Laporan Pengembaraan Rifki

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemetaan gua cukang lemah

Citation preview

LAPORAN PENGEMBARAAN

PENDOKUMENTASIAN SKETSA GUA DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi anggota penuh

MAPALA STTG

Oleh

Rifki Muhamad RamdanNIA. AM. 004 WAMAHASISWA PECINTA ALAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT 2014LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBARAAN

Telah disahkan Laporan Pengembaraan Pengembangan Data Pemetaan Gua Cukang Lemah dan Pembuatan Film Dokumenter yang dilaksanakan di Kawasan Karst Kp. Cisarongge, Desa Wakap, Kecamatan Bantar Kalong, Kabupaten Tasikmalaya.Disahkan pada:

_________________Pembimbing administrasi

Ahmad Timbul Sholeh

NIA. M. 041 GKPembimbing LapanganSopian Sumardi

NIA. M. 047 BC

Mengetahui,

Ketua MAPALA STTG

Ade Muhamad Marjanudin

NIA. M. 046 BC

Divisi Pendidikan

Sopian Sumardi

NIA. M.047BC

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatnya penulis diberi kesehatan walafiat sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan kegitan pengembaraan yang menjadi tugas penulis sebagai salah satu syarat menjadi aggota penuh MAPALA STTG .

Penulis menyadari, terwujudnya kegiatan ini tiada lain berkat doa, bimbingan saran, motivasi, bantuan dari berbagai pihak Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Allah SWT yang selalu memberikan berkah, rahmat, dan kasih kepada Penulis, sehingga Pengembaraan serta Laporan ini dapat terselesaikan;2. Orang Tua tercinta, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang tidak pernah putus;3. Roni Kadar Ginanjar, S.Pd, dan Sopian Sumardi sebagai pendamping/ pembimbing lapangan yang selalu mengingatkan, memotivasi, dan memberikan pencerahan selama kegiatan ini dilaksanakan;

4. Hani Haviani Nurasiah, A.Md dan Ahmad Timbul Sholeh, ST sebagai pendamping administrasi yang terus mengontrol masalah administrasi sampai laporan ini terselesaikan;

5. Pengurus MAPALA STTG periode 2014/2015 yang telah memberikan bantuan, peringatan, serta motivasi sehingga terlaksananya pengembaraan ini hingga penyusunan laporan;

6. Seluruh Anggota MAPALA STTG, yang turut memberikan dorongan, motivasi, serta bimbingan;7. Rekan-rekan seperjuangan MAPALA STTG angkatan XIV Windu Anoraga, atas semangat, kerjasama dan kesabaran selama pengembaraan ini dilaksanakan;8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Garut, 13 Desember 2014PenulisDAFTAR ISIHalamaniKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

ivDAFTAR GAMBAR

vDAFTAR TABEL

viDAFTAR LAMPIRAN

BAB I 1PENDAHULUAN

11.1.Latar belakang

11.2.Identifikasi Masalah

11.3.Tujuan dan Sasaran

21.4.Rumusan Masalah

21.5.Batasan Masalah

21.6.Hasil yang Diharapkan

21.7.Metode Penelitian

21.8.Sistematika Penulisan

BAB II 4TINJAUAN PUSTAKA

42.1Pengertian Gua

42.1.1Proses terbentuknya gua

52.2Susur gua (caving)

62.3Safety Procedure Dalam Penelusuran Gua

72.4Peralatan Penelusur Gua

72.4.1Personal Equipment(pribadi)

82.4.2Team Equipment(peralatan tim)

112.5Klasifikasi Tingkat Pemetaan Gua

112.6Definisi Peta

122.7Klasifikasi Tingkat Peta Gua

122.8Manfaat Peta Gua

122.9Arah Survey/ Pengambilan Data

122.10Metode Survey/ Pengambilan Data

132.11Klasifikasi Pemetaan Gua

142.12Ornamen-Ornamen Dalam Gua

162.13Dokumentasi

172.14Peralatan Dokumentasi

BAB III 18HASIL DAN PEMBAHASAN

183.1Berita Acara

183.2Peserta Pengembaraan

203.3Pembimbing Lapangan

203.4Pembimbing Administrasi

213.5Deskripsi kegiatan

213.5.1Pekerjaan Dokumentasi

213.5.2Pekerjaan Descriptor

223.6Metode Eksplorasi

293.7Hasil Pendataan Gua Cukang Lemah

303.8Pengolahan Data

333.9Peta Gua Cukang Lemah

333.10Brackdown pembuatan Film Dokumenter

333.11Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

333.12Operasional

333.13Anggaran Biaya Pengembaraan

333.14Perlengkapan

BAB IV 34PENUTUP

344.1Kesimpulan

344.2Saran

35DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBARHalaman14Gambar 2.1 goardam

15Gambar 2.2 Flaowstone

15Gambar 2.3 Pearls / mutiara gua

15Gambar 2.4 Stalaktit

16Gambar 2.5 stalakmit

16Gambar 2.6 Moonmilk

16Gambar 2.7 pilar/ Column

30Gambar 3.1 Data gua dalam Ms Excel

31Gambar 3.2 Data gua dalam Ms Excel di copy ke notepad

32Gambar 3.3 Menyimpan dengan format svx (Survex Extention)

32Gambar 3.4 Klik process untuk menampilkan ekstensi lain

32Gambar 3.5 Ekstensi lain yang dihasilkan process

33Gambar 3.6 Klik Extend pada file format survex process data

33Gambar 3.6 Klik Extend pada file format survex process data

DAFTAR TABELHalaman15Tabel 3.1 Data pemetaan gua cukang lemah

16Tabel 3.1 Data pemetaan gua cukang lemah (Sambungan)

17Tabel 3.1 Data pemetaan gua cukang lemah (Sambungan)

17Table 3.2 Data pemetaan gua cukang lemah hasil eksplorasi

18Table 3.2 Data pemetaan gua cukang lemah hasil eksplorasi (sambungan)

19Table 3.2 Data pemetaan gua cukang lemah hasil eksplorasi (sambungan)

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Berita acaraLampiran 2 Daftar peralatanLampiran 3 Sketsa dan peta gua cukang lemahLampiran 4 Brackdown pembuatan Film Dokumenter

Lampiran 5 Dokumentasi

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar belakang

Gua merupakan suatu lorong bentukan alamiah di bawah tanah yang bisa dilalui oleh manusia.Gua bermanfaat sebagai fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan makro ekosistem di luar gua. Maka, perlu adanya eksplorasi untuk membuat sebuah peta sebagai acuan dasar untuk mendokumentasikannya.

Peta gua didukung dengan data yang akurat dan penggambaran sketsa yang baik. Berdasarkan data yang telah ada dari hasil pengembaraan salah satu anggota MAPALA STTG yakni Nur Asiah, Hani Siti Haviani (2012) yang belum ditindak lanjuti menjadi sebuah peta, maka perlu penyusuran kembali untuk membuat sketsa gua agar memudahkan untuk membuat peta mengingat pentingnya peta gua.

