20
Kimia Analisis Instrumen PENENTUAN KADAR BESI PADA RENOVIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan kadar besi dalam sampel alam dengan metode spektrofotometri sinar tampak. II. DASAR TEORI Banyak teknologi modern tergantung pada logam. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi seorang kimiawan menganalisis bijih logam untuk menentukan kandungannya dan mengembangkan metode untuk penentuan logam yang memiliki nilai komersial. Salah satu logam penting dalam teknologi dan memiliki nilai ekonomi adalah besi. Spektrofotometri banyak digunakan dalam laboratorium analisis. Kebanyakan laboratorium yang memerlukan identifikasi dan penentuan senyawa organik serta senyawa anorganik (contoh: farmasi, pupuk, tambang, dan sebagainya) menggunakan spektrofotometer. Dalam praktikum ini akan ditentukan kadar besi dalam renovit dengan metode spektrofotometri sinar tampak. Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. 1

Laporan Penentuan Kadar Besi Pada Renovit Secara Spektrofotometri Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Kimia Analisis InstrumenPENENTUAN KADAR BESI PADA RENOVIT SECARASPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAKI. TUJUAN PERCOBAANMenentukan kadar besi dalam sampel alam dengan metode spektrofotometri sinar tampak.DASAR TEORIBanyak teknologi modern tergantung pada logam. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi seorang kimiawan menganalisis bijih logam untuk menentukan kandungannya dan mengembangkan metode untuk penentuan logam yang memiliki nilai komersial. Salah satu logam penting dalam teknologi dan memiliki nilai ekonomi adalah besi. Spektrofotometri banyak digunakan dalam laboratorium analisis. Kebanyakan laboratorium yang memerlukan identifikasi dan penentuan senyawa organik serta senyawa anorganik (contoh: farmasi, pupuk, tambang, dan sebagainya) menggunakan spektrofotometer. Dalam praktikum ini akan ditentukan kadar besi dalam renovit dengan metode spektrofotometri sinar tampak.Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. Spektrometri ultraviolet-tampak merupakan metode analisa berdasarkan absorbansi molekul menggunakan radiasi ultraviolet dan cahaya tampak, dengan panjang gelombang antara 160-780 nm. Metode ini banyak digunakan dalam pengukuran kuantitatif senyawa anorganik dan organik. Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang antara 160-400 nm dan cahaya tampak yang bisa dilihat oleh manusia memilliki rentang panjang gelombang antara 400-800 nm (Muderawan, 2009).Deskripsi : Ungu: 400 420 nm Indigo: 420 440 nm Biru: 440 490 nm Hijau: 490 570 nm Kuning: 570 585 nm Jingga: 585 620 nm Merah: 680 780 nmEnergi radiasi ultraviolet dan tampak dengan panjang gelombang antara 160 780 nm berhubungan dengan transisi elektron yang terlibat dalam ikatan pada suatu molekul. Untuk molekul organik umumnya absorbansi energi radiasi pada daerah ultraviolet-tampak menyebabkan transisi elektron yang terlibat dalam ikatan pi () terutama elektron pi yang terlibat dalam sistem konjugasi. Sedangkan pada molekul anorganik absorbansi radiasi pada daerah tampak terkait dengan transisi elektron pada orbital d, dan hal ini banyak terjadi pada senyawa kompleks. Oleh karena itu, senyawa kompleks umumnya berwarna. Ada empat jenis instrumen spektroskopi yaitu: single-beam, double-beam in space, double-beam in time, and multichannel. Dalam praktikum ini instrumen spektroskopi yang digunakan adalah single-beam in space. Dalam menganalisis menggunakan spektrofotrometer UV-Vis harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:a. Pembentukan senyawa berwarnaLangkah ini dilakukan apabila senyawa yang dianalisis tidak melakukan absorbansi di daerah tampak. Dalam hal ini senyawa tersebut harus diubah menjadi senyawa lain yang dapat melakukan absorbansi atau direaksikan dengan suatu pereaksi pembentuk warna sehingga dapat menyerap sinar tampak. b. Pemilihan panjang gelombangPanjang gelombang yang diperlukan dalam suatu analisis kuantitatif secara spektrofotometri adalah panjang gelombang yang sesuai dengan absorbansi maksimum. Hal ini disebabkan karena perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah paling besar pada panjang gelombang maksimum, maka akan diperoleh kepekaan yang maksimum pula.c. Pembuatan kurva kalibrasiUntuk kurva kalibrasi, dibuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi yang diketahui. Absorbansi dari larutan standar ini diukur, kemudian dibuat grafik absorbansi (A) terhadap konsentrasi (C), kurva yang terbentuk disebut kurva kalibrasi.Penentuan besi secara spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan pengompleks orto fenantrolin diperlukan zat pereduksi untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Pereduksi yang sering digunakan NH2OH.HCl

