of 52 /52
LAPORAN PENELITIAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TUGAS MAKALAH MAHASISWA PROGRAM STUDI PGMI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK 2019/2020 TIM PENGUSUL: Ketua : Laeli Qadrianti, S.Pd., M.Pd. (2110089102) Anggota : Rita, S.Pd., M.Pd. (2128108603) INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI 2020

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA …

  • Author
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of LAPORAN PENELITIAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA …

MAHASISWA PROGRAM STUDI PGMI SEMESTER III TAHUN
AKADEMIK 2019/2020
TIM PENGUSUL:
Anggota : Rita, S.Pd., M.Pd. (2128108603)
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
2020
ii
RINGKASAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI PGMI SEMESTER III TAHUN
AKADEMIK 2019/2020
Email: [email protected]
berbahasa makalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020. Penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari kesalahan
berbahasa dalam tugas makalah mahasiswa. Kesalahan berbahasa yang
dianalisis berupa kesalahan penggunaan ejaan. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode dokumentasi. Data yang telah diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan teori Miles and Huberman yang meliputi
reduksi data, display atau penyajian data, kemudian kesimpulan. Berdasarkan
Hasil penelitian ini ditemukan bentuk kesalahan berbahasa makalah
mahasiswa Prodi PGMI Semester III Tahun Akademik 2019/2020 yakni:
kesalahan penulisan huruf yang meliputi kapital dan huruf miring. Kesalahan
penulisan kata yang meliputi kesalahan penulisan kata depan, pemenggalan
huruf, dan kata ganti. Kesalahan penulisan tanda baca yang meliputi tanda
baca titik dan tanda baca koma.
Key word: Kesalahan berbahasa, tugas makalah.
BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 24
A. Hasil Penelitian....................................................................... 28
setiap perguruan tinggi dengan tujuan agar mahasiswa memiliki sikap popsitif
terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia
diwujudkan dengan a) kesetiaan bahasa, mendorong mahasiswa memelihara
bahasa nasional; b) kebanggaan bahasa, mendorong mahasiswa mengutamakan
bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai lambang
identitas bangsa, dan c) kesadaran akan adanya norma bahasa, mendorong
mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah aturan yang berlaku.
(Qadrianti, 2017: 2). Selain itu, tujuan khusus pembelajaran bahasa Indonesiadi
perguruan tinggi ialah agar mahasiswa terampil menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan maupun tertulis sebagai sarana
pengungkapan gagasan ilmiah.
satu bagian dari keterampilan berbahasa yangperlu mendapat perhatian lebih.
Hal ini merupakan kenyataan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan
yang bersifat mendasar. Kegiatan menuangkan ide dalambentuk tulisan ini
memerlukan pemahaman tentang kemampuan kebahasaan. Bagi pemakai
bahasa khususnya mahasiswa, kegiatan menulis bukanlah suatu hal yang asing
karena kegiatan ini sering dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-
tugas perkuliahan, seperti menulis karya ilmiah dalam bentuk makalah.
Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang dituangkan ke
dalambentuk tulisan beserta penjelasannya dengan memperhatikan elemen
pendukung secara ilmiah. Makalah sebagai media komunikasi yang digunakan
mahasiswa untuk melatih kecerdasan, melatih keterampilan menulis, dan
menanamkan kebiasaan gemar menulis. Penulisan makalah sebagai karya tulis
mahasiswa dalam suatu perkuliahan agar mahasiswa kreatif dalam menulis
2
yang salah atau menyimpang dari aturan. Kesalahan dalam penggunaan Ejaan
Bahasa Indonesia merupakan kesalahan dalam penggunaan atau pemakaian
bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang sudah disusun oleh Pusat
Bahasa. (Tussolekha, 2019: 37).
penyimpangan yang bersifat sitematis, konsisten, dan menggambarkan
kemampuan pemakai bahasa pada tahap tertentu (yang biasanya belum
sempurna). Kekeliruan berbahasa adalah bentuk penyimpangan yang tidak
sistematis, yang berada pada wilayah performansi atau perilaku berbahasa.
Menurut Dulay, Burt, dan Krashen, paling sedikit ada empat
landasanyang dapat digunakan dalam mengklasifikasikan kesalahan berbahasa.
