kawasan

perumahan, perdagangan dan jasa; disamping itu perihal yang terkait dengan

kawasan sempadan sungai, kegiatan ini akan merealisasikan Perda pasal 41 yang

menyebutkan bahwa sempadan sungai di kawasan perkotaan adalah 3 meter untuk

sungai bertanggul dan untuk sungai tidak bertanggul sempadan sungai adalah

sebagai berikut:

1) Kedalaman kurang dari 3 meter sempadan sungainya 10 meter.

2) Kedalaman antara 3 hingga 20 meter sempadan sungainya 15 meter

3) Kedalaman lebih dari 20 meter sempadan sungainya minimal 30 meter.

Page 43: Laporan Antara Lengkap_5ulu

42

BAB 5. RENCANA PENATAAN KAWASAN

5.1. RENCANA PEMBANGUNAN FISIK

Pembangunan Promenade Dari Kampung Kapiten Sampai Perbatasan

5 Ulu Dengan 3-4 Ulu (+ 725 Meter)

Pembangunan Dermaga

Pembangunan Jembatan Sungai Kenduruan

Pembangunan Jembatan Sungai Kedukan

Pembangunan MCK dan Ipal Komunal

Normalisasi Sungai Kenduruan (Lebar 4 M’ – Panjang 1.341 M’)

Normalisasi Sungai Kedukan (Lebar 8 M’ – Panjang 884 M’)

Tempat Pembuangan Sementara (TPS)

Gambar 5.1. Rencana Kegiatan

Page 44: Laporan Antara Lengkap_5ulu

43

5.1.1. Promenade

Promenade sebagai ruang Publik harus dapat menampung berbagai aktifitas

warga seperti Kegiatan Refreshing/wisata, Kegiatan Olah Raga Volley Pantai,

Kegiatan Ekonomi temporer seperti Lapak pedagang. Promenade juga berfungsi

sebagai Ruang Penghubung atau Jalur sirkulasi.

Gambar 5.2. Visualisasi Konsep Promenade

Page 45: Laporan Antara Lengkap_5ulu

44

5.1.2. Jalan Inspeksi

Dua buah anak sungai (Sungai Kenduruan dan Sungai Kedukan) atau saluran

air yang melintas di kawasan rencana akan di dibuat sebagai ruang terbuka publik

yang akan dilengkapi dengan infrastruktur publik untuk melayani kebutuhan

penduduk dalam kawasan rencana, berupa jalan inspeksi dengan lebar 3 meter.

Gambar 5.2. Visualisasi Konsep Jalan Tepi Sungai Kenduruan dan Kedukan

Page 46: Laporan Antara Lengkap_5ulu

45

5.1. RENCANA TAPAK

Gambar 5.3. Rencana Tapak Promenade

PARKIR

PLAZA

LAP.

VOLLEY

LAP.

VOLLEY

TAMAN

JALAN

AKSES

DERMAGA

Page 47: Laporan Antara Lengkap_5ulu

46

5.1. RENCANA TAMPILAN FISIK

Gambar 5.4. Rencana Tampak Promenade

Page 48: Laporan Antara Lengkap_5ulu

47

Gambar 5.5. Rencana Tampak Dermaga dan MCK