4Fe3+ + 2NH2OH 4Fe2+ + N2O + 6H+ + H2O

Hydroxylamine

3C12H8N2 + Fe2+ [(C12 H8 N2)3Fe]2+ orange-redIon besi(II) bereaksi dengan fenantrolin membentuk kompleks jingga merah yang terbentuk pada pH 39. Kompleks yang terjadi sangat stabil dan intensitas warna tidak berubah dalam kurun waktu yang lama. Pembentukan kompleks besi phenantrolin dapat ditunjukkan dengan reaksi:

Fe2+ + 3 phen H+ Fe(phen)32+ + 3H+

+ Fe2+

Tetapan pembentukan kompleks adalah 2.510-6 pada 25oC. Besi (II) terkomplekskan dengan kuantitatif pada pH 3-9. pH 3,5 biasa direkomendasikan untuk mencegah terjadinya endapan dari garam garam besi, misalnya fosfat. Kelebihan zat pereduksi, seperti hidroksilamin diperlukan untuk menjamin ion besi berada pada keadaan tingkat oksidasi 2+.

ALAT dan BAHAN1.1 Alat Alat NoNama AlatUkuranJumlah

1Labu ukur 100 mL1 buah

2Filler-1 buah

3Gelas kimia 100 mL5 buah

4Labu takar 25 mL dan 100 mL2 buah

5Pipet tetes-2 buah

6Pipet ukur 1 mL dan 10 mL2 buah

7Gelas ukur 50 mL1 buah

8Batang pengaduk-1 buah

9Spektrofotometer UV-Vis-1 buah

3.2 Bahan BahanNoNama BahanKonsentrasiJumlah

1Larutan hidroksilaminklorida 10%30 mL

2Larutan o-phenantrolin 0,25%30 mL

3Renovit-1,48 gram

4Aquades-1 Liter

HASIL PENGAMATANNoProsedur KerjaHasil Pengamatan

Pembuatan larutan induk Fe 100 ppm

1Dibuat oleh mahasiswa secara langsung saat praktikum Menimbang 20 mg garam Mohr (Fe(NH4OH)2SO4) dan melarutkannya ke dalam 200 mL aquades. Larutan induk Fe 100 ppm bening tak berwarna.

Pembuatan Larutan Fe 1 ppm

2Sebanyak 1 mL larutan standar baku Fe(II) 100 ppm dipipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan 5ml larutan hidroksilaminklorida 10%, dan 5 ml larutan o-phenantrolin 0,25%. Encerkan labu ukur sampai tanda batas dengan menggunakan akuades. Dengan cara yang sama, buatlah larutan besi(II) 0, 2, 3, 4 dan 5 ppm. Gambar 1. Larutan Fe (II) 100 ppm bening tak berwarna

Gambar 2. Larutan hidroksilaminklorida 10% bening tak berwarna

Gambar 3. Larutan o phenantrolin 0,25% bening tak berwarna. Pencampuran larutan standar Fe (II) 100 ppm dengan 5 mL larutan hidroksilaminklorida 10% dan larutan o-phenantrolin 0,25% kemudian diencerkan sampai tanda batas menghasilkan larutan berwarna merah jernih. Hal yang sama terjadi pada larutan besi (II) 0, 2, 3, 4, dan 5 ppm berwarna merah jernih.

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

3 Ambil larutan standar besi(II) 3 ppm Buat spektrum larutan besi(II) dengan mengukur absorbansi pada range panjang gelombang 380-800 nm Tentukan panjang gelombang maksimum besi(II)-phenantrolin berdasarkan spektrum yang dihasilkan (panjang gelombang maksmum adalah panjang gelombang dimana terjadi serapan yang maksimum)

Larutan standar besi (II) 3 ppm diukur absorbansinya pada panjang gelombang 380 800 nm. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh pada besi (II) phenantrolin berdasarkan spektrum yang dihasilkan adalah 445 nm. Berikut disajikan data hasil percobaan panjang gelombang maksimum larutan standar besi (II) 3 ppm adalah sebagai berikut. (nm)Absorbansi% T

