16
Nama : Susi Susiyanti NIM : 1110096000051 Kelas : Kimia B Asisten :Nani Suryani Dosen :Adi Riyadi, M.Si dan Fitriah Hartiningsih S.Si LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA INSTRUMEN PRAKTIKUM 2 IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR INJEKSI SIANOKOBALAMIN (B12) DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE I. PENDAHULUAN Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin hematopoeitik yang larut dalam air dan merupakan bagian dari vitamin B complex yang mengandung kobalt, sehingga disebut sebagai sianocobalamin. Vitamin ini berperan penting dalam pembentukan sel darah merah, perbaikan sel dan jaringan yang rusak, sintesis DNA, pemeliharaan sistem syaraf, diperlukan untuk sintesis purin dan pirimidin (dan juga DNA, protein, dan nukleoprotein), reaksi metilasi, hematopoiesis, dan sintesis meilin. dan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak. Berat molekul vitamin B12 sekitar 1350 dalton. Sumber Vitamin B12 hanya ditemukan dari makanan-makanan yang berasal dari hewan, antara lain daging, telur, ikan, dan unggas (ayam dan itik). Dalam jumlah kecil, vitamin B12 pun ditemukan dalam tempe.

laporan instrumen 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan instrumen 2

Nama : Susi Susiyanti

NIM : 1110096000051

Kelas : Kimia B

Asisten :Nani Suryani

Dosen :Adi Riyadi, M.Si dan Fitriah Hartiningsih S.Si

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA INSTRUMEN

PRAKTIKUM 2

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR INJEKSI SIANOKOBALAMIN (B12)

DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE

I. PENDAHULUAN

Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin hematopoeitik yang larut dalam air dan

merupakan bagian dari vitamin B complex yang mengandung kobalt, sehingga disebut

sebagai sianocobalamin. Vitamin ini berperan penting dalam pembentukan sel darah merah,

perbaikan sel dan jaringan yang rusak, sintesis DNA, pemeliharaan sistem syaraf, diperlukan

untuk sintesis purin dan pirimidin (dan juga DNA, protein, dan nukleoprotein), reaksi

metilasi, hematopoiesis, dan sintesis meilin. dan sangat penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan pada anak-anak. Berat molekul vitamin B12 sekitar 1350 dalton.

Sumber Vitamin B12 hanya ditemukan dari makanan-makanan yang berasal dari

hewan, antara lain daging, telur, ikan, dan unggas (ayam dan itik). Dalam jumlah kecil,

vitamin B12 pun ditemukan dalam tempe.

Defisiensi vitamin B12 disebabkan karena ketidakmampuan usus halus untuk

menyerap vitamin B12, juga karena kurangnya konsumsi makanan yang mengandung

vitamin B12. Jika terjadi defisiensi atau kekurangan vitamin B12, maka dapat menyebabkan

anemia, peradangan pada syaraf (neuritis), dan dementia ( kondisi mental yang memburuk).

Gejala-gejala yang akan timbul jika terjadi kekurangan vitamin B12 antara lain adalah yaitu

diare, Paranoid, Kehilangan, nafsu makan, Mudah merasa lelah, Napas menjadi pendek-

pendek, Detak jantung lebih cepat daripada biasanya, Pusing-pusing, dan wajah pucat.

Kebutuhan: Wanita 2,4 mkg; Pria 2,4 mkg; Wanita hamil 2,6 mkg; Wanita menyusui 2,8

mkg.

Page 2: laporan instrumen 2

CH3

CH3 CH3

CH3

CH3

Vitamin B12 merupakan vitamin yang memiliki struktur kimia paling komplek

dibandingkan dengan vitamin lainnya. Vitamin B12 tidak dibuat oleh tumbuhan atau hewan,

tetapi dapat dijumpai pada hewan dan mikroorganisme. Vitamin B12 ini hanya dapat

disintesis oleh mikroorganisme 50% vitamin B12 pada orang dewasa dihasilkan oleh bakteri

usus. Vitamin B12 memiliki berat molekul yang lebih kecil dari hemoglobin, sehingga

molekul vitamin B12 akan masuk ke dalam pori-pori butiran, ke;luar lagi, terperangkap

dalam butiran yang lain, demikian seterusnya, sehingga  molekul vitamin B12 akan lebih

lama melewati kolom Menurut H.A Baker, vitamin B12 merupakan bagian dari koenzim

B12, dengan struktur sebagai berikut :

