30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Air merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh makhluk hidup. Tanpa air, manusia, hewan, dan uga tumbuhan tidak akan bisa bertahan hidup. Air digunaka untuk keperluan minum, mandi, memasak, men!u!i, serta untuk keperluan pertania industri, perdagangan, dan pela"aran. Enam puluh lima persen tubuh manusia terdiri dari air, dan bahkan dalam manusia #$% terdiri dari air &'it!hell, Journal of Biological Chemist digunakan tubuh untuk menaga temperatur tubuh serta membawa aliran nutrisi da melarutkann"a sehingga dapat diserap oleh sel. 'anusia bisa bertahan makanan selama kurang lebih ) minggu, tetapi tanpa air manusia maksi bertahan hidup selama 1** am atau sekitar + - hari & iantadosi, /*1*(. Kebut bagi masing masing orang berbeda, tergantung dari gender, usia, dan kondisi k 0alam satu hari, manusia disarankan untuk mengonsumsi /,/ Liter air untuk men! kebutuhann"a. Kekurangan 1*% dari kebutuhan air utama dapat dikatakan mengalam dehidrasi dan akibatn"a bisa atal. 2ntuk memenuhi kebutuhan akan air, manusia tentun"a membutuhkan sumber air. 3ebagian besar air "ang digunakan dalam kehidupan sehari hari berasal dar tanah atau air A' & erusahaan Air 'inum(. Namun, dengan semakin meningkatn"a akti4itas manusia 5aman modern, air mineral kemasan uga menadi kebutuhan uta dalam kehidupan sehari hari karena praktis untuk dibawa. 0engan air dari perus perusahaan ini, pengguna akan merasa lebih aman sebab air telah mengalami pro dan pembersihan sehingga lebih aman digunakan dan dikonsumsi. 6iri !iri air "a diantaran"a adalah tidak berbau, tidak berwarna dan tidak keruh, tidak mengand 5at organik maupun anorganik "ang berbaha"a. 1

pbl 1 kimia analitik

  • Upload
    snputri

  • View
    74

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl 1

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGAir merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh makhluk hidup. Tanpa air, manusia, hewan, dan juga tumbuhan tidak akan bisa bertahan hidup. Air digunakan untuk keperluan minum, mandi, memasak, mencuci, serta untuk keperluan pertanian, industri, perdagangan, dan pelayaran. Enam puluh lima persen tubuh manusia terdiri dari air, dan bahkan dalam otak manusia 73% terdiri dari air (Mitchell, Journal of Biological Chemistry 158). Air digunakan tubuh untuk menjaga temperatur tubuh serta membawa aliran nutrisi dan melarutkannya sehingga dapat diserap oleh sel. Manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan selama kurang lebih 6 minggu, tetapi tanpa air manusia maksimal dapat bertahan hidup selama 100 jam atau sekitar 4-5 hari (Piantadosi, 2010). Kebutuhan air bagi masing-masing orang berbeda, tergantung dari gender, usia, dan kondisi kesehatan. Dalam satu hari, manusia disarankan untuk mengonsumsi 2,2 Liter air untuk mencukupi kebutuhannya. Kekurangan 10% dari kebutuhan air utama dapat dikatakan mengalami dehidrasi dan akibatnya bisa fatal. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, manusia tentunya membutuhkan sumber air. Sebagian besar air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari air tanah atau air PAM (Perusahaan Air Minum). Namun, dengan semakin meningkatnya aktivitas manusia zaman modern, air mineral kemasan juga menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari karena praktis untuk dibawa. Dengan air dari perusahaan-perusahaan ini, pengguna akan merasa lebih aman sebab air telah mengalami proses uji dan pembersihan sehingga lebih aman digunakan dan dikonsumsi. Ciri-ciri air yang baik diantaranya adalah tidak berbau, tidak berwarna dan tidak keruh, tidak mengandung zat-zat organik maupun anorganik yang berbahaya.Namun belakangan ini, timbul keresahan di antara sebagian masyarakat pengguna air mineral kemasan. Isu akan adanya kandungan Fluor dalam air mineral kemasan untuk tujuan tertentu membuat masyarakat menjadi resah. Berita ini menyebar melalui media sosial dan masyarakat takut akan sabotase yang dilakukan pihak tertentu untuk melemahkan keadaan masyarakat, sehingga hal ini berakibat pada ketidakpercayaan masyarakat pada produk yang ada, khususnya air mineral.Dalam makalah ini, akan dijelaskan mengenai dampak Fluor di dalam tubuh manusia dan lingkungan serta analisis-analisis kuantitatif yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan Fluor pada air, sehingga kasus ini dapat diselidiki lebih lanjut dan mengatasi keresahan yang timbul pada masyarakat1.2 PROBLEM STATEMENTBelakangan ini, bermunculan kabar kurang sedap terkait adanya kandungan Fluor dalam air mineral kemasan untuk tujuan tertentu. Berita ini menyebar melalui media-media sosial dan cukup membuat masyarakat yang membacanya menjadi resah. Mereka bertanya-tanya akan kebenaran berita ini. Tak jarang pula, hal ini memancing emosi masyarakat pada penjual atau pemilik toko yang memperdagangkan air-air mineral tersebut.Hal yang membuat resah masyarakat terutama adalah efek negatif yang dapat ditimbulkan oleh kandungan Fluor dalam air minum terhadap kesehatan. Belum lagi, berita yang beredar adalah bahwa keberadan kandungan ini memang disengaja oleh pihak-pihak tertentu untuk melemahkan kesehatan masyarakat pada produk-produk minuman yang ada, khususnya air mineral.1.3 INFORMASI YANG DIPERLUKAN

a. Elektrokimia Sel volta Elektrolisis Reaksi redoks Persamaan nerst Potensial elektrodab. Metode analisis gravimetric. Metode analisis volumetrid. Potensiometri Metode langsung Metode adisi standarde. Fluor Sifat fisik dan kimia Kandungan Batas aman konsumsi Efek bagi kesehatan

