60
PEMBUATAN TEMPE KEDELAI I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Membuat tempe kedelai dengan cara yang tepat dan benar 2. Memahami proses fermentasi yang terjadi pada kedelai sehingga menjadi tempe 3. Mengetahui pengaruhjenis kacang kedelai terhadaphasil fermentasi dalam pembuatan tempe II. DASAR TEORI 1. Pendahuluan Pada Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhdap biji kedelai atau beberapa bahan lainnya yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus yaitu Rhizopus oligosporus, Rhizopuz oryzae, sehingga membentuk padatan berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai. Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan bahan lainnya. Selain itu prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat dan tepat. Proses pembuatan pada tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe yaitu Rhizopus sp pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya Rhizopus sp membentuk 1

Laporan Tetap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik kimia

Citation preview

PEMBUATAN TEMPE KEDELAII. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu:

1. Membuat tempe kedelai dengan cara yang tepat dan benar

2. Memahami proses fermentasi yang terjadi pada kedelai sehingga menjadi tempe

3. Mengetahui pengaruhjenis kacang kedelai terhadaphasil fermentasi dalam pembuatan tempe

II. DASAR TEORI

1. Pendahuluan

Pada Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhdap biji kedelai atau beberapa bahan lainnya yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus yaitu Rhizopus oligosporus, Rhizopuz oryzae, sehingga membentuk padatan berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai. Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan bahan lainnya. Selain itu prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat dan tepat. Proses pembuatan pada tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe yaitu Rhizopus sp pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya Rhizopus sp membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedelai yang satu dengan biji kedelai lainnya. Sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Masa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe. Selama masa pertumbuhannya jamur Rhizopus juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selain Rhizopus diperkirakan banyak mikroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktivitas yang nyata. Namun demikian, aktivitas yang nyata akan terlihat setelah pertumbuhan Rhizopus sp melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama padda tempe yang dibiarkan dalam suhu kamar yaitu dengan terciumnya bauk amoniak. Bauk amoniak ini menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukkan.Tempe adalah makan khas indonesia. Cara pembuatan tempe telah di temukan sebelum tahun 1900, tetapi pembuatannya masih sederhana. Kualitas tempe yang baik dapatkah diperoleh dengan memilih kedelai yang bermutu baik, pengolahan yang tepat dan penggunaan kedelai yang tidak dicampur bahan lainya.Pembuatan tempe didasarkan pada proses fermentasi, faktor inokulum dan kapang dari jenis rhizopus yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama proses fermentasi, jenis-jenis mikroba lain mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktivitas yang nyata. Fermentasi kapang hanya berlangsung aktiv 1 hari, setelah itu mulai terbentuk spora yang berwarna putih kehitaman, karena mulai dipengaruhi aktivitas bakteri pembusuk.Syarat mutu biji kedelai yang baik adalah :

Bebas dari sisa tananman (kulit polong, potongan batang atau ranting), batu kerikil, tanah atau biji-biji lainya.

Biji kecipir tidak terkena serangan hama dan penyakit

Biji kecipir tidak rusak dan tidak kecil

Kulit biji tidak keriputnya2. STARTER (RHIZOPUS OLIGOSPORUS)

1. Menggunakan jamur tempe kedelai kedalam larut

Cara yang tepat untuk mendapatkan starter adalah dengan menggunakan jamur tempe kedelai sebagai pengganti laru. Caranya sebai berikut: tempe kedelai di rajang kecil-kecil kemudian bisa disangrai atau dijemur diterik matahari. Setelah kering tempe ditumbuk menjadi tepung dan siap digunakan. Penggunaan dicampurkan dengan bahan baku yang siap ketahap peragian.

2. Laru bubuk buatan sendiri

Diperlukan bahan-bahan sebagai berikut : tempe segar, beras atau nasi, tepung terigu dan air. Peralatan yang dibutuhkan adalah besek bamboo, sendok, wajan, alu, ayakan baskom dan kompor. Proses pembuatanya adalah sebagai berikut : pertama-tama jamur tempe kedelai dirajang tipis-tipis agar jamur tempe kedelai mudah dikeringkan dan digilis. Setelah dirajang tempe dirjemur hingga kering kemudian irisan tempe kedelai ditumbuk menjadi tepung dan diayak halus. Menyiapkan nasi yang baru tetapi dingin dan dicampurkan dengan tepung tempe kedelai sambil diaduk sampai rata. Perbandingan nasi dan tepung tempe adalah 1:1.

Campuran ini diperam yaitu membungkus campuran dengan daun pisang lalu dimasukkan dalam besek tertutup rapat selama semalam. Jika suddah ditumbuhi jamur berarti sudah siap dikeringkan dengan dijemur diterik matahari. Setelah kering ditumbuk sampai halus kemudian dicampur dengan tepung nasi yangtelah dibubuhi jamur dengan perbaningan 18:1 pencampuran harus dilakukan secar merata.

III. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Alat

Kompor

Kaca arloji+spatula

Pengaduk gelas

Botol aquades

Panci

Ember plastik

Plastik + daun pisang

2. Bahan Biji kedelai putih kg Bibit tempe (laru) 500 gr

Air bersih secukupnyaIV. LANGKAH KERJA1. Memilih kedelai yang berkualitas baik, lalu membersihkan dan mencucinya dengan air bersih

2. Merebus kedelai sampai 30 menit, lalu merendamnya dalam air perebus selama 22 jam, selama satu malam bila pH=5 (dengan cara menambahkan asam laktat 10ml/liter air perebus)

3. Setelah direndam kedelai lalu membuang kulit ari kedelai, mencuci dan merebus atau mengukus dengan air baru dan bersih selama 40-90 menit. Kemudian rebusan kedelai ditiriskan pada nampan atau alas yang beralaskan daun pisang. Lalu mendinginkannya sambil mengaduk dan meratakan

4. Setelah rebusan kedelai dingin dan diratakan kemudian menaburkan laru tempe secara merata dengan alat pengaduk

5. Lalu memasukkan kedelai dalam plastik ataupun daun, sesuai selera dengan ukuran yang diinginkan. Menusuk plastik yang telah dibungkus dengan jarum, pada sisi atas dan bawah, sebanyak mungkin.

6. Lalu menyimpan atau memeram pada tempat atau rak yang aman dalam waktu 20-30 jam (2-3 hari) tempe kedelai sudah jadi.

Gambar : Skema proses pembuatan tempe

V. DATA PENGAMATAN

KEADAAN KEDELAI SETELAH DI FERMENTASI

( A ) ( B )

KEADAAN KEDELAI SEBELUM FERMENTASI (C) (D)

Keterangan gambar dari data pengamatan

(A): Kedelai yang telah berubah menjadi tempe yang sering disebut fermentasi

(B): Kedelai yang berhasil menjadi tempe di dalam bungkus daun pisang

(C): Kedelai saat proses inokulasi

(D): Kedelai yang sudah dibungkus daun pisang dan plastik

Tabel Perbandingan Hasil Tempe di kedua kemasanKEMASANPENGAMATAN

TEKSTURAROMARASA

DAUN PISANGPadat, rapat, rapiLebih harumEnak

(sedikit hambar)

PLASTIKPadat, tidak serapat dan serapi di kemasan daun pisangTidak seharum di keemasan daun pisangEnak

(lebih hambar dari pada daun pisang)

VI. ANALISIS PERCOBAAN

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa tempe yang telah dibuat berhasil. Hal ini dapat diketahui dari ciri-ciri tempe yang telah dibuat yaitu berwarna putih atau putih keabu-abuan. Warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Miselia jamur ini biasanya tumbuh merata di sepanjang permukaaan tempe. Tekstur tampak padat dan lunak. Ini disebabkan oleh miselia jamur yang menghubungkan antara biji-biji kedelai.

Aroma khas tempe , biasanya aroma pada tempe sedikit berbau aam dan tidak menyengat seperti bau amonia dan alkohol. Tempe tidak hancur terutama pada saat dipotong. Artinya tempe tidak terlalu lembek dan berbentuk padat. Selain itu faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe yaitu:

1. Oksigen: oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu, kantong plsatik harus dilubangi atau ditusuk jarum.2. Laru: pada pembuatan tempe sebaiknya digunakan laru yang belum lama disimpan agar dalam pembuatan tempe sebaiknya digunakan laru yang belum lama disimpan agar pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.Selain itu yang terpenting memilih kacang kedelai yang bebas dari sisa tanaman tidak berwarna hitam, tidak keriput.VII. KESIMPULAN

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam pembuatan tempe kedelai diperlukan kebersihan tempat, agar tempe yang dibuat dapat menjadi tempe yang berkualitas baik.

2. Proses pembuatan tempe merupakan proses penanaman mikroba jamur Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses fermentasi kedelai oleh ragi tersebut.3. Tempe yang telah dibuat pada percobaan ini berhasil. Ini ditandai bahwa tempe yang dibuat tidak berwarna hitan dan tidak keriput.

