Upload
hadi-kusumah
View
66
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
apa ya?
Citation preview
A. PENGERTIAN
Haemorrhoid adalah varikositis akibat dilatasi vena pleksus haemorroidalis (Underwood,
1999). Haemorrhoid adalah masa faskuler yang menonjol kedalam lumen rectum bagian
bawah atau area perianal (Sandra M. Nettina, 2002).
B. ETIOLOGI
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik.
Kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah :
Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga
terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan
pleksus hemoroidalis .
Bendungan vena porta, misalnya karena trombosis
Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga
aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal
dan lain lain.
2. Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab
timbulnya hemoroid
Faktor faktor yang mungkin berperan :
Keturunan atau heriditer
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan
hemoroidnya.
Anatomi
Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga darah mudah
kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
a. Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya grapitasi akan
mempengaruhi timbulnya hemoroid.Misalnya seorang ahli bedah.
b. Gangguan devekasi miksi.
c. Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.
Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.
3. Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya
hemoroid yitu :
Adanya tomur intra abdpomen
Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal
Mengedan sewaktu partus.
C. KLASIFIKASI
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1. Hemoroid Interna
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak
adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan
hanya daatdi temukan dengan proktoskopi.
Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan
sendirinya.
Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya
tetapi harus di dorong.
Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi
tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di ikuti
infeksidan kadang kadang timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan
Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada yang menyempit hemoriod yang
keluar itu, padahal pendapat ini salah karena muskulus spingter ani eksternus
mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat membuka dan menutup.
Tapi bila benar terjadi. Inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis
tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.
2. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna.
Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :
Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
a. Sering rasa sakit dan nyeri
b. Rasa gatal pada daerah hemorid
c. Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada
kulit merupakan reseptor rasa sakit.
Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari
kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
D. PATOFISIOLOGI
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan
rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat
trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari
vena karena kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan
mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan
terbentuk kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius. Selain itu Sistem vena
portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna
kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri. Bentuk ini sering nyeri dan gatal karena ujung-ujung
saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama berupa :
Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri
Prolaps yang berasal dari tonjolan hemaroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada penderita haemorrhoid, sebelum dilakukan pengobatan dilakukan pemeriksaan
penunjang (John Pieter, Cit. Syamsuhidayat and De Jong, 1997) antara lain:
1. Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pemeriksaan ini, haemorrhoid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena
didalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.
2. Pemeriksaan anuskopi
Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat haemorrhoid interna yang tidak menonjol.
3. Progtosigmoidoskopi
Untuk memeriksakan bahwa belum bukan disebabkan oleh proses radang atau keganasan
ditingkat yang lebih tinggi karena haemorrhoid merupakan keadaan yang fisiologis saja
atau tanda yang menyertainya.
G. KOMPLIKASI
Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar.
Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang
karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
bedah.
1. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid yang
ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi.
Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan
pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP)
yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku
defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan
kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali
sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan.
Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan
gejala.
Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1) Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja
(stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain
psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang
berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk.
Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan
peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah
laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).
2) Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau
kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan
Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi
radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC,
Scheriproct.
3) Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena
hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari
jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh
darah.
4) Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet
selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala
inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
c. Minimal Invasif
Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan
tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi
hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika pengobatan
farmakologis dan non-farmakologis tidak berhasil.
2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat hemoroid
yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.
Prosedur ligasi pita karet
Hemoroidektomi kriosirurgi
Laser Nd: YAG
Hemoroidektomi
3. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif
Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik terbaru yang
digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah.
Membantu mencegah prolaps.