BAB II ISI

2.1 PEMBAHASAN

1. Menanggapi masalah di atas, sikap apa saja yang harus dikembangkan sebagai seorang sarjana lulusan Teknik Kimia UI yang paham mengenai sifat-sifat bahan kimia, agar dapat meredakan keresahan masyarakat sekitar terhadap isu yang berkembang?Sebagai salah satu zat yang memang sudah terdapat secara alami di sumber-sumber air di alam, fluorin pastinya akan dikonsumsi manusia setiap hari. Fluorin sendiri memiliki fungsi sebagai pencegah terjadinya karies pada gigi. Namun ketika jumlah fluorin yang masuk ke dalam tubuh manusia berlebih, hal tersebut dapat menyebabkan fluorisis pada gigi dan kanker tulang. Fluorisis gigi sendiri adalah penyakit yang menyebabkan perubahan tampilan enamel gigi menjadi coklat kehitaman dan dapat menyebabkan enamel gigi menjadi lemah dan rapuh.Penelitian yang pernah dilakukan untuk menyelidiki kandungan fluorin di dalam air minum di Indonesia, menunjukkan bahwa kandungan fluorin dalam air minum di Indonesia berkisar antara 0,1 - 1 mg/L. Itu pun tidak semua air minum yang beredar di pasaran memiliki kandungan fluorin sebesar itu, karena belum ada penelitian yang menyatakan bahwa air minum di pasaran Indonesia memiliki kandungan fluorin yang cukup tinggi. Adapun batas fluorin yang diizinkan di dalam air minum oleh Departemen Kesehatan, melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010, adalah sebesar 1,5 mg/L. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kandungan fluorin yang ada dalam air minum yang beredar di masyarakat dapat dikategorikan masih berada di dalam batas aman.Namun, masyarakat juga diminta untuk berhati-hati dalam mencermati air minum yang dikonsumsi sehari-hari. Jika akan mengonsumsi air minum kemasan, harap membaca baik-baik komposisi dari air minum yang akan kita konsumsi. Diharapkan, masyarakat juga menghindari sumber-sumber air yang jaraknya berdekatan dengan industri-industri logam berat, karena dapat dipastikan bahwa sumber-sumber air tersebut telah tercemar fluorin dalam jumlah yang cukup besar akibat aktivitas dari industri logam tersebut.2. Dapatkah anda menjelaskan apakah fluorin itu dari aspek kimianya dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan jika terkandung dalam suatu produk minuman?Flourin merupakan unsur non-logam dan unsur halogen yang paling elektronegatif dan paling reaktif. Flourin juga bereaksi sempurna di dalam air dan juga merupakan oksidator terkuat dari unsur-unsur halogen lainnya. Dengan sifatnya yang merupakan oksidator kuat, fuorin juga memiliki sifat korosif yang kuat. Keberadaan fluorin di alam biasanya dalam bentuk mineral seperti batu fosfat, cryolite, mica, dan lain-lain. Selain di dalam mineral, fluorin juga banyak terdapat di alam dalam fase gas dengan bau yang pedas. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fluorin memiliki sifat oksidator kuat, yang mana membuat fluorin menjadi sangat reaktif bahkan dapat bersifat korosif. Jika masuk ke dalam tubuh manusia, fluorin dapat merusak sel-sel yang ada di dalam tubuh manusia dan bahkan dapat memicu terbentuknya kanker. Telah banyak juga penelitian yang memberikan hasil bahwa konsumsi fluorin ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan penyakit kanker tulang.3. Setujukah anda jika kandungan fluorin ada dalam produk minuman kemasan? Adakah batasan maksimum asupan fluorin ke dalam tubuh manusia? Apa yang terjadi bila melebihi batas maksimum tersebut?Menurut data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2006, kebutuhan manusia akan fluorin per hari sebenarnya sudah terpenuhi melalui makanan, suplemen, bahkan udara yang terhirup. Bahkan, WHO juga menyebutkan bahwa fluorin yang masuk ke dalam tubuh manusia per harinya sudah mencapai 3 kali lipat dari yang dibutuhkan. Artinya, penambahan fluorin ke dalam komposisi air minum kemasan tidaklah dibutuhkan sama sekali. Penambahan fluorin ke dalam air minum kemasan justru akan menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia yang mengkonsumsinya.Untuk batasan maksimum jumlah fluorin yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia, didapatkan nilai yang berbeda dari beberapa organisasi kesehatan. Badan kesehatan dunia (WHO) menilai bahwa batas maksimum fluorin yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia adalah sebesar 1,5 ppm. Nilai tersebut sama seperti batas maksimum fluorin yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan. Adapun, EPA (Environmental Protecting Agency) menentukan MCL (Maximum Contaminant Level) untuk fluorin di dalam air minum sebesar 4 ppm. Nilai yang ditetapkan EPA cukup tinggi karena nilai tersebut merupakan batas aman bagi penduduk di negara yang mengalami 4 musim. Maka dari itu, nilai batas aman fluorin yang ditetapkan oleh WHO menjadi batas aman yang universal sehingga dapat menjadi acuan bagi penduduk di negara manapun dalam menentukan batas aman konsumsi fluorin.Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, konsumsi fluorin di luar batas aman akan menimbulkan banyak dampak buruk. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Paparan fluorin yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya penyakit fluorosis gigi yang menyebabkan kerusakan pada enamel gigi. Fluorin dapat menyebabkan sel darah putih manusia menyerang sel tubuh manusia itu sendiri. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tumor dan dapat memicu timbulnya kanker. Konsumsi fluorin yang berlebihan dapat memperbesar kemungkinan terkena penyakit kanker tulang dan juga dapat mengganggu aktivitas kelenjar tiroid. 4. Dalam kegiatan analisis suatu komponen kimia, dahulu dikenal sebagai metode yang klasik seperti gravimetri dan volumetri. Apa yang anda ketahui dari keduanya? Dapatkah anda menentukan kandungan fluor dalam suatu larutan menggunakan kedua cara tersebut? GravimetriGravimetri adalah salah satu metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada perhitungan massa zat sebelum dan sesudah zat tersebut mengalami suatu proses pemisahan. Terdapat beberapa metode, yakni pengendapan, penguapan dan elektrolisis. 1. PengendapanPada metode ini bahan yang akan dianalisis (analit) diubah menjaddi endapan dengan cara mereaksikannya dengan bahan yang dapat menghasilkan endapan. Pada umumnya pengendap yang digunakan ialah bahan yang bersifat anorganik seperti asam, basa, atau garamnya. Basa yang sering dipakai ialah NaOH, KOH, dan amonia. Pemakaian pengendap selalu berlebihan agar endapan yang didapatkan sempurna.aA + pP > aAPpdengan A analit, P pengendap, a dan p koefisien masing-masing analit dan pengendap. AaPp ialah endapan yang dihasilkan yang selanjutnya disebut bentuk endap. Kemudian bentuk endap dicuci agar dapat dipisahkan dari zat pengotor. Biasanya untuk pencucian digunakan aquadest. Lalu bentuk endap disaring menggunakan kertas saring, kemudian dikeringkan. Selanjutnya, agar didapatkan analit yang diinginkan, bentuk endap dipanaskan dengan temperatur tertentu. Pemanasan harus dilakukan dengan sempurna hingga pengendap benar-benar terpisah dari analit sehingga didapatkan zat yang diinginkan. Hasil pemanasan bentuk endap disebut benutk timbang yang seharusnya merupakan analit yang diinginkan. Endapan dapat berlangsung jika pada larutan zat terlarut nya melebihi kelarutan zat tersebut sehingga pembentukan partikel endapan terjadi pada larutan yang lewat jenuh. Kemudian akan terbentuk kristal yang laju pembentukannya tergantung pada derajat kelewatjenuhan larutan terserbut (berbanding lurus). Inti kristal berfungsi sebagai tempat pembentukan endapansehingga akan terbentuk kristal yang lebih besar. Agregat kristal satu dan lainnya dapat bersatu menjadi partikel yang lebih besar. Namun, inti kristal yang lain akan terbentuk juga sehingga laju pembentukan inti kristal perlu dijaga agar terbentuk kristal besar dalam jumlah yang sedikit, bukan kristal kecil dalam jumlah banyak. Laju yang berbanding lurus dengan derajat kejenuhan dapat dijaga agar tetap rendah dengan menambahkan presipitan sehingga kejenuhannya bertambah. Namun, penambahan harus sedikit demi sedikit sambil dilakukan pengadukan agar tidak lewat jenuh. 