4. Proes fermentasi menyebabkan sifat organoseptik pada tempe berbungkus daun pisang menjadi berwarnaputih dan sedikit kehitaman, berbau aroma tempe yang memiliki rasa yang asam dengan sedikit hambar dan pada tempe yang berbungkus daun plastik memiliki warna yang sama, tetai rasanya lebih hambar dan kurang asam dibandingkan pada tempe berbungkus daun pisang dan baunya pun sama.GAMBAR PROSES

GAMBAR ALAT

TAMPAN

PLASTIK

KOMPOR

BASKOM

PANCI

EMBER

SPATULADAFTAR PUSTAKAAmin, Ir Jaksen M, M.Si.2014.Penuntun Praktikum rekayasa bioproses. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya www.deethebiokidz.blogspot.comPEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASII. TUJUAN

Mengetahui teknik pembuatan minyak kelapa secara tradisional dengan baik

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah rendemen yang dihasilkan dari pembuatan minyak kelapa secara tradisional

Mengetahui waktu yang diperlukan dalam pembuatan minyak kelapa secara tradisional

II. DASAR TEORI

Minyak merupakan bahan rumah tangga yang sangat banyak kegunaannya, sehingga menjadi bahan pokok yang harus selalu ada dalam rumah tangga. Kegunaan utama minyak adalah digunakan untuk menggoreng segala macam bahan makanan. Bahan utama minyak bisa dari daging kelapa atau sawit. Minyak yang sering digunakan sebagai bahan utamanya adalah daging kelapa.

Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara, diantaranya secara tradisional melalui pemasakan terhadap santan kelapa. Tetapi cara tersebut kurang efesien untuk industri kecil ataupun industri rumah tangga. Disebabkan beberapa faktor seperti rendemen minyak yang relatif rendah dan kebutuhan bahan bakar yang cukup besar dengan biaya yang cukup mahal. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka cara fermentasi yang cocok untuk industri kecil ataupun home industri, karena cara fermentasi merupakan proses yang hemat energi.

Saat ini ditemukan metoda pembuatan minyak kelapa yang dapat mengurangi beberapa kerugian tersebut. Metoda ini didasarkan pada penemuan bioteknologi sederhana, yaitu suatu proses atau usaha pembuatan suatu produk baru dengan penggunaan mikroorganisme di dalam proses pembuatannya. Dalam bioteknologi pembuatan minyak kelapa ini dibantu oleh mikroorganisme yaitu jamur saccharomyches,sp. Jamur ini berperan dalam pemisahan minyak dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metoda ini lebih dikenal dengan pembuatan minyak kelapa dengan menggunakan ragi atau juga disebut pembuatan minyak kelapa secara fermentasi.

Disamping juga rendemennya semakin tinggi, adapun ciri-ciri kelapa yang baik untuk digunakan sebagai bahan pembuatan VCO seperti berikut ini :

1. Berasal dari varietas kelapa dalam atau kelapa hibrida total. Rendemen yang diperoleh, dari varietas ini akan lebiih banyak dibandingkan dengan kelapa hibrida.

2. Telah berumur 11-13 bulan. Umur kelapa yang akan digunakan untuk membuat VCO tidak boleh terlalu muda ataupun terlalu tua. Apabila terlalu muda, kandungan minyaknya masih sangat rendah sehingga rendemen yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya bila kelapa yang digunakan sudah terlalu tua maka akan banyak kandungan minyak yang sudah diubah menjadi karbohidrat. Dengan demikian rendemen yang dihasilkan pun akan sedikit

3. Berat kelapa berkisar 130 gr/butir. Sebaiknya, ukuran kelapa dipilih yang seragam agar memudahkan dalam penanganan.

4. Kulit sabuut kelapa yang sudah berwarna coklat, hal ini menandakan bahwa kelapa sudah cukup tua

5. Apabila dikoclok, bunyinya akan terdengar nyaring, tentu saja hal ini berhubungan dengan jumlah air yang berada didalam kelapa telah berkurang. Berkurangnya jumlah air ini berhubungan dengan dekomposisi kandungan gizi kelapa. Banyak kandungan zat-zat gizi dari air kelapa yang dipindahkan kedalam daging buahnya. Dengan demikian kandungan zat gizi yang terdapat didalam daging buah akan bertambah banyak terutama minyak atau lemaknya.

6. Apabila dibelah, daging buah berwarna putih dengan ketebalan berkisar 10-15 mm pada pangkal kelapa. Sudah terdapat benjolan kecil berwarna kekuningan yang disebut gandos. Apabila gandos sudah besar sebaiknya tidak digunakan secara kandungan minyak dalam daging buah sudah banyak berkurang.

Pada pembuatan minyak kelapa secara fermentasi ini, sebenarnya yang diperlukan adalah enzim. Enzim yang dihasilkan dari jamur saccharomycess,sp. Ini dilepaskan dilingkungan sekitar jamur untuk menghancurkan substrat tempat tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organik dapat larut. Substrat yang dihancurkan ini pada umumnya berupa senyawa karbohidrat dan protein. Dengan dihancurkannya karbohidrat dan protein oleh enzim yang dihasilkan oleh jamur maka minyak-minyak atau protein akan terlepas, ,minyak akan mnengendap . protein yang mengendap inilah selanjutnya yang disebut galendo.VCO tidak hanya dapat difermentasikan dengan ragi tetapi media yang digunakan juga juga bisa dengan jeruk nipis, dan bawang putih. Yang terdapat kandungan diantaranya. :

1. RAGI

Kata ragi dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan dalam pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, tape, roti, anggur, brem, dan lain-lain. Menurut Winarmo (1994), mikroba mampu hidup pada hampir semua tempat yang keadaan. Serta mampu bertahan dalam berbagai keadaan dan lingkungan baik pada suhu, tekanan, pH, tingkat osmosis serta keadaan yang ekstrim.

Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat dibentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrient. Mikroorganisme ang terdapat dalam ragi umumnya terdiri dari bakteri dan fungi, yaitu aspergilus mecor amylomyches, endomycopsis, saccharomyches, dan sebainya.

Ragi atau yeast dibagi atas:

Ragi cair (Liquid yeast)

Ragi basah ( Tomprossed yeast)

Ragi kering aktif ( active dry yeast)

Ragi beku ( frozen yeast)

Ragi kering instant ( Instant dry yeast)

2. BAWANG PUTIH

Pembuatan minyak VCO dengan media bawang putih ini banyak mengandung manfaat dan khasiat. Kandungan senyawa alisin dalam bawang putih berfungsi sebagai antibiotik alami dan senyawa asam laurat berfungsi sebagai pembunuh virus, bakteri, jamur dan kuman.Khasiat yang terkandung:

Membantu mengurangi peradangan kronis

Membantu mencegah tekanan darah tinggi

Berfungsi sebagai antioksidan pelindung

Mematikan berbagai virus yang menyebabkan influenza, hepatitis C, Cacar air, dan herpest.

Bawang putih juga bisa menjadi VIGO PREMIUM yang apabila sudah ditambahkan VCO yang berfungsi sebagi herbal anti kanker.

3. JERUK NIPIS

Jeruk nipis ataupun yang dalam bahsa indianya disebut Citrus Aurantum memiliki manfaat yang paling banyak selain bisa juga digunakan untuk pembuatan VCO, jeruk nipis merupakan bahan dasar ramuan obat kecantian tradisional di Indonesia. Hampir dalam kandungan 100 gr jeruk nipis terdapat 51 kal, protein 0,9 gr , lemak 0,2 gr, karbohidrat 11,4 gr , mineral 0,5 gr, kalsium 33 mg, fosfor 23 mg, besi 0,4 mg, dan asam askorbat 49 mg. Selain memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino, minyak atsiri, lemon kamfer, glikosida, asam sitrun, lemak kalsium, fosfor belerang vitamin B1 dan C. Rasa jeruk nipis yang asam bisa membantu membersihkan nikotin yang terdapat pada gigi dan mulut orang yang suka merokok. Di Indonesia jeruk nipis sering dimanfaatkan untuk mengatasiberbagai macam penyakit seperti disentri, sembelit, ambien, haid tidak teratur, jerawat, vertigo, suara serak, batuk, bau badan, miisan , dan radang hidung. Kandungan sitrat jeruk nipis lokak 10x lipat dari jeruk nipis. Kandungan sitrat oada jeruk kepnok atau 6x lipat dari jeruk manis. Kandungan sitratnya mencapai 55,6 gr/kg nya.

4. SANTAN

Santan adalah cairan berwarna putih yang diperoleh dari pemanasan daging kelapa segar dengan atau penambahan air. Pengolahan santan yang lama dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, ukuran buah kelapa, cara dan tahap pemerasan dan faktor lainnya.Jika santan didiamkan akan terpisah menjadi dua fase yaitu fase skim yang jernih dan fase krim yang berwarna putih susu.Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pemerasan parutan kelapa tanpa air diperoleh emulasi minyak dalam air yang mengandung minyak sekitar 41-44%, air sekitar 46% zat padat bebas lemak sekitar 10% dan protein sekitar 4,8%. Bahan tersebut dapat dinamakan sebagai krim kelapa.

III. BAHAN YANG DIGUNAKAN

Santan kelapa

1kg Air kelapa

1600mL Ragi roti / Fermipan

2gr Air mineral

Secukupnya Jeruk nipis

3 Siung Bawang putih

3 siungIV. ALAT YANG DIGUNAKAN

Saringan / Kain kasaSecukupnya

Gelas ukur

2 buah

Gelas kimia

3 buah

Corong pisah

3 buah

Statif

1 buah

Panci / baskom

1 buah

Botol aquadest

3 buah

Sendok

3 buah

Erlenmayer

1 buah

V. LANGKAH KERJA

A. Pembuatan stater

Cairan bibit (stater) yang mengandung saccharomyches cereviseae harus disiapkan terlebih dahulu sebelum proses fermentasi pembuatan minyak kelapa.Proses :a. Menampung air dan melibangi kulit ari kelapa yang sudah dibuang tempurungnya

b. Memotong dan mencuci kelapa, kemudian memarutnya.

c. Memberi air hangat atau air dingin pada kelapa parut, lalu meremas-remasnya dan sisaring sehingga memperoleh air santan

d. Kemudian mencampurkan satu bagian air kelapa dengan sembilan bagian santan dan menambahkan lagi ragi roti, lalu campurannya diaduk hingga rata dan larut. Kemudian peram campuran selama satu malam dan akan tumbuh mikroba sacharomyches cereviseae.e. Setelah memeram selama satu malam, maka akan terbentuk dua lapisan, pertama lapisan blondo (kental) dan lapisan kedua cairan bibit (encer). Cairan bibit inilah yang digunakan untuk fermentasi.

