Upload
mahamitagandari
View
34
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENGAMATAN PEKERJAAN DALAM SEKTOR PERTANIAAN
(PETANI)
KELOMPOK 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan
bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan negara kepulauan
memiliki potensi alam yang besar tidak hanya dalam bidang kelautan tapi juga dalam
pengolahan pertanian. Potensi pertanian Indonesia yang tinggi salah satunya disebabkan
wilayah indonesia yang memiliki wilayah daratan sepertiga dari luas keseluruhan ini dilewati
barisan pengunungan dunia. Hal ini menyebabkan wilayah daratan Indonesia sangat subur.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sebagian besar penduduk Indonesia bermata
pencaharian sebagai petani. Itulah mengapa selain disebut sebagai sebagai negara maritim,
Indonesia juga disebut sebagai negara agraris.
Menurut Perlindungandan pemberdayaan petani (2013) Petani adalah warga negara
Indonesia perseorangan dan atau beserta keluarganya yang melakukan Usaha Tani di bidang
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan atau peternakan.
Seorang petani untuk melakukan usahanya demi menghasilkan jumlah panen yang besar
tentunya membutuhkan tenaga kerja baik teknologi maupun batuan pestida yang sering
dipakai untuk merawat tanaman atau membunuh hama penggangu tanaman misalnya saja
tikus.Banyak paparan yang diterima oleh seorang petani misalnya saja kimia,biologi dan
fisikaa. Dari pemakain pestisida yang sering digunakan petani tentunya akan menimbulkan
resiko karena sifat toksiknya pada manusia serta dampaknya terhadap lingkungan dan
ekosistem.
Sektor pertanian merupakan salah satu jenis pekerjaan yang mempunyai risiko yang
tinggi bagi pekerjanya. Kondisi lingkungan yang ekstrim serta cara dan penggunaan
teknologi dalam mengelola lahan yang masih cukup tertinggal dibandingkan wilayah lain
menentukan tingkat kesehatan dan keselamatan petaninya.
Menurut National Cancer Institute, petani paling berisiko untuk penyakit seperti leukimia,
limfoma non-Hodgkin, myeloma, sarkoma, kanker kulit, bibir, perut, otak, dan prostat.Ini
karena petani terpapar senyawa kimia dari pestisida, emisi mesin, pupuk, fungisida, dan
bahan bakar, termasuk virus binatang dan debu. Karena itu, petani perlu lebih mewaspadai
paparan tersebut dengan memakai perlindungan yang lengkap sebelum mulai bekerja
Petani selaimn membutuhkan alat mereka juga membutuhkan program demi
kemajuan usaha yang digelutinya.Apalagi ditambah dengan masalah gagal panen yang biasa
dialmi petani.Disini petani membutuhkan modal kembali untuk memulai usaha nya misalkan
saja program koperasi unit desa yang dapat membantu petani dengan meminjamkan uang
agar dapat memulai mekukan aktivitas pertanian kembali.Selain menghidupkan lagi program
tersebut aparat desa juga dapat menambah program baru misalnya saja program pertanian
sehat.
1.2Rumusan Masalah
Apa definisi seorang petani
Adakah faktor lingkungan yang mempengaruhi petani
Bagaimana program yang tepat untuk seorang petani
1.3Tujuan
Untuk mengetahui definisi seorang petani
Untuk mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi petani
Untum mengetahui program yang tepat bagi seorang petani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi petani
Seorang Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian
sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu petani
pemilik lahan, petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan, dan buruh tani. Secara
umum, petani bertempat tinggal di pedesaan dan sebagian besar di antaranya, terutama yang
tinggal di daerah-daerah yang padat penduduk di asia Tenggara, hidup di bawah garis
kemiskinan.(Witrianto,2013)
Menurut Perlindungandan pemberdayaan petani (2013) Petani adalah warga negara
Indonesia perseorangan dan atau beserta keluarganya yang melakukan Usaha Tani di bidang
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan atau peternakan.
Amri Marzali membedakannya menjadi peladang atau pekebun, peisan (dari bahasa
Inggris Peasant), dan petani pengusaha atau farmer. Sebagian besar petani yang ada di
Indonesia merupakan peisan atau petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan
pertanian yang mereka miliki.
Menurut Sajogya dan Pudjiwati Sajogya (1990 : 160), masyarakat desa atau petani
dibagi dua kelompok, yaitu:
a) Buruh tani Buruh tani merupakan golongan yang mempunyai posisi paling rendah,
karena buruh tani tidak memiliki lahan sama sekali. Mereka hanya bermodal tenaga untuk
mendapatkan pekerjaan guna memperoleh sesuatu demi kelangsungan hidupnya. Biasanya
mereka hidup dalam keadaan yang miskin. Buruh tani berada ditingkat terendah dalam
lapisan masyarakat. Mereka tidak mungkin jatuh lebih rendah lagi.
b) Petani bebas Petani bebas ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) Petani bebas kecilPada umumnya mereka mengerjakan tanah sendiri atau terkadang
mengerjakan sawah dasar bagi hasil. Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mencatri
upah.