Mengingat belum adanya video dokumenter eksplorasi gua Cukang Lemah, maka perlu adanya informasi secara visual untuk memperkuat gambaran tentang kondisi dan karakter gua yang sebenarnya. Dalam Pengembaraan ini penulis bertugas sebagai tim pendokumentasian baik sketsa gua itu sendiri maupun video dari pemetaan gua cukang lemah. Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas maka laporan pengembaraan ini berjudul PENDOKUMENTASIAN SKETSA GUA DAN DOKUMENTASI KEGIATAN 1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada laporan ini adakah sebagai berikut:

1. Belum adanya sketsa gua Cukang Lemah;

2. Belum adanya pendokumentasian dari pemetaan gua Cukang Lemah.

1.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari laporan ini yakni adanya sketsa gua dan pendokumentasian gua cukang lemah dengan sasaran :

1. Adanya sketsa gua Cukang Lemah;

2. Adanya pendokumentasian berupa video dan foto.1.4. Rumusan MasalahRumusan masalah kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat sketsa peta gua cukang lemah?2. Bagaimana caranya pendokumentasian pemetaan gua?1.5. Batasan Masalah

Batasan kegiatan ini adalah sebaga berikut

1. Sketsa peta dibuat dalam kertas kalkin;2. Pendokumentasian berupa gambar dan video. 1.6. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari laporan ini adalah adanya sketsa dan pendokumentasian peta gua cukang lemah.1.7. Metode PenelitianMetode yang digunakan mengacu pada pengembaraan pemetaan gua oleh anggota MAPALA STTG angkatan Apis Dorsata. Dimana pada pengambaraan tesebut dibuat sebuah manajemen secara garis besar dengan tiga tahap (ASC,89:2013), yaitu sebagai berikut:

1. Pra pelaksanaan;

2. Pelaksanaan;

3. Pasca pelaksanaan.

1.8. Sistematika PenulisanDalam laporan pengembaraan ini terdapat sistematika penulisan yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut:1.8.1 BAB I PendahuluanBab ini berisikan latar belakang dari pembuatan laporan ini. Lingkup permasalahan yang menerangkan masalah yang terjadi pada obyek penelitian, tujuan penelitian yang membahas tentang hasil akhir yang ingin dicapai, batasan masalah untuk memudahkan dalam pembuatan perangkat lunak. Metodologi penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan yang mendeskripsikan isi laporan secara singkat.1.8.2 BAB II Tinjauan Pustakayang berfungsi untuk menunjukan bagaimana karyanya berkaitan dengan karya orang lain dan untuk mengkontekstualisasikan penelitiannya. Ada dua macam pustaka yang harus dikaji. Pertama, pustaka konseptual yang ditulis oleh otoritas dalam bidang yang diteliti, yang menawarkan gagasan atau pendapat, teori atau pengalaman, yang diterbitkan dalam bentuk buku, makalah, atau artikel. Kedua, pustaka penelitian yang memberikan hasil penelitian dan pembahasannya yang telah dilakukan dalam bidang yang diteliti, dan disampaikan dalam bentuk makalah dan laporan penelitian. Dua, pustaka tersebut harus meliputi dua jenis pustaka, yakni pustaka yang berkaitan dengan metodologi / methodological literature dan pustaka yang berkaitan dengan topik / topic literature. Dengan demikian tinjauan pustaka ini harus menujukan posisi penelitian terhadap penelitian lainnya, menunjukan pemahaman terhadap topik penelitian, dan menunjukan metodologi berikut metode yang sesuai dengan topik penelitian, atau yang dapat menjawab pertanyaan penelitian, menghantarkan kepada tujuan penelitian, dan menyelesaikan masalah penelitian;1.8.3 BAB III Hasil dan PembahasanDengan tujuan menjelaskan data dan temuan sejelas mungkin, di mana data mengacu kepada apa yang terjadi sebagai konsekuensi dari apa yang dilakukan atau prosedur penelitian yang digunakan, dan pembahasan menerangkan arti data yang diperoleh. Dalam pembahasan juga harus ditunjukan signifikansi data, berdasarkan hubungan satu tahap dengan tahap lainnya serta hubungannya dengan tujuan penelitian dan batasan masalahnya. Bab ini dapat disusun mengikuti tahap-tahap dalam kerangka kerja konseptual;1.8.4 BAB IV kesimpulan dan saranYang didasarkan hanya pada bab Hasil dan Pembahasan. Kesimpulan merupakan pernyataan tentang apa yang ditemukan dalam penelitian sebagai respon atas tujuan yang dinyatakan dalam bab Pendahuluan, serta kontribusi atau konsolidasi dengan penelitian sebelumnya. Sementara saran berisi rekomendasi penelitian berikutnya untuk menindaklanjuti temuan dan atau kelemahan yang ada;BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian GuaMenurut situs (https://rumahradhen.wordpress.com) [1] bahwa gua adalah Gua adalah suatu lubang di tanah, atau di batuan, atau di gunung yang terbentuk secara alamiah. Jadi bentukan-bentukan seperti gua yang dibuat manusia sebenarnya tidak dapat dikelompokan sebagai gua, tapi lebih tepat sebagai suatu terowongan.

Gua adalah suatu bentukan alam yang umumnya terjadi akibat adanya suatu proses alam yang melubangi batuan. Bisa berbentuk suatu lorong yang panjang, gelap dan berkelok-kelok, tetapi dapat pula sebagai suatu ceruk dalam. Secara umum dikenal terjadi pada dua batuan yang jauh berbeda, yaitu pada batu gamping yang sangat intensif dan luas kejadiannya, dan pada kasus-kasus khusus di aliran lava basalt, tetapi dapat pula terjadi pada semua jenis batuan yang mengalami tingkat abrasi / erosi yang kuat melewati struktur-struktur tertentu.2.1.1 Proses Terbentuknya GuaMenurut aitus (https://rumahradhen.wordpress.com) [1] bahwa banyak gua-gua terjadi karena penggalian yang disebabkan oleh kekuatan hempasan ombak terhadap dinding batu karang yang terus menerus. Sebagian lagi dari gua-gua itu berada di bawah lapisan permukaan bumi. Gua-gua semacam ini biasanya adalah bekas aliran sungai di bawah tanah yang berhasil mengikis hanyut lapisan batu-batuan yang empuk seperti batu kapur. Yang lainnya lagi terbentuk oleh goncangan gempa gunung berapi yang menggeser lapisan permukaan batu-batuan kulit bumi, atau oleh letusan yang disebabkan lahar panas.