2. Metode penguapanUmumnya metode ini digunakan utnuk menentukan kadar air atau karbondioksida pada suatu larutan. Caranya dengan menguapkan analit tersebut kemudian menghitung selisih massa awal dan massa akhir setelah penguapan. Massa yang hilang ialah massa analit yang ingin diketahui. Namun, harus dipastikan bahwa tidak ada zat lain dalam larutan yang dapat menguap juga selain analit. Namun cara ini dianggap kurang akurat sehingga ditemukan metode tidak langsung yang menggunakan alat digital. Larutan akan diuapkan menggunakan inframerah kemudian zat yang teruap akan terbaca langsung massanya pada pembaca dijital. Untuk penentuan karbon dioksida pada zat padat biasanya padatan dihaluskan terlebih dahulu baru kemudian diuapkan3. Metode elektrolsisMetode ini menggunakan prinsip elektrokimia, yakni elektrolisis. Pada metode ini analit diendapkan pada elektroda dengan memanfaatkan arus listrik. Arus listrik masuk melalui elektroda kutub negatif, yakni katoda, kemudian katoda akan menarik kation-kation yang selanjutnya akan mengendap di katoda sehingga akan ada endapan analit pada katoda. Sebaliknya, anoda akan menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Kemudian katoda ditimbang selisih massa awal dan akhirnya untuk diketahui massa analit yang diinginkan. Banyaknya endapan yang dihasilkan ditentukan dari lama waktu elektrolisis sehingga jika ingin mendapat massa analit yang maksimal lama waktu elektrolisis harus diperhitungkan.Metode analisis gravimetri tidak dapat digunakan untuk menentukan kandungan fluor dalam air. contohnya, analisis ini tidak bisa menggunakan metode penguapan karena jika diuapkan maka air dan fluor akan sama-sama menguap sehingga tidak bisa ditentukan massa analit nya saja. Begitu juga pada metode pengendapan. Hal ini tidak dapat dilakukan karena air dan fluor merupakan larutan yang homogen sehingga sulit untuk dipisahkan. Selain itu salah satu syarat gravimetri adalah kadar analit harus relatif besar sehingga dapat diendapkan. Namun, kehomogenan tersebut membuat fluor sulit diendapkan VolumetriAnalisis volumetri merupakan bagian dari analisis secara kuantitatif atau sering juga disebut dengan istilah titrimetri karena proses analisisnya berupa titrasi, yaitu suatu proses di mana larutan baku atau standar (larutan yang telah diketahui konsentrasinya) ditambahkan sedikit demi sedikit dari sebuah buret pada larutan yang ditentukan atau yang dititrasi sampai keduanya bereaksi sampai sempurna dan mencapai jumlah ekuivalen larutan baku sama dengan nol. Ekuivalen larutan yang dititrasi dan titik titrasi ini dinamakan titik ekuivalen. Reagensia dengan konsentrasi yang diketahui disebut titran, dan zat yang sedang dititrasi disebut titrat. Untuk mengetahui kesempurnaan berlangsungnya reaksi antara larutan baku dan larutan yang dititrasi digunakan suatu zat kimia yang dikenal sebagai indikator, yang dapat membantu dalam menentukan kapan penambahan titran harus dihentikan. Titrasi dihentikan setelah indikator menunjukkan perubahan warna atau menandakan titik akhir titrasi. Syarat volumetri:1. Reaksi antara larutan baku dan zat yang hendak ditentukan harus berjalan secara sempurna (stoikiometris), tidak ada reaksi samping.2. Reaksi berjalan dengan cepat, sehingga titik ekivalen dapat diketahui dengan cepat.3. Konsentrasi senyawa larutan baku harus benar-benar diketahui / ditentukan (murni), dapat dikeringkan, stabil, dan tidak bersifat higroskopis sehingga tidak menyerap air atau CO2 saat penimbangan (Sukmariah, 1990).4. Harus ada zat atau alat (indikator) untuk menetapkan titik akhir titrasi.5. Titik akhir (TA) berhimpit dengan titik ekivalen (TE), dimana jumlah gram zat pentiterekivalen zat yangditentukan.6. Bobot equivalennya besar, agar pengaruh kesalahan penimbangan dapat diperkecil.Berdasarkan jenis reaksinya, metode volumetri dibedakan atas titrasi redoks, pengendapan, kompleksometri, dan asam basa. Titrasi asam basa yang disebut juga netralisasi, dibedakan atas asidimetri dan alkalimetri berdasarkan jenis zat yang akan ditentukan kadarnya.Melalui analisis Volumetri, kita dapat mementukan kandungan Fluor dalam air yaitu melalui analisis titrasi redoks seperti permanganometri, titrasi argentometri dengan metode Mohr, dan juga titrasi potensiometri.5. Jika dalam suatu tim riset diputuskan menggunakan potensiometri untuk mengukur kandungan fluor dalam air secara instrumental, apa yang dapat anda jelaskan mengenai metode tersebut?Metode potensiometri adalah metode yang mempelajari pengukuran perubahan potensial dari elektroda yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan.Pada pengukuran kandungan fluor didalam air dapat digunakan elektroda indikator yang dapat bereaksi dengan larutan sehingga menimbulkan beda potensial. Selain itu digunakan pula pH meter/voltmeter sebagai display atau penerjemah perubahan potensial menjadi angka. Pada saat pengukuran elektroda indikator dicelupkan kedalam sampel kemudian membaca nilai potensial sel yang ditampilkan dalam voltmeter.6. Dalam teknik potensiometri, digunakan berbagai jenis elektroda. Dapatkah menjelaskan tentang penggunaan berbagai jenis elektroda tersebut?Elektroda yang digunakan dalam potensiometri adalah 1. Elektroda IndikatorAdalah elektroda yang potensialnya merespons perubahan aktivitas dalam larutan uji. Terdapat beberapa macam elektroda indikator yaitu :a. Elektroda LogamPotensial dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika elektroda dan larutan bertemu.terdapat tiga macam elektroda logam yaitu elektroda logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan elektroda logam jenis ketiga.b. Elektroda jenis pertamaElektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan dengan kation yang berasal dari logam tersebut .Contoh,elektroda tembaga.Cu2+ + 2e Cu(s) Elektroda jenis keduaElektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda endapan suatu ion kompleks yang stabil.contoh elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat ditulis,AgCl(s) Ag(s) + Cl Elektroda jenis ketigaElektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi ion logam lain.Contoh, elektroda Hg dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau Cd2+ yang terdapat dalam larutan.

