19
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN SPEKTROSKOPI PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR BESI (Fe) FALAM SAMPEL AIR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER UV-Vis O L E H: NAMA : VICHA NUR FATANAH NIM : F1C1 13 039 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : AKHMAD BERRYL WIDYARTHA LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO

Laporan Kimia Analitik Perc x 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fbgsdjffsd

Citation preview

Page 1: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN SPEKTROSKOPI

PERCOBAAN I

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) FALAM SAMPEL AIR DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETER UV-Vis

O L E H:

NAMA : VICHA NUR FATANAH

NIM : F1C1 13 039

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : AKHMAD BERRYL WIDYARTHA

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015

Page 2: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Besi merupakan salah satu unsur yang terletak pada tabel periodik

golongan 8 dan periode 4. Besi diberi simbol Fe pada sistem periodik unsur

dengan nomor atom 26. Fe merupakan bahasa latin dari besi yaitu Ferro (Fe). Besi

merupakan salah satu unsur paling banyak di Bumi, yang membentuk 5%

daripada kerak bumi. Penyerapan cahaya oleh senyawa kompleks logam transisi

ini menunjukkan bahwa ada energi yang diserap, terkait dengan elektron orbital d

yang dimiliki oleh ion pusat.

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar makromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

difraksi dengan fototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah

spektrofotometer, yaitu suatu alat yang di gunakan untuk menentukan suatu

senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan

atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.

Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa

dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis

senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin

tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap.

Berdasarkan penjelasan diatas, penting untuk dilakukan percobaan yang

berjudul penentuan kadar besi (Fe) dalam sampel air dengan metode

spektrofotometri UV-Vis yang bertujuan untuk menentukan kadar Fe (II) dalam

Page 3: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

sampel air sumur dengan menggunakan metode spektrofotometri serta memahami

prinsip kerjanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah percobaan ini adalah

bagaimana menentukan kadar Fe (II) dalam sampel air sumur dengan

menggunakan metode spektrofotometri serta memahami prinsip kerjanya?

Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah menentukan kadar Fe

(II) dalam sampel air sumur dengan menggunakan metode spektrofotometri serta

memahami prinsip kerjanya.

Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah dapat menentukan

kadar Fe (II) dalam sampel air sumur dengan menggunakan metode

spektrofotometri serta memahami prinsip kerjanya.

Page 4: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Besi merupakan salah satu logam transisi bernomor massa 26. Dilihat

dari nomor massanya dapat diketahui bahwa besi memiliki elektron yang tidak

berpasangan dalam bentuk ionnya. Besi merupakan logam dengan kelimpahan

terbanyak kedua setelah aluminium pada kulit bumi dan ditemukan dalam bentuk

divalen dan trivalen dimana dalam bentuk divalent berperan sebagai mikronutrisi

esensial. Penentuan besi dapat menggunakan berbagai metode, seperti

spektrofotometri serapan atom, metode flow injection, dan fluorometri, namun

yang banyak digunakan pada penentuan besi adalah spektrofotometri UV-tampak

karena akurasi yang baik, cepat, dan mudah (Dinararum, 2013).

Penyerapan cahaya oleh senyawa kompleks logam transisi ini

menunjukkan bahwa ada energi yang diserap, terkait dengan elektron orbital d

yang dimiliki oleh ion pusat. Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk

mengukur transmitans atauabsorbansi suatu contoh sebagai fungsi panjang

gelombang, di mana pengukuranterhadap sederetan sampel pada suatu panjang

gelombang tunggal dapat pula dilakukan. Instrumen ini dapat dikelompokkan

secara manual atau merekam atau pengelompokan lain yaitu berkas tunggal dan

berkas rangkap. Spektrofotometer berkas tunggal biasanya dijalankan secara

manual dan dimungkinkan untuk merekam suatu spektrum, sedangkan instrumen

berkas rangkap umumnya merupakan perekaman automatik terhadap spektra

serapan. Metoda spektrofotometer ini didasarkan atas interaksi antara materi dan

larutan standar (Hidayanti, 2010).