Keempat landasan atau yang sering dikenal dengan taksonomi itu adalah
taksonomi kategori linguistik, siasat permukaan, komparatif; dan taksonomi
efek komunikatif. Akan tetapi, jenis analisis kesalahan berbahasa yang
digunakan dalam penelitian ini lebih didasarkan pada tinjauan dari sudut
pandang linguistik (Ariningsih, 2012: 42).
Berdasarkan hasil bacaan peneliti terhadap makalah yang ditulis oleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Semester
IIITahun Akademik 2019/2020, ditemukan banyak kesalahan penggunaan
bahasa seperti penggunaan ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf. Penggunaan
ejaan yang meliputi pemakaian tanda baca, penulisan huruf, dan penulisan
unsur serapan. Penggunaan diksi atau pemilihan kata yang digunakan tidak
sesuai dengan konteks kalimat yang disusun. Hal ini dapat mengaburkan
makna dari tulisan yang dibuat mahasiswa.Oleh karena itu, peneliti akan
melakukan penelitian mengenai Analisis Kesalahan Berbahasa dalam tugas
makalah mahasiswa.
Penelitian sejenis telah dilakukan seperti yang diteliti oleh Bayu Dwi
Nurwicaksono (2018: 138) tentang Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
3
Pada Teks Ilmiah Mahasiswa. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
kesalahan berbahasa mahasiswa dalam kategori yang tinggi error 89,08 %,
bentuk mistake 10,71%, dan bentuk lapses 0,2%. Temuan error pada kesalahan
pemakaian huruf mencapai 183 item atau 43,16%, temuan error pada
kesalahan penulisan kata mencapai 145 item atau 34,20%, temuan
error pada pemakaian tanda baca mencapai 68 item atau 16,04%, temuan error
pada penulisan unsur serapan mencapai 28 item atau 6,6%. Temuan-temuan
tersebut membuktikan bahwa kompetensi mahasiswa Program Studi Penerbitan
dalam penguasaan Ejaan Bahasa Indonesia sangat perlu ditingkatkan.
B. Rumusan Masalah
ini, yaitu: Bagaimanakah bentuk kesalahan berbahasa makalah mahasiswa
Prodi PGMI Semester III Tahun Akademik 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Ibtidaiyah Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
untuk mata kuliah bahasa Indonesia pada semua Program Studi yang
menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah dasar umum untuk materi
ejaan, kalimat, dan paragraf.
Ada empat taksonomi kesalahan berbahasa yang digunakan untuk memprediksi
kesalahan berbahasa, yakni: (1) taksonomi kategori linguistik, (2) taksonomi
siasat permukaan, (3) taksonomi komparatif, (4) taksonomi efek komunikatif.
Berikut uraian empat taksonomi kesalahan berbahasa tersebut yang menjadi
fokus penelitian ini, yaitu:
penting tentang kesalahan yang dikumpulkan dan yang akan dianalisis.
1. Kesalahan Fonologi
atau kesalahan menggunakan tanda baca. Kesalahan penulisan kata
meliputi kesalahan penulisan kata dasar, kata turunan, bentuk ulang,
gabungan kata, kata ganti (-ku, -mu, kau-, dan –nya), kata depan (di, dari,
dan ke-), kata sandang si dan sang, partikel (-lah, -kah, dan –tah),
singkatan dan akronim, dan penulisan angka dan bilangan.
Kesalahan penggunaan tanda baca meliputi tanda titik (.), tanda
koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda
pisah (-), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda (!), tanda kurung ((...)),
tanda kurung siku ([...]), tanda petik (...), tanda petik tunggal (...‘),
tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau apostrof ().
2. Kesalahan Morfologi dan Sintaksis
Kesalahan ini mencakup kesalahan prefiks, infiks, sufiks, konfiks,
simulfiks, dan perulangan kata. Kesalahan pembentukan kata tergolong
pada kesalahan morfologis. Kesalahan morfologis adalah kesalahan
5
berbahasa yang disebabkan oleh salah memilih afiks, salah menggunakan
kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata.
3. Kesalahan Semantik atau leksikon. Kesalahan leksikon adalah kesalahan
memakai kata yang tidak atau kurang tepat.