c. Elektroda MembranElektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,karena dapat menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut dengan elektroda selektif ion (ion selective electrode).Elektroda membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan larutan yang dianalisis.Elektroda membran dibagi empat macam yaitu elektroda membran kaca,elektroda membran cairan, elektroda padatan dan elektroda penunjuk gas.

2. Elektroda ReferensiElektroda referensi adalah elektroda yang telah diketahui potensialnya secara pasti dan potensialnya bernilai konstan pada temperatur konstan selama pengukuran berlangsung. Syarat elektroda referensi adalah : Mematuhi persamaan Nersnt bersifat reversible Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri arus yang kecil Hanya memiliki efekhysterisisyang kecil jika diberi suatu siklus suhu Merupakan elektroda yang bersifat nonpolarisasi secara idealTerdapat beberapa macam elektroda referensi yaitu :a. Elektroda Hidrogen StandardElektroda Hidrogen Standard adalah elektroda yang terbuat dari platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada permukaan elektroda dapat terjadi secara maksimal, sehingga reaksi menjadi H2 2 H+ + 2 e-Dapat berlangsung dengan cepat dan reversible. Potensial setengah sel dari elektroda pembanding primer adalah nol volt. Elektroda standard hidrogen jarang digunakan dalam proses analisis, tetapi hal ini penting karena elektroda standard yang digunakan untuk menentukan standard potensial sel pada standard setengah sel elektrokimia.b. Elektroda KalomelElektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang 10cm dan garis tengah 0,5-1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang kontak dengan lapisan pasta Hg/HgCl2 yang terdapat pada tabung bagian dalam yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2 dan KCl jenuh dan dihubungkan dengan larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.c. Elektroda Perak/Perak KloridaElektroda Perak/Perak Klorida adalah suatu elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI. Jika dibandingkan dengan elektroda referensi kalomel, elektroda perak lebih unggul dalam temperatur yang tinggi. Namun, elektroda perak/perak klorida mempunyai kecenderungan untuk bereaksi dengan larutan membentuk kompleks perak yang tidak larut yang memungkinkan menyumbat jembatan garam yang menghubungkan larutan dan elektroda.7. Laboratorium di tempat anda memiliki sebuah pH meter/ volt meter, sebuah elektroda standar, kalomel jenuh serta berbagai elektroda indicator untuk beberapa jenis kation. Karena tim ahli akan menilai proposal ini, dapatkan anda menjelaskan usulan tentang metode analisis untuk menentukan kandungan fluorida dalam air mineral dengan menggunakan peralatan yang ada? Lengkapi dengan informasi yang cukup jelas baik dari segi instrumentasi maupun prinsip dasar teoritis tentang metode analisis ini.Berdasarkan peralatan yang tersedia, kelompok 1 memilih metode sampel adisi diantara 4 metode analisis elektrokimiawi (potensiometri langsung, metode sampel adisi, metode adisi standard an titrasi potensiometri). Langkah langkah yang akan dilakukan untuk mengetahui kandungan fluorida dalam air mineral dengan menggunakan metode sampel adisi adalah sebagai berikut1. Preparasi Larutan Sampel dan Larutan StandarLarutan sampel yaitu air mineral yang akan diuji kandungan zat fluorida dipersiapkan dalam jumlah yang cukup. Kemudian larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya juga dipersiapkan dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada larutan sampel.2. Menyiapkan PeralatanPeralatan yang dipergunakan adalah voltmeter, elektrode acuan kalomel jenuh, dan elektroda indikator untuk analisis fuorida. Elektroda acuan dihubungkan dengan kutub negatif voltmeter dan elektoda sensitif flour ditempatkan pada kutub positif voltmeter. Larutan standar dimasukkan ke dalam wadah setelah dilakukan pengukuran volum.3. Pengukuran Potensial SelPengukuran dilakukan setelah beberapa waktu larutan standar dimasukkan ke dalam wadah. Pengukuran untuk kedua kalinya dilakukan setelah pada larutan standar yang sama ditambahkan dengan larutan sampel dalam jumlah yang lebih sedikit.4. Menentukan Konsentrasi Ion Flourida dalam SampelSetelah dilakukan empat langkah di atas, didapatkan potensial sel sebelum dan setelah penambahan sampel. Sebelum penambahan sampel, nilai potensial sel, E1, adalah : Dimana (1)dengan n = 1 untuk ion natrium, K adalah konstanta, dan CS adalah konsentrasi larutan standar yang digunakan, serta volume larutan standar, VS. Setelah diberi sampel sebanyak VU dengan konsentrasi yang tidak diketahui, CU, potensial sel campuran, E2, menjadi : (2)karena berlaku persamaan : (3)Pengurangan Persamaan (2) dan (1) menghasilkan Persamaan (4) (4)dan konsentrasi sampel, CU, dapat ditentukan dengan persamaan berikut : (5)Alasan Pemilihan Metode Adisi Sampel Metode adisi sampel dipilih kelompok kami karena metode ini paling sesuai dengan ketersediaan alat dan memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan metode lain, Berikut akan diuraikan lebih jelas alasan pemilihan metode analisis adisi sampel.a. Kelemahan Metode Potensiometri Langsung Kesalahan dalam Proses KalibrasiSeperti yang telah diketahui, nilai potensial sel yang mengandung kation Xn+ atau anion An- dituliskan sebagai berikut:atau (6)atau (7)Dalam proses kalibrasi penentuan nilai K dengan menggunakan larutan standar yang diketahui konsentrasi ionnya, nilai K dianggap konstan untuk penentuan konsentrasi ion yang dianalisis. Pada kenyataannya, nilai K tidak dapat dianggap konstan. Hal ini dikarenakan nilai K merupakan gabungan berbagai macam konstanta termasuk Ej. Ketika larutan standar diganti dengan larutan yang akan diukur konsentrasinya, nilai Ej sedikit berubah dan meyebabkan error pada perhitungan. Perubahan nilai Ej menjadi signifikan karena isi sel diubah dari larutan standar menjadi larutan sampel yang memiliki efek berbeda pada elektroda dan sel secara keseluruhan. Besarnya kesalahan ini dapat dihitung dengan melakukan diferensiasi Persamaan (6) : sehingga sehingga kesalahan relatif akibat kesalahan kalibrasi adalah:Kesalahan Relatif = (8) Kesalahan dalam Hubungan Konsentrasi dan Esel Dalam metode potensiometri langsung, nilai K didapatkan dengan memasukkan konsentrasi ion pada larutan standar pada Persamaan (6) atau (7). Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai pX dan pA berbanding lurus dengan aktifitas ion Xn+ dan ion An-, bukan dengan konsentrasi. Karena pada metode potensiometri langsung nilai pX dan pA dihubungkan dengan konsentrasinya, hubungan antara pX dan pA dengan Esel tidak linear. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1, di mana untuk ion Ca2+, hubungan antara potensial sel dan aktifitas adalah linear dengan kemiringan 29.58 mV, sedangkan hubungan hubungan potensial sel dan konsentrasi tidak linear.