OH2COH

HH

O OH

H

P

O

OO

CHC3H

CH2

NH

CO

CH2

CH2

CH2H

CH2

CONH2CH3

N

CH2

CONH2

CH2H

CH2

CONH2

N

C

Co

N

H

CH

CH2 CH2 CONH2

CCH3

CH2 CONH2

H

CH2 CH2 CONH2

CN

H

NC

C

N

NH2

Sistim cincin korin

N

HC

NC

C

H

C C

C

C

H

CH3

CH3

5,6-Dimetibenzimidazol – ribonukleotida

Page 3: laporan instrumen 2

Koenzim B12

Vitamin B12 bersifat unik diantara semua vitamin lainnya, yaitu molekulnya tidak

hanya mengandung suatu molekul organik yang kompleks, tetapi juga mengandung unsur

mikro yang esensial yaitu kobalt (Co). Vitamin B12 disebut juga sianokobalamin sebab

molekulnya mengandung gugus amino yang berikatan dengan kobalt, kompleks terkoordinasi

serupa dengan sistem cincin porfinin pada heme dan protein heme pada bentuk koenzim

vitamin B12 yang disebut 5 desksiadenosilkobalamin, gugus siono digantikan oleh gugus

S;deoksiadenosil. Bentuk lain dari koenzim B12 adalah metilkobalamin.

Vitamin B12 disebut juga antipernisim anemia, karena pertama kali diketemukan

sebagai senyawa yang dapat mengobati penyakit anemia permisiosa, yaitu pembentukan sel-

sel darah merah tidak dewasa dan rapuh, vitamin B12 dikenal sebagai faktor pertumbuhan

beberapa bakteri dan protozora.

Koenzim vitamin B12 desintesis dari vitamin B12 dengan enzim khusus, sintetase

B12. koenxim ini tidak stabil, jika kena cahaya matahari akan berubah menjadi

hanokobalamin atau hidroksi kobalamin, terdapat dua jenis reaksi enzimatik yang

memerlukan koenzim vitamin B12 jenis pertama mengakatalisis penggeseran 1,2 suatu atom

hidrogen dari satu atom karbon substrat ke atom berikutnya dengan pengeseran 2,1 (terbalik)

yang serentak dari beberapa gugus lainnya, alkil, karboksil, hidroksil atau gugus amino

Reaksi koenzim B12 yang diketalisis oleh mutase metilaspartat,

OCH2

HH

OH OH

H

N

HCC CH

N5’ Deoksidenosin

C

11

H

C

12

X

C

11

X

C

12

H

Page 4: laporan instrumen 2

Asam glutamat Asam B-metil aspartat

Jenis reaksi yang kedua, koenzim B12 tertindak sebagai pembawa gugusan metil

yang didapat dari N5 metiltetrahidrobolat, terhadap molekul akseptor yang sesaui, dalam

suatu reaksi, gugus metil menduduki posisi, S-deaksi adensil dari koenzim B12, suatu contoh

adalah metilasi dari homosistein untuk menghasilkan metionin

Homosistenin Metionin

Cyanocobalamin is one such "vitamer" in this B complex, because it can be

metabolized in the body to an active co-enzyme form. However, the cyanocobalamin form of

B12 does not occur in nature normally, but is a byproduct of the fact that other forms of

B12 are avid binders of cyanide (-CN) which they pick up in the process of activated

charcoal purification of the vitamin after it is made by bacteria in the commercial process.

Pure cyanocobalamin possesses the deep pink color associated with most octahedral

cobalt(II) complexes and the crystals are well formed and easily grown up to millimeter size.

Salah satu jenis spektrofotometer yang sering digunakan dalam kegiatan analisa

adalah spektrofotometer UV-Vis. Panjang gelombang secara maksimal diabsorbsi ditentukan

dengan mengukur absorbansi sampel pada rentang panjang gelombang yang telah ditentukan.

HOOC C

H

H

C

H

CHNH2

H

COOH

HOOC C

H

H

C

H

CHNH2

H

COOH

Mutase metil aspartot

SH

CH2

CH2

HC NH3+

COO-

CH3

S

CH2

HC NH3+

COO-

CH2

FH4

N5 – metil-FH4

Koenzim B12

Page 5: laporan instrumen 2

Setelah cahaya melewati larutan uji, energy cahaya yang strike phototube dinyatakan sebagai

ratio transmitansi cahaya IT (cahaya yang melewati sampel) terhadap cahaya incident I0

(intensitas cahaya yang dari sumber sebelum melewati sampel). Cahaya yang diterima

fhototube adalah diukur sebagai persen transminasi (%T) atau sebagai log kebalikannya,

absorbansi (A).