Jenis gua yang paling lain di Amerika Serikat ialah yang terbentuk dengan cara terkikis hanyutnya lapisan batu kapur yang tebal. Proses pengikisan ini dikerjakan oleh aliran air yang mengandung zat karbon dioksida di Indiana, Kentucky, dan Tennessee, dimana terdapat landasan batu-batu kapur yang luas dengan tebal rata-rata 175 kaki, maka bentuk gua di situ adalah sangat besar dan dalam. Pada sejumlah gua ditemukan lubang atau pintu pada dinding atapnya. Lubang semacam Ini disebut dengan istilah lubang seng. Caranya lubang itu berbentuk mula-mula disebabkan oleh karena permukaan tanah itu menampung sejumlah air. Tetapi air itu lama kelamaan meresap ke bawah sehingga membentuk lubang yang dalam. Beberapa gua mempunyai bentuk serambi bertingkat dengan tiang-tiang penunjang atau balok-balok karang dalam keadaan satu menindih yang lainnya. atau balok-balok karang dalam keadaan satu menindih yang lainnya. Tetapi pada banyak gua, setelah gua itu terbentuk, sungai-sungai di bawah tanah itu mengalir terus sampai mendapatkan tingkat lapisan yang lebih rendah, sehingga gua itu ditinggalkan begitu saja oleh aliran sungai itu dalam keadaan kering.

Sering kali terjadi bahwa tetesan air yang jatuh dari atas atap gua itu mengandung sedikit zat kapur atau bahan mineral lainnya. Apabila sebagian dari air itu menguap lenyap, maka sebagian dari pada bahan mineral itu akan tertinggal. Lambat laun bahan-bahan yang mengendap ini membentuk stalagtite, yakni sejenis tiang kapur yang menyerupai batu-batuan es berujung tajam, yang menggelantung dari atas permukaan atap gua itu. Air yang jatuh menetes dari stalagtite itu ke atas dasar gua lalu membentuk tiang-tiang batu yang disebut STALAGMITE

2.2 Susur gua (caving)

Menurut (http://irmadwii.blogspot.com) [2] mengatakan bahwa Pengertian dan Sejarah Susur Gua 'Caving' yakni Caving berasal dari kata Cave (Gua). Sedangkan orang yang menelusuri gua disebut caver. Jadi caving bisa diartikan sebagai kegiatan penelusuran gua yang mana merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Speleologi. Sedangkan Speleologi secara morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Spalion yaitu Gua dan Logos berarti ilmu. Jadi, secara harfiah Speleologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang gua, tetapi karena perkembangan speleologi itu sendiri, spleologi juga mempelajari tentang lingkungan disekitar gua.Ada Beberapa Pengertian Susur Gua "Caving' menurut para ahli yaitu1. Menurut IUS (International Union of Speleology) anggota komisi X UNESCO PBB : Gua adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat dimasuki orang.

2. Menurut R.K.T.ko (Speleologiawan) : Setiap ruang bawah tanah baik terang maupun gelap, luas maupun sempit, yang terbentuk melalui system percelahan, rekahan atau aliran sungai yang membentuk suatu lintasan aliran sungai dibawah tanah.

2.3 Safety Procedure dalam Penelusuran GuaMenurut situs (http//naturline.com) [3] mengatakan bahwa Kalangan penelusur gua memiliki motto keselamatan SEDIA PAYUNG SEBELUM MENDUNG sehingga tidak cukup bersiaga dikala ada gejala bahaya namun justru harus jauh sebelum itu. Maka estimasi perubahan situasi harus senantisa diperhatikan. Tingginya jam terbang, pengetahuan, keterampilan dan senioritas tidak cukup dijadikan patokan keamanan karena apa yang bakal dihadapi didalam gua tidak seorangpun dapat memastikan. Oleh karena itu terdapat beberapa pencegahan kecelakaan sebagai berikut: 1) Tidak memaksakan kondisi badan untuk menelusuri gua bila badan kurang sehat;

2) Keterampilan kurang terutama pada gua vertical (skill);3) Peralatan tidak lengkap, kurang terawatt dan sudah uzur (kelayakan peralatan;

4) Kesiapan mental kurang (emosional/stress);

5) Anggota terlemah adalah patokan standar penelusuran, apabila anggota terlemah mengalami gangguan maka saat itu juga penelusuran harus dihentikan tanpa dapat ditawar lagi;

6) Jumlah anggota kelompok tidak kurang dari 4 (empat) orang;

7) Jangan masuk gua di musim hujan,seorang penelusur gua pada masa ini biasanya cuti kegiatan dan hanya diisi dengan latihan ringan atau memperdalam pengetahuan maupun skill;8) minta ijin kepada orang tua, aparat daerah setempat dan instansi terkait sekaligus berpamitan dengan sejujurnya tentang tujuan dan lokasi kegiatan, perhatikan dengan cermat sertapatuhi segala wejangan atau nasihat mereka;

9) tinggalkan pesan sebagai berikut:

1. Hari, tanggal penelusuran;

2. Nama pemimpin kelompok, alamat, no telepon;

3. Nama, alamat, telepon anggota lain;

4. Tujuan memasuki gua (ilmiah/olah raga/wisata);5. Nama gua, lokasi (dusun, desa, kecamatan, kabupaten);

6. Kapan mulai masuk gua pukul berapa, dan rencana keluar pukul berapa;

7. Formulir diberikan kepada pejabat dan instansi berwenang setempat dan di temple di kaca mobil;

8. Isi foemulir sebagai berikut:

APABILA SAMPAI PUKUL..BELUM KELUAR GUA MAKA MUNGKIN TELAH TERJADI KECELAKAAN, MAKA HARAP SEGERA MELAPOR KEPADA LURAH, POLISI DAN MEMINTA BANTUAN DENGAN MENGHUBUNGI:

NAMA, ALAMAT, NOMOR TELEPON SEGALA BIAYA/UANG YANG DIPERLUKAN UNTUK MENERUSKAN BERITA INI AKAN DIGANTI DUA KALI LIPAT.

2.4 Peralatan Penelusur Gua

Menurut situs (http://dewabejo.wordpress.com) [4], pada dasarnya peralatan Caving dibagi menjadi dua:2.4.1 Personal Equipment(pribadi)

Peralatan pribadi yang digunakanterdiri dari:

1. Helm Speleo

Helm yang digunakan dirancang untuk mampu menahan benturan maupun jatuhan batu. Helm ini dirancang mampu menahan jatuhan batu dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu. Mempunyai bagian yang berupa pita yang adjustable digunakan untuk mengikatkan helm pada kepala kita. Pada bagian depan terpasang peralatan tambahan yang berfungsi sebagai alat penerangan.

2. Boom (Generator Carbide)

Alat ini berupa tabung yang dihubungkan dengan sebuah slang ke helm. Terdiri dari dua bagian, tabung alas berguna untuk menampung air, yang dilengkapi dengan regulator saluran gas dan lubang tempat pengisian air. Tabung bawah digunakan untuk mengisi karbit.

3. Alat penerangan, ada dua macam:

1) Elektrik (senter, head lamp, dll.)

2) Non elektrik (karbit, lilin, dll.)

4. Cover All

Adalah sebuah pakaian khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini berfungsi untuk melindungi tubuh kita dari gesekan dan menahan panas tubuh kita pada gua yang berair.

5. Sepatu

Sepatu yang biasa digunakan adalah sepatu karet dan scpatu yang biasa digunakan militer. Keduanya punya kelemahan dan kelebihannya masing-masing.

6. Sarung tangan

Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali ataupun melindungi tangan dari gesekan dengan dinding gua yang tajam dan kasar.

7. Pelampung

Peralatan ini biasa digunakan di gua yang memiliki kedalaman air tanah yang cukup dalam, pelampung digunakan untuk menghindari atau menyelamatkan dari kondisi tenggelam.8. SRT set.

Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, karena beberapa peralatan yang ada disesuaikan dengan ukuran tubuh pemakai. Dalam satu set SRT tcrdiri dari:

1) Seat Harness digunakan untuk mengikat tubuh yang dipasang pada pingggang dan paha;

2) Ascender, peralatan ini digunakan untuk naik atau memanjat lintasan (tali), ascender dibedakan menjadi hand ascender digunakan untuk dipegang ditangan dan chest ascender, digunakan dengan diikatkan di dada;

3) Descender, digunakan untuk memuat lintasan atau tali;

4) Chest Harness, digunakan unhik mengikatkan sit harness dengan dada.

5) Cows tail, dibuat dengan tali dinamik yang disimpul dengan salah satunya tali lebih pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai pengaman/tambatan pengaman. Tali yang panjang digunakan untuk menghubungkan Hand ascender dengan tubuh. Dikedua ujung cowstail tersebut dipasang 2 karabiner delta non screw;

6) Foot loop, digunakan untuk pijakan kaki dan dihubungkan dengan ascender. Ada beberapa macam bentuk foot loop yang biasa digunakan.2.4.2 Team Equipment (peralatan tim)

Peralatan tim yang digunakanterdiri dari terdiri dari:

1. TaliTali yang digunakan harus benar-benar mempunyai kwalitas yang baik dan memerlukan perawatan yang baik pula.

2. LaddersLadders atau tangga tali biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu (lebih kecil dari diameter tali yang digunakan untuk verticalCaving). Ladders sangat efektif untuk digunakan pada pitch pendek, dengan bentuk lintasan overhang.

3. Tali Pita (Webbing)

Berbentuk tabung ataupun pipih (plate), sangat berguna untuk pemasangan tambatan alam, deviasi, maupun bentuk tambatan lainnya. Lebar webbing yang dianjurkan untuk digunakan lebih besar atau sama dengan 30 mm. Ukuran 25 mm jangan sekali-kali digunakan. Dengan simpul tertentu kedua ujung webbing ini disambungkan untuk kemudian dijadikan penambat.

4. Padding

Padding adalah pelindung tali dari gesekan. Biasanya dibuat bahan kaltun terpal yang radial. yang kuat menerima gesekan.

5. Carabiner (cincin kait)

Fungsi alat ini sebagai pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Tiap produk Carabiner yang ada telah mengalami uji kekuatan dari pabriknya untuk tarikan vertical maupun horizontal.

6. Pengaman Sisip

Pengaman Sisip adalah peralalan tambahan untuk membuat tambatan. Penggunaan pengaman sisip sangat tergantung pada bentuk bawaan batuannya. Pemasangan yang bagus dan tepat sangat menentukan kekuatannya, tetapi perlu diperhatikan pada waktu akan dilewati jangan sampai terangkat kearah luar. Pengaman sisip yang talinya menggunakan nylon harus Iebih mendapat perhatian, karena lebih tidak tahan jika melucur gesekan dibandingkan dengan yang mengggunakan kawat baja.Pengamanan atau pemasangan pengaman sisip harus selalu dilatih untuk mengetahui/ mendapatkan instink pemasangan yang benar dan aman, mengetahui bentuk berbagai bentuk celah yang disesuaikan dengan bentuk pengaman sisip yang digunakan.

7. Paku PittonAdalah salah satu bentuk pengaman tambahan yang berbentuk seperti palm, yang ditanamkan pada celah vertical maupun horizontal. Pittonakan sangat berguna pada beberpa jenis batuan, dart dengan pengalaman yang cukup untuk penelusuran gua vertical.Penempatan pitton harus dengan cermat dan hati-hati, penempatan yang baik adalah tegak lurus dengan bidangnya pemilihan jenis pitton harus sesuai dengan bentuk celahnya (verticalhorizontal). Pitton dipasang dengan dipukul menggunakan hammer speleo, bunyi benturan pada saat dipukul antara pitton dengan batuannnya bisa dipakai untuk menentukan kekuatan pemasangan pitton tersebut.

8. Bolts

Pada penelusuran gua vertical jika kita tidak bisa menemukan natural anchor, maupun pemasangan pengaman sisip lainnya, maka satu- satunya pilihan adalah pemasangan bolts (bor tebing). Dengan bolts maka penelusur gua bisa menempatkan titik tambatan di tempat yang diinginkan.Ukuran yang digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis batuan yang akan dibor maupun beban yang akan diterima, ukuran standard yang biasa digunakan adalah 3 mm.

9. Hanger

Peralatan ini adalah pasangan dari bolts. Hanger ini digunakan untuk menambatkan tali.

10. Driver

Digunakan untuk mengebor dinding/tebing

11. Hammer

Digunakan untuk mengetes batuan yang akan digunakan untuk anchor, maupun untuk mengebor tebing.

12. Tackle Bag

Tas khusus untuk penelusuran gua, terbuat dari bahan terpal yang tahan gesekan.

13. Pulley

Berbentuk kerekan, yang prinsip kerjanya untuk memperingan penarikan beban. Biasanya digunakan untuk rescue.

14. Alat Bantu

Adapula alat bantu yang dapat digunakan, antara lain:

1) Roll module;2) Bombement Deviatur.

2.5 Klasifikasi Tingkat Pemetaan GuaAda beberapa macam klasifikasi dalam pemetaan yaitu:1. Grade 1

Peta dibuat dari gambar atau sketsa tanpa skala yang benar dan dibuat diluar gua dengan dasar ingatan si pembuat terhadap loronglorong yang digambar.

2. Grade 2

Peta dibuat didalam gua tanpa skala yang benar tanpa menggunakan alat ukur apapun hanya berdasarkan perkiraan.

3. Grade 3

Sketsa dibuat dalam gua dengan bantuan kompas dan tali yang ditandai tiap-tiap meternya, memiliki ketelitian pengukuran satuan 2, 5, posisi stasiun 5 meter, dilakuan jika waktu sangat terbatas, penggunaan clino meter sangat diperlukan.

4. Grade 4

Pengukuran telah menggunakan kompas, clino meter, topofil atau meteran dari bahan lain.

5. Grade 5

Pengukuran dengan kkompas prismatik dan clino meter dengan kesalahan ukur 0,50, pita ukur fiberglas dengan kesalahan ukur kurang dari 10 meter. Instrumen dikalibrasikan terlebih dahulu. Center lain diajukan disurvey, menggunakan leap frog methode. Peralatan dianjurkan memakai Kompas Sunto type KB14/360R dan Clino meter Sunto type PM5/360PC.

2.6 Definisi PetaMenurut (HIKESPI, 2009: 68) [5] definisi peta yaitu:

1. Merupakan suatu gambaran 2 dimensi dengan sekala lebih kecil dari suatu bidang 3 dimensi yang mempunyai batas batas tertentu.;2. Suatu gambaran proyeksi dengan sekala lebih kecil dari medan sebenarnya. 2.7 Klasifikasi Tingkat Peta Gua

Tingkat peta gua diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Kelas A : semua detail dibuat berdasarkan hafalan luar kepala;

2. Kelas B : detail lorong dicatat dalam gua berdasarkan perkiraan;

3. Kelas C :detail lorong diukur pada stasiun survey;

4. Kelas D : detail diukur pada stasiun survey dan antar stasiun.

Berikut ini contoh kombinasi Grade dan Kelas:

1. Grade 3 B/ 3C;

2. Grade 5C/ SD.

2.8 Manfaat Peta GuaMenurut (HIKESPI, 2009: 68) [5] manfaat peta gua yaitu:1. Merupakan bukti otentik bagi penelusur gua, sebagai penulusuran yang pertamakal menelusuri goa tersebut;2. Membantu para ahli dalam mempelajari Biospeologi, Hidrologi, Arkeologiataupun ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan Speleologi;3. Untuk mencari korelasi dengan goa-goa disekitarnya atau System Perguaan yangada disekitarnya;4. Untuk kepentingan Pertahanan dan Keamanan Nasional ( HANKAMNAS );5. Sebagai data rekaman keadaan gua saat itu ( biasanya dilampiri foto );6. Untuk memudahkan / menentukan dalam pengembangan obyek wisata gua dibidang pariwisata.

2.9 Arah Survey/ Pengambilan Data1. Top to Bottom

Adalah pengukuran dimulai dari Etrance gua dan berakhir pada ujung lorong gua atauakhir dari lorong gua tersebut.

2. Bottom to Top,

Adalah kebalikan dari Top to Bottom yaitu pengukuran dimulai dari ujunglorong sampai pada entrance gua.

2.10 Metode Survey/ Pengambilan Data1. Forward Methode

Dimana pembaca alat dan pencatat berada pada stasiun 1 (pertama) danpointer (target) berada pada stasiun 2 (kedua), setelah pembacaan alat selesaipointer maju ke stasiun selanjutnya yang telah ditentukan oleh leader danpembaca alat maju tepat pada posisi pointer tanpa merubah titik stasiun tempatberdiri pointer sebelumnya, begitu seterusnya.

2. Leap Frog Methode

Pada metode ini pembaca alat berada pada stasiun kedua sedangkan pointerpada stasiun pertama, setelah pembacaan alat selesai pointer maju langsung menuju stasiun ketiga sedang pembaca alat tetap pada stasiun kedua danmelakukan pembacaan alat lagi, setelah pembacaan selesai pembaca alatlangsung menuju stasiun keempat dan melakukan pembacaan alat lagi dengansasaran stasiun tiga, begitu seterusnya.

2.11 Klasifikasi Pemetaan Gua

Peta Gua ada beberapa jenis sesuai dengan metode penggambaran yang kita gunakan.Jenisjenis peta gua merupakan faktor pendukung untuk memudahkan pembacadalam memahaminya.Adapun jenisnya adalah:

1. Plan View/ Plan Section

Yaitu Peta Gua yang digambarkan dalam bentuk tampakdari atas. Yang ditampilkan adalah bentukan arah lorong gua jika dilihat dari atassesuai hasil pengukuran dari Kompas.

2. Extended Section,

Yaitu Peta Gua digambarkan dalam bentuk tampak sampinggambar gua digambarkan dalam bentuk memanjang tanpa proyeksi, yang terlihathanya perubahan sudut Elevasi Gua/ Sudut Kemiringan/Keterjalan Lorong sesuaihasil pengukuran Klinometer.

3. Projected Section/ Projected Elevation

Yaitu Peta Gua yang digambar dalambentuk tampak samping akan tetapi diproyeksikan dengan Plan Section/ TampakAtas.

4. Cross Section

Yaitu Gambar Peta Gua yang digambar dalam bentuk tampakdepan. Cross Section biasanya berupa sayatan dari Plan Section.

5. Peta Gua 3 Dimensi (3D) Perspektif,

Adalah Gambar Peta secara visualmendekati dengan kenyataan sesunguhnya. Stasiun dan detailnya mengunakansumbu X, Y, dan Z. sumbu X dan Y, untuk menentukan koordinat stasiun padabidang datar. Sumbu Z untuk menentukan posisi stasiun berdasarkan elevasinyaterhadap titrik 0.2.12 Ornamen-Ornamen Dalam GuaMenurut situs (http://mapalaunisi.org) [6] mengatakan bahwa Salah satu keindahan yang dapat ditemukan di dalam gua adalah bentukan batuan atau biasa disebut dengan ornamen gua. Ornamen tersebut dapat terbentuk ribuan bahkan jutaan tahun. Berikut ini adalah beberapa jenis ornamen yang terdapat di dalam gua. 1. Gourdam, bentuknya seperti petak - petak sawah dan biasanya terdapat di lantai gua dan terbentuk dari aliran air yang ada didalam gua.

Gambar 2.1 goardam

2. Flaowstone, mempunyai bentuk yang menyerupai lilin dan menempel pada dinding gua, warnanya putih atau cokelat, tergantung dari larutan yang di bawahnya.

Gambar 2.2 Flaowstone3. Kanophi, yaitu batuan dinding gua yang terkena arus sungai sehingga berbentuk mengatung.

4. Pearls / mutiara gua, yaitu ornamen yang bentuknya mirip mutiara, pearl ini merupakan kumpulan batu kalsit yang berkembang didalam kolam. Butiran-butirannya terdiri dari ion-ion putih yang warnanya bersinar.

.Gambar 2.3 Pearls / mutiara gua5. Stalaktit, yaitu ornamen gua yang berbentuk memanjang dan berujung runcing dari atas kebawah serta menempel di langit-langit gua.

Gambar 2.4 Stalaktit6. Stalakmit, yaitu bentukan yang menyerupai stalaktit namun terdapat di lantai gua yang terbentuk karena adanya tetesan air sehingga menghasilkan endapan (evaporasi).

Gambar 2.5 stalakmit7. Sodastrow, yaitu stalaktit yang berbentuk sedotan, biasanya merupakan stalaktit yang masih muda.8. Helaktit, yaitu stalaktit yang bercabang-cabang.

9. Banconlite sheet, yaitu stalaktit yang berhelai-helai.

10. Moonmilk,yaitu batuan yang menempel pada langit-langit gua seperti stalaktit namun bentuknya mengembang dan berwarna putih.

Gambar 2.6 Moonmilk11. Pilar / Column, adalah stalaktit dan stalakmit yang menyatu.

Gambar 2.7 pilar/ Column2.13 Dokumentasi

Menurut situs (http//Wikipedia.com) [7] Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku, undang-undang dan sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan,penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunajan untuk mendapatkan keterangan dan pengetahuan penerangan dari bukti. 2.14 Peralatan Dokumentasi Peralatan dokumentasi yaitu peralatan yang mempermudah dalam mendokumentasi kan sebuah kegiatan, yaitu:1. Kamera, merupakan suatu piranti untuk membentuk dan merekam suatu Bayangan potret pada lembaran film.

2. Charger, merupakan piranti yang digunakan untuk mengisi energi kedalam baterai (isi ulang) dengan memasukan arus listrik melaluinya. Arus listrik yang dimasukan tergantung pada teknologi dan kapasitas baterai yang diisi ulang tersebut.3. Tripod, merupakan alat stan untuk membantu agar badan kamera bisa berdiri dengan tegak dan tegar. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kelelahan fotografer dalam mengambil gambar dan mengurangi noise yang ditimbulkan oleh guncangan tangan fotografer. BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Berita Acara

Berita acara untuk pemberangkatan pengembaraan dengan judul Pengembangan Data Gua Cukang Lemah dan Pembuatan Film Dokumenter dengan jumlah peserta 7 (tujuh) orang ini diumumkan oleh Ketua MAPALA STTG pada tanggal 7 Desember 2014 pukul 18.15 WIB bertempat di sekretariat. Dengan diumumkannya berita acara tersebut, maka tim yang mengajukan pengembaraan kepada penguruh telah diizinkan untuk berangkat ke lapangan. 3.2 Peserta PengembaraanPeserta pengembaraan ini berjumlah 7 (tujuh) orang, yaitu 1 (satu) orang dari angkatan Bara Caldera dan 6 (enam) orang dari angkatan Windu Anoraga.1. Nama : Riyadh Syabilul Mukminin

TTL

: Garut, 28 April 1990

No. Anggota : AM. 006 BC

Alamat : Perumahan Buana Residence, blok L, No. 1, Kelurahan Kota

Kulon, Kec. Margawati, Kab. Garut

Jurusan : Teknik Informatika 2011

No. Hp : 08996000181

2. Nama : Tintin KartiniTTL

: Garut, 24 April 1993No. Anggota : AM. 002 WA Alamat : Kp. Bongkor, RT/ RW 03/ 08, Ds. Cintarakyat, Kec. Samarang, Kab. Garut.

Jurusan : Teknik Sipil angkatan tahun 2011No. Hp : 08992789833

3. Nama : Fahmy Khalid Ibrahim

TTL

: Garut, 29 April 1992No. Anggota : AM. 003 WA

Alamat : Jl. Bratayuda, Kp. Pasantren Sukadana, RT/ RW 02/ 21, Ds. Kota Kulon, Kec. Garut Kota, Kab. Garut

Jurusan : Teknik Industri angkatan tahun 2012No. Hp : 0896044872914. Nama : Rifki Muhamad Ramdan

TTL

: Garut, 1 Februari 1994No. Anggota : AM. 004 WA Alamat : Kp. Cimareme, RT/ RW 02/ 01, Ds. Cimareme, Kec. Banyuresmi, Kab. Garut.

Jurusan : Teknik Industri angkatan tahun 2012

No. Hp : 0857212934065. Nama : Aziman Fathurahman

TTL

: Garut, 25 Agustus 1995No. Anggota : AM. 005 WA Alamat : Jl. Pembangunan, Ds. Karang mulya, Kec. Tarogong kidul, Kab. GarutJurusan : Teknik Industri angkatan tahun 2012No. Hp : 0896511168026. Nama : Abdul Jawad

TTL

: Garut, 7 Juli 1994No. Anggota : AM. 006 WA Alamat : Kp. Cibangban, RT/ RW 02/ 10, Ds. Karangmulya, Kec. Karangpawitan, Kab. Garut.

Jurusan : Teknik Industri angkatan tahun 2012No. Hp : 0823173376177. Nama : Dede Syaban AlmutaqinTTL

: Garut, 4 Januari 1995No. Anggota : AM. 007 WA Alamat : Kp. Talaga Hilir, RT/ RW 03/ 06, Ds. Talaga, Kec. Pasirwangi, Kab. Garut.

Jurusan : Teknik Industri angkatan tahun 2012No. Hp : 087718326642

3.3 Pembimbing LapanganPengembaraan ini team dibimbing dan didamping oleh Sopian Sumardi yang merupakan Anggota MAPALA STTG angkatan Bara Caldera. Adapun informasi contact Pembimbing Lapangan Penulis adalah sebagai berikut:

Nama

:Sopian Sumardi

TTL:Garut, 27 Maret 1993

No. Anggota:M. 047 BC

Alamat:Jl. Otista BLK No. 260 Kp. Babakanloa RT/RW 05/08 Ds. Sukagalih Tarogong Kidul Kab. Garut

No. Hp:085723830607

3.4 Pembimbing Administrasi

Pada pengembaraan ini, pembimbing administrasi adalah Ahmad Timbul Sholeh, ST yang merupakan anggota MAPALA STTG angkatan Gunung Kabut. Adapun informasi contact Pembimbing Administrasi adalah sebagai berikut: Nama

: Ahmad Timbul Sholeh, ST TTL

: Garut, 27 Maret 1991 No. Anggota: M. 43 GK Alamat

: Jl. Pasir Pogor, RT/RW 01/05, Kel/Des paminggir, Kab. Garut No. Hp

: 0857203221233.5 Deskripsi KegiatanBerdasarkan kesepakatan bersama, penulis dipecaya sebagai divisi dokumentasi dan deskriptor selaku divisi dokumentasi dan descriptor, penulis harus membuat daftar peralatan yang dibutuhkan untuk dokumentasi dan memahami tentang descriptor. 3.5.1 Pekerjaan Dokumentasi3.5.1.1 Pra pelaksanaanPada pra pelaksanaan penulis dipercaya sebagai pendokumentasi dan juga menyiapkan semua kebutuhan untuk pendokumentasian, adapun alat-alat yang dibutuhkan oleh pendokumentasi yaitu: Table 3.1 kebutuhan untuk pendokumentasianNoNama AlatJumlah

1Kamera + Charger3 set

2Cardreader 1 buah

3Laptop1 buah

3.5.1.2 Pelaksanaan

Pada waktu pelaksanaannya pendokumentasian dimulai dari persiapan pemberangkatan sampai dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tim, foto terlampir.3.5.1.3 Pasca pelaksanaanPada waktu pasca pelaksanaan dalam pendokumentasian penulis bertugas memilih foto dan video yang berkualitas baik, foto terlampir.3.5.2 Pekerjaan Descriptor3.5.2.1 Pra PelaksanaanSebagai descriptor,dalam pra pelaksanaan penulis menyiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu:

1. Perlengkapan pribadi

1) Helm;

2) Headlamp;3) Sepatu boots; 4) Wearpack/ baju panjang.2. Perlengkapan tim

Sebagai seorang descriptor perlengkapan yang dibutuhkan yaitu:

1) Kertas kalkir;

2) Pensil;

3) Papan dada;

4) Penghapus;

5) Data gua yang didapat dari dalam laporan pengembaraan salah satu anggota MAPALA STTG yakni Nur Asiah, Hani Siti Haviani (2012).

3.5.2.2 Pelaksanaan

Pada waktu pelaksanaan descriptor bertugas untuk membuat sketsa gua per stasioner dan menginformasikan arah bidikan dan jarak antara shooter dan stasioner.

Ketika pelaksanaan penulis mengalami kesulitan dikarnakan kurang pengetahuannya mengenai menggambar sketsa guayang berdampak menyita waktu tim dan sedikit membuat kepanikan tim, maka penulis menerima keputusan untuk diambil alih dari posisi sebagai descriptor dan mengganti tugas menjadi leader. Terdapat beberapa pertimbangan dalam perganttian posisi tersebut yaitu untuk efektifitas waktu, karena descriptor paling krusial dalam hal peta dan masalah waktu.

3.5.2.3 Pasca Pelaksanaan

Pada waktu pasca pelaksanaan penulis merapihkan data sebelum di olah, sketsa gua terlampir.3.6 Metode EksplorasiDalam Eksplorasi Gua Cukang Lemah, tim melakukan pengembangan data pengembaraan angkatan Apis Dorsata MAPALA STTG, dimana data tersebut belum dikembangkan menjadi sebuah peta. Pada pengembaraan ini, tim melakukan eksplorasi untuk menggambarkan peta dari data tersebut sehingga diperlukan eksplorasi kembali untuk memastikan stasiun dan sketsa gua.Adapun metode yang digunakan adalah Forward method, dimana surveyor dan pencatat berjalan secara berurutan sampai stasiun terakhir (sesuai data) dengan arah survey Top to bottom yaitu dari mulut gua sampai ujung gua/ akhir stasiun. Karena berdasarkan data yang ada, arah surveynya Top to bottom.

Dalam kegiatan ini, tim membawa data pemetaan pengembaraan angkatan Apis Dorsata MAPALA STTG yang belum diwujudkan menjadi peta. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut:Tabel 3.1 Data pemetaan gua cukang lemahNama Gua : Cukang LemahTanggal Survey :18 Maret 2012Pembidik Percatatan

Lokasi :TasikmalayaTinggiDinding

SasiunJarakKompasClinoKirikanan

Darike

0136034-30Langit

12330315-30Langit

23475330-15Langit

34550304-20Langit

45764285-2017

56303307-2017

67403240-1517

78801300-20200

89617290-1020

99a5105225600

910525260-14200

1011523315-4200

1111a7755002025

1112461316-14165

1213322345-28400

1314672295-2250

141543547-47

1515a5841453

151636234010

1617387323-15

1717a40031411

1718464347-19

1819462325-8

1919a2303443

1919b27522-7

19202563432

2021257326-9

2122440326-9

22231702658

2324263260-35

2424a18535080

242596243-11

Nama Gua : Cukang LemahTanggal Survey :

18 Maret 2012Pembidik Percatatan

Lokasi :TasikmalayaTinggi Dinding

SasiunjarakKompasClinoKiri kanan

25261602922

2627473285-6

27284742395

2829612258-9

2929a34730619

2930185237-8

30313092791

31324302858

3233180266-25

3334109227-8

3434a555285-5

3434b22528413

3435337317-17

3536153295-32

36372002706

3737a8035030

3737b40022037

3737c2102264

3738180286-24

383912734019

3939a2232207

3940300244-12

4041487266-7

4142368168-16

4242a252350-20

4243163273-7

4344376214-8

4444a4029732

4445300246-12

4546473318-7

4647885309-3

4747a297275-24

4748190326-8

48494102805

Ketika eksplorasi sedang dilaksanakan, tim mengalami keganjalan data yaitu pada stasiun 48 ke 49 dan seterusnya, dimana data tersebut tidak sesuai dengan kondisi gua tersebut yaitu mengenai jarak, tinggi, kompas dan clino. Maka, dengan kondisi tersebut Penulis selaku Koordinator membuat keputusan untuk membuat data baru yang sesuai dengan kondisi gua tersebut yaitu melakukan pengambilan data kembali dari stasiun 48 ke 49 dan seterusnya hingga ujung gua (ditandai dengan kolom warna kuning dan font/ tulisan yang dibold/ ditebalkan). Maka data pemetaan tersebut menjadi sebagai berikut:Table 3.2 Data pemetaan gua cukang lemah hasil eksplorasiNama guaCukang Lemah

LokasiKp. Csarongge, Ds. Wakap, Kec. Bantarkalong, Kab. Tasikmalaya

Tanggal Ekplorasi07-08 November 2014

SasiunJarakKompasClinoTinggiDinding

DarikeKirikanan

192025634322005038

2021257326-9808084

2122440326-9932874

222317026581078351

2324263260-3525045156

2424a185350801146535

242596243-1125012494

2526160292210516145

2627473285-610147145

272847423951049462

2829612258-9475090

2929a347306194764120

2930185237-88822325

30313092791838542

313243028581104959

3233180266-2517711138

3334109227-815417775

3434a555285-51604292

3434b22528413353035

3435337317-171107757

3536153295-32555070

3637200270677105200

3737a8035030301520

3737b400220373001508

3737c2102264913168

3738180286-2415013234

383912734019300400500

3939a223220770250180

3940300244-12300120340

4041487266-76610052

4142368168-161302000

4242a252350-2010010070

4243163273-7230165100

4344376214-8500194125

4444a402973227015050

4445300246-1220014215

4546473318-71806543

Nama guaCukang Lemah

LokasiKp. Csarongge, Ds. Wakap, Kec. Bantarkalong, Kab. Tasikmalaya

Tanggal Ekplorasi07-08 November 2014

SasiunJarakKompasClinoTinggiDinding

DarikeKirikanan

4647885309-320098104

4747a297275-24802050

4748190326-8843450

484941028055075153

4950200315105014150

505128023025004352

515222022010500237257

5252a208175140000

5252b4002703035000

5252c327704030000

5253120250-25202526

53543002202513315327

5455250240201302725

555638027552330205

5657950205320172173

5758390852520079224

58595401408200185310

5960900110311045120

3.7 Hasil Pendataan Gua Cukang LemahGua Cukang Lemah terletak Kp. Cisarongge, Ds. Wakap, Kec, Bantarkalong, Kecamatan, Tasikmalaya dengan koordinat mulu gua 070 31 47,8 LS dan 1080 04 46,1 BT. Gua ini merupakan gua horizontal dengan lebar mulut gua 298 cm dan tinggi mulut gua 17 m. untuk memasuki gua tersebut tidak diperlukan peralatan khusus sebagaimana gua vertical, akan tetapi cukup dengan menggunakan peralatan pribadi dan webbing, karena untuk menuju mulut gua tersebut harus menuruni tebing yang tidak terlalu curam yaitu dengan kemiringan -30 (clino). Jarak dari home stay (Rumah Bapak Memed) menuju gua tersebut adalah 500 m dengan waktu 30 menit melewati pesawahan warga.Gua Cukang Lemah merupakan gua memiliki karakteristik gua yang berair. Mulut gua ini ditutupi oleh semak-semak, disekitar gua terdapat pohon-pohon yang ditanam warga untuk kepentingan kelangsungan hidup warga. Didalam gua tersebut dihuni oleh jenis-jenis hewan seperti kelelawar, laba-laba dan jenis serangga lainnya.

3.8.1 Sejarah Singkat Gua Cukang LemahBerdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Dusun Setempat/ Ketua RT Setempat, nama Cukang Lemah diambil berdasarkan bentukan mulut gua itu sendiri dimana terdapat dua batu besar yang saling berhimpit dan membentuk sebuah cukang dan ditutupi oleh tanah, masyarakat dahulu menghawatirkan tanah tersebut lemah dan bisa saja terperosok jika dilalui/ diinjak. Maka, dinamakanlah gua tersebut dengan nama Gua Cukang Lemah.3.8.2 Manfaat Gua Cukang LemahBerdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Dusun Setempat/ Ketua RT Setempat. Masyarakat Kp. Cisarongge memanfaatkan gua Cukang Lemah sebagai sumber air bersih, pengaran sawah warga, dan keperluan lain.

3.8 Pengolahan Data

Pengolahan data pemetaan menggunakan software yang bernama Survex. Survex merupakan software yang bermanfaat untuk pembuatan peta gua.

Adapun Langkah-langkah Pengolahan data menggunakan Survex adalah sebagai berikut:

a. Salin data kedalam Ms. Excel seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Data gua dalam Ms Excel

b. Kopi (Copy) Data Stasion, Kompas dan Clino dan Paste-kan kedalam Notepad (Judul Kolom jangan terbawa);c. Ketik *Begin Stasion pada awal tulisan dan akhiri dengan *End Stasion;

Gambar 3.2 Data gua dalam Ms Excel di copy ke notepadd. Save/ simpan dengan format svx (Survex Extention) pada akhir nama file dengan syarat tipe all format;

Gambar 3.3 Menyimpan dengan format svx (Survex Extention)

e. Klik kanan pada File data (format svx), kemudian pilih Process. Maka akan muncul file survex berekstensi lain seperti Log File, 3d, dll;

Gambar 3.4 Klik process untuk menampilkan ekstensi lain

Gambar 3.5 Ekstensi lain yang dihasilkan processf. Klik kanan pada file format survex process data, pilih Extended untuk melihat tampak samping.

Gambar 3.6 Klik Extend pada file format survex process data

Gambar 3.6 Klik Extend pada file format survex process data3.9 Peta Gua Cukang Lemah

(Terlampir)

3.10 Brackdown pembuatan Film Dokumenter

(Terlampir)

3.11 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Kegiatan pengemvaraan ini dilaksanakan di Gua Cukang Lemah dengan koordinat mulut gua 070 31 47,8 LS dan 1080 04 46,1 BT yang berlokasi di Kp. Cisarongge, Ds. Wakap, Kec. Bantarkalong, Kab. Tasikmalaya dengan titik koordinat home stay 070 31 51,3 LS 1080 04 34,3 BT. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Jumat 07 November sampai dengan Minggu 09 November 2014.3.12 Operasional3.12.1 Rencana Operasional(Terlampir)

3.12.2 Operasional Terlaksana

(Terlampir)

3.13 Anggaran Biaya Pengembaraan

(Terlampir)3.14 Perlengkapan

(Terlampir)

BAB IV

PENUTUP4.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :1. Dari tugas dokumentasi, dalam pengambilan foto kegiatan yang diambil hanya kegiatan-kegiatan tertentu seperti pemberangkan, pengambilan data gua karna dalam pendokumentasian sendiri itu sudah ada tim dokementer yang terus siap dalam mendokentasikan kegiatan.

2. Dari tugas descriptor, Pada waktu pelaksanaan descriptor bertugas untuk membuat sketsa gua per stasioner dan menginformasikan arah bidikan dan jarak antara shooter dan stasioner.

Ketika pelaksanaan penulis mengalami kesulitan dikarnakan kurang pengetahuannya mengenai menggambar sketsa guayang berdampak menyita waktu tim dan sedikit membuat kepanikan tim, maka penulis menerima keputusan untuk diambil alih dari posisi sebagai descriptor dan mengganti tugas menjadi leader. Terdapat beberapa pertimbangan dalam perganttian posisi tersebut yaitu untuk efektifitas waktu, karena descriptor paling krusial dalam hal peta dan masalah waktu. 4.2 SaranBerdasarkan penyusunan laporan dan kesimpulan diatas, hal-hal dibawah ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk kegiatan selanjutnya:1. Dokumentasi, untuk pendokumentasian apabila ada 2 divisi yang bekerjanya sama seperti dokumentasi dan documenter lebih baik hanya ada satu divisi dilihat dari tujuan kegiatan tersebut.2. Descriptor, dari tugas descriptor lebih baik diisi oleh orang yang mengerti dalam pembuatan sketsa karena descriptor dapat menentukan cepat atau lamanya waktu pemetaan.DAFTAR PUSTAKA1. Pengetian gua. Diakses dari https://rumahradhen.wordpress.com, pada tanggal 10-03-2015 pukul 13.30 WIB.

2. Pengertian susur gua. Diakses dari http://irmadwii.blogspot.com, pada tanggal 18-05-2014 pukul 16.57 WIB.3. Safety procedure dalam penelusuran gua. Diakses dari http://naturline.com/prosedur/ penelusaran-gua/, pada tanggal 10-03-2015 pukul 16.57 WIB.4. Pengenalan Peralatan Penelusuran Gua Caving. 2010 Diakses dari http://dewabejo.wordpress.com/2011/02/10/pengenalan-peralatan penelusuran -gua- Caving/, pada tanggal 18-05-2014 pukul 16.57 WIB,5. Manfaat peta gua , diklat HIKESPI, 2009: 686. Jenis-jenis ornamen gua. Diakses dari http://mapalaunisi.org/macam-macam -ornamen-gua/, pada tanggal 03-03-2015 pada pukul 12.00 WIB.7. Pengertian pendokumentasian. Diakses dari http://Wikipedia.com/ 2012/03/01/pengertian-dokumtasi/, pada tanggal 03-03-2015 pada pukul 12.00 WIB. 8. Nur Asiah, Hani Siti Haviani. Laporan Pengembaraan Penelusuran Gua Cukang Lemah. 2012. Garut 1