Ketidakadaan Larutan Total Ionic Strength Adjustment Buffer (TISAB)Larutan TISAB berfungsi untuk mengurangi salah satu kesalahan pada metode potensiometri langsung. Larutan ini menyamakan kekuaran ion larutan standar dan larutan sampel dan akhirnya membenarkan hubungan lurus antara logaritma konsentrasi ion dan potensial selnya. Sayangnya, larutan ini tidak tersedia di dalam laboratorium dan tidak dapat dilakukan cara ini.

b. Keunggulan Metode Adisi SampelDibandingkan metode-metode yang ada, metode adisi sampel paling sesuai untuk pengujian konsentrasi ion florida karena:a. Hanya membutuhkan jumlah sampel yang sedikit. b. Tidak dilakukan penyucian elektroda. Penggantian elektroda untuk mengukur potensial sel pada larutan standar dan sampel menghasilkan kesalahan kalibrasi yang akhirnya menyebabkan nilai Ej tidak konstan. Hal ini dapat diminimalkan dengan menggunakan metode adisi sampel yang tidak mengganti larutan yang dianalisis (tetapi hanya ditambahkan) sehingga nilai Ej dan K relative konstan.c. Kemungkinkan dilakukannya multiple sample addition. Karena sampel yang digunakan sedikit, dapat dilakukan pengukuran potensial sel untuk lebih sari satu kali penambahan sampel. Hal ini akan memberikan hasil yang lebih baik dan valid.d. Kemungkinkan analisis lain untuk sampel. Karena sampel yang digunakan sedikit, darah dapat digunakan kembali untuk analisis lain, misalnya analisis kandungan ion fluorin, karbon dioksida, dan sebagainya.

8. Mengapa di beberapa literature dikatakan bahwa bila menggunakan teknik potensiometri, kondisi pH sampel larutan yang akan dianalisis tidak boleh terlalu asam? Mengapa diperlukan larutan yang mengandung elektrolit tinggi? Bagaimana kalau banyak senyawa lain seperti ion besi ada dalam sampel yang dianalisis?Potensiometri menggunakan sel elektrokimia dalam percobaannya sehingga yang diukur oleh elektroda adalah aktivitas ion-ion larutan. Hal itu yang menyebabkan diperlukannya larutan yang mengandung elektrolit tinggi dalam pengukuran metode potensiometri ini. Apabila pada pengukuran potensiometri terdapat banyak ion penggangu dalam sampel, maka digunakan elektoda membrane (Ion Selective Electrode). Elektroda membrane mampu mengukur konsentrasi ion larutan uji tanpa depengaruhi oleh ion penggangu. Pada metode analisis potensiometri tidak disarankan menggunakan sampel dengan pH rendah karena pada kondisi asam larutan banyak mengandung ion H+ sehingga dapat mempengaruhi selektivitas membran dalam pengukuran analit. Jika banyak terkandung ion H+ pada membran maka situs aktif atau gugus positif pada membran yang terbentuk dari proses dekomposisi fluor menjadi ion cenderung akan merespon kation dibandingkan anionnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa minimnya ion H+ yang terkandung pada antar muka membran sehingga proses kesetimbangan elektrokimia dapat terjadi meskipun tidak optimum, sehingga respon potensial yang terukur tidak Nernstian