3800,14072,5

3850,16569

3900,18565,5

3950,21561,5

4000,23558,5

4050,25555,5

4100,28052,5

4150,29551

4200,3149

4250,3248

4300,3346,5

4350,33546

4400,33546

4450,33546

4500,33546

4550,33546

4600,33046,5

4650,32547,5

Pembuatan Kurva Kalibrasi

4 Ukur absorbansi larutan standar besi(II)-penantrolin 0-5 ppm menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimumnya Buat kurva dengan mengalurkan absorbansi sebagai sumbu y dan konsentrasi sebagai sumbu xCari persamaan y= ax + b dari kurva kalibrasi tersebut dan tentukan nilai a dan bData absorbansi larutan standar berbagai konsetrasi sebagai berikut. (nm)Absorbansi% T

0 ppm4450,00599

1 ppm4450,17068

2 ppm4450,26055

3 ppm4450,33546

4 ppm4450,44536

5 ppm4450,56028

Penentuan Besi Pada Sampel

5 Sebanyak 10 mL sampel (misal air ) dipipet ke dalam labu takar 100 ml. dan ditambahkan 5 ml larutan hidroksilaminklorida 10% dan 5 ml larutan o-phenantrolin 0,25% Encerkan labu ukur hingga sampai tanda batas. Ukur absorbansi larutan besi pada panjang gelombang maksimum Tentukan konsentrasi besi dengan bantuan kurva kalibrasi Sampel yang digunakan adalah Renovit yang berwujud padat dengan warna kuning pucat. Massa sampel Renovit yang digunakan yaitu 1,48 gram kemudian dilarutkan dalam 100 mL aquades menghasilkan warna kuning jernih larutan.

Gambar 4. Berat sampel Renovit bersama wadah Setelah disaring larutan sampel kembali diencerkan agar larutannya menjadi lebih jernih.

Gambar 5. Sampel Renovit yang telah diencerkan. Larutan sampel ditambahkan 5 mL larutan hidroksilaminklorida 10% dan 5 mL larutan -phenantrolin 0,25% sehingga warna larutan sampel menjadi orange.

Gambar 6. Sampel RenovitBerwarna oranye jernih setelah penambahan larutan hidroksilaminklorida 10% dan phenantrolin 0,25% Larutan sampel diukur absorbansinya dengan mengunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang maksimum 455 nm dan absorbansinya 0,17.

Gambar 7. Pengukuran absorbansi sampel Renovit dengan alat spektrofotometer. Data absorbansi larutan sampel sebagai berikut. (nm)Absorbansi% T

4450,1768

PEMBAHASANKadar besi dalam suatu sampel dapat ditentukan dengan beberapa teknik analisis. Pada percobaan ini teknik yang digunakan untuk mengetahui kadar besi pada sampel kapsul Renovit adalah dengan spektrofotometer UV-Vis. Pada saat penentuan konsentrasi besi pada sampel, dilakukan pula pengukuran larutan besi standar yang memiliki konsentrasi tertentu. Tujuannya adalah untuk membuat kurva kalibrasi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kadar besi dalam sampel Renovit kapsul. Konsentrasi besi pada sampel yang diukur akan berada pada rentang konsentrasi besi standar. Larutan besi standar yang digunakan berasal dari kristal garam Mohr dengan konsentrasi 100 ppm. Larutan besi (II) standar ini disebut sebagai larutan induk. Adapun perhitungan dalam pembuatan larutan induk 100 ppm adalah sebagai berikut: Massa garam Mohr Larutan induk 100 ppm ini diencerkan menjadi konsetrasi 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Adapun perhitungan pengambilan volume larutan induk untuk tiap konsentrasi besi (II) standar dalam 100 mL adalah sebagai berikut: Larutan besi standar konsentrasi 1 ppmV1 . M1 = V2 . M2100 mL . 1 ppm = V2 . 100 ppmV2 = = 1 mL Larutan besi standar konsentrasi 2 ppmV1 . M1 = V2 . M2100 mL . 2 ppm = V2 . 100 ppmV2 = = 2 mL Larutan besi standar konsentrasi 3 ppmV1 . M1 = V2 . M2100 mL . 3 ppm = V2 . 100 ppmV2 = = 3 mL Larutan besi standar konsentrasi 4 ppmV1 . M1 = V2 . M2100 mL . 4 ppm = V2 . 100 ppmV2 = = 4 mL Larutan besi standar konsentrasi 5 ppmV1 . M1 = V2 . M2100 mL . 5 ppm = V2 . 100 ppmV2 = = 5 mLPembuatan larutan standar 0 ppm tidak dilakukan penambahan larutan induk, karena larutan standar 0 ppm merupakan blanko.Syarat analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis yaitu sampel yang dianalisis bersifat stabil, membentuk kompleks dan larutan berwarna. Penambahan hidroksilaminklorida 10% difungsikan untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.4Fe3+ + 2NH2OH 4Fe2+ + N2O + 6H+ + H2Opada keadaan dasar, larutan besi tidak berwarna sehingga perlu ditambahkan larutan orto-fenantrolin agar membentuk kompleks besi (II) fenantrolin yang berwarna oranye. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.3C12H8N2 + Fe2+ [(C12H8N2)3Fe]2+ Kompleks berwarna oranyeAnalisis secara kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang yang ditunjukkan oleh puncak spectrum. Panjang gelombang maksimum diperoleh dari pengukuran larutan besi (II) penantrolin dengan konsentrasi 3 ppm yaitu 445 nm yang diukur pada panjang gelombang 380-800 nm. Penentuan panjang gelombang maksimum ini bertujuan agar zat-zat yang mengganggu tidak ikut terserap ataupun memberikan serapan, dalam hal ini yang akan memberikan serapan hanya logam yang dianalisis (yaitu besi) sedangkan logam lainnya tidak akan memberikan serapan. Berdasarkan pengukuran absorbansi dengan panjang gelombang maksimum 445 nm, maka didapatkan absorbansi besi (II) dalam sampel Renovit kapsul adalah 0,335.Analisis secara kuantitatif berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media sehingga diperoleh absorbansi dari larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi. Berdasarkan pengukuran tersebut, diperoleh absorbansi dari masing-masing konsentrasi larutan standar besi(II)-fenantrolin seperti tabel 1.Tabel 1. Absorbansi larutan besi (II) fenantrolin berbagai konsentrasi (nm)Absorbansi% T