B. Analisis Kesalahan Berbahasa
tertentu. Langkah-langkah yang dimaksud disebut metodologi anakes(Junus:
2017: 34). Langkah-langkah anakes, sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data: berupa kesalahn berbahasa yang dibuat oleh
mahasiswa, misal tugas makalah;
memilah-milah kesalahan berdasarkan kategori kesalahan, misalnya
kesalahan pelafalan, pembentukan kata, penggabungan kata,
penyusunan kalimat;
frekuensi atau keseringannya;
kesalahan, dan memberikan contoh yang benar;
5. Memprakirakan atau memprediksi daerah atau butir kesalahan yang
rawan: meramalkan tataran bahasa yang dipelajari yang potensial
mendatangkan kesalahan;
kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat.
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik untuk
mengidentifikasi,mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara
asing atau bahasa keduadengan menggunakan teori-teori dan prosedur-
prosedur berdasarkan linguistik.Dari analisis tersebut akan diperoleh: (1)
6
tersebut (Oktaviani, 2018: 98).
ketidakpuasan para pakar bahasa terhadap kajian analisis kontrastif yang
mendasarkan pada perbandingan bahasa pertama dan bahasa kedua. Analisis
kontrastif dengan hipotesis-hipotesis bentuk kuatnya menganggap bahwa
semua kesalahan berbahasa disebabkan karena adanya perbedaan struktur
bahasa pertama dengan bahasa kedua yang sedang dipelajari. Pandangan ini
tidak dapat diterima oleh pakar bahasa, sebab pada kenyataannya tidak semua
kesalahan berbahasa disebabkan oleh perbedaan struktur bahasa pertama dan
bahasa kedua. Sebagian besar kesalahan bahasa disebabkan rumitnya turan-
aturan dan kaidah yang berlaku pada bahasa yang menjadi target pembelajaran.
Menganalisis kesalahan berbahasa yang dibuat oleh mahasiswa
memberikan manfaat tertentu, karena pemahaman terhadap kesalahan tersebut
dapat memberikan umpan balik yang sangat berharga bagi pengevaluasian dan
perencanaan penyusunan materi dan strategi pembelajaran di kelas.
C. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan
Ejaan yang Disempurnakan. PUEBI berisi pedoman ejaan bahasa Indonesia,
yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Pemakaian
Huruf meliputi: 1) Huruf Kapital; 2) Huruf Miring, 3) Huruf Tebal. Penulisan
kata meliputi: 1) Kata Dasar; 2) Kata Berimbulan; 3) Bentuk Ulang; 4)
Gabungan Kata; 5) Pemenggalan Kata; 6) Kata Depan; 7) Partikel; 8)
Singkatan dan Akronim; 9) Angka dan Bilangan; 10) Kata ganti ku-, mu-, -nya,
kau-, -ku; 11) Kata sandang si dan sang. Pemakaian Tanda Baca meliputi 1)
Tanda Titik(.); 2) Tanda Koma(,); 3) Tanda Titik Koma(;); 4) Tanda Titik
Dua(:); 5) Tanda Hubung(-); 6) Tanda Pisah(—); 7) Tanda Tanya(?); 8) Tanda
7
Seru(!); 9) Tanda Elipsis(...); 10) Tanda Petik(...); 11 Tanda Petik
Tunggal(...‘); 12) Tanda Kurung((...)); 13) Tanda Kurung Siku([...]); 14)
Tanda Garis Miring(/); 15) Tanda Penyingkat atau Apostrof().
1. Pemakaian Huruf
a. Abjad, Vokal, dan Konsonan
Dalam abjad terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a, i, u, e, o
Selain dua gabungan konsonan, adapula gabungan dua vocal yang
disebut diftong. Difton terjadi jika dua vocal yang berurutan harus ada
dalam satu suku kata menciptakan bunyi luncuran (bunyi yang berubah
kualitasnya) yang berbeda dengan lafal aslinya. Perhatikan contoh diftong
di bawah ini:
b. Pemenggalan Kata
a) Jika di tengah kata ada huruf vocal yang beruntun,
pemenggalannya
Misalnya: dia, doa, taat
b) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, pemenggalan dilakukan
sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya: Ta-bu Ka-wan Ca-tur
c) Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang beruntun,
pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya : ap-ril swas-ta an-dal
d) Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan yang
beruntun, pemenggalan dilakukan diantara huruf konsonan yang
pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya: Ab-sor-si Kon-klu-si in-struk-si
a. Huruf Kapital atau Huruf Balok (Block Letter)
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
Mari kita pikirkan lima tahun ke depan dan kita siapkan sekarang.
