15
1

laporan Geomorf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

geomrf

Citation preview

Page 1: laporan Geomorf

1

Page 2: laporan Geomorf

2

Page 3: laporan Geomorf

3

Page 4: laporan Geomorf

4

Page 5: laporan Geomorf

5

Page 6: laporan Geomorf

6

Page 7: laporan Geomorf

7

Page 8: laporan Geomorf

8

Page 9: laporan Geomorf

BAB III

Pembahasan

3.1 Geomorfologi Daerah Telitian

Pada peta topografi meja 7 dengan skala 1:25.000 terlihat memiliki kontur

yang didominasi oleh kontur agak renggang, hal ini menunjukan bahwa daerah

tersebut merupakan daerah dengan kemiringan lereng yang miring. Pada peta

topografi tersebut memiliki titik tertinggi yaitu 553,25 meter. Kontur yang

renggang juga dapat menentukan litologi batuan, pada peta tersebut memiliki

litologi batuan kurang resisten, karena didominasi oleh kontur yang renggang,

selain itu banyak dijumpai anak sungai. Kemiringan lereng yang landai dapat

disebabkan karena erosi, yang bisa disebabkan oleh air, angin. Pada peta 7

dapat kita lihat beberapa bentuk lahan asal yaitu S1,S2,F1,D1,D3.

3.1.1 Blok Sesar

Pada peta tersebut S1 merupakan blok sesar yang ditandai dengan

kontur yang rapat dan memiliki warna ungu yang lebih tua. Blok sesar terbentuk

karena adanya gawir sesar. Pada daerah tersebut memiliki litologi batuan yang

resisten, sehingga kecil kemungkinan untuk terjadinya erosi. Karena daerah

tersebut memiliki kemiringan yang curam, sehingga tidak cocok untuk daerah

pemukiman.

3.1.2 Gawir Sesar

Pada peta meja 7 terdapat gawir sesar yang dilambangkan dengan S2.

Pada peta topografi, daerah tersebut dicirikan denga kontur yang agak rapat.

Morfologi ini terbentuk dari proses endogen, sehingga terjadi patahan pada

daerah tersebut.

9

Page 10: laporan Geomorf

3.1.3 Dataran Aluvial

F1 merupakan dataran alluvial yang terbentuk akibat proses geomorfologi

yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen. Daerah alivial menempati daerah

antar gunung, dataran lembah sungai. Pada peta topografi, daerah alluvial

dicirikan dengan daerah banyaknya sungai didaerah tersebut ,morfologi

dataran alluvial di tandai dengan delinasi berwarna hijau.

3.1.4 Perbukitan Terkikis

D1 merupakan perbukitan terkikis yang mempunyai morfologi

perbukitan, bergelombang dan morfometri yang miring. Mempunyai genesa

pembentuknya akibat dari proses erosi yang menyebabkan terkikisnya sebagian

dari lahan tersebut. Pada peta topografi perbukitan terkikis dicirikan dengan

kontur yang rapat kemudian renggang. Umumnya sisa dari proses tersebut

memiliki litologi batuan yang agak resisten.

3.1.5 Bukit Sisa

D3 merupakan bukit sisa yang biasanya dicirikan dengan adanya daerah

perbukitan. Dimana ada suatu bukit yang berdiri sendiri namun kontur disekitar

mencirikan bahwa kawasan itu landau. Biasanya pada peta topografi terlihat

ketinggiannya lebih dari 150 m. pada daerah ini memiliki litologi batuan yang

resisten dengan morfometri yang curam.

10

Page 11: laporan Geomorf

3.2 Kemiringan Lereng

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode wenworth, pada

peta meja 7 dapat dilihat bahwa daerah tersebut didominasi oleh kontur yang

renggang. Dengan menggunakan peta topografi kita bisa menghitung

kemiringan lereng dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan. Pada

peta topografi tersebut dibuat grid sebesar 1 cm kemudian buat diagonal dalam

grid tersebut dan hitung kontur yang terpotong. Hasil dari perhitungan tersebut

telah didapat persentase kemiringan lereng dari daerah pada peta topografi

tersebut yaitu datar hampir datar 5,37%, landai 25,5%, miring 37,08%, agak

curam 24,8%, curam 7,16%. Jika kita lihat hasil persentase kemiringan lereng

diatas, dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut didominasi oleh kemiringan

lereng yang miring berarti daerah tersebut memiliki litologi batuan yang kurang

resisten, sehingga pada daerah tersebut tidak cocok untuk permukiman karena

tingkat longsor pada daerah tersebut cukup tinggi. Namun daerah tersebut

cocok untuk dijadikan daerah perkebunan seperti perkebunan teh,sayur mayur.

Pada peta meja 7 tingkat kemiringan lereng dapat dilihat melalui warna,

semakin gelap atau tua warnanya semakin curam morfologi kemiringan

lerengnya dan semakin muda warnanya semakin landai morfologi kemiringan

lerengnya. Tingkat kemiringan lereng di tandai dengan warna hijau.

11

Page 12: laporan Geomorf

BAB IV

Kesimpulan

1. Pada peta topografi meja 7 didominasi oleh kemiringan lereng yang miring

2. Daerah miring dapat disebabkan batuan yang agak resisten, dan adanya

erosi oleh aliran sungai.

3. Titik tertinggi pada peta yaitu 553,25 cm

4. Berdasarkan geomorfologinya, peta 7 memiliki bentuk lahan structural,fluvial,

denodasional.

12

Page 13: laporan Geomorf

BAB V

Daftar Pustaka

Setiwan, bagas.2013.menghitungderajatkemiringanlereng.

(http://geograph88 .blogspot.com/2013/04/menghitung-derajat-kemiringan-

lereng.html). Diakses pada 7 september 2014

Vicky.2012.pengertiandankegunaancoreldraw.( http://belajar-komputer-

mu.com /pengertian-dan-kegunaan-program-corel-draw/). diakses pada 7

september 2014

Purnomo,dewi.2012.klasifikasikemiringanlereng( http://pinterdw.blogspot.com

/2012/03/klasifikasi-kemiringan-lereng.html). Diakses pada 7 september

13