9. Dengan menggunakan teknik potensiometri langsung, anda memperoleh data potensial dari sampel dan larutan standar. Bila hasil kurva kalibrasi E terhadap log konsentrasi adalah seperti pada Gambar 1. Bagaimana anda menentukan konsentrasi fluorida dalam sampel? Apakah elektroda telah bekerja dengan baik dalam sistem tersebut?Dari grafik didapat persamaan regresi linear : y = -59.377x + 100.59dengan y adalah nilai potensial sel dan x adalah nilai dari - log [F-]1. Penentuan Konsentrasi Ion FlouridaNilai Esampel = +287 mVMaka, : 287 = -59.377x + 100.59x = 3.140 log [F-] = 3.140Maka [F-]adalah 7.24 x 10-4 M.Elektroda yang digunakan telah bekerja dengan baik karena pada kurva kalibrasi dihasilkan persamaan garis yang lurus.10. Bila digunakan potensiometri dengan metode adisi standar maka kesalahan pengukuran karena adanya kemungkinan pembentukan kompleks ion lain seperti besi III dengan ion klorida dapat dihindarkan. Walaupun dengan penggunaan buffer sejenis TISAB pembentukan kompleks ini dapat dicegah. Hasil pengukuran potensial dapat dilihat pada Gambar 2. Bagaimana anda menjelaskan penentuan konsentrasi fluorida pada sampel larutan dengan metode adisi standar? Bandingkan hasil yang diperoleh pada kedua cara diatas!Metode adisi standar dilakukan dengan menghitung potensial dalam sebuah sampel yang memiliki volume yang relatif besar (conothnya 300 ml) lalu menambahkan standar dengan volume yang lebih kecil (contohnya 1 5 ml) kemudian dalam beberapa saat melihat potensial baru yang terbentuk. Standar addition harus digunakan kapanpun ketika kandungan sampel mengubah sensitivitas analitik dari metode yang digunakan. Metode adisi standar juga metode yang paling umum digunakan. Secara teknis, hal pertama yang dilakukan adalah mengukur volume sampel murni (ion florida) yang tersedia dalam volume yang besar (sekitar 25, 50 atau 100 ml). Setelah pembacaan pertama selesai dilakukan, selanjutnya menambahkan sedikit larutan standar pekat (sekitar 2, 5 atau 10 ml) dan dicampurkan hingga merata. Setelah larutan standar tersebut benar-benar tercampur dengan baik maka dilakukan pengukuran kedua dan kemudian dapat dilakukan perhitungan konsentrasi sampel.Perhitungan metode Adisi Standar

Gambar 2. Penentuan konsentrasi fluorida dengan adisi standarDari grafik Gambar 2 diketahui bahwa untuk ion selektif elektroda dengan slope S (dari grafik plot potensial electrode vs konsentrasi) dan ion analit dengan kosentrasi C

Untuk nilai C

Agar nilai K hilang karena belum juga diketahui, maka kita perlu membagi respon dari adisi standar dengan respon tanda adisi standar

Sehinga persamaan diatas merupakan persamaan garis linier yang terdapat pada gambar 2. Persamaan diubah ke bentuk y=mx + c. sebagai nilai y, dan sebagai nilai x

Nilai yang dicari konsentrasi fluoride [F-] yaitu nilai Cu dalam sampel. dimana m adalah kemiringan grafik. Data yang diperoleh dimasukkan sebagai bentuk x dan y kemudian diolah dengan metode least square sehingga data yang didapat adalah sebagai berikutIXiYiXi2Yi2XiYi

101000100000

2100145100002102514500

3195185380253425536075

4280220784004840061600

53652701332257290098550

940920259650186550210725

28836008464006.74x10103.48x10104.44x1010

Nilai m ialah:

Sehingga dapat ditemukan konsentrasi Fluorida yakni

Membandingkan Metode Potensiometri Langsung dengan Adisi StandarMekanisme dari Metode Adisi Standar ialah pertama-tama larutan sampel yang akan dianalisis diukur potensial selnya. Lalu dimasukkan sedikit larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya dan diukur potensial selnya ke dalam larutan sampel. Volume larutan yang dimasukkan pertama kali harus jauh lebih besar dari volume larutan yang ditambahkan. Hal ini karena agar kekuatan ion dalam larutan relatif konstan sehingga dapat dibuat hubungan linear antara konsentrasi ion dan potensial sel. Sedangkan prinsip dari metode Potensiometri Langsung beradasarkan pada adanya perbedaan potensial yang terjadi saat suatu elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan uji dan saat elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan standar.Dapat kita lihat bahwa perbandingan hasil konsentrasi dari kedua metode cukup jauh berbeda, namun pada segi ke akuratan tentu metode adisi standar lah yang memiliki nilai ke akuratan yang lebih tinggi dibandingkan metode potensiometri langsung. Salah satu kelebihan metode adisi langsung dibandingkan metode potensiometri ialah kalibrasi dan pengukuran sampel dilakukan secara bersamaan sehingga perbedaan kekuatan ion dan temperatur standar dan sampel tidak terlalu signifika dan selama proses, elektroda tetap tercelup dalam larutan sehingga hanya terdapat sedikit perubahan pada junction potential larutan. Selain itu pengukuran slop sangat mendekati konsentrasi sampel, yang menunjukkan metode ini lebih akurat pada range non-linear dan dapat digunakan dengan elektroda tua atau lama yang range-nya tidak linear selama kemiringan stabil.11. Dalam kegiatan analisis seringkali dikaitkan dengan istilah larutan baku/standard dan kurva kalibrasi. Apa yang anda ketahui tentang keduanya dan mengapa diperlukan dalam kegiatan ini?Kurva kalibrasi adalah metode analisis kuantitatif yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam larutan dengan sampel besar. Kurva kalibrasi memplotkan hubungan antara potensial sel dan log konsentrasi zat yang diuji. Kurva kalibrasi diperlukan guna menghitung hasil konsentrasi dari eksperimen dan dengan kurva kalibrasi dapat terlihat jelas bahwa apakah hasil eksperimen menyerupai hasil literatur atau eksperimen gagal dengan garis yang dihasilkan pada kurva kalibrasi. Apabila garis lurus maka eksperimen menyerupai literatur.Larutan standar/baku memegang peranan yang amat penting, hal ini disebabkan larutan ini telah diketahui konsentrasi secara pasti (artinya konsentrasi larutan standar adalah tepat dan akurat) sehingga bisa dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan titran. Dalam volumetri dikenal 2 macam larutan baku, yaitu baku primer dan baku sekunder. Berikut penjelasan mengenai larutan baku primer dan sekunder:A. Baku PrimerYaitu larutan dimana kadarnya dapat diketahui secara langsung, karena diperoleh dari hasil penimbangan. Pada umumnya kadarnya dapat dinyatakan dalam N (mol.Equivalen/L) atau M (mol/L). Contoh larutan baku primer adalah : NaCl, Natrium Oksalat, Kalium bromat (KBr), Asam oksalat (H2C2O4), Kalium dikromat (K2Cr2O7), Asam benzoat (C7H6O2). Syarat-syarat baku primer:1. Mudah diperoleh, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni (kadar pengotor 0,01-0,02%).2. Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.3. Rumus molekulnya pasti.4. Sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekivalen yang besar, sehingga kesalahankarena penimbangan dapat diabaikan.5. Zat tersebut mudah larut dalam pelarut yang dipilih.6. Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stokiometri dan langsung. B. Baku SekunderYaitu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan dibakukan/distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan baku primer atau dengan metode gravimetri yang tepat. Contoh : NaOH dengan H2Cr2O4, KMnO4 dengan As2O3, Ce(SO4)2 dengan Fe2+, Na2S2O3 dengan K2Cr2O7. Syarat-syarat:1. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer.2. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan.3. Larutan relatif stabil dalam penyimpanan. 12. Untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat, hal-hal apa sajakah yang harus dipertimbangkan dan diperhitungkan?1. Analisis gravimetriUntuk mendapatkan hasil analisis yang akurat pada analisis ini hal yang harus diperhatikan adalah Kadar zat yang dianalisis tidak boleh terlalu rendah. kadar yang terlalu rendah membuat analit sulit diendapkan Pada saat penimbangan harus teliti. Misalnya dalam pembacaan ska dan memastikan bahwa analit atau zat yang akan ditimbang sudah kering tidak ada kontmaminasi air atau pengotor. Analit harus sudah telarut dengan sempurna Pada saat penyaringan harus berhati-hati agar tidak ada endapan yang hilang Sampel yang digunakan tidak bermasalah, seperti tercemar Zat pengotor harus sudah hilang pada saat pemanasan Pemanasan dan pencucian dilakukan dengan sempurna2. VolumetriAgar hasil analisis akurat dan mengurangi kesalahan, maka perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut Sampel dalam analisis harus dapat mewakili (representatif) materi yang akan dianalisis secara utuh dan harus homogen. Cara pengambilan sampel yang salah meskipun metode analisis yang tepat dan teliti hasilnya tidak akan memberikan hasil yang benar. Pengambilan sampel dapat secara : Pengambilan sampel random (Cara pengambilan sampel dilakukan terhadap bahan yang sama homogen atau dianggap sama, contoh : larutan sejati, batch tablet, ampul, dsb.) Pengambilan sampel representatif (Jika bahan yang dianalisa tidak homogen. Sampel diambil dari bagian yang berbeda dari setiap wadah, Contoh : sampel dalam jumlah besar) Jika jumlah sampel besar, perlu direduksi hingga diperoleh sampel ofisial (representatif). Setelah diperoleh sampel yang representatif jika tidak segera dilakukan analisis, sampel harus diberi label dan disimpan dalam tempat yang sesuai untuk menjamin sifat fisika kimia sampel tidak berubah.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan sampel : Kenaikan suhu mengakibatkan hilangnya sampel yang volatil, degradasi analit, peningkatan reaktifitas kimiawi. Suhu rendah mengakibatkan terdepositnya analit yang kelarutannya rendah. Perubahan kelembapan mengakibatkan hidrolisis dan meningkatnya kandungan air bagi analit higroskopis. Radiasi UV akan menginduksi reaksi fotokimia, fotodekomposisi, atau polimerasi. Oksidasi oleh udara akan merusak ampel yang sensitif terhadap oksidasi. Pra-perlakuan sampel dilakukan untuk mengkondisikan sampel sehingga siap untuk dilakukan analisis dengan metode tertentu.Contoh-contoh pra-perlakuan sampel : Memanaskan sampel (100 120C) jika analit tahan panas untuk menghilangkan pengaruh variasi kandungan air. Menimbang sampel sebelum dan sesudah pemanasan. Memisahkan sampel (distilasi, sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi). Menghilangkan komponen pengganggu. Memekatkan sampel (penguapan, distilasi, kopresipitasi, ekstraksi, elektrolisis, dsb). Gunakan alat yang sudah dikalibrasi dan larutan yang sudah distandarisasi dengan baik agar hasil analisis tepat dan menghindari kesahalan instrumental. Berbagai metode analisis baku telah banyak dipublikasikan.Hal-hal yang harus diperhatikan : Tujuan analisis, biaya, dan waktu. Level analit yang diharapkan. Macam sampel dan pretreatment yang diperlukan. Jumlah sampel yang dianalisis. Ketepatan dan ketelitian yang diinginkan. Ketersediaan bahan rujukan, senyawa baku, bahan-bahan kimia, dan pelarut yang dibutuhkan. Peralatan yang tersedia. Kemungkinan gangguan yang dapat terjadi. Kriteria metode analisis yang baik: Peka (sensitive), metode dapat digunakan untuk menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil. Tepat (precise), metode menghasilkan hasil analisis yang sama atau hampir sama dalam satu seri pengukuran. Teliti (accurate), metode menghasilkan nilai rata-rata yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value) Selektif, metode tidak banyak terpengaruh oleh adanya senyawa lain. Kasar (ruggrudness), perubahan komposisi pelarut / variasi lingkungan tidak menyebabkan perubahan hasil. Praktis, metode mudah dikerjakan serta tidak banyak memerlukan waktu dan biaya.3. Potensiometri Peralatan yang digunakan apakah sudah terkalibrasi atau belum. Karena apabila menggunakan alat yang belum terkalibrasi maka akan berpengaruh kepada hasil yang didapatkan. Selain itu peralatan juga harus berada dalam kondisi baik/tidak rusak Larutan baik itu sampel maupun standar. Larutan sampel maupun standar yang akan kita uji harus kita pastikan berada pada konsentrasi yang tepat dan cara pembuatan yang sesuai prosedur. Hal ini untuk memberikan hasil pemeriksaan yang maksimal. Karena apabila larutan standar atau sampel kita tidak sesuai dengan yang seharusnya maka kita tidak akan mendapatkan hasil yang kita inginkan. Langkah kerja. Hal terakhir dan termasuk salah satu yang paling penting ialah langkah kerja. Cara kita dalam mengerjakan suatu pengukuran akan menentukan hasil yang didapatkan. Apabila terdapat kesalahan walau sedikit saja, tentu hal ini akan berpengaruh kepada hasil yang didapatkan.