Ayo, angkat tangan!
Contoh:
Kata dosen, Dulu yang mempunyai sumber ilmiah hanya dosen. Kini,
sumber belajar banyak, mahasiswa dapat memilih yang terbaik.
Mahasiswa bertanya, Mengapa harus belajar filsafat?
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang.
Contoh:
Ia mempelajari riwayat nabi-nabi.
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Jenderal Moeldoko, Profesor Ide Said
9
Contoh:
Keponakanku bercita-cita menjadi pilot.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Contoh:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
mesin diesel
2 ampere
5 volt
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh:
keinggris-inggrisan
kata-kata itu harus diindonesiakan
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
10
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh:
Contoh:
Jangan membuang sampah ke sungai.
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
nama resmi badan/lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama, baik nama
lembaga, nama tempat, maupun nama dokumen.
Contoh:
Ia belajar di universitas negeri.
Ia bekerja pada sebuah departeman.
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga.
Contoh:
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata uang sempurna) dalam penulisan nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke,
dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
Harian Kompas
11
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
Kapan Bapak berangkat? tanya Nining kepada ibu.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam penyapaan.
Contoh:
Semua kakak saya sudah menikah.
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan sapaan.
15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh:
b. Huruf Miring
1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh:
Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs. Dan Sintowati.
2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh:
12
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
Nama ilmiah padi ialah Oriza Sativa.
3. Penulisan Kata
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
bergerigi ketetapan
sentuhan terhapus
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
bertanda tangan, tanda tangani
diberi tahu, beri tahukan
3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
memberitahukan
ditandatangani
Contoh:
huru-hara, lauk-pauk, ramah-tamah
terpisah.
Contoh:
2) Gabungan kata serangkai
Penggabungan kata terikat, yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri
sebagai satu kata yang bermakna penuh bersama kata bebas, ditulis
serangkai. Misalnya kata: non, sub, pasca.
Misalnya:
antarkota
pascasarjana
subunit
a) Penggabungan kata terikat dengan berhuruf awal kapital disisipi tanda
hubung.
b) Khusus penggabungan kata maha + esa yang terkait dengan sifat Tuhan
ditulis terpisah, misalnya: Tuhan Yang Maha Esa. Kata maha + sifat Tuhan
yang diawali dengan imbuhan pe- ditulis terpisah, mislanya: Tuhan Yang
Maha Pengasih.
unsur gabungan dituliskan terpisah, tanpa tanda hubung.
Misalnya:
ditulis serangkai, tanpa tanda hubung.
Misalnya:
d. Penulisan Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau sebagi bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
kaubawa
Kata ganti ku dan mu sebagai bentuk singkat dari aku dan kamu, ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Kata ganti nya selalu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Bukunya
15
Kata depan di dan awalan di-
Kata depan di diiukti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat,
sedangkan awalan di- diikuti kata kerja.
di (kata depan) di- (awalan)
di kampus dapat diubah menjadi ditulis (kata kerja) dapat diubah
dari kampus atau ke kampus menjadi menulis
di samping – dari samping dikesampingkan – mengesampingkan
ke (kata depan)
ke- (awalan)
f. Penulisan Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
g. Penulisan Partikel
1) Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Mislanya:
bagaimanapun, walaupun, meskipun
3) Partikel per yang berarti demi‘, dan tiap‘ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
16
h. Penulisan Singkatan dan Akronim
1) Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
Misalnya:
Misalnya:
atas nama disingkat a.n.
opere citato disingkat op.cit.
Singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang
disingkat, ditulis tanpa titik.
Amerika Serikat disingkat AS
Perseroan Terbatas disingkat PT
c. Bila menyingkat tiga kata atau lebih pada akhir singkatannya dipakai
satu titik.
dan kawan-kawan disingkat dkk.
dan lain-lain disingkat dll.
Singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang
disingkat, ditulis tanpa titik.
LSI (Lembaga Survei Indonesia)
dan mata uang tidak diikuti titik.
Misalnya:
17
kg kilogram
TNT trinitrotoluen
2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau
gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
UNM (Universitas Negeri Makassar)
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.