Page 5: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

Berkembangnya ilmu pengetahuan alam , dan berkembangnya teknologi

yang menghasilkan alat-alat penelitian, maka hany sifat-sifat fisik "sederhana",

ditemukan sifat-sifat fisik baru yang hanua dapat diamati atau dipelajari dengan

alat penelitian spektroskopi. Perkembangan ini membuka kemungkinan-

kemungkinan baru untuk analisa kimia. Suatu contoh ialah pengetahuan tentang

spektrum emisi dan pembuatan spektroskopioleh Bunsen dan Kirchhoff pada

tahun 1859 ( Harjadi, 1986 ).

Spektrofotometer modern dikalibrasi secara langsung dalam satuan

absorbansi. Absorpsivitas (a) atau absorpsivitas molar (є) adalah konstan (tetap)

untuk suatu unsur atau senyawa pada panjang gelombang tertentu. Ini merupakan

ukuran seberapa kuat suatu unsur menyerap cahaya pada panjang gelombang

tertentu. Karena suatu unsur akan menyerap cahaya lebih kuat pada panjang

gelombang tertentu daripada yang lainnya, dikatakan absorpsivitas bervariasi

sesuai dengan panjang gelombang. Absorpsivitas akan maksimum pada panjang

gelombang absorbansi maksimum (transmitans minimum) (Wiryawan, 2007).

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

difraksi dengan tabung foton hampa. Metode spektrofotometri memiliki

keuntungan yaitu dapat digunakan untuk menganalisa suatu zat dalam jumlah

kecil (Harini, 2012)

Page 6: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, 12 Oktober 2015, pukul 15.30-

17.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B.Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spektrofotometri UV-

Vis, labu takar 100 ml, labu takar 25 ml, gelas kimia 100 ml, botol semprot,

spatula, corong, pipet 10 ml, pipet 1 ml, pipet 5 ml, pipet tetes,batang

pengaduk. .

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah garam Fe (NH4)2

(SO4)2, Larutan Hidroksilamin- HCl 5%, larutan 1, 10-Fenantrolin 0,1%,

larutan CH3COONa 5%, akuades, H2SO4 2 M, sampel air sumur.

Page 7: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

a. Tabel pembuatan larutan

NO. Perlakuan Hasil Pengamatan

1. 0,5 mL larutan Fe (II) + 5 mL fenantrolin + 1 tetes natrium asetat+ aquadest sampai tanda tera

Larutan berwarna kuning keruh

2. 1 mL larutan Fe (II) + 5 mL fenantrolin + 1 tetes natrium asetat+aquadest sampai tanda tera

Larutan berwarna kuning keruh

3. 1,5 mL larutan Fe (II) + 5 mL fenantrolin + 1 tetes natrium asetat + aquadest sampai tanda tera

Larutan berwarna kuning keruh

4. 2 mL larutan Fe (II) + 5 mL fenantrolin + 1 tetes natrium asetat + aquades sampai tanda tera

Larutan berwarna kuning keruh

b. Tabel II ( pengukuran absorbansi larutan)

No. Volume larutan Fe (II) Panjang Gelombang Absorbansi

Page 8: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

2 400 nm

0,893

2. Analisis data

Absorbansi air = 0,049 = y

y = 0,3952 x + 0,1765

0,049 = 0,3952 x + 0,1765

0,049 - 0,1765 = 0,3952 x

0,1275 = 0,3952 x

x =

x = - 3,099

Page 9: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

B.Pembahasan

Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis kimia yang

mempelajari interaksi anatara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik.

Interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa

hamburan (scattering), absorpsi (absorption), emisi (emission). Interaksi antara

radiasi elektromagnetik dengan atom atau molekul yang berupa absorbsi

melahirkan spektrofotometri absorpsi antara lain spektrofotometri ultraviolet

(UV), spektrofotometri sinar tampak (VIS), spektofotometri infra merah (IR).

Prinsip kerja dari spektrofotometri adalah adanya interaksi antar energi

yang berupa sinar dengan materi yang berupa molekul. Radiasi sinar dari sumber

infra merah pada alat spektrofotometri dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua

bagian yang sama dengan arah yang saling tegak lurus. Setelah itu, kedua radiasi

tersebut dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu kembali di

pencacah sinar untuk berinteraksi. Sebagian sinar diarahkan ke sampel lalu ke

Page 10: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

detektor sedangkan sebagian lagi dibalikkan ke sumber gerak. Nilai absorbansi

dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam

kuvet, hal ini dapat diketahui bahwa konsentrasi yang ada dalam kuvet pada

perlakuan pertama memiliki konsentrasi yang rendah, karena setiap dilakukan

peningkatan panjang gelombang semakin tinggi absorbansi larutan ini, dapat

diketahui bahwa konsentrasi larutan berbanding terbalik dengan nilai absorbansi.