KET : BAHAN

PROSESB. Proses FermentasiPengolahan daging kelapa sama dengan cara pembuatan cairan bibit, tetapi pada proses fermentasi tidak ditambahkan ragi. Tahap-tahap fermentasi adalah sebagai berikut.

a. Mengupas sabuut kelapa, memisahkan dari tempurung dan membuang kulit arinya.b. Memotong-motong kelapa menjadi beberapa bagian kemudian mencuci dan memarutnya.c. Membiarkan santan sebentar sampai kepala santan terpisah dari air santand. Memisahkan kepala santan, lalu mencampurkan cairan bibit dengan kepala santan tersebut dengan perbandingan 1:3 dalam corong pisah dan dikoclok sehingga meratae. Memeram (inkubasi) campuran minimum 8 jam pada suhu kamar dan dalam keadaan terbukaf. Setelah fermentasi berjalan, cairan terpisah menjadi 3 lapisan yang kemudian dipisahkan dengan cara-cara membuka keran pada corong pisah. Bagian atas blondo, ditengah Minyak, dan bagian bawah adalah cairan. SHAPE \* MERGEFORMAT

VI. DATA PENGAMATAN

Menyiapkan bahan yang akan digunakan

Menyiapkan alat alat yang akan digunakan

Proses pembuatan VCO pada hari pertama , dengan menggunakan media termipan , jeruk nipis dan bawang , dan selanjutnya diletakkan di statif untuk di fermentasi

Hasil dari proses fermentasi , telah terlihat blondo, minyak dan cairan telah terurai terpisah

Proses penyaringan untuk mendapatkan VCO

Hasil VCO yang didapat dari hasil percobaan

VII. ANALISA PERCOBAAN

VCO ( Virgin Coconut Oil ) dibuat dari santan kelapa. Dalam pembuatan VCO banyak hal yang harus diperhatikan yaitu air kelapa yang segar dan bersih , santan yang steril dan tempat kerja yang bersih. Proses penyaringan pertama dilakukan sebanyak 3 kali penyaringan . Penyaringan dimulai dengan membuka corong pisah ( bagi yang menggunakan corong pisah ) dan membuka tutup botol aqua ( bagi yang menggunakan botol ) . Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan cairan yang ada pada bagian bawah . Cairan ditampung di gelas kimia apabila cairan telah habis dan berganti minyak yang keluar. Produk VCO yang benar akan terdiri dari beberapa lapisan , yaitu lapisan blondo , lapisan minyak dan lapisan cairan dan juga VCO yang benar atau berhasil akan menghasilkan minyak yang jernih dan wangi yang harum dan khas.

Pada pembuatan VCO ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Sirkulasi udara , sebab udara yang begitu saja masuk akan membawa mikroba jahat dan menyebabkan gagalnya pembuatan VCO , oleh karena itu corong pisah ditutupi dengan kain kasa yang bertujuan agar mikroba jahat tidak dapat masuk.

2. Santan kelapa harus steril pada proses pembuatan VCO karena santan kelapa yang telah terkontaminasi tidk dapat digunakan untuk pembuatan VCO.

3. Alat alat yang digunakan saat pembuatan VCO harus steril agar mikroba mikroba tidak masuk ke alat sehingga tidak meruak produk VCO yang akan dibuatVIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa dapat dibuat berbagai cara diantaranya cara tradisional dengan cara dimasak dan cara fermentasi. Minyak kelapa murni terbuat dari kelapa segar tanpa pemanasan prosesnya dan tanpa RDP serta bahan kimia. Tujuan pengolahan seperti ini agar kandungan esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Manfaat VCO bagi meningkat energi dan lain lain . Selain itu minyak murni memiliki keunggulan yaitu : biaya murah , pengolahan sederhana , kandungan nutrisi tetap terjaga.Untuk menghasilkan minyak kelapa yang baik harus melakukan proses yang baik pula sehinggakita harus memperhatikan setiap langkah langkah dengan teliti dan benar agar produk VCO yang dhasilkan berkualitas baik dan bagus.

IX. GAMBAR PROSES

X. GAMBAR ALAT

No.GambarNama Alat

1.Gelas Ukur

2.Corong Pisah

3.Kain Kasa

4.Erlenmeyer

5.Botol

6.Panci

7.

Sendok

8.