Misalnya:
Unismuh (Universitas Muhammadiyah)
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat,
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil (lower case) dan tidak diakhiri
dengan tanda titik.
1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
Misalnya:
L (50), C (100)
2) Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, dan isi, (ii)
satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya:
18
Rp 10.000,00
3) Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada alamat.
Jalan Hertasning Baru No. 10
4) Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kita suci.
Misalnya:
Surah Annisa: 9
a. Bilangan utuh
Misalnya:
di daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung itu
7) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu
susunan kalimat diubah sehingga susunan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Pak Ali mengundang 500 orang tamu.
8) Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca.
Perusahaan kami mendapat pinjaman 250 juta.
9) Menuliskan bilangan dalam teks tidak perlu dengan angka dan huruf
sekaligus, kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya:
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem
(suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda
yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar
bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca
adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Pedoman penulisan tanda baca akan diuraikan berikut ini:
a. Tanda Titik (.)
Tanda titik adalah tanda baca yang digunakan untuk menandai
akhir dari sebuah kalimat dalam berbagai bahasa. Tanda ini terdiri atas titik
kecil yang ditempatkan di akhir suatu baris dari sebuah kalimat, seperti di
akhir kalimat.
1) Tanda Titik Dipakai pada Akhir Kalimat yang Bukan Pertanyaan
atau Seruan
2) Menggunakan tanda baca dengan benar agar tidak terjadi
kesalahpahaman.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan
kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam
penulisan karya ilmiah.
Contoh:
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh : - Anthony Tumiwa
3) Tanda Titik Dipakai pada Akhir Singkatan Gelar, Jabatan, Pangkat,
dan Sapaan
4) S.E. (Sarjana Ekonomi)
4) Tanda Titik Dipakai pada Singkatan Kata atau Ungkapan yang sudah
sangat Umum
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai
satu tanda titik.
disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu
21
6) Tanda Titik tidak Dipakai untuk Memisahkan Angka Ribuan, Jutaan,
dan seterusnya yang tidak Menunjukkan Jumlah
Contoh :
1) Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
2) Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
g. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan
Yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan
keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga
nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
3) SMA : (Sekolah Menengah Atas)
4) WHO : (World Health Organization)
7) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya
Contoh:
Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip tanda
petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf
menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau
kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.Tanda
koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai
atau Pembilangan
2) Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
3) Satu, dua, dan tiga!
2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti
`tetapi` atau `melainkan`
2) Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3) Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Anak Kalimat dari Induk Kalimatnya
Misalnya:
2) Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4) Tanda Koma Dipakai di belakang Kata atau Ungkapan Penghubung
Antarkalimat yang terdapat pada Awal Kalimat. Termasuk di
dalamnya `oleh karena itu`, `jadi`, `lagi pula`, `meskipun begitu`,
`akan tetapi`
2) ... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5) Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Kata seperti O, Ya, Wah,
Aduh, Kasihan dari Kata yang Lain yang terdapat di dalam Kalimat
23
Misalnya:
6) Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Petikan Langsung dari
bagian lain dalam Kalimat
2) "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."
7) Tanda Koma Dipakai di antara Nama dan Alamat, Bagian-bagian
Alamat, Tempat dan Tanggal, dan Nama Tempat dan Wilayah atau
Negeri yang Ditulis Berurutan.
Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
2) Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
3) Surabaya, 10 Mei 1960
4) Kuala Lumpur, Malaysia
deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah suatu rancangan penelitian
yang mendeskripsikan fenomena yang menjadi sasaran penelitian secara
alamiah. Alamiah dimaksudkan sebagai fenomena yang menjadi sasaran
penelitian dideskripsikan sebagaimana adanya. Penelitian ini dilakukan pada
tugas makalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Semester III di Kampus IAI Muhammadiyah Sinjai, Jalan Sultan
Hasanuddin No. 20 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.
B. Sumber Data
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Semester Ganjil
2019/2020 mata Kuliah Media Pembelajaran.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan dalam
mengumpulkan data penelitian yang terdiri atas:
a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Dalam
konteks ini, peneliti melihat dan mengamati secara langsung keadaan di
lapangan (Widoyoko, 2014: 46).
c. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagi teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada (Sugiyono, 2013: 330). Penggunaan triangulasi dalam
penelitian ini untuk menguatkan informasi-informsai yang terdapat pada
25
sumber data terkait dengan pokok persoalan yang sedang diteliti terutama
yang berkenaan dengan Kesalahan penggunaan bahasa dalam makalah
mahasiswa. Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi dengan
perbandingan sumber dan teori, melakukan pengecekan antar data-data
yang didapat dari observasi, dan dokumentasi yang ada.