Nursing Assesment:
o Personal Hygiene yang baik terutama didaerah anal
o Menghindari mengejan selama defekasi
o Diet tinggi serat
o Bedrest/tirah baring untuk mengurangi pembesaran hemoroid
I. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Subyektif
a. Pola makan dan minum
Kebiasaan
Keadaan saat ini
b. Riwayat kehamilan
Kehamilan dengan frekwensi yang sering akan menyebabkan hemorrhoid
berkembang cepa
c. Riwayat penyakit hati
Pada hypertensi portal, potensi berkembangnya hemorrhoid lebih besar.
d. Gejala / keluhan yang berhubungan
Perasaaan nyeri dan panas pada daerah anus
Perdarahan dapat bersama feces atau perdarahan spontan (menetes)
Prolaps (tanyakan pasien sudah berapa lama keluhan ini, faktor-faktor yang
menyebabkannya dan upaya yang dapat menguranginya serta upaya atau obat-
obatan yang sudah digunakan)
Gatal dan pengeluaran sekret melalui anus
2. Obyektif
a. Pemeriksaaan daerah anus
Tampak prolaps hemorrhoid, atau pada hemorrhoid eksterna dapat dilihat
dengan jelas. Rasakan konsistensinya, amati warna dan apakah ada tanda
trombus juga amati apakah ada lesi.
Pemeriksaan rabaan rektum (rectal toucher)
b. Amati tanda-tanda kemungkinan anemia :
Warna kulit
Warna konjungtiva
Waktu pengisian kembali kapiler
Pemeriksaan Hb
Diagnosa dan Intervensi
Pre Operatif
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang
ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus
Tujuan :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria nyeri berkurang rasa gatal berkurang
massa mengecil.
Intervensi :
a. Berikan randam duduk
Rasionalisasi : Menurunkan ketidak nyamanan lokal, menurunkan edema dan
meningkatkan penyembuhan.
b. Berikan pelicin pada saat mau BAB
Rasionalisasi : Membantu dalam melancarkan defikasi sehingga tidak perlu
mengedan.
c. Beri diet randah sisa
Rasionalisasi : Mengurangi rangsangan anus dan melemahkan feses.
d. Anjurkan pasien agar jangan bannyak berdiri atau duduk ( harus dalam
keadaan seimbang).
Rasionalisasi : Gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid dan
duduk dapat meningkatkan tekanan intra abdomen.
e. Observasi keluhan pasien
Rasionalisasi : Membantu mengevaluasi derajat ketidak nyamanan dan ketidak
efektifan tindakan atau menyatakan terjadinya komplikasi.
f. Berikan penjelasan tentang timbulnya rasa nyeri dan jelaskan dengan singkat
Rasionalisasi : Pendidikan tentang hal tersebut membantu dalam keikut sertaan
pasien untuk mencegah / mengurangi rasa nyeri.
g. Beri pasien suppositoria
Rasionalisasi : Dapat melunakan feces dan dapat mengurangi pasien agar tidak
mengejan saat defikasi.
2. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada
daerah eksternal.
Tujuan :
Terjaga kebersihan anus dengan kriteria tidak terjadi infeksi tidak terjadi gatal -
gatal.
Intervensi :
a. Berikan sit bath dengan larutan permagan 1 / 1000 % pada pagi dan sore hari.
Lakukan digital ( masukan prolaps dalam tempat semula setelah di bersihkan )
Rasionalisasi : Meningkatkan kebersihan dan memudahkan terjadinya
penyembuhan prolaps.
b. Obserpasi keluhan dan adanya tanda- tanda perdarahan anus
Rasionalisasi : Peradangan pada anus menandakan adanya suatu infeksi pada
anus
c. Beri penjelasan cara membersihkan anus dan menjaga kebersihanya
Rasionalisasi : Pengetahuan tentang cara membersihkan anus membantu
keikutsertaan pasien dalam mempercepat kesembuhanya.
Post Operatif
1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi berhubungan dengan adanya
jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
Tujuan :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria tidak terdapat rasa nyeri, dan pasien
dapat melakukan aktivitasd ringan.
Intervensi :
a. Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.