Baskom

9.Serbet

10.Neraca Analitik

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ir Jaksen M, M.Si.2014.Penuntun Praktikum rekayasa bioproses. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya www.google.comMelihat Benda Melalui MikroskopI. TUJUAN PERCOBAAN

Mengenalkan kepada mahasiswa cara pemakaian mikroskop untuk mengamati dan melihat berbagai serat, untuk mengamati macam macam amilum, mikroorganisme dalam air dan melihat mikroorganisme dari susu

II. DASAR TEORI

Mikroskop digunakan untuk memperoleh bayangan yang sangat halus dari suatu benda dan dengan demikian dapat dilihat susunan yang halus dari suatu benda yang bagian bagiannya tidak terlihat dengan mata biasa.

Bagian bagian dari mikroskop :

1. Statief

Pada Statief terpasang bagian : Kaki, Tiang, dan Meja Benda

2. Kyker ( Optika )

Merupakan bagian terpenting dari mikroskop dimana terdapat alat alat

pembesaran benda yang terdiri dari :

a) Okuler: terdapat pembesaran 5x, 6x, 12x, dst.

b) Objektif: dapat digerakkan dan menunjukkan kekuatan

pembesaran seperti pada okuler : 10x, 50x, 100x, 200x, dst.

Pembesaran dengan mikroskop dapat ditentukan dengan mengalikan kekuatan pembesaran objektif dan okuler yang dipakai

Misalnya : Objektif 20x, Okuler 5x, maka pembesaran yang diperolah adalah 100x. Perhitungan ini sebenarnya tidak tepat , sebab pembesaran dari mikroskop masih dipengaruhi oleh : panjang tubuh kyker, ialah jarak antara okuler sampai pada bagian revolver yang dapat berputar ( bagian atas objektif )

Panjang tubuh kyker biasanya ditentukan menurut macam mikoskopnya. Biasanya untuk mikroskop keluaran pabrik Leitz 170 mm, untuk zeiss 160 mm, pada okuler biasanya terdapat suatu garis tanda yang menunjukkan panjang tubuh kyker yang tepat.

3. Alat cermin

a) Cermin datar dan cekung, berfungsi untuk menangkap cahaya, diteruskan melalui benda ke mata kita. Cermin ini dapat berputar ke segala arah. Bagian cermin cekung dapat ditangkap lebih daripada cermin datar.

b) Diafragma, untuk mengatur banyak dikitnya cahaya yang dibutuhkan

c) Kondensor, Sebuah lensa untuk memusatkan cahaya yang dipergunakan dan cahaya ini dapat mengatur masuknya cahaya

Dalam pengamatan dengan mikroskop dikenal dengan 2 sistem, yaitu :

1. Sistem Kering

Sistem ini tidak menggunakan cairan preparat dan lensa ( Objektif )

2. Sistem Basah

Pada sistem ini mempergunakan cairan antara objektif dengan preparat, cairannya dapat berupa air, namun yang biasa digunakan adalah Cadar ( Cedar Oil ) . Dengan immersie sistem dapat diperoleh pembesaran yang jauh lebih besar dari sistem kering sampai 1000x atau lebih. Sehabis bekerja dengan immerse oil, lensa harus dibasahi dengan alcohol absolute atau dengan xylol. Juga pada pekerjaan biasa lainnya jika lensa menjadi kotor karena sesuatu hal yang harus dibersihkan.

Dalam bioproses tidak terlepas dengan kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroba, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel yang sangat kecil, dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Jenis mikriba tersebut dapat berupa kapang, bakteri, ragi, yang mempunyai bentuk yang berbeda dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran beratus atau beribu kali. Selain bentuknya, bagian bagian dari mikroba hanya dapat menggunakan mikroskop saja untuk melihatnya, juga keadaan mikroba yang mati atau hidup dapat dilihat dengan bantuan lain, yaitu dengan menggunakan warna zat.

Macam-macam mikroskop1. Mikroskop cahaya Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1.000 kali dari ukuran asli spesimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak lagi dapat dilihat dengan jelas.

2. Mikoskop elektron Mikroskop elektron adalah jenis mikroskop yang menggunakan sinar partikel elektron untuk menerangi spesimen dan menghasilkan gambar yang diperbesar. Mikroskop elektron dibagi menjadi dua, yaitu :

- Mikroskopi elektron payar (SEM), memfokuskan seberkas elektron melalui spesimen atau pada permukaannya. Dengan resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi.

- Mikroskopi elektron transmisi (TEM), mengarahkan berkas elektron melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya melalui obyek (slide).

