Upload
syaiful-anwar
View
249
Download
32
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Pengamatan Jamur Pada Terasi
[MIKOLOGI]
A. Dasar Teori
Aspergillus sp. termasuk dalam spesies aerobik yang banyak terdapat pada
udara yang kaya oksigen. Spesies ini tumbuh di permukaan substrat terutama pada
substrat yang kaya sumber karbon, seperti monosakarida dan polisakarida.Aspergillus
juga dapat mengontaminasi roti dan kentang, serta tumbuh pada tanaman dan pohon.
Beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, namun
spesies lainnya berperan penting dalam proses fermentasi (Astuti, 2011)
Penicillium adalah golongan Ascomycetes dan berperan penting dalam
produksi makanan dan obat-obatan alami serta dapat dimanfaatkan sebagai antibiotik.
Kapang jenis ini memiliki bentuk berupa talus dengan cabang-cabang dan memiliki
hifa transparan (Astuti, 2011)
Aspergillus sp., seperti Penicillium sp., berasal dari ordo yang sama yaitu
Hypomycetes.Aspergillus sp. membentuk badan spora yang disebut konidium dengan
tangkainya konidiofor. Aspergillus sp. memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma
primer dan sterigma sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Salah satu contoh
jamur ini adalahAspergillus orizae yang digunakan untuk pembuatan tempe dan
Aspergillus flavus yang memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang pernah
ditemukan (Monruw, 2011)
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota.
Penicillium sp.memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut
konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung
pelindung seperti sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang
dihasilkannya disebut konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut
phialides sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan dari phialides yang
merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut sterigma. Beberapa
jenis Penicillium sp. yang terkenal antara lain P. notatum yang digunakan sebagai
produsen antibiotik dan P. camembertii yang digunakan untuk membuat keju biru
(Monruw, 2011)
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Isolasi Perekat
b. Deck Glass
c. Objek Glass
d. Mikroskop
e. Cawan Petri
f. Kapas Basah
g. Batang Ose
h. Bunsen
i. Rak Tabung
j. Penjepit Tabung
k. Tusuk Gigi
2. Bahan
a. Terasi
b. Media SDA
C. Cara Kerja
1. Penyiapan Sampel
a. Disiapkan bahan berupa terasi dan wadah sampel sebagai tempat inkubasi
penumbuhan jamur
b. Dimasukan kapas basah dalam wadah sampel sebagai alas terasi
c. Dimasukan terasi dalam wadah sampel
d. Didiamkan selama 1 minggu agar jamur tumbuh, dalam suhu ruangan 37º C
e. Setelah 1 minggu, terasi diamati apakah ada jamur yang tumbuh dengan
mikroskop
2. Pengamatan Jamur
a. Diambil jamur pada permukaan terasi dengan menggunakan isolasi perekat
b. Ditempelkan isolasi perekat pada objek glass
c. Diamati dengan mikroskop perbesaran 10x
d. Terasi diinkubasi ulang bila tidak ditemukan jamur
3. Inkubasi Dengan Media SDA
a. Dipanaskan media SDA diatas nyala api bunsen agar mencair
b. Diambil 1 ose media SDA, diletakan pada objek glass
c. Ditambahkan beberapa bagian terasi yang diambil dengan tusuk gigi
d. Dicampur kedua bahan tersebut, kemudian ditutup dengan deck glass
e. Objek glass dimasukan dalam cawan petri yang telah dialasi dengan kapas basah
f. Didiamkan cawan petri dalam suhu ruangan 37º C selama 1 minggu
g. Setelah 1 minngu diamati pertumbuhan jamur dengan mikroskop perbesaran
10x
h. Dicatat dan digambar hasil jamur yang didapat
D. Hasil
1. Gambar Jamur
Jenis Jamur Keterangan
E. Kesimpulan