Rasionalisasi : Dapat menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa
kontrol.
b. Ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik
Rasionalisasi : Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian
balutan. Balutan basah bertindak sebagai penyerap kontaminasi eksternal dan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
c. Latihan jalan sedini mungkin
Rasionalisasi : Dapat menurunkan masalah yang terjadi karena imobilisasi.
d. Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan
Rasionalisasi : Perdarahan pada jaringan, imflamasi lokal atau terjadinya
infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri.
e. Cerobong anus dilepaskan sesuai advice dokter (pesanan)
Rasionalisasi : Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan memberikan rasa
nyaman pada daerah anus pasien karena tidak ada sumbatan.
f. Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus (guna cerobong
anus untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang terjadi didalam agar bisa
keluar).
Rasionalisasi : Pengetahuan tentang manfaat cerobong anus dapat membuat
pasien paham guna cerobong anus untuk kesembuhan lukanya.
2. Resikol terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.
Tujuan :
Tidak terjadinya dengan kriteria tidak terdapat tanda-tanda radang luka mengering
Intervensi :
a. Observasi tanda vital tiap 4 jam
Rasionalisasi : Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang
berhubungan denagan keluhan / penghilang nyeri . Abnormalitas tanda vital
perlu di observasi secara lanjut.
b. Obserpasi balutan setiap 2 – 4 jam, periksa terhadap perdarahan dan bau.
Rasionalisasi : Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan / pengawasan
penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya.
c. Ganti balutan dengan teknik aseptik
Rasionalisasi : Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau
kontaminasi silang.
d. Bersihkan area perianal setelah setiap depfikasi
Rasionalisasi : Untuk mengurangi / mencegah kontaminasi daerah luka.
e. Berikan diet rendah serat/ sisa dan minum yang cukup
Rasionalisasi : Dapat mengurangi ransangan pada anus dan mencegah
mengedan pada waktu defikasi.
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.
Tujuan :
Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
Intervensi :
a. Diskusikan pentingnya penatalaksanaan diet rendah sisa.
Rasionalisasi: Pengetahuan tentang diet berguna untuk melibatkan pasien
dalam merencanakan diet dirumah yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh
ahli gizi.
b. Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien menguilanginya
Rasionalisasi: Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien dalam
program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan terhadap
penyakitnya.
c. Berikan rendam duduk sesuai pesanan
Rasiopnalisasi: Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada daerah anus
(luka atau polaps).
d. Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi.
Rasionalisasi: Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang
berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi.
e. Berikan balutan
Rasionalisasi : Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.
f. Diskusikan gejala infeksi luka untuk dilaporkan kedokter.
Rasionalisasi : Pengenalan dini dari gejala infeksi dan intervensi segera dapat
mencegah progresi situasi serius.
g. Diskusikan mempertahankan difekasi lunak dengan menggunakan pelunak
feces dan makanan laksatif alami.
Rasionalisai : Mencegah mengejan saat difekasi dan melunakkan feces.
h. Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat benda berat dan mengejan.
Rasionalisasi : Menurunkan tekanan intra abdominal yang tidak perlu dan
tegangan otot.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan),
Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;
Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK – UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP
dr.Sardjito, yogyakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By
Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA
Maurytania, A.R, 2003, Buku Saku Ilmu Bedah, Widya Medika, Yogyakarta.
POHON MASALAH
Faktor Etiologi:
1. Bendungan sirkulasi portal
Hepar sirosis hepatis
Bendungan vena porta
Tomur intra abdomen
2. Idiopatik
Keturunan atau heriditer
Anatomi
Tekanan intra abdomen meningkat
Tonus spingter ani yang kaku atau lemah 3. Pada seseorang wanita hamil
Adanya tomur intra abdpomen
Mengedan sewaktu partus.
Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil
G3 aliran balik vena hemoroidalis
Kongesti Vena
Inflamasi dan Edema Kurangnya pengetahuam Trauma
Trombosis (hemoroid)
Perdarahan Kecemasan
Resiko infeksi
Peradangan
Nyeri
Resiko anemia