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKANa) Bahan yang digunakan :

Macam macam bahan serat : Serat kapas, kapuk, bulu

3 Macam bentuk amilum : Kentang, Ketela, Beras

Mikroorganisme dalam air : Sungai, Selokan, Kolam

Larutan susu

Larutan methylen blue

Larutan alcohol

Aquadest

b) Alat yang digunakan :

Mikroskop

Preparat

Kaca Objek

Kaca penutup

Bunsen

Pinset

Jarum Ose

IV. LANGKAH KERJA Mikroskop 11. Menyiapkan macam macam bahan serat yaitu : Serat kapas, Serat kapuk, Serat bulu

2. Membersihkan kaca objek dan kaca penutup dengan alcohol lalu mengeringkannya

3. Mengambil masing masing serat, meletakkan pada kaca objek, lalu menutup dengan kaca penutup

4. Menggambarkan apa yang dilihat dalam mikroskop dengan cara mata kiri melihat ke dalam mikroskop, mata kanan dan tangan menggambar

5. Menggambarkan apa yang diamati dan menerangkan perbedaan masing masing serat diatas

PERHATIAN!!

Gambar diatas hanyalah contoh literature

Mikroskop 2

1. Menyiapkan 3 macam bentuk amilum yaitu : butir amilum kentang, ketela, dan beras

2. Mengambil beberapa butir amilum dengan jarum preparat

3. Memeriksa dalam air atau glycerin

4. Meneteskan larutan J2 dalam KJ atau Jodium Tinctur pada preparat dibagian sisi kaca tutup dan pada sisi yang lain. Cairan yang ada dibawah kaca penutup dihisap keluar dengan kertas penghisap, sehingga J2 dalam KJ akan masuk ke dalam dengan perlahan ke bawah kaca penutup

5. Menggambarkan apa yang diamati dan menerangkan perbedaan butir amilum di atas. Memerhatikan adanya lamella, dan letak lamella ( kosentris atau eksentris )

Gambar diatas hanyalah contoh literature

Mikroskop 3

1. Menyiapkan 3 Jenis Air yaitu :

Air permukaan ( Surface Water ) : misalnya air Sungai

Air limbah ( Waste water ) : misalnya air selokan

Air dalam tanah ( Ground water ) : misalnya air sumber mata air, atau air sumur

2. Membersihkan kaca preparat, membilasnya dengan menggunakan alcohol lalu mengeringkannya

3. Mengambil air masing masing jenis dengan pipet, menaruhnya diatas preparat, lalu menutup dengan kaca penutup

4. Mengamati dengan menggunakan perbesaran tertentu. Memeperhatikan dengan teliti pada pengamatan ini karena berkemungkinan akan menemukan mikroorganisme yang bergerak

5. Menggambarkan apa yang dilihat dan untuk mempermudah memperkirakan gambar mikroba denggan menggunakan literature

Miikroskop 4

1. Menyediakan preparat susu segar dan susu yang telah rusak

2. Menyelidiki mikroorganisme dalam bahan tersebut dan mengamati perbedaan pada kedua bahan tersebut3. Menyelidiki banyaknya mikroorganisme dalam bahan tersebut dengan methylen blue, reduction metode : mengambil 10cc sample susu, menaruhnya kedalam tabung reaksi, kemudian menambahkan 10cc larutan standard dari methylen blue thiosianate, menutupnya dengan kapas kemudian mengocoknya dan menaruh dalam bak air temperature 35,5oC mengamati waktunya. Kecepatan perubahan yang terjadi dapat digunakan sebagai petunjuk banyaknya mikroorganisme yang ada di dalam bahan tersebut

4. Mencatat semua perubahan yang terjadi dalam hasil pengamatan dan menjelaskan perbedaan kedua sample tersebut

V. DATA PENGAMATAN Mikroskop 1 ( Pengamatan macam macam serat )

Sample: Serat Bulu Ayam

Warna: bening ( Coklat )

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam

Bentuk sel: Batang Sample: Serat Bulu Burung

Warna: bening ( Hitam )

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam

Bentuk sel: Batang Sample: Serat Kapas

Warna: bening ( Hitam )

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam

Bentuk sel: Seperti akar serabut Sample: Serat Bulu Kucing

Warna: bening ( Hitam )

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam

Bentuk sel: Batang Mikroskop 2 ( Pengamatan macam macam amilum )

Sample: Patih kentang

Warna: bening

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam

Bentuk sel: Batang

Dinding sel: Tebal Sample: Patih Ubi

Warna: bening

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam

Bentuk sel: Bulat

Dinding sel: Tipis

Sample: Patih Jagung

Warna: bening

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam

Bentuk sel: Bulat

Dinding sel: Tebal

Sample: Patih Beras

Warna: bening

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam

Bentuk sel: Batang

Dinding sel: Bulat Mikroskop 3 ( Mikroba dalam air )

Sample: Air Sungai Warna: bening

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam Tidak terlihat mikroba yang bergerak gerak

Sample: Air Selokan (waste water) Warna: bening

Perbesaran:

Mob : 10x

Mtotal : 100x

Mok : 10x

Sifat

: Diam Terlihat dan teramati mikroba yang bergerak gerak Mikroskop 4 ( Mikroba dalam susu segar dan susu basi )