Dalam pengukuran kadar suatu senyawa dapat dilakukan dengan membandingkan

harga serapan relatifnya. Serapan relative adalah perbandingan harga serapan pada 2 ujung

panjang gelombang tertentu yang untuk zat tertentu besarnya tertentupula sehingga

digunakan untuk mengidentifikasi zat tersebut.

Untuk larutan berwarna sebenarnya masih dapat diukur dengan colorimeter yang

harganya lebih murah dibandingkan dengan UV-Vis. Akan tetapi, kemampuan UV-Vis lebih

luas yaitu mengukur langsung larutan berwarna maupun larutan yang tidak berwrna. Sebelum

melakukan analisa, beberapa hal yang harus diperhatikan pada pengukuran absorbansi antara

lain:

1. Alat harus dikalibrasi dengan baik

2. Harga absorbansi (A) yang digunakan untuk perbandingan adalah yang diperoleh dari

alat yang digunakan.

Dengan cara ini keunggulan yang kita dapatkan adalah cepat dan tidak perlu baku

pembanding.

II. TUJUAN

1. Memahami prinsip identifikasi dan penetapan kadar sianokobalamin melalui metode

spektometri UV-Vis.

2. Menentukan kadar sianokobalamin dengan alat spektrofotometer UV-Vis.

III. METODELOGI PERCOBAAN

1. Bahan-bahan

a. Sianokobalamin (vitamin B12) kemasan ampul 500 g/ml

b. Akuades

2. Alat-alat

Page 6: laporan instrumen 2

a. Tabung reaksi,

b. Rak tabung reaksi,

c. Spektrofotometer Uv-Visible,

d. Gelas Ukur

e. Labu ukur 100 ml

f. Gelas beker 50 ml

g. Tissue

3. Prosedur Kerja

a. Diambil sebanyak 2 butir tablet dari masing-masing sampel .

b. Ditumbuk sampai halus.

c. Ditambahkan aquades sebanyak 10 ml untuk sampel maltiron plus dan 15 ml

untuk dolo-neurobion kedalam tabung reaksi. Kemudian dihomogenkan dengan

cara divorteks.

d. Endapan disaring dan filtratnya di ukur dengan menggunakan spektrofotometer

UV-Vis pada panjang gelombang 250 nm-700 nm.

e. Diukur serapan pada kuvet setebal 1 cm pada panjang gelombang 550 nm, 361

nm dan 278 nm.

f. Hitunglah perbandingan serapan pada:

361 nm/550 nm

361 nm/278 nm

Catatan:

Serapan relatif vitamin B12 berdasarkan referensi Farmakope Indonesia Ed. IV

hal. 723-724 dan 3,15-3,45.

Hitunglah kadar vitamin B12 (C63H88CoN14P) berdasarkan data yang telah

diperoleh.

Page 7: laporan instrumen 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

NamaSampel

Absorbansipada λ

550 nm 361 nm 278 nm

Maltiron plus 0.0393 0.0475 0.3921

Dolo-neurobion 0.1733 0.0321 6.0000

ε untuk vitamin B12 = 0.02

Kadar vitamin B12 (C63H88CoN14P) yaitu

1. Maltiron plus

a. 361 nm/ 550 nm = 0,0475 / 0,0393 = 1,2086

C = = = 60,4325 ppm

b. 361 nm / 278 nm = 0,0475 / 0,3921 = 0,1211

C = = = 6,05713 ppm

2. Dolo neurobion

a. 361 nm/ 550 nm = 0,0321 / 0,1733 = 0,1852

C = = = 9,2614 ppm

b. 361 nm / 278 nm = 0,0321/6,0000 = 0,00535

C = = = 0,2675 ppm

Page 8: laporan instrumen 2

Pada praktikum ini mempelajari tentang identifikasi dan penetapan kadar injeksi

sianokobalamin dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sampel vitamin B12

(sianokobalamin) yang digunakan adalah maltiron plus dan dolo neurobion.

Vitamin BI2 yang biasanya diisolasi disebut sianokobalamin sebab molekul ini

mengandung gugus siano yang berikatan dengan kobalt (Lehninger, 1995). Membantu

dalam pemindahan atom hidrogen dari satu atom karbon ke atom berikutnya sebagai

pengganti alkil, karboksil, hidroksil, atau gugus amino. Sehingga bentuk ini merupakan

bentuk yang stabil.

