13
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU TIDAK LARUT ASAM DARI KACANG TANAH DENGAN METODE GRAVIMETRI Kelompok 8 Nama Praktikan : Anita Nurdewinta (31111059) Sri Ayu Lestari (31111101) Neneng Mustikasari (31111089)

Laporan Kadar Abu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia bahan makanan

Citation preview

Page 1: Laporan Kadar Abu

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA BAHAN MAKANAN

ANALISIS KADAR ABU TIDAK LARUT ASAM DARI KACANG

TANAH DENGAN METODE GRAVIMETRI

Kelompok 8

Nama Praktikan : Anita Nurdewinta (31111059)

Sri Ayu Lestari (31111101)

Neneng Mustikasari (31111089)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

Page 2: Laporan Kadar Abu

2014

A. Tujuan

1. Sebagai parameter pada berbagai macam makanan, adanya kandungan abu

yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi menunjukan adanya pasir

atau kotoran debu

2. menentukan jenis metode yang akan digunakan

3. Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan.

B. Dasar Teori

Penentuan kadar abu adalah mengoksidasikan senyawa organic pada

suhu yang tinggi sekitar 500oC-600oC dan melakukan penimbangan zat yang

tinggal setelah proses pembakaran tersebut. Uji kadar abu residu organic dari

proses pembakaran oksidasi komponen organiKc bahan pangan. Kadar abu

menunjukan kadar mineral, kemurnian, kebersihan.

Tujuan dari pemeriksaan kadar abu yaitu :

- Kualitas gizi (indikator mutu pangan)

- Tingkat kemurnian tepung dan gula

- Mengetahui pemalsuan selai buah, sari buah

- Kontaminasi mineral yang bersifat toksik

- Tingkat kebersihan pengolahan suatu bahan

Prinsip analisa yang dilakukan pada saat praktikum yaitu prinsip

analisa secara langsung (metode kering). Prinsip pengabuan secara langsung

yaitu menggunakan panas tinggi sekitar 500ᵒ C sampai 600ᵒ C dan dengan

keberadaan oksigen untuk bmengoksidasi semua zat organic yang berda di

dalam bahan. Mekanisme pengabuan secara lanngsung yang pertama kurs

porselin dioven terlebih dahulu selama 1 jam, kemudian diangkat dan

didinginkan selama 30 menit dalam eksikator. Cawan kosong kumudian

Page 3: Laporan Kadar Abu

ditimbang sebagai a gram. Satelah itu bahan sampel dimasukan kedalam

kurs/cawan sebanyak 5 gram , kenudian ditimbang dan dicatat dalam sebagai b

gram. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap yaitu pemanasan pada suhu 500ᵒ C

agar kandungan bahan volatile dan lemak terlindungi hingga kandungan asam

hilang. Pemanasan dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya pemansan pada

suhu bertahap hingga 600ᵒ C agar perubahansuhu secara tiba-tiba tidak

memecahkan kurs/cawan (Apriyantono, 1889).

Komposisi kimia dari kacang tanah (Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan

hal 218)

Energi (Kal) 525

Protein (gr) 27,9

Lemak (gr) 42,7

Hisdrat arang total 17,4

Serat (gr) 2,4

Abu (gr) 2,4

Kalsium (Mg) 3,6

Fosfor (Mg) 456

Besi (Mg) 5,7

Karoten total (Mg) 30

Vitamin A (S1) 0

Vitamin B1 (Mg) 0,44

Vitamin C (Mg) 0

Air (gr) 9,6

Bahan dapat dimakan (%) 100

Page 4: Laporan Kadar Abu

C. Alat dan Bahan

Alat :

1. Cawan pengabuan yang tebuat dari platina, nikel, atau silica, kuarsa, porselen.

2. Porselen

3. Penutup cawan

4. Tanur pengabuan

5. Penjepit cawan

6. Desikator

7. Kaca arloji

8. Kertas saring bebas abu (Whatman)

Bahan

1 Kacang tanah

2 HCl encer (10%)

D. Prosedur

Metode pengabuan

Metode langsung

Pengabuan basah (indikator

kuat)

Metode tidak langsung

Pengabuan kering(t ) O2

Ion exchangekonduktometri

Page 5: Laporan Kadar Abu

Kacang tanah dikupas kulitnya, cuci bersih dan haluskan

Oven krus pada suhu 105oC selama 60 menit

Dinginkan dalam desikator kemudian timbang sampai mencapai berat konstan

Timbang kacang tanah yang telah dihaluskansebanyak 2 gram, masukan dalam krus, timbang