Susu segar yang ditambahSusu basi yang ditambah

Methylen blue

Methylen Blue

Setelah didiamkan selama 30 menit terlihat perbedaan

Warna antara susu segar dan susu basiWaktuSusu SegarSusu Basi

Pada Saat awal ditambahkan Methylen BlueBerwarna coklat dan warnanya sama seperti susu basi, baunya enakBerwarna coklat dan warnanya sama seperti susu segar, baunya tidak enak

Setelah 30 menitWarna coklatnya memudar dan menjadi lebih putih, baunya masih enakWarnanya tetap coklat dan tidak berubah seperti susu segar, baunya tidak enak

VI. ANALISA PERCOBAANa. Pengamatan macam macam serat dengan mikroskopHasil percobaan yang didapatkan beberapa gambar yang memiliki ciri khas tersendiri yang dapat membedakan serat satu dan serat yang lainnnya. Dara beberapa data yang dipraktikkan maka dapat diberikan sedikit gambaran tentang percobaan yang kami lakukan :1) Perbesaran mikroskop yang kurang, dimana kami menggunakan perbesaran lensa okuler 10x dan lensa objektif 10x jadi Mtotal = 100x sehingga gambar yang kami dapatkan kurang memuaskan walaupun gambar yang kami dapatkan sudah baik

2) Seringkali kebersihan kurang terjaga dan terdapat kotoran sehingga praktikkan menganggap itu bagian dari serat

b. Pengamatan macam macam amilum dengan mikroskopHasil percobaan yang didapat memiliki ciri ciri tersendiri yang khas dan dapat membedakannya dengan amilum lain. Kami masih menggunakan perbesaran yang sama yakni Mtotal = 100x. Dapat dilihat perbedaan bentuk dan kerapatan amilum pada beras, kentang dan jagung

Seringkali kesalahan yang terjadi yakni yang terambil bukanlah saripati yang kita inginkan melainkan hanya airnya saja. Hal inilah yang menyebabkan saat diamati dibawah mikroskop tidak terlihat apa apa

c. Pengamatan mikroorganisme dalam air dengan mikroskopHasil percobaan yang didapat memiliki ciri ciri yang khas tersendiri yang dapat membedakan mikroorganisme satu dan yang lainnnya. Terdapat mikroba yang ada pada masing masing air tersebut. Terutama pada air limbah (waste water) kami mendapati mikroba yang bergerakd. Pengamatan macam macam mikro susuHasil percobaan yang didapat terdapat banyak bakteri pada susu basi karena telah terkontaminasi oleh mikroorganisme yang dibawah oleh udara, dan dibuktikan setelah penambahan methylen blue dan didiamkan terjadi perbedaan warna dimana susu yang segar warnanya berubah lebih putih dimana mikroba bekerja aktif, dan sebaliknya di susu basi mikroba sudah mati ditandai tidak berubahnya warna susu tersebut.VII. KESIMPULAN Penggunaan mikroskop dalam memnentukan jenis serat, macam macam amilum, dan mikroorganisme pada macam macam air mepunyai keakuratan yang cukup baik asal didukun oleh ketelitian pengamat serta mikroskop yang mempunyai perbsaran yang cukup besar Setiap saat serat, amilum dan mikroorganisme memiliki ciri ciri morfologi tersendiri seperti serat lapas yang berbentuk seperti pita dan amilum pada kentang yang terdiri atas lamella lamella dan hilus yang membedakan tiap tiap serat, amilum, dan mikroorganisme yang hidup dibeberapa jenis air Lebih besar perbesaran pada mikroskop maka lebih mudah kita menentukan jenis serat, amium, dan jenis mikroorganisme pada air yang diamati.VIII. LAMPIRAN

Mikroskop

Spatula

Preparat

Kaca tutup

Mortar and pastleTabung reaksiDAFTAR PUSTAKA

Amin, Ir Jaksen M, M.Si.2014.Penuntun Praktikum rekayasa bioproses. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya Kedelai

Dicuci

Direbus 30 menit

Direndam 22 jam

Dikupas kulit arinya

Dicuci

Direbus 40 menit

Ditiriskan

Diinokulasi (1gr/kg kedelai)

Dibungkus daun pisang atau plastik

Di inkubasi 38-40 jam

Tempe Kedelai

KELAPA

BLONDO

CAIRAN BIBIT

PEMERAMAN

RAGI

AIR KELAPA

SANTAN

MINYAK KELAPA

PEMERAMAN

KEPALA SANTAN

SANTAN

CAIRAN BIBIT

CAIRAN

BLONDO

AIR SANTAN

KELAPA

Sabut, Tempurung, Kulit ari

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

EMBED CorelDRAW.Graphic.14

1

_1039816490.unknown

_1474489273.unknown

_1474490863.unknown

_1474490240.unknown

_1039819342.unknown

_1474489107.unknown

_1039817872.unknown

_1039819286.unknown

_1039814610.unknown

_1039814841.unknown

_1039814351.unknown