0 ppm4450,00599

1 ppm4450,17068

2 ppm4450,26055

3 ppm4450,33546

4 ppm4450,44536

5 ppm4450,56028

Konsentrasi 0 ppm adalah sebagai blanko. Dari tabel di atas dapat dibuat kurva hubungan absorbansi terhadap konsentrasi menggunakan Hukum Lambert-Beer. kurva ini akan membentuk garis lurus melalui titik nol. Dengan serapan cuplikan pada kurva kalibrasi, maka konsentrasi sampel dapat ditentukan. Kurva yang diperoleh adalah sebagai berikut:Gambar 8. Kurva hubungan absorbansi terhadap konsentrasi larutan besi (II)

Persamaan garis lurus yang diperoleh dari grafik di atas adalah y = 0,105x+0,033 dengan R2 yang diperoleh yaitu 0,988. Persamaan ini akan digunakan untuk menentukan konsentrasi besi pada sampel Renovit kapsul dengan absorbansi besi sampel Renovit kapsul adalah 0,335. Adapun perhitungannya sebagai berikut:y = 0,105 x + 0,033 0,335 = 0,105 x + 0,0330,302= 0,105 x

Jadi, x = 2,87 ppm, ini adalah konsentrasi larutan besi (II) pada sampel Renovit kapsul yang telah mengalami pengenceran sebanyak 100 kali. Konsentrasi awal dari larutan besi (II) sebelum pengenceran adalah sebagai berikut: M1 x V1 = M2 x V2M1 x 10 mL = 2,87 ppm x 100 mLM1 = 28,7 ppmKonsentrasi besi pada sampel Renovit kapsul adalah 28,7 ppm. ppm = = 28,7 mg/L = 28,7 mg/ 1000 mL = 2,87 mg/100 mLsehingga, kandungan besi (II) pada sampel Renovit kapsul dalam 100 mL yaitu 2,87 mg.

Jadi, kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel Renovit adalah sebanyak 0,194%KESIMPULANBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kandungan besi (II) pada sampel Renovit kapsul dalam 100 mL yaitu 2,87 mg dengan kadar (%) 0,194 % yang mana panjang gelombang maksimum pada sampel 445 nm dan absorbansinya adalah 0,17. DAFTAR PUSTAKAFessenden, Ralph dan Joan Fesseanden. 1982. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.Hendayana, S., Kadarohman, A., Sumarna, A., dan Supriatna, A., 1994 . Kimia Analitik Instrumen, edisi ke-1 . IKIP Press . Semarang .Muderawan, I Wayan. 2009. Analisis Instrumen. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia, UNDIKSHA.Trianjaya Zuanidi. 2009. Penentuan Kadar Besi Pada Soft Water Secara Spektrofotometri di PT Coca Cola Bottling Indonesia. Karya Ilmiah. Universitas Sumatra Utara. MedanWatulingas. M.C. 2008. Aplikasi Teknik Adisi Standar Pada Penetapan Kadar Besi III Dalam Air Sungai Karang Mumus Dengan Spektronik 21-D. Universitas Mulawarman. Samarinda. Vol 6 No.1. ISSN 1693-5616.

15