(2) Tuan tanah besar di dalam usaha pertanian mereka hanya menjalankan fungsi
sebagai pengelola, sehingga mereka jarang sekali mengerjakan sendiri pekerjaan kasar.
Masalah perolehan pinjaman mereka dapat meminjam dengan melalui Dinas Pertanian.
Berbagai kegiatan dilakukan oleh seorang petani mulai darri menamam hingga memanem
dan dalam proses nya tersebut petani juga bergantung kepada tenaga kerja ,alat teknologi dan
yang tak asing lagi pestisida yang sering digunakan memupuk sawah, dan dalam
penggunanan pestida yang tidak tepat petani petani dan ekosistem sawah yang akan
menerima resiko,bisa dibayangkan bila hal ini terus-terus terjadi selain kerusakan
ekosistem ,penyakit tertentu juga mungkin akan dialami seorang petani.
2.3 Program petani
Seorang petani membutuhkan program yang dapat menolong usahanya untuk
memajukan pertanian yang dikerjakannya. Salah satu program yang tak asing bagi seorang
petani adalah Koperasi Unit Desa atau yang sering disingkat KUD. KUD menjadi tumpuan
harapan petani di daerah kerjanya serta merupakan salah satu kelembagaan agribisnis dalam
mendukung pengembangan system agribisnis di pedesaan. Agar KUD dapat melakukan
peranannya dengan baik, maka KUD harus dikelola secara produktif, efektif, dan efisien
untuk mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat
sebesarbesarnya bagi anggotanya, sehingga mampu bersaing dengan badan usaha yang
lainnya. Pengelolaan yang dimaksud adalah seluruh komponen yang ada dalam perusahaan
seperti pemasaran, produksi, keuangan, personil, pembelian, system informasi manajemen
dan organisas.
koperasi Unit Desa adalah suatu Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk
desa dan berlokasi didaerah pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencangkup satu wilayah
kecamatan. Pembentukan KUD ini merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian
yang kecil dan banyak jumlahnya dipedesaan. Selain itu KUD memang secara resmi
didorong perkembangannya oleh pemerintah. (Andi,2012)
Menurut instruksi presiden Republik Indonesia No 4 Tahun 1984 Pasal 1 Ayat (2)
disebutkan bahwa pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat menjadi pusat layanan
kegiatan perekonomian didaerah pedesaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pembangunan nasional dan dibina serta dikembangkan secara terpadu melalui program
lintas sektoral. Adanya bantuan dari pemerintah tersebut ditujukan agar masyarakat dapat
menikmati kemakmuran secara merata dengan tujuan masyarakat yang adil makmur akan
juga tercapai dengan melalui pembangunan dibidang ekonomi, misalnya dengan
memberikankredit kepada pihak-pihak yang ekonominya masih lemah atau rakyat kecil
terutama didaerah pedesaan Dalam menjalankan usaha koperasi diarahkan pada usaha yang
berkaitanlangsung dengan kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha maupun
kesejahteraannya. Melihat kebutuhan anggota beraneka ragam.
Selain menghidupkan lagi program koperasi unit desa aparat desa dapat menambahkan
program baru misalnya program pertanian sehat.
Menurut (Samsudin,2012) Pertanian sehat adalah proses budidaya tanaman yang
memprioritaskan pada penggunaan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan, mudah dan
murah untuk mendapatkannya dengan tetap menjaga produktifitas dan kualitas hasil
pertanian,salah tujuan utama dari pertanian sehat adalah mengurangi ketergantungan petani
terhadap penggunaan sarana pertanian kimia sintetik dengan tetap menjaga tingkat
produktifitas pertanian mereka,hal tersebut dapat dilakukan dengan mengganti pupuk kimia
menggunaka pupupuk organik atau dengan penggunaan pupuk kimia sintetik yang
mengandung nitrogen seperti urea sebagai pupuk awal (starter) dengan dosis berdasarkan
analisa kandungan hara lahan.Dari usaha-usaha program tersebut diharapkan petani akan
mendapatkan keuntungan ekonomis kepada petani secara langsung dengan mengurangi biaya
usaha tani dan tingkat produktifitas yang tinggi serta menyehatkan petani dan
konsumen.Selain hal tersebut program ini diharapkan dapat melestarikan kembali
keseimbangan ekosistem pertanian.
http://perundangan.pertanian.go.id/admin/file/UU%20No.19%20Tahun
%202013%20Perlindungan%20&%20Pemberdayaan%20Petani.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15156-Chapter1-620268.pd
Marzali, Amri, Konsep Peisan dan Kajian Masyarakat Pedesaan di Indonesia, Universitas
Indonesia, Jakarta.
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=1d99e75fb92e419d
http://www.smecda.com/e-book/KUD_dmasa_datang.pd
http://pertaniansehat.com/read/2010/06/10/apa-dan-bagaimana-pertanian-sehat.html