Panaskan krus diatas tanur pada suhu 550oC selama 3 jam kemudian atur furnance sampai 105oC

Dinginkan dalam desikator kemudian timbang sampai mencapai berat konstan

Endapan yang terbentuk disaring dengan kertas saring dan dibilas dengan HCl encer (10%)

Page 6: Laporan Kadar Abu

E. Data Hasil pengamatan dan Perhitungan

1. Berat krus kosong : 33,6362 gram

2. Berat krus + kacang tanah basah : 35,6124 gram

3. Berat krus + abu : 33,7043 gram

4. Bobot akhir (krus + abu tak larut asam) : 33,9859 gram

Berat kadar abu = [ berat total penimbangan – berat krus kosong ]

Berat abu total = 33,7043 gram – 33,6362 gram = 0,0681 gram

Kadar abu total = berat abu totalberat sampel

x100%

kadar abu total=0,0681 g2,0000 g

x 100 %=3,40 %

% Abu tidak larut asam = W 3W 1

x100 %

kadar abu TLA=0,3497 g1,9762 g

x 100 %=17,696 %

W3 = bobot abu

W1 = bobot sampel awal

F. Pembahasan

Pada praktikum kali ini mengenai penentuan kadar abu pada

kacang tanah dengan menggunakan metode langsung yaitu pengabuan

kering. Abu adalah bahan organik sisa pembakaran sempurna pada suhu

600oC selama beberapa waktu. Sedangkan Kadar abu merupakan

campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada

Page 7: Laporan Kadar Abu

suatu bahan pangan.Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan

air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Mineral yang ada

di dalam suatu bahan antara lain yaitu Ca, P, Fe, Na, K, Mg, S, Co, dan

Zn. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu

tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan.

Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi

komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu.

Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan

dancara pengabuannya. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral

suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan

dua macam garam yaitu garam-garam organik, misalnya garam dari asam

malat, oksalat, asetat, pektat dan lain-lain. Sedangkan yang kedua adalah

garam- garam anorganik, misalnya phospat, carbonat, chloride, sulfat

nitrat dan logam alkali. Sampel bahan pangan yang digunakan untuk

menghitung kadar abu adalah kacang tanah, dimana kacang tanah

mengandung macam-macam mineral yaitu potasium, fosfor, mangan,

kalsium, magnesium, zat besi, zinc, dan selenium. Fungsi dari mineral

yang terkandung dalam kacang tanah adalah untuk mencegah anemia.

Kandungan zink dan zat besi menjadikan kacang tanah sebagai makanan

pilihan untuk mengatasi anemia, membantu keseimbangan Kel Sampel

Berat Kurs (A) Berat Sampel (B) A + B A + B (Setelah) Berat Abu %

Abu (wb) % Abu (db) 9 Kacang tanah. Fungsi penambahan HCl setelah

kadar abu total yaitu untuk melarutkan senyawa-senyawa yang larut

dalam asam sehingga dalam abu yang diperoleh hanya terkandung

senyawa-senyawa yang tidak larut dalam asam. Dari data yang diperoleh

yaitu kadar abu dengan presentase 17,696%. Dengan perolehan bobot

kadar abu tidak larut asam dalam kacang tanah curah yang ada dipasar,

hal ini menunjukan indikasi bahwa pengolahan kacang tersebut kurang

baik dibandingkan dengan kadar abu kacang tanah yang tertera dari

literature. Kadar abu ini dapat mengindikasi kandungan mineral serta

Page 8: Laporan Kadar Abu

proses pengolahan yang dilakukan apakah sesuai standar atau tidak.

Dapat dikatakan bahwa dari percobaan tersebut bahwa kualitas dari

kacang tanah curah dan kontaminas mineral, serta kebersihan pengolahan

tidak cukup baik. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

seperti proses distribusi yang dilakukan saat menuju pasar.

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum penentuan kadar abu pada kacang

tanah dapat disimpulkan bahwa kadar abu totalnya yaitu sebesar 82,30 %.

Page 9: Laporan Kadar Abu

DAFTAR PUSTAKA

Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia Press : Jakarta.

Wunas, J. Said,S. (1986). Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. UNHAS : Makassar.

Dirjen POM. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia.

Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat/Teori dan Praktik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen

Kesehatan Indonesia.

Osborne, D.R ang Foogt P.1978.The Analysis of Nutrients in Foods. New York:

Academic Press.

Muchtadi, Tien R., 2011. Prof., M.S., Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Yogyakarta : Alfabeta.

Page 10: Laporan Kadar Abu
Page 11: Laporan Kadar Abu