Upload
jannatul-fitri
View
356
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan tetap asam basa senyawa organik
Citation preview
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
SATUAN PROSES II
SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I :
1. Anadiya Morlina (061330401007)
2. Ariyo Dwisaputra (061330401008)
3. Canna Suprianofa (061330401009)
4. Dara Cita Mammoria (061330401010)
5. Jannatul Fitri (061330401011)
6. M. Bahrul Ullumudin (061330401012)
7. Maria Ulfa Srisundari (061330401014)
KELAS : 4 KD
DOSEN PEMBIMBING : Taufiq Jauhari, S.T., M.T.
LABORATURIUM TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN 2015
SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK
I. Tujuan Percobaan
- Mengenal dan memahami sifat fisika asam dan basa senyawa organik.
- Mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatik dan aromatik.
II. Alat yang digunakan
Kertas lakmus
Spatula
Tabung reaksi
Pipet ukur
Bola karet
Pipet tetes
Kaca arloji
III. Bahan yang digunakan
NaOH
HCl
H2SO4
Ethanol
Metanol
Kloroform
KOH
Pentanol
Butanol
Heksan
Minyak sayur
IV. Dasar Teori
Istilah asam berasal dari bahasa bahasa Latin “acetum”, yang berarti cuka. Sedangkan
istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Tentunya kalian masih penasaran
mengenai asam dan basa secara mendalam. Berikut paparannya.
1. Asam
Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion
hodronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama dikemukakan oleh
Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
Menurut Arrhenius, senyawa asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+. Sifat khas yang dimiliki senyawa asam diantaranya, dilihat dari rasa
senyawa asam akan berasa masam ketika dilarutkan dlaam air, dilihat dari sentuhan terhadap
kulit senyawa akan terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat, dilihat
dari kereaktifannya senyawa asam sangat mudah bereaksi dengan kebanyakan logam atau
dengan kata lain korosif terhadap logam, dan jika dilihat dari daya hantar listriknya senyawa
asam merupakan senyawa elektrolit walaupun bukan senyawa ionik. Senyawa asam memiliki
berbagai kegunnaan. Senyawa asam sering digunakan untuk menghilangkan karat dari logam
dalam proses yang disebut “pengawetasaman” (pickling). Senyawa asam juga dapat
digunakan sebagai sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang
digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida
merupakan bagaian dari asam lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk memecah
protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim
pepsin. Selain itu, senyawa asam juga digunakan sebagai katalis misalnya, asam sulfat sangat
banyak digunakan dalam proses alkilasi pada pembuatan bensin. Beberapa contoh senyawa
asam.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut: Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap
logam.
Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.
Berikut ini jenis-jenis asam :
Jenis Asam Kuat/Lemah Terdapat Pada
Asam askorbat Lemah Buah-buahan
Asam karbonat Lemah Minuman berkarbonat
Asam sitrat Lemah Jeruk
Asam etanoat Lemah Cuka
Asam laktat Lemah Susu basi
Asam klorida Kuat Lambung
Asam nitrat Kuat Pupuk
Asam fosfat Kuat Cat anti karat
Asam sulfat Kuat Aki
2. Basa
Secara umum definisi dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air. Basa merupakan lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur
atau senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan
untuk basa kuat. Jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH)
dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan
basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion
OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Menurut Arrhenius, basa adalah
senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-. Sifat khas yang dimiliki
senyawa asam diantaranya, mempunyai rasa yang pahit atau getir, dapat mengubah warna zat
lain, seperti lakmus, bersifat kaustik khususnya untuk basa-basa kuat, artinya dapat merusak
kulit kita, menetralkan sifat asam, dan terasa licin di tangan karena senyawa basa (khususnya
basa kuat) dapat bereaksi dengan lemak pada kulit dan membentuk lapisan sabun. Beberapa
contoh senyawa basa.
Jenis Basa Kuat/Lemah Terdapat Pada
Amonia Lemah Bhan pembuat pupuk
Kalsium hidroksida Kuat Obat untuk mengurangi keasaman tanah
Kalsium Oksida Kuat Bahan pembuat semen
Magnesium hidroksida Kuat Tablet untuk mengurangi asam lambung
Natrium hidroksida Kuat Bahan pembuat sabun
Pengidentifikasian Senyawa Asam dan Basa
Berdasarkan pengertian asam-basa menurut Arrhenius beserta sifat-sifatnya, suatu
senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. Adapun suatu senyawa yang bersifat
basa dalam air jika ada ion OH-.