Pertama yang dilakukan yaitu menggerus tablet dari kedua sampel. Tujuan dari

penggerusan yaitu agar mudah dilarutkan oleh pelarut dan mudah diidentifikasi oleh

spektrofotometer UV-Vis. Kemudian setelah digerus masing-masing sampel ditambahkan 10

ml aquades untuk maltiron dan 15 ml aquades untuk dolo-neurobion. Vitamin B12

merupakan vitamin yang dapat larut dalam air seperti halnya dengan vitamin C, sehingga

sampel tersebut dilarutkan dengan aquades. Hal ini dikarenakan vitamin B12 merupakan

senyawa polar sehingga dia akan larut oleh air. Karena air merupakan senyawa polar.

Senyawa non polar atau yang tidak larut oleh air akan mengendap. Kemudian kedua sampel

dihomogenkan dengan divorteks. Tujuan dari divorteks ini agar larutan menjadi homogen

dan bercampur dengan baik.

Langkah selanjutnya adalah menyaring larutan yang berisi sampel maltiron plus

dan larutan yang berisi sampel dolo-neurobion. Tujuan dari penyaringan ini adalah agar

endapan pada larutan terpisah dari larutannya. Filtrat hasil penyaringan sampel maltiron

plus berwarna merah muda, sedangkan filtrat hasil penyaringan sampel dolo-neurobion

berwarna kuning, hal ini disebabkan sianokobalamin (vitamin B12) pada maltiron dalam

bentuk kobalt (III) dan dolo neurobion kobalt (II). Warna merah muda yang terbentuk

karena adanya kobalt (III) disebabkan oleh semua senyawa kompleks kobalt (III)

mengadopsi geometri oktahedron. Sedangkan warna kuning yang terbentuk karena

adanya kobalt (II) disebabkan oleh ion oktahedral [Co(H2O)6]2+.

Page 9: laporan instrumen 2

a b

Gambar 1

(a) Filtrat sampel sampel maltiron plus (b) Filtrat sampel sampel dolo-neurobion

Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada

daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunakan untuk melakukan promosi atau

transisi elektronik pada atom pusat.

Kompleks kobalt (II) merupakan kompleks yang berwarna kuning, hal ini berarti kompleks

tersebut menyerap warna dari warna komplementer  kuning, yaitu biru. Dengan kata lain,

penyerapan energi oleh senyawa kompleks kobalt (II), yaitu pada rentang panjang gelombang

daerah visible (biru). Dengan range panjang gelombang  430 nm – 490 nm.

Sedangkan kompleks kobalt (III) merupakan kompleks yang berwarna merah muda, hal

ini berarti kompleks kobalt (III) menyerap warna dari warna komplementer merah, yaitu hijau-

biru. Maka dengan kata lain penyerapan energy oleh senyawa kompleks kobalt (III) terletak pada

rentang panjang gelombang daerah visible (hijau-biru). Dengan range panjang gelombang 490

nm – 620 nm. Karena kedua sampel tersebut terlalu pekat maka sebelum diukur dengan

spektrofotometer UV-Vis terjadi pengenceran. Faktor pengenceran untuk tablet maltiron

sebanyak 50 kali dan untuk dolo-neurobion sebanyak 25 kali.

Bagian molekul yang mengabsorpsi dalam daerah UV dan daerah sinar tampak

dinyatakan sebagai kromofor. Gugus kromofor adalah gugus yang menyebabkan molekul

menjadi berwarna. Hal inilah yang menyebabkan filtrat vitamin B12 dapat diukur oleh

spektrofotometer uv-vis karena vitamin B12 mengandung gugus kromofor. Gugus kromofor

yang terkandung dalam vitamin B12 adalah ikatan rangkap dan cincin benzene. Berikut ini

adalah struktur dari sianokobalamin :

Page 10: laporan instrumen 2

V. KESIMPULAN

1. Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan merupakan bagian

dari vitamin B complex yang mengandungkobalt, sehingga disebut sebagai

sianocobalamin.

2. Vitamin B12 memiliki daerah serapan baik pada 3 panjang gelombang, yaitu 278 nm,

361 nm, dan 550 nm.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M., Titin. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.

Pravia L. Donald, et al. 1995, Introduction to Organic Laboratory Techniques, Saunders

College, USA.

R.A.Day,JR and Underwood.1986.Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Setiadi, Rahmat. 2001. Biokimia. Jakarta : Universitas Terbuka Indonesia.

Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kuantitatif. Jakarta : Kalman Media Pustaka.

http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/384-jenis-vitamin-b-yang-

kaya-manfaat.html

http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/gusus-kromofor.html

Page 11: laporan instrumen 2
Page 12: laporan instrumen 2