D. Instrumen Penelitian
karena dapat membantu dan memudahkan peneliti mendapatkan informasi
seperti yang diharapkan serta menghasilkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun yang menjadi instrumen penelitian adalah
peneliti sendiri dan jenis instrumen lain yang peneliti jadikan instrumen
penelitian adalah adalah sebagai berikut:
a. Pedoman Observasi, yaitu berupa catatan-catatan yang menjadi pokok
permasalahan yang akan peneliti.
yang bisa mendukung atau bahkan berlawanan dengan hasil wawancara.
Data dokumentasi juga digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh
dari observasi.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari dokumen dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain (Sugiyono, 2013: 89).
Adapun metode yang peneliti gunakan dalam teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah model interaktif Miles dan Huberman yakni analisis data
dilakukan saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah pengumpulan data
dalam periode tertentu (Sugiyono, 2009: 246). Hal ini dijelaskan sebagai
berikut:
26
a. Reduksi data yaitu merangkum dan memilih hal-hal yang pokok dan fokus
pada hal-hal yang penting dan mencari tema yang dianggap penting dan
relevan dengan pokok penelitian yakni kesalahan penggunaan bahasa dari
segi ejaan, diksi, kalimat efektif, dan paragraf.
b. Display atau penyajian data yaitu penyajian data dalam bentuk uraian
singkat, bagan, dan sejenisnya yang merupakan lanjutan setelah data
direduksi dan melalui penyajian data tersebut, maka data tentang
kesalahan penggunaan bahasa dari segi ejaan, diksi, kalimat efektif, dan
paragraf terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga
semakin mudah dipahami.
argumentasi. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Tabel 3.1 Indikator Kesalahan Berbahasa
Jenis Taksonomi Sub Jenis Taksonomi Deskripsi
Taksonomi Kategori
tanya, tanda kurung siku,
tanda elipsi, tanda apostrof
item-item yang menjadi pokok dari penelitian ini. Adapun kode yang
digunakan dalam penelitian ini, meliputi:
Tabel 4.1. Kode Penelitian
001a1-001an Kesalahan Penulisan
002b1-002bn Kesalahan penulisan
003c1-003cn Kesalahan Penulisan
004d1-004dn Kesalahan Penulisan
006f1-006fn Kesalahan Penulisan
adalah kesalahan penggunaan tanda
kurung siku, tanda elipsi, tanda
apostrof yang berpedoman pada
Tabel 4.2. Jenis Taksonomi Kesalahan Berbahasa
Jenis Taksonomi Sub Jenis Taksonomi Deskripsi
Taksonomi Kategori
tanya, tanda kurung siku,
tanda elipsi, tanda apostrof
berbahasa, tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Temuan Kesalahan-kesalahan Penulisan Huruf
Kode Kalimat Sub Jenis
didik di kelas.
34
(Huruf Kapital)
sumber belajar, Bentuk,
atas kehadirat Allah swt.
Karena atas berkah dan
mengucapkan terimakasih.
37
Kode Kalimat Sub Jenis
yang apabila lampu OHP
siswa harus...
dari bahan-bahan yang
Penulisan Kata
dapat dilindungi dengan
cara di laminasi.
003c8 Setiap sumber belajar
memahami dan menghayati
berpandangan sempit
menerima dan memahami
disimpulkan...
Kesalahan
ambil gambarnya dengan
rekam atau di simpan
dengan format media yang
ada dapat di gunakan
rekam untuk kemudian di
serangkai.
mengucapkan
terimakasih.
gunakan untuk belajar.
Kode Kalimat Sub Jenis
rangka penguasaan...
Penulisan Tanda
lembaga...
Kesalahan
Kesalahan penulisan huruf yang ditemukan dalam makalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
tahun akademik 2019/2020, yakni kesalahan penggunaan huruf kapital dan
kesalahan penggunaan huruf miring. Rata-rata kesalahan mahasiswa dalam
45
menulis huruf kapital yakni menempatkan huruf kapital di tengah kalimat
yang seharusnya huruf kapital tidak boleh ditempatkan di tengah kalimat
jika bukan untuk menuliskan nama orang, nama negara, atau nama agama.