Untuk mengetahui apakah suatu larutan mengandung ion H+ atau ion OH-, kalian dapat
mengujinya dengan cara yang paling sederhana yang biasa dilakukan di laboratorium, yaitu
dengan menggunakan kertas lakmus. Jangan sampai kalian mencicipi larutan tersebut karena
hal itu sangat berbahaya.
Ada dua jenis kertas lakmus yang kita kenal, yaitu kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Beberapa identikasi yang menandakan jika suatu larutan bersifat asam atau basa,
yaitu:
Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami
perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat asam.
Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami
perubahan warna, yaitu berwarna biru, maka larutan tersebut berifat basa.
Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan
warna, maka larutan tersebut bersifat basa.
Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami perubahan
warna, yaitu berwarna merah, maka larutan tersebut berifat asam.
Jika kertas lakmus merah ataupun biru dicelupkan pada larutan netral, maka kartas
lakmus tidak akan mengalami perubahan warna, tapi tidak bersifat asam ataupun basa.
Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan
pH paper universal penggunaannya hanya dengan menyamakan warna pada kertas lakmus
dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang
telah ada.
Perbedaan nilai pH melalui pengukuran dengan menggunakan kedua alat tersebut
antara lain karena kurang teliti dalam mencocokkan warna pada pH paper universal dan
kekurangan dalam menetralkan pH meter yang telah digunakan untuk menguji bahan
sebelumnya sehingga terkontaminasi dan nilai pH dari bahan kurang tepat.
Nilai pH larutan fenol diukur dengan pH paper universal sebesar 5 dan diukur dengan pH
meter sebesar 6.60. dengan demikian, larutan fenol bersifat asam.
Dari hasil pengukuran diperoleh larutan fenol, metanol dan etanol mempunyai nilai pH < 7.
Jadi ketiga larutan tersebut bersifat asam. Larutan asam benzoate dan asam asetat juga
bersifat asam, tetapi kedua larutan tersebut mempunyai pH yang lebih kecil fenol, metanol
dan etanol. Hal ini menunjukan bahwa asam asetat dan asam benzoat memiliki tingkat
keasaman yang lebih tinggi dari fenol, metanol dan etanol.
Hasil pengukuran pH pada difenilamin dan anilin menunjukan bahwa difenilamin
mempunyai tingkat keasaman yang lebih tinggi dari pada anilin. Dari hasil pengukuran
difenilamin dan anilin menunjukan bahwa kedua larutan tersebut mempunyai pH < 7 yang
artinya bersifat asam, padahal seharusnya kedua larutan tersebut bersifat basa. Difenilamin
dan anilin merupakan contoh dari basa lemah dan keduanya termasuk basa aromatik, yakni
senyawa bersifat basa yang mempunyai gugus aromatik. Meskipun difenilamin dan anilin
merupakan senyawa aromatik, namun pada gugus fungsinya mempunyai orbital kosong
untuk menerima proton sehingga kedua larutan tersebut termasuk contoh dari basa aromatik.
Sifat fisik dan kimia bahan yang digunakan :
1. Natrium Hidroksida
Rumus Umum : NaOH
Rumus molekul NaOH Massa molar : 39,9971 g/mol
Penampilan zat : padat putih
Densitas : 2,1 g/cm³, padat
Titik lebur : 318 °C (591 K)
Titik didih : 1390 °C (1663 K)
Kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20 °C)
Kebasaan (pKb) : -2,43
Natrium hidroksida (Na OH ), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa
Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air
minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan
dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter
dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning
pada kain dan kertas.
V. Langkah Kerja
a. Percobaan pertama (pengecekan pH)
1. Menyiapkan zat-zat yang akan diperlukan, beserta alat yang digunakan.
2. Mengambil sejumlah pH paper universal (lakmus) sesuai dengan jumlah bahan
yang diperlukan.
3. Menetesi masing-masing bahan di atas kertas lakmus.
4. Memeriksa dan mencatat hasilnya.
5. Mengulangi sekali lagi.
b. Percobaan kedua (tes kelarutan)
1. Menyiapkan 2 mL minyak goreng ke dalam 10 tabung reaksi.
2. Menambahkan senyawa-senyawa yang akan di tes kelarutannya (etanol, heksan,
butanol dan lain-lain).