13. Bagaimana anda membuat 500 ml larutan H2SO4 0,25 M yang berasal dari asam sulfat pekat 21,8% (w/w) dengan densitas 1,1539 g/ml di laboratorium?Untuk mengetahui berapa jumlah air yang dibutuhkan untuk membuat 500 mL H2SO4 0,25 M dari asam sulfat pekat 21,8% (w/w), digunakan rumus pengenceran, yaitu:

dengan V1 volume larutan yang akan diencerkan, M1 molaritas larutan yang akan diencerkan, V2 volume larutan + air yang dibutuhkan untuk mengencerkan, dan M2 molaritas larutan yang diinginkan. Dengan menggunakan rumus pengenceran diatas, berikut ini perhitungan yang dilakukan untuk menghitung jumlah air yang dibutuhkan:

Nilai V2 yang didapat adalah sebesar 889 mL. Maka, volume air yang harus ditambahkan untuk membuat 500 mL larutan H2SO4 0,25 M dari asam sulfat pekat 21,8% (w/w) adalah sebesar 889 mL - 500 mL = 389 mL14. Tentukan konsentrasi larutan KMnO4 bila perubahan warna terjadi sewaktu 43.31 ml larutan tersebut dititrasi dengan larutan garam Na2C2O4 yang berasal dari padatannya seberat 0.2121 gram. Diketahui berat formula Na2C2O4 adalah 134 g/mol.Diketahui:Mr Na2C2O4 = 134 g/molg Na2C2O4 = 0.2121 gramV KMnO4 = 43.43 mlDitanya:M KMnO4 ?Jawab:Na2C2O4 = Massa / Mm=

Saat ekuivalen, maka:

15. Bagaimanakah anda menentukan nilai potensial sel berikut iniAg/AgCl (jenuh/s), HCl (0.02 M)//KCl (jenuh), HG2Cl2 (jenuh)/Hg (l)JawabE Sel = E HG2Cl2 (jenuh)/Hg (l)| KCl (jenuh) E Ag/AgCl (jenuh/s)|HCl (0.02 M) = 0,2415 V 0.3227 V = 0,0812 V16. Bagaimana anda menentukan besarnya konstanta kesetimbangan sel berikut

JawabKonstanta kesetimbangan = BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULANDari hasil pembelajaran pada problem based learning kali ini dapat disimpulkan bahwa Fluor dapat memberi efek yang baik bagi tubuh manusia namuun jika dalam jumlah yang melebihi batas aman akibat dikonsumsi berlebihan maka akan memberikan efek negatif bagi tubuh Terdapat 3 metode untuk analisis kandungan kuantitatif pada suatu larutan, yakni gravimetri, volumetri, dan potensiometri Gravimetri tidak dapat digunakan untuk menganalisis kandungan fluor pada air minum karena fluor dan air-air sama-sama mudah menguap sehingga hasil yang didapat akan menjadi kurang akurat Metode analisis volumetri dapat digunakan untuk menentukan kandungan fluor dalam air, yakni dengan analisis titrasi redoks seperti permanganometri, titrasi argentometri dengan metode Mohr, dan titrasi potensiometri Metode potensiometri dapat digunakan dalam analisis kandungan fluor. Elektroda indikator dapat bereaksi dengan larutan sehingga menimbulkan beda potensial. Selanjutnya data beda potensial diolah untuk didapatkan kandungan fluor dalam air minum Untuk mendapatkan hasil yang akurat dari masing-masing metode analisis, perlu diperhatikan beberapa hal yang harus dilakukan dengan baik untuk menghindari kesalahan analisis

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Bab I Pendahuluan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31336/4/Chapter%20I.pdf (11 Oktober 2014)Anonim. 2011 Bab II : Air Minum http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31336/3/Chapter%20II.pdf (diakses 11 Oktober 2014)Bowling Green State University. (2001) Volumetric Glassware. Tersedia: http://www2.bgsu.edu/departments/chem/faculty/endres/chem407/volumetrics.htm (Diakses: 5 Oktober 2014).Cairns, D. (2004) Intisari Kimia Farmasi. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Day, Jr., R.A & Underwood, A.L. (2001) Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga.Fawell, J. 2006 Fluoride in Drinking Water http://www.who.int/water_sanitation_health/publications/fluoride_drinking_water_full.pdf (11 Oktober 2014)Hays, J.D. (1996) Water: The Vital Fluid. Available at: http://eesc.columbia.edu/courses/ees/lithosphere/hays_tutorial_3/atm.htm [Accessed 8 October 2014]. Skoog, et al. (2014) Fundamentals of Analytical Chemistry. 9th Edition. Belmont: Brooks/Cole Cengage Learning.SM, Khopkar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.Wasito, H. (2009) Kontrol Kualitas Metode Analisis. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.Widodo, D.S., Hastuti, R. & Gunawan. Buku Ajar Analisis Kuantitatif. Semarang: Laboratorium Kimia Analitik Universitas Diponegoro.

2