Hubungan antara konsentrasi sampel dan nilai absorbansi dapat kita lihat

dari hasil percobaan yang telah dilakukan yaitu berbanding terbalik. Seiring

dengan panjang gelombang, nilai absorbansinya semakin meningkat. Hubungan

antara konsentrasi dari suatu konstituen berwarna yang terdapat dalam larutan

dengan transmisi cahaya, yaitu berkas cahaya monokromatik yang melewati suatu

larutan sampel yang berkonsentrasi tinggi akan menurunkan nilai intensitas

cahaya yang berhasil tembus pada sampel tersebut secara eksponensial. Hal itu

akan membuat nilai dari absorbansi akan meningkat secara aritmatik.

Page 11: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

Percobaan ini yang pertama dilakukan adalah dengan membuat larutan

baku Fe (II) 0,5mL, 1 mL, 1,5 mL, dan 0,2 mL dengan penambahan fenantrolin

dan natrium nitrat, guna penambahan fenantrolin dan natrium asetat adalah

sebagai ion-ion pengompleks besi. Setelah larutan baku dibuat, maka akan diukur

absorbansi larutan tersebut dengan panjang gelombang tertentu. Pengukuran

pertama dilakukan dengan larutan Fe (II) dengan volume 0,5 mL danpanjang

gelombang 400 nm, maka diperoleh hasil 0,321. Setelah itu dilakukan pengukuran

pada larutan Fe (II) 1 mL dengan panjang gelombang yang sama diperoleh hasil

0,604. Selanjutnya diukur juga volume Fe (II) 1,5 mL panjang gelombang 400 nm

diperoleh hasil 0,864. Terakhir yang diukur adalah larutan baku Fe (II) 2 mL dan

diperoleh nilai absorbansinya sebesar 0,893.

Dari percobaan diatas diperoleh nilai -3,099. Nilai ini tidak sesuai dengan

nilai x yang sebenrnya. Hal ini dikarenakan konsentrasi larutannya, selain itu

disebabkan pula karenakan pula kaca kuvetnya tersentuh dengan tangan secara

Page 12: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

langsung. Sehingga yang terbaca pada radiasi alat spektroskopi terhalang oleh

bekas jari tangan.

. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa penentuan kadar besi dapat diketahui dengan mereaksikan larutan sampel

dengan fenantrolin. Setelah direaksikan diukur absorbansinya dengan panjang

gelombang tertentu menggunakan alat spekrofotometer UV-VIS.untuk volume 0,5

m diperoleh 0,321 , 1 mL 0,604, 1,5 mL 0,864, dan 2 mL 0,893, dan didapat

absorbansi 0,049. Serta diperoleh berat x senilai - 3,099.

Page 13: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

DAFTAR PUSTAKA

Dinararum, R,R., R, Djarot Sugiorso, K,S., 2013, studi gangguan krom (III) pada analisa Besi dengan Pengompleks 1,10-fenentrolin pada pH 4,5 secara Spektrofotometri UV-Tampak. 2 (2)

Harini, B, W., Rini Dwiastuti., Lucia, Lucia, W, W., 2012, Aplikasi Metode Spektrofotometri Visibel Untuk Mengukur Kadarcurcuminoid Pada Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica), Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III. ISSN: 1979-911X

Harjadi, W., 1986, "Ilmu Kimia Analitik Dasar", Jakarta : PT. Gramedia.

Hidayati, N., Mohadi, R., Tjurmin, G., 2010, Karakterisasi Senyawa Kompleks Cu (II)-Glisin dengan Menggunakan Spektroskopi UV-VIS dan FT. IR, Jurnal kimia Mulawarman. 7 (2)

Page 14: Laporan Kimia Analitik Perc x 1

Wiryawan, A., Ririn, R., Akhmad, S., 2007, Kimia Analitik, Malang : Erlangga.