Adapun kode yang digunakan untuk kesalahan penulisan huruf kapital
dalam penelitian ini yakni 001a1-n.
Kesalahan penggunaan huruf miring tampak pada penulisan istilah-
istilah asing yang tidak diceta dengan huruf miring, harusnya istilah-istilah
asing tersebut harus dicetak miring. Kode yang digunakan untuk kesalahan
penulisan huruf miring yakni 001b1-n.
2. Analisis Kesalahan Penulisan Kata
Kesalahan penulisan kata yang ditemukan dalam makalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
tahun akademik 2019/2020, yakni kesalahan yang penulisan kata depan,
kata ganti, dan pemenggalan kata. Kesalahan penulisan kata depan yang
dilakukan oleh mahasiswa seperti penulisan kata didalam, seharusnya
penulisan kata di dalam penulisannya tidak dirangkai karena kata di dalam
menunjukkan kata tempat. Kode yang digunakan untuk kesalahan penulisan
kata depan 003c1-n.
mahasiswa prodi PGMI, yakni penggunaan kata ia dalam kalimat, harusnya
kata ia diganti menjadi peserta didik. Kode untuk kesalahan penulisan kata
ganti dalam penelitian ini yakni 005e1.
Kesalahan lain yang ditemukan dalam makalah mahasiswa prodi
PGMI, yakni kesalahan pemenggalan kata. Kesalahan pemenggalan kata
dapat mengubah makna kata serta menyebabkan kesalahan pembentukan
kata dalam ilmu morfologi. Kode yang digunakan untuk kesalahan
pemenggalan kata dalam penelitian ini yakni 001d1-n.
3. Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
Kesalahan penggunaan tanda baca yang ditemukan dalam makalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
46
dan tanda baca koma. Kesalahan penggunaan tanda baca koma banyak
ditemukan pada penulisan oleh karena itu. Harusnya setelah oleh karena itu
dibubuhi tanda baca koma. Kode yang digunakan untuk kesalahan
penggunaan tanda baca titik dan koma, yakni 006f1-n.
47
ditemukan bentuk kesalahan berbahasa makalah mahasiswa Prodi PGMI
Semester III Tahun Akademik 2019/2020 yakni: kesalahan penulisan huruf
yang meliputi kapital dan huruf miring. Kesalahan penulisan kata yang
meliputi kesalahan penulisan kata depan, pemenggalan huruf, dan kata ganti.
Kesalahan penulisan tanda baca yang meliputi tanda baca titik dan tanda baca
koma.
Analisis yang dilakukan oleh peneliti masih sangat terbatas pada tiga
jenis taksonomi kesalahan berbahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
agar penelitian sejenis dengan penelitian ini tetap dilakukan dengan jenis
taksonomi yang lebih luas untuk memperdalam kajian tentang kesalahan-
kesalahan berbahasa dalam makalah mahasiswa secara khusus dan teks-teks
yang lebih besar pada umumnya.
48
Berbahasa Indonesiadalam Karangan EksposisiSiswa Sekolah Menengah
Atas, BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya, Vol. 1 No. 1, Universitas Sebelas Maret, Desember 2012.
Junus, Andi Muhammad dan Andi Muhammad Fatimah Junus, Analisis
Kesalahan Berbahasa, Makassar: Badan Penerbit UNM, 2017.
Nurwicaksono, Bayu Dwi dan Diah Amelia, Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia Pada Teks Ilmiah Mahasiswa, AKSIS Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 Nomor 2, Politeknik Negeri Media
Kreatif, 31 Desember 2018.
Oktaviani, Feny., Muhammad Rohmadi., Purwadi, Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia Pada Karangan Eksposisi Siswa Kelas X MIPA (Studi Kasus Di
SMA Negeri 4 Surakarta),BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia dan Pengajarannya, Volume 6 Nomor 1, Universitas Sebelas
Maret, April 2018.
Qadrianti, Laeli, Pembinaan Bahasa Indonesia, Sinjai: CV Latinulu, 2017.
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009.
pada Makalah Karya Mahasiswa, Aksara Jurnal Bahasa dan Sastra,