3. Memeriksa dan mencatat hasilnya.
4. Menambahkan H2SO4 pada etanol, dan heksan yang telah dicampur minyak tadi.
5. Memeriksa dan mencatat hasilnya.
VI. Data Pengamatan
A. Pengecekan pH
Sampel pH
NaOH 12
HCl 1
H2SO4 1
Metanol 6
Kloroform 6
KOH 13
Pentanol 5
Butanol 6
Etanol 5
Heksan 5
B. Tes Kelarutan
Minyak + Sampel (senyawa
organik)Pengamatan
NaOHBerwarna keruh, terjadi pengerasan karena
merupakan reaksi safonifikasi.
Etanol + H2SO4
Sedikit larut, terdapat gelembung, jika ditambah
asam sulfat, etanol menjadi larut dan berwarna
keruh.
Butanol Larut, berwarna keruh, tetap cairan.
HClTerjadinya 2 lapisan, karena sukar larut dalam
minyak, mengeluarkan asap.
H2SO4
Berwarna coklat pekat, sukar larut, terpisahnya
senyawa alifatik di dalam minyak goreng.
Heksan + H2SO4
Sukar larut, jika di tambahkan asam sulfat, heksan
larut dan terdapat endapan berwarna coklat.
Kloroform Sukar larut, terpisah menjadi dua bagian.
Pentanol Larut, berbentuk cairan berwarna keruh.
Metanol Sedikit larut, terdapat gelembung-gelembung.
KOH Larut dan warnanya berubah menjadi keruh.
VII. Analisis
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa tujuan dari percobaan ini
yaitu untuk mengetahui sifat-sifat asam dan basa senyawa organik dan mengenal perbedaan
tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan aromatik. Bahan/zat yang digunakan ada
sepuluh yaitu NaOH, asam sulfat, KOH, HCl, metanol, kloroform, pentanol, butanol, etanol,
heksan, dan minyak. Minyak diperlukan untuk mengetahui perbedaan keasaman karena
minyak digunakan sebagai pelarut yang mempunyai dua rantai yaitu alifatis dan aromatik.
Pada percobaan pertama yaitu pengecekan pH. Yang paling asam setelah di cek yaitu
HCl dan asam sulfat dan yang paling basah yaitu KOH. Pengecekan pH di lakukan dengan
menggunakan kertas lakmus.
Pada percobaan yang kedua yaitu tes kelarutan, pada tes kelarutan ini ada beberapa
bahan hanya berubah warna menjadi keruh tetapi tetap cairan. Pada saat tes kelarutan dengan
NaOH terjadi pengerasan karena minyak dan NaOH merupakan proses dari safonifikasi. Jika
tes kelarutan dengan HCl dan minyak terjadinya dua lapisan dan mengeluarkan asap. Tetapi
pada saat tes kelarutan dengan asam sulfat dan minyak perubahan warna menjadi kehitaman
atau coklat pekatk, karena sifat minyak yang alifatis dan aromatis, jadi minyak memutus
rantai alifatisnya sehingga campuran larutan berubah warna. Etanol dan heksam ditambahkan
dengan asam sulfat, zat etanol larut dalam asam sulfat dan perubahan warna menjadi keruh,
sedangkan heksan dengan asam sulfat terjadi endapan berwarna coklat. Jika kloroform sukar
larut dalam minyak goreng dan terdapat dua lapisan. Jadi senyawa atau zat yang dapat larut
dengan pelarut minyak yaitu KOH, Pentanol, Metanol dan Butanol.
VIII. Kesimpulan
Dari analisa dapat disimpulkan bahwa :
- Pada pengecekan pH, zat yang bersifat asam kuat yaitu asam sulfat dan asam klorida,
dimana pH nya sama dengan 1. Sedangkan zat yang bersifat basa kuat adalah KOH
dengan nilai pH 13.
- Pada tes kelarutan, pelarut yang dipergunakan adalah minyak karena mempunyai
senyawa alifatis dan aromatik. Senyawa atau zat yang larut dengan minyak yaitu
pentanol, KOH, metanol dan butanol. Jika minyak dengan natrium hidroksida terjadi
reaksi safonifikasi, sedangkan dengan HCl dan kloroform terjadi dua lapisan, dan
pada asam sulfat dengan minyak warna berubah menjadi kehitaman atau coklat
kehitaman.
IX. Daftar Pustaka
- Jobsheet. 2015. Penuntun Praktikum Satuan Proses 2 “Sifat Asam dan Basa Senyawa
Organik”. Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.
- http://www.ebenbohr.wordpress.com/32-asam -basa-organik.
- http ://www.chems-is-try.org/kategori/organik